Laman

Selasa, 22 April 2014

30 manfaat Bulan Ramadahan


  1. Makanlah sahur, sehingga membantu kekuatan fisikmu selama berpuasa; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah. ” HR.’Al-Bukhari dan Muslim)
  2. “Bantulah (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan makan sahur, dan untuk shalat malam dengan tidur siang ” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya)
  3. Akan lebih utama jika makan sahur itu diakhirkan waktunya, sehingga mengurangi rasa lapar dan haus. Hanya saja harus hati-hati, untuk itu hendaknya Anda telah berhenti dari makan dan minum beberapa menit sebelum terbit fajar, agar Anda tidak ragu-ragu.
  4. Segeralah berbuka jika matahari benar-benar telah tenggelam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
  5. “Manusia senantiasa dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur . ” (HR. Al-Bukhari, I\luslim dan At-Tirmidz)
  6. Usahakan mandi dari hadats besar sebelum terbit fajar, agar bisa melakukan ibadah dalam keadaan suci.
  7. Manfaatkan bulan Ramadhan dengan sesuatu yang terbaik yang pernah diturunkan didalamnya, yakni membaca Al-Qur’anul Karim. Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam pada setiap malam di bulan Ramadhan selalu menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk membacakan Al-Qur’an baginya. (HR. AL-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu).Dan pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ada teladan yang baik bagi kita.
  8. Jagalah lisanmu dari berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta perkataan mengada-ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
  9. “Barangsiapa tidak meninggalkan pevkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari)
  10. Hendaknya puasa tidak membuatmu keluar dari kebiasaan. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab sepele, dengan dalih bahwa engkau sedang puasa. Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwamu tenang, tidak emosional. Dan jika Anda diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, jangan Anda hadapi dia dengan perbuatan serupa. Nasihati dan tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
  11. “Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kama beupuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata ‘Sesungguhnya aku sedang puasa” (HR. Al- Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan)
  12. Harus lebih sabar, syukur, dan ihklas
  13. Ucapan itu dimaksudkanagar ia menahan diri dan tidak melayani orang yang mengumpatnya Di samping, juga mengingatkan agar ia menolak melakukan penghinaan dan caci-maki.
  14. Hendaknya Anda selesai dari puasa dengan membawa taqwa kepada Allah, takut dan bersyukur pada-Nya, serta senantiasa istiqamah dalam agama-Nya. Hasil yang baik itu hendaknya mengiringi Anda sepanjang tahun. Dan buah paling utama dari puasa adalah taqwa, sebab Allah berfirman : “Agar kamu bertaqwa. “(Al-Baqarah: 183)
  15. Jagalah dirimu dari berbagai syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu. Hal itu agar tujuan puasa tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu berkata : “Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kama beupuasa jangan pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa.”
  16. Hendaknya makananmu dari yang halal. Jika kamu menahan diri dari yang haram pada selain bulan Ramadhan maka pada bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak ada gunanya engkau berpuasa dari yang halal, tetapi kamu berbuka dengan yang haram.
  17. Perbanyaklah bersedekah dan berbuat kebajikan. Dan hendaknya kamu lebih baik dan lebih banyak berbuat kebajikan kepada keluargamu dibanding pada selain bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paring dermawan, dan beliau lebih dermawan ketika bulan Ramadhan.
  18. Ucapkanlah bismillah ketika kamu berbuka seraya berdo’a :”Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dan atas rezki-Mu aku berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “(44) (Lihat Mulhaq (bonus) Majalah Al WaLul Islami bulan Ramadhan, 1390 H.hlm.38-40.)
  19. Memperbanyak melakukan berbagai macam ibadah. Jibril’alaihis salam senantiasa membacakan Al-Qur’anul Karim untuk beliau pada bulan Ramadhan; beliau juga memperbanyak sedekah, kebajikan, membaca Al-Qur’anul Karim, shalat, dzikir, i’tikaf dan bahkan beliau mengkhususkan beberapa macam ibadah pada bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan-bulan lain.
  20. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyegerakan berbuka dan menganjurkan demikian, beliau makan sahur dan mengakhirkannya, serta menganjurkan dan memberi semangat orang lain untuk melakukan hal yang sama. Beliau menghimbau agar berbuka dengan kurma, jika tidak mendapatkannya maka dengan air.
  21. Nabi’shallallahu ‘alaihi wasallam melarang orang yang berpuasa dari ucapan keji dan caci-maki. Sebaliknya beliau memerintahkan agar ia mengatakan kepada orang yang mencacinya, “Sesungguhnya aku sedang puasa.”
  22. Jika beliau melakukan perjalanan di bulan Ramadhan, terkadang beliau meneruskan puasanya dan terkadang pula berbuka. Dan membiarkan para sahabatnya memilih antara berbuka atau puasa ketika dalam perjalanan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendapatkan fajar dalam keadaan junub sehabis menggauli isterinya maka beliau segera mandi setelah terbit fajar dan tetap berpuasa.
  23. Termasuk petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah membebaskan dari qadha’ puasa bagi orang yang makan atau minum karena lupa, dan bahwasanya Allahlah yang memberinya makan dan minum.
  24. Dan dalam riwayat shahih disebutkan bahwa beliau bersiwak dalam keadaan puasa. Imam Ahmad meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menuangkan air di atas kepalanya dalam keadaan puasa. Beliau juga melakukan istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung) serta berkumur dalam keadaan puasa. Tetapi beliau melarang orang berpuasa melakukan istinsyaq secara berlebihan. (Lihat kitab Zaadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibaad, I/320-338 )
  25. Puasa yang disyari’atkan adalah puasanya anggota badan dari dosa-dosa, dan puasanya perut dari makan dan mimum. Sebagaimana makan dan minum membatalkan dan merusak puasa, demikian pula halnya dengan dosa-dosa, ia memangkas pahala puasa dan merusak buahnya, sehingga memposisikannya pada kedudukan orang yang tidak berpuasa.
  26. Karena itu, orang yang benar-benar berpuasa adalah orang yang puasa segenap anggota badannya dari melakukan dosa-dosa; lisannya berpuasa dari dusta, kekejian dan mengada-ada; perutnya berpuasa dari makan dan minum; kemaluannya berpuasa dari bersenggama.
  27. Bila berbicara, ia tidak berbicara dengan sesuatu yang menodai puasanya, bila melakukan suatu pekerjaan ia tidak melakukan sesuatu yang merusak puasanya. Ucapan yang keluar darinya selalu bermanfaat dan baik, demikian pula dengan amal perbuatannya. Ia laksana wangi minyak kesturi, yang tercium oleh orang yang bergaul dengan pembawa minyak tersebut. Itulah metafor (perumpamaan) bergaul dengan orang yang berpuasa, ia akan mengambil manfaat dari bergaul dengannya, aman dari kepalsuan, dusta, kejahatan dan kezhaliman.
  28. Dalam hadits riwayat Imam Ahmad disebutkan : “Dan sesungguhnya ban (mulut) orang puasa itu lebih harum di sisi AIlah daripada aroma minyak kesturi. “(HR. At-Tirmidzi dan ia berkata, hadits hasan shahih gharib).
  29. Inilah puasa yang disyari’atkan. Tidak sekedar nahan diri dari makan dan minum. Dalam sebuah menahan diri dari makan dan minum”. Dalam hadits shahih disebutkan : “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta serta kedunguan maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum .(HR. Al-Bukhari, Ahmad dan lainnya)
  30. Dalam hadits lain dikatakan : Betapa banyak orang puasa, bagian dari puasanya (hanya) lapar dan dahaga. ” (HR. Ahmad, hadits hasan shahih) (Dan ia menshahihkan hadits ini.)
Kisah Nabi Khidir Dalam Kitab Allamah Ibnu Hajar al Asqalani
Kisah Nabi Khidir Dalam Kitab Allamah Ibnu Hajar al Asqalani
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam kitab Tafsir: .Bercerita kepadaku ayahku, yang didengarnya dari Abdul Aziz Al-Ausiy, dari Ali bin Abu Ali, dari Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain, dari ayahnya, katanya Ali bin Abi Talib berkata: .Ketika wafat Rasulullah SAW, datanglah ucapan takziah. Datang kepada mereka (keluarga Nabi SAW) orang yang memberi takziah. Mereka mendengar orang memberi takziah tetapi tidak melihat orangnya. Bunyi suara itu begini :
.Assalamu Alaikum Ahlal Bait Warahmatullahi Wabarakatuh. Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Hanyasanya disempurnakan pahala kamu pada hari kiamat. Sesungguhnya dalam agama Allah ada pemberi takziah bagi setiap musibah, bagi Allah ada pengganti setiap ada yang binasa, begitu juga menemukan bagi setiap yang hilang. Kepada Allah-lah kamu berpegang dan kepada-Nya mengharap. Sesungguhnya orang yang diberi musibah adalah yang diberi ganjaran pahala..
Berkata Imam Ja'far as Shadiq : .Bercerita kepadaku ayahku bahawa Ali bin Abi Talib ada berkata : .Tahukah kamu siapa ini? Ini adalah suara Nabi Khidir.. Berkata Muhammad bin Ja'far : .Adalah ayahku, yaitu Ja'far bin Muhammad, menyebutkan tentang riwayat dari ayahnya, dari datuknya, dari Imam Ali bin Abi Talib bahawa datang ke rumahnya satu rombongan kaum Quraisy kemudian dia berkata kepada mereka: .Maukah kamu aku ceritakan kepada kamu tentang Abul Qasim (Muhammad SAW)?. Kaum Quraisy itu menjawab: .Tentu saja mau..
Imam Ali bin Abi Talib berkata: .Jibril Alaihis salam pernah berkata kepada Rasulullah SAW :
.Selamat sejahtera ke atas kamu wahai Ahmad. Inilah akhir watanku (negeriku) di bumi. Sesungguhnya hanya engkaulah hajatku di dunia.. Maka tatkala Rasulullah SAW wafat, datanglah orang yang memberi takziah, mereka mendengarnya tetapi tidak melihat orangnya. Orang yang memberi takziah itu berkata: .Selamat sejahtera ke atas kamu wahai ahli bait. Sesungguhnya pada agama Allah ada pemberi takziah setiap terjadi musibah, dan bagi Allah ada yang menggantikan setiap ada yang binasa. Maka kepada Allah-lah kamu berpegang dan kepada-Nya mengharap. Sesungguhnya orang yang diberi musibah adalah yang diberi ganjaran pahala.. Mendengar yang demikian Imam Ali bin Abi Talib berkata: .Tahukah kamu siapa yang datang itu? Itu adalah Khidir..
Berkata Saif bin Amr At-Tamimi dalam kitabnya Ar-Riddah, yang diterimanya dari Said bin Abdullah, dari Ibnu Umar mengatakan: .Ketika wafat Rasulullah SAW, datanglah Abu Bakar ke rumah Rasulullah. Ketika beliau melihat jenazah Rasulullah SAW, beliau berkata: .Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun.. Kemudian beliau bersama sahabat-sahabat yang lain menyembahyangkan jenazah Rasulullah SAW. Pada waktu mereka menyembahyangkan jenazah Rasulullah SAW, mereka mendengar suara ajaib. Selesai solat dan mereka pun semuanya sudah diam, mereka mendengar suara orang di pintu mengatakan: .Selamat sejahtera ke atas kamu wahai Ahli Bait. Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Hanya saja disempurnakan pahala kamu pada hari kiamat.
Sesungguhnya pada agama Allah ada pengganti setiap ada yang binasa dan ada kelepasan dari segala yang menakutkan. Kepada Allah-lah kamu mengharap dan dengan-Nya berpegang. Orang yang diberi musibah akan diberi ganjaran. Dengarlah itu dan hentikan kamu menangis itu."
Mereka melihat ke arah suara itu tetapi tidak melihat orangnya. Kerana sedihnya mereka
menangis lagi. Tiba-tiba terdengar lagi suara yang lain mengatakan: .Wahai Ahli Bait, ingatlah kepada Allah dan pujilah Dia dalam segala hal, maka jadilah kamu golongan orang mukhlisin. Sesungguhnya dalam agama Allah ada pemberi takziah setiap terjadi musibah, dan ada pengganti setiap ada yang binasa. Maka kepada Allah-lah kamu berpegang dan kepada-Nya taat. Sesungguhnya orang yang diberi musibah adalah orang yang diberi pahala..
Mendengar yang demikian itu berkata Abu Bakar: .Ini adalah Khidir dan Ilyas. Mereka datang atas kematian Rasulullah SAW..
Berkata Ibnu Abu Dunia, yang didengarnya dari Kamil bin Talhah, dari Ubad bin Abdul Samad, dari Anas bin Malik, mengatakan: .Sewaktu Rasulullah SAW meninggal dunia, berkumpullah sahabat-sahabat beliau di sekeliling jenazahnya menangisi kematian beliau. Tiba-tiba datang kepada mereka seorang lelaki yang bertubuh tinggi memakai kain panjang. Dia datang dari pintu dalam keadaan menangis. Lelaki itu menghadap kepada sahabat-sahabat dan berkata: .Sesungguhnya dalam agama Allah ada pemberi takziah setiap terjadi musibah, ada pengganti setiap ada yang hilang. Bersabarlah kamu kerana sesungguhnya orang yang diberi musibah itu akan diberi ganjaran..
Kemudian lelaki itu pun menghilang daripada pandangan para sahabat. Abu Bakar berkata: .Datang ke sini lelaki yang memberi takziah.. Mereka memandang ke kiri dan kanan tetapi lelaki itu tidak nampak lagi. Abu Bakar berkata: .Barangkali yang datang itu adalah Khidir, saudara nabi kita. Beliau datang memberi takziah atas kematian Rasulullah SAW..
Berkata Ibnu Syahin dalam kitabnya Al-Jana.iz: .Bercerita kepada kami Ibnu Abu Daud, dari Ahmad bin Amr, dari Ibnu Wahab, dari Muhammad bin Ajlan, dari Muhammad bin Mukandar, berkata: .Pernah pada suatu hari Umar bin Khattab menyembahyangkan jenazah, tiba-tiba beliau mendengar suara di belakangnya: janganlah mendahului dari kami mengerjakan solat jenazah ini. Tunggulah sudah sempurna dan cukup orang di belakang baru memulakan takbir.. Kemudian lelaki itu berkata lagi: .Kalau engkau siksa dia ya Allah, maka sesungguhnya dia telah durhaka kepada-Mu. Tetapi kalau Engkau mahu mengampuni dia, maka dia betul-betul mengharap keampunan dari-Mu..Umar bersama sahabat-sahabat yang lain sempat juga melihat lelaki itu. Tatkala mayat itu sudah dikuburkan, lelaki itu masih meratakan tanah itu sambil berkata: .Beruntunglah engkau wahai orang yang dikuburkan di sini..

JAKA TINGKIR


Asal-usul Nama aslinya adalah Mas Karèbèt , putra Ki Ageng Pengging atau Ki Kebo Kenanga. Ketika ia dilahirkan, ayahnya sedang menggelar pertunjukan wayang beber dengan dalang Ki Ageng Tingkir. [1] Kedua ki ageng ini adalah murid Syekh Siti Jenar . Sepulang dari mendalang, Ki Ageng Tingkir jatuh sakit dan meninggal dunia. Sepuluh tahun kemudian, Ki Ageng Pengging dihukum mati karena dituduh memberontak terhadap Kesultanan Demak . Sebagai pelaksana hukuman ialah Sunan Kudus . Setelah kematian suaminya, Nyai Ageng Pengging jatuh sakit dan meninggal pula. Sejak itu, Mas Karebet diambil sebagai anak angkat Nyai Ageng Tingkir (janda Ki Ageng Tingkir). 

Pangeran Raden Mas Jaka Tingkir


Mas Karebet tumbuh menjadi pemuda yang gemar bertapa, dan dijuluki Jaka Tingkir. Guru pertamanya adalah Sunan Kalijaga . Ia juga berguru pada Ki Ageng Sela , dan dipersaudarakan dengan ketiga cucu Ki Ageng yaitu, Ki Juru Martani , Ki Ageng Pemanahan , dan Ki Panjawi. Silsilah Jaka Tingkir : Andayaningrat (tidak diketahui nasabnya) + Ratu Pembayun (Putri Raja Brawijaya)→ Kebo kenanga (Putra Andayaningrat)+ Nyai Ageng Pengging→ Mas Karebet/Jaka Tingkir Mengabdi ke Demak Babad Tanah Jawi selanjutnya mengisahkan, Jaka Tingkir ingin mengabdi ke ibu kota Demak . Di sana ia tinggal di rumah Kyai Gandamustaka (saudara Nyi Ageng Tingkir) yang menjadi perawat Masjid Demak berpangkat lurah ganjur . Jaka Tingkir pandai menarik simpati Sultan Trenggana sehingga ia diangkat menjadi kepala prajurit Demak berpangkat lurah wiratamtama . Beberapa waktu kemudian, Jaka Tingkir bertugas menyeleksi penerimaan prajurit baru. Ada seorang pelamar bernama Dadungawuk yang sombong dan suka pamer. Jaka Tingkir menguji kesaktiannya dan Dadungawuk tewas hanya dengan menggunakan SADAK KINANG. Akibatnya, Jaka Tingkir pun dipecat dari ketentaraan dan diusir dari Demak . Jaka Tingkir kemudian berguru pada Ki Ageng Banyubiru atau Ki Kebo Kanigoro(saudara seperguruan ayahnya). Setelah tamat, ia kembali ke Demak bersama ketiga murid yang lain, yaitu Mas Manca, Mas Wila, dan Ki Wuragil. Rombongan Jaka Tingkir menyusuri Sungai Kedung Srengenge menggunakan rakit. Muncul kawanan siluman buaya menyerang mereka namun dapat ditaklukkan. Bahkan, kawanan tersebut kemudian membantu mendorong rakit sampai ke tujuan. Saat itu Sultan Trenggana sekeluarga sedang berwisata di Gunung Prawoto. Jaka Tingkir melepas seekor kerbau gila yang dinamakan sebagai Kebo Danu yang sudah diberi mantra (diberi tanah kuburan pada telinganya). Kerbau itu mengamuk menyerang pesanggrahan Sultan di mana tidak ada prajurit yang mampu melukainya. Jaka Tingkir tampil menghadapi kerbau gila. Kerbau itu dengan mudah dibunuhnya. Atas jasanya itu, Sultan Trenggana mengangkat kembali Jaka Tingkir menjadi lurah wiratamtama. Kisah dalam naskah-naskah babad tersebut seolah hanya kiasan, bahwa setelah dipecat, Jaka Tingkir menciptakan kerusuhan di Demak , dan ia tampil sebagai pahlawan yang meredakannya. Oleh karena itu, ia pun mendapatkan simpati Sultan kembali. Menjadi Sultan Pajang Prestasi Jaka Tingkir sangat cemerlang meskipun tidak diceritakan secara jelas dalam Babad Tanah Jawi . Hal itu dapat dilihat dengan diangkatnya Jaka Tingkir sebagai Adipati Pajang bergelar Adipati Adiwijaya. Ia juga menikahi Ratu Mas Cempa, putri Sultan Trenggana . Sepeninggal Sultan Trenggana tahun 1546 , putranya yang bergelar Sunan Prawoto seharusnya naik takhta, tapi kemudian ia tewas dibunuh Arya Penangsang (sepupunya di Jipang) tahun 1549. Arya Penangsang membunuh karena Sunan Prawoto sebelumnya membunuh karena Sunan Prawoto sebelumnya juga membunuh ayah Aryo Penangsang yang bernama Pangeran Sekar Seda Lepen sewaktu ia menyelesaikan sholat ashar di tepi Bengawan Sore. Pangeran Sekar merupakan adik Kandung Sultan Trenggono sekaligus juga merupakan murid pertama Sunan Kudus. Pembunuhan-pembunuhan ini dilakukan dengan menggunakan Keris Kiai Setan Kober. Selain itu Aryo Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri suami dari Ratu Kalinyamat yang menjadi bupati Jepara . Kemudian Aryo Penangsang mengirim utusan untuk membunuh Adiwijaya di Pajang , tapi gagal. Justru Adiwijaya menjamu para pembunuh itu dengan baik, serta memberi mereka hadiah untuk mempermalukan Arya Penangsang . Sepeninggal suaminya, Ratu Kalinyamat (adik Sunan Prawoto ) mendesak Adiwijaya agar menumpas Aryo Penangsang karena hanya ia yang setara kesaktiannya dengan adipati Jipang tersebut. Adiwijaya segan memerangi Aryo Penangsang secara langsung karena sama-sama anggota keluarga Demak dan merupakan saudara seperguruan sama-sama murid Sunan Kudus. Maka, Adiwijaya pun mengadakan sayembara. Barangsiapa dapat membunuh Aryo Penangsang akan mendapatkan tanah Pati dan mentaok/ Mataram sebagai hadiah. Sayembara diikuti kedua cucu Ki Ageng Sela , yaitu Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawi. Dalam perang itu, Ki Juru Martani ( kakak ipar Ki Ageng Pemanahan ) berhasil menyusun siasat cerdik sehingga sehingga Sutawijaya (Anak Ki Ageng Pemanahan) dapat menewaskan Arya Penangsang setelah menusukkan Tombak Kyai Plered ketika Aryo Penangsang menyeberang Bengawan Sore dengan mengendarai Kuda Jantan Gagak Rimang. Setelah peristiwa tahun 1549 tersebut, Pusat kerajaan tersebut kemudian dipindah ke Pajang dengan Adiwijaya sebagai sultan pertama. Demak kemudian dijadikan Kadipaten dengan anak Suan Prawoto yang menjadi Adipatinya Sultan Adiwijaya juga mengangkat rekan-rekan seperjuangannya dalam pemerintahan. Mas Manca dijadikan patih bergelar Patih Mancanegara, sedangkan Mas Wila dan Ki Wuragil dijadikan menteri berpangkat ngabehi. Sumpah setia Ki Ageng Mataram Sesuai perjanjian sayembara, Ki Panjawi mendapatkan tanah Pati dan bergelar Ki Ageng Pati. Sementara itu, Ki Ageng Pemanahan masih menunggu karena seolah-olah Sultan Adiwijaya menunda penyerahan tanah Mataram . Sampai tahun 1556 , tanah Mataram masih ditahan Adiwijaya. Ki Ageng Pemanahan segan untuk meminta. Sunan Kalijaga selaku guru tampil sebagai penengah kedua muridnya itu. Ternyata, alasan penundaan hadiah adalah dikarenakan rasa cemas Adiwijaya ketika mendengar ramalan Sunan Prapen bahwa di Mataram akan lahir sebuah kerajaan yang mampu mengalahkan kebesaran Pajang . Ramalan itu didengarnya saat ia dilantik menjadi sultan usai kematian Arya Penangsang . Sunan Kalijaga meminta Adiwijaya agar menepati janji karena sebagai raja ia adalah panutan rakyat. Sebaliknya, Ki Ageng Pemanahan juga diwajibkan bersumpah setia kepada Pajang . Ki Ageng bersedia. Maka, Adiwijaya pun rela menyerahkan tanah Mataram pada kakak angkatnya itu. Tanah Mataram adalah bekas kerajaan kuno, bernama Kerajaan Mataram yang saat itu sudah tertutup hutan bernama Alas Mentaok. Ki Ageng Pemanahan sekeluarga, termasuk Ki Juru Martani , membuka hutan tersebut menjadi desa Mataram . Meskipun hanya sebuah desa namun bersifat perdikan atau sima swatantra. Ki Ageng Pemanahan 
Ki Ageng Pemanahan 

yang kemudian bergelar Ki Ageng Mataram, hanya diwajibkan menghadap ke Pajang secara rutin sebagai bukti kesetiaan tanpa harus membayar pajak dan upeti. Menundukkan Jawa Timur Saat naik takhta, kekuasaan Adiwijaya hanya mencakup wilayah Jawa Tengah saja, karena sepeninggal Sultan Trenggana , banyak daerah bawahan Demak yang melepaskan diri. Negeri-negeri di Jawa Timur yang tergabung dalam Persekutuan Adipati Bang Wetan saat itu dipimpin oleh Panji Wiryakrama bupati Surabaya . Persekutuan adipati tersebut sedang menghadapi ancaman invansi dari berbagai penjuru, yaitu Pajang , Madura , dan Blambangan . Pada tahun 1568 Sunan Prapen penguasa Giri Kedaton menjadi mediator pertemuan antara Sultan Adiwijaya dengan para adipati Bang Wetan. Sunan Prapen berhasil meyakinkan para adipati sehingga mereka bersedia mengakui kedaulatan Kesultanan Pajang di atas negeri yang mereka pimpin. Sebagai tanda ikatan politik, Panji Wiryakrama diambil sebagai menantu Adiwijaya. Selain itu, Adiwijaya juga berhasil menundukkan Madura setelah penguasa pulau itu yang bernama Raden Pratanu bergelar Panembahan Lemah Duwur Arosbaya menjadi menantunya. Dalam pertemuan tahun 1568 itu, Sunan Prapen untuk pertama kalinya berjumpa dengan Ki Ageng Pemanahan dan untuk kedua kalinya meramalkan bahwa Pajang akan ditaklukkan Mataram melalui keturunan Ki Ageng tersebut. Mendengar ramalan tersebut, Adiwijaya tidak lagi merasa cemas karena ia menyerahkan semuanya pada kehendak takdir. Pemberontakan Sutawijaya Sutawijaya adalah putra Ki Ageng Pemanahan yang juga menjadi anak angkat Sultan Adiwijaya. Sepeninggal ayahnya tahun 1575 , Sutawijaya menjadi penguasa baru di Mataram , dan diberi hak untuk tidak menghadap selama setahun penuh. Waktu setahun berlalu dan Sutawijaya tidak datang menghadap. Adiwijaya mengirim Ngabehi Wilamarta dan Ngabehi Wuragil untuk menanyakan kesetiaan Mataram . Mereka menemukan Sutawijaya bersikap kurang sopan dan terkesan ingin memberontak. Namun kedua pejabat senior itu pandai menenangkan hati Adiwijaya melalui laporan mereka yang disampaikan secara halus. Tahun demi tahun berlalu. Adiwijaya mendengar kemajuan Mataram semakin pesat. Ia pun kembali mengirim utusan untuk menyelidiki kesetiaan Sutawijaya . Kali ini yang berangkat adalah Pangeran Benawa (putra mahkota), Arya Pamalad (menantu yang menjadi adipati Tuban ), serta Patih Mancanegara. Ketiganya dijamu dengan pesta oleh Sutawijaya . Di tengah keramaian pesta, putra sulung Sutawijaya yang bernama Raden Rangga membunuh seorang prajurit Tuban yang didesak Arya Pamalad. Arya Pamalad sendiri sejak awal kurang suka dengan Sutawijaya sekeluarga. Maka sesampainya di Pajang , Arya Pamalad melaporkan keburukan Sutawijaya , sedangkan Pangeran Benawa menjelaskan kalau peristiwa pembunuhan tersebut hanya kecelakaan saja. Sultan Adiwijaya menerima kedua laporan itu dan berusaha menahan diri. Pada tahun 1582 seorang keponakan Sutawijaya yang tinggal di Pajang , bernama Raden Pabelan dihukum mati karena berani menyusup ke dalam keputrian menemui Ratu Sekar Kedaton (putri bungsu Adiwijaya). Ayah Pabelan yang bernama Tumenggung Mayang dijatuhi hukuman buang karena diduga ikut membantu anaknya. Ibu Raden Pabelan yang merupakan adik perempuan Sutawijaya meminta bantuan ke Mataram . Sutawijaya pun mengirim utusan untuk merebut Tumenggung Mayang dalam perjalanan pembuangannya ke Semarang . Kematian Perbuatan Sutawijaya itu menjadi alasan Sultan Adiwijaya untuk menyerang Mataram . Perang antara kedua pihak pun meletus. Pasukan Pajang bermarkas di Prambanan dengan jumlah lebih banyak, namun menderita kekalahan. Adiwijaya semakin tergoncang mendengar Gunung Merapi tiba-tiba meletus dan laharnya ikut menerjang pasukan Pajang yang berperang dekat gunung tersebut. Adiwijaya menarik pasukannya mundur. Dalam perjalanan pulang, ia singgah ke makam Sunan Tembayat namun tidak mampu membuka pintu gerbangnya. Hal itu dianggapnya sebagai firasat kalau ajalnya segera tiba. Adiwijaya melanjutkan perjalanan pulang. Di tengah jalan ia jatuh dari punggung gajah tunggangannya, sehingga harus diusung dengan tandu. Sesampai di Pajang , datang makhluk halus anak buah Sutawijaya bernama Ki Juru Taman memukul dada Adiwijaya, membuat sakitnya bertambah parah. Adiwijaya berwasiat supaya anak-anak dan menantunya jangan ada yang membenci Sutawijaya , karena perang antara Pajang dan Mataram diyakininya sebagai takdir. Selain itu, Sutawijaya sendiri adalah anak angkat Adiwijaya yang dianggapnya sebagai putra tertua. Pada cerita rakyat dinyatakan bahwa sebenarnya Sutawijaya adalah anak kandung Adiwijaya dengan anak Ki Ageng Sela. Adiwijaya alias Jaka Tingkir akhirnya meninggal dunia tahun 1582 tersebut. Ia dimakamkan di desa Butuh, yaitu kampung halaman ibu kandungnya. Pengganti Sultan Adiwijaya memiliki beberapa orang anak. Putri-putrinya antara lain dinikahkan dengan Panji Wiryakrama Surabaya, Raden Pratanu Madura, dan Arya Pamalad Tuban. Adapun putri yang paling tua dinikahkan dengan Arya Pangiri bupati Demak . Arya Pangiri sebenarnya adalah anak Sunan Prawoto, yang seharusnya memang menggantikan Sultan Trenggono menjadi Raja Demak. Arya Pangiri didukung Panembahan Kudus (pengganti Sunan Kudus ) untuk menjadi raja. Pangeran Benawa sang putra mahkota disingkirkan menjadi bupati Jipang. Arya Pangiri pun menjadi raja baru di Pajang , bergelar Sultan Ngawantipura. 


Kota Tahrim Bin Hadramaut Sebagai Kota Wali


Nama kota Tarim diambil dari nama seorang penguasa yang membangun kota tersebut, yaitu Tarim bin Hadramaut. menurut sumber lain dikatan bahwa yang membangun kota Tarim adalah Sa'ad Al-Kamil. Adapun sebutan lain dari kota Tarim adalah Al-Ghanna, yang artinya suatu tempat yang sangat subur. Disebut demikian karena di kota Tarim banyak terdapat tempat-tempat rimbun, banyak pohon-pohon besar yang tumbuh dan banyak pula sumber-sumber airnya.

Kota Tarim disebut juga Madinah As-Shiddiq. Hal ini disebabkan pada saat Khalifah Abubakar Ash-Shiddiq meminta sumpah setia penguasa kota Tarim pada saat itu yang bernama Ziyad bin Lubaid Al-Anshory, maka penguasa kota Tarim tersebut memberikan sumpah setianya dan kemudian diikuti oleh semua penduduk kota Tarim tanpa ada yang tertinggal.

Ketika berita ini disampaikan kepada khalifah Abubakar Ash-Shiddiq lewat surat, maka beliau berdoa untuk penduduk kota Tarim dengan 3 macam permohonan :
* Semoga kota Tarim diberi kemakmuran
* Semoga kota Tarim diberikan berkah sumber airnya
* Semoga kota Tarim dipenuhi oleh orang-orang sholeh sampai hari kiamat

As-Syeikh Muhammad bin Abubakar Ba'ibad berkata, "Sesungguhnya Abubakar Ash-Shiddiq r.a pernah memberi doa secara khusus bagi penduduk Tarim." Ketika kisah tadi disebutkan didepan beliau, beliau pernah berkata, "Sungguh amat beruntung penduduk kota Tarim."

Kota Tarim selain amat subur, kota ini juga pusat berkumpulnya wali-wali Allah, ulama-ulama besar, para penulis terkemuka. Kota ini juga merupakan pusat segala ilmu agama, pusat kegiatan tauhid dan keimanan. Pernah dituturkan oleh As-Syeikh Al-'Arif Billah Ali bin Salim, "Sesungguhnya yang berdiri di shof pertama di Masjid Jami' kota Tarim pada saat ibadah sholat Jum'at, semuanya adalah para ulama yang sholeh."


Al Habib Salim Ibn Umar As-Syatiri, Mudir Rubat Tarim


Al Habib Umar beserta rombongan

Salah satu keistimewaan kota Tarim adalah kota ini selalu dikunjungi orang dengan maksud yang amat penting, misalnya untuk mengambil barokah, menuntut ilmu, berziarah kepada wali-wali Allah dan bukan seperti kota-kota lain yang dikunjungi orang untuk mencari keuntungan yang bersifat duniawi.

MasyaALLAH, senyuman kecil nan bermakna...


Keistimewaan kota Tarim yang lain adalah disinilah banyak tersebar anak cucu Ahlul Bait Rasullullah SAW. Mereka tumbuh pesat dengan di tanah yang penuh dengan kebaikan, mulia perilaku dan darah keturunan penduduknya. Pernah suatu kali Rasullullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku benar-benar mencium harumnya karunia Tuhan Yang Maha Pemurah dari Yaman. Berapa banyak mata air kemurahan dan hikmah yang terpencar dari sana." Salah seorang sufi mengatakan bahwa yang dimaksud hadits tersebut tidak lain adalah penduduk kota Tarim.

BUKTI TAWASUL NABI NUH KEPADA RASULULLAH


BUKTI TAWASUL NABI NUH KEPADA RASULULLAH
Pada bulan Juli 1951 sebuah tim yang terdiri dari ahli-ahli Rusia melakukan penelitian terhadap Lembah Kaat. Sepertinya mereka tertarik untuk menemukan sebuah tambang baru di daerah tersebut. Dalam penelitiannya mereka menemukan beberapa potong kayu di daerah tersebut berserakan.
Mereka kemudian mulai menggali tempat tersebut dengan tujuan untuk menemukan sesuatu yang berharga. Tetapi alangkah terkejutnya mereka ketika menemukan kumpulan potongan-potongan kayu tertimbun di situ. Salah seorang ahli yang ikut serta memperkirakan, setelah meneliti beberapa lapisanya, bahwa kayu-kayu tersebut bukanlah kayu yang biasa, dan menyimpan rahasia yang sangat besar di dalamnya.
Mereka mengekskavasi tempat tersebut dengan penuh keingintahuan. Mereka menemukan cukup banyak potongan-potongan kayu di daerah penggalian tersebut, dan di samping itu mereka juga menemukan hal-hal lain yang sangat menarik. Mereka juga menemukan sepotong kayu panjang yang berbentuk persegi. Mereka sangatlah terkejut setelah mendapati bahwa potongan kayu yang berukuran 14 X 10 inchi tersebut ternyata kondisinya jauh lebih baik dibandingkan potongan-potongan kayu yang lain. Setelah waktu penelitian yang memakan waktu yang cukup lama, hingga akhir tahun 1952, mereka mengambil kesimpulan bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan dari bahtera Nabi Nuh a.s. yang terdampar di puncak Gunung Calff (Judy). Dan potongan (pelat) kayu tersebut, di mana terdapat beberapa ukiran dari huruf kuno, merupakan bagian dari bahtera tersebut.
Setelah terbukti bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan kayu dari bahtera Nabi Nuh a.s., timbullah pertanyaan tentang kalimat apakah yang tertera di potongan kayu tersebut. Sebuah dewan yang terdiri dari kalangan pakar dibentuk oleh Pemerintah Rusia di bawah Departemen Riset mereka untuk mencaritahu makna dari tulisan tersebut. Dewan tersebut memulai kerjanya pada tanggal 27 Februari 1953.
Berikut adalah nama-nama dari anggota dewan tersebut :
1. Prof. Solomon, Universitas Moskow
2. Prof. Ifa Han Kheeno, Lu Lu Han College, China
3. Mr. Mishaou Lu Farug, Pakar fosil
4. Mr. Taumol Goru, Pengajar Cafezud College
5. Prof. De Pakan, Institut Lenin
6. Mr. M. Ahmad Colad, Asosiasi Riset Zitcomen
7. Mayor Cottor, Stalin College
Kemudian ketujuh orang pakar ini setelah menghabiskan waktu selama delapan bulan akhirnya dapat mengambil kesimpulan bahwa bahan kayu tersebut sama dengan bahan kayu yang digunakan untuk membangun bahtera Nabi Nuh a.s., dan bahwa Nabi Nuh a.s. telah meletakkan pelat kayu tersebut di kapalnya demi keselamatan dari bahtera tersebut dan untuk mendapatkan ridho Illahi.
Terletak di tengah-tengah dari pelat tersebut adalah sebuah gambar yang berbentuk telapak tangan dimana juga terukir beberapa kata dari bahasa Saamaani.Mr. N.F. Max, Pakar Bahasa Kuno, dari Mancester, Inggris telah menerjemahkan kalimat yang tertera di pelat tersebut menjadi:"Ya Allah, penolongku! Jagalah tanganku dengan kebaikan dan bimbingan dari dzatMu Yang Suci, yaitu Muhammad, Ali, Fatima, Shabbar dan Shabbir. Karena mereka adalah yang teragung dan termulia. Dunia ini diciptakan untuk mereka maka tolonglah aku demi nama mereka."
Semuanya sangatlah terkejut setelah mengetahui arti tulisan tersebut. Terutama yang membikin mereka sangatlah bingung adalah kenapa pelat kayu tersebut setelah lewat beberapa abad tetap dalam keadaan utuh dan tidak rusak sedikitpun.Pelat kayu tersebut saat ini masih disimpan dengan rapih di Pusat Penelitian Fosil Moskow di Rusia.
Jika anda sekalian mempunyai waktu untuk mengunjungi Moskow, maka mampirlah di tempat tersebut, karena pelat kayu tersebut akan menguatkan keyakinan anda terhadap kedudukan Ahlul Bayt a.s.
Terjemahan kalimat tersebut telah dipublikasikan antara lain di :
1. Weekly - Mirror, Inggris 28Desember 1953
2. Star of Britain, London, Manchester 23 Januari 1954
3. Manchester Sunlight, 23Januari 1954
4. London Weekly Mirror, 1Februari 1954
5. Bathraf Najaf, Iraq 2 Februari 1954
6. Al-Huda, Kairo 31 Maret 1954
7. Ellia - Light, Knowledge & Truth, Lahore 10 Juli 1969

SUHUF 21


Allah Tabaroka Wata’ala berfirman “Wahai anak Adam, lihatlah dirimu dan semua makhlukKu, jika engkau dapati Seseorang lebih mulia bagi kamu daripada dirimu, maka sandarkanlah kemuliaanmu kepadaNya. Apabila tidak demikian maka muliakanlah dirimu dengan bertaubat dan beramal salih . Dan jika engkau anggap dirimu lebih mulia dari yang lain, maka janganlah engkau biarkan ia dalam kema’siyatan dan engkau peruntukkan ia bagi api neraka.Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah akan ni’mat Allah yang telah diberikan kepadamu dan ingatlah akan janji Allah kepadamu ketika engkau mengucapkan sami’na wa atho’na dan takutlah akan datangnya hari kiyamat dan hari penyesalan dan stu hari yang yang nilainya sama dengan lima puluh tahun dan hari yang engkau ingin sekali berbicara akan tetapi tiada mendapat ijin (dari Allah) dan takutlah akan hari dimana seseorang tidak memiliki sesuatupun dan janganlah engkau seperti orang yang berkata sami’na wahum laa yasma’uun kami mendengar padahal mereka tidak mendengar.

SUHUF 20


Allah Tabaroka wata’ala berfirman “Wahai anak Adam, kematian akan membuka tabir semua rahasiamu. dan Kiyamah akan menceritakan kisah hidupmu. dan Kitab akan memperlihatkan rahasiamu. maka apabila engkau melakukan dosa kecil, maka janganlah engkau lihat kecilnya dosa itu akan tetapi lihatlah kepada siapa engkau berma’siyat. apabila engkau diberi rizki maka jangan engkau lihat sedikitnya rizki itu akan tetapi lihatlah kepada siapa yang telah memberimu rizki dan kepada siapa yang telah memberi keutamaan kepadamu dari pada orang yang lebih rendah daripadamu. dan janganlah engkau kumpulkan perbuatan dosa karena engkau tidak mengetahui pada dosa yang mana Aku menjadi marah kepadamu, dan Aku cegah rizkimu dariku, dan Aku tutup pintu langit dari do’amu, Maka janganlah engkau merasa aman dari tipudayaKu, karena tipudayaku lebih halus / lembut dari pada semut yang berjalan di kegelapan. Wahai anak Adam, pernahkah ketika engkau berma’siyat kepadaKu lalu engkau ingat akan kemarahanKu? kemudian engkau mencegah diri (dan tidak jadi melakukannya) ? Kemudian apakah telah sampai kepadamu (perintah melaksanakan kewajiban) lalu engkau melaksanakannya sebagaimana Aku perintahkan ? Dan apakah engkau telah memberi kelapangan kepada orang miskin dari hartamu ? dan apakah engkau telah berbuat baik kepada orang yang telah berbuat jahat kepadamu ? dan apakah engkau telah memberi ma’af kepada orang yang telah berbuat aniaya kepadamu dan engkau telah menyambung tali persaudaraan kepada orang yang telah memutuskanmu ? dan sudahkah engkau memberikan ampunan kepada orang yang telah berkhianat kepadamu ? adakah engkau telah mendidik adab / sopan santun kepada anak-anakmu ? dan apakah engkau telah mendapatkan ridho dari tetanggamu ? dan pernahkah engkau menanyakan sesuatu kepada Ulama’ tentang urusan agamamu ? Maka sesungguhnya Aku tidak memandang rupa wajahmu, dan keindahan tubuhmu, akan tetapi (yang Aku pandang adalah) ap yang ada di dalam hatimumaka carilah keridhoanKu pada hal yang demikian itu.

KEMARIN, SEKARANG DAN BESOK

KEMARIN, SEKARANG DAN BESOK
Angin berhenti bertiup
Sesak begitu menyiksa batinku
Disaat tak mungkin kutemukan tatap mata yang lain,
lalu mengapa aku ditinggal sendiri...
Mungkin takdirku untuk selalu tak kuasa menatap cahaya...
Mungkin suratan, lidahku kelu ϑαπ hanya bisa meratap
Mungkinkah cukup sampai disini,....
Atau mungkin semua berawal ϑαri sini
Entahlah...... Tiba-tiba Janji ϑαπ cita-cita kandas begitu saja
lalu semua kembali tak tersentuh....
Seharusnya getir dapat dinikmati bersama
Namun sungguh tak selamanya tanganku sanggup menggenggam rembulan
Tak mungkin kupadamkan 'kau' satu-satunya
lilin yang menerangi malam-malamku.....
"Malam ini ϑαπ malam kemarin"
tapi lihatlah mata kita telah menjadi buta...
Namun hanya Sesaat semoga bukan untuk selamanya....

Rasanya bαrų kemarin, spertinya bαrų sesaat yang lalu nafasmu ϑαπ detak jantungku terbaring ϑαlαm satu sisi untaian kenangan ϑαπ ribuan senyum kegelisahan.... Rindu bertemu kerinduan...
Disaat keraguan mulai terdengar sumbang
Ketika kalimat demi kalimat meluncur deras
ϑαπ terus menikam jantungku
yang mulai kau hinggapi semua Чăπğ terburuk dariku,
aku mungkin takkan pernah pantas untuk mendapatkan apa-apa....
walau begitu berat ϑαπ keras kubuktikan perasaan ini.....
Sia-sia
Seperti pasir pantai yang berukir namamu...
Seperti kerang-kerang laut yang kurangkai dengan penuh harapan,...
meski mungkin hanya ϑαlαm mimpi,
lalu semua itu akan meninggalkanku...
Bahkan tak mungkin lagi semua dibuktikan....
Karena tak pantas lagi diperjuangkan,
biarkan aku sendiri....
Sampai waktu berada disisiku ϑαπ buktikan,
betapa tulus cahaya rembulan terangi sisi lain hati yang gundah...
Saat itu ϑαπ sampai saat malam-malam tếrakhïr
kita Berbicara.....
Ketika bunga masih menjadi bagian ϑαri matahari.....
Ketika jarimu ϑαπ jariku coba menggapai yang tertinggi,
semoga semua itu berarti.....
Tidak hanya "seperti malam ini ϑαπ malam kemarin",
yang membuatku terbaring...
Θαπ tak lagi bisa berfikir apa-apa....
Entahlah,
Mα'αfkan aku....
Aku cinta padamu
namun biarkan aku tenggelam ϑαπ menghilang
bersama semua kegelisahan ini....

MAKNA DIBALIK SENYUMAN


Seulas senyum manis sangat bermanfaat ditinjau dari sisi psycologis, medis, sosiologis dan religious bahkan bagi orang Islam seulas senyum manis yang tulus dan ikhlas merupakan Sunnah Rosul tetapi banyak orang yang belum memahami sehingga meremehkannya.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda: “Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah, engkau berbuat ma’ruf dan melarang dari kemungkaran juga sedekah, engkau menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat juga sedekah, engkau menuntun orang yang berpenglihatan kabur juga sedekah, menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan merupakan sedekah, dan engkau menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu juga sedekah.“ HR. Tirmidzi
Dari hasil penelitian dan pengamatan ada beberapa manfaat dari senyuman yang tulus ikhlas dianataranya :
1. Senyum yang tulus ikhlas dapat menghindarkan diri dari penyakit kardiovaskuler, senyum sebanyak 20 kali dan setiap senyumnya berdurasi 20 detik dapat menghasilkan β endorphin oleh otak yang berfungsi melebarkan pembuluh darah dan menghambat epinefrin. Seperti kita ketahui apabila epinefrin tinggi di dalam tubuh maka akan menimbulkan penyempitan pembuluh darah dan juga merangsang gerak jantung lebih cepat sehingga dapat menyebabkan penyakit darah tinggi atau hipertensi yang dapat berdampak terhadap timbulnya penyakit stroke (karena pendarahan) serta penyakit jantung. Oleh sebab itu apabila seseorang rajin tersenyum dapat menjauhkan dirinya dari penyakit tersebut.
2. Menimbulkan efek relaksasi, perasaan bahagia dan menurunkan tingkat stress didalam tubuh.
3. Mencegah timbulnya sembelit (susah buang air besar). Pada pagi hari gerak peristaltik usus masih lambat, sehingga ketika orang tersenyum pada pagi hari akan dapat merangsang gerak usus. Akibat dari kontraksi otot perut yang ditimbulkan oleh efek tersenyum tersebut dapat menyebabkan tekanan Intra abdominal meningkat.
4. Ketika seseorang yang sedang marah/stress dapat menyebabkan kehilangan banyak kalium akibat berkontraksinya banyak otot, sehingga dapat menyebabkan orang yang sedang marah/stress tersebut akan terkena Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) dan dapat berakibat buruk terhadap sistem tubuh. Seseorang yang tersenyum akan merileksasikan otot/kontraksi ototnya lebih sedikit sehingga dapat mereduksi pengeluaran kalium lebih banyak. Fungsi kalium itu sendiri yaitu meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kotraksi otot dan membantu tekanan darah.
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah dari ‘Ubaidullah bin Al Mughirah dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i dia berkata; “Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. (HR. Tirmidzi)
Marilah tersenyum meski DUNIA SEMAKIN GENIT

SURO DIRO JOYONINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI


Suro Diro Joyonirat lebur Dening Pangastuti merupakan suatu ungkapan bahasa Jawa yang mempunyai makna teramat dalam dan merupakan peninggalan budaya para leluhur kita pada zaman dahulu. Ungkapan tersebut bisa dijadikan suatu motivasi bagi kita dalam menapaki jenjang spiritual yang agung sebagai wacana dalam mengarungi samudera kehidupan. Dari uraian kata perkata Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti dapat diartikan sebagai berikut:
Suro = Keberanian. Dalam diri manusia, mempunyai sifat berani. Sifat berani tersebut kalau lepas dari kendali bisa mengarah untuk tindak kejahatan dan kesewenang-wenangan.
Diro = Kekuatan.
Kekuatan manusia bila diperdayakan akan menjadi kekuatan yang luar biasa, baik kekuatan lahir maupun kekuatan batin.
Joyo = Kejayaan.
Manakala manusia sudah mencapai puncak kejayaannya dan lepas dari kendali nurani yang terjadi adalah manusia tersebut menjadi sombong, congkak , angkuh atau jauh dari nilai2 moral agama.
Ningrat = bergelimang dengan kenikmatan duniawi
Ningrat disini bisa diartikan sebagai gelar kebangsawanan atau seorang pejabat yang serba kecukupan dan senantiasa hidup dalam gelimang harta.
Lebur = Hancur, Musnah
Lebur artinya hancur, sirna, tunduk atau menyerah kalah.
Dening = Dengan
Pangastuti = Kasih Sayang, Kebaikan, Manembah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

Dengan demikian pengertian secara umum kalimat “Surodiro Joyoningrat, Lebur Dening Pangastuti adalah Semua bentuk angkara murka yang bertahta dalam diri manusia akan sirna dengan Sifat lemah lembut, Kasih Sayang yang didasari dengan manembah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kesantunan & Pemberian Maaf

Kesantunan & Pemberian Maaf
1. Kesantunan adalah penutup yang menutupi, sedangkan akal adalah pedang yang tajam. Maka, tutupilah kekurangan perangaimu dengan kesantunanmu, dan perangilah nafsumu dengan akalmu.
2. Kesantunan adalah perangai yang utama.
3. Kesantunan adalah keluarga.
4. Ada kalanya suatu kalimat ditelan (tidak jadi diucapkan) oleh seorang yang santun karena khawatir dampak keburukan darinya, dan cukuplah kesantunan itu sebagai penolong.
5. Seandainya engkau bukan seorang yang santun, maka jadikanlah dirimu seperti orang yang santun. Sebab, barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, hampir-hampir dia termasuk golongan mereka.
6. Orang yang paling utama maafnya adalah orang yang paling kuasa membalas.
7. Maafkanlah orang yang menzalimimu.
8. Sesungguhnya Allah ingin agar kekhilafan orang yang murah hati dimaafkan.
9. Maafkanlah kesalahan manusia, dan janganlah engkau mengadukan kesalahan siapa pun yang engkau sendiri tidak menyukainya.
10. Maaf diberikan kepada orang yang mengakui kesalahan, bukan kepada orang yang terus-menerus melakukan kesalahan.
11. Janganlah engkau mempermalukan wajah orang yang meminta maaf dengan mencelanya.
12. Permintaan maaf menjadi rusak di tangan seorang yang tercela, sama dengan baiknya ia di tangan orang yang mulia.
13. Biasakanlah dirimu dengan toleransi.
14. Terimalah permintaan maaf orang yang meminta maaf kepadamu.

Kau Nafas Terindahku

DETAK TERHENTI
Senja begitu lengang
Hati kian remuk rejam
Ku terseret arus waktu pulang
Kian mendekati lengkung tajam


Aku tertahan dalam detik mati
Jarum waktu yang membenam
Membawa bayang hitam legam
Bilakah mentari menyinari lagi

Di sisa nafas terindahku
Ku coba mendekapmu penuh rindu
Hingga ku terhanyut dalam diam
Memaknai arti hingga penghujung malam

Kini berbaur menjadi satu
Kisah menyeruak indah di sanubariku
Kini ku terpaku memeluk cintamu
Mendekap dari jauhnya jarak pandangku.

sudah sampai dimanakah tingkatan diri ini

*Syare'at mngarahkan gerak Badan
dlam beribadah kpada Tuhan. ,
* Tareqat
mngarahkan pikiran kearah Tuhan,
*Hakekat mngarahkan nafsu kearah yg
d Ridhoi Tuhan,
* Ma'rifat mngarahkan
Ruhani kehadirat Tuhan ,,

(Pertanyaan)=>
> sudah sampai dimanakah tingkatan diri ini dlam blajar mendalami ajaran Ruhani. . ?
> lantas apa tanda tandanya akan pencapai an tingkatan tersebut dlam diri ini ?
>Apa dan siapa Ruhani itu .. .lantas apa Tugas2 Nya ? (khusus bwt Dulur2 yg tlah mencapai tingkatan nya )
> kemana arah tujuan hidup manusia. .?
> monggo di renungkan bersama . . . . . Boleh coret2 sesuka hati di kolom kmentar . . Tpi murni pengalaman DIRI yea?
Agar aq yg masih awam ini bisa blajar dari para Guru dan Dulur2 smua . . .

NASEHAT GUS MUS


Kebenaran kita berkemungkinan salah, kesalahan orang lain berkemungkinan benar. Hanya kebenaran Tuhan yang benar-benar benar.
2. Jangan banyak mencari banyak, carilah berkah. Banyak bisa didapat dengan hanya meminta. Tapi memberi akan mendatangkan berkah.
3. Tidak ada alasan untuk tak bersedekah kepada sesama. Karena sedekah tidak harus berupa harta. Bisa berupa ilmu, tenaga, bahkan senyum.
4. Apa yang kita makan, habis. Apa yang kita simpan, belum tentu kita nikmati. Apa yang kita infakkan justru menjadi rizki yang paling kita perlukan kelak.
5. Abadikan kebaikanmu dengan melupakannya.
6. Tawakkal mengiringi upaya. Doa menyertai usaha.
7. “Berkata baik atau diam” adalah pesan Nabi yang sederhana tapi sungguh penting dan berguna untuk diamalkan dan disosialisasikan.
8. Janganlah setan terang-terangan engkau laknati dan diam-diam engkau ikuti.
9. Mau mencari aib orang? Mulailah dari dirimu!
10. Hati yang bersih dan pikiran yang jernih adalah sesuatu anugerah yang sungguh istimewa. Berbahagialah mereka yang mendapatkannya.
11. Meski sudah tahu bahwa memakai kaca mata hitam pekat membuat dunia terlihat gelap, tetap saja banyak yang tak mau melepaskannya.
12. Awalilah usahamu dengan menyebut nama Tuhanmu dan sempurnakanlah dengan berdoa kepadaNya.
13. Wajah terindahmu ialah saat engkau tersenyum. Dan senyum terindahmu ialah yang terpantul dari hatimu yang damai dan tulus.
14. Ada pertanyaan yang ‘tidak bertanya’; maka ada jawaban yang ‘tidak menjawab’. Begitu.
15. Sambutlah pagi dengan menyalami mentari, menyapa burung-burung, menyenyumi bunga-bunga, atau mendoakan kekasih. Jangan awali harimu dengan melaknati langit!
16. Kalau Anda boleh meyakini pendapatmu, mengapa orang lain tidak boleh?

POSISI ANDA DIHADAPAN ALLAH


Posisi anda dihadapan Allah
1. Jika anda mulai berorientasi serba duniawi, memburu duniawi, itu namanya Allah sedang menghina anda.
2. Jika anda sedang berorientasi dalam Ubudiah, itu tandanya
Allah sedang menolong anda.
3. Jika anda sedang sibuk dengan urusan sesama manusia, sampai lupa dengan Allah, itu tandanya Allah sedang berpaling dari diri anda.
4. Jika anda dijauhkan dari rintangan – rintangan menuju kepada Allah, sesungguhnya Allah sedang mendidik budi pekerti kehambaan anda.
5. Jika anda bergairah dalam Munajat kepadaNya, itu tandanya Allah sedang
mendekati anda.
6. Jika anda Ridla atas ketentuanNya, dan Ridla bersamaNya, itu tandanya
Allah Ridla kepada diri anda.

BEGITU PENTINGNYA SANAD DALAM ISLAM.

Nabi Muhammad saww. telah bersabda supaya umat mengikuti sanad:
Dari Abdullah ibn Mas’ud ra., Rasulullah saww. bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah (yang hidup) di zamanku, kemudian orang-orang setelahnya, kemudian orang-orang setelahnya”. (HR. Bukhari, No. 2652, Muslim, No. 6635).
Rasulullah saww. bersabda, “Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri (tanpa guru) dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan.”. (HR. Ahmad)
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah saww. bersabda, “di dalam agama itu tidak ada pemahaman berdasarkan akal pikiran, sesungguhnya agama itu dari Tuhan, perintah-Nya dan larangan-Nya.” (HR. Ath Thabarani) Ibnul Mubarak berkata : ”Sanad merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti akan bisa
berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkannya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Muqoddimah kitab Shahihnya 1/47 No. 32 )
Dari Ibnu Abbas ra., Rasulullah saww. Bersabda : ”Barangsiapa yang berkata mengenai Al-Qur’an tanpa ilmu maka ia menyediakan tempatnya sendiri di dalam neraka.”. (HR.At Tirmidzi)
Imam Malik ra. berkata : “Hendaklah seseorang penuntut itu hafalannya (matan hadith dan ilmu) daripada ulama, bukan daripada Suhuf (lembaran)”. (Al-Kifayah oleh Imam Al Khatib m/s 108)
Imam Asy Syafi’i ra. mengatakan : “Tiada ilmu tanpa sanad.”.
Imam Asy Syafi’i ra. juga berkata : “Baransiapa yang bertafaqquh (coba memahami agama) melalui isi kandungan buku-buku, maka dia akan mensia-siakan hukum (kefahaman sebenar-benarnya).”. (Tazkirah As-Sami’e: 87)
berkata Imam Asy Syafi’i ra. : “Orang yang belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yang mengumpulkan kayu bakar digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakar yang terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu” (Faidhul Qadir juz 1 hal 433)
Berkata pula Imam Ats Tsauri ra. : “Sanad adalah senjata orang mukmin, maka bila kau tak punya senjata maka dengan apa kau akan berperang?”, berkata pula Imam Ibnul Mubarak : “Pelajar ilmu yang tak punya sanad bagaikan penaik atap namun tak punya tangganya, sungguh telah Allah muliakan ummat ini dengan sanad.”. (Faidhul Qadir juz 1 hal 433).
Al-Hafidh Imam Ats Tsauri ra. mengatakan : “Penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan orang yang ingin naik ke atap rumah tanpa tangga.”.
Bahkan Al Imam Abu Yazid Al Bustamiy ra. berkata : “Barangsiapa tidak memiliki susunan guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya syetan.”. (Tafsir Ruhul-Bayan Juz 5 hal. 203)
Asy Syeikh As Sayyid Yusuf Bakhour Al Hasani menyampaikan bahwa : “maksud dari pengijazahan sanad itu adalah agar kamu menghafazh bukan sekadar untuk meriwayatkan tetapi juga untuk meneladani orang yang kamu mengambil sanad daripadanya, dan orang yang kamu ambil sanadnya itu juga meneladani orang yang di atas di mana dia mengambil sanad daripadanya dan begitulah seterusnya hingga berujung kepada kamu meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan demikian, keterjagaan al-Qur’an itu benar-benar sempurna baik secara lafazh, makna dan pengamalan.“.
Sheikh Ibn Jama’ah berkata : “Sebesar-besar musibah adalah dengan bergurukan sahifah (lembaran-lembaran atau buku).”. (Ibn Al-Jama’ah: 87 dan dinukilkan dalam Muqoddimah Syarh Al-Maqawif 1/90)
Imam Badruddin ibn Jama’ah : “Hendaklah seseorang penuntut ilmu itu berusaha mendapatkan Syeikh yang mana dia seorang yang menguasai ilmu-ilmu Syariah secara sempurna, yang mana dia melazimi para syeikh yang terpercaya di zamannya yang banyak mengkaji dan dia lama bersahabat dengan para ulama’, bukan berguru dengan orang yang mengambil ilmu hanya dari lembar kertas dan tidak pula bersahabat dengan para syeikh (ulama’) yang agung.”. (Tazkirah As-Sami’ wa Al-Mutakallim 1/38)
dan Nabi juga memerintahkan supaya berpegang tegung pada jamaah mayoritas,
Dari Anas bin Malik ra berkata : “Aku mendengar Rasulullah saww. bersabda : “Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan, oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadinya perselisihan, maka ikutilah kelompok mayoritas.”. (HR. Ibnu Majah No. 3950, Abd bin Humaid dalam Musnad-nya (1220) dan Ath Thabarani dalam Musnad Al Syamiyyin (2069).
Wallahu a’lm bishshowab.
Itulah beberapa hadits dan dalil-dalil tentang pentingnya menuntut ilmu dengan berguru dan bersanad.