Laman

Senin, 21 Mei 2018

Siapakah akal

SIAPAKAH AKAL ?SIAPAKAH AKAL ?
Ilmu wajib beserta Akal. Menjalankan agama mesti dengan akal yang terpimpin oleh wahyu. Karena akal dalam agama adalah sandaran, taklif (beban). Sehingga segala aturan syariat diberikan jika seseorang itu berakal sehat. Tidak ada beban atau hukum agama bagi orang tidak berakal. Aturan serta hukum agama akan terlaksana bagi orang baligh dan berakal.
Yang dimaksud dengan akal disini adalah berpikir dalam bertindak atau beramal dalam agama. Bagi orang-orang awam dalam menjalankan agama adalah hal biasa saja. Karena mereka tidak memahami ilmu kalam (nahu & saraf), ilmu filsafah dan ilmu mantiq sert ma’ani. Maka meraka menjalankan perintah ALLAH (agama) seperti burung beo.
Sangat banyak hal di dalam Kitab Allah tentang dalil-dalil Aqliyah yang wajib kita ketahui. Seperti hari pembangkitan mahluk dari kubur, bertimbang amalan, pertanyaan malaikat Nungkar-Nakir, yang diluar jangkauan akal. Bagaimanakah persoalan ini akan dapat diselesaikan oleh akal? Akal akan menimbang perihal tersebut sesuai kadarnya walaupun sering tidak tepat.
Dengan apakah kita dapat mencerna serta memahami semua berita ghaib yang disebutkan dalam kitab Allah? Dengan akal yang sehat. Apakah yang disebut sebagai akal yang sehat? Akal yang sehat, bebas dari pengaruh nafsu syahwat. Akal yang sudah disandarkan Allah kepadaNya akan seiring jalannya dengan dalil dan keterangan kitab ALLAH serta hadist rasulullah.
Agama tidak datang membawa sesuatu yang ditolak oleh akal. Walaupun terkadang agama datang membawa sesuatu yg tidak mudah dicerna akal bahkan tidak dipahami oleh akal.
Pencipta akal adalah Allah swt. Yang menurunkan wahyu adalah Allah. Dia menjadikan akal sesuai dengan wahyuNya. Sehingga yg dimaksud dengan orang yg berakal adalah orang yg paham akan ALLAH, beriman dan taat pada Allah. Siapakah mereka? Mereka yang dianugrahi oleh ALLAH.
“Maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yg mempunyai akal. Yaitu orang-orang yg beriman”. “Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu” (At-Thalaq:10)
Sesungguhnya akal ibarat mata dan wahyu ibarat cahaya. Jika tidak ada cahaya, mata tidak akan melihat apapun sama sekali. Apabila tidak ada mata maka cahaya tidak dapat digunakan sama sekali.
MENEMBUS MISKAT
Untuk sampai kepada Allah wajib mengikuti ajaran agama Islam. Bagaimana mungkin memahami Allah tanpa petunjuk dari Nya? Semua ini adalah cermin untuk melihat Allah. Itulah petunjuk! Apabila kesadaran belum diterbitkan Nya maka dihadirkan Nya seorang nabi atau rasul sebagai penyampai wahyu tsb. Kehadiran nabi dan rasul agar dapat berdialoq tentang Allah, memberitakan keinginan Allah dsb. Allah akan turun sampai kepada kualitas yang terendahmu agar kamu dipimpin Nya untuk mengenal Nya. Kadangkala turun kepada kualitas nabi dan rasul atau malaikat bahkan sampai kepada kualitas manusiamu. Apabila anugrah telah datang kepadamu serta dipahamkan tentang NYA maka semua kualitas yang kamu alami adalah fatamorgana semata. Karena hakikat semua proses itu adalah Allah. Allah lah yang menempatkan diri sebagai yang berkualitas hamba.
Da’wah dan ibadah atas nama Allah adalah tipu daya belaka. Apabila kamu tidak dianugrahi Nya pengetahuan sebagai Nya. Bagaimanakah da’wah tersebut dikatakan atas nama Allah? Karena al Haq adalah al Khalq pada titik tertentu. Pada saat yang sama juga berkulitas sebagai makhluk pada titik tertentu dalam pengertianmu yang jahil. Jalal dan Jamal itu berlaku dengan iradat dan kodrat Allah itu sendiri. Allah maha meliputi. Apabila pahammu sudah disampaikan Allah pada NYA, kau pasti mengerti. Haruskah ku tuliskan pahamku di sini?
Jalal dan Jamal, Neraka dan syurga adalah nama sifat yang bertentangan menurut pengertianmu yang jahil. Bahkan Al Qur’an juga mempunyai dua arti yaitu arti zahir dan arti bathin. Yang zahir dapat kamu ambil pengertiannya dari alam semesta ini. Sedangkan yang bathin tempat KU menyimpan tujuh dunia lagi yang akan ku persembahkan. Perbuatan Allah berlaku sendirian. Dimanakah hakikatmu ketika itu? Apakah Allah itu kamu ciptakan dalam khayalmu sendiri lalu engkau sembah? Oh burung beo!!
MATAHARI DALAM TELUR
Ambilah sebutir telur ayam lalu perhatikanlah dengan teliti. Apakah ada pori-pori yang kamu temukan pada kulitnya? Mengapa putih telur yang ada di dalam telur tidak meleleh melalui pori-pori tsb? Itulah rahasia yang hanya dapat dilalui oleh hangatnya oksigen zat hidupmu. Telur yang masih utuh itu akan sangat bermanfaat dalam segala segi. Tetapi apabila telah engkau pecahkan atau rusakkan maka engkau hanya memperoleh tiga bentuk. Yaitu kuning telur, putih telur serta kulit telur. Apabila engkau mampu menelusuri makna sebutir telur itu, engkau akan dapati matahari ada di dalamnya.
Ambilah beberapa pecahan cermin dalam berbagai ukuran. Lalu engkau letakan di halaman rumahmu pada tengah hari terik. Engkau akan dapati refleksi cahaya matahari di dalam cermin sebanyak pecahan cermin yang engkau taruh. Kenapa? Karena cermin memiliki permukaan yang halus dan rata serta bagian yang gelap disisi yang lain. Begitukah dirimu merefleksikan Allah. Ini adalah contoh yang sering disebutkan oleh gurumu yang tolol. Menyembah Allah dalam angan-angan. Hal itulah yang diwariskan kepada mu. Hahahaha…Pandiaaa!
Matahari adalah sesuatu yang berbeda dengan cermin. Kemudian kamu memposisikan diri sebagai pengamat. Nah …sudah ada tiga unsur yang berbeda. Pikirkan itu.
Dia yg dahulu tetap seperti Dia yang sekarang. Tidak ada satupun yg besertanya serta tidak satupun yg menyerupainya.
Angin masuk memompa jantung. Jantung memompakan darah keseluruh tubuh itulah zahirnya. Pada hakikatnya Allah jualah yang bergerak dan menggerakan sekaliannya. Demikianlah DIA memperlihatkan kekuasaan NYA. Jadi rahasia Nya yang ada dalam telur itu sama dengan rahasia Nya dalam tubuhmu.
YANG MANAKAH AL HAQ
Yang wujud adalah Allah swt. Untuk menzahirkan DiriNya, dibentuknya tubuh yang berlapis-lapis. Setiap lapis mempunyai nama yang berbeda, kualitas yang berbeda. Sampai anda mengenal anda sebagai manusia. Proses atau nuzul inilah yang menyebabkan anda merasa bahwa anda Manusia. Pada lapisan terluar ini, Dia yang zahir dan nyata tetapi anda menyebut diriNya manusia. Adakah makhluk yang sama dengan manusia di alam ini? Baik sebagai kualitas atau bentuk? TIDAK ADA. Baik dari segi proses, bentuk serta kualitas.
Tidak ada yang salah apabila yang dikenal itu adalah manusia. Karena manusia hanyalah sebutan karena kualitas. Telitilah dengan seksama apa hakiki manusia itu. Apakah benar ada wujudnya? Kalau engkau telah memahami maka engkau akan mengerti apa makna dari Rahmatan lil ‘alamin.
Pasti engkau melihat bumi terhampar luas, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia beserta segala bentuk perangainya. Pasti engkau melihat lautan luas beserta pulaunya. Sesungguhnya wujud AKUlah itu dalam berbagai kualitas. Semua adalah penampilanku. Akulah yang wujud dalam hakikatnya. Bukan yang engkau kenal sebagai manusia itu. Sesungguhnya Akulah Rabb. Bentuk manusia serta kualitasnya yang rendah pasti tidak sampai kepada KU. Akan KU perkenalkan kepada manusia tentang Zat, Sifat, Asma dan Af’al KU. AKU sebut diri KU sebagai akal, nyawa, jiwa,roh dan sebagainya. Ingat! Aku yang memperkenalkan diri KU. Engkau tidak dapat mengenal KU! Bukankah engkau itu tidak wujud? Bagaimana engkau dapat mengenal KU? Semua kualitas yang diperkenalkan adalah hijabmu dalam menjumpai KU. Hal inipun tergantung kualitas yakin yang kucurahkan kepadamu.
Apabila engkau mengenal dan meyakini dirimu sebagai manusia maka Rabb mu jauh menurut akalmu. Engkau berada pada titik nadir yang terendah.
Allah itu meliputi manusia, Shifat , Arsy, Kursi, Lauh, Qalam, Malaikat, jin, semua langit, bintang2, alam akhirat, segala yg wujud beserta kandungannya atau alam semesta.
Jangan mulutmu mengatakan Allah bersatu dengan engkau! Karena kualitasmu berbeda. Engkau memang bernasab pada KU. Untuk itu tingkatkan kualitasmu kepada kualitas KU. Maka engkau selamat sentosa dalam diri KU.
Tidak ada yang punya hakikat kecuali hakikat KU. Tidak ada wujud yg hakiki kecuali wujud KU. Seluruh wujud yg lain adalah wujud mungkin, kualitas rendah, tidak kekal serta bersandar wujudnya pada wujud KU yang HAKIKI. Perbantahan dalam dirimu adalah hijab serta anugrah agar kemuliaan KU terpelihara.
APAKAH BERBEDA ADAM DENGAN MANUSIA?
Adam Azali (Adam as)
Turab (tanah asal)
Thin (tanah dan zat air) cair
Hama’ (tanah dan hawa) lembut
1. Fakhkhar (tanah dan zat panas/api)
2. Shalsal (bagan/bentuk)
3. Ahsanu taqwim (bentuk sempurna/jadi)
4. Ruh (jiwa)
Adam Furu’I (anak Adam/manusia)
1. Sulalah min thin (rangkaian tanah asal)
2. Nuthfah (Air mani laki-laki)
3. ‘Alaqah (Percampuran sperma dan ovum)
4. Mudhgah (segumpal darah dalam rahim)
5. Ihomah (tulang belulang)
6. Laham (daging)
7. Khalkan Akhar (Makhluk lain/ruh)
Al qur’an : Al Mu’min 12,13,14
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air Mani (tersembunyi) dalam tempat yg kokoh (rahim seorang ibu).
Kemudian air Mani itu Kami jadikan segumpal darah. Segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging. Segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan makhluk yg (berbentuk) lain. Maha suci Allah, pencipta Yang Paling sempurna. Pahamkan pada dirimu bahwa Allah mencipta, tidak sama dengan mencipta menurut akalmu. Karena mencipta menurut akalmu, yang dicipta berpisah dari pencipta. Yang dicipta berbeda dengan pencipta. Jangan kau pikir seperti membuat kue! BAHLUL!!!
Dalam Hadist Qudsi Allah berfirman: Sesungguhnya manusia itu rahasiaku. Rahasiaku selalu dan tetap dalam genggaman KU.
Ada yang mengatakan bahwa sosok manusia itu adalah “nyawa, hati, akal, nafsu, penglihatan, pendengaran, penciuman, bicara serta tubuh. Aku jadikan dariku tapi bukan kualitas serta keadaan KU yg sebenarnya”.
Adam merupakan sosok kehidupan yang terwujud dari beberapa unsur. Sebenarnya Adam bukan sosok manusia tetapi sosok yang dibentuk seperti manusia. Adam adalah bapak sekalian tubuh. Namun perlu dicermati dari manakah model atau bentuk tubuh adam itu? “Khalakal adama shuratihi”. “Khalakal adama shuratir rahman”. Siapakah Rahman?
Jika merujuk ucapan Arifbillah “la maujuda bihaqqi illallah”. Maka semua wujud terbantahkan atau tidak ada sama sekali. Baik manusia, adam maupun alam. Namun bagaimanakah membantah tubuh yang sudah bercokol dan berbobot ini? Ini pendapatmu tolol!! Karena DIA memposisikan diriNya pada kualitas manusia, yang diwujudkan sementara (wujud mungkin yang tidak punya hakikat), sebagai tempat atau panggung kekuasaanNya.
Mengapa Adam itu disebut ciplakan Allah? Karena dunia, manusia, agama, ilmu dan kehidupan yang belum wujud. Yang ada hanyalah nama:
1. Muhamad
2. Malaikat
3. Alam
Karena Adam bukan sosok atau karakter manusia maka keberadaan Adam hanya sementara sebagai cetakan. Ketika yang disebut manusia wujud pada saat yang sama, Adam Fana. Maka munculah perwujudan yang dirahasiakan, selanjutnya dinamai manusia, yang dititipi sifat Panas (marah), Hawa, Angin (lembut), Air, Cair (beradaptasi) dan Tanah (kokoh, teguh).
Sungguh banyak yang bernasab kepada Adam. Kalau nasabmu tanah, mengapa engkau tidak menyebut-nyebut tanah dalam zikirmu? DURHAKA!!! Tertipu oleh perwujudan antara Adam dan Manusia. Hehehehe……mikiiirr!!!
SIAPAKAH YANG MEMANGGIL NAMA KU?
Ketika kau berada pada kualitas manusia, engkau memanggil, meminta, berdoa, merayu dan menghiba kepada KU. Semua itu sangat Ku ketahui bahkan sebelum hal itu engkau lakukan. Bukankah Aku maha mendengar?!
Karena rendahnya kualitas serta jahilnya dirimu maka engkau minta bukti atau hasil doa mu dihadapan mata mu. Bagaimana mungkin mata jahilmu dapat melihat yang Aku berikan?
Sesungguhnya seluruh dari seruan mu itu langsung Ku dengar, karena Aku tidak berpisah darimu.
Setiap makhluk punya nama namun manusia lah yang punya jalan berliku menuju kepada KU. Setiap manusia yang menghambakan dirinya pada KU akan memperoleh kemudahan. Jalan kehambaan hanya ada dalam agama Islam. Islam ada jalan raya yang langsung ke haribaan KU.
Apabila Aku telah menggenggam dirimu maka nama KU adalah namamu. Jika salah satu dari dua nama disebut, AKU pasti ikut terpanggil dan hadir.
Zat diri Mu adalah zat KU, nama Mu adalah nama KU. Sifat mu adalah sifat KU, perbuatan mu adalah perbuatan KU. Keadaan mu tunggal dengan keadaan diri KU. Sungguh akan sulit menelisik hakikat ketunggalan nama KU dengan nama mu. Hanya AKU yang tahu. Apabila engkau yang tahu maka itu adalah palsu!
Aku KU, adalah Aku Mu. Dia mu adalah dia KU. Engkau adalah Diri Ku dan Aku adalah diri MU. Ruh mu adalah satu dalam ketunggalan KU, dalam realitas wujud tampak sendiri-sendiri.
Itulah wujud diri MU, sebelum dan sesudah penciptaan Mu. Sebagaimana keadaan diri KU sediakala dan yang akan datang. Semua jalan yang ditempuh mesti dalam keredhaan KU. Tidak ada keredhaan AKU itu dapat engkau ucapkan di bibirmu. Tidak ada jalan yang dapat engkau tempuh tanpa keredhaan KU. Ingat itu!!! Keredhaan yang keluar dari bibirmu adalah palsu bahkan engkau tidak tahu maknanya.
Keredhaan KU akan meluruskan ‘itikat mu. Keredhaan Ku akan membersihkan jiwamu. Keredhaan Ku akan membuka hijab diri MU, tirai penghalang diri Mu. Diri KU tidak berpisah dengan keredhaan KU, wujud pada Qalbu Mu.
Saksikan diri KU dengan melihat kesejatian diri MU dalam setiap keindahan serta kesempurnaan. Keindahan dan kesempurnaan diri KU sangatlah jelas dan pasti. Praktekan semua itu dalam diri MU. Engkau pasti akan melihat diri KU. KU perlihatkan diri KU pada mu.
Khalifah, wali, aulia, seikh, ustadz dan tuangku hanyalah istilah untuk menamai wujud. Kekuasaan kekhalifan adalaha majazi. Yang mutlak Esa lah sang Penguasa yaitu AKU. Khalifah adalah nama kiasan dalam realitas wujud. Pemimpin dan Penguasa mutlak adalah yang Maha Tunggal.
Manakala cahayaNya terbit terang dalam Qalbu MU, nama-namaNya akan menghias prilaku diriMu di realitas wujud. Sirnakan diriMu ke dalam nimatan nama-nama diriKu. Kau akan menjadi landasan Tajali asma-asmaNya di alam ini.
DiriMu sama persisnya sebelum dan sesudah penciptaa MU. Seperti adanya Aku, seperti sediakala dalam keazalian diri KU.
Gulungan ombak lautan sehebat apapun berasal dari samudera yang satu. Deburan air yang menyembur digerakan oleh satu gelombang. Semua, gerak apapun bentuknya digerakan oleh Zat Yang Maha Esa.
Kami datang kepada Mu dengan fana kami. Kami tukar semua dunia kami dengan Akhirat MU. Jika bukan karena Mu niscaya kami tidak berwujud. Kalau bukan karena Mu pasti kami tidak paham kemutlakan MU.
Engkau adalah segala samudra kebesaran, keagungan dan kemuliaan. Hanya kepada diri Mu para faqir menyampaikan permohonan.
Segala perubahan sistem alam sesuai kehendakMu. Engkau adalah pedang yang tajam dan kami adalah daging yang empuk. Engkaulah air penyejuk dan kami adalah tanah yang tandus, pengharap tetesan hujanMu.
Tebaskan pedang di leher musuh-musuh Mu yang ada dalam pikiran dan kalbu, agar aku dapat berlari kepada MU. Kirimkan pasukan patriot Mu untuk menghadang para iblis penyusup dalam hatiku. Lemparkan bola api maha besar Mu untuk membakar para jahanam penggoda akal ku. Apakah ada kebahagiaan melebihi kedekatan dengan MU? Apakah ada kepedihan melebihi keterpalingan dari redha MU?
Tempatkanlah keikhlasan pada diriku agar aku dapat berbuat kebaikan. Ketulusan adalah kunci utama menggapai ridha MU.
Engkau adalah Maharaja pemilik kekuasaan. Kekuasaan Mu melampaui kekuasaan akal dan jiwaku, zahir maupun bathin.
Yang menyeru namaMu tersembunyi dalam rongga mulut mu. Yang menyebut nama Mu beristana pada pada lidah mu. Sungguh maha ghaib.
Pekanbaru Desember 2015
Januar Janur St. Sulaiman
Ilmu wajib beserta Akal. Menjalankan agama mesti dengan akal yang terpimpin oleh wahyu. Karena akal dalam agama adalah sandaran, taklif (beban). Sehingga segala aturan syariat diberikan jika seseorang itu berakal sehat. Tidak ada beban atau hukum agama bagi orang tidak berakal. Aturan serta hukum agama akan terlaksana bagi orang baligh dan berakal.
Yang dimaksud dengan akal disini adalah berpikir dalam bertindak atau beramal dalam agama. Bagi orang-orang awam dalam menjalankan agama adalah hal biasa saja. Karena mereka tidak memahami ilmu kalam (nahu & saraf), ilmu filsafah dan ilmu mantiq sert ma’ani. Maka meraka menjalankan perintah ALLAH (agama) seperti burung beo.
Sangat banyak hal di dalam Kitab Allah tentang dalil-dalil Aqliyah yang wajib kita ketahui. Seperti hari pembangkitan mahluk dari kubur, bertimbang amalan, pertanyaan malaikat Nungkar-Nakir, yang diluar jangkauan akal. Bagaimanakah persoalan ini akan dapat diselesaikan oleh akal? Akal akan menimbang perihal tersebut sesuai kadarnya walaupun sering tidak tepat.
Dengan apakah kita dapat mencerna serta memahami semua berita ghaib yang disebutkan dalam kitab Allah? Dengan akal yang sehat. Apakah yang disebut sebagai akal yang sehat? Akal yang sehat, bebas dari pengaruh nafsu syahwat. Akal yang sudah disandarkan Allah kepadaNya akan seiring jalannya dengan dalil dan keterangan kitab ALLAH serta hadist rasulullah.
Agama tidak datang membawa sesuatu yang ditolak oleh akal. Walaupun terkadang agama datang membawa sesuatu yg tidak mudah dicerna akal bahkan tidak dipahami oleh akal.
Pencipta akal adalah Allah swt. Yang menurunkan wahyu adalah Allah. Dia menjadikan akal sesuai dengan wahyuNya. Sehingga yg dimaksud dengan orang yg berakal adalah orang yg paham akan ALLAH, beriman dan taat pada Allah. Siapakah mereka? Mereka yang dianugrahi oleh ALLAH.
“Maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yg mempunyai akal. Yaitu orang-orang yg beriman”. “Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu” (At-Thalaq:10)
Sesungguhnya akal ibarat mata dan wahyu ibarat cahaya. Jika tidak ada cahaya, mata tidak akan melihat apapun sama sekali. Apabila tidak ada mata maka cahaya tidak dapat digunakan sama sekali.
MENEMBUS MISKAT
Untuk sampai kepada Allah wajib mengikuti ajaran agama Islam. Bagaimana mungkin memahami Allah tanpa petunjuk dari Nya? Semua ini adalah cermin untuk melihat Allah. Itulah petunjuk! Apabila kesadaran belum diterbitkan Nya maka dihadirkan Nya seorang nabi atau rasul sebagai penyampai wahyu tsb. Kehadiran nabi dan rasul agar dapat berdialoq tentang Allah, memberitakan keinginan Allah dsb. Allah akan turun sampai kepada kualitas yang terendahmu agar kamu dipimpin Nya untuk mengenal Nya. Kadangkala turun kepada kualitas nabi dan rasul atau malaikat bahkan sampai kepada kualitas manusiamu. Apabila anugrah telah datang kepadamu serta dipahamkan tentang NYA maka semua kualitas yang kamu alami adalah fatamorgana semata. Karena hakikat semua proses itu adalah Allah. Allah lah yang menempatkan diri sebagai yang berkualitas hamba.
Da’wah dan ibadah atas nama Allah adalah tipu daya belaka. Apabila kamu tidak dianugrahi Nya pengetahuan sebagai Nya. Bagaimanakah da’wah tersebut dikatakan atas nama Allah? Karena al Haq adalah al Khalq pada titik tertentu. Pada saat yang sama juga berkulitas sebagai makhluk pada titik tertentu dalam pengertianmu yang jahil. Jalal dan Jamal itu berlaku dengan iradat dan kodrat Allah itu sendiri. Allah maha meliputi. Apabila pahammu sudah disampaikan Allah pada NYA, kau pasti mengerti. Haruskah ku tuliskan pahamku di sini?
Jalal dan Jamal, Neraka dan syurga adalah nama sifat yang bertentangan menurut pengertianmu yang jahil. Bahkan Al Qur’an juga mempunyai dua arti yaitu arti zahir dan arti bathin. Yang zahir dapat kamu ambil pengertiannya dari alam semesta ini. Sedangkan yang bathin tempat KU menyimpan tujuh dunia lagi yang akan ku persembahkan. Perbuatan Allah berlaku sendirian. Dimanakah hakikatmu ketika itu? Apakah Allah itu kamu ciptakan dalam khayalmu sendiri lalu engkau sembah? Oh burung beo!!
MATAHARI DALAM TELUR
Ambilah sebutir telur ayam lalu perhatikanlah dengan teliti. Apakah ada pori-pori yang kamu temukan pada kulitnya? Mengapa putih telur yang ada di dalam telur tidak meleleh melalui pori-pori tsb? Itulah rahasia yang hanya dapat dilalui oleh hangatnya oksigen zat hidupmu. Telur yang masih utuh itu akan sangat bermanfaat dalam segala segi. Tetapi apabila telah engkau pecahkan atau rusakkan maka engkau hanya memperoleh tiga bentuk. Yaitu kuning telur, putih telur serta kulit telur. Apabila engkau mampu menelusuri makna sebutir telur itu, engkau akan dapati matahari ada di dalamnya.
Ambilah beberapa pecahan cermin dalam berbagai ukuran. Lalu engkau letakan di halaman rumahmu pada tengah hari terik. Engkau akan dapati refleksi cahaya matahari di dalam cermin sebanyak pecahan cermin yang engkau taruh. Kenapa? Karena cermin memiliki permukaan yang halus dan rata serta bagian yang gelap disisi yang lain. Begitukah dirimu merefleksikan Allah. Ini adalah contoh yang sering disebutkan oleh gurumu yang tolol. Menyembah Allah dalam angan-angan. Hal itulah yang diwariskan kepada mu. Hahahaha…Pandiaaa!
Matahari adalah sesuatu yang berbeda dengan cermin. Kemudian kamu memposisikan diri sebagai pengamat. Nah …sudah ada tiga unsur yang berbeda. Pikirkan itu.
Dia yg dahulu tetap seperti Dia yang sekarang. Tidak ada satupun yg besertanya serta tidak satupun yg menyerupainya.
Angin masuk memompa jantung. Jantung memompakan darah keseluruh tubuh itulah zahirnya. Pada hakikatnya Allah jualah yang bergerak dan menggerakan sekaliannya. Demikianlah DIA memperlihatkan kekuasaan NYA. Jadi rahasia Nya yang ada dalam telur itu sama dengan rahasia Nya dalam tubuhmu.
YANG MANAKAH AL HAQ
Yang wujud adalah Allah swt. Untuk menzahirkan DiriNya, dibentuknya tubuh yang berlapis-lapis. Setiap lapis mempunyai nama yang berbeda, kualitas yang berbeda. Sampai anda mengenal anda sebagai manusia. Proses atau nuzul inilah yang menyebabkan anda merasa bahwa anda Manusia. Pada lapisan terluar ini, Dia yang zahir dan nyata tetapi anda menyebut diriNya manusia. Adakah makhluk yang sama dengan manusia di alam ini? Baik sebagai kualitas atau bentuk? TIDAK ADA. Baik dari segi proses, bentuk serta kualitas.
Tidak ada yang salah apabila yang dikenal itu adalah manusia. Karena manusia hanyalah sebutan karena kualitas. Telitilah dengan seksama apa hakiki manusia itu. Apakah benar ada wujudnya? Kalau engkau telah memahami maka engkau akan mengerti apa makna dari Rahmatan lil ‘alamin.
Pasti engkau melihat bumi terhampar luas, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia beserta segala bentuk perangainya. Pasti engkau melihat lautan luas beserta pulaunya. Sesungguhnya wujud AKUlah itu dalam berbagai kualitas. Semua adalah penampilanku. Akulah yang wujud dalam hakikatnya. Bukan yang engkau kenal sebagai manusia itu. Sesungguhnya Akulah Rabb. Bentuk manusia serta kualitasnya yang rendah pasti tidak sampai kepada KU. Akan KU perkenalkan kepada manusia tentang Zat, Sifat, Asma dan Af’al KU. AKU sebut diri KU sebagai akal, nyawa, jiwa,roh dan sebagainya. Ingat! Aku yang memperkenalkan diri KU. Engkau tidak dapat mengenal KU! Bukankah engkau itu tidak wujud? Bagaimana engkau dapat mengenal KU? Semua kualitas yang diperkenalkan adalah hijabmu dalam menjumpai KU. Hal inipun tergantung kualitas yakin yang kucurahkan kepadamu.
Apabila engkau mengenal dan meyakini dirimu sebagai manusia maka Rabb mu jauh menurut akalmu. Engkau berada pada titik nadir yang terendah.
Allah itu meliputi manusia, Shifat , Arsy, Kursi, Lauh, Qalam, Malaikat, jin, semua langit, bintang2, alam akhirat, segala yg wujud beserta kandungannya atau alam semesta.
Jangan mulutmu mengatakan Allah bersatu dengan engkau! Karena kualitasmu berbeda. Engkau memang bernasab pada KU. Untuk itu tingkatkan kualitasmu kepada kualitas KU. Maka engkau selamat sentosa dalam diri KU.
Tidak ada yang punya hakikat kecuali hakikat KU. Tidak ada wujud yg hakiki kecuali wujud KU. Seluruh wujud yg lain adalah wujud mungkin, kualitas rendah, tidak kekal serta bersandar wujudnya pada wujud KU yang HAKIKI. Perbantahan dalam dirimu adalah hijab serta anugrah agar kemuliaan KU terpelihara.
APAKAH BERBEDA ADAM DENGAN MANUSIA?
Adam Azali (Adam as)
Turab (tanah asal)
Thin (tanah dan zat air) cair
Hama’ (tanah dan hawa) lembut
1. Fakhkhar (tanah dan zat panas/api)
2. Shalsal (bagan/bentuk)
3. Ahsanu taqwim (bentuk sempurna/jadi)
4. Ruh (jiwa)
Adam Furu’I (anak Adam/manusia)
1. Sulalah min thin (rangkaian tanah asal)
2. Nuthfah (Air mani laki-laki)
3. ‘Alaqah (Percampuran sperma dan ovum)
4. Mudhgah (segumpal darah dalam rahim)
5. Ihomah (tulang belulang)
6. Laham (daging)
7. Khalkan Akhar (Makhluk lain/ruh)
Al qur’an : Al Mu’min 12,13,14
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air Mani (tersembunyi) dalam tempat yg kokoh (rahim seorang ibu).
Kemudian air Mani itu Kami jadikan segumpal darah. Segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging. Segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan makhluk yg (berbentuk) lain. Maha suci Allah, pencipta Yang Paling sempurna. Pahamkan pada dirimu bahwa Allah mencipta, tidak sama dengan mencipta menurut akalmu. Karena mencipta menurut akalmu, yang dicipta berpisah dari pencipta. Yang dicipta berbeda dengan pencipta. Jangan kau pikir seperti membuat kue! BAHLUL!!!
Dalam Hadist Qudsi Allah berfirman: Sesungguhnya manusia itu rahasiaku. Rahasiaku selalu dan tetap dalam genggaman KU.
Ada yang mengatakan bahwa sosok manusia itu adalah “nyawa, hati, akal, nafsu, penglihatan, pendengaran, penciuman, bicara serta tubuh. Aku jadikan dariku tapi bukan kualitas serta keadaan KU yg sebenarnya”.
Adam merupakan sosok kehidupan yang terwujud dari beberapa unsur. Sebenarnya Adam bukan sosok manusia tetapi sosok yang dibentuk seperti manusia. Adam adalah bapak sekalian tubuh. Namun perlu dicermati dari manakah model atau bentuk tubuh adam itu? “Khalakal adama shuratihi”. “Khalakal adama shuratir rahman”. Siapakah Rahman?
Jika merujuk ucapan Arifbillah “la maujuda bihaqqi illallah”. Maka semua wujud terbantahkan atau tidak ada sama sekali. Baik manusia, adam maupun alam. Namun bagaimanakah membantah tubuh yang sudah bercokol dan berbobot ini? Ini pendapatmu tolol!! Karena DIA memposisikan diriNya pada kualitas manusia, yang diwujudkan sementara (wujud mungkin yang tidak punya hakikat), sebagai tempat atau panggung kekuasaanNya.
Mengapa Adam itu disebut ciplakan Allah? Karena dunia, manusia, agama, ilmu dan kehidupan yang belum wujud. Yang ada hanyalah nama:
1. Muhamad
2. Malaikat
3. Alam
Karena Adam bukan sosok atau karakter manusia maka keberadaan Adam hanya sementara sebagai cetakan. Ketika yang disebut manusia wujud pada saat yang sama, Adam Fana. Maka munculah perwujudan yang dirahasiakan, selanjutnya dinamai manusia, yang dititipi sifat Panas (marah), Hawa, Angin (lembut), Air, Cair (beradaptasi) dan Tanah (kokoh, teguh).
Sungguh banyak yang bernasab kepada Adam. Kalau nasabmu tanah, mengapa engkau tidak menyebut-nyebut tanah dalam zikirmu? DURHAKA!!! Tertipu oleh perwujudan antara Adam dan Manusia. Hehehehe……mikiiirr!!!
SIAPAKAH YANG MEMANGGIL NAMA KU?
Ketika kau berada pada kualitas manusia, engkau memanggil, meminta, berdoa, merayu dan menghiba kepada KU. Semua itu sangat Ku ketahui bahkan sebelum hal itu engkau lakukan. Bukankah Aku maha mendengar?!
Karena rendahnya kualitas serta jahilnya dirimu maka engkau minta bukti atau hasil doa mu dihadapan mata mu. Bagaimana mungkin mata jahilmu dapat melihat yang Aku berikan?
Sesungguhnya seluruh dari seruan mu itu langsung Ku dengar, karena Aku tidak berpisah darimu.
Setiap makhluk punya nama namun manusia lah yang punya jalan berliku menuju kepada KU. Setiap manusia yang menghambakan dirinya pada KU akan memperoleh kemudahan. Jalan kehambaan hanya ada dalam agama Islam. Islam ada jalan raya yang langsung ke haribaan KU.
Apabila Aku telah menggenggam dirimu maka nama KU adalah namamu. Jika salah satu dari dua nama disebut, AKU pasti ikut terpanggil dan hadir.
Zat diri Mu adalah zat KU, nama Mu adalah nama KU. Sifat mu adalah sifat KU, perbuatan mu adalah perbuatan KU. Keadaan mu tunggal dengan keadaan diri KU. Sungguh akan sulit menelisik hakikat ketunggalan nama KU dengan nama mu. Hanya AKU yang tahu. Apabila engkau yang tahu maka itu adalah palsu!
Aku KU, adalah Aku Mu. Dia mu adalah dia KU. Engkau adalah Diri Ku dan Aku adalah diri MU. Ruh mu adalah satu dalam ketunggalan KU, dalam realitas wujud tampak sendiri-sendiri.
Itulah wujud diri MU, sebelum dan sesudah penciptaan Mu. Sebagaimana keadaan diri KU sediakala dan yang akan datang. Semua jalan yang ditempuh mesti dalam keredhaan KU. Tidak ada keredhaan AKU itu dapat engkau ucapkan di bibirmu. Tidak ada jalan yang dapat engkau tempuh tanpa keredhaan KU. Ingat itu!!! Keredhaan yang keluar dari bibirmu adalah palsu bahkan engkau tidak tahu maknanya.
Keredhaan KU akan meluruskan ‘itikat mu. Keredhaan Ku akan membersihkan jiwamu. Keredhaan Ku akan membuka hijab diri MU, tirai penghalang diri Mu. Diri KU tidak berpisah dengan keredhaan KU, wujud pada Qalbu Mu.
Saksikan diri KU dengan melihat kesejatian diri MU dalam setiap keindahan serta kesempurnaan. Keindahan dan kesempurnaan diri KU sangatlah jelas dan pasti. Praktekan semua itu dalam diri MU. Engkau pasti akan melihat diri KU. KU perlihatkan diri KU pada mu.
Khalifah, wali, aulia, seikh, ustadz dan tuangku hanyalah istilah untuk menamai wujud. Kekuasaan kekhalifan adalaha majazi. Yang mutlak Esa lah sang Penguasa yaitu AKU. Khalifah adalah nama kiasan dalam realitas wujud. Pemimpin dan Penguasa mutlak adalah yang Maha Tunggal.
Manakala cahayaNya terbit terang dalam Qalbu MU, nama-namaNya akan menghias prilaku diriMu di realitas wujud. Sirnakan diriMu ke dalam nimatan nama-nama diriKu. Kau akan menjadi landasan Tajali asma-asmaNya di alam ini.
DiriMu sama persisnya sebelum dan sesudah penciptaa MU. Seperti adanya Aku, seperti sediakala dalam keazalian diri KU.
Gulungan ombak lautan sehebat apapun berasal dari samudera yang satu. Deburan air yang menyembur digerakan oleh satu gelombang. Semua, gerak apapun bentuknya digerakan oleh Zat Yang Maha Esa.
Kami datang kepada Mu dengan fana kami. Kami tukar semua dunia kami dengan Akhirat MU. Jika bukan karena Mu niscaya kami tidak berwujud. Kalau bukan karena Mu pasti kami tidak paham kemutlakan MU.
Engkau adalah segala samudra kebesaran, keagungan dan kemuliaan. Hanya kepada diri Mu para faqir menyampaikan permohonan.
Segala perubahan sistem alam sesuai kehendakMu. Engkau adalah pedang yang tajam dan kami adalah daging yang empuk. Engkaulah air penyejuk dan kami adalah tanah yang tandus, pengharap tetesan hujanMu.
Tebaskan pedang di leher musuh-musuh Mu yang ada dalam pikiran dan kalbu, agar aku dapat berlari kepada MU. Kirimkan pasukan patriot Mu untuk menghadang para iblis penyusup dalam hatiku. Lemparkan bola api maha besar Mu untuk membakar para jahanam penggoda akal ku. Apakah ada kebahagiaan melebihi kedekatan dengan MU? Apakah ada kepedihan melebihi keterpalingan dari redha MU?
Tempatkanlah keikhlasan pada diriku agar aku dapat berbuat kebaikan. Ketulusan adalah kunci utama menggapai ridha MU.
Engkau adalah Maharaja pemilik kekuasaan. Kekuasaan Mu melampaui kekuasaan akal dan jiwaku, zahir maupun bathin.
Yang menyeru namaMu tersembunyi dalam rongga mulut mu. Yang menyebut nama Mu beristana pada pada lidah mu. Sungguh maha ghaib.
Pekanbaru Desember 2015
Januar Janur St. Sulaiman

KENAPA AMAL TIDAK MENEMBUS HATI..🌠


❁ بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪ...

💐 Wahai Saudaraku...
Jika amalan tidak menemukan jalan penghubung menuju hati, maka amalan itu tidak akan sampai pada hati, sehingga jiwalah yang akan menguasainya...
Meskipun ia terlihat beramal shalih, akan tetapi amalannya tidak sampai pada hatinya...
Terlihat pemilik jiwa itu menjadi orang yang paling zuhud, paling rajin beribadah, paling serius atau bersungguh-sungguh, namun pada hakikatnya ia menjadi orang yang paling jauh dari Allah 'Azza wa Jalla...
Malamnya shalat tahajjud, bahkan pada bulan Ramadhan tapi tetap saja ia membuka auratnya atau melihat aurat orang lain di pagi hari...
Siang harinya berpuasa, bahkan di bulan Ramadhan tapi tetap saja ia mengghibah di malam hari...
Dia membaca al-Qur'an, bahkan bisa khatam di bulan Ramadhan namun tetap saja ia tidak bisa meninggalkan perbuatan buruknya dengan merokok...
Dia selalu berdzikir kepada Allah, namun tetap saja bermaksiat kepada-Nya...
Dia shalat tapi tetap saja tidak dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar...
Dia berdzikir tapi tetap saja tidak ada pengaruh dzikir yang seharusnya bisa mengusir syaithan...
Dia mendengarkan nasihat di majelis-mejelis ilmu atau membaca nasihat melalui hp dengan WA dll, dan matanya pun hampir meneteskan air mata, tapi ketika keluar dari rumah dan masjid, maka pertama kali yang dia lakukan adalah memandang para wanita yang memamerkan auratnya...
Kenapa ini bisa terjadi...! Lalu apa penyebabnya...!
Jawabannya adalah :
Sesungguhnya pada saat dia mengamalkan suatu amalan, maka amalannya tidak sampai menembus pada hatinya...
Perkataan yang dia dengar dan yang dia baca hanya berlalu di bagian luar hatinya saja...
Sehingga ketika hawa nafsu menyerangnya, kembalilah dia kepada maksiatnya. Saat itulah dia lupa akan segala sesuatu yang telah diketahuinya...
Inilah zaman ketika seseorang lebih sibuk dengan hawa nafsunya tetapi dibungkus dengan "Bungkusan Ilmu", seakan-akan sedang membela ilmu padahal sebenarnya ia sedang membela hawa nafsunya...
Jika amalan telah merasuk ke dalam hati niscaya dia akan menetap di dalamnya, lalu akan sampai kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala...
Maka Allah ridho terhadapnya, lalu Dia pun mengambil ubun-ubun dan hatinya kepada-Nya...
Sehingga dengan itu ia pun akhirnya
mampu untuk bertaqwa...
mampu untuk istiqomah...
mampu untuk bersabar...
mampu senantiasa ikhlas...
mampu untuk bersungguh-sungguh...
mampu menjauhi dosa dan maksiat...
mampu menjadikan akhirat selalu berada di hatinya dan dunia selalu berada di tangannya...
selalu mendahulukan Allah dan Rasul-Nya...
selalu mengikuti al-Qur'an dan as-Sunnah...
Wahai Saudaraku...
Derajat yang tinggi di sisi Allah tidak akan diraih kecuali setelah bersungguh-sungguh...
Sungguh-sungguh tidak akan ada kecuali setelah adanya rasa takut...
Rasa takut tidak akan ada kecuali setelah adanya keyakinan...
Keyakinan tidak akan ada kecuali setelah adanya ilmu...
Ilmu tidak akan ada kecuali setelah belajar...
Belajar sulit dilakukan jika tanpa adanya niat yang lurus, tekad yang kuat dan semangat yang tinggi...
Sungguh mengherankan sekali...
Bulan Ramadhan sedang dilewati...
tapi tetap saja tidak terbukanya hati untuk kembali takut dan harap serta bertaubat kepada Allah 'Azza wa Jalla...!
Wahai Saudaraku...
Janganlah engkau yakin, bahwa diri-diri ini sudah menjadi shalih...
Adakah engkau tahu bahwa shalat, puasa, shadaqah dll amal ibadah itu sudah diterima...?
Adakah engkau tahu bahwa maksiat yang pernah engkau lakukan itu sudah mendapatkan ampunan dari Allah...?
Adakah engkau tahu bahwa taubat yang engkau laksanakan sudah diterima oleh Allah...?
Orang-orang menangisi seseorang yang tubuhnya mati, tetapi tidak menangisi orang yang hatinya telah mati. Padahal kematian hati sejatinya lebih berat dan musibah yang lebih dahsyat...
Tetapi memang, "Tidaklah Luka Menyakiti Orang Yang Sudah Mati..."
💎 Allah Ta'ala berfirman :
"...Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada" (QS. Al-Hajj [22]: 46)