Laman

Jumat, 08 Mei 2020

Guru Sejati(Dalam Tasawuf Jawa).


Dalam Tasawuf Jawa dijelaskan bahwa guru manusia itu adalah bersifat perantara untuk menuntun sang murid agar ketemu dengan guru sejatinya masing-masing. Guru Sejati adalah proyeksi dari rahsa(rasa/sirr) yang sumbernya adalah kehendak Tuhan; terminologi Jawa menyebutnya sebagai Rasa Sejati. Dengan kata lain rasa sejati sebagai proyeksi atas “rahsaning” Tuhan (sirrullah).
Sukma sejati atau dalam terminologi Arab disebut ruh al quds, dalam bahasa tasawufnya disebut sebagai an-nafs al-muthmainah, adalah sebagai “penasihat spiritual” bagi jiwa. Setiap Jiwa manusia perlu di dampingi oleh Guru Sejati karena ia dapat dikalahkan oleh nafsu yang berasal dari jasad (Raga dan Hawa Nafsu) manusia. Dalam Jiwa ini terjadi pertempuran tiap hari antara Hati Nurani dan hawa Nafsu.
Menurut ngelmu Kejawen, ilmu seseorang dikatakan sudah mencapai puncaknya apabila sudah bisa menemui wujud Guru Sejati. Guru Sejati benar-benar bisa mewujud dalam bentuk “halus”, wujudnya mirip dengan diri kita sendiri. Mungkin sebagian pembaca yang budiman ada yang secara sengaja atau tidak pernah menyaksikan, berdialog, atau sekedar melihat diri sendiri, seperti melihat cermin.
Itulah Guru Sejati anda. Guru Sejati memiliki sifat-sifat pancaran dari Cahaya Tuhan, maka segala nasehatnya akan tepat dan benar adanya.
Jika sang murid sudah bisa ketemu dengan sejatinya sendiri atau guru sejati, maka tugas guru manusia (dhohir) berikutnya hanya memantau agar sang murid bisa istiqomah dan bersatu dan manunggal dengan guru sejatinya. Oleh karena itu dalam tasawuf jawa sebelum meditasi tidak ada tawasul atau kirim fateha kepada para guru-guru sebelumnya. Karena dalam pandangan mereka hakekat guru sejati itu ada dalam diri setiap manusia.
Oleh sebab itu bagi yang dapat bertemu Guru Sejati, saran dan nasehatnya layak diikuti. Bagi yang belum bisa bertemu Guru Sejati, anda jangan pesimis, sebab Guru Sejati akan selalu mengirim pesan-pesan berupa sinyal dan getaran melalui Hati Nurani anda. Maka anda dapat mencermati suara hati nurani anda sendiri untuk memperoleh petunjuk penting bagi permasalahan yang anda hadapi.
Suatu hari ada orang datang ke rumah dengan membawa beras, ketika saya terima tangan saya terasa panas, gurusejati (sejatidiri) berkata, “beras itu hasil dari cara haram”. Lalu saya berpesan kepada ibu saya, agar beras ini jangan dimasak, karena dari cara haram, ibu saya tidak percaya, lalu bertanya langsung kepada yang memberi beras, ternyata beras tersebut berasal dari menang judi Pilkades.
Pernah juga ada orang datang mintak tolong katanya anaknya di rumah kerasukan Jin sudah satu bulan tidak sembuh, Guru sejati (hati Nurani) berkata, “ Jangan pergi, anak itu tidak kena Jin, tapi sakit typus, habis ini takdirnya mati”. Sayapun menjelaskan kepada orng tuanya kalau anaknaya tidak kena Jin, dia masih tetap tidak percaya. Lalu saya berkata, “saya tidak bisa menolong, ini sudah terlambat, anakmu sakit typus, harus ke rumah sakit.”
Satu jam kemudian anak tersebut meninggal dunia. Masih banyak lagi kisah-kisah yang saya alami berkaitan dengan nasehat dan bimbingan guru sejati.
Kenapa kalau sudah menemukan jadi diri dianggap aman dalam perjalanan spritual? Karena itu adalah dasar dalam makrifat kepada Allah, jika sudah berhasil menemukan jati diri, maka gurunya sudah bukan manusia lagi, melainkan guru sejati yang ada pada diri sendiri. Dalam istilah jawa disebutkan Guru Sejati Dumunung Ono Ing Telenging Ati, artinya guru yang akan kita tanya ataupun yang akan selalu mengingatkan kita adalah hati kita sendiri yang sudah kita kenali.
Bagaimana caranya guru sejati mengingatkan atau menjawab pertanyaan kita? Inilah misteri yang paling dicari dan paling dibutuhkan oleh semua orang. Guru sejati adalah roh yang memiliki wujud (tajalli) dan bisa diajak berdialog dengan kita, tidak bisa diajak dialog oleh orang lain, wajahnya juga seperti kita, yang bisa menemuinya hanya kita sendiri.
Nasehat dan suara guru sejati itu berasal dari hat nurani, dipancarkan ke atas di dada bisa di dengar oleh telinga atau dipancarkan ke atas di otak untuk diproyeksikan jadi sebuah gambar atau tulisan. Dalam tasawuf jawa dikenal dengan istilah, Suoro tanpo rupo(suara tanpa ada wujud), tulisan tanpo papan (tulisan tanpa dipapan tulis). Jika kita mendengar suara itu tepat disebelah telinga kanan atau kiri, maka itu adalah suara Jin, atau khodam anda. Jika sudah mengalami sendiri, maka akan bisa bedakan antara suara guru sejati atau Jin dan hawa nafsu.
Nah, bagaimana agar kita bisa bertemu atau dibimbing oleh guru sejati...? kita harus bisa mengalahkan nafsu atau jiwa Ammarah, Aluwamah, Mulhimah dengan berbagi macam laku dan tirakat. Kebanyakan metode tasawuf Jawa tirakatnya banyak yang berat, misalkan puasa mutih, ngebleng (didalam kamar/ruangan), melekan (tidak tidur dimalam hari), ngrowot (makan dedaunan), topo pendem (dikubur Hidup-hidup) dll. Tujuannya adalah agar dominasi tubuh jadi lemah dan menderita, sehingga guru sejati kasihan dan mau keluar untuk menemuinya dan membimbing orangnya.
Sebagian dari mereka ketika ketemu dengan guru sejati (sejatidiri) menganggap sudah sempurna perjalanan spritualnya, sehingga mereka meninggalkan Sholat, karena menganggap sudah makrifat, padahal ketika seseorang ketemu dengan guru sejati itu masih tahap dasar makrifat dan masih panjang perjalanan berikutnya.
Cukup sekian pembahasan tentang guru sejati, Insya Allah lain kali saya akan menulis tentang sholat dengan guru sejati, sehingga antara syareat dan hekekat bisa bersatu padu.
Salam🙏

TAFAKUR MEMFANAKAN DIRI.

TAFAKUR MEMFANAKAN DIRI
” Wahai manusia ! Sesungguhnya kamu harus berusaha dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk bertemu dengan Tuhanmu, sampai kamu bertemu dengan-Nya “. ( QS Al Insyiqoq 84 : 6 )
Abu Huroiroh r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Solallohu Alaihi Wasallam bersabda, “Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: Apabila hamba-Ku senang untuk bertemu dengan-Ku, Aku pun senang untuk bertemu ...dengannya. Dan jika dia tidak suka untuk bertemu dengan-Ku, Aku pun tidak suka untuk bertemu dengannya.” (HR. Imam Malik, hadits shahih)
Membuka Rahasia Diri melalui ILMU TAFAKUR.” “Membina kekuatan jiwa,mental dan penyembuhan penyakit zahir dan batin” Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala “Maka ingatlah kepada-Ku, nescaya Aku ingat kepadamu (bersama dan melindungi hambaNya)… “(al-Baqoroh: 152)
adalah tenaga dari Illahi, ia mempunyai cahaya yang hebat yang datang dari alam Lahut. Energi zikir akan menysucikan segala kekotoran pada qolbu sehingga qolbunya akan terkeluar cahaya alam Lahut yang tertutup selama ini disebabkan kekotorannya.
Cahaya ini akan bersinar dan meningkatkan frekuensi cahaya pada qolbi dan seterusnya mengeluarkan segala tenaga yang rendah pada jiwanya (mazmumah). Ia juga akan bergerak menguatkan Ruh Sultoni yaitu cahaya akal sehingga akalnya mempunyai daya ketahanan yang kuat, berfikir tajam dan kreatif.
Zikir yang digabungkan dengan teknik pernafasan yang betul, akan memberikan kesan yang lebih hebat.
Imam Ghazali mengatakan zikir yang dilakukan dengan cara menahan nafas akan mempercepatkan proses penyucian hati (membakar mazhumah). Pernafasan yang betul akan memaksimumkan penyerapan oksigen yang amat penting dalam kehidupan dan kesehatan manusia.Kekurangan oksigen menyebabkan seseorang terdedah pada berbagai penyakit.
Tafakur juga dapat merawat gangguan halus sama ada dari sihir atau pun jin ialah dengan mengeluarkan penyakit dari diri serta memastikan pesakit mempunyai sistem pertahanan yang kuat agar segala iblis atau sihir tidak dapat menembusinya lagi setelah ia sembuh. Rawatan energi zikir juga akan menumpukan pengumpulan tenaga zikir pada qolbu untuk mengeluarkan syaitan dari dalam darah. Apabila tenaga zikir terkumpul di jantung, maka ia akan menghantar tenaga itu ke seluruh badan melalui sistem peredaran darah, seterusnya menghancurkan segala tenaga yang rendah (jin dan syaitan) tidak kira di mana ia berada dalam tubuh pesakit.
(Zikir Nafas)
Setiap kita yang hidup mesti mempunyai nafas, melihat, mendengar, merasa dan ini semua termasuk di dalam sifat al hayat. Kita boleh hidup tanpa mata, telinga, tangan dan anggota tubuh yang lain tetapi kita tidak boleh hidup tanpa nafas. Kita boleh berjalan, berkata-kata dan melakukan apa saja, ini semua berlaku kerana qudrot dan irodat dari Allah. Dan nafas berada didalam qudrot dan irodat Allah.
Di mana permulaan dan letaknya nafas ini?
Untuk mengetahuinya kita harus kembali pada asal kejadian kita yaitu di antara pertalian ibu dan anaknya. Mula terjadi benih diperut ibu ialah di bagian PUSAT. Di situlah mulanya nafas dan dari situ bermula benih itu membesar menjadi anggota tubuh yang sempurna.
Dimanakah letaknya rahasia diri kita yang sebenarnya?
Letaknya rahsia diri kita ialah di atas PUSAT (jaraknya dua jari diatas pusat). Kerana di situlah mulanya kejadian kita. Dan situlah letaknya pengenalan kita pada Allah. Untuk mencapai kemaqom tersebut ada 3 tahap atau latihan yang perlu kita lakukan.
-Menfanakan diri (mematikan diri)
-Mengqasadkan diri dalam afal Allah (perbuatan Allah)
-Mengqasadkan diri dalam ilmu Allah (pengetahuan Allah)
Pengetahuan Allah amat luas dan tidak terbatas.
Kalau Dia tidak berpengetahuan, munkinkah terjadi segala sesuatu ini?
Tentu tidak akan terjadi.
Mustahil kalau Allah itu tidak tahu. Adapun pengetahuan manusia makhluk tetap terbatas. Sedang Allah Yang Maha Ada, justeru Dialah yang mencipta akal dan pengetahuan.
Dan kunci/pokoknya amalan ini ialah: Lahaulawala quwwata illa billahil aliyyil azhim
Tahap 1:
Ucapkan Dua Kalimah Syahadah secara tidak putus sebanyak 3 kali. Iaitu لااله الا الله tarik nafas ( memberi makna هو tanpa kita sebut samada melalui mulut atau dengan hati)
Perhatikan turun naiknya nafas kita. Tarik dan hembuskan nafas kita dengan menggunakan kaedah pernafasan perut.
Apabila kita tarik nafas perut kita akan kembung, bukannya dada (boleh dilakukan samada nak menahan nafas selama mana yang kita mampu - atau tidak menahan nafas. Ingat saja kepada Allah - semasa menarik nafas biarkan udara masuk melalui hidung)
Jika kita guna kaedah menahan nafas, - Bila nafas tak tertahan lagi lepaskan perlahan-lahan. dan semasa kita menghembuskan nafas perut kita menjadi kempes seolah-olah kulit perut bertemu dengan tulang belakang. ( juga biarkan udara keluar ikut hidung )
Apabila kita melakukan kaedah diatas secara automatik akan berlaku kaedah yang dipanggil Mematikan diri dengan cara mengumpulkan segala nafas kita di bahgian qolbu (maqomnya alam malakut) lalu ditarik ke atas di bahgian ubun-ubun kepala (maqomnya alam jabarut) sambil tarik nafas dan bila sudah sampai kebahgian umbun-umbun kepala lalu tahan nafas untuk seketika. Selepas itu turunkan/lepaskan nafas hingga kebagian 2 jari di atas PUSAT (maqomnya alam lahut) lalu tahan nafas untuk seketika. Kosongkan fikiran dan tumpukan pada point iaitu 2 jari di atas PUSAT. Rasakan pada waktu itu kewujudan kita telah tiada yang ada hanya Allah. Selepas itu ambil nafas seperti biasa seketika dan lakukan lagi latihan 1.( tidak perlu diingat akan pergerakkan nafas itu ianya berlaku secara automatik - dengan sendiri)
Tahap 2
Mengqasadkan diri kita pada pergerakan Allah yaitu segala gerakan yang berlaku pada diri kita bukan lagi gerakan kita tetapi adalah gerakan Allah. Kembali pada pokoknya Lahalauwala quwata illabillahil aliyil azhim. Bahawasanya apa saja gerakan yang berlaku pada diri kita bukan lagi gerakan kita tapi adalah qudrat dan iradat Allah.
Misalnya: Kita lakukan latihan 1 dan bila sampai saja di point (PUSAT - setelah nafas habis dilepaskan) kita bermohan pada Allah agar memberi kita pergerakan . Dan selepas itu serahkan segala-galanya pada gerakan Allah. jangan difikirkan apakah gerakan yang hendak kita lakukan. Pergerakan ini boleh digunakan dalam membantu dalam kesusahan seperti scan tubuh pesakit. Kosongkan fikiran kita dan biarkan tubuh kita beregrak dengan sendirinya. Waktu itu bukan kita lagi yang mengawal tubuh kita tetapi adalah dari gerakan qudrat iradat Allah. Setiap apapun yang disaksikan oleh mata hendaklah ditanggapi oleh hati bahwa itu adalah af’al Allah (perbuatan) dari pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Tahap 3
Mengqasadkan diri kita di dalam ilmu Allah iatu segala apa yang akan berlaku semuanya adalah di dalam ilmu dan ketentuan Allah. (LA HAULA WA LA QUWWATA ILLA BILLAHIL-ALIYYIL AZHIM) Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan(daya dan kekuatan) Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
Hadis Rosulullah Solallohu Alayhi Wasallam
LA TATAHARROKU DZARROTUN ILLA BI IDZNILLAHI.
Tidak bergerak satu zarrah juapun melainkan atas izin Allah.
Untuk mencapai tahap yang sempurna harus perbanyakanlah kita beribadah kepada Allah kerana semakin kita dekat dan mesra dengan Allah semakin tinggi dan menyerahlah apa yang kita tuntut ini.
Di dalam mengamalkan amalan ini janganlah ada sifat sombong, riya, takabbur, hasad dengki di dalam diri kita kerana sekiranya ada salah satu dari sifat-sifat ini di dalam diri kita maka amalan ini tidak akan menjadi kerana ilmu ini juga berada di dalam qudrot irodat Allah. Serahkan segala-galanya pada urusan Allah kerana kita adalah manusia yang lemah yang tiada daya dan kekuatan.
Siapa yang mengenal dirinya, tentu dia mengenal Tuhannya dan siapa yang mengenal Tuhannya, maka binasalah dirinya.”
Tambahan :-
Ucapkan Dua Kalimah Syahadah secara tidak putus sebanyak 3 kali. Iaitu لااله الا الله tarik nafas ( memberi makna هو tanpa kita sebut samada melalui mulut atau dengan hati)
Sesudah nafas tak tertarik lagi lalu sebutkan kalimah محمد روسول الله kemudian teruskan dengan berzikir الله...... الله ...... الله kalau boleh yang sedang menyebut الله itu ialah Allah.. ( tanpa ada kesedaran kita sedang berzikir )
URUTAN AMALAN ( tertib )
1-Pembukaan Amalan...
2-Perjalanan GERAK..
3-Pengisian NURILAHI...
4-Kunci Wasiat..
5-Tafakur Nafas
6-Tafakur Nafas 3 – Segi
7-Simpan Amal
Tafakkur atau Gerak Bapak Bagindo Muchtar
Boleh dilakukan setiap masa tanpa apa apa syarat ..dalam keadaan duduk selesa atau baring …
CARA PERSEDIAAN
Matikan segala gerak fizikal
Mati segala gerakan otak = fikiran
Letakkan kedua tapaktangan diatas kepala lutut atau didepan dada selaras dgn kedudukan JANTUNG
Tundukkan kepala dan pandang jantung
Boleh buka mata atau lelap mata
Fokuskan perhatian kepada keluar masuk nafas
Ujudkan RASA TENANG ..kemudian
Baca …Istiqfar…….3x
Baca…Auzubillahi minash syaitonil rojim
Baca….Bismilahi rahmani rahim
Mengucap…….3x
PERJALANAN SIROTHOL MUSTAQIM
(HAKIKAT GERAK KALIMAH TAUHID)
PEMBUKAAN AMALAN
Auzubillahi minassyaitonir rojim
Bismillahi rahmani rahim
Ashadu an la ilaha illallah ۝ wa ashadu anna muhammadur rosulullah
La haula wala quwwata illa billahi aliyul adzim
Astaqfirullahal adzim………3x
Selawat……..3x
1) ila hadratin nabi muhammadin Mustafa rosulillahi s.a.w saiun lillahi lahu………al-fatihah
2) ya Allah hamba hadiahkan al-fatihah ini kepada….rasul-rasul,nabi-nabi Allah,keluarga dan sahabat-sahabat Rasulullah,para wali-wali Allah,kedua ibu bapaku,kepada arwah bapak bagindo muchtar dan guru-guru serta kepada kaum muslimin dan muslimat,mukminin dan mukminat dan juga kepada diriku sendiri…………..al-fatihah.
AMALAN PERJALANAN / GERAK
Bismillah & Mengucap 3 x
BACA DOA INI
Ya Allah Ya Rabbi Ya Tuhanku
Makbulkanlah permintaanku Ya Allah
Ampunilah dosa dosaku zahir dan batin Ya Allah
Bersihkanlah Ruhani, Jasmaniku serta Jasadku
Tiada aku yang berkuasa – Allah Yang Berkuasa
Allah Maha Tahu segala-galanya
Ya Allah Tunjukkanlah PENGAKUAN DIRIKU yang sebenar-benarnya
Ya Allah Tunjukkanlah SIAPA AKU SEBENARNYA
Ya Allah Tunjukkanlah PERJALANAN AKU yang sebenarnya yakni PERJALANAN SIRATUL MUSTAQIM
Ya Allah KEMBALIKAN aku ke PANGKAL JALAN.
Tiada aku yang berkuasa – Allah-lah Yang Maha Berkuasa
Plus DOA PERIBADI ( jika ada )
DOA PENUTUP / KEMBALI
Ya Allah Ya Rabbi Ya Tuhanku
MAKBULKAN-lah permintaanku Ya Allah
KEMBALIKAN-lah aku SEPERTI BIASA
Tiada aku yang berkuasa – Allah –lah Yang Maha Berkuasa
CARA
Tutup 10 jari
Istighafar 3 x
Alhamdulillah 1 xSalam kekanan – Ya Allah - Salam kekiri – Ya Muhammad
PENGISIAN CAHAYA NURILAHI
Bismillah
Mengucap
DOA
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim
Makbulkan permohonanku ini
ISIKAN-lah PANCARAN CAHAYA NURILAHI
melalui UBUN UBUNKU
kedua belah tapak tanganku
seluruh anggotaku
seluruh jasadku
ruhani dan jasmaniku
Tiada aku yang berkuasa
Allah-lah Yang Maha Berkuasa
BERZIKIR-lah
Allah – Allah - Allah
RAHSIA KUNCI WASIAT
Anak kunci Serbaguna - Cara Cara mengamalkannya
Istighafar 3 X
A-uuzubillah minash syaitonil rojim
Bismillahi Rahmani Rahim
MENGUCAP 3 X
Mohon hajat kepada Allah
kemudian pegang kunci itu (Alif,Lam,Mim)
Tarik nafas sambil silang kedua tangan=kanan didalam dan kiri diluar berbentuk lam jalallah,
sambil zikr allah 9x,
kemudian letak kunci didahi sambil ucapkan
kalimah syahadah 1 X,
dan turun kearah pusat kemudian telan air liur,
pastu buat kalimah lam jalallah dengan jari kanan dimulai di bahu kanan sambil membaca bismillahi rahmani rahim dan allahu akbar.....
PENUTUP ..sama dengan amalan sebelumnya
UNTUK PAGAR DIRI CARANYA SAMA SEPERTI DIATAS.
kalau kita nak buat ubat guna air jadi guna tangan kanan yg ada kunci tu atau kedua dua tangan...pun boleh juga arahkan kepada air tu.....
SEMIDI / ZIKIR NAFAS 3 SEGI
Pilihan je – tak buat takpe
Baca Password
Sambil tangan diletakkan atas peha dengan keadaan terbuka, dan pejamkan mata serta memandang dengan mata hati kedalam diri sambil berzikir ikut aturan nafas
Iaitu…
Nafas masuk……….5 hitungan
Tahan nafas…………5 hitungan
Nafas keluar………..5 hitungan
Jika kita telah lama membawa hitungan ini maka naikkanlah bilangan nya itu
10……..hitungan
15……..hitungan
20……..hitungan
*masuk dan keluar nafas melalui hidung
PENUTUP – SAMA DENGAN AMALAN SEBELUMNYA
SIMPAN AMAL
Ya Allah Ya Tuhanku…
Simpanlah amal rahsiaku didalam
SIFAT MA’BUD ZAT TUHAN,
simpan didalam FUAD, didalam JANTUNG didalam INSAN .
Insan BERKAMIL INSAN dengan SIFAT 20..
Sifat yang terkandung didalam Kalimah ….
LA ILAHA ILLALLAH HU HAQ.
.............................................................................
TAFAKUR 1 (TATA CARA BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH)
Ibarat Bayi Tidak Bisa Apa-apa
Tafakur adalah perilaku seseorang dalam rangka berserah diri pada Tuhan.Ia tidak tahu apa-apa,karenanya tidak mempunyai tujuan.Ibarat bayi yg hanya manut-manut saja,menjalankan pepesten(takdir).Apa saja diterima.Duduk tafakur melakukan perenungan.Bagaimana tafakur yg benar?
Tafakur berbeda dengan meditasi.Perbedaannya pada: tata cara dan aturan-aturan khusus.Tafakur adalah mengheningkan cipta,tafakur memusatkan segenap pikiran (dengan meniadakan segala hasrat jasmaniah).Aturan khususnya,diam dengan posisi duduk tegak(bersila).Mengatur pernapasan sedemikian rupa,halus,keluar masuknya nafas tidak boleh tersedak-sedak (megap-megap).
orang yg melakukan tafakur adalah orang yg tidak tahu,belum mengerti apa-apa,tidak memiliki apa-apa.Bertafakur berarti melakukan perenungan.Berserah diri.Intinya pendekatan diri kepada tuhan sama sekali tidak memiliki tujuan juga tidak memiliki keinginan atau tuntutan.
Orang yg melakukan tafakur diibaratkan bayi.Tidak tahu apa-apa,tidak tahu mana arah utara,selatan,timur maupun barat.Ia tidak memiliki kemampuan apa-apa,sehingga dipukul,dibentak,dibunuh atau diapakan diam saja.apakah bayi itu akan diberi umur hanya 2tahun atau hidup sampai 100tahun,hanya menjalani saja.
Panembahan
Orang yg berserah diri pada tuhan sudah barang tentu berkaidah dengan panembahan(menyembah).Orang yg beribadah,yg perlu dipahami bahwa panembahan yg dimaksud bukan sholat.Sebab,bertafakur tidak sama dengan sholat.Tetapi menyembah dalam arti beribadah.Tata caranya dengan duduk bersila,mengosongkan pikiran,berkonsentrasi penuh.
Karena menyembah ,maka berhubungan dengan tuhan.orang yg sedang melakukan kontak dengan Tuhan,alam pikir harus dikosongkan.Pikiran yg macam-macam,ingatan yg macam-macam,keinginan keinginan yg macam-macam,harus diusir jauh-jauh.Yg harus difungsikan adalah hati.suara hati,jeritan hati,keinginan hati untuk menuju Tuhan.
Melakukan tafakur bukan berarti diam membisu dan mematung.Secara fisik memang demikian,tapi dalam ruhani harus ramai,bergemuruh ramai dalam diam,bergemuruh dalam kesunyian.Yg ramai ialah suara hati.
Selaras
Agar pikiran tidak melayang ke mana-mana,maka harus diisi.Isinya adalah dzikir.Dzikir yg harus dibaca,harus selaras antara hati dan pikiran.Artinya,dzikir yg dibaca didengar sendiri,dibaca terus menerus,diresapi dan dijaga sedemikian rupa agar alam pikir tidak melayang kemana-mana.kalau pikiran keluar jalur,harus dikembalikan ke jalur hati,sehingga terjaga terus.Dzikir yg harus dibaca banyak sekali.Setiap guru punya anjuran sendiri-sendiri.ada yg mewajibkan berdzikir kalimat tauhid”Laa ilaaha illallah”.Ada yg kalimat pendek mengambil dari asmaul husna ,misalnya ” Yaa hayyu yaa Qoyyum”.
Tapi,biasanya untuk penyerahan diri adalah berdzikir memuji Tuhan,yaitu membaca tasbih “Subhaanallah walhamdulilah walaailla haillallahu allahu akbar laa haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim.Kalimat dzikir tsb dibaca dalam kondisi duduk bersila secara terus menerus.Tidak merasa bosan.Malahan harus merasa enjoy.Jika sudah merasa enak,maka senantiasa akan kurang.Lamanya juga tidak diperdulikan
Waktu untuk bertafakur sebenarnya tidak ada aturan,bisa siang,sore,pagi,atau malam.Tetapi yg paling baik dilakukan pada tengah malam tatkala orang-orang sudah terlelap,sehingga memperoleh kesunyian-kesunyian di malam hari.
Dzikir dalam tafakur berarti suara hati.Tanpa suara,tanpa kata-kata juga gerakan-gerakan.Ini berbeda dengan tata cara berdzikir yg ada cara duduk,gerakan badan dan suara.Ada geleng-geleng ,manggut-manggut dan lainnya.

AKIBAT DAN BAHAYANYA BILA TIDAK BERTAREKAT*

*Tanya :*Apa akibat dan bahayanya jika seorang Muslim yang mengaku beriman tidak mempelajari Tarekat?
*Jawab Jika seorang Muslim yang mengaku beriman hanya mempelajari Ilmu Syari’at saja dan tidak mempelajari Tarekat sampai akhir hayatnya, maka nanti pada saat sakaratul maut *segala amalan Syari’atnya (shalat, puasa, zakat, dan haji) tidak akan dapat menolongnya.* Menurut Al-Ghazali, yang dimaksud dengan sakaratul maut yaitu, dikatakan telah mati, nyawanya masih ada, dikatakan masih hidup, sudah tidak bisa apa-apa. Ada tujuh sifat ma'ani pada Allah Taala yang telah dipinjamkan kepada manusia, diantaranya yaitu :
1. *Hayat,* sedangkan pada manusia adalah yang dihidupkan.
2. *Ilmu,*sedangkan pada manusia adalah yang diberi ilmu.
3. *Iradat,* sedangkan pada manusia adalah yang diberi kehendak.
4. *Qudrat,* sedangkan pada manusia adalah yang diberi kemampuan.
5. *Bashar,* sedangkan pada manusia adalah yang diberi penglihatan.
6. *Sama’*sedangkan pada manusia adalah yang diberi pendengaran.
7. *Kalam,* sedangkan pada manusia adalah yang diberi kemampuan berkata-kata.
Setiap barang pinjaman, pasti akan kembali kepada pemiliknya. Maka pada saat sakaratul maut , *Allah akan mengangkat sifat-Nya yang lima, yang telah ia pinjamkan kepada hamba-hamba-Nya,* diantaranya yaitu sifat
iradat, qudrat, basar, sama’ dan kalam. Maka tinggallah dua sifat yang masih tersisa pada saat sakaratul maut yaitu, *sifat hayat dan ilmu.* Maka pada saat
sakaratul maut tidak ada yang dapat kita lakukan dan siapapun tidak akan ada yang dapat menolong kita sebagaimana *firman Allah dalamm surat as-Syuara ayat 88
ﻳَﻮْﻡَ ﻻَﻳَﻨْﻔَﻊُ ﻣَﺎﻝٌ ﻭَﻻَﺑَﻨُﻮْﻥَ . ﺍِﻻَّﻣَﻦْ ﺃَﺗَﻰ ﺍﻟﻠﻪَ ﺑِﻘَﻠْﺐٍ ﺳَﻠِﻴْﻢٍ .
Artinya : “Pada hari itu harta anak-anak laki-laki tiada berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
Jadi berdasarkan ayat di atas bahwa yang dapat menyelamatkan manusia pada saat sakaratul maut adalah hati yang bersih. Adapun yang *dimaksud dengan hati yang bersih yaitu hati yang selalu mengingat Allah.*Jadi jelaslah *Ilmu Syari’at tidak berlaku dan tidak dapat digunakan pada saat*
*sakaratul maut* , sebab Ilmu Syari’at terkait dengan sifat iradat, qudrat, basar, sama’, dan kalam. Sedangkan kelima sifat tersebut telah diangkat oleh Allah pada saat sakaratul maut. Oleh sebab itu Hadis Nabi yang berbunyi :
ﻟَﻘِّﻨُﻮﺍْ ﻣَﻮْﺗَﺎﻛُﻢْ ﻻَﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻻَّﺍﻟﻠﻪُ
Artinya : “Bimbinglah orang yang hendak meninggal dunia dengan ucapan: la ilaha illallah”. (H.R. Muslim).
Hadis di atas *sesungguhnya diperuntukkan kepada orang yang akan mati,* yaitu setiap orang yang masih hidup dan *bukan kepada orang yang akan mati pada saat sakaratul maut.*
Hadis di atas merupakan peringatan kepada orang-orang yang masih hidup supaya mengenal Allah, *sebab apabila kalimah la ilaha illallah dibisikkan kepada* *orang yang akan mati pada saat*
*sakaratul maut tidak akan ada gunanya,* sebab Allah telah mengangkat sifat
sama’ (pendengaran) padanya, mata telah buta, anggota badan telah lumpuh dan kaku.
Maka *tiadalah yang* *dapat menyelamatkan manusia pada saat*
*sakaratul maut selain dirinya sendiri.*
*Apabila ia semasa hidupnya hanya mempelajari Ilmu Syari’at saja, maka binasalah ia, sebab Ilmu Syari’at tidak berlaku pada saat sakaratul maut.*
Lalu ilmu apakah yang berlaku pada saat
sakaratul maut? maka jawabannya dapat diperoleh dari pantun yang berisi nasehat kepada manusia tentang
sakaratul maut:
Pohon jelatang di tepi laut
Gugur bunganya dimakan ikan
Kalaulah datang si Malaikal maut
Ilmu apa yang akan digunakan
Orang nelayan pergi ke laut
Pukat dibawa penangkap ikan
Kalaulah datang si Malaikal maut
Ilmu Hakikat itulah gunakan
Kata bismillah asal mula jadi
Makrifat iman itulah nur Ilahi
Apalah gunanya ilmu dicari
Kalaulah tidak kenal diri
Pandang makrifat di dalam diri
Tempat terjadi ismu Ilahi
Amalan Syari’at belumlah berarti kali
*Amalan hakikat itulah yang dibawa mati*
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa *Ilmu Hakikatlah yang berlaku pada saat sakaratul maut* , sebab hanya dengan *Ilmu Hakikatlah manusia dapat mengingat Allah.* Apabila pada saat akhir hayatnya ia dapat mengingat Allah, maka inilah yang disebut dengan hati yang bersih/selamat (qalbin salim), yaitu *tidak ada yang diingatnya selain Allah.* Di sinilah penentuan apakah manusia itu masuk surga atau neraka. Apabila pada saat akhir hayatnya ia dapat mengingat Allah, maka surgalah baginya. *Adapun orang yang tidak dapat mengingat Allah pada akhir hayatnya, maka nerakalah baginya.*
Adapun *bagi orang yang dapat mengingat Allah, maka tidak ada hak bagi Malaikat maut untuk mencabut nyawanya. Allahlah yang langsung mencabut nyawanya*
sebagaimana firman Allah dalam surat az-Zumar ayat 42 :
ﺍﻟﻠﻪُ ﻳَﺘَﻮَﻓَّﻰ ﺍْﻷَﻧْﻔُﺲَ ﺣِﻴْﻦَ ﻣَﻮْﺗِﻬَﺎ
Artinya : *Allahlah yang mencabut nyawa orang yang mengingat Allah ketika matinya.”*
Berdasarkan ayat di atas, Allahlah yang langsung mencabut nyawa orang yang dapat mengingat-Nya di saat wafatnya.
*Para sufi berkata bahwa sesakit-sakit orang yang dicabut oleh Allah nyawanya adalah seperti ia mengangkat takbir ketika hendak sembahnyang. Adapun cara Allah mewafatkan hamba-hamba-Nya yang dapat mengingat-Nya, maka Allah cukup hanya dengan memanggilnya,* sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah dalam surat al-Fajri ayat 27-30 :
ﻳَﺄَﻳَّﺘُﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﻔْﺲُ ﺍﻟْﻤُﻄْﻤَﺌِﻨَّﺔٌ . ﺍِﺭْﺟِﻌِﻰ ﺍِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻚَ ﺭَﺍﺿِﻴَﺔً ﻣَﺮْﺿِﻴَﺔً . ﻓَﺎﺩْﺧُﻠِﻰ ﻓِﻰ ﻋِﺒَﺪِﻯ . ﻭَﺍﺩْﺧُﻠِﻰ ﺟَﻨَّﺘِﻰ .
Artinya : *“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.*
Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (Q.S. 89 al-Fajri: 27-30).
Demikianlah penghargaan Allah bagi orang yang dapat mengingat-Nya pada saat wafatnya. Para Malaikat yang mengelilinginya hanya mengucapkan salam kepadanya dan menggiring ruh tersebut ke baitul makmur.
*Adapun bagi orang yang tidak dapat mengingat Allah pada saat wafatnya, maka Allah mewakilkan kepada Malaikat Maut untuk mencabut nyawanya,* sebagaimana firman Allah :
ﻗُﻞْ ﻳَﺘَﻮَﻓَّﻜُﻢْ ﻣَّﻠَﻚُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻭُﻛِّﻞَ ﺑِﻜُﻢْ ﺛُﻢَّ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ ﺗُﺮْﺟَﻌُﻮْﻥَ .
Artinya : “Katakanlah Allah akan mewakilkan Malaikal maut untuk mencabut nyawamu, kemudian kepada Tuhanmulah kamu akan kembali”. (Q.S. 32 as-Sajadah: 11).
Selanjutnya di dalam surat an-Nisa Allah menjelaskan orang yang bagaimana yang dicabut oleh Malaikat maut nyawanya, sebagaimana firman Allah :
ﺍِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺗَﻮَﻓَّﻬُﻢُ ﺍﻟْﻤَﻠَﺌِﻜَﺔُ ﻇَﺎﻟِﻤِﻰ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ
Artinya : “Sesungguhnya orang yang diwafatkan Malaikat maut adalah mereka yang menzalimi diri mereka sendiri”. (Q.S. 4 an-Nisa: 97).
Berdasarkan penjelasan ayat di atas bahwa *sesungguhnya orang-orang yang tidak dapat mengenal Allah pada hakikatnya adalah orang-orang yang menzalimi diri mereka sendiri.*
Adapun seenak-enak atau seringan-ringan *Malaikat maut mencabut nyawa manusia adalah seperti kambing dikuliti hidup-hidup.* *Demikianlah jijiknya Allah terhadap orang yang tidak dapat mengingat-Nya,* sehingga Allah mewakilkan kepada Malaikat maut untuk mencabut nyawanya.
*Demikianlah betapa meruginya orang-orang yang hanya mengandalkan amal Syari’at saja* dan mengabaikan *Hakikat*
. *"Orang-orang yang mengabaikan hakikat adalah orang-orang yang menzalimi diri mereka sendiri. Hal ini disebabkan karena *sesungguhnya mereka tidak mengenal yang mereka sembah.* Inilah yang menyebabkan mereka tidak dapat kembali kepada Allah karena sesunggunya sewaktu di dunia mereka tidak pernah mengenal Allah.
*Adapun bagi orang-orang mukmin yang dapat mengingat Tuhannya semasa hidupnya di dunia, maka di yaumil mahsyar wajah mereka pada hari itu berseri-seri* sebagaimana firman Allah :
ﻭُﺟُﻮﻩٌ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﻧَّﺎﺿِﺮَﺓٌ . ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻬَﺎ ﻧَﺎﻇِﺮَﺓٌ .
Artinya : “Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, kepada Tuhannyalah mereka melihat. (Q.S. 75 al-Qiyamah: 22-23).
Hadis Nabi SAW :
ﻛُﻨَّﺎﺟُﻠُﻮْﺳًﺎ ﻣَﻊَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻞَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻨَﻈَﺮَ ﺍِﻟَﻰ ﺍﻟْﻘَﻤَﺮِ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍَﺭْﺑَﻊَ ﻋَﺸَﺮَﺓَ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺍِﻧَّﻜُﻢْ ﺳَﺘَﺮُﻭْﻥَ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﻋَﻴَﺎﻧًﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺮَﻭْﻥَ ﻫَﺬَﺍﺍﻟْﻘَﻤَﺮَ ﻻَﺗُﻀَﻤُّﻮْﻥَ ﻓِﻰ ﺭُﺅْﻳَﺘِﻪِ ﻓَﺈِﻥِ ﺍﺳْﺘَﻄَﻌْﺘُﻢْ ﺍَﻥْ ﻻَ ﺗُﻐْﻠَﺒُﻮْﺍ ﻋَﻠَﻰ ﺻَﻼَﺓٍ ﻗَﺒْﻞَ ﻃُﻠُﻮْﻉِ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ ﻭَﺻَﻼَﺓٍ ﻗَﺒْﻞَ ﻏُﺮُﻭْﺑِﻬَﺎ ﻓَﺎﻓْﻌَﻠُﻮﺍْ .
“Kami pernah duduk bersama Rasulullah SAW, lalu beliau memandang rembulan tanggal empat belas, lantas bersabda, “Sesungguhnya kamu akan melihat Tuhanmu dengan terang sebagaimana kamu melihat rembulan itu. Kamu tidak akan ragu sedikitpun dalam melihat-Nya. Dan kalau kamu mampu janganlah terlalaikan melakukan shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka kerjakan itu. (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi).
*Adapun bagi orang-orang yang tidak dapat mengingat Allah semasa hidupnya di dunia, maka Allah akan mengumpulkannya dalam keadaan buta, bisu, dan pekak* sebagaimana firman Allah :
ﻭَﻧَﺤْﺸُﺮُﻫُﻢْ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﻤَﺔِ ﻋَﻠَﻰ ﻭُﺟُﻮﻫِﻬِﻢْ ﻋُﻤْﻴًﺎ ﻭَﺑُﻜْﻤًﺎ ﻭَﺻُﻤًّﺎ ﻣَّﺄْﻭَﻫُﻢْ ﺟَﻬَﻨَّﻢُ .
Artinya : “Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu, dan pekak, tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam”. (Q.S. 83 al-Isra’: 97).
ﻛَﻶَّ ﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﻋَﻦْ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﻟَّﻤَﺤْﺠُﻮﺑُﻮﻥَ .
Artinya : “Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terlarang dari (melihat) Tuhan mereka.” (Q.S. 83 al-Mutaffifin: 15)
Demikianlah siksaan yang Allah berikan bagi orang-orang yang tidak dapat menggunakan mata, hati, dan pendengarannya untuk mengenal Allah semasa hidupnya di dunia. Adapun bagi orang-orang yang dapat mengingat Allah, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga-Nya. *Adapun bagi orang-orang yang tidak dapat mengingat Allah pada saat matinya, maka nerakalah baginya.* Orang-orang yang tidak dapat mengenal Allah sewaktu di dunia, maka *sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang buta di dunia dan di akhirat serta mereka akan dibangkitkan dalam keadaan buta pula* sebagaimana firman Allah :
ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻰ ﻫَﺬِﻩِ ﺃَﻋْﻤَﻰ ﻓَﻬُﻮَ ﻓِﻰ ﺍْﻷَﺧِﺮَﺓِ ﺃَﻋْﻤَﻰ ﻭَﺃَﺿَﻞَّ ﺳَﺒِﻴْﻼً
Artinya : “Barangsiapa yang buta di dunia ini, maka di akhirat nanti ia lebih buta lagi dan lebih sesat jalannya”. (Q.S. 17 al-Isra’: 72).
*Sesungguhnya yang dimaksud dengan buta pada ayat di atas adalah butanya mata hati,* sebagaimana firman Allah :
ﻓَﺈِﻧَّﻬَﺎ ﻻَﺗَﻌْﻤَﻰ ﺍْﻷَﺑْﺼَﺮُ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﺗَﻌْﻤَﻰ ﺍﻟْﻘُﻠُﻮْﺏُ ﺍﻟﻠّّﺘِﻲْ ﻓِﻰ ﺍﻟﺼُّﺪُﻭْﺭِ
Artinya : “Sesungguhnya yang buta itu bukanlah mata kepala, tetapi yang buta itu adalah mata hati yang ada di dalam dada.” (Q.S. 22 al-Hadid: 46).
Berdasarkan penjelasan kedua ayat di atas, dapatlah kita ketahui bahwa *sesungguhnya orang-orang yang tidak dapat mengenal Allah pada hakikatnya adalah orang-orang yang buta di dunia dan di akhirat kelak*. Mereka akan dibangkitkan dalam keadaan buta. Ketauhilah sesungguhnya buta mata hati itu lebih parah daripada butanya mata kepala. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mengutamakan Ilmu Syari’at dan *mengabaikan Hakikat pada hakikatnya adalah membiarkan diri mereka dalam kebutaan dan tidak mengenal Tuhannya.*
ketahuilah, sesungguhnya hanya *dengan mempelajari hakikat/bertarekatlah* manusia akan mengetahui bahwa hati yang bernama
*latifah robbaniyah* itulah yang mengetahui tentang hakikat Allah Ta’ala dan tidak dapat dicapai oleh oleh khayal, pikiran serta sangka-sangka manusia. Dan hati latifah robbaniyah
itulah yang akan dihisab atau ditanyai oleh Allah Ta’ala kelak.
*RINGKASAN DAN HIMBAUAN PENTING BAGI PARA PEMBACA**
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa Tasawuf dan Tarekat adalah bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. *Orang yang bertarekat sudah barang tentu bertasawuf,*
namun *orang yang mengkaji Tasawuf tanpa bertarekat adalah *_mustahil_* bagaikan orang yang ingin menyeberangi lautan yang luas tanpa perahu. Oleh sebab itu
*Mempelajari Tarekat/Tasawuf Hukumnya adalah Wajib bagi setiap Muslimin dan Muslimat,* sebab *tanpa Bertarekat* Sudah Pasti *Sesat* , sebab *tidak mengenal yang disembahnya* dan Allah tidak akan memberikan penilaian apa-apa terhadap amal ibadah yang mereka lakukan. Mereka akan dibangkitkan Allah dalam keadaan buta disebabkan butanya mata hati mereka dari mengenal Allah sewaktu di dunia dan *tidak ada tempat bagi mereka (orang-orang yang tidak bertarekat)* selain Neraka.
Mengingat begitu urgennya,
*Tarekat/Tasawuf sebagai satu-satunya cara untuk mentauhidkan Allah,* maka segala paham yang berupaya merongrong dan menolak ajaran Tarekat/Tasawuf adalah wajib ditolak.
Ajaran Wahabi (yang saat ini menamakan diri mereka dengan paham
Salafi atau sejenisnya) adalah salah satu paham yang harus diwaspadai, disebabkan kebencian mereka terhadap ajaran Tarekat/Tasawuf. Paham Wahabi dengan segala ajarannya harus dijauhi sebab dapat menyebabkan umat Islam menjadi sesat karena tidak mengenal Tuhan yang disembahnya. Sudah sewajarnya umat Islam menyadari bahwa segala tuduhan negatif yang dilontarkan kepada Ahli Tasawuf dan ajarannya adalah propaganda yang bersumber dari orang-orang yang awam dan sama sekali tidak paham tentang Tasawuf.
Meskipun penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam membela Tarekat/Tasawuf dengan berdasarkan dalil naqli dan aqli serta telah menyebutkan *bahwa bertarekat itu wajib hukumnya,*namun lewat tulisan ini penulis juga menghimbau kepada para pembaca agar terlebih dahulu menguji atau meneliti kebenaran ajaran Tarekat yang akan diikutinya, karena tidak ada jaminan bahwa semua Tarekat itu benar-benar dapat menyampaikan pengenalan kepada Allah. Berdasarkan kriteria Tarekat yang telah penulis sebutkan kiranya dapat dijadikan pedoman untuk menyeleksi kebenaran Tarekat yang akan diikuti ajarannya. *Semoga Allah menunjuki kita semua sehingga dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.*
Mari kita kita bertareqoh utk sampai ke hakikat.
#SemogaBermanfaat

PELITA MAKRIFAT

- Apakah arti Lailatul Qadar ?
LAILATUL QADAR Apakah erti Lailatul Qadar ?
Mengikut pengertian bahasa perkataan laila bermaksud malam. Manakala perkataan Qadar pula bermaksud mubarokatin (keberkatan) atau saat yang diperingati. Jika kedua-dua perkataan itu digabungkan, ianya maksud Lailatul Qodar iaitu malam keberkatan atau malam yang diperingati.
Mengikut tafsiran ilmu makrifat perkataan Laila merujuk kepada jahil, manakala perkataan Qadar pula merujuk kepada berilmu (alim). Jika kedua-dua perkataan itu digabungkan, ianya membawa maksud iaitu dari bersifat seorang yang jahil kembali bertukar kepada seorang alim yang berilmu. Iaitu terbuka hijab pintu hatinya daripada seorang yang tidak mengenal Allah ianya berubah krpada seorang yang mengenal Allah swt. Saat mengenal Allah itulah yang dikatakan saat keberkatan dan saat-saat yang tidak akan dapat dilupakan buat selama-lamanya.
Ianya juga membawa maksud, daripada suasana gelap dzulmat, hitam kotor, dan jahil fasiq hatinya dari ilmu makrifat bertukar kepada suasana yang gemilang sirna cahaya keberkatan yang amat terang benderang hatinya setelah mendapat ilmu mengenal Allah. Daripada bersifat jahil bertukar kepada sifat mengenal dirinya dan bertukar kepada mengenal Allah.
Dari asalnya bersifat fasiq (tidak mengenal Allah), kini bertukar dan berubah kepada seorang yang bersifat alim (mengenal Allah). Inilah pengertian malam LIlatul Qadar yang sebenar. Kebanyakkan dari kita, bila sebut sahaja malam Lailatul Qadar yang mereka ingat hanya keajaiban pada bulan ramadhan. Seumpama perigi yang kering akan menjadi penuh (melimpah).
Pokok kayu-kayan akan jadi tunduk (rebah) menyembah bumi, angin dan burung yang sedang berlalu, akan jadi berhenti dan sebagainya. Sedangkan intisari daripada maksud Lailatul Qadar itu, sebenarnya bermaksud dari sifat seorang yang buta mata hatinya bertukar kepada cerah mata hatinya kerana memandang dan mengenal Allah.
Menurut Asy Sya'rani, menterjemahkan erti dan makna Lailatul Qadar itu sebagai "SUASANA HATI" Berkata lagi beliau ;- "Apabila engkau ingin hatimu hidup, iaitu hidup yang tidak ada mati sesudahnya lagi, maka keluarlah engkau dari menyandarkan harapan kepada makhlok. Matikan hawamu dan irodatmu.
Diwaktu itulah engkau mulai akan diberi oleh Allah hidup yang sejati, hidup yang tidak ada mati sesudahnya lagi. Pemberian yang tidak ada henti-hentinya lagi. Lalu diangkat nilai engkau dalam hati hamba-hambanya. Sehingga engkau tidak akan sesat untuk selama-lamanya." Apakah erti hidup yang tiada mati sesudahnya ?
Arti hidup yang tiada mati itu, adalah merujuk kepada ilmu mengenal Allah. Sesudah kita berjaya sampi kepada tahap ilmu mengenal Allah, ilmu itu akan tetap hidup di dalam hati-hati kita untuk selama-lamanya, yang tidak akan ada kesudahannya. Dan tidak akan pernah padam dan terhapus dari ingatan hati kita buat selama-lamanya. Wajah Allah inilah yang akan kita bawa sampai kehari kiamat dan hari mengadap Allah Ta'ala.
Apabila kita telah berjumpa dengan ilmu mengenal Allah, ingatan hati kita kepada Allah tidak akan pernah terlupus, walaupun sesaat, walaupun ketika jasad sedang tidur. Sesudah kita mengenal Allah (Mendapat Lailatul Qadar) iktikad atau pegangan hati kita, akan berubah sepenuhnya, daripada bersifat gelap kepada terang, daripada bersifat mati hati bertukar kepada hati yang sentiasa hidup.
Yang tetap hidup tiada mati itu, adalah ingatan kita kepada Allah, ianya akan tetap hidup dihati kita, yang tidak akan ada matinya, bukan bermakna tidak mati jasad, tetapi tidak mati ingatan kita kepada Allah. Bagi yang mendapat Lailatul Qadar ia juga tidak akan sesat selamanya. Apabila ingatan kita kepada Allah tidak pernah mati dan tidak pernah padam, disitulah segala kebesaran Allah, akan dapat kita miliki dan menjiwainya dengan penuh pengertian.
Pengertian itu nantinya akan terzahir keluar, sehingga melimpah ruah. Rasanya seumpama kita ini kaya, yang kekayaannya itu, tidak akan menemui jalan kemiskinan.