Laman

Senin, 16 Oktober 2017

Dialog Antara Akal Nafsu Dengan Tuhan


Dalam dialog ini sangat besar manfaat nya jika kita menyimak dan mengambil
kesimpulan dari Dialog Antara Akal Nafsu Dengan Tuhan ini, jika kita bisa menempatkan Antara Akal Dan Nafsu Tersebut, maka yang jadi kendali dalam diri kita bukan nafsu lagi.
Allah menciptakan akal dan nafsu dalam diri manusia, Nafsu dan akal mengaku bahwa mereka hanyalah sebuah makhluk yang tidak berdaya.
AKAL
Allah SWT berfirman,"Wahai akal, menghadaplah engkau."
Maka akal pun menghadap Allah SWT, kemudian Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, berbaliklah engkau."Lalu akal pun berbalik.
PENGAKUAN AKAL.
Kemudian Allah SWT berfirman,"Wahai akal, siapakah aku?".
Lalu akal pun menjawab,
"Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang dhaif dan lemah."
Lalu Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, tidak Aku ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau.
PENGAKUAN NAFSU.
Setelah itu Allah SWT menciptakan nafsu.
Allah SWT berfirman,
"Wahai nafsu, menghadaplah kamu.".
Nafsu tidak menjawab sepatah kata pun, malah sebaliknya, mendiamkan diri.
Kemudian Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah aku?" Lalu nafsu berkata,
"Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."Setelah itu Allah SWT menyiksanya di neraka Jahannam selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya.
Allah SWT berfirman lagi, "Siapakah engkau dan siapakah aku?".
Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."
Lalu Allah SWT menyiksa nafsu itu dalam neraka lagi selama 100 tahun.
Setelah itu nafsu dikeluarkan dan Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah Aku?" Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata,
"Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah Tuhanku."
PUASA BISA MELAWAN NAFSU.
Untuk itulah Allah SWT mewajibkan kita berpuasa, karena nafsu itu sangat jahat.
Hendaknya kitalah yang mengawal nafsu itu dan jangan biarkan nafsu yang mengawal kita, karena kalau dia yang mengawal, maka kita akan menjadi musnah.Setelah itu Allah SWT memasukkan akal dan nafsu ke dalam diri Adam a.s.
Pada saat Nabi Adam a.s datang ke bumi, keturunan manusia bertambah banyak, maka peranan nafsu dan akal tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Kemungkaran yang terjadi di atas bumi ini adalah dari nafsu, bukan dari akal.
Karena akal dan nafsu ada dalam diri manusia, maka terjadilah pertentangan antara nafsu dan akal, bertentangan antara satu dengan yang lain.
Peperangan nafsu dan akal tidak pernah ada henti-hentinya, terkadang nafsu yang menang, terkadang akal yang menang.
Misal saja kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang baik, maka nafsu akan menolaknya dan mengajak kepada kejahatan, sedangkan akal mengajak kepada kebaikan. Kalau kita mengikuti nafsu, artinya kita kalah, dan sebaliknya, jika kita mengikuti akal maka kita akan menang.
Namun bagaiman pun juga, nafsu ini tetap diperlukan oleh manusia, bila nafsu musnah, manusia juga akan musnah.Sebagai contoh saja nafsu makan, kalau nafsu makan kita tidak ada, maka manusia akan mati, dan nafsu makan ini merupakan fitrah alami jadi tidak akan hilang.
Begitu juga dengan nafsu terhadap lawan jenis, jika nafsu ini tidak ada, maka manusia tidak akan berketurunan dan akhirnya musnahlah manusia.

SHOLATNYA ORANG ARIF (SUFI)


AIR MUTLAK:
Penyucian hanya boleh dilaksanakan dengan AIR MUTLAK.
Kejernihannya meliputi setiap lapisan ALAM.
Asal air adalah satu pada tahap Yang Ghaib, apabila ia menyatakan penzahirannya maka timbullah Berbagai warna yang terpelihara dari asal yang satu itu.
Inilah Air yang hakiki.
Bersucilah dengannya di dalam SIRULLAH.

HADATH:
Makna hadath dari kacamata kesufian ialah WUJUD selain Allah (wujud ghairullah).
Hadath ini mesti dibersihkan dengan AIR MUTLAK di dalam SIRULLAH.
Apabila telah bersuci dengan air tersebut, maka barulah layak untuk memasuki pintu Majlis Tuhan itu.
Jika masih lagi ada WUJUD GHAIRULLAH, maka belumlah lagi dikatakan bersuci dan masih menanggung hadath.
Bersihkanlah diri dengan AIR MUTLAK dengan sebersih-bersihnya sehingga tiada lagi yang kelihatan melainkan Allah Yang Maha Esa saja.

Hadath Kecil:
Menghilangkan hadath kecil dari sisi kerohanian ialah Fana' dalam 7 sifat:
1. QUDRAT
2. IRADAT
3. ILMU
4. HAYAT
5. SAMA'
6. BASHAR
7. KALAM

Hadath Besar:
Menghilangkan hadath besar dari sisi kerohanian ialah:
Memfanakan diri seluruhnya.
Apabila telah bersih suci daripada hadath besar ini barulah dikurniakan boleh 'MELIHAT ALLAH' dengan segala KEAGUNGAN-NYA dan KEMULIAN-NYA.
Bermandilah dengan Air Mutlak ini dengan niat:
• LAA FA'IL ILALLAH=
tiada yang berbuat melainkan Allah
• LAA HAYYA ILALLAH=
tiada yang hidup melainkan Allah
• LAA MAUJUDA ILALLAH=
tiada yang maujud melainkan Allah
"MAN ARAFA NAFSAHU, FAQAD ARAFA RABBAHU, FASADAL JASADU"=
(Siapa yang mengenal dirinya rata-rata, kenallah dia Tuhannya, siapa yang kenal Tuhannya, fanalah jasadnya),
sehingga basah kuyup seluruh dirimu dengan Air Mutlak itu oleh pentajallian AL-HAQ, dan dengan Air Mutlak itu jua dirimu terserap dalam Cinta-Nya yang mendarah-daging dalam seluruh tubuhmu-
"Ke mana engkau memandang, di situlah Wajah-Ku".

SHOLAT diambil daripada perkataan WASHLAT (artinya tersangat hampir).
Sholat daripada fahaman sufi maknanya PERTEMUAN atau lebih tepat lagi ialah PENYATUAN.
Manakala wudhu maknanya PERPISAHAN.
Solat digolongkan kepada DUA bagian:
1). SHOLAT SYARIAT
2). SHOLAT HAKIKAT (Da'im)

*Sholat Syariat:
Solat ini mempunyai tatacara dan hukum-hukum tertentu.
Kiblatnya mengarah kepada Ka’abah di dalam Masjidil Haram.
Tertakluk kepada lima waktu sehari semalam. Wajib dikerjakan dengan seluruh tubuh yang zahir.

*Sholat Hakikat:
Sholat Hakikat atau sholat Da'im adalah sholat yang berkekalan tidak putus dan tidak tertakluk kepada waktu dan tempat, tidak ada perbuatan, tidak ada bacaan.
Da'im adalah juga namanya Wustha artinya yang di tengah-tengah, maka ianya dilaksanakan hanya pada hati. Namun begitu,
Sholat Da'im atau Wustha ini tidak boleh dipisahkan dengan Sholat Syari'at.
Mengerjakan sholat syariat saja tanpa hakikatnya adalah pincang.
Dan begitu pula mengerjakan solat hakikat saja tanpa syariat adalah binasa. Justru itu, Solat Da'im ini harus disepadukan dengan Sholat Lahiriyah.

Intisari Solat Da'im | Wustha
*KIBLAT:
Tidak di Timur dan tidak pula di Barat. Ianya menghala dari tengah (Roh) menghadap ke Wajah Allah (SirulLah).
*BERDIRI:
Berdiri (mula) di Alam Mulki dalam takluknya ALIF.
Sebelum jatuhnya niat, ALIFitu WUJUD memakai TUJUH sifat Ma'ani:
WUJUD, HAYAT, ILMU, QUDRAT, IRADAT, SAMA', BASHAR dan KALAM.
*NIAT:
Maksudnya dari sisi kesufian:
melenyapkan diri dari diri.
Dalam takluk rahasianya ALIF yakni Titik Hati.
Tujuan niat ini adalah untuk memulangkan kesemua sifat amanah kepada AL-HAQ.
Beradanya niat ialah di antara Alam Mulki dan sempadan Alam Malakut....