Laman

Minggu, 30 September 2018

Hati yang suci

Imam al Ghazali Berkata: “Kehidupan seorang muslim tidak dapat dicapai dengan sempurna, kecuali mengikuti jalan Allah SWT yang dilalui secara bertahap. Tahapan-tahapan itu antara lain : tobat, sabar, faqir, zuhud, tawakal, cinta, makrifat dan ridha. Karena itu seseorang yang mempelajari tasawuf wajib mendidik jiwa dan akhlaknya. Sementara itu, hati adalah cermin yang sanggup menangkap makrifat. Dan kesanggupan itu terletak pada hati yang suci dan jernih.”

Imam Al Ghazali menekankan pentingnya hati yang bersih agar bisa menangkap cahaya Ilahi, tanpa itu maka kegelapan akan menyelimuti hidup manusia dari dunia dan akhirat.

Nabi berkata bahwa segala sesuatu ada pembersihnya dan pembersih hati adalah dzikir. Dzikir juga berbagai macam dan dzikir terbaik adalah dibawah bimbingan Guru Mursyid yang menerima ijazah langsung dari Rasulullah SAW melalui Guru Guru sebelumnya sambung menyambung tanpa terputus.

Hati yang bersih ibarat danau yang tenang dan damai, selembar daun jatuh akan langsung terasa. Karena itulah kenapa para wali bisa merasakan getaran sehalus apapun yang terjadi diluar dirinya karena hatinya sangat tenang.

Proses pembersihan hati itulah yang menyebabkan hamba bisa melewati maqam demi maqam (tobat, sabar, faqir, zuhud, tawakal, cinta, makrifat) seperti yang digambarkan oleh Imam Al Ghazali sehingga seorang hamba mencapai maqam Ridha (di Ridhai Allah).

Keliru kalau orang mengharapkan ridha Allah tanpa makrifat kepada Allah terlebih dulu, sama dengan mengharapkan kasih sayang raja tapi tidak mengenal raja sama sekali.