Laman

Selasa, 27 Maret 2018

" Abu Ubaidah Bin Jarrah R.A, Sebagai Orang Boleh Kepercayaan Umat Islam ini "


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahirrah Manirrahim..
Abu Ubaidah Bin Jarrah r.a memiliki sifatnya yang lemah lembut, dia sangat tawadhu dan pemalu, wajahnya selalu berseri, matanya bersinar, ramah kepada semua orang, sehingga banyak orang simpati kepadanya. Bila menghadapi suatu urusan penting, ia sangat cekatan bagai singa jantan.
Siapakah kiranya orang yang dipegang oleh Rasulullah SAW dengan tangan kanannya sambil Bersabda, "Sesungguhnya setiap Umat mempunyai orang Boleh kepercayaan, dan sesungguhnya kepercayaan Umat ini adalah Abu Ubaidah Bin Jarrah r.a."
Abdullah Bin Umar r.a pernah berkata tentang orang-orang yang mulia. "Ada tiga orang Quraiys yang sangat cemerlang wajahnya, tinggi akhlaknya dan sangat pemalu. Bila berbicara mereka tidak pernah dusta. Dan apabila orang berbicara, mereka tidak cepat-cepat mendustakan. Mereka itu adalah Abu Bakar Bin Ash-Shiddiq r.a, Utsman Bin Affan r.a , dan Abu Ubaidah bin Jarrah r.a."
Abu Ubaidah bin Jarrah r.a adalah orang yang dikirim oleh Rasulullah SAW ke medan tempur Dzatus Salasil sebagai bantuan untuk Amr Bin 'Ash r.a, dan diangkatnya sebagai panglima dari suatu pasukan yang di dalamnya terdapat Abu Bakar Bin Ash Shiddiq r.a dan Umar Bin Khattab r.a ,
Abu Ubaidah bin Jarrah r.a sahabat yang awalnya disebut sebagai amirul umara atau panglima besar. Ciri-ciri fisik Abu Ubaidah bin Jarrah r.a orang yang tinggi perawakannya tetapi kurus tubuhnya,
Umar bin Khattab r.a ketika hendak menghembuskan nafasnya yang terakhir pernah berkata mengenai pribadinya, "Seandainya Abu 'Ubadah ibnul Jarrah masih hidup, tentulah ia di antara orang-orang yang akan saya angkat sebagai penggantiku. Dan jika Tuhanku menanyakan hal itu tentulah, "Saya angkat kepercayaan Allah dan kepercayaan Rasul-Nya."
Dia lah yang membunuh ayahnya yang berada di pasukan musyrikin dalam perang Badar, sehingga ayat Al-Qur'an turun mengenai hal ini,
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Lā tajidu qawman yuʾminūna bi-llāhi wa-l-yawmi l-ʾākhiri yuwāddūna man ḥādda llāha wa-rasūlahū wa-law kānū ʾābāʾahum ʾaw ʾabnāʾahum ʾaw ʾikhwānahum ʾaw ʿashīratahum ʾulāʾika kataba fī qulūbihimu l-ʾīmāna wa-ʾayyadahum bi-rūḥin minhu wa-yudkhiluhum jannātin tajrī min taḥtihā l-ʾanhāru khālidīna fīhā raḍiya llāhu ʿanhum wa-raḍū ʿanhu ʾulāʾika ḥizbu llāhi ʾa-lā ʾinna ḥizba llāhi humu l-mufliḥūna.
Artinya : "Engkau tidak menemukan kaum yang beriman kepada Allah dan hari kiamat yang mengasihi orang-orang yang menentang Allah SWT. dan Rasulullah SAW, walaupun orang tersebut ayah kandung, anak, saudara atau keluarganya sendiri. Allah SWT telah mematri keimanan di dalam hati mereka dan Dia bekali pula dengan semangat. Allah SWT akan memasukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, mereka akan kekal di dalamnya. Akan menyenangi mereka, di pihak lain mereka pun senang dengan Allah SWT, Mereka itulah prajurit Allah SWT, ketahuilah bahwa prajurit Allah SWT pasti akan sukses". (Al-Mujaadilah, 58:22)
Rasulullah SAW. menjulukinya dengan seorang yang "Gagah dan Jujur". Ia adalah Abu Ubaidah Bin Jarrah r.a, Amir bin Abdillah ibnul Jarrah r.a, lahir di Mekah, di sebuah rumah keluarga suku Quraisy terhormat..,

" Ahli Perang (Pedang Allah) Khalid Bin Walid R.A "


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahirrah Manirrahim..
Khalid Bin Walid r.a adalah seorang sahabat ahli peperangan, dan dikenal dengan nama Saifullah, " Pedang Allah " Mungkin ia tidak bisa ‘sepenuhnya’ disebut sebagai sahabat Muhajirin, namun demikian ia telah memeluk Islam sebelum terjadinya Fathul Mekkah. Tidak ada suatu pertempuran yang dipimpinnya kecuali ia memperoleh kemenangan, termasuk ketika ia masih musyrik. Khalid-lah yang menjadi ‘kunci kemenangan’ pasukan kafir Quraisy pada perang Uhud, padahal sebelumnya mereka telah kocar-kacir dan berada di ambang kekalahan.
Ketika Rasulullah SAW berniat umrah ke kota Mekah, yang berakhir dengan Perjanjian Hudaibiyah, Khalid bin Walid r.a memimpin pasukan berkuda kaum Quraisy untuk menghalangi kedatangan beliau tersebut. Kedua golongan bertemu di Usfan, Rasulullah SAW dan sahabatnya berhenti untuk melakukan shalat Dhuhur di hadapan pasukan berkuda Khalid Bin Walid r.a pada jarak tertentu, kemudian beliau melanjutkan dengan shalat Ashar dengan cara shalat Khauf.
Sebenarnya Khalid Bin Walid r.a sudah berniat untuk menyerang pasukan muslim, tetapi niat itu tidak menguat untuk direalisasikan. Khalid sadar, selama beberapa kali pertempuran melawan pasukan muslim ia tidak pernah menang, walau sempat menggoyahkan seperti yang terjadi di perang Uhud. Setelah selesai shalat, ternyata Rasulullah SAW memutuskan untuk memilih jalan sebelah kanan sehingga terhindar pertemuan dengan pasukan berkuda Khalid. Melihat hal itu, Khalid berkata dalam hati, "Lelaki itu (Nabi Muhammad SAW) sedang dihalangi…"
Khalid bin Walid r.a adalah seorang ahli strategi, karenanya ia sadar bahwa perjanjian Hudaibiyah lebih merupakan kekalahan bagi kaum kafir Quraisy daripada kemenangan. Memang sekilas tampak golongan musyrik Quraisy Mekah lebih diuntungkan daripada kaum Muslimin Madinah, seperti juga persepsi sebagian besar kaum muslimin, termasuk Umar Bin Khattab ra. Tetapi tidak di mata Khalid Bin Walid r.a ,
Khalid r.a bergulat dengan pemikirannya sendiri, "Apa lagi yang masih tersisa? Kepada Najasyi? Sesungguhnya ia telah mengikuti Rasulullah SAW, dan para sahabat beliau berada di sisinya dalam keadaan aman. Haruskah aku menyertai Hiraqla dan mengikuti agama Nasrani? Atau memeluk Yahudi lalu hidup di kalangan orang-orang 'ajam?"
Ia tidak bisa segera memutuskan, dan tetap tinggal bersama kaumnya. Setahun kemudian, ketika Rasulullah SAW melakukan umrah Qadhiyyah, umrah pengganti yang dihalangi oleh kaum Quraiys sebelumnya, Khalid r.a menyembunyikan diri karena tidak ingin menyaksikan kedatangan Rasulullah SAW dan para sahabatnya, yang sebagian dari mereka masih kerabatnya juga.
Walid bin Walid r.a , saudaranya yang telah memeluk Islam berusaha menemukannya, tetapi tidak berhasil. Ia meninggalkan suratuntuk Khalid r.a . Dalam suratnya itu, Walid menceritakan kalau Rasulullah SAW menanyakan keberadaannya, beliau juga menyatakan keheranannya karena orang cerdas seperti Khalid r.a belum bisa melihat nilai kebenaran Islam. Walid menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang dirinya, "Orang seperti dia masih tidak tahu tentang Islam? Jika ia berusaha dengan gigih dan menggunakan kemampuan perangnya untuk membantu orang Islam, tentu itu lebih baik baginya. Dan kami akan mendahulukannya sebelum yang lainnya."
Surat dari Walid ini seolah menjadi jalan keluar dari kebimbangannya selama ini, ada kegairahan untuk segera memeluk Islam. Ia pun bermimpi, seolah-olah berada di suatu negeri yang sangat sempit dan gersang, kemudian ia keluar menuju suatu negeri yang subur menghijau dan sangat luas. Ia membenarkan mimpinya ini dan menganggapnya sebagai perintah untuk pergi ke Madinah menemui Rasulullah SAW dan memeluk Islam.
Perjalanan ke Madinah tidaklah mudah untuk ditempuh sendirian, karena itu ia memerlukan seorang teman perjalanan yang sepemahaman, yang sekaligus bersedia untuk memeluk Islam. Khalid memilih di antara teman dekatnya, pertama ia mengajak Shafwan bin Umayyah r.a, tetapi Shafwan menolak dengan penolakan yang kuat, bahkan ia berkata, "Jika tiada siapapun lagi yang tersisa kecuali aku, pasti aku tidak akan mengikutinya selama-lamanya."
Khalid bisa memaklumi karena bapak dan saudaranya terbunuh di perang Badar, sehingga ia begitu dendam kepada Rasulullah SAW. Begitu dendamnya hingga ia pernah "membiayai" Umair bin Wahb r.a untuk membunuh Rasulullah SAW setelah perang Badar selesai, tetapi makarnya ini justru membawa Umair bin Wahb r.a masuk Islam.
Kemudian Khalid menghubungi Ikrimah bin Abu Jahal, tetapi iapun memberikan jawaban yang kurang lebih sama dengan Shafwan. Khalid minta pada Ikrimah untuk merahasiakan niatnya ini dari orang-orang Quraisy, dan Ikrimah menyetujuinya. Akhirnya ia memutuskan untuk berangkat sendiri.
Ketika sedang mempersiapkan perbekalan dan tunggangannya, ia melihat salah seorang sahabatnya yang lain, Utsman bin Thalhah r.a. Ia ingin memberitahukan niatnya, tetapi sempat ragu-ragu karena seperti halnya Shafwan dan Ikramah, banyak saudaranya yang terbunuh ketika berperang melawan Rasulullah SAW. Bagaimanapun juga ia sudah dalam proses keberangkatan, karena itu tidak ada salahnya ia memberitahukannya pada Utsman. Maka Khalid menceritakan apa yang dirasakannya dan juga keputusannya untuk memeluk Islam, sebagaimana yang disampaikan pada Shafwandan Ikramah, dan ia mengajak Utsman memeluk Islam dan menemaninya menjumpai Rasulullah SAW di Madinah. Di luar dugaan, ternyata Utsman menyambut ajakan Khalid ini. Mereka membuat janji untuk bertemu besok paginya di Ya'juj, sekitar 8 mil di luar kotaMekkah.
Khalid meninggalkan rumah ketika waktu sahur dan telah sampai di Ya'juj sebelum fajar, Utsman pun telah menunggunya. Mereka meneruskan perjalanan, dan beristirahat sesampainya di Haddah. Tak lama berselang datang seorang penunggang unta mendekat, yang ternyata 'Amr bin 'Ash r.a. Ketiga orang ini ternyata mempunyai tujuan yang sama, bahkan 'Amr bin 'Ash telah menyatakan Islam di hadapan Najasyi r.a, Raja Habasyah. Merekapun bersama -sama menuju Madinah menemui Rasulullah SAW.
Sesampainya di Harrah, di luar kotaMadinah, mereka menambatkan ontanya dan Khalid berganti pakaian dengan pakaian yang terbaik dan berangkat menemui Rasulullah SAW. Walid bin Walid r.a, adik Khalid yang telah menunggunya, berkata, "Bersegeralah, sesungguhnya Rasulullah telah diberitahu tentang kedatangan kalian dan beliau sangat gembira. Beliau telah menunggu kedatangan kalian."
Mereka bertiga mempercepat langkah menuju masjid dimana Rasulullah SAW telah menunggu. Khalid r.a mengucap salam pada beliau, setelah dijawab, ia langsung mengucap syahadat sebagai ba'iat keislamannya. Rasulullah SAW bersabda, "Marilah !! Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayah kepadamu, sungguh aku telah melihat engkau sebagai orang yang berakal cerdik, dan aku berharap akalmu tidak akan mengantarkanmu kecuali kepada kebaikan semata!"
Khalid berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah terlibat dengan beberapa pertempuran melawan engkau dengan penuh penentangan, hendaknya engkau memohonkan ampun kepada Allah SWT atas semua itu!"
Rasulullah SAW mendoakan ampunan untuk Khalid seperti yang dimintanya. Setelah itu menyusul 'Amr r.a dan Utsman r.a menghadap Rasulullah SAW menyatakan ba'iat keislamannya.
Khalid r.a begitu inginnya memperoleh syahid, tetapi kehendak Allah SWT berbicara lain. Begitu banyak pertempuran dan medanjuang yang diterjuninya, bahkan terkadang terkesan "nekad" demi untuk gugur sebagai syahid, tetapi tidak pernah menjadi kenyataan. Karena setiap pertempuran yang diikuti atau dipimpinnya, atas pertolongan Allah SWT selalu berakhir kemenangan. Mungkin ini tidak lepas dari gelar yang diberikan Rasulullah SAW kepadanya, Saifullah,Pedang Allah, yang dengannya Allah SWT meninggikan panji-panji Islam di seantero jazirah Arabia.
Ia terbaring sakit di tempat tidurnya. Ketika tanda-tanda ajalnya telah dekat, ia berkata, "Sungguh aku telah mencari kesyahidan di tempat-tempat yang mungkin ada, tetapi Allah SWT tidak menakdirkan demikian kecuali kematian di atas tempat tidurku ini. Tidak ada satu amalan yang lebih kuharapkan, kecuali satu malam yang aku lalui bersiap memakai tameng dan senjata, sedang saat itu hujan sampai pagi, sampai akhirnya kami menyerang musuh."
Memang, kesibukannya berjuang di jalan Allah membuatnya ia tidak sempat membaca dan mempelajari Al Qur'an dengan intensif, sebagaimana kebanyakan sahabat lainnya. Ia juga juga berpesan, setelah kematiannya, kuda dan senjata-senjatanya hendaknya disedekahkan di jalan Allah SWT, Ia meninggal di masa khalifah Umar bin Khattab ra, sebagian riwayat menyatakan ia meninggal di Madinah, sebagian yang lain di kota Homs..
Wallahu'alam

" 7 Panglima Perang Terhebat Dalam Sejarah Islam "


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahirrah Manirrahim..
1 - Khalid Bin Walid Radhiyallahu'Anhu ( Ahli Perang Pedang Allah )
Panglima Hebat yang Tercatat dalam sejarah islam Pertama adalah Khalid Bin Walid R.A , Beliau Merupakan Seorang Panglima Perang pada masa Khalifah Abu Bakar Bin Ash Shiddiq R.A Jabatan Khalid R.A Akhirnya di sampai pada masa Khalifah Umar Bin Khattab R.A ,
Panglima gagah Berani satu ini memang Awalnya Memusuhi kepada Rasulullah SAW Dan para Sahabat-sahabatnya..
Tapi atas Hidayah dari Allah SWT Beliau bisa Bergabung dengan pasukan Muslim dan Menjadi Kekuatan untuk islam, Khalid Bin Walid R.A dikenal Sebagai sosok yang tidak pernah kalah Menyeran di dalam medan Pertempuran, Khalid Bin Walid R.A adalah Seorang Sahabat Ahli Peperangan. Dan dikenal dengan Nama " Saifullah Al-Maslul " (Pedang Allah yang Terhunus)..,
2 - Sa'ad Bin Abi Waqqash Radhiyallahu'Anhu
Panglima Perang Hebat Berikutnya adalah Sa'ad Bin Abi Waqqash R.A, Beliau Menjadi Orang yang pertama Ahli Pemanah terhebat dalam Sejarah islam,
Setelah di doakan oleh Rasulullah SAW kepada Allah SWT , Sa'ad R.A merupakan Seorang yang pemberani dalam Memimpin pasukannya Berperang melawan Tentera Persia atas pasukan yang di Pimpinnya, Alhamdulillah.. Sa'ad Bin Abi Waqqash R.A Bisa menaklukkan kerajaan Persia dalam Peperangan di Qadissiyah,
Sa'ad Bin Abi Waqqash R.A menjadi panglima perang sampai pada masa Khalifah Umar Bin Khattab R.A ..,
3 - Amr Bin Ash Radhiyallahu'Anhu
Nama Pajangnya Amr Bin Ash Bin Wail Bin Hisyam Bin Said Bin Sahm Al-Qurasyi As-Sahmi, Beliau Merupakan Menpedulikan para Sahabat-sahabatnya dari kaum Quraisy seperti Halnya sahabat yang lain,
Amr Bin Ash R.A Awalnya juga memusuhi islam, Tapi Hidayah datang padanya sehingga menjadi Bagian dari kekuatan islam sebelum Penaklukkan Kota Mekah, Amr Bin Ash R.A Memeluk islam Bersama dua Sahabatnya Khalid Bin Walid R.A dan Utsman Bin Thalhah R.A, Beliau dan Sahabatnya Berhijrah menuju ke Kota madinah Untuk Menemui Rasulullah SAW,
Rasulullah SAW menyambut gembira datangnya Orang-orang Hebat tersebut dengan Mengatakan Bahwa Kota Mekah telah Memberikan putra terbaiknya untuk Umat islam,
Prestasi terbesar Amr Bin Ash R.A adalah mampu menaklukkan Kota Mesir, Subhanallah.. Untuk itu Umar Bin Khattab R.A yang Saat itu sebagai Khalifah Menujuk Amr Bin Ash R.A sebagai gubernur Mesir..,
4 - Abu Ubaidah Bin Jarrah Radhiyallahu'Anhu
Abu Ubaidah Bin Jarrah R.A termasuk dalam Golongan Orang yang Pertama kali masuk islam, Beliau juga Sebagai Pemimpinnya para pemimpin,
Rasulullah SAW Pernah Bersabda; Bahwa Abu Ubaidah Bin Jarrah R.A Sebagai Orang Boleh kepercayaan Umat ini, Abu Ubaidah R.A juga Menjadi salah satu Kandidat Khalifah Sepeninggal Rasulullah SAW,
Pada masa Khalifah Abu Bakar Bin Ash Shiddiq R.A, Beliau diangkat menjadi panglima Perang Pasukan kaum Muslimin melawan kerajaan Romawi, Jabatan Abu Ubaidah R.A Akhirnya di Sampai pada Khalifah Umar Bin Khattab R.A, Umar R.A pernah Berkata ; Sebelum meninggal Bahwa Seandainya Abu Ubaidah Bin Jarrah R.A masih Hidup maka Akan menggantikan Khalifah aku ( Umar Bin Khattab R.A )..,
5 - Syurahbil Bin Hasanah Radhiyallahu'Anhu
Pada masa khalifah Abu Bakar Bin Ash Shiddiq R.A, sebuah pasukan Besar dikirm oleh Abu Bakar R.A kepada Syurahbil Bin Hasanah R.A ke Syiria atau Syam untuk memerangi pasukan Romawi,
Setelah pasukan siap diberangkatkan, ternyata ada usulan agar Khalid Bin Sa’id R.A diganti, dan Abu Bakar R.A datang sendiri menemui Khalid Bin Sa'id R.A untuk meminta maaf, dan memintanya bergabung sebagai prajurit biasa pada kelompok pasukan yang disukainya. Maka dengan lapang dada Khalid bin Sa'id bin al Ash R.A Berkata; "Demi Allah, tidaklah saya gembira dengan Pengangkatan anda, dan tidak juga bersedih dengan Pemberhentian Anda. Anak pamanku (yakni Amr bin Ash R.A) aku Sukai karena ia masih kerabatku, tetapi Syurahbil R.A lebih kucintai karena agamanya!"
Akhirnya Khalid Bin Sa'id R.A Bergabung dengan Pasukan yang dipimpin oleh Syurahbil Bin Hasanah R.A.,
6 - Shalahuddin AL-Ayyubi
Shalahuddin Al-Ayyubi Nama yang Masyhur di kalangan kaum Muslimin Saat pembebasan Palestina dari Kaum Nasrani,
Shalahudin Al-Ayyubi termasuk pejuang muslim kurdi dari Turki,
Beliau juga terkenal Akan keberaniannya melawan Tentera Salib, Beliau juga dikenal kerana jasa ia Membebaskan Palestina dari kaum Nasrani,
Shalahuddin Al-Ayyubi adalah Seorang Pejuang Muslim kurdi dari Turki dalam Peperangan Salib, Selain Sebagai Panglima Perang yang Hebat dalam Sejarah islam, Beliau juga dikenal Sebagai Seorang Ulama yang Mengerti Akan islam, Dan Beliau juga Pernah diangkat Sebagai Menteri Mesir..,
7 - Muhammad AL-Fatih Mehmed
Muhammad Al-Fatih ( Sang Penakluk ) Merupakan julukan yang Selalu melekat padanya kerana telah Menaklukkan Konstantinopel ibu kota Kekaisaran Romawi timur yang selama 11 Tahun Berkuasa..
Muhammad Al-Fatih juga dikenal dengan Nama Sultan Mehmed, pada Penaklukan Kota Konstantinopel tersebut merupakan salah satu Pertempuran Terbesar dalam Sejarah islam, Saat itu Sultan Mehmed Mengerahkan lebih dari 4 juta pasukan Untuk Menyerang Benteng Bizantium dengan Pertahanan kuatnya, Peperangan Besar itu Mengakibatkan 265,000 Pasukan Umat islam gugur, pada Tanggal 20 Jumadil Awal 867 H, Bertepatan dengan 29 Mel 1453 M,
Sultan Mehmed Berhasil Memasuki Kota Konstantinopel, Sejak Saat itulah ia dikenal dengan Nama Sultan Muhammad Al-Fatih..,
Wallahu'alam

" Amr Bin Ash R.A, Sang Penakluk Kota Mesir "


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaruh..
Bismillahirrah Manirrahim..
Amr Bin Ash R.A Pada masa JahiliahNya, ia adalah salah satu tokoh Quraisy yang paling gencar menghalangi dakwah Rasulullah SAW dan menyiksa orang-orang lemah yang masuk Islam. Karena itu Rasulullah SAW sempat Berdoa kepada Allah SWT agar menurunkanazab kepada tiga orang, yang salah satunya adalah Amr Bin Ash, Tetapi kemudian turun ayat yang melarang Beliau melakukan hal itu, yakni mendoakan keburukan bagi manusia (Surah Ali Imran 128).
Amr Bin Ash Memiliki kemampuan yang tinggi di bidang politik dan strategi, karena itu ia menyadari Bahwa dengan dikukuhkannya perjanjian Hudaibiyah, agama
Islam yang dibawa Rasulullah SAW akan mencapai ketinggian yang tidak mungkin bisa dibendung lagi oleh Orang-orang Quraisy, Tetapi pengamatan dan prediksi yang tajam ini belum cukup untuk membawanya kepada Islam,
Ketika Amr Bin Ash Tahu kaum Muslim Berhijrah ke Kota Habasyah,
Ia justru Berkata kepada teman-teman dekatnya, "Marilah kita bergabung dengan Raja Najasyi di Habasyah dan menjadi anak buahnya. Jika Muhammad menang atas kaum Quraisy, kita sudah ada di sisi Raja Najasyi. Tetapi jika kaum kita yang menang, maka kita adalah orang yang telah mereka kenal, tidak ada sikap yang muncul dari mereka kecuali kebaikan saja."
Teman-temannya itu menyetujuinya, Amr Bin Ash Memang telah cukup dikenal oleh Najasyi, Raja Habasyah, karena ia pernah menjadi duta kaum Quraisy ketika kaum muslim hijrah ke Habasyah.
Ia memanfaatkan hubungan baiknya ini agar bisa terselamatkan, ketika pertentangan dua kubu, Kaum Quraisy dan orang-orang Islam, makin memuncak. Amr Bin Ash membawa Emas-emas Permata yang disamak, salah satu Barang yang sangat disukai oleh Raja Najasyi, sebagai hadiah dalam jumlah yang cukup besar.
Setibanya di Habasyah dan Bersiap menghadap Raja Najasyi,
Amr Bin Ash memasuki ruangan, ia bersujud seperti yang selama ini dilakukannya, dan Raja Najasyi menyapanya, "Selamat datang Sahabat karibku, apakah Engkau membawa Hadiah dari Negerimu untukku?"
Ketika Amr Bin Ash menyerahkan Hadiah Emas-emas dan Permata tersebut, tampak sekali kegembiraan dan ketakjuban Raja Najasyi, apalagi jumlahnya cukup banyak,
Maka Amr Bin Ash Berkata kepada Raja Najasyi, "Wahaituanku,
Aku melihat Orang-orang yang datang ke kotamu ini, ia adalah utusan dari lelaki yang menjadi musuh kami. Serahkanlah ia padaku Akanku bawa kembali ke kota Mekah, karena lelaki itu (Muhammad) dan PengikutNya telah banyak menghina dan melecehkan pemuka-pemukaan Agama kami."
( Niat Amr Bin Ash R.a untuk membunuh Sahabat-sahabat Rasulullah SAW )
Mendengar permintaan Amr Bin Ash ini, Raja Najasyi sangat marah,
Raja Najasyi Berkata; tidak.! Aku tidak akan Mengembalikan mereka sebelum aku Berbicara dengan mereka.! Dan akan ku Pertimbangkan dengan matang Urusan ini, Sungguh mereka telah datang ke Negeriku dan Memilih Perlindunganku daripada Perlindungan orang lain Termasuk kalian.!
Begitulah Raja Najasyi panjang lebar berbicara kepada Amr Bin Ash, Setelah itu Raja Najasyi memerintahkan para pengawalnya untuk mendatangkan utusan kaum muslimin.
Ketika Ja'far bin Abi Thalib dan Beberapa sahabat didatangkan menghadap Raja Najasyi, ia menjawab dan menjelaskan panjang lebar tentang Islam.Raja Najasyi meminta agar dibacakan beberapa wahyu yang diturunkan, Ja'far R.A pun membacakan permulaan Surah Maryam. Raja Najasyi dan beberapa uskup di sebelahnya menangis hingga air mata membasahi janggutnya, kemudian ia berkata, "Demi Allah, ini dan apa yang dibawa Isa muncul dari misykah yang sama, Pergilah kalian Amr Bin Ash.!! Aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian..!"
Misykah adalah lubang tempat diletakkannya lampu penerangan, sehingga dari tempat itu cahaya memancar menerangi tempat sekitarnya. Dengan perkataannya tersebut, sedikit banyak Raja Najasyi telah memberikan pengakuan bahwa Islam adalah agama wahyu, sama seperti halnya agama Nasrani yang dipeluknya..
Dengan terpaksa Raja Najasyi mengembalikan Hadiah-hadiah tersebut kepada Amr Bin Ash, dan keduanya keluar dari majelis Raja Najasyi dengan perasaan terhina.,
Ternyata Amr Bin Ash itu tidak mau menyerah Begitu saja.
Esokkan harinya, Amr Bin Ash menghadap Raja Najasyi, meminta agar mempertanyakan tentang Isa Bin Maryam. Raja Najasyi memenuhi permintaannya, sekali lagi para sahabat itu didatangkan lagi dan diminta menjelaskan pandangan mereka tentang Isa Bin Maryam.
Ja'far R.A menjawab; "Kami berkata tentang dirinya, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW, yakni Isa a.s adalah seorang hamba Allah, RasulNya dan RuhNya, sekaligus kalimahNya yang diletakkanNya pada Maryam, seorang perawan suci yang tidak mempunyai syahwat kepada lelaki.
Mendengar jawaban tersebut, Raja Najasyi Berkata; “Kecelakaan bagimu, hai Amr, taatilah aku dan ikutilah dia (Muhammad SAW), karena Sesungguhnya dia berada di atas kebenaran. Dan dia akan memperoleh kemenangan dari siapapun yang menentangnya, sebagaimana Musa bin Imran memperoleh kemenangan atas Fir'aun dan bala tentaranya."
Mendengar ucapan Raja Najasyi ini, seperti ada kilat yang menyambar hatinya, tetapi sekaligus membuka mata hatinya Hingga Hidayah Allah SWT meneranginya. Amr Bin Ash Berkata kepada Raja Najasyi, "Maukah engkau memba'iat aku atas islam untuknya?"
“Baiklah!!” Kata Raja Najasyi, dan ia memba'iat 'Amr Bin Ash untuk memeluk Islam.
Amr Bin Ash keluar dari majelis Raja Najasyi dengan pandangan tentang (Muhammad SAW), yang jauh berbeda dengan ketika ia memasukinya. Tetapi ia masih menyembunyikan keislamannya dari sahabat- sahabatnya yang menunggu di luar, dan mengajak mereka kembali ke Kota Mekkah dengan dalih misinya gagal Diam-diam ia berencana menemui Rasulullah SAW di Kota Madinah untuk menyatakan dan mengukuhkan keislamannya.
Beberapa kemudian, di suatu pagi yang masih cukup gelap, 'Amr Bin Ash meninggalkan Kota Mekkah menuju ke Kota Madinah hingga tidak ada orang yang mengetahuinya. Tetapi ketika sampai di Haddah, suatu tempat antara Mekkah dan Thaif, Amr Bin Ash melihat dua orang telah berjalan mendahuluinya meninggalkan kota Mekkah. Ketika keduanya beristirahat, salah satunya dari mereka menambatkan tunggangannya,dan satunya lagi masuk ke kemah. Setelah makin dekat, ternyata orang itu Khalid Bin Walid R.A,
Amr Bin Ash pun Bertanya; "Hendak kemanakah Engkau, Hai Abu Sulaiman?"
Khalid Bin Walid R.A menjawab;
Aku akan ke Kota Madinah menemui ( Muhammad SAW ) untuk masuk Islam, tak lama kemudian orang yang di dalam kemah keluar, ternyata Utsman Bin Thalhah R.A. Amr Bin Ash gembira sekali karena bertemu dengan teman seperjuangan di dalam kekafiran, yang bermaksud sama untuk memeluk Islam,
Mereka-pun sepakat untuk Bersama-sama menyampaikan ba’iat keislaman di hadapan Rasulullah SAW.
Mereka Bertiga sampai di Kota Madinah di awal bulan Safar tahun 8 H selepas ashar, mereka mendekati masjid Nabawi.
Tampak kegembiraan Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya melihat kedatangannya, Mereka,
Rasulullah SAW Mengatakan; Bahwa Kota Mekah telah memberi putra TerbaikNya Untuk Umat Islam..,
Amr Bin Ash R.A berkata, "Ya Rasulullah, Sesungguhnya aku Berba'iat kepadamu agar diampuni dosa-dosaku yang terdahulu."
Rasulullah SAW Bersabda, "Wahai Amr Bin Ash R.A. Berba'iatlah karena sesungguhnya Islam menghapus Dosa-dosa yang terdahulu, dan hijrah juga menghapus dosa-dosa yang telah lalu."
Sejak keislamannya Amr Bin Ash R.A, ia terjun dalam Beberapa pertempuran Bersama Rasulullah SAW.,
Di masa Khalifah Umar Bin Khattab R.A..
Amr Bin Ash R.A Sebagai Pemimpin pasukan Muslim yang Mengepung Benteng Pasukan Romawi Mesir.,
Amr Bin Ash R.A mengerahkan PasukanNya Menyerbu Benteng Mesir dengan Semangat Membara,
Sementara itu pasukan Romawi yang justru tidak siap dengan serangan tersebut. Mereka beranggapan kalau para pimpinan pasukan muslim, seperti yang dikatakan Amr Bin Ash R.A, masih akan datang untuk mematangkan perundingan. Akibatnya mereka dengan mudah dikalahkan dan Benteng tersebut jatuh ke tangan kaum muslimin, berkat kepiawaian Amr Bin Ash R.A,
Demikianlah Amr Bin Ash R.A Telah Menjadi Panglima Perang Terbesar di Kota Mesir, Amr Bin Ash R.A Adalah mampu Menaklukkan Kota Mesir.. Subhanallah.. Untuk itu Umar Bin Khattab R.A yang Saat itu Sebagai Khalifah Menujuk Amr Bin Ash R.A sebagai Gebernur Mesir..
Dan AkhirNya Kota Mesir menjadi salah satu Negara yang Menjadi Ikon Islam sampai Sekarang..
Amr Bin Ash R.A adalah tipikal seorang negarawan ulung dan mempunyai ambisi dalam kekuasaan, namun demikian ia termasuk orang yang amanah. Karena itu, Umar Bin Khattab R.A tetap mempercayainya Memegang jabatan gubernur Mesir walaupun ia hidup bergelimang harta, tetapi tentu saja ia dalam pengawasan yang ketat dari Umar Bin Khattab R.A. Pernah ia hidup terlalu berlebihan dari kekayaan yang dimilikinya, segera saja Umar Bin Khattab R.A mengirim utusan, yakni Muhammad Bin Maslamah R.A, dan memerintahkan Harta Amr Bin Ash R.A dibagi dua, separoh untuk Amr Bin Ash R.A dan separuhnya lagi diserahkan ke baitul mal, untuk kemaslahatan kaum muslimin secara umum. Amr Bin Ash R.A pun dengan senang Hati Menerima keputusan Umar Bin Khattab R.A tersebut...,
Wallahu'alam



Jumat, 16 Maret 2018

KESEMPURNAAN DIRI SEORANG HAMBA ....


Kalimah “HAMBA” merujuk kepada makna TIADA DIRI.
Apabila kita melafaz kalimah AKU HAMBA MU YA ALLAH memberi makna “AKU TIADA HANYA ENGKAU YANG ADA”, segala apa yang ada pada kita adalah tiada pada hakikatnya, segalanya hak atau milikNya jua.
Kita bukan berkongsi dengan ALLAH akan segala apa yang ada, kita hanya pemegang amanah sahaja. Merasai ada diri atau memiliki hak disisi ALLAH, maka ia belum mencapai hakikat seorang HAMBA yang sebenar.

RASULULLAH ﷺ datang menyedarkan insan bahawa dirinya adalah HAMBA pada PENCIPTA YANG AGUNG yakni ALLAH, maka hendaklan menyerah sepenuhnya padaNYA yakni TIADA DIRI MU atau HAK MU disisi TUHAN MU.

Hanya DIA YANG “AHAD”, selain darinya tiada lain melainkan adalah wujud pantulanNYA jua.
Diri pantulan atau bayang tiada miliki wujud yang sebenar, hakikat yang wujud adalah DIRI YANG MEMANTULKAN ATAU TUAN PADA BAYANG-BAYANG tersebut.

Tauhid ialah “menyatu” HAMBA dan TUHANnya yakni tiada lagi wujud, kuasa, ilmu, hayat, kudrat, iradah, melihat, mendengar, berkata-kata, kekayaan, kebijaksanaan dan lainnya melainkan Hak Diri ALLAH jua.

Apabila sudah benar menyatu yakni hilang hak kita hanya hak DIA, maka benarlah engkau adalah hambaNYA dalam solat, ibadah, hidup dan mati…
Menurut Imam Ja’far ash-Shadiq, sebagaimana dicatat oleh Imam al-Ghazali dalam Al-Ihya’, juga oleh Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam Fath ar-Rabbani, menyatakan bahawa penghambaan (ibadah/ubudiah) sejati mengharuskan tiga perkara:

(1) Seorang hamba menyedari bahawa apa saja yang ada pada dirinya bukan miliknya, tetapi milik Tuannya (Allah SWT);

(2) Seorang hamba senantiasa taat dan tunduk tanpa membantah sedikit pun kepada Tuannya (Allah SWT) dalam perkara apa saja yang Dia titahkan kepada dirinya; dan

(3) Seorang hamba tidak membuat aturan sendiri selain aturan yang telah Tuannya (Allah SWT) tetapkan untuk dirinya.

Justeru barangsiapa yang masih merasai hak atau pemilikan diri, ilmu, ibadah, kebaikan, kudrat, iradah dan lainnya, maka mereka belum mencapai hakikat HAMBA walau ilmunya bagaikan lautan dan ibadahnya mengalahkan malaikat.

Maka carilah HAMBA dalam pengajian, ibadah, amal kebaikan, berguru, berdakwah dan berjihad… ia adalah gol atau tujuan diri mu dicipta dan diperintah beribadah.
Ilmu adalah untuk ibadah, ibadah adalah kaedah untuk mencapai (darjat) HAMBA. Jika ibadah tidak mencapai HAMBA, maka ibadah tersebut sia-sia sahaja kerana tiada mencapai tujuan yang dikehendaki.
Walid Al-Malik

Siapakah Yakjuj dan Makjuj Tanda Besar Kiamat?

أًلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Masa dan saat kedatangan hari kiamat hanya Allah SWT sahaja Yang Maha Mengetahui , semua makhluk samaada malaikat, manusia dan jin tidak tahu bila saat datangnya hari kiamat.
Walaubagaimana pun Nabi SAW dalam hadis sahih ada menjelaskan tanda-tanda awal dan tanda-tanda besar kiamat akan berlaku dahulu sebelum kedatangan hari kiamat. Sebagai seorang muslim mukmin kita wajib percaya dan beriman kepada berita-berita ghaib yang disampaikan oleh baginda Rasulullah SAW.
Daripada Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. berkata:
“Datang kepada kami Rasulullah SAW. Dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu baginda bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?”. Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari kiamat”.
Lalu Nabi SAW. bersabda:
“Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya”. Kemudian baginda menyebutkannya: “Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam a.s, Yakjuj dan Makjuj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka”. (Hadis Riwayat Muslim)
Berdasarkan hadis diatas jelaslah kepada kita bahawa terdapat 10 tanda-tanda besar akan berlaku dimuka bumi, dan setelah iannya berlaku maka akan datanglah hari kiamat sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Tanda-tanda tersebut adalah seperti berikut :
1. Asap (dukhan) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit seperti selesema di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir.
2. Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan meragut keimanan, hinggakan ramai orang yang akan terpedaya dengan seruannya.
3. Dabbah, binatang besar yang keluar berhampiran Bukit Shafa di Mekah yang akan bercakap bahawa manusia tidak beriman lagi kepada Allah SWT.
4. Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Pada saat itu Allah SWT tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat daripada orang yang berdosa.
5. Turunnya kembali Nabi Isa a.s. Baginda akan mendukung pemerintahan Imam Mahdi yang berdaulat pada masa itu dan baginda akan mematahkan segala salib yang dibuat oleb orang-orang Kristian, membunuh babi dan baginda juga yang akan membunuh Dajjal.
6. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj yang akan membuat kerosakan dipermukaan bumi ini, iaitu apabila mereka berjaya menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zulkarnain bersama dengan pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.
7. Gempa bumi di Timur.
8. Gempa bumi di Barat.
9. Gempa bumi di Semenanjung Arab.
10. Api besar yang akan keluar dari Yaman.
Huraiannya :
Mengikut pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan: “Apa yang dapat dirajihkan (pendapat yang terpilih) dari himpunan hadis-hadis Rasulullah SAW. bahawa keluarnya Dajal adalah yang mendahului segala petanda-petanda besar yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku dipermukaan bumi ini. Keadaan itu akan disudahi dengan kematian Nabi Isa alaihissalam (setelah baginda turun dari langit). Kemudian terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda kiamat yang besar yang akan merosakkan sistem alam cakerawala yang mana kejadian ini akan disudahi dengan terjadinya peristiwa kiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya”.
Perbincangan kali ini kita cuba fokus kepada perkara ke 6 tanda-tanda besar kiamat iaitu
"Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj" yang akan membuat kerosakan dipermukaan bumi ini, iaitu apabila mereka berjaya menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zulkarnain bersama dengan pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.
Sahabat yang dimuliakan,
Allah telah berfirman: "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu. (Surah Fussilat 41: 53)
Allah menceritakan kisah lelaki itu (Zulkarnain) seperti firman-Nya dalam surah itu: “Dan mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) mengenai Zulkarnain. Katakanlah: ‘Aku akan bacakan kepadamu cerita mengenainya’. Sesungguhnya Kami memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka dia pun menempuh suatu jalan.Hingga apabila dia sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut berlumpur hitam dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: ‘Hai Zulkarnain, kamu boleh menyeksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka’. Berkata Zulkarnain: ‘Adapun orang yang aniaya maka kami kelak akan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya’.” (Surah Al-Kahfi ayat 83 hingga 87)
“Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). Hingga apabila sampai ke tempat terbit matahari (Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,” (Surah Al-Kahfi ayat 89 dan 90).
Yakjuj dan Makjuj tinggal di antara dua gunung :
"Sehingga apabila ia sampai di antara dua gunung, ia dapati di sisinya satu kaum yang hampir-hampir mereka (Zulkarnain) tidak dapat memahami perkataan. "(Surah Al-Kahfi ayat 93)
Yakjuj dan Makjuj melakukan kerosakan di bumi :
"Mereka berkata: 'Wahai Zulkarnain, sesungguhnya kaum Yakjuj dan Makjuj sentiasa melakukan kerosakan di bumi; oleh itu, setujukah kiranya kami menentukan sejumlah bayaran kepadamu (dari hasil pendapatan kami) dengan syarat engkau membina sebuah tembok di antara kami dengan mereka?'." (Surah Al-Kahfi ayat 94)
Zulkarnain telah menahan Yakjuj dan Makjuj :
"Dia menjawab: '(kekuasaan dan kekayaan) yang Tuhanku jadikan daku menguasainya, lebih baik (dari bayaran kamu); oleh itu bantulah daku dengan tenaga (kamu beramai-ramai) aku akan bina antara kamu dengan mereka sebuah tembok penutup yang kukuh. Bawalah kepadaku ketul-ketul besi"; sehingga apabila ia terkumpul separas tingginya menutup lapangan antara dua gunung itu, dia pun perintahkan mereka membakarnya dengan berkata: "Tiuplah dengan alat-alat kamu" sehingga apabila ia menjadikannya merah menyala seperti api, berkatalah dia: "Bawalah tembaga cair supaya aku tuangkan atasnya'. Maka mereka tidak dapat memanjat tembok itu, dan mereka juga tidak dapat menebuknya."(Surah Al-Kahfi ayat 95 - 97)
Yakjuj dan Makjuj akan keluar kembali :
"(Setelah itu) berkatalah Zulkarnain: 'Ini ialah suatu rahmat dari Tuhanku; dalam pada itu, apabila sampai janji Tuhanku, Dia akan menjadikan tembok itu hancur lebur, dan adalah janji Tuhanku itu benar'.". (Surah Al-Kahfi ayat 98)
Yakjuj dan Makjuj turun dari tiap-tiap tempat yang tinggi :
Dikhabarkan di dalam Al Quran bahawa Yakjuj dan Makjuj akan turun dari tiap-tiap tempat yang tinggi.
"(Demikianlah keadaan mereka) hingga apabila terbuka tembok yang menyekat Yakjuj dan Makjuj, serta mereka meluru turun dari tiap-tiap tempat yang tinggi. Dan hampirlah datangnya janji hari kiamat yang benar, maka dengan serta-merta pandangan mata orang-orang yang kufur ingkar terbeliak (sambil berkata dengan cemas): "Aduhai celakanya Kami. Sesungguhnya kami telah tinggal dalam keadaan yang melalaikan kami daripada memikirkan perkara ini, bahkan kami telah menjadi orang-orang yang menganiaya diri sendiri". (Surah Al-Anbiyaa’ ayat 96 - 97)
Hadis Nabi SAW :
Dinding Zulkarnain menahan Yakjuj dan Makjuj telah terbuka :
Dari Zainab binti Jahsy : Bahawa Rasulullah bangun dari tidurnya sambil bersabda: "Laa ilaaha illallah, celakalah orang-orang Arab kerana suatu bencana akan terjadi, iaitu hari ini dinding menahan Yakjuj dan Makjuj telah terbuka sebesar ini. Dan Sufyan (perawi hadis ini) melingkarkan jarinya membentuk angka sepuluh (membuat lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jari). Aku (Zainab binti Jahsy) bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kita semua akan binasa padahal di antara kita banyak terdapat orang-orang soleh? Baginda menjawab: "Ya, jika banyak terjadi kemaksiatan." (Hadis Riwayat Muslim)
Selain dari berita Yakjuj dan Makjuj dalam Al-Quran, terdapat banyak
hadis yang kuat membicarakan mengenai kaum ini. Namun ulama berbeza pendapat mengenai ciri-ciri kaum ini.
Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, ciri fizikal Yakjuj dan Makjuj ialah bermuka bulat dan kulit kekuningan seperti wajah kebanyakan penduduk Asia Tengah. Ada pendapat lain menyatakan bahawa Yakjuj dan Makjuj berasal dari bangsa Tartar dan Monggol, dan lokasi tahanan mereka adalah di kawasan pergunungan Caucasus yang luas. Kebanyakan ulama menyatakan bahawa kaum Yakjuj dan Makjuj terus wujud sehingga kini tetapi dipisahkan daripada dunia manusia oleh Allah dengan tembok yang dibina oleh Zulkarnain.
“Tugas kaum Yakjuj dan Makjuj ini ialah mengorek tembok tersebut untuk tembus ke muka bumi tetapi Allah masih menghalang mereka dengan kembali meneguhkan tembok tersebut sehinggalah hampirnya hari kiamat. Bila hampir kiamat, Allah mengizinkan tembok itu runtuh dan Yakjuj Makjuj bebas ke permukaan bumi. Peristiwa ini menjadi salah satu daripada 10 tanda besar kiamat. Yakjuj dan Makjuj akan muncul selepas kematian Dajal yang dibunuh oleh Nabi Isa a.s. Kaum Yakjuj dan Makjuj akan mendatangkan kerosakan besar di muka bumi. Kekuatan kaum Yakjuj dan Makjuj dikatakan luar biasa dan terlalu hebat sehingga tiada sesiapa yang mampu menewaskan mereka.
“Nabi Isa a.s. memerintahkan manusia yang masih beriman berlindung di pergunungan bagi mengelak menjadi mangsa Yakjuj dan Makjuj. Kemudian baginda berdoa ke hadrat Allah lalu Allah membinasakan kaum Yakjuj dan Makjuj dengan mengutuskan ulat yang menyerang belakang badan mereka hingga mati. Selepas kaum Yakjuj dan Makjuj mati serta menjadi busuk, Allah mengutuskan burung besar untuk mengangkut dan membersihkan mayat-mayat itu daripada muka bumi.
“Ulama juga cenderung berpendapat bahawa kaum Yakjuj dan Makjuj berasal dan di kurung di benua Asia Tengah berdasarkan tafsiran Ayat 90 Surah Al-Kahfi yang menyebut bahawa Zulkarnain sampai “di tempat terbit matahari” iaitu timur dunia.
Kaum Yakjuj dan Makjuj ini hebat, tiada siapa yang mampu menewaskan mereka, dan mereka hanya binasa dengan kekuasaan Allah.
“Dalam sebuah hadis, Rasulullah ada menyatakan kebimbangan baginda kerana pada zaman baginda, kaum Yakjuj dan Makjuj dikatakan sudah berjaya menebuk benteng Zulkarnain menjadi sebesar bulatan ibu jari dan jari telunjuk.
Siapakah sebenarnya Yakjuj dan Makjuj? Dari sumber Al-Quran dan Hadis, ternyata bahawa mereka ini adalah dari bangsa manusia. Jelasnya, mereka adalah anak-anak Adam juga. Mereka adalah dari keturunan Yafits bin Nuh a.s.
Yahjuj dan Makjuj adalah amat kuat dan gagah dan tidak mampu dikalahkan oleh
manusia di muka bumi. Diriwayatkan juga bahawa mereka ini punya muka yang lebar, mata kecil, rambutnya kelabu keputihan dan muka mereka adalah seperti perisai yang ditutupi oleh kulit. (Musnad Ahmad).
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahawa pada setiap hari Yakjuj dan Makjuj cuba menggali atau memecahkan tembok Zulkarnain hinggalah mereka sampai ke peringkat bila mana mereka sudah nampak cahaya di luar sana. Kemudian mereka pulang dengan berkata “Esok kita akan dapat membolosinya”. Tapi Allah telah menjadikan tembok itu kembali ke bentuk asalnya menyebabkan mereka terpaksa menggalinya sedari mula. Proses ini berterusan hari demi hari selama mana Allah menghendaki mereka ini terkepung. Bila Allah menghendaki mereka ini keluar, di hujung hari mereka menggali itu mereka berkata “InsyaAllah, esok kita akan dapat membolosinya”. Pada esoknya mereka akan dapati tembok itu berkeadaan sebagaimana mereka
telah tinggalkan hari semalam, dan setelah memecahkan bakinya itulah
mereka akan keluar (Hadis Riwayat Ahmad, Tirmidhi, Ibn Majah).
Sahabat yang dikasihi,
Demikianlah secebis kisah mengenai Zulkarnain. Dalam rentetan perjalanan hidupnya, lelaki itu bertanggungjawab membina tembok bagi menghalang bangsa Yakjuj dan Makjuj mendatangkan angkara kepada manusia. Tembok binaan Zulkarnain itu hanya akan runtuh apabila dunia terlalu hampir dengan kiamat..
Ada pendapat yang meneliti dengan lebih terperinci. Sheikh
Hifzur-Rahman dalam “Stories of the Quran” telah menuliskan bahawa “Yakjuj Makjuj melakukan kerosakan dan pertumpahan darah di kawasan yang luas, dan kerana gangguan mereka ini, banyak tembok dan dinding telah dibina di zaman dan tempat yang berlainan oleh raja-raja zaman silam. Ada empat yang paling terkenal:
1) Tembok Besar China, dibina oleh Raja China 3,460 tahun selepas Nabi Adam a.s.
2) Tembok di Asia Tengah berhampiran Bukhara dan Tirmidh, di tempat bernama Derbent.
3) Tembok di Degistan Rusia, juga dikenali sebagai Derbent berhampiran Laut Caspia.
4) Tembok yang berada di bahagian barat Derbent di Degistan Rusia itu, iaitu di kawasan Caucasus.
Beliau berpendapat oleh kerana tembok-tembok di atas dibina untuk tujuan yang sama (melindungi rakyat dari gangguan kaum yang ganas) maka amatlah sukar untuk menentukan secara tepat di manakah sebenarnya tembok yang dibina oleh Zulkarnain. Allama Anwar Shah Kashmiri dalam bukunya Aqeeda-tul-Islam berpendapat bahawa tembok Zulkarnain berada di kawasan Caucasus. Allama Aloosi pula berpendapat bahawa kedudukan tembok Zulkarnain tidak dapat diketahui secara tepat, dan besar kemungkinan ia sebenarnya berada jauh di sebalik gunung-ganang yang dipisahkan oleh laut yang luas.
Menurut satu pendapat mereka (Yahjuj dan Makjuj) adalah terdiri daripada suku bangsa Scythian iaitu suku kaum di Mongolia (Xiongnu, Mongol dan Tartar) dan juga suku kaum di wilayah selatan Russia (Khazar, Aryanomad, Hun Alan). Mungkin orang akan tertanya-tanya iaitu kenapa pada waktu ini masyarakat di sana tidak sedikit pun membuat kekacauan terhadap dunia? Menurut pendapat para pengkaji Islam, Yakjuj dan Makjuj sebenarnya adalah manusia biasa (cucu-cicit Nabi Adam) Jadi kesimpulannya, kehidupan Yakjuj dan Makjuj pada masa kini adalah sama sahaja seperti kita iaitu mempunyai pegangan agama, patuh pada undang-undang negara dan sebagainya.
Untuk pengatahuan semua, masyarakat Mongol dan Khazar (Yakjuj dan Makjuj) sejak turun temurun lagi mengamalkan corak pemakanan yang amat bebas. Mereka akan makan apa sahaja yang mereka mahu seperti ulat, anjing, kucing, labah-labah, katak, ular, kura-kura, daun pokok, usus beruang dan lain-lain (sumber: National Geographic). Kesan daripada corak pemakanan bebas yang diamalkan oleh bangsa ini telah menyebabkan keadaan mereka menjadi agak berlainan sedikit berbanding bangsa-bangsa yang lain. Sifat mereka dikatakan agak sensitif dan tubuh badan mereka pula jauh lebih kuat berbanding bangsa lain tetapi mudah dihinggapi penyakit.
Cuba bayangkan betapa dasyatnya malapetaka akhir zaman kelak (harap ia tidak lagi berlaku semasa hayat kita ini). Ketika bangsa Yakjuj dan Makjuj telah memunculkan dirinya, dunia ketika itu dikatakan baru sahaja hampir pulih daripada kesan tanda kiamat besar yang pertama iaitu kemunculan asap dukhan yang menyelubungi timur dan barat bumi. Asap itu dikatakan akan mengakibatkan orang kafir (tidak berpuasa dan solat) boleh menghidapi penyakit radang manakala orang yang beriman (yang bersolat dan selalu berpuasa) pula hanya menghidapi penyakit selsema sahaja. Asap dukhan itu dikatakan akan menyelubungi bumi dalam tempoh masa yang agak lama, kemungkinan besar asap itu datangnya dari meteor yang akan terhempas ke bumi (wallahualam).
Menurut sumber rujukan, pada akhir zaman kelak segala kecanggihan teknologi akan musnah sama sekali. Segalanya adalah berpunca daripada kesan asap dukhan yang menyelubungi dunia ketika itu (tanda kiamat yang pertama) dan orang kafir pula banyak yang akan mati akibat dari perperangan, wabak penyakit serta kebuluran. Asap dukhan itu dipercayai akan merosakkan segala hasil pertanian dan penternakan sedikit demi sedikit sehinggalah menjadi kurang! Ini adalah kerana, asap dukhan itu akan menghasilkan hujan asid yang berlarutan sehingga membawa kepada ketandusan dunia. Lihatlah hadis di bawah ini:
Nabi SAW bersabda maksudnya : “Tidak akan datang hari kiamat sehingga hujan turun secara merata kepada manusia tetapi bumi tidak menumbuhkan tumbuhan sama sekali” (Hadis Riwayat Ahmad 3:140)
Kesimpulannya. Setelah membaca berbagai sumber hadis dan pendapat ulama di atas tadi, semakin jelaslah pada kita semua bahawa kaum Yakjuj dan Makjuj ini adalah anak Adam juga, iaitu dari keturunan Yafits bin Nuh a.s. Mereka ini dikatakan berjumlah begitu ramai, umur mereka pun panjang-panjang, membolehkan mereka beranak-pinak begitu ramai sebelum mereka mati. Mereka juga dikatakan begitu kuat dan hebat, hinggakan seluruh manusia di bumi tidak terdaya mengalahkan mereka. Namun mereka akhirnya akan mati bergelimpangan akibat serangan “ulat”.
Walaupun mereka ini hebat dan kuat (hampir pasti juga mereka ini berteknologi canggih), mereka tidak dapat memecahkan tembok Zulkarnain menggunakan segala kepakaran dan teknologi yang ada selagi Allah tidak mengizinkan.Selain daripada ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis Nabi SAW, segala pendapat dan huraian mengenai Yakjuj dan Makjuj adalah pendapat dan pandangan ulama dan pakar-pakar dan pengkaji sejarah, semoga Allah SWT memberi rahmat dan pertolongannya dan mengampunkan jika berlaku kesilapan mengenai perkara ini. Segala yang benar itu datangnya daripada Allah SWT, waullahualam.
Sahabat yang dihormati,
Kehadiran Yakjuj dan Makjuj pasti akan berlaku di akhir zaman seperti yang dijelaskan daripada hadis diatas. Semua ini adalah ujian Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya dimuka bumi. Sesiapa yang beriman dan bertakwa dan istiqamah diatas jalan Islam maka mereka semua akan selamat, sebaliknya apabila manusia kufur kepada ayat-ayat Allah SWT, melakukan dosa dan maksiat maka manusia akan menanggung akibat daripada keingkarannya kepada Allah SWT. Mohonlah kepada Allah SWT semoga kita dijauhi daripada fitnah hidup dan mati, fitnah al-Mashi Dajjal, kejahatan Yakjuj dan Makjuj dan azab sengsara dan kerosakkan kehidupan di akhir zaman.

Segala Peristiwa Yang Berlaku di Muka Bumi Semuanya di Atas Kehendak Allah SWT


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
سْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Ibnu Abbas berkata :”Pada suatu hari, aku di belakang (dibonceng) Nabi SAW. Baginda bersabda :”Hai anak muda, aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat : Jagalah (agama) Allah, nescaya Allah akan menjagamu, jagalah (agama) Allah, nescaya Allah selalu bersamamu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, jika seluruh manusia berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, kecuali sesuatu yang telah ditulis Allah untukmu. Jika mereka berkumpul untuk memberikan madarat kepadamu, maka mereka tidak akan boleh memberikan madarat, kecuali yang telah ditulis Allah untukmu. Pena telah diangkat dan lembarannya telah kering” (Hadis Riwayat Tirmizi)
Berdasarkan hadis ini jelaslah kepada kita bahawa Nabi SAW telah memberi beberapa pengajaran untuk fahami, dihayati dan di amalkan iaitu :
Pertama : Jagalah (agama) Allah, nescaya Allah akan menjagamu
Kedua : Jagalah (agama) Allah, nescaya Allah selalu bersamamu.
Ketiga : Jika kamu meminta , mintalah kepada Allah.
Keempat : Jika kamu memohon pertolongan , mohonlah pertolongan Allah
Kelima : Jika semua manusia berkumpul untuk memberi manfaatkepadamu, kecuali sesuatu yang telah ditulis Allah untukmu.
Keenam : Jika mereka berkumpul untuk memberi mudarat kepadamu, maka mereka tidak akan boleh memberi mudarat, kecuali yang telah ditulis Allah untukmu. Pena telah diangkat dan lembarannya telah kering.
Huraiannya :
Pertama : Jagalah (agama) Allah, nescaya Allah akan menjagamu
Kedua : Jagalah (agama) Allah, nescaya Allah selalu bersamamu.
Nabi SAW memberi jaminan bahawa sekiranya kita menjaga agama Allah SWT, iaitu menuntut ilmu agama, memahaminya, mengamalkan dan menyampaikannya kepada orang lain maka Allah SWT akan menjaga kita dan akan sentiasa bersama dengan kita. Kita sentasa akan terpelihara daripada bala dan musibah, diberi kekuatan untuk berisitiqamah dan mengamalkan Islam dalam kehidupan.
Jika kita gunakan diri, harta dan masa kita untuk dikorbankan demi membantu agama Allah maka Allah akan membantu kita dan memberi balasan syurga.
Firman Allah SWT maksudnya : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman akan diri dan harta benda mereka dengan (balasan) bahawa mereka akan beroleh syurga” (Surah At Taubah ayat 111)
Ketiga : Jika kamu meminta , mintalah kepada Allah.
Keempat : Jika kamu memohon pertolongan , mohonlah pertolongan Allah
Jika kita mengharapkan sesuatu bantuan dan pertolongan maka mintalah kepada Allah SWT kerana Dia Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Maha Kaya dan mengkabulkan doa dan permohonan para hamba-Nya.
Firman Allah SWT maksudnya: “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka) : 'Sesungguhnya Aku (Allah) sentiasa hampir. Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu. Maka hendaklah mereka menyahut seruanKu (dengan mematuhi perintahKu), dan hendaklah mereka beriman kepada Ku supaya mereka mendapat petunjuk".
(Surah al-Baqarah ayat 186).
Maka seseorang hamba yang berdoa hendaklah dia penuh dengan keyakinan bahawa Allah SWT akan memakbulkan doanya. Hanya jiwa yang tidak khusyuk ketika berdoa sahaja yang ragu-ragu terhadap penerimaan Allah SWT.
Sabda Nabi SAW maksudnya : “Berdoalah kamu kepada Allah dalam keadaan kamu yakin dengan kemustajabannya. Ketahuilah sesungguhnya Allah tidak menerima doa dari jantung hati yang lalai dan alpa” (Hadis Riwayat al-Tirmizi, dinilai sahih oleh al-Albani).
Kehidupan ini mempunyai rahsianya yang tersendiri. Banyak perkara yang kita rasa pahit dan membencinya pada masa tertentu padahal ia manis pada masa yang lain. Banyak perkara yang kita rasa baik, ia buruk apabila berubah masa dan keadaan. Allah Maha Mengetahui apa yang bakal terjadi, apa yang sedang dan telah terjadi. Kita selalu tergopah-gapah menilai sesuatu keadaan. Sehingga kadang-kala kita berdoa hendak sesuatu, sedang Allah mengetahui ia tidak baik untuk kita. Allah menggantikan dengan perkara lain, kita mungkin tidak perasan atau sedar.
Seseorang mungkin merasakan doa yang dikehendaki belum Allah mustajabkan, tetapi dia terlupa apa yang sedang dinikmatinya itu sudah mencapai harapannya. Maka, janganlah cepat kita berputus asa dengan rahmat Allah SWT dan terus menghukum bahawa doa kita belum dimustajabkan kerana sesungguhnya setiap doa akan dimakbulkan oleh Allah SWT samaada cepat atau lambat.
Kelima : Jika semua manusia berkumpul untuk memberi manfaat kepadamu, kecuali sesuatu yang telah ditulis Allah untukmu.
Keenam : Jika mereka berkumpul untuk memeberi mudarat kepadamu, maka mereka tidak akan boleh memberi mudarat, kecuali yang telah ditulis Allah untukmu. Pena telah diangkat dan lembarannya telah kering.
Jika semua manusia berkumpul untuk memberi manfaat kepadamu, kecuali sesuatu yang telah ditulis Allah untukmu. Jika mereka berkumpul untuk memberi mudarat kepadamu, maka mereka tidak akan boleh memberi mudarat, kecuali yang telah ditulis Allah untukmu. Pena telah diangkat dan lembarannya telah kering.
Jelaslah disini bahawa untuk mendatangkan manfaat atau mudarat kepada seseorang maka semuanya adalah dengan izin Allah SWT. Manusia tidak memiliki apa-apa kuasa dan pengaruh. Jika manusia berusaha untuk memberi manfaat kepada orang lain maka jika berjaya itu adalah kerana bersesuaian dengan kehendak Allah SWT, begitu juga sebaliknya jika manusia ingin mendatangkan mudarat kepada seseorang sedangkan ianya tidak sesuai dengan ketetapan Allah SWT maka manusia akan gagal sama sekali.
Firman Allah dalam surah Ar-Ra’d ayat 39 yang bermaksud: “Allah menghapuskan apa juga yang dikehendaki-Nya dan Dia juga menetapkan apa juga yang dikehendaki-Nya. Dan (ingatlah) pada sisi-Nya ada ibu segala suratan.”
Allah SWT berfirman maksudnya : “Keputusan di sisiKu tidak akan berubah dan Aku sekali-kali tidak menzalimi hamba-hambaKu.”(Surah Qaaf ayat 29)
Sahabat yang dimuliakan,
Manusia boleh merancang untuk mendatangkan mudarat kepada orang lain dengan memfitnah dan berkonspirasi untuk menjatuhkan seseorang muslim yang lain dengan berbagai-bagai cara samaada dengan membawa saksi palsu, membuat sumpah palsu dan mengemukakan bahan bukti yang di dimanipulasi secara tipu muslihat. Perlu diingat Allah SWT Maha Adil dan akan mengkabulkan doa hamba-Nya yang dizalimi, difitnah dan di aibkan maka Allah SWT mampu mengubah hati manusia (para hakim) supaya berlaku adil di saat-saat akhir. Maka semuanya berlaku dengan izin Allah SWT dan mengecewakan golongan fasik yang cuba menegakkan kebatilan dan membenarkan tuduhan palsu tanpa membawa saksi -saksi yang adil mengikut kehendak syarak.
Dari Ibnu Umar r.a, Rasulullah SAW bersabda maksudnya : "Hendaklah kamu waspada terhadap doa orang dizalimi. Sesungguhnya doa itu akan naik ke langit amat pantas seumpama api marak ke udara." (Hadis riwayat Hakim - sanad sahih)
Dari Khuzaimah bin Thabit r.a, Rasulullah SAW bersabda maksudnya : " Hendaklah kamu waspada terhadap doa orang yang dizalimi. Allah SWT berkata : 'Demi kemulian dan keagunganKu, Aku pasti akan menolongmu walaupun setelah masa yang lama."
(Hadis riwayat Tabrani - sanad hasan)
Ingatlah segala kebatilan dan kepalsuan akan kalah dan keadilan dan kebenaran akan datang dan ini adalah tanda pertolongan Allah SWT kepada hamba-Nya yang dizalimi dan akan mendatangkan azab kepada golongan fasik yang membuat kerosakan di muka bumi.
Sahabat yang dikasihi,
Marilah sama-sama kita memperbaiki diri kita dengan menjadi pembela agama Allah SWT di dunia ini , menegakkan keadilan kerana Allah SWT dan berdoa dan bertawakal hanya kepada-Nya. Ingatlah segala amalan dan perbuatan kita di dunia ini semuanya akan di hisab dan di nilai oleh Allah SWT di hari akhirat nanti. Jika kita melaksanakan sesuatu mengharapkan pangkat dan harta dunia dengan melakukan fitnah dan dosa besar maka tanggunglah akibatnya di hari akhirat nanti tetapi jika kita melakukan kebaikan dan amal soleh mengharapkan keredaan Allah SWT maka pasti kita akan mendapat kenikmatan dan syurga seluas langit dan bumi akan disediakan oleh Allah SWT.

Syafaat Nabi s.a.w dan Keadaan Peghuni Syurga Dari Ahli Neraka


Sahabat yang dirahmati Allah,
Ketika berada di Padang Mahsyar semua manusia berada didalam kegelisahan yang amat sangat kerana lamanya masa berada disini sebelum berlakunya timbangan amalan masing-masing. Nabi s.a.w menceritakan di dalam hadisnya seperti berikut :
Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata : “Rasulullah s.a.w. bersabda maksudnya : “Allah mengumpulkan manusia pada hari kiamat, maka mereka berkata : “Seandainya kita mohon syafa’at kepada Tuhan kita, sehingg Tuhan memberikan kelonggaran kepada kita ditempat kita”
lalu mereka datang kepada Adam dan berkata : “Engkaulah yang telah diciptakan Allah dengan tanganNya, Dia meniupkan ruh Nya padamu, dan Allah telah memerintahkan Malaikat, sehingga mereka sujud kepadamu, maka mohonlah syafa’at untuk kami di sisi Tuhan kami”.
Ia menyebutkan kesalahan-kesalahannya dan berkata : “Datanglah kepada Nuh, seorang Rasul pertama yang diutus oleh Allah”.
Lalu mereka datang kepada Nuh, maka Nuh menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu -dan ia menyebutkan kesalahannya itu- datangilah Ibrahim yang mana Allah menjadikannya sebagai kekasih !”,
lalu mereka datang kepadanya, maka ia menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu -dan ia menyebutkan kesalahan- datangilah Musa yang telah diajak bicara oleh Allah !”.
Lalu mereka datang kepadanya, maka Musa menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu -ia menyebutkan kesalahannya- datangilah Isa”,
lalu mereka datang kepadanya, maka ia menjawab : “Saya tidak menempati tempat itu, datangilah Muhammad saw. yang telah diampuni dosa-dosanya yang telah terdahulu dan yang terkemudian !”.
Lalu mereka datang kepadaku, dan aku minta izin kepada Tuhanku. Ketika aku melihat Nya aku sujud dan Tuhan meninggalkan aku sesuai dengan apa yang dikehendakiNya, kemudian diserukan : “Angkatlah kepalamu, mintalah perantara maka kamu akan diberi dan berkatalah maka akan didengar, mohonlah syafa’at maka akan diberi svafa’at,”
Kemudian aku mengangkat kepala dan memuji Tuhan dengan pujian yang telah diajarkan kepadaku, lalu aku mohon syafa’at, maka Aku membatasinya kepadaku,
lalu aku mengeluarkan mereka dari Neraka dan aku memasukkan mereka ke Syurga, kemudian aku kembali dan sujud seperti itu, pada yang ketiga atau keempat kalinya, sehingga yang ada di Neraka itu hanyalah orang-orang yang telah dicegah oleh Al Qur’an.”
(Hadis Riwayat Bukhari).
Dari Humaid, ia berkata : Aku mendengar Anas r.a. berkata : Saya mendengar Nabi s.a.w. bersabda maksudnya : “Apabila hari kiamat tiba, Aku diberi syafa’at, kemudian aku berkata : “Wahai Tuhan, masukkanlah ke Syurga orang yang di dalam hatinya ada seberat biji sawi”. Maka mereka masuk, kemudian aku berkata : “Masukkanlah ke Syurga orang yang didalam hatinya ada sedikit- dikitnya sesuatu”.
Maka Anas r.a. berkata seolah-olah saya melihat jari-jari Rasulullah s.a.w.
(Hadis Riwayat Bukhari).
Dari Abu Said Al Khudri r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya : “Allah memasukkan penghuni Syurga ke Syurga, Dia memasukkan orang yang di kehendakiNya dengan rahmat-Nya dan memasukkan penghuni Neraka ke Neraka, kemudian Dia berfirman maksudnya : “Lihatlah orang yang kamu sekalian dapati di dalam hatinya iman seberat biji sawi, maka keluarkanlah ia”.
Kemudian mereka dikeluarkan dari Neraka seperti arang, mereka telah terbakar maka mereka dilemparkan di sungai hidup (Nahrul hayat), lalu mereka tumbuh di dalamnya, sebagaimana biji-bijian itu tumbuh di tanah yang dibawa banjir, tidaklah kamu melihatnya, bagaimana ia tumbuh dengan kuning emas”.
(Hadis Riwayat Muslim).
Dari Abu Sa’id r.a., ia berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda maksudnya : “Adapun penghuni Neraka yang memang jadi penghuninya, mereka itu tidak mati dan tidak hidup, akan tetapi orang-­orang yang masuk Neraka, kerana dosa-dosa mereka,” atau baginda bersabda : “Kerana kesalahan-kesalahan mereka, maka Allah mematikan mereka dengan benar-benar mati, sehingga mereka menjadi arang, ia diberi izin untuk diberi syafa’at, mereka didatangi dengan berkelompok-kelompok kemudian mereka di sebarkan di sungai Syurga. Lalu dikatakan : “Wahai penghuni Syurga berangkatlah bersama mereka, kemudian mereka tumbuh seperti tumbuhnya biji-bijian di tanah yang dibawa banjir. Seseorang berkata : “Seolah-­olah Rasulullah s.a.w. ada di perkampungan”.
(Hadis Riwayat Muslim).
Dari Abdullah bin Mas’ud ra., ia berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda maksudnya : “Sungguh aku mengetahui penghuni Neraka yang paling akhir keluar dari Neraka dan penghuni Syurga yang paling akhir masuk Syurga. Yaitu orang laki-laki yang keluar dari Neraka dengan merangkak, kemudian Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman kepadaNya : “Pergilah, dan masuklah ke Syurga”.
Rasulullah s.a.w. bersabda maksudnya : “Maka ia datang ke Syurga dan terbayang olehnya bahwa Syurga itu sudah penuh, lalu ia kembali dan berkata : “Wahai Tuhan, saya mendapati Syurga itu penuh”. Kemudian Tuhan berfirman kepadanya : “Pergilah, dan masuklah ke Syurga. “
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Maka ia datang ke Syurga dan terbayang olehnya bahwa Syurga itu sudah penuh, lalu ia kembali dan berkata : “Wahai Tuhan, saya mendapati Syurga itu penuh”.
Kemudian Tuhan berfirman kepadanya : “Maka ia datang ke Syurga”, dan di bayangkan olehnya bahwasanya Syurga itu penuh. Lalu ia kembali dan berkata : “Wahai Tuhan, saya mendapati Syurga itu penuh”.
Kemudian Tuhan berfirman kepadanya : “Pergilah dan masuklah ke Syurga”.
Sesungguhnya bagimu seperti dunia dan sepuluh kalinya”, atau bagimu sepuluh kali dunia”.
Rasulullah s.a.w bersabda : “Maka ia berkata : “Apakah Engkau mentertawakan aku, sedangkan Engkau Raja”. Ibnu Mas’ud berkata : “Sungguh aku melihat Rasulullah s.a.w. tertawa sehingga tampaklah gigi taringnya”. Baginda bersabda : “Maka dikatakan : “Itulah penghuni Syurga yang tempatnya paling bawah”.
(Hadis Riwayat Muslim).
Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : “Apabila Allah menyelamatkan orang-orang Mukmin dari Neraka, dan mereka beriman, maka seseorang diantaramu tidak mendebatkan hak sahabatnya di dunia lebih keras dari pada perdebatan orang-orang Mukmin dengan Tuhan mereka bagi saudara-saudara mereka yang dimasukkan ke Neraka”.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “Mereka berkata : “Wahai Tuhan kami, saudara-saudara kami solat bersama kami, berpuasa bersama kami dan haji bersama kami, namun Engkau memasukkan mereka ke Neraka”. Lalu Tuhan berfirman : “Pergilah kalian dan keluarkanlah orang-orang yang kamu kenal diantara mereka”, maka orang-orang Mukmin datang kepada mereka, lalu mengetahui rupa-rupa mereka kerana Neraka tidak memakan rupa-rupa mereka. Diantara mereka ada orang yang telah dibenamkan di Neraka sampai pertengahan betisnya dan diantara mereka ada yang dibenamkan sampai kedua mata kakinya. Lalu orang-orang Mukmin mengeluarkan mereka, kemudian mereka itu berkata : “Tuhan kami, kami telah mengeluarkan orang-orang yang telah Engkau perintahkan kepada kami”, Lalu Allah berfirman : “Keluarkanlah orang-orang yang didalam hatinya ada iman seberat dinar, kemudian orang-­orang yang di dalam hatinya ada iman seberat setengah dinar, kemudian orang yang didalam hatinya ada iman seberat biji sawi”.
Abu Sa’id berkata : “Barang siapa yang tidak membenarkan hal ini maka bacalah ayat ini :
“INNALLAAHA LAA YAZHLIMU MITSQAALA DZARRATIN WA INTAKU HASANATAN YUDLAA­’IFHAA WAYU’TI MILLADUNHU AJRAN ‘AZHIIMAA “
Maksudnya :"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya, barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar"
(Surah An Nisa’ ayat 48).
Sahabat yang dimuliakan,
Berdasarkan hadis-hadis di atas jelaslah kepada kita bahawa kemuliaan yang diberikan Allah s.w.t kepada Junjungan Besar Nabi Muhammad s.a.w. sebagai kekasih-Nya akan memberikan syafaat dan pertolongan kepada semua umat manusia ketika di Padang Mahsyar untuk dipercepatkan proses timbangan amal dan Nabi s.a.w dengan syafaatnya juga boleh mengeluarkan penghunu Neraka untuk masuk ke Syurga (untuk mereka yang ada iman walaupun sebesar biji sawi).
Di dalam hadis di atas ada menceritakkan bagaimana orang Mukmin ahli Syurga boleh membantu sahabatnya yang memasuki Neraka dengan diberikan syafaat oleh Allah s.w.t. Oleh itu perbanyakkanlah bersahabat dengan orang alim, orang berilmu dan soleh supaya ia akan teringatkan kita dan memberi pertolongan di saat genting di hari akhirat nanti.

Keistimewaan dan Kebaikan Hari Jumaat


Sahabat yang dirahmati Allah,
Hari Jumaat adalah hari hari besar di sisi Allah dan dikhususkan bagi umatnya. Ini jelas daripada Firman Allah yang bermaksud : "Apabila diseru untuk bersembahyang pada hari Jumaat maka segeralah kamu mengingati Allah serta tinggalkan jual beli. Inilah yang lebih baik bagi kamu sekiranya kamu mengetahui".
(Surah Jumaah ayat 9)

Dalam ayat itu, Allah melarang manusia bekerja dan berusaha untuk kepentingan dunia sebaik ia mendengar seruan azan solat Jumaat. Larangan ini menggambarkan bahawa menunaikan fardu Jumaat penting dan wajib dikerjakan.
Dalam hadis lain Rasulullah mengatakan hari Jumaat adalah hari yang besar disisi Allah. Ia lebih besar daripada Aidilfitri dan Aidiladha.
Pada hari Jumaat kita disunatkan pergi ke masjid awal,sekurang-kurangnya sebelum tergelincir mata hari. Ini kerana pada setiap hari Jumaat, Allah mengutus malaikat berdiri di pintu masjid untuk mencatat nama mereka yang masuk. Apabila khatib naik ke mimbar, berhentilah mereka mencatatnya.

Dalam perjalanan ke masjid kita hendaklah dalam keadaan khusyuk dan merendahkan diri. Apabila berada dalam masjid, janganlah melangkah kepala orang untuk kesaf hadapan atau berjalan di sisi mereka. Jika hendak duduk di saf hadapan, kita hendaklah datang awal kerana Rasulullah melarang keras melangkah kepala orang. Apabila masuk masjid, hendaklah kita solat dua rakaat tahayattul masjid walaupun pada masa itu khatib sedang berkhutbah.
Sebaik-baiknya hendaklah ia solat di tiang yang terdekat dengannya supaya orang ramai tidak lalu di hadapannya ketika ia sedang solat. .Ketika imam berkhutbah, kita hendaklah mendengar nasihat dan tunjuk ajar yang disampaikan. Anggaplah nasihat itu untuk diri kita dan berazamlah untuk melaksanakan segala nasihat tersebut.

Jangan sekali-kali berkata-kata atau bercakap dengan teman ketika imam berkhutbah. Larangan ini jelas daripada sabda Rasulullah yang bermaksud:"Sesiapa yang berkata kepada temannya sedangkan imam masih berkhutbah: Dengarlah! Maka dia telah lalai, dan barang siapa yang lalai pada waktu imam sedang berkhutbah maka tiada Jumaat baginya."
(Hadis Riwayat Ibn Majah)
Setiap hari-hari dalam Islam mempunyai kelebihan masing-masing. hari Jumaat adalah hari yang paling istimewa daripada hari-hari lain. Terdapat enam keistimewaan hari Jumaat iaitu :

1. Berlakunya hari kiamat.
Jumaat merupakan hari yang selalu dikaitkan dengan berlakunya hari kiamat. Dalam suatu hadis riwayat Muslim, Nabi s.a.w. bersabda maksudnya : “Pada hari Jumaat juga kiamat akan berlaku. Pada hari itu tidaklah seorang yang beriman meminta sesuatu daripada Allah melainkan akan dikabulkan permintaannya.”
Sabda Nabi s.a.w. maksudnya : "Pada hari itu kiamat akan terjadi dan tidaklah seorang pun malaikat muqarrabun pun di sisi Allah Azzawajalla melainkan ia takut pada hari Jumaat, (tetapi) tidak langit dan tidak bumi melainkan ia merasa kasih pada hari Jumaat”.
(Hadis Riwayat Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)

2. Nabi Adam diciptakan dan dia juga disingkirkan dari Syurga.
Hari Jumaat memang istimewa. Hari ini nabi Adam a.s. diciptakan, dan hari ini jugalah baginda diturunkan daripada Syurga. Daripada Abu Hurairah katanya, Rasulullah bersabda, maksudnya : “Sebaik-baik hari yang terbit matahari ialah Jumaat, pada hari itulah, Adam a.s. diciptakan dan pada hari itulah juga dia dikeluarkan dari Syurga.”

3. Penghulu segala hari.
Jumaat ini adalah hari yang sangat-sangat istimewa kerana agama kita sendiri yang meletakkan Jumaat itu ketua dan lebih sedikit ganjarannya berbanding hari-hari yang lain. Dalam suatu hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang bermaksud: “Jumaat di namakan sebagai ‘Saidul aiyam’ iaitu penghulu segala hari (hari yang sebaik hari).”
Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda yang bermaksud : “Hari yang dijanjikan ialah hari kiamat, hari yang disaksikan ialah hari Arafah dan hari yang menyaksikan ialah hari Jumaat. Matahari tidak terbit dan tidak terbenam pada mana-mana hari yang lebih mulia dan afdal daripada hari Jumaat.

4. Selamat dari fitnah kubur bagi yang mati pada hari Jumaat.
Daripada Abdullah bin Amr berkata sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud : “Tidak seorang Muslim yang mati pada hari Jumaat atau pun malam Jumaat, melainkan diselamatkan Allah daripada fitnah kubur.” (Hadis Riwayat Tarmizi)
Jadi, sama-samalah kita berdo'a moga-moga Allah memilih kita di kalangan manusia-manusia yang diberikan kelebihan oleh Allah s.w.t.

5. Kebaikan menjaga kebersihan dan memotong kuku.
Sebelum menunaikan fardu Jumaat, kita disunatkan mandi walaupun waktu solat telah hampir. Disunatkan juga mencukur kepala, memotong kuku, memendekkan misai, memakai wangi-wangian dan mengenakan pakaian yangsebaik-baiknya. Ibnu Masud berkata, “Sesiapa yang memotong kuku pada hari Jumaat, Allah akan menyembuhkannya daripada penyakit dan memberikannya keselamatan.”

6. Makbulnya do'a di antara dua khutbah.
Majoriti ulama' berpendapat bahawa makbulnya do'a yang dibaca di antara dua khutbah, iaitu ketika imam sedang duduk antara khutbah pertama dan khutbah kedua.
Daripada Abu Hurairah r.a. telah meriwayatkan : Rasulullah s.a.w telah bersabda :
"Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. sedang membicarakan tentang hari Jumaat, dan baginda bersabda: Padanya (hari Jumaat) terdapat suatu saat yang tidak ditemui oleh seorang hamba (Allah) yang muslim dengan dia mendirikan solat sambil memohon kepada Allah akan sesuatu, melainkan apa yang dipohonkannya itu diberikannya kepadanya. Dia mengisyaratkan dengan tangannya yang diangkatkan".

(Hadis Riwayat Al-Bukhari & Muslim)
“Pada hari itu terdapat suatu masa di mana seorang hamba Mukmin apabila meminta (berdo'a) kepada Allah sesuatu kebaikan melainkan Allah memakbulkan do'anya atau ia meminta Allah melindunginya daripada sesuatu kejahatan melainkan Allah melindunginya daripada kejahatan.”
(Hadis riwayat Tarmizi).
Abi Burdah bin Abi al-Amusa al-Asy’ari r.a berkata bahawa beliau pernah mendengar bahawa Abdullah bin Umar r.a pernah mendengar bahawa Rasulullah pernah menjelaskan bahawa waktu yang paling mustajab itu adalah waktu antara imam duduk di atas mimbar sehingga solat selesai didirikan.

Sahabat yang dimuliakan,
Solat Jumaat dua rakaat yang difardukan ke atas umat Islam membuktikan hari itu adalah semulia hari yang perlu ambil manfaat untuk mendapatkan ganjaran Allah daripada setiap amal ibadat yang dilaksanakan.

Rasulullah bersabda maksudnya :
“Sesiapa hadir solat Jumaat pada saat pertama, dia umpama berkorban seekor unta."
“Sesiapa hadir solat Jumaat pada saat kedua, dia seperti berkorban seekor lembu."
“Barang siapa yang menghadiri solat Jumaat pada saat yang ketiga, dia seperti berkorban seekor kibas."

“Sesiapa hadir solat Jumaat pada saat keempat, dia seperti memberi hadiah seekor ibu ayam , " dan
"Sesiapa hadir solat pada saat kelima, dia seolah-olah memberi hadiah sebiji telur.”
Apabila imam naik ke mimbar, malaikat menutup buku catatannya dan ikut mendengar khutbah. Justeru, sesiapa yang datang untuk solat selepas itu seolah-olah dia hanya datang untuk solat semata-mata, tidak direkodkan dalam buku kehadiran malaikat.
Umat Islam juga dituntut membuat persediaan sebelum menghadiri solat Jumaat untuk mendapat fadilatnya, termasuk dalam berwuduk, mandi sunat dan tertib ketika menghadiri solat Jumaat.
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis Rasulullah s.a.w. bersabda maksudnya : “Sesiapa berwuduk lalu memperelokkan wuduknya, kemudian mendatangi solat Jumaat, terus mendengar dan berdiam diri, tidak berbicara sama sekali, maka diberi tambahan tiga hari lagi.
“Sesiapa yang memegang kerikil untuk dimainkan sehingga tidak memperhatikan isi khutbah, sesungguhnya dia telah melakukan kelalaian, yakni bersalah.”
Hadis di atas membuktikan bahawa Islam memberi penekanan terhadap perlunya makmum menumpukan kepada khutbah yang disampaikan. Isi kandungannya khutbah perlu diteliti bukan hanya sebagai sumber ilmu, malah mencakupi teguran, pembinaan hidup dan nasihat yang berguna.
Daripada Ibnu Umar bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda maksudnya : “Jika seseorang antara kalian mendatangi solat Jumaat, maka hendaklah mandi dulu.” (Muttafaq ‘alaih)
Daripada Samurah, diriwayatkan bahawa Rasulullah pernah bersabda: “Sesiapa yang berwuduk pada Jumaat, maka dengan keringanan itu, bolehlah dilakukan tanpa mandi tetapi mandi itu adalah lebih utama.”

(Hadis riwayat Imam Abu Daud dan Tarmizi).
Ada banyak hadis dan riwayat mengenai kelebihan hari Jumaat. yang bertujuan menceritakan ganjaran yang perlu direbut oleh umat Islam antaranya adalah :

1.Orang yang meninggal dunia pada hari Jumaat akan terlepas soal jawab kubur hingga hari kiamat.
Daripada Abdullah bin Amr r.a. berkata : Rasululah s.a.w. telah bersabda maksudnya :
"Tidaklah daripada seorang Muslim yang mati pada hari atau malam Jumaat, melainkan dia dipelihara Allah daripada fitnah kubur".
(Hadis Riwayat Tarmizi)

2. Sesiapa yang membaca surah Ali Imran pada hari Jumaat, maka Allah dan malaikat mendo'akan kebaikan ke atasnya sehingga matahari terbenam pada hari itu.
Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abi Said Al-Khudri bermaksud: “Sesiapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumaat, Allah menerangi hidupnya antara dua Jumaat.”

3. Waktu solat subuh membaca surah al-Sajdah dan surah Al-Insan.

4. Selesai solat Jumaat : Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas

5. Memperbanyakkan doa, zikir dan selawat

Firman Allah Dalam Al-Quran maksudnya :
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat telah berselawat ke atas nabi. Wahai orang-orang yang beriman, ucapkanlah selawat dan salam yang sempurna ke atasnya (nabi)".
(Surah Al-Ahzab, ayat 56)

6. Sesiapa membaca Surah Yassin pada malam Jumaat, Allah mengampunkan dosa kecil yang dilakukan, demikian menurut hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah.

7. Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibn Abi Khatadah, bermaksud: "Sesiapa yang mandi pada hari Jumaat seolah-olah dirinya bersih hingga Jumaat akan datang."

8. "Mereka yang mendirikan solat Jumaat antara satu Jumaat ke satu Jumaat berikutnya, maka Allah mengkifaratkan atau mengelakkan dia daripada terbabit dosa besar."

9. "Mereka yang berdo'a dengan penuh keikhlasan hati pada Jumaat, mudah dimakbulkan Allah."

Kamis, 15 Maret 2018

KISAH KOTA MANUSIA, RAJANYA ADALAH ROH

Ketika Allah menciptakan khalifahNya, Dia juga mendirikan sebuah kota baginya , di mana Sang khalifah itu boleh tinggal bersama rakyat jelatanya dan pegawai pemeritahannya. Dia menamai kota itu Manusia.

Ketika Allah menyiapkan pembangunan kota itu, Dia berikan tempat khusus ditengah-tengahnya kepada khalifahnya yang dinamakan Hati. Ada cakap cakap angin mengatakan adakah khalifah betul-betul menetap di kota ini atau hanya menggunakannya sebagai pusat pentadbirannya. Apakah ia merupakan ruangan singahsana atau balai istana atau hanya tempat bersuara, tidaklah penting.
Allah mendirikan kota dari bahan –bahan yang terdiri dari tanah, air, api dan angin. Pemimpin utama menyatakan dalam riwayat yang bernama firman Tuhan yang bermaksud:
Langit dan bumi yang kuciptakan tak dapat meliputinya, namun hati hamba Ku yang beriman meliputimya.

Manakala pemimpin kita Rasulullah juga bersabda yang bermaksud:
Allah tidak memandang pada rupa parasmu atau perbuatan mu, tetapi hati mu.
Allah selalu mengingati, memerhatikan dan mecermati nya setiap saaat
Dia yang meciptakan wakilnya, sudah pasti memerhatikan wakilnya itu, apa yang dibuatnya terhadap amanat yang telah diserahkannya.
Allah mecipatkan roh sebagai khalifahnya atas tubuh, jadi Allah membuat roh bertanggungjawab terhadap tubuh. Ingat lah firman Allah yang bermaksud:
… Kerana sesunggugguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati di dalam dada
Manusia yang mengembara di seluruh pelosok dunia ini. Dalam kesempatan hidup mereka , mereka dapat melihat dengan jelas. Mereka melihat yang hidup dan yang mati, yang dibangunkan dan yang dihancurkan. Mereka punya mata untuk melihat, punya telinga untuk mendengar, jadi tidak mahu mengambil iktibar dari apa yang dilihat dan didenganya. Jika mereka lalai, itu kerana mereka buta.
Pemimpin Rasulullah bersabda:
Ada sekerat daging dalam tubuh manusia. Jika bersih ia dan baik , nescaya seluruh tubuh akan menjadi baik. Jika sekerat daging itu rusak, niscaya tubuh akan rusak. Sekerat daging itu adalah hati.
Hati merupakan istana khalifah Allah, tempat meyimpan rahsia, ia merupakan peti besi tempat menyimpan catitan rahsia, hukum dan titah sang khalifah.
Ingat jika sang pemimpin kota baik, niscaya rakyat jelata pun baik, jika sang pemimpin ini tersesat, para sahabat dan rakyatnya juga tersesat.
Ketika Allah menajdikan roh manusia sebagai pemimpin utama kota manusia. Dia mengajar tentang perangai, perilaku dan fikiran para penduduk kota itu. Jadi, kerana ia memahami rakyatnya, maka rakyatnya menghormatinya, percaya kepadanya dan rela membelanya. Jika khalifah Allah ini, tidak setia dan khianati amanatnya, niscaya penduduknya akan rusak dan juga tidak setia kepadanya. Di pihak lain jika ia bertaqwa dan memuliakan yang memberikan kepadanya kekuasaan, maka para sahabat dan rakyat akan mempercayai dan menghormatinya.
Jadi perhatikan diri anda sendiri. Jika anda bertaqwa, adil dan baik, maka roh anda pun akan jadi demikian jua. Anda sebagaimana roh anda.
Orang melihat begitu banyak hal dalam dirinya tanpa menyedari mengapa semua itu ada. Siapakah semuanya itu terjadi sejak permulaaan atau terjadi sesudahnya atau akan tetap seperti itu jua pada bila- bila. Sebab orang tidak mengetahui kerahsiaaan pemerintahan Allah di dalam hati atau bagaimana melindungi sekerat daging kecil yang bernama hati tadi. Jika salah langkah boleh merusakan kita semua.
Allah mendirikan menara di tanah tinggi di kota manusia. Dia membangunkannya dengan bahan-bahan yang terpilih, merancangnya untuk mengawasi seluruh kota dan meyebutnya dengan nama fikiran.
Dia juga membuka jendela besar di puncaknya tersebut untuk menikmati empat sudut kota dan menamainya mata, telinga, mulut dan hidung.
Di bahagian tengah menara pula, Dia membangunkan sebuah ruang untuk mneyimpan khazanah khayalan dan dalamnya tersimpan perbendaharaan yang tersusun sempurna.
Para pemimpin panca indera ini, dapat manfaatkan ruang maklumat ini untuk kemudiannya menambah akan data-data baru kepadanya. Mimpi dalam tidur pun berasal dari ruang ini. Di sini juga, semua kekayaan dari kutipan cukai dikumpulkan oleh para pemungut cukai di dalam kota manusia, di mana hasil wang dipisahkan berdasarkan halal dan yang haram.
Allah juga membangunkan ruang lain di dalam menara fikiran itu ia dinamai ruang akal. Barang-barang di dalam ruang itu berasal dari dari ruang khayalan. Di sini barang-barang ditimbang dan diukur. Di mana apa-apa yang benar yang disimpan dalam ruang, manakala yang salah dikembalikan pada ruang pertama tadi.
Pada sebuah sudut fikiran, dibangunkan pula ruang lain , tempat menyimpan kenangan. Penjaga kenangan ini adalah seorang penjawat yang bernama akal.
Ada kawasan lain, di dalam kota manusia yang dijadikan tempat tinggal yang bernama nafsu, sang puteri mahkota khalifah Allah. Tempat ini dikenal sebagai mementingkan diri sendiri. Disinilah terdapat berbagai pertentangan, di sini juga tersimpan perintah Allah maupun laranganNya. Pada malam agung tertentu, Perintah yang Maha Agung diturunkan di sini. Tempat itu, dilindungi sendiri oleh Allah,
sebab ia berada dibawah tempat pijak, tempat kakinya yang suci berpijak iaitu roh.(khalifah Allah) yang berada di bawah dan dilindungi oleh singgahsanaNya .Mengikut Imam Al Ghazali , beliau berkata:
Manusia adalah anak yang ayahnya adala roh dan ibunya adalah jiwa. Dia berpendapat bahawa Tuhan menjaga roh pada pada tingkatan tertinggi di bawah singgasanahNya dan ibu kita, jiwa pada tingkatan lebih rendah di bawah kakinya. Jadi Dia adalah Tuhan kedua orang tua kita, Dia lah Tuhan raga, roh dan jiwa. Kaum sufi mengetahui bahawa semua ucapan dan perbuatan jiwa,benar atau salah telah ditakdirkan oleh Tuhan. Satu-satunya bahagian manusia yang tak terkena tempias takdir ialah roh, yang mereka mengikutinya pada masa-masa hadapan.
Sebenarnya manusia memiliki tiga jenis jiwa iaitu jiwa tumbuhan yang dikelompokkan dalamnya benda-benda mati. Jenis kedua ialah jiwa haiwani, yang di dalamya dikelompokkan golongan haiwan, jenis ketiga ialah jiwa rasional, yang di dalamnya di bezakan dari kedua-dua makhluk sebelumnya. Dengan dikaitkan dengan manusia. Dengan jiwa yang ketiga tadi manusia menjadi lebih unggul dari malaikat.

Seterusnya dalam kerajaan manusia, Allah mencipatakan kekuatan lain yang sifatnya selalu memberontak dan ingin merebut kuasa roh dan akal. Ia dinamakan sebagai hawa nafsu dan menteri kanannya bernama syahwat.

Suatu hari, syahwat menyamar dalam pasukan kerajaan manusia, berjalan-jalan di sebahagian taman indah. Tanpa sengaja, dia bertemu dengan nafs, iaitu isteri tersayang sang khalifah, Kemudian saling berpandangan dan syahwat mula jatuh cinta kepada nafs, Untuk bersatu dengannya, syahwat telah mengerjakan berbagai helah licik, Dia menggunakan cara rayuan, bersolek , memberi hadiah indah-indah apa-apa yang dimilikinya. Utusannya yang bernama angan-angan dan dutanya yang bernama terpedaya pun kehilir kehulu di antara kedua-duanya sehingga sang isteri khalifah tadi pun jatuh cinta kepada syahwat. Sayangnya,khalifah sendiri tidak menyedarinya. Tetapi, akal mengetahuinya keadaan ini, coba menutup sebelah mata dan menyembunyikannya agar sang khalifah tidak menaruh curiga.
Bahkan dalam keadaan tertentu, nafs atau jiwa telah pun di bawah pengaruh nafsu dan syahwat begitu mencengkam. Meskipun roh mengetahui bahaya godaaan jiwa yang selalu memerintahkan kepada kejahatan. Manusia tetap berada pada keadaan yang amat sulit. Manusia tadi, terombang ambing di antara dua buah pengaruh yang kuat, roh menyerunya ke arah kebaikan, tetapi jiwa selalu terus menerus menyeru kepada kejahatan ,

Tetapi semua dugaan ini telah diizinkan Allah. Sebagaimana firmannya bermaksud dalam surah al-syamas:91. Bermaksud:
Dan jiwa serta penyermpurnaannya , maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kepada kefasikan dan ketaqwaan.

Manusia yang selalu mmentingkan diri sendiri dan kepada jiwa ia terpengaruh kepada hasutan, kepada kejahatan. Jika ia tergoda, hilanglah kesuciannya.. Semuanya datang dari sisi Allah, Di mana Ia menjadikan jiwa yang selalu menyeru kepada kearah kejahatan dan Dia pula yang menjadikan sikap ego manusia yang condong kepada kejahatan dan kabaikan, siling berganti. Ketika jiwa berfikir, merenung dan insaf, ia menjadi murni dan normal kembali. Kemudian jiwa ini disebut dengan jiwa yang tenang.

Meskipun Allah telah mencipatkan khalifahnya dengan sifat-sifat yang sangat sempurna namun Dia tetap memandangnya lemah, tak berdaya dan papa kedana. Allah ingin agar khalifahNya menyedari bahawa khalifahnya akan menemui kekuatan hanya dengan pertololongan dan sokongan padu Tuhannya. Dia menciptakan halangan dan dugaan-dugaan yang kuat baginya itu untuk mehghalangi kepada kesedaran. Ini lah rahsia dua kemungkinan yang saling berlawanan bagi diri manusia tadi.
Roh dan nafsu adalah suami isteri yang sah. Jika sang suami memanggil isterinya, namun isterinya tidak menyahut, orang akan berkata, mengapa isterinya tidak datang kepada mu. Maka si suami bertanya kepada pembantu yang dikasihinya iaitu akal, mengapa isterinya bersikap diam, Akal mengatakan kepada tuannya, hai tuanku yang baik hati, engkau menyeru yang kedudukannya adalah setara dengan kekdudukanmu sendiri, yang mempunyai wilayah pemeritahannya sendiri, dengan kekuatan dan berada di bawah perintah Yang Maha Kuasa juga. Dia disebut sebagai nafsu duniawi, jiwa ini selalu menyeru ke arah kejahatan. Tidaklah begitu mudah untuk menaklukinya.
Roh megirimkan sepucuk surat kepada isterinya melalui penasihat kananya, yang mejelaskan perasaanya kepadanya. Namun nafsu telah menangkap dan memenjarakan utusan roh. Akal sebagai penasihat kanan roh, telah ditakluki di bawah tekanan nafsu .
Ketika akal kini di bawah pengaruh nafsu, telah diizinkan kembali ke tuannya roh, dia telah menyampaikan pesanan bahawa dia bukan sahaja kehilangan isterinya malah telah banyak juga pegawai-pegawainya dan pasukannya telah berpihak kepada isterinya. Hanya segelintir sahaja yang tetap setia kepadanya.

Fikiran telah memberitahu kepada roh bahawa musuhnya telah mamasuki halaman istana, telah siap siaga menghancurkan pemerintahannya, merebut tahta kerajaan dan mengambil alihnya. Akal telah memberitahu tugas sucinya adalah untuk memperingatkan kepada roh sebelum mereka berdua binasa.
Kini, dengan peringatan dari akal, roh mengetahui bahawa dia telah dilumpuhkan, Dia sudah tak berdaya dan kini pasrah diri kepada Tuhannya pemilik segala sesuatu. Kini Roh sudah mengetahui, dia sudah tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Kini dia tahu di saat cemas beginilah apa erti makna Tuhan kepadanya yang maha perkasa.
Ketika khalifah Allah yang bernama roh mengadap junjung kasih kepada Tuhannya untuk meiminta pertolongan.

Tuhan telah menjadi perantara antara roh dan nafsu. Kemudian nafsu menahan dirinya dan tidak lagi melakukan penguasaan menyeluruh atas kerajaan manusia tadi.
Menyahuti dan meghormati akan kekuasaan Tuhan, maka roh dan nafsu menundukkan kepala mereka dalam ketaatan, puas dengan keridhaan Allah sebagaimana Firman Allah berbunyi: dalam surah Al- fajar:27-30, yang bermaksud:
Hai jiwa yang tenang (Muthamainnah), kembalilah kepada Ku, dengan hati yang puas lagi diredhai, maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaku Ku dan masuklah ke dalam syurga Ku
Kini perbezaan antara kedua-duanya telah lenyap. Mereka akhirnya bersatu kembali.
Tuhan menamai jiwa yang tenan sebab pada diri nafsu telah menyedari potensi dan kemampuan yang sebenarnya. Jika ia tergoda oleh kejahatan, ia menentang kodratnya sendiri, seperti dalam, firman Allah surah an nisa:78 yang bermaksud:
Semuanya dari sisi Allah

Juga, dalam surah al-isra’ :20, yang bermaksud:
Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi.
Ketika Dia memanggil roh dan nafsu kepada diriNya sendiri dengan puas lagi diredhaiNYa, tersirat bahawa kedua-duanya saling meridhai dan serasa. Ketika Dia megundang mereka berdua ke syurgaNya, sebenarnya Dia mengundang mereka menuju keselamatan di sebuah tempat yang damai, jauh dari tempat-tempat yang tidak diredhai Tuhan. Ketika ia diminta datang ke dalam syurga bersama para hambaNya yang dicintaiNYa, dimasukkanNya mereka ke dalam golongan orang yang taat patuh kepada Nya dan telah mengikat kukuh hati mereka tunduk kepadaNya.
Di dalam kerajaan manusia, di bawah pemeritahan roh, khalifah Allah terdapat empat golologan penduduk:
Mukmin sejati yang mamatuhi hukum-hukum Tuhan mereka dan, mereka mampu melindungi diri sendiri dari semua kejahatan
Golongan kedua, mereka pada dasarnya beriman, namun terkadang tersasar berbuat maksiat
Golongan ketiga, kumpulan munafik iaitu yang menampakkan keimanan padahal sebenarnya mereka tidak beriman

Golongan keempat . Golongan kafir yang memandang diri mereka sendiri sebagai Tuhan
Inilah kenyataan yang ada pada kerajaan manusia, di tengah-tengah berlakunya kejahatan, rasa dengki, perang antara roh dan nafsu. Fikiran dan jiwa yang selalu mengarahkan kepada kejahatan.

Ruang-ruang Jiwa Menuju Ruang-ruang Ilahi


Dalam diri kita ada ruang, yang lebih sering menjadi ruang pengap, sunyi, gelap, bahkan terkadang ruang itu berkobar membara bagai neraka. Padahal ruang-ruang itu menjadi lembah dan hamparan bagi hidupnya ruang-ruang yang lain, yang kelak menjadi kesatuan utuh bagi kepribadian kita.
Ruang-ruang itu selalu menjadi ruang rahasia, karena memang tidak nyata di kasat mata. Di relung paling dalam ruang jiwa kita ada Al-Lubb yang juga disebut dengan As-Sirr (relung paling dalam di jiwa kita, yang menjadi awal atau sumber, siapa diri kita sesungguhnya.)

Ruang-ruang jiwa kita butuh cahaya, agar senantiasa terang, cerdas dan bahagia. Cahaya itu bias diraih melalui renungan, tafakkur ketika diri kita sedang sendiri dalam khalwat dan uzlah kita sehari-hari. Cahaya itulah yang kelak bisa membedakan mana yang gelap dan buruk, bathil dan jahat, dengan yang terang, haq dan penuh limpahan kebajikan.

Namun agar cahaya-cahaya itu tetap hidup, seseorang mesti terus menghidupkan jiwanya secara mekanis melalui Dzikrullah secara langgeng terus menerus. Kelak ruang-ruang jiwa akan dipenuhi oleh khazanah ilmu pengetahuan, khazanah ma’rifatullah, dan berbuah kesadaran terus menerus untuk mebangunkan kualitas ruhaniyah kita.

Sebagai kesatuan organis dalam ruang batin kita, masing-masing ruang haruslah hidup dengan keserasian sejati, yaitu kehidupan fungsional sesuai dengan tugas-tugas dari Allah Swt. Apa tugas tafakkur, tugas akal, tugas hati, tugas ruh dan rahasia ruh, sehingga terjadi refreshing spiritual terus menerus terhadap masa depan kita.

Pada saat yang bersamaan, adab atau etika kita dengan Sang Pencipta juga harus berserasi. Karena pertumbuhan keimanan kita mesti menjulang ke Cakrawala Ilahiyah. Sampai pada tahap keimanan yang Haqqul Yaqin. Suatu kondisi kita siap memasuki “Ruang-ruang Ilahi” yang digambarkan secara cemerlang oleh Syeikh Ibnu Athaillah as-Sakandari sebagai “Hadhratul Quds” dan “Bisathul Uns” (Hadhirat Suci dan Hamparan Kemesraan yang membahagiakan).
Disanalah ada langkah-langkah kaki yang telah menanggalkan sandal-sandal dan sepatu alam atau segala hal selain Allah Swt. Kita memasukinya melalui :
Pintu Mufatahah (Pintu terbukanya rahasia demi rehasiaNya);
Lalu kita ber-Muwajahah (berhadapan dalam HadiratNya);
Kemudian ber-Mujalasah (bermajlis dalam Kharisma Ilahiyah penuh dengan rasa malu, Taqarrub dan Muroqobah),

Lalu ber-Muhadatsah (berdialog dengan bahasa qalbu, melalui tafakkur dalam mengarungi nuansa Jabarut, dimana kita bermunajat melalui Rahasia Batin kita).
Kemudian ber-Musyahadah (menyaksikan kebesaran dan keagunganNya dibalik Asma’, Sifat dan DzatNya, kita menyaksikanNya di alam Malakut, Dia Menyaksikan di alam nyata, kita menyaksikan di KetuhananNya, Dia menyaksian kehambaan kita.)

Berakhir dengan ber-Muthala’ah (terbukanya pandangan batin kita atas rahasia alam Malakut, Jabarut, Rahasia Taqdir, dan kita memandangnya dengan menuju KetuhahanNya, Dia melihat pada kehambaan kita yang menanjak mpadaNya, kita melihat fakta ketentuan dan takdirNya, lalu jiwa kita menerima penuh ridho, dan ketika Dia memandang hamparan rahasia jiwa kita, Dia pun membukakan hamparan anugerahNya, lalu kita bersimpuh di sana, Dia pun memandang kita dengan rasa Cinta yang Luhur, Penerimaan yang Agung.)

Murid yang Tamat Berguru

Berikut adalah cerita sufi tentang seorang murid yang telah tamat berguru. Cerita ini seringkali disampaikan oleh Guru saya kepada murid-muridnya. Biasanya cerita ini disampaikan kepada murid-murid yang masih tinggal bersama Beliau di Surau.
Suatu ketika anak surau yang berjumlah 35 orang itu dikumpulkan. Maklum, para pengabdi itu pun sudah dewasa dan mereka juga memikirkan ujung pengabdian. Mereka harus ke mana, mereka harus hidup berumah tangga, mencari pekerjaan dan lain-lain. Guru bila bercerita sangat menarik, mempesona dan membuat pendengar tak bergerak. Guru berkata, “Ada murid yang baru tamat berguru lalu ia pulang ke rumahnya. Di tengah jalan dilihatnya ada seorang putri raja yang aduhai cantiknya, sang putri sedang duduk di depan rumahnya yang indah. Si murid ini sangat terpesona dan tertarik dengan paras cantik putri itu. Dalam hatinya ia berkata, “Alangkah eloknya jika ia jadi istri dan pendamping hidup saya…?”

Terangan-angan paras gadis sampai di rumahnya, ia berkata kepada ibunya, “Ibu, anak gadis yang saya jumpai di rumah indah di pinggir jalan itu apa sudah ada yang punya?” Ibu menjawab, “Apa maksudnya?” ujar ibu menimpali pertanyaan anaknya. Anaknya berkata, “Kalau belum ada yang punya, tolong ibu lamarkan untuk saya.” “Sadar nak” begitu sergah ibunya. “Dia putri raja, kaya raya, sedangkan engkau anak orang biasa dan miskin.”

Untuk tidak mengecewakan anaknya yang baru lulus berguru dan pantas menikah itu. Sebagai ibu yang bijaksana, sang ibu pergi mencoba bertanya. Ia pergi ke rumah gadis tersebut. Maka ibu mengetok pintu sambil mengucap salam “Assalamu’alaikum!” “Wa’alaikum salam”, jawab tuan rumah. “Ada apa bu?” kata tuan rumah. “Ini anak saya kemarin lewat di depan rumah raja kebetulan dilihatlah olehnya seorang gadis manis putri raja dan ia merasa tertarik. Si anak baru tamat berguru pada wali Allah (tidak disebut nama si wali), dan maksud kedatangan hamba kemari ingin melamar anak gadis raja itu, bila raja berkenan dan bila putri itu belum ada yang punya!”
Raja memang bijaksana, untuk menolak dengan terang-terangan dan supaya tidak menyakiti hati sebagian rakyatnya ia menjawab, “Oh, ibu mau melamar untuk anak ibu. Begini bu, saya tidak bisa memutuskan sendiri, apakah lamaran itu diterima atau tidak. Karena ini adalah masalah Negara maka saya akan panggil dan mengumpulkan semua menteri untuk memutuskan hal ini. Dan ibu sebaiknya pulang dulu dan barang seminggu sudah ada keputusan.”

Sesampainya di rumah, si anak bertanya “Bagaimana bu, beritanya?” “Oh tunggu seminggu lagi nak, karena raja tidak bisa memutuskan seorang diri maka raja akan panggil menteri-menterinya untuk membahas masalah ini.” Raja memanggil menteri-menteri dan memberitahukan bahwa anak si ibu yang bernama Fulana telah datang menemui raja dengan maksud ingin melamarkan si anak pada putri raja dan bagaimana caranya supaya lamaran di tolak, dengan tidak menyakiti hati ibunya.” “Ah itu mudah raja” jawab menteri. “Buat saja persyaratan yang berat kepadanya yang sekiranya tidak dapat dipenuhi.” “Nah apa itu?” kata raja. “Minta saja tujuh buah mutiara sebesar telur, pasti ia tidak akan bisa memenuhi dan karena itu persyaratan untuk mempersunting putri raja menjadi gagal.” “Wah pandai kau menteri. Aku setuju dengan caramu itu, nanti akan aku katakan pada ibu si anak itu jika ia datang ke sini untuk menanyakan keputusan raja.” Benar saja seminggu kemudian pintu raja terketuk dan terdengar “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikum salam”, pintu dibukakan dan si ibu pun dipersilakan masuk untuk menanyakan bagaimana kabar beritanya. “Begini, lamaran ibu diterima asalkan anak ibu menyiapkan tujuh butir mutiara sebesar telur lalu diserahkan pada raja. Itu persyaratannya.” jelas raja. “Kalau begitu saya beritahukan pada anak saya, sanggup atau tidak.” jawab ibu. “Oh ya, ya silakan.”

Si ibu pun pulang dari rumah raja, di pintu dia sudah disambut oleh anak itu sambil bertanya, ”Bagaimana kabarnya bu?” ”Aduh itu nak, tujuh turunan dari kakek sampai anak cucu, mencari duit untuk tidak dibuat makan, tatapi dibuat untuk membeli tujuh butir mutiara sebesar telur ayam itu tidak akan bisa terkumpul.” “Oh itu rupanya yang menjadi persyaratan diterimanya lamaran saya Bu?” “Betul nak, itu mana mungkin.” “Ah, Itu soal kecil, Bu!” tanggap anaknya. “Ha, soal kecil?” ibunya terheran. “Allah Ta’ala kan kaya bu” kata si anak, dan si ibu dibuat bingung mendengarnya. Si anak berkata, “Mutiara sebesar dan sebanyak itu hanya ada di Laut Cina Selatan.”
Diam-diam si anak keluar dengan membawa tempurung kelapa dan pergi ke Laut Cina Selatan. Dia kuras laut itu dengan batok kelapa (tempurung kelapa) sambil membaca: laa ilaaha illa Allah pada tiap kurasan, sehingga hampir habis air laut itu(secara gaib). Tiba-tiba geger penghuni-penghuni laut, berupa jin-jin penjaga laut itu dan mereka berteriak, “Stop…stop…! jangan kau teruskan nanti kering laut ini dan matilah anak buah kami. Sebenarnya apa yang engkau cari?” “Saya akan mencari tujuh butir mutiara sebesar telur ayam dan mutiara itu hanya ada di laut ini. Karena itu saya harus menguras dan mengeringkan laut ini.” begitu kata si murid wali itu dengan tegas.
Panglima jin penghuni laut itu berkata, “Kalau soal itu gampang, nanti saya akan memerintahkan anak buahku untuk mencari mutiara-mutiara itu dengan menyelami laut ini, dan tidak usah kau teruskan untuk menguras laut.” “Nah kalau kau sudah menjamin begitu, baiklah akan saya hentikan menguras laut ini.” Sesaat kemudian anak buah penghuni Laut Cina Selatan itu diperintahkan menyelam ke dasar laut sampai ditemukan ketujuh batu mutiara, lalu oleh penghulu jin mutiara itu disampaikan pada anak tadi dan ketujuh butir mutiara itu dibawa pulang oleh anak tadi.
Sesampainya di rumah, ibu menyapa “Sudah datang nak?” “Ya sudah datang dan ini tujuh buah mutiara yang diminta raja” kata anaknya. Oleh ibunya ketujuh butir mutiara itu di ambil dan ditimang-timang, dibalik-balik setengah tidak percaya. Lalu si anak menyeletuk, “Itu mutiara asli, bukan batu atau plastik bu!” meyakinkan pada ibunya. Sang ibu pun terdiam.

Esok harinya si ibu mengantarkan ketujuh butir mutiara itu kehadapan raja.” Assalamu’alaiku” “Wa’alaikum salam. Apa kabar bu?” “Kabar baik, dan ini tujuh butir mutiara yang raja minta dari anak saya, saya disuruh untuk mengantarkannya ke hadapan raja dan menyerahkannya.
Ketujuh butir mutiara itu pun diterima oleh raja, si raja terbelalak kedua matanya, terheran-heran hampir tidak percaya, seolah-olah dalam mimpi saja. Di balik-balik mutiara-mutiara itu, terheran melebihi kehendaknya. Raja terkagum diam. lalu si ibu berkata, “Tak usah khawatir raja, itu asli mutiara, bukan palsu, batu, atau plastik mainan, kata anak saya.” Raja pun terhentak dan akhirnya perkawinan pun dilaksanakan.