Laman

Minggu, 27 Februari 2022

SEBELUM MELAKUKAN DZIKIR LATIFAH

--JANGANLAH KAMU SEKALIAN MEMPERBANYAK BICARA SELAIN BERZIKIR KEPADA ALLAH, , MEMPERBANYAK PERKATAAN TANPA ZIKIR KEPADA ALLAH AKAN MENGERASKAN HATI, DAN SEJAUH JAUH MANUSIA ADALAH YANG HATINYA KERAS." (HR. TIRMIDZI).


---ALLAH SWT BERFIRMAN:

"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya,"

(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 41)


---ALLAH SWT BERFIRMAN:

"dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang."

(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 42)


---ALLAH SWT BERFIRMAN:

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28)


---ALLAH SWT BERFIRMAN:

"Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun."

(QS. Al-Isra' 17: Ayat 44)


-- Didalam dzikirmu engkau harus mengenal Allah, janganlah sebatas mengenal dari ilmu" kalam yg engkau pelajari, harus dgn Rahasia Qalbu mu yg terdalam.


-- Ibadah itu harus dibangun atas dasar tauhid dan takwa, tetapi harus berada dalam maqam ikhlas.


-- Jika engkau tidak mengenal Allah melalui Rahasia Qalbu mu, maka dzikirmu itu akan bertindak atas kemauan nafsumu.


-- Janganlah engkau beranggap dzikirmu itu engkau yg berdzikir, tetapi dzikirmu itulah yg mengingat Allah,  serahkanlah dzikirmu itu pada-Nya, sebab engkau adalah fakir, membutuhkan sifat tawakkal dan keridhaan Allah SWT.


-- Sebenarnya dzikirmu itu adalah Allah yg berdzikir, bukan kemauanmu melainkan Allah yg berkehendak berdzikir dan memuji Diri-Nya.


-- Kita hanyalah alat penzahiran yg diadakan sifatnya semata".

Suaramu yg engkau lantunkan melalui lisanmu itu hanyalah alat, tetapi suaramu itu hakikatnya adalah suara Allah. Lisanmu hanya sekedar bergerak dalam berdzikir. Sedangkan Qalbumu itulah Berdzikir hakiki yg takluk kepada sifat kalamnya Allah. 


-- Berdzikirlah yg sebenar dzikir yaitu karena Allah, bersama Allah dan untuk Allah.


-- Biarkan Allah saja yg tahu dzikir itu berada didalam " sirr mu " yakni di kamar yg Jibril sendiripun dilarang memasukinya


-- Dengan mendapatkan Nur Qalbu, maka manusia tersebut akan mendapatkan hidayah dari Allah SWT. 

Seperti Sabda Rasulullah SAW :

KALBU MUKMININ BAITULLAH 

"Sesungguhnya hati orang mukmin itu adalah istana Allah" 


-- Hakekat dari pada DZIKIR pada pandangan Syareat adalah Mengingati Allah SWT. dengan melafazkan ASMA Allah SWT. yaitu apa yang ada dibibir sama dengan yang ada didalam hati.


-- Adapun penafsiran ZIKIR pada pandangan Tasawuf boleh ditafsirkan bahwa  "Zikir adalah satu seruan kepada semua anggota Zahir dengan tujuan untuk membersihkan hati 


1.NAFAS itu letaknya di mulut. 

Nafas kita normal keluar masuk sehari semalam sebanyak 24.000x yaitu pada siang 12.000x dan pada malam 12.000x karena inilah jumlah jam sehari semalam 24 jam, pada siang 12 jam dan malam 12 jam.


---Astagfirullah hal azim 33× allaji laailahailla huwal hayyul kayyum wa'atubu ilaih

---ashadu an lailahaillallah wa ashadu ana muhamaddarasullullah

---lailahaillaillah muhamadur rasullullah

---allahuma shalli ala sayyidina muhamad wa ala ali sayyidina muhamad SLAWAT 33X

---SURAT FATIHAH

---SURAT AL-IKHLAS 3X

---SURAT AL-FALAQ

---SURAT AN-NAS


---ALLAH SWT BERFIRMAN:

"Sebenarnya, (Al-Qur'an) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang-orang yang zalim yang mengingkari ayat-ayat Kami."

(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 49)


---ALLAH SWT BERFIRMAN :

"dan datanglah Tuhanmu; dan malaikat berbaris-baris,"

(QS. Al-Fajr 89: Ayat 22)


---LALU DZIKIR : (ALLAH,ALLAH,ALLAH)50 RIBU KALI

Dzikir sebanyak-banyaknya selenyap-lenyapnya sekaram-karamnya leburkan diri dlm dzikrullah


---NAFAS,AMPAS,TANAFAS,NUFUS

1.Nafas itu letak keluar masuknya di mulut

2.Ampas letak keluar masuknya di hidung

3.Tanafas letaknya di tengah-tengah di antara telinga kanan dan kiri

4.Nufus letaknya di jantung


 ---KEKOSONGAN DIRI

1.tazkiyah an nafs atau pensucian jiwa, artinya mensucikan diri dari berbagai kecenderungan buruk, tercela, dan hewani serta menghiasinya dengan sifat sifat terpuji dan malakuti.


2. tashfiyah al qalb, pensucian kalbu. Ini berarti menghapus dari hati kecintaan akan kenikmatan duniawi yang sifatnya sementara dan kekhawatirannya atas kesedihan, serta memantapkan dalam tempatnya kecintaan kepada Allah semata.


3. takhalliyah as Sirr atau pengosongan jiwa dari segenap pikiran yang bakal mengalihkan perhatian dari dzikir atau ingat kepada Allah.


4. tajalliyah ar Ruh atau pencerahan ruh, berarti mengisi ruh dengan cahaya Allah dan gelora cintanya.


---Kenali dirimu dengan merenungkan kedalam dirimu niscaya engkau akan mengenali Tuhanmu tanpa huruf,suara,tanpa dalil dan perantaraan. Galilah rahasia alam dirimu sendiri sehingga berjumpa dengan air dari alam Malakut,alam Jabarut dan akhirnya Lahut, niscaya kamu akan dapat menyaksikan kembali bagaimana dirimu berhimpun dan bertasbih di alam Lahut serta menyaksikan bagaimana dirimu bersaksi akan diri KeTuhanan


---Sesiapa yang sampai memasuki dimensi atau kealam ruhani, ia mengambil ilmunya terus dari Allah tanpa perantaraan iaitu ilmu laduni.Di alam ini, ia beribadah dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah.Pandangannya senantiasa melihat pada dua alam, melihat diriNya di alam zahir iaitu Af’al,Sifat dan Asma, bermusyahadah dengan ZatNya di alam lahut.Adakala mereka itu fana (lebur) penglihatan di alam ini ketika mentajallikan rahasiaNya sehingga tiada yang dilihat melainkan Allah swt.

RASA ITU ILMU SUFI

Assalamualaikum

*Baca pelan-pelan dengan ketenangan, "karena bukan ilmu yang men-'jadi', melainkan kesadaran yang men-'jadi


RASA   -   

           itu tiada berjasad kerana rasa tidak bisa didefinisikan begini atau begitu. Kita hanya bisa menyebut "manis" tanpa bisa mendefinisikan apa itu "manis". 


          Itulah sebabnya rasa itu dikatakan tidak berjasad, tetapi nyata adanya.


RASA.  -    

          yang tiada berjasad itulah perwujudan roh pada kita. 


          Kalau dibalik , sebenarnya oleh sebab keberadaan roh pada jasad kitalah makanya kita bisa merasa.


          Kalaupun mau dikatakan berjasad, roh kita itu jasad qadim, sedangkan tubuh kita itu jasad baharu / muhaddas. 


Apa buktinya RASA itu perwujudan ROH ? 


          Buktinya, rasa dan roh sama-sama tidak bisa didefinisikan begini atau begitu. 


          Kita tidak bisa menyebutkan :


- bentuk roh kita itu begini-begitu;

- warna roh kita itu apa;

- aroma roh kita itu bagaimana;

- roh kita itu lembut atau kasar;

- bagian-bagian dari roh kita itu apa saja;

- roh kita itu pada jasad bertempat di mana.


          Itulah bukti bahwa roh itu hakikat diri pribadi kita yang tidak bisa disebut, tetapi nyata adanya [Q.S. Al-Insān [76]:1].


RASA.  -    

          yang tiada berjasad itulah perwujudan roh pada kita. 


          Kalau dibalik , sebenarnya oleh sebab keberadaan roh pada jasad kitalah makanya kita bisa merasa.


          Oleh sebab adanya roh-lah jasad ini bisa melihat, mendengar, berkata-kata, bergerak, dsb. 


          Dengan kesadaran ini, jadi siapa sebenarnya yang Solat ketika Anda solat ? 

         

                    " Tentu Roh-lah yang Solat  " 


                   -  Nama lain Roh ialah Zat Allâh.  -


   Jadi ,  siapa sebenarnya yang solat ketika Anda solat ? 


               " Tentu Roh / Zat Allâh-lah yang Solat. "


Nama lain Roh kita juga ialah :

Nūr Ilahi atau 

Cahaya Tuhan. 


Jadi ,  siapa sebenarnya yang Solat ketika Anda solat ? 


                 " Tentu Nūr Ilahi-lah yang solat  "


          Zat Allâh itu bukan Allâh ﷻ. Sebagaimana Nūr Ilahi itu bukan Ilahi atau sebagaimana Cahaya Tuhan itu bukan Tuhan. 


Tapiii....

          Zat Allâh itu esa dengan Allâh ﷻ. Sebagaimana Nūr Ilahi itu esa dengan Ilahi atau 

          sebagaimana Cahaya Tuhan itu esa dengan Tuhan ,  Sang Pemilik Cahaya.


                     ■ Untuk mendekatkan fahaman :


          Matahari dengan sinarnya itu esa sebab tidak ada beda ruang kosong yang meng-antara-i matahari dengan sinarnya.


          Tubuh kita ini esa dengan roh kita.

          Roh kita esa dengan Allâh ﷻ.


          Jadi ,  jasmani-rohani kita ini esa dengan Allâh ﷻ  kapan pun ,  di mana pun ,  ketika melakukan apa pun.

°°°°°°°°°°°°°°°°°

          Sebelum ini kita mengira jasad inilah yang bertakbir-ruku'-sujud ,  padahal Rasa-lah yang sebenarnya bertakbir-ruku'-sujud.


          Sebelum ini kita mengira jasad inilah yang bertakbir-ruku'-sujud ,  padahal Roh-lah yang sebenarnya bertakbir-ruku'-sujud.


          Sebelum ini kita mengira jasad inilah yang bertakbir-ruku'-sujud ,  padahal Nūr Ilahi-lah yang sebenarnya bertakbir-ruku'-sujud.


          Sebelum ini kita mengira jasad inilah yang bertakbir-ruku'-sujud ,  padahal Zat Allâh-lah yang sebenarnya bertakbir-ruku'-sujud.


          Sekarang kita sadar bahawa yang bertakbir-ruku'-sujud itu Rasa / Roh /Nur Ilahi / Zat Allâh yang esa dengan Allâh ﷻ.


          Drp kesadaran inilah mudah-mudahan kita dikaruniai Allâh ﷻ  mengalami sendiri rasanya hadis qudsy ini  (Āmīn): 


              "Kif yā Muḥammad, Ana Rabbuka Uṣolli." 


          Pembicaraan ini erat kaitannya dengan pelajaran "Sifat 20 Zat Allâh" yang disampaikan para `Arif billah dan Muwwahid (ulama ahli tauhid) terdahulu.


          Jadi ,  jangan salah faham. Pelajaran "Sifat 20" bukanlah ajaran yang mengarahkan agar hamba merasa sama dengan Allâh ﷻ atau hamba bisa jadi Allâh ﷻ. 


          Pelajaran "Sifat 20 Zat Allâh" ialah jalan pemahaman agar kita menyadari dan merasakan keberadaan kita ini senantiasa kekal beserta Allâh ﷻ  di dalam dan di luar ibadah, bahkan dalam sakaratul maut. 


          Inilah Ilmu Sedikit untuk Segala-galanya: 

Dasar-Dasar Tauhid Hakiki - Jalan selamat dunia-akhirat.

Matikan dirimu sebelum engkau mati”

Disini bukan bermaksud mati gantung diri di pohon cili atau pohon terong ,.tetapi yang sy maksudkan adalh:

“MATI YANG PERTAMA” = seolah-olah bercerai Roh dari Jasad..,

tiada daya upaya walau sedikitpun jua, hanya Allah jua yang berkuasa,

kemudian.. dimusyahadahkan didalam hati dengan menyaksikan kebesaranNya yaitu sifat Jalal dan JamalNya dan kesucianNya.

Maka mati diri sebelum mati itu adalah dengan memulangkan segala amanah Allah yaitu Tubuh Jasad ini kepada yang menanggung amanah yaitu Rohaniah jua.

_____________________________________

Tarik-lah ‘NAFAS’ itu dengan hakekat memulangkan dzat, sifat, afaal kita kepada Dzat, Sifat, Afaal Allah yang berarti memulangkan segala wujud kita yang zahir kepada wujud kita yang bathin (Roh). Dan pulangkan wujud Roh pada hakekatnya kepada Wujud Yang Qadim,Maka..Setelah sempurna “Mematikan diri yang pertama” …

_____________________________________

“MATI YANG KEDUA” = melakukan “Mi’raj” yang dinamakan mati maknawi, yaitu hilang segala sesuatu didalam hatimu malainkan hanya berhadap pada Allah jua.

Dengan meletakkan nafas kita melalui alam ‘AMFAS’ yaitu antara dua kening (Kaf Kawthar) merasa penuh limpahan dalam alam kudus kita yaitu dalam kepala kita hingga hilang segala ingatan pada yang lain melainkan hanya hatimu berhadap pada Allah jua.

_____________________________________

“MATI PADA PERINGKAT KETIGA” = adalah mati segala usaha ikhtiar dan daya upaya diri karena diri kita ini tidak dapat melakukan sesuatu dengan kekuatan sendiri. sebab manusia itu sebenarnya memiliki sifat ‘Fakir, dan Dhaif (lemah) ’.

Dinaikkan ‘TANAFAS’ hingga ditempatkannya dengan sempurna di ‘NUFUS’ dengan melihat pada mata hati itu dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah.

_____________________________________

Dari Allah mengerakkan Rohaniah,

Dari Rohaniah menggerakkan Al-Hayat

Dari Al-hayat mengerakkan Nafas,

Dari Nafas mengerakkan Jasad

dan pada hakekatnya.. Allah jualah yang mengerakkan sekalian yang ada.

_____________________________________

Demikian hal-nya seperti huruf “Laa Ilaaha Illallah, Muhammadur Rasulullah”,

_____________________________________

masing-masing mempunyai 12 huruf berjumlah 24 huruf semuanya.

Barang siapa “mengucap” dengan sempurna yang 7 kalimah itu niscaya ditutupkan Allah Ta’ala Pintu Neraka yang 7. Juga barang siapa “mengucap” yang 24 huruf ini dengan sempurna niscaya diampuni Allah Ta’ala yang 24 jam.

Inilah bentuk persembahnya kita kepada Tuhan kita yang tiada henti yang dinamakan Sholatul Da’im (sekaligus melakukan puasa nafsu zahir dan batinnya).

_____________________________________

Sabda Nabi S.A.W :

“Ana Min Nuurillah Wal ‘Aalami Nuurii”

artinya “Aku dari Cahaya Allah dan sekalian alam dari Cahaya-ku”

_____________________________________

Sebab itulah dikatakan “Ahmadun Nuurul Arwah”

artinya “Muhammad itu bapak dari sekalian nyawa”

Dan dikatakan “Adam Abu Basyar”

artinya “Adam bapak sekalian tubuh”.

_____________________________________

Adapun Awal Muhammad Nurani

Adapun Akhir Muhammad Rohani.

Adapun Zahir Muhammad Insani

Adapun Batin Muhammad Robbani.

_____________________________________

Adapun Awal Muhammad Nyawa kita

Adapun Akhir Muhammad Rupa kepada kita,

Adapun yang bernama Allah Sifatnya,

Adapun sebenar-benar Allah itu Zat Wajibal Wujud,

Adapun yang sebenar-benar Insan yaitu manusia yang tahu berkata-kata adanya.

_____________________________________

cara untuk mencapai martabat atau maqam sholat da’im..

Sholat Da’im boleh ditakrifkan sebagai sholat yang terus-menerus tanpa putus walaupun sesaat dalam masa hidupnya yaitu penyaksian diri sendiri (diri batin dan diri zahir) pada setiap saat seperti firman Allah yg artinya :

” YANG MEREKA ITU TETAP MENGERJAKAN SHOLAT” ( Al-Makrij-23).

_____________________________________

Di dalam sholat tugas kita adalah menumpuhkan sepenuh perhatian dengan mata batin kita menilik diri batin kita dan telinga batin menumpuhkan sepenuh perhatian kepada setiap bacaan oleh angota zahir dan batin kita disepanjang mengerjakan sholat tanpa menolehkan perhatian kearah lain.(titik)

_____________________________________

Sholat adalah merupakan latihan diperingkat awal untuk kita melatih diri kita supaya dapat menyaksikan diri batin kita yang menjadi rahasia Allah Taala… setelah sanggup membuat penyaksian diri diwaktu kita menunaikan sholat,maka hendaknya kita melatih diri kita supaya dapatlah kita menyaksikan diri batin kita pada setiap saat didalam masa hidup kita dalam waktu dua puluh empat jam disepanjang hayat kita,

_____________________________________

Sebab itulah kita mengucapkan Syahadah:…

Maka berarti kita berikrar dengan diri kita sendiri untuk menyaksikan diri rahasia Allah itu pada setiap saat di dalam waktu 24 jam sehari semalam.

_____________________________________

Oleh karena itu untuk mempraktekkan penyaksian tersebut, maka kita haruslah mengamalkan sholat da’im dalam hidup kita seharian seperti yang pernah dibuat dan diamalkan oleh Rasulullah s.a.w, nabi-nabi dan wali wali yang agung.

_____________________________________

Diantaranya syarat syarat untuk mendapatkan maqam sholat da’im adalah sebagai berikut :

PERTAMA- Hendaklah memahami dan berpegang teguh dengan hakekat melakukan zikir nafas,

_____________________________________

KEDUA- haruslah terlebih dahulu berhasil mendapat NUR QALBU yaitu hati nurani.

_____________________________________

KETIGA- Telah mengalami proses pemecahan wajah KHAWAS FI AL KHAWAS,

_____________________________________

KEEMPAT- Juga memahami dan dapat berpegang dengan penyaksian sebenarnya SYUHUD AL-HAQ,

_____________________________________

Untuk mengamalkan dan mendapatkan maqam sholat da’im maka seseorang itu haruslah memahami pada peringkat awalnya tentang hakekat melakukan zikir nafas yaitu tentang gerak-geriknya : zikirnya.. lafaz zikirnya… letaknya.. dan sebagainya..,

Hal ini telah dibahas dalam status sy yang dahulu..,, oleh karena itu amalkanlah zikir nafas itu dengan sungguh sungguh supaya kita mendapat QALBU yaitu pancaran Nur di dalam jantung kita yang menjadi kuasa pemancar kepada makrifat untuk me-makrifat-kan diri kita dengan Allah Taala.

_____________________________________

Sesungguhnya hanya dengan zikir nafas sajalah gumpalan darah hitam yang menjadi istana iblis di dalam jantung kita akan hancur setelah itu baru terpancarlah NUR-QALBU dan kemudian terpancarlah pula makrifah hingga sesorang itu memakrifatkan dirinya dengan Allah Taala dan dapatlah diri rahasia Allah yang menjadi diri batin kita membuat hubungan dengan diri ZATUL HAQ Tuhan Semesta Alam.

_____________________________________

Latihan untuk menyaksikan diri ini hendaklah dibuat berperingkat, diperingkat awal melalui sholat sebagaimana yang diterangkan di dalam bahasan yang lalu.. dalam masa proses penyaksian diri seseorang itu akan mengalami satu proses membebaskan diri batin (KHAWAS FI KHAWAS) dari jasad dan dengan itu maka sesorang itu akan dapat melihat wajah kesatu sampai dengan wajah kesembilan yaitu martabat yang paling tinggi… dengan mendapat pemecahan wajah ini maka akan dapatlah kita membuat suatu penyaksian yang sebenarnya pada setiap saat dimasa hidupnya… pada masa beribadah (acara sholat), ataupun keadaan biasa.

_____________________________________

Pada peringkat ini dinamakan juga peringkat martabat BAQA BILLAH yaitu suatu keadaan yang kekal pada setiap pendengaran.., penglihatan.., perasaan… dan sebagainya,dan pada tahapan ini mereka adalah seperti orang awam dan sulit untuk kita mengetahui derajat dirinya dengan Allah Taala..

_____________________________________

Umumnya mereka yang mencapai maqam sholat da’im dapatlah kembali kehadrat Allah Taala dengan diri batin dan diri zahir tanpa terpisahkan diantara satu sama lain, mereka dapat memilih apakah hendak mati (meninggal) atau hendak ghaib…