Laman

Minggu, 30 September 2018

Hati yang suci

Imam al Ghazali Berkata: “Kehidupan seorang muslim tidak dapat dicapai dengan sempurna, kecuali mengikuti jalan Allah SWT yang dilalui secara bertahap. Tahapan-tahapan itu antara lain : tobat, sabar, faqir, zuhud, tawakal, cinta, makrifat dan ridha. Karena itu seseorang yang mempelajari tasawuf wajib mendidik jiwa dan akhlaknya. Sementara itu, hati adalah cermin yang sanggup menangkap makrifat. Dan kesanggupan itu terletak pada hati yang suci dan jernih.”

Imam Al Ghazali menekankan pentingnya hati yang bersih agar bisa menangkap cahaya Ilahi, tanpa itu maka kegelapan akan menyelimuti hidup manusia dari dunia dan akhirat.

Nabi berkata bahwa segala sesuatu ada pembersihnya dan pembersih hati adalah dzikir. Dzikir juga berbagai macam dan dzikir terbaik adalah dibawah bimbingan Guru Mursyid yang menerima ijazah langsung dari Rasulullah SAW melalui Guru Guru sebelumnya sambung menyambung tanpa terputus.

Hati yang bersih ibarat danau yang tenang dan damai, selembar daun jatuh akan langsung terasa. Karena itulah kenapa para wali bisa merasakan getaran sehalus apapun yang terjadi diluar dirinya karena hatinya sangat tenang.

Proses pembersihan hati itulah yang menyebabkan hamba bisa melewati maqam demi maqam (tobat, sabar, faqir, zuhud, tawakal, cinta, makrifat) seperti yang digambarkan oleh Imam Al Ghazali sehingga seorang hamba mencapai maqam Ridha (di Ridhai Allah).

Keliru kalau orang mengharapkan ridha Allah tanpa makrifat kepada Allah terlebih dulu, sama dengan mengharapkan kasih sayang raja tapi tidak mengenal raja sama sekali.

Rabu, 26 September 2018

ISLAM NUSANTARA

Tanya :
Akhir-akhir ini banyak yang membahas tentang islam nusantara, apakah itu islam nusantara?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Istilah islam nusantara, menjadi isu yang mulai ramai dibicarakan. Sejalan dengan peran para budayawan dan orang-orang liberal di Indonesia. Dan nampaknya ini hendak dijadikan sebagai gerakan. Di UIN jakarta sendiri telah diselenggarakan festival budaya islam nusantara. Bahkan ada yang mengatakan, fenomena membaca al-Quran dengan langgam jawa, merupakan bagian dari proyek islam nusantara itu.
Mengingat ini istilah yang asing bagi masyarakat, kita perlu tahu, sebenarnya apa maksud mereka dengan istilah islam nusantara itu. Apakah maksudnya agama islam yang dibongkar pasang, diganti sana-sini, sehingga menjadi agama sendiri yang berbeda sama sekali dengan ajaran islam Nabi Muhammad? Seperti halnya istilah ‘kristen jawa’ yang berbeda sama sekali dengan ajaran kristen lainnya. Atau islam seperti apa?
Di sana ada sebuah tulisan, yang dirilis oleh web Fakultas Adab & Humaniora UIN jakarta. Dalam tulisan itu, dikutip definisi istilah ‘islam nusantara’ menurut Azyumardi Azra. Dia mengatakan,
“Islam Nusantara adalah Islam distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi dan vernakularisasi Islam universal dengan realitas sosial, budaya dan agama di Indonesia. Ortodoksi Islam Nusantara (kalam Asy’ari, fikih mazhab Syafi’i, dan tasawuf Ghazali) menumbuhkan karakter wasathiyah yang moderat dan toleran. Islam Nusantara yang kaya dengan warisan Islam (Islamic legacy) menjadi harapan renaisans peradaban Islam global.”
Yah… anda boleh baca sambil tutup mata sebelah. Paham gak paham, anggap saja paham. Ini bahasa ‘wong pinter’ gaya masyarakat UIN. Kepentingan kita, keterangan Pak Azra dijadikan sebagai acuan. Karena beliau bagian dari pelaksana inti proyek islam nusantara itu.
Kita bisa perhatikan, definisi islam nusantara menurut Pak Azra di bagian pertama,
Islam Nusantara adalah Islam distingtif, artinya islam yang unik. Tentu saja memiliki ciri membedakannya dengan lainnya.
Sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi (disesuaikan keadaan pribumi) dan vernakularisasi (disesuaikan kedaerahan) Islam universal dengan realitas sosial, budaya dan agama di Indonesia.
Dari pengertian Pak Azra, berarti islam ada dua:
(1) islam universal dan
(2) islam yang sudah mengalami penyesuaian dengan budaya dan realitas sosial. Yang mereka istilahkan dengan islam nusantara itu.
Jika yang dimaksud islam universal adalah islam ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang itu diterima oleh seluruh dunia, berarti islam nusantara yang menjadi gagasan para tokoh uin itu, berbeda dengan islam ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Selanjutnya, Pak Azra mengaku bahwa islam nusantara yang dia maksud, penyatuan kalam Asy’ari, fikih mazhab Syafi’i, dan tasawuf Ghazali. Tentu saja, ini terlalu berlebihan. Anggap saja, masalah tata cara membaca al-Quran masuk dalam kajian fiqh, pernahkah ada fatwa dalam fiqh syafii yang membolehkan membaca al-Quran dengan lagu macapat?
Lebih dari itu, sebenarnya UIN jakarta, sangat terengaruh dengan pemikiran pemikian liberal Harun Nasution. Posisi Pak Harun yang dianggap pencetus pemikiran islam baru, sangat menentang kalam Asy’ari. Karena yang ingin dia kembangkan adalah pemikiran mu’tazilah. Pak Harun sendiri pernah menyatakan, “Bila umat Islam ingin maju, maka kita harus menggantikan paham Asy’ariyah yang telah mendarah daging menjadi paham Mu’tazilah.” (Teologi Pembaruan, Fauzan S, 2004, hlm. 264)
Karena itulah, Pak Harun dikenal pencetus Neo-Mu’tazilah di Indonesia.
Ketika uin jakarta mengaku mengembangkan ajaran ilmu kalam asy’ari, jelas ini terlalu jauh. Hakekatnya, mereka sedang mengembangkan pemikiran mu’tazilah.
Memecah Belah Umat
Kita tinggalkan kajian masalah definisi di atas.
Karena jika kita perhatikan, pemikiran ini jelas hendak merusak islam besar-besaran. Dan tidak jauh jika kita katakan, memecah belah kaum muslimin.
Budaya di nusantara bagi Indonesia, sangat beragam. Aceh jauh berbeda dengan jawa. Kalimantan, jauh beda dengan Papua. Ketika islam nusantara dipahami sebagai islam hasil akulturasi budaya lokal, apa yang bisa anda bayangkan ketika islam ini disinkronkan dengan budaya papua. Sehingga tercipta sebuah desain pakaian muslim, hasil interaksi antara islam dan budaya koteka. Tentu saja, ini akan sangat ditolak oleh masyarakat jawa atau lainnya.
Ingatan kita masih sangat segar terkait kasus shalat dengan bahasa jawa, yang diajarkan di Pesantren I’tikaf Ngadi Lelaku, Malang. Spontan memancing emosi banyak masyarakat. Jika sampai hal ini diwujudkan, yang terjadi bukan renaisans peradaban Islam, tapi malah mengacaukan masyarakat.
Termasuk ajaran sebagian etnis Sasak, shalat 3 waktu. Apakah bisa disebut islam nusantara? Jika sampai ini dilegalkan, berarti menolak keberadaan 2 shalat sisanya.
Wahyu Menyesuaikan Budaya?
Hingga kini, banyak orang liberal menuduh, bahwa tujuan terbesar dakwah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah untuk arabisasi dunia. Menerapkan hegemoni quraisy di alam raya. Sehingga, ketika ada gerakan dakwah di tengah masyarakat, mereka sebut, arabisasi.
Inti masalahnya, orang liberal lemah dalam membedakan antara budaya dan ajaran agama. Sehingga, di manapun ajaran agama itu disampaikan, menurut orang liberal, itu sedang memasarkan budaya arab.
Kita bisa telusuri, sebenarnya yang dilakukan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu meng-arab-kan islam ataukah meng-islam-kan arab??.
Jika kita menggunakan teori orang liberal, berarti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meng-arabkan islam. Artinya, islam sudah ada, kemudian oleh NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam, diwarnai dengan budaya arab.
Anda layak untuk geleng kepala..
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus di tengah masyarakat yang telah memiliki budaya. Ada yang baik dan ada yang buruk. Ketika beliau datang, beliau mengislamkan budaya-budaya itu. Dalam arti, mengarahkan pada budaya yang baik, dan membuang budaya jahat. Bukan disinkronkan, kemudian islam menyesuaikan semua budaya mereka.
Kita bisa simak, ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan tentang budaya buruk jahiliyah, beliau mengatakan,
أَلاَ كُلُّ شَىْءٍ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ تَحْتَ قَدَمَىَّ مَوْضُوعٌ
“Katahuilah, segala urusan jahiliyah, terkubur di bawah telapak kakiku.” (HR. Muslim 3009)
Ini salah satu bukti, bagaimana upaya beliau menolak setiap tradisi jahiliyah yang bertentanagn dengan wahyu.
Dari sini kita mendapat pelajaran, bahwa budaya harus menyesuaikan islam. Bukan islam yang menyesuaikan budaya.
Islam Agama Menyeluruh
Islam agama yang unversal. Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyebarkan islam kepada seluruh umat manusia. Sehingga ajaran islam sedunia adalah sama. Karena sumbernya sama. Ketika ada orang yang memiliki kerangka ajaran yang berbeda, berarti itu bukan islam ajaran beliau.
Allah berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Aku tidak mengutus kamu, melainkan untuk umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’: 28)
Dalam tafsirnya, al-Hafidz Ibnu Katsir menfsirkan ayat ini, bahwa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk seluruh makhluk. Semua yang mukallaf. Baik orang arab maupun luar arab. Yang paling mulia diantara mereka, adalah yang paling taat kepada Allah. (Tafsir Ibn Katsir, 6/518).
Saya kira, tidak ada orang muslim yang ingin tidak dianggap sebagai umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam arti khusus, gara-gara dia punya islam yang berbeda dengan islam beliau.
Adat Bisa Menjadi Acuan Hukum
Ada satu kaidah dalam ilmu fiqh,
العادة محكَّمة
“Adat bisa dijadikan acuan hukum.”
Kaidah ini termasuk kaidah besar dalam fiqh (qawaid fiqhiyah kubro). Kaidah ini menjelaskan bahwa adat dan tradisi masyarakat dalam pandangan syariat bisa menjadi penentu untuk hukum-hukum terkait muamalah sesama manusia. Selama di sana tidak ada dalil tegas yang bertentangan dengan adat tersebut. (al-Wajiz fi Idhah Qawaid al-Fiqh al-Kulliyah, hlm. 276).
Hanya saja di sana para ulama fiqh memberikan batasan, ketika adat bertentangan dengan dalil syariat,
Pertama, jika ada adat yang sesuai dengan dalil syariat, wajib untuk diperhatikan dan diterapkan. Karena mempraktekkan hal ini hakekatnya mempraktekkan dalil dan bukan semata adat.Contoh: memuliakan tamu.
Kedua, jika adat bertentangan dengan dalil syariat, ada beberapa rincian keadaan sebagai berikut,
Adat bertentangan dengan dalil dari segala sisi. Menggunakan adat otomatis akan meninggalkan dalil. Dalam kondisi ini adat sama sekali tidak berlaku. Misalnya: tradisi koperasi simpan pinjam berbunga.Adat bertentangan dengan dalil dalam sebagian aspek. Dalam kondisi ini, bagian yang bertentanga dengan dalil, wajib tidak diberlakukan. Misalnya: Dropshipping dengan cara terutang.Dalil yang bertentangan dengan Urf, dibatasi dengan latar belakang adat yang terjadi ketika itu. Misalnya, larangan membiarkan api penerangan menyala di malam hari. Atau larangan minum air dari mulut botol.
Contoh Penerapan Kaidah
Allah mewajibkan suami untuk menafkahi istri. Tentang ukuran nafkah, dikembalikan kepada keadaan masyarakat, berapa nilai uang nafkah wajar untuk istri.
Islam mewajibkan kita untuk bersikap baik terhadap tetangga. Bagaimana batasan sikap baik itu, dikembalikan kepada standar masyarakat. dst.
Gagasan Islam Nusantara Vs Kaidah Fiqh
Apakah kaidah fiqh ini yang hendak dikembangkan dalam proyek “Islam Nusantara.”?
Dugaan kuat kami, tidak untuk ini. Islam nusantara, bukan dalam rangka memahamkan masyarakat tentang kaidah fiqh di atas.
Karena seperti yang dinyatakan Pak Azra, beliau menyebut islam nusantara sebagai islam yang distingtif, islam unik. Mereka anggap itu gagasan baru dari mereka, bagi muslim Indonesia. Makanya, kita tidak pernah mendengar istilah ini dikobarkan, di masa pemerintahan SBY. Proyek ini baru disemarakkan di masa pemerintahan sekarang.
Padahal kaidah fiqh di atas, bukan sesuatu yang baru. Dan untuk memahamkan kadiah ini, tidak butuh orang liberal. Kaidah ini telah final dibahas para ulama. Jika orang liberal ngaku hendak membumikannya, itu hanya klaim. Mengelabuhi masyarakat abangan untuk memasarkan pemikiran mu’tazilah.
Benar apa yang Allah firmankan, salah satu diantara upaya setan untuk menggoda manusia adalah dengan membisikkan kata-kata indah, untuk menjadi alasan pembenar bagi kesesatan mereka,
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
“Demikianlah Kami jadikan musuh bagi setiap nabi, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, mereka saling membisikkan kepada yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. al-An’am: 112)
Semoga kita tidak termasuk orang yang tertipu propaganda mereka.
Allahu a’lam
Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Read more https://konsultasisyariah.com/25014-islam-nusantara.html
Semoga kita termasuk golongan yg berilmu serta mengamalkan. Bukan termasuk golongan umat Islam apriori maupun pura-pura tidak tahu. Legowo dan bersabar lebih baik daripada memaksa diri menjadi golongan yg paling benar. Cukuplah sbg i'tibar perbedaan pendapat dari dua ormas Islam terbesar di Indonesia (NU-MU) mewarnai kita. Jangan mau diadu domba masuk politik.M

Selasa, 25 September 2018

25 MANFAAT Serta KEUTAMAAN BACAAN ISTIGFAR:


1 Membuat Allah Gembira
Rasulullah saw bersabda, “Sungguh Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya seperti kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan untanya yang hilang di padang pasir.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2 Dicintai Allah
Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS.al-Baqarah: 222). Rasulullah bersabda, “Orang yang bertobat adalah kekasih Allah. Orang yang bertobat atas dosanya, bagaikan orang yang tidak berdosa. “(HR.Ibnu Majah)

3 Dosa-dosanya diampuni
Rasulullah bersabda, “Allah telah berfirman,” Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan untuk mengampuni dosa-dosanya , maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (berapa banyak dosanya). “(HR.Ibnu Majah, Tirmidzi)
Imam Qatadah berkata, “Al-Qur’an telah menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istighfar. “(Kitab Ihya’Ulumiddin: 1/410).

4 Selamat dari api neraka
Hudzaifah berkata, “Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan aku masuk neraka ‘. Bersabda, ‘Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam ‘. “(HR. Nasa’i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).

5 Mendapat balasan surga
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. “(QS. Ali’Imran: 135-136).

6 Membuat kecewa setan
Sesungguhnya setan telah berkata, “Demi kemuliaan-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup). Maka Allah menimpalinya, “Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada-Ku.” (HR.Ahmad dan al-Hakim).

7 Membuat setan putus asa
Ali bin Abi Thalib pernah didatangi oleh seseorang, “Saya telah melakukan dosa ‘.’ Bertobatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi ‘, kata Ali. Orang itu menjawab,’ Saya telah bertobat, tapi setelah itu saya berdosa lagi ‘. Ali berkata , ‘Bertobatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi’. Orang itu bertanya lagi, ‘Sampai kapan?’ Ali menjawab, ‘Sampai setan berputus asa dan merasa rugi. “(Kitab Tanbihul Ghafilin: 73).

8 Meredam Azab
Allah berfirman, “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS.al-Anfal: 33).

9 Mengusir kesedihan
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).

10 Melapangkan kesempitan
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan untuk setiap kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka,” (HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).

11 Melancarkan rezeki
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rezekinya karena dosa yang dilakukannya.” (HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).

12 Membersihkan hati
Rasulullah saw bersabda, “Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka tercoretlah noda hitam di hatinya. Ketika ia bertobat, meninggalkannya dan beristighfar, maka bersihlah hatinya. “(HR.Nasa ‘i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi).

13 Mengangkat derajat di surga
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba di surga. Hamba itu berkata, ‘Wahai Allah, dari mana saya dapat kemuliaan ini?’ Allah berkata, ‘Karena istighfar anakmu untukmu’. “(HR.Ahmad dengan sanad hasan).

14 Mengikuti Sunnah Rasul
Abu Hurairah berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Demi Allah, sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah (beristighfar) dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali’.” (HR.Bukhari).

15 Menjadi sebaik-baik orang yang bersalah
Rasulullah bersabda, “Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang segera bertobat.” (HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim).

16 Bersifat sebagai hamba Allah yang sejati
Allah berfirman, “Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdo’a: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,” (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap tak at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun (beristighfar) di waktu sahur. “(QS.Ali ‘Imran: 15-17).

17 Terhindari dari menjadi orang yang dzalim
Allah berfirman, “… Barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang Dzalim.” (QS. al-Hujurat: 11)

18 Mudah mendapatkan anak
Allah berfirman, “Maka aku katakan kepada mereka:” Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai. “(QS.Nuh: 10-12).

19 Mudah mendapatkan hujan
Ibnu Shabih berkata, “Hasan al-Bashri pernah didatangi seseorang dan mengadu bahwa lahannya tandus, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain yang mengadu bahwa kebunnya kering, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain lagi yang mengadu bahwa ia belum punya anak, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. (Kitab Fathul Bari: 11/98)

20 Bertambah kekuatannya
Allah berfirman, “Dan (dia berkata):” Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa. ” (QS. Hud: 52)

21 Bertambah kesejahteraannya
Allah berfirman, “Maka aku katakan kepada mereka:” Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. “(QS.Nuh: 10-12).

22 Menjadi orang yang beruntung
Allah berfirman, “Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS.an-Nur: 31).
Aisyah berkata, “Beruntunglah, orang-orang yang menemukan istighfar yang banyak pada setiap lembar catatan harian amal mereka.” (HR.Bukhari).

23 Keburukannya diganti dengan kebaikan
Allah berfirman, “Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Furqan: 70).
“Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan sore) dan pada bagian awal dari malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. “(QS. Hud: 114).

24 Tanda sebagai orang mukmin
Rasulullah bersabda, “Tidak seorangpun dari umatku, yang apabila ia berbuat baik dan ia menyadari bahwa yang diperbuat adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Dan tidaklah ia melakukan suatu yang tercela, dan ia sadar sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar) kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali Allah, maka dia adalah seorang Mukmin. “(HR.Ahmad ).

25 Berkepribadian sebagai orang bijak
Seorang ulama berkata, “Tanda orang yang arif (bijaksana) itu ada enam. Bila ia menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Bila menyebut dirinya, ia merasa hina. Bila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya. Bila muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Ketika disebutkan ampunan Allah, ia merasa gembira. Dan ketika mengingat dosanya, ia segera beristighfar.

[Kitab Tanbihul Ghafilin]

۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

Senin, 17 September 2018

**Pappasang Tau Riolo**

Assalamu Alaikum.Wr.Wb.

*Langere' baji'-bajiki anne ana', pantamai ri lalang atinnu, nanu gaukangki...
Teako attinroi punna tena natangkasa' kalennu siagang atinnu. Teako a'jappai punna tena nuboliki katallassannu ri patanna linoa. Anjo kakodianga a'rurungangi kabajikanga. Ikatte mami ammilei kerea ero' ri pinawang...

*Su'jukku teai ulunna bawang, pasu'juki atinnu siagang akkala'nu. Tena ruanna, tena singkammanna Karaeng Allah Ta'ala. Nu angkaki limannu nanu lappassang anne cinnanu rilinoa. Saba' niami Karaeng Allah Ta'ala antayangko nanu sa'bumi KalompoanNa....

*Je'ne Sambayang anjari pa'bissa kalennu. Zikkiri anjari pa'bissa atinnu. Tafakkoro'nu anjari pa'bissa pikkirannu. Sukkuru' na ikhlaska anjari pa'bissa cinnanu rilinoa. Sa'bara anjari pa'bissa kalarroannu....
*Manna Ronrong linoa, gesara' butta maraeng, Tu Mangkasaraka Abulo sibatang tonji, accera' sitongka-tongka tonji..

*Le'ba kusoronna biseangku, kucampa'na sombalakku, tamassaile punna teai labuang
*Ku alleangi tallanga na toalia
Eja pi nikana doang..
Teai mangkasara' punna bokona loko'

*Oe ana’ku… a’ngu’rangiko, nia’ antu tallu cappa (cappa Lila, cappa Kabura'neannu na cappa badi') nuerang, Punna joengko ri bori maraeng, jagai baji-baji' tallu cappaka. I kau assawala iyareka su'lu, battu rikauji antekamma gio'nu siagang tallu cappa' nueranga.

*Manna Intang Balla'nu, Bulaeng Co'corannu, tamanaika ka iratei la'baku.. La'baku sibungkeng. Pa'risikku sikapoyang. Je'ne matangku ma'solong si lepa-lepa...

*Sa’ribattangaji tojeng . Iyaji kalli majarre'. Pindu cikali. Naempoi ranggasela...
*Apayya kau nupasang Punna nakku' ri amma'nu. Inakke iya Anginga punna lammiri'...
*Punna bokomo lampaku Teako rampea' kodi Rampea' golla Nakurampeko kaluku...
*Bulu' Lompobattammo anjo cini Ti’rinna bawakaraeng Iya tea gio Iya tena ta’lenggang-lenggang...
*Niaka' anne mammempo Angngerang kasi asiku Saba' nia'na Hajjakku lakupabattu....
*Kamase-mase kuerang Taddongko rimangko kebo' Naki'minasa Nipaempo kalabbirang...
*Apa nikanre ri anja Nikaddo ri padatari Sambayangiya Puasa sibulangiya...

Minggu, 16 September 2018

HAKIKAT IQRO (Bacalah)

Ketika Nabi berada didalam gua hiro waktu itu usia Nabi sudah menginjak 40 tahun,disanalah Nabi mendapat wahyu pertama dari jibril IQRO BISMI ROBBIKAL LADZI KHOLAQ...Artinya: ("Bacalah Ya Muhammad,dengan menyebut Nama Tuhanmu yang menciptakan...")

 ternyata disanalah pertama kali Nabi Makrifat atau mengenal Alloh melalui perantara malaikat Jibril,jadi hakikat BACA disana bukan baca dengan mulut karena beliau Nabi yang Ummi (tidak bisa baca tulis)
 makanya nabi berkata AKU TIDAK BISA MEMBACA tapi maksudnya jibril disana bukan disuruh baca dengan bibir tapi BACALAH DENGAN MATA HATIMU,lihatlah Tuhanmu dengan Hatimu" 

lalu Nabi pun membaca dengan hatinya (makrifat/mengenal Alloh) rasa sampai kepada Alloh,disanalah Alloh pun mengutus Nabi menjadi Rosul di usia 40 tahun,setelah Nabi melihat dan merasakan Kejadian tersebut di gua hiro,nabi pun bergegas pulang ke rumah menemui Istrinya "Siti Khodijah" dan menceritakan kejadian tersebut pada khodijah,dan tanpa berpikir panjang Khodijah pun percaya pada ucapan Nabi karena selama ini Nabi adalah orang yang selalu jujur tidak pernah berbohong atau bergelar Al-Amin dan Khodijah pun langsung memeluk islam waktu itu,dia-lah wanita pertama dizaman Nabi yang memeluk islam.
.
Lalu Apa hakikat Nabi diangkat Rosul oleh Tuhan diusia 40 tahun? disana ada angka 4 dan 0,empat itu menceritakan ilmu yang 4 yang diajarkan Jibril kepada Nabi yaitu SYARIAT TAREKAT HAKIKAT MAKRIFAT sedangkan 0 artinya kosongnya Hati atau kosongkan isi hati maka disanalah didalam hati yang kosong dan tenang Engkau akan menyaksikan Laa Maujud illAlloh..
.
#Semoga faham ya saudaraku dan bermanfaat,akhir kata dari saya #Wassalam...

" Penghuni Syurga yang Sedang Berjalan diatas Muka Bumi ini., Thalhah Bin Ubaidillah R.A "

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahirrah Manirrahim..
Thalhah bin Ubaidillah Bin Utsman Bin Amru Bin Ka'ab Bin Sa'ad Bin Taim Bin Murrah Bin Ka'ab Bin Lu'ai., Ibunya Bernama Ash-Sha'bah Binti Al Hadrami, saudara perempuan Al Ala'. Wanita ini telah menyatakan dirinya sebagai seorang muslimah. Ia seorang pemuda Quraisy yang memilih profesi sebagai saudagar. Meski masih muda, Thalhah r.a. punya kelebihan dalam strategi berdagang, ia cerdik dan pintar, hingga dapat mengalahkan pedagang-pedagang lain yang lebih tua.
Pada suatu ketika Thalhah Bin Ubaidillah r.a. dan rombongan pergi ke Syam. Di Bushra, Thalhah Bin Ubaidillah r.a. mengalami peristiwa menarik yang mengubah garis hidupnya. Tiba-tiba seorang pendeta berteriak-teriak, "Wahai para pedagang, apakah di antara tuan-tuan yang berasal dari kota Makkah?", "Ya, aku penduduk Makkah", Jawab Thalhah.

"Sudah munculkah orang di antara kalian orang bernama Ahmad?" tanyanya. "Ahmad yang mana?", "Ahmad Bin Abdullah Bin Abdul Muthalib". Bulan ini pasti muncul sebagai Nabi penutup para Nabi. Kelak. ia akan hijrah dari negerimu ke negeri Berbatu-batu hitam yang banyak pohon kurmanya. Ia akan pindah ke negeri yang subur makmur, memancarkan air dan garam. Sebaiknya engkau segera menemuinya wahai anak muda" kata pendeta itu.

Ucapan pendeta itu begitu membekas di hati Thalhah Bin Ubaidillah r.a., sampai tanpa menghiraukan kafilah dagang di pasar ia langsung pulang ke Makkah. Setibanya di Mekkah, ia langsung Bertanya kepada keluarganya, "Ada peristiwa apa sepeninggalku?", "Ada Muhammad bin Abdullah mengatakan dirinya Nabi dan Abu Bakar Bin Ash'Shiddiq r.a telah mempercayai dan mengikuti apa yang dikatakannya", jawab mereka.

"Aku kenal Abu Bakar r.a. Dia seorang yang lapang dada, penyayang dan lemah lembut. Dia pedagang yang berbudi tinggi dan teguh. Kami berteman baik, banyak orang menyukai majelisnya, karena dia ahli sejarah Quraisy," gumam Thalhah bin Ubaidillah r.a. lirih.
Setelah itu Thalhah bin Ubaidillah r.a langsung menemui Abu Bakar r.a dan Bertanya: "Benarkah Muhammad Bin Abdullah telah menjadi Nabi dan engkau mengikutinya?" Abu Bakar r.a menjawab: "Betul". Kemudian Abu Bakar r.a menceritakan kisah Muhammad SAW sejak peristiwa di gua Hira' sampai turunnya ayat pertama. Abu Bakar r.a mengajak Thalhah bin Ubaidillah r.a. untuk masuk Islam.

Usai Abu Bakar r.a bercerita Thalhah Bin Ubaidillah r.a , ganti bercerita tentang pertemuannya dengan pendeta Bushra. Abu Bakar r.a tercengang. Lalu Abu Bakar r.a mengajak Thalhah bin Ubaidillah r.a. untuk menemui Muhammad SAW dan menceritakan peristiwa yang dialaminya dengan pendeta Bushra.
Di hadapan Rasulullah saw, Thalhah bin Ubaidillah r.a. langsung mengucapkan dua kalimat syahadat.
Keluarganya dan orang-orang satu sukunya berusaha mengeluarkannya dari agama Islam. Mulanya dengan bujuk rayu, namun karena pendirian Thalhah bin Ubaidillah r.a sangat kokoh, mereka akhirnya bertindak kasar.

Siksaan demi siksaan mulai mendera tubuh anak muda yang santun itu. Sekelompok pemuda menggiringnya dengan tangan terbelenggu di lehernya, orang-orang berlari sambil mendorong, memacu dan memukuli kepalanya dan ada seorang wanita tua yang terus berteriak mencaci maki Thalhah bin Ubaidillah, yaitu ibunya, Ash-Sha'bah. Tak hanya itu, pernah seorang lelaki Quraisy, Naufal bin Khuwailid yang menyeret Abu Bakar r.a dan Thalhah bin Ubaidillah r.a. mengikat keduanya menjadi satu dan menyiksakan sampai darah mengalir dari tubuh sahabat yang mulia ini.
Peristiwa ini mengakibatkan Abu Bakar r.a dan Thalhah bin Ubaidillah r.a. digelari Al-Qarinain atau sepasang sahabat yang mulia. Tidak hanya sampai disini saja cobaan dan ujian yang dihadapi Thalhah bin Ubaidillah r.a., semua itu tidak membuatnya surut, melainkan makin besar bakti dan perjuangannya dalam menegakkan Islam, hingga banyak gelar dan sebutan yang didapatnya antara lain "Assyahidul Hayy", atau syahid yang hidup.

Julukan ini diperolehnya dalam perang Uhud. Saat itu barisan kaum muslimin terpecah belah dan kocar-kacir dari samping Rasulullah. Yang tersisa di dekat beliau hanya 11 orang Anshar dan Thalhah bin Ubaidillah r.a. dari Muhajirin. Rasulullah SAW dan orang-orang yang mengontrol beliau naik ke bukit tadi dihadang oleh kaum musyrikin.

"Siapa berani melawan mereka, dia akan menjadi temanku kelak di surga", seru Rasulullah SAW ."Aku Wahai Rasulullah SAW", kata Thalhah bin Ubaidillah r.a . "Tidak, jangan engkau, kau harus berada di tempatmu."Aku ya Rasulullah SAW", kata seorang prajurit Anshar. "Ya, majulah", kata Rasulullah SAW. Lalu prajurit Anshar itu maju melawan prajurit-prajurit kafir. Pertempuran yang tak seimbang mengantarkannya menemui kesyahidan.

Rasulullah SAW kembali meminta para sahabat untuk melawan orang-orang kafir dan selalu saja Thalhah bin Ubaidillah r.a. mengajukan diri pertama kali. Tapi, senantiasa ditahan oleh Rasulullah SAW dan diperintahkan untuk tetap ditempat sampai 11 prajurit Anshar gugur menemui syahid dan tinggal Thalhah bin Ubaidillah r.a. sendirian Bersama Rasulullah SAW.,
Saat itu Rasulullah SAW berkata kepada Thalhah bin Ubaidillah r.a., "Sekarang engkau, wahai Thalhah". Dan majulah Thalhah bin Ubaidillah r.a dengan semangat jihad yang berkobar-kobar menerjang ke arah musuh dan mengusir agar jangan mendekati Rasulullah SAW. Lalu Thalhah r.a berusaha menaikkan Rasulullah SAW sendiri ke bukit, kemudian kembali menyerang hingga tak sedikit orang kafir yang tewas.

Saat itu Abu Bakar Bin Ash'Shiddiq r.a dan Abu Ubaidah Bin Jarrah r.a. yang berada agak jauh dari Rasulullah SAW., telah sampai di dekat RasulullahSAW. "Tinggalkan aku, bantulah Thalhah r.a, kawan kalian", seru Rasulullah SAW. Keduanya bergegas mencari Thalhah bin Ubaidillah r.a., ketika ditemukan, badannya berlumuran darah segar. Tak kurang 79 luka bekas tebasan pedang, tusukan tombak dan lemparan panah memenuhi tubuhnya dan pergelangan tangannya putus sebelah.
Dikiranya Thalhah r.a sudah gugur, ternyata masih hidup. Karena itulah gelar syahid yang hidup diberikan Rasulullah SAW. "Siapa yang ingin melihat orang Berjalan di muka bumi setelah mengalami kematiannya, maka lihatlah Thalhah r.a.", sabda Rasulullah SAW.,
Sejak saat itu bila orang membicarakan perang Uhud dihadapan Abu Bakar ra., maka beliau selalu menyahut, "Perang hari itu adalah peperangan Thalhah r.a. seluruhnya sampai akhir hayatnya".
Kemurahan dan kedermawanan Thalhah bin Ubaidillah r.a. patut kita contoh dan kita teladani. Dalam hidupnya ia memiliki tujuan utama yaitu bermurah dalam pengorbanan jiwa. Thalhah bin Ubaidillah r.a merupakan salah seorang dari sepuluh orang yang pertama masuk Islam, dimana pada saat itu satu orang bernilai seribu orang.

Sejak awal keislamannya sampai akhir hidupnya dia tidak pernah mengingkari janji. Janjinya selalu tepat. Ia juga dikenal sebagai orang jujur, tidak pernah menipu apalagi berkhianat. Thalhah bin Ubaidillah r.a. bagaikan sungai yang airnya mengalir terus menerus mengairi dataran dan lembah. Ia adalah seorang dari kaum muslimin yang kaya raya, tapi pemurah dan dermawan. Istrinya bernama Su'da binti Auf.
Pada suatu hari istrinya melihat Thalhah bin Ubaidillah r.a. sedang murung dan duduk termenung sedih. Melihat kondisi suaminya, sang istri segera menanyakan penyebab kesedihannya dan Thalhah ra. mejawab, "Uang yang ada di tanganku sekarang ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan?" Maka istrinya berkata, "Uang yang ada ditanganmu itu bagi-Bagikanlah kepada fakir-miskin". Maka dibagi-bagikannyalah seluruh uang yang ada ditangan Thalhah tanpa meninggalkan sedinar pun.

As-Saib bin Zaid r.a Berkata tentang Thalhah bin Ubaidillah r.a., katanya, "Aku berkawan dengan Thalhah r.a baik dalam perjalanan maupun sewaktu bermukim. Aku melihat tidak ada seorangpun yang lebih dermawan dari dia terhadap kaum muslimin. Ia mendermakan uang, sandang dan pangannya".

Jabir bin Abdullah r.a berbicara, "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dermawan dari Thalhah r.a walaupun tanpa diminta". Oleh karena itu patutlah jika dia dijuluki "Thalhah si dermawan", "Thalhah si kaya harta","Thalhah kebaikan dan kebajikan".
Sewaktu terjadi pertempuran "Al-jamal", Thalhah r.a. (di pihak lain) bertemu dengan Ali bin Abi Thalib r.a. dan memperingatkan agar ia mundur ke barisan paling belakang. Sebuah panah beracun mengenai betisnya, maka dia segera dipindahkan ke Basrah dan tak berapa lama kemudian karena lukanya ia wafat. Thalhah bin Ubaidillah r.a. wafat pada usia 60 tahun dan dimakamkan di suatu tempat dekat padang rumput di Basrah.

Sesungguhnya Thalhah bin Ubaidillah r.a. berharap bisa gugur ketika berjuang bersama Rasulullah SAW. saat menghadapi musuh Islam. Namun, ketentuan Ilahi menghendaki dia Berjuang Bersama Orang-orang Islam., Rasulullah SAW pernah berkata kepada para sahabat, "Orang ini termasuk yang gugur, dan Barang siapa senang melihat seorang syahid Berjalan diatas bumi maka lihatlah Thalhah bin Ubaidillah r.a ". Hal itu juga dikatakan Allah dalam firmanNya:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلً
Mina l-muʾminīna rijālun ṣadaqū mā ʿāhadū llāha ʿalayhi fa-minhum man qaḍā naḥbahū wa-minhum man yantaẓiru wa-mā baddalū tabdīlan.

Artinya : "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya. " (Al-Ahzaab 33:23).
.. Hijrah Musafir

SIFAT KEMALAIKATAN.

Malaikat katanya berbulu? iya didirimu itu juga ada banyak bulu,bulu rambut bulu kumis dan bulu2 lainnya.
.
Malaikat katanya suka mengepakkan sayapnya? iya dirimu juga bisa,ambil sana palu sama paku lalu pukulkan palu itu pada pakunya,itu lihatlah tanganmu naik turun seolah-seolah seperti sedang mengepakkan sayapnya.
.
Malaikat itu katanya gak pernah tidur? iya betul,itu juga nafasmu tidak pernah tidur,setiap hari keluar masuk terus menerus tiada henti,walaupun jasadmu tidur tp nafasmu tidak pernah tidur.
.
Malaikat katanya suka menuliskan catatan amal? iya benar,itu kamu kemarin nyolong pohon mangga tetangga,berarti tanganmu sendiri seolah-olah sedang menulis amal burukmu.
.
Malaikat juga katanya suka membagikan rezeki pagi2 sekali? iya betul,begitu juga dirimu suka berangkat kerja subuh2 mencari rezeki,seolah-olah engkau sedang membagikan rezeki untukmu sendiri.
.
Malaikat juga katanya,jibril bila mengepakan sayapnya,maka panjangnya akan mencapai timur dan barat? iya didirimu juga bisa,banyak kan manusia yang berpergian kebarat dan kearah timur (keluar negeri).
.
Malaikat juga katanya bukan wanita bukan pria? iya didirimu juga ada,yaitu Ruhanimu dia dari Nur Tuhan dia bukan laki2 bukan perempuan.

INGAT MATI UNTUK KEMATIAN DIRI


Al-Jurairi menuturkan, “Aku hadir pada saat Imam Al-Junaid tengah menghadapi sakaratul-maut. Waktu itu hari Jum’at dan bertepatan dengan hari Nairuz (Tahun Baru kalender Persia). Dia sedang membaca Al-Qur’an dan ketika dia selesai membacanya, aku bertanya kepadanya: ‘Wahai Abu Qasim! Akankah engkau mati dalam keadaan begini?’ Lalu dia menjawab, ‘Akankah diriku lebih berhak memutuskan, padahal Dia-lah yang Maha Berkuasa menutup catatan amalku.”

Hatim Al-Asham berkata, “Barang siapa melewati perkuburan dan tidak berpikir tentang dirinya sendiri atau berdoa untuk para penghuninya, berarti dia telah menghianati mereka dan juga dirinya sendiri.”

Bakr al-‘Abid pernah berkata, “Wahai ibuku! Alangkah baiknya seandainya engkau mandul dan tidak pernah melahirkan aku, sebab anakmu ini akan terpenjara sangat lama di dalam kubur dan setelah itu, masih ada lagi perjalanan panjang.”

Yahya bin Muadz Ar-Razi berkata, “Wahai anak Adam! Tuhanmu telah memanggilmu ke negeri kedamaian, maka lihatlah, dari tempat mana engkau menjawab panggilan itu. Jika engkau menjawab panggilan itu sejak dari masa hidupmu di dunia dan menyibukkan diri demi perjalanan menuju negeri kedamaian itu, maka tentu engkau akan berhasil mencapainya. Namun, jika engkau menjawabnya dari alam kubur, maka engkau akan terhalang darinya.”

--Dikutip dari kitab Dzikrul-Maut, Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.

MANUSIA HARUS BERUSAHA AGAR BISA KEMBALI KEPADA ASALNYA.

Kita manusia didunia ini seperti air hujan yang berasal dari laut ingin kembali kelaut agar kembali tenang sunyi disisinya..
.
Ketika awan menarik butiran air laut menjadi uap kecil lalu berkumpullah air laut tadi diatas awan hitam hingga menjadi berubah jadi tidak asin lagi rasanya (jadi Tawar) ,lalu diturunkanlah sang air kebumi namanya berubah menjadi air hujan,disana air hujan kebingungan harus berjalan kearah mana? lalu ditemuilah sebuah selokkan kecil lagi kotor,dia mencoba mengalir disana berlumur dosa,bau,berminyak,penuh noda,lalu setelah melalui perjalanan panjang dari selokan kecil dan kotor,air hujan kini sampai di sungai yang sangat besar tapi perjalanan disana juga tidak mudah,banyak batu-batu besar dan sampah yang siap menghadangnya,air hujan berjibaku berjuang keras melawan derasnya arus air bertahun-tahun.
.
Dengan penuh kesabaran menempuh perjalanan disungai begitu lamanya dengan penuh perjuangan dan kesabaran akhirnya sang air hujan pun telah berhasil sampai ditujuan akhir (laut) tidak lagi kotor tidak lagi berdosa suci bersih kembali keasal-muasalnya,dengan perasaan tenang bahagia sunyi dalam damai menyatu kembali dengan air laut.


Wassalam

MENGAPA LIDAH KELU DISAAT AJAL AKAN MENJEMPUT??....


Coba kita amati..
Mengapa kebanyakan orang yg hampir ajal tidak dapat berkata apa- apa..
Lidahnya kelu..keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan 'sakaratul maut'..
Diriwayatkan sebuah hadist..
"Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika adzan..
jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya."..
Ini jelas menunjukkan kita disarankan agar mendiamkan diri..jangan berkata sewaktu adzan berkumandang,kecuali kita menjawab suara adzan tersebut..
Sebagai orang beragama Islam kita wajib menghormati adzan...
 

JIKA LAGU KEBANGSAAN NEGARA BERKUMANDANG,,KITA DIAJARKAN AGAR BERDIRI TEGAK DAN DIAMKAN DIRI..
Lantas Mengapa ketika adzan kita tidak bisa mendiamkan diri..?
''Barang siapa yang berkata-kata ketika adzan..Allah akan kelukan lidahnya ketika sakaratul maut...''
Na'udzubillahimindzalik...
 

Kita takut dengan kelunya lidah kita saat ajal hampir tiba.. kita takut tidak dapat mengucap kalimat "Lailahaillallah.."..
Yang mana siapapun yang dapat mengucapkan kalimat ini ketika nyawanya akan dicabut..Allah dengan izin-Nya menjanjikan syurga untuk mereka...
Karena itu..mari kita sama-sama menghormati adzan..dan mohon kepada Allah supaya lidah ini tidak kelu sewaktu nyawa kita hendak dicabut...
"Ya Allah..
 

Anugerahkanlah kematian kami dengan kematian yang baik lagi mulia..
Lancarkan lidah kami mengucapkan kalimah "Lailahaillallah.." sewaktu sakaratul maut menghampiri kami...
Aamiin.. Aamiin.. Aamiin Ya rabbal 'aalamiiin.

EMPAT HUJJAH ALLAH

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Rasulullah saw. bersabda,
"Pada Hari Kiamat kelak, ALLAH akan menjadikan empat orang sebagai alasan (ber-hujjah) untuk menghakimi empat golongan manusia yaitu sebagai berikut:
1. ALLAH akan ber-hujjah kepada orang-orang kaya dengan Nabi Sulaiman bin Daud.
1. ALLAH akan ber-hujjah kepada para hamba sahaya dengan Nabi Yusuf.
3. ALLAH akan ber-hujjah kepada orang-orang sakit dengan Nabi Ayyub.
4. ALLAH akan ber-hujjah kepada orang-orang fakir dengan Nabi Isa.

Maksud hadis di atas adalah, ALLAH SWT. pada hari Kiamat akan bertanya kepada orang-orang kaya, "Menhgapa kalian meninggalkan ibadah?" Jika mereka menjawab, "Kami sibuk dengan harta benda yang kami miliki, ALLAH SWT akan ber-hujjah kepada mereka, "Adakah kerajaan yang lebih besar dari kerajaan Nabi Sulaiman?" Adakah orang yang

lebih kaya dari Nabi Sulaiman? Namun demikian, dia tidak meninggalkan ibadah kepada-KU."
Kepada hamba sahaya, ALLAH SWT akan bertanya "Mengapa kalian meninggalkan ibadah kepada-KU?" Jika mereka menjawab, "Kami sibuk melayani majikan kami," ALLAH SWT akan ber-hujjah, "Hamba-KU Nabi Yusuf adalah seorang budak di bawah penguasaan Raja Mesir dan permaisurinya. Namun demikian, dia tetap beribadah kepada-KU."

Kepada orang-orang yang sakit, ALLAH SWT. akan bertanya, "Mengapa kalian meninggalkan ibadah?" Jika mereka menjawab, "Kami sakit," ALLAH SWT. akan ber-hujjah, "Hamba-KU Nabi Ayyub juga pernah sakit parah. Namun demikian, dia tidak meninggalkan ibadah kepada-KU."
Kepada orang-orang fakir, ALLAH SWT. akan bertanya, "Mengapa kalian meninggalkan ibadah?" Jika mereka menjawab, "Kami telah disibukkan dengan susahnya kefakiran hidup," ALLAH SWT. akan ber-hujjah, "Hamba-KU Nabi Isa adalah orang paling fakir di muka bumi ini. Dia tidak memiliki sesuatu pun dari dunia ini. Dia tidak memiliki tempat tinggal, harta, dan istri. Namun demikian, dia tidak meninggalkan ibadah kepada-KU."
Dipetik dari Kitab Nashaihul 'Ibad

Syekh Nawawi al-Bantani


Sabtu, 15 September 2018

Ciri2 Wali.


hendak jadi wali? , ikutilah cara mereka.
Dalam setiap 40 orang yang berdoa, kalau seorang daripadanya itu Wali Allah, insyaAllah akan makbul doa itu. Wali Allah ini tersembunyi dalam kalangan kita, dia takkan mengaku dia seorang Wali, kalau jumpa orang mengaku wali itu dah terang-terang dia itu penipu!, mungkin wali nikah!
Jika melihat mereka, akan mengingatkan kita kepada Allah swt.
Dari Amru Ibnul Jammuh, katanya:
“Ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Allah berfirman: “Sesungguhnya hamba-hambaKu, wali-waliKu adalah orang-orang yang Aku sayangi. Mereka selalu mengingatiKu dan Akupun mengingai mereka.”
Dari Said ra, ia berkata:
“Ketika Rasulullah saw ditanya: “Siapa wali-wali Allah?” Maka beliau bersabda: “Wali-wali Allah adalah orang-orang yang jika dilihat dapat mengingatkan kita kepada Allah.”
Jika mereka tiada, tidak pernah orang mencarinya.
Dari Abdullah Ibnu Umar Ibnu Khattab, katanya:
Hadis riwayat Abu Daud dalam Sunannya dan Abu Nu’aim dalam Hilya jilid I hal. 6
Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Auliya’ dan Abu Nu’aim di dalam Al Hilya Jilid I hal 6).
“Pada suatu kali Umar mendatangi tempat Mu’az ibnu Jabal ra, kebetulan ia sedang menangis, maka Umar berkata: “Apa yang menyebabkan engkau menangis, wahai Mu’adz?” Kata Mu’adz: “Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Orang-orang yang paling dicintai Allah adalah mereka yang bertakwa yang suka menyembunyikan diri, jika mereka tidak ada, maka tidak ada yang mencarinya, dan jika mereka hadir, maka mereka tidak dikenal. Mereka adalah para imam petunjuk dan para pelita ilmu.”
Mereka bertakwa kepada Allah.
Allah swt berfirman:
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhuwatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati Mereka itu adalah orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.. Dan bagi mereka diberi berita gembira di dalam kehidupan dunia dan akhirat”
Abul Hasan As Sadzili pernah berkata: “Tanda-tanda kewalian seseorang adalah redha dengan qadha, sabar dengan cubaan, bertawakkal dan kembali kepada Allah ketika ditimpa bencana.”
Mereka saling menyayangi dengan sesamanya.
Dari Umar Ibnul Khattab ra berkata:
Hadis riwayat Nasa’i, Al Bazzar dan Abu Nu’aim di dalam Al Hilyah jilid I hal. 6
Surah Yunus: 62 – 64
Hadisriwayat. Al Mafakhiril ‘Aliyah hal 104
“Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya sebahagian hamba Allah ada orang-orang yang tidak tergolong dalam golongan para nabi dan para syahid, tetapi kedua golongan ini ingin mendapatkan kedudukan seperti kedudukan mereka di sisi Allah.”
Tanya seorang: “Wahai Rasulullah, siapakah mereka dan apa amal-amal mereka?” Sabda beliau: “Mereka adalah orang-orang yang saling kasih sayang dengan sesamanya, meskipun tidak ada hubungan darah maupun harta di antara mereka. Demi Allah, wajah mereka memancarkan cahaya, mereka berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya, mereka tidak akan takut dan susah.” Kemudian Rasulullah saw membacakan firman Allah yang artinya: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”
Mereka selalu sabar, wara’ dan berbudi pekerti yang baik.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa”Rasulullah saw bersabda:
Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam kitab Al Hilya jilid I, hal 5
“Ada tiga sifat yang jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi wali Allah, iaitu: pandai mengendalikan perasaannya di saat marah, wara’ dan berbudi luhur kepada orang lain.”
Rasulullah saw bersabda: “Wahai Abu Hurairah, berjalanlah engkau seperti segolongan orang yang tidak takut ketika manusia ketakutan di hari kiamat. Mereka tidak takut siksa api neraka ketika manusia takut.
Mereka menempuh perjalanan yang berat sampai mereka menempati tingkatan para nabi. Mereka suka berlapar, berpakaian sederhana dan haus, meskipun mereka mampu. Mereka lakukan semua itu demi untuk mendapatkan redha Allah. Mereka tinggalkan rezeki yang halal kerana akan amanahnya. Mereka bersahabat dengan dunia hanya dengan badan mereka, tetapi mereka tidak tertipu oleh dunia.
Ibadah mereka menjadikan para malaikat dan para nabi sangat kagum. Sungguh amat beruntung mereka, alangkah senangnya jika aku dapat bertemu dengan mereka.” Kemudian Rasulullah saw menangis kerana rindu kepada mereka. Dan beliau bersabda: “Jika Allah hendak menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melihat mereka, maka Allah akan menjauhkan siksaNya. Wahai Abu Hurairah, hendaknya engkau menempuh jalan mereka, sebab siapapun yang menyimpang dari penjalanan mereka, maka ia akan mendapati siksa yang berat.”
Mereka selalu terhindar ketika ada bencana.
Dari Ibnu Umar ra, katanya:
“Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang diberi makan dengan rahmatNya dan diberi hidup dalam afiyahNya, jika Allah mematikan mereka, maka mereka akan dimasukkan ke dalam syurgaNya. Segala bencana yang tiba akan lenyap secepatnya di hadapan mereka, seperti lewatnya malam hari di hadapan mereka, dan mereka tidak terkena sedikitpun oleh bencana yang datang.”
Rujukan:-
Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Al Auliya’
Hadis riwayat Abu Hu’aim dalam kitab Al Hilya
Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam kitab Al Hilya jilid I hal 6
Hati mereka selalu terkait kepada Allah.
Imam Ali Bin Abi Thalib berkata kepada Kumail An Nakha’i: “Bumi ini tidak akan kosong dari hamba-hamba Allah yang menegakkan agama Allah dengan penuh keberanian dan keikhlasan, sehingga agama Allah tidak akan punah dari peredarannya. . Akan tetapi, berapakah jumlah mereka dan dimanakah mereka berada? Kiranya hanya Allah yang mengetahui tentang mereka.
Demi Allah, jumlah mereka tidak banyak, tetapi nilai mereka di sisi Allah sangat mulia. Dengan mereka, Allah menjaga agamaNya dan syariatNya, sampai dapat diterima oleh orang-orang seperti mereka. Mereka menyebarkan ilmu dan ruh keyakinan. Mereka tidak suka kemewahan, mereka senang dengan kesederhanaan. Meskipun tubuh mereka berada di dunia, tetapi rohaninya membumbung ke alam malakut. Mereka adalah khalifah-khalifah Allah di muka bumi dan para da’i kepada agamaNya yang lurus. Sungguh, betapa rindunya aku kepada mereka.”
Mereka senang bermunajat di akhir malam.
Imam Ghazali menyebutkan: “Allah pernah memberi ilham kepada para siddiq: “Sesungguhnya ada hamba-hambaKu yang mencintaiKu dan selalu merindukan Aku dan Akupun demikian. Mereka suka mengingatiKu dan memandangKu dan Akupun demikian. Jika engkau menempuh jalan mereka, maka Aku mencintaimu. Sebaliknya, jika engkau berpaling dari jalan mereka, maka Aku murka kepadamu. ”
Tanya seorang siddiq: “Ya Allah, apa tanda-tanda mereka?” Firman Allah: “Di siang hari mereka selalu menaungi diri mereka, seperti seorang pengembala yang menaungi kambingnya dengan penuh kasih sayang, mereka merindukan terbenamnya matahari, seperti burung merindukan sarangnya. Jika malam hari telah tiba tempat tidur telah diisi oleh orang-orang yang tidur dan setiap kekasih telah bercinta dengan kekasihnya, maka mereka berdiri tegak dalam solatnya. Mereka merendahkan dahi-dahi mereka ketika bersujud, mereka bermunajat, menjerit, menangis, mengadu dan memohon kepadaKu. Mereka berdiri, duduk, ruku’, sujud untukKu. Mereka rindu dengan kasih sayangKu.
Mereka Aku beri tiga kurniaan: Pertama, mereka Aku beri cahayaKu di dalam hati mereka, sehingga mereka dapat menyampaikan ajaranKu kepada manusia. Kedua, andaikata langit dan bumi dan seluruh isinya ditimbang dengan mereka, maka mereka lebih unggul dari keduanya. Ketiga, Aku hadapkan wajahKu kepada mereka. Kiranya engkau akan tahu, apa yang akan Aku berikan kepada mereka?”
Rujukan:-
Nahjul Balaghah hal 595 dan Al Hilya jilid 1 hal.. 80
Ihya’ Ulumuddin jilid IV hal 324 dan Jilid I hal 358
Mereka suka menangis dan mengingat Allah.
‘Iyadz ibnu Ghanam menuturkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Malaikat memberitahu kepadaku: “Sebaik-baik umatku berada di tingkatan-tingkatan tinggi. Mereka suka tertawa secara terang, jika mendapat nikmat dan rahmat dari Allah, tetapi mereka suka menangis secara rahsia, kerana mereka takut mendapat siksa dari Allah. Mereka suka mengingat Tuhannya di waktu pagi dan petang di rumah-rumah Tuhannya.
Mereka suka berdoa dengan penuh harapan dan ketakutan. Mereka suka memohon dengan tangan mereka ke atas dan ke bawah. Hati mereka selalu merindukan Allah. Mereka suka memberi perhatian kepada manusia, meskipun mereka tidak dipedulikan orang. Mereka berjalan di muka bumi dengan rendah hati, tidak congkak, tidak bersikap bodoh dan selalu berjalan dengan tenang. Mereka suka berpakaian sederhana. Mereka suka mengikuti nasihat dan petunjuk Al Qur’an. Mereka suka membaca Al Qur’an dan suka berkorban. Allah suka memandangi mereka dengan kasih sayangNya.
Mereka suka membahagikan nikmat Allah kepada sesama mereka dan suka memikirkan negeri-negeri yang lain. Jasad mereka di bumi, tapi pandangan mereka ke atas. Kaki mereka di tanah, tetapi hati mereka di langit. Jiwa mereka di bumi, tetapi hati mereka di Arsy. Roh mereka di dunia, tetapi akal mereka di akhirat. Mereka hanya memikirkan kesenangan akhirat. Dunia dinilai sebagai kubur bagi mereka. Kubur mereka di dunia, tetapi kedudukan mereka di sisi Allah sangat tinggi. Kemudian beliau menyebutkan firman Allah yang artinya: “Kedudukan yang setinggi itu adalah untuk orang-orang yang takut kepada hadiratKu dan yang takut kepada ancamanKu.”
Jika mereka berkeinginan, maka Allah memenuhinya.
Dari Anas ibnu Malik ra berkata: “Rasul saw bersabda: “Berapa banyak manusia lemah dan dekil yang selalu dihina orang, tetapi jika ia berkeinginan, maka Allah memenuhinya, dan Al Barra’ ibnu Malik, salah seorang di antara mereka.”
Ketika Barra’ memerangi kaum musyrikin, para sahabat: berkata: “Wahai Barra’, sesungguhnya Rasulullah saw pernah bersabda: “Andaikata Barra’ berdoa, pasti akan terkabul. Oleh kerana itu, berdoalah untuk kami.” Maka Barra’ berdoa, sehingga kami diberi kemenangan.
Di medan peperangan Sus, Barra’ berdo’a: “Ya Allah, aku mohon, berilah kemenangan kaum Muslimin dan temukanlah aku dengan NabiMu.” Maka kaum Muslimin diberi kemenangan dan Barra’ gugur sebagai syahid.
Rujukan:-
Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam Hilya jilid I, hal 16
Keyakinan mereka dapat menggoncangkan gunung.
Abdullah ibnu Mas’ud pernah menuturkan:
“Pada suatu waktu ia pernah membaca firman Allah: “Afahasibtum annamaa khalaqnakum ‘abathan”, pada telinga seorang yang pengsan. Maka dengan izin Allah, orang itu segera sedar, sehingga Rasuulllah saw bertanya kepadanya: “Apa yang engkau baca di telinga orang itu?” Kata Abdullah: “Aku tadi membaca firman Allah: “Afahasibtum annamaa khalaqnakum ‘abathan” sampai akhir surah.” Maka Rasul saw bersabda: “Andaikata seseorang yakin kemujarabannya dan ia membacakannya kepada suatu gunung, pasti gunung itu akan hancur.”
– Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam Al Hilya jilid I hal 7
Selamat menyambut Awal muharram, mulakan awal muharram dgn berdoa berpuasa dari 1 hingga 10 muharram dan menjaga amalan hati zahir batin.

Sabtu, 01 September 2018

Arwah kesadaran Nur Allah & Wali

Penglihatanku tdk ada yg Ada Allah.
Pedengaranku tdk ada yg ada Allah.
Perasaku tdk ada yg ada Allah.
( Rasa = lidah , penciuman , raba dan perasaan hati )
Perkataanku tdk ada yg ada Allah.
Segala yg ada di diriku / pengetahuanku tidak ada yg ada Allah.

Semua pengetahuan yg tampil adalah makhluk , semua makhluk tdk ada karena akan rusak dan binasa.
Allah yg kekal dan abadi , yg awal dan akhir , yg tdk terikat ruang/tempat waktu dan zat / isi.

Nur Allah adalah kesadaran kekal dan abadi yg tdk spt apa apa.
Diri yg sampai kpd kesadaran Nur Allah maka ia tdk akan seperti apa apa , ia musnah dan hilang akan tdk seperti apa apa yg kekal abadi.
Kmd ia akan bangkit krn Allah Maha kuasa dan Maha Pencipta.
Allah Maha melihat , mendengar , merasa dan berbicara , shg Nur Allah mampu mpy raga baru.
Dengan beberapa raga dan bentuk-2 yg berbeda beda bebas berkehendak.

Impian tidurnya manusia dg Kesadaran Nur Allah adalah tdk tidur ia akan selalu sadar , mimpinya tdk akan lupa dg kesadarannya.
Mimpinya nyata dan dalam pengawasan akal sadarnya.
Baik di tempat atau jalan jalan , Kalaulah dia diam ia tetap terjaga.
Walaupun menutup mata , telinganya tetap dengar. Hidungnya tetap membau , Rasa rabanya tetap reflek ada spt biasa.
Perasaan hatinya tetap terjaga dalam istirahat tenangnya masih sadar.

Mampu jalan jalan dg raga baru atau tanpa raga kemana saja kehendak hatinya.
Meninggalkan raganya yg istirahat dlm tidur yg masih terjaga sadar.
Seperti melihat 5 acara televisi bersamaan.
atau spt melakukan makan sambil main game atau sambil ngobrol.

Arwah dalam Keadaan Nur Allah , Langsung bisa kembali dan kekal disisiNya. Dan bisa menemui semua keadaan keadaan Arwah dalam makom makomnya.
Bisa kedunia baik tanpa rupa atau dg rupa apapun.
=========
Raganya yg dikubur bisa hilang , bisa utuh , atau kembali mjd tanah. ( ini juga mrpkan kondisi dari kesadaran Nur Muhammad).
Nah yg bisa hidup lagi keluar dari kubur itu adalah golongan yg atas yaitu Kesadaran Nur Allah yg sangat tinggi.

Ada pula yg mimpi dg dirinya yg tidur yaitu badannya tdk sadar ttp ia keluar dg tubuh baru , mampu melihat , mendengar , merasa dan bicara.
Baik kelihatan wujudnya atau tdk kelihatan wujudnya.
Kesadarannya adalah paling rendah derajatnya jauh di bawah Nabi. Yaitu tdk bisa hidup lagi raganya krn ilmunya dahulu raganya tidur tdk mpy kesadaran terjaga.
Dan Masih banyak makom Golongan yg terperinci krn Sangat Jauh diatas.

Berada di makom Para Waliyullah dan Nabi Rosul.
Derajat Ruhani sir dan sirro sir , yaitu rahasia didalam rahasia.
Keilmuan Wali Kutub yaitu:
1. Kasab
2. Laduni
3. Karomah.
4. Guru Torikoh
Tugasnya adalah utk memantabkan keimanan orang islam dan menyebarluaskan ajaran agama islam.