Laman

Sabtu, 27 Oktober 2018

Filosofi Dzikrullah

Imam Al Ghazali
Allah swt. berfirman: “... dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (Q.s. Al-Anfal: 45).

Dan firman-Nya pula kepada Nabi-Nya saw.: “Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (Q.s. Al-Muzzammil: 8).

Rasulullah saw bersabda, “Berdzikir kepada Allah pada waktu pagi dan sore hari lebih utama daripada berperang di jalan Allah dan memberikan harta kepada orang lain, dengan hati penuh derma.” (AlHadits).

Sabda beliau pula :
“Maukah kalian aku beritahukan tentang amal terbaik dan lebih semerbak (harum) bagi Tuhanmu, lebih meninggikan martabatmu dan lebih baik daripada kalian memberikan binatang dan emas, serta lebih utama daripada kalian bertemu musuh kalian, lalu kalian hantam lehernya dan mereka juga memukul leher kalian?” Para sahabat bertanya, “Apakah itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Dzikir kepada Allah.” (Al-Hadits).

Dalam hadits lain beliau bersbda :
“Beruntunglah orang-orang yang menyendiri, beruntunglah orang-orang yang menyendiri!” Sahabat bertanya, “Siapa mereka ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang terlena dalam berdzikir kepada Allah, lantaran dzikir, dosa mereka diampuni oleh-Nya, sehingga kelak pada hari Kiamat mereka datang dalam keadaan telah diringankan.” (Al-Hadits).

Ketahuilah, orang-orang ahli bashirah telah dibukakan hatinya, bahwa dzikir merupakan amal perbuatan yang paling utama. Sebagaimana amal-amal yang lain, dzikir pun mempunyai tiga lapisan kulit. Sebagian yang lain saling berdekatan dengan lubuk hati. Sebab, di balik ketiga lapisan, ada lubuk hati tersebut. Lapisan tersebut memiliki keutamaan, sebab berfungsi sebagai metode menuju dzikir. Lapisan teratas adalah dzikir lisan. Lapisan kedua adalah dzikir hati, karena. Ia harus selaras dengan dzikir, sehingga hati selalu hadir bersama dzikir. Jika tidak, Ia akan ditransmisi ke dalam wahana pikiran. Lapisan ketiga adalah bahwa dzikir harus bisa menempati dan menguasai hati, sehingga tidak melirik pada yang lainnya. Seperti pada lapisan kedua, dimana hati berfungsi secara proporsional dalam dzikir.

Lapisan keempat ialah isi (lubuk hati), yaitu Apa Yang (Obyek) didzikirkan (Allah) betul-betul mengakar dan bersemi dalam hati. Pada tahap ini seorang yang berdzikir, telah sirna dan tersembunyi dari dzikir itu sendiri. Inilah yang dimaksud tujuan dari lubuk hati. Yaitu, orang yang berdzikir tidak berpaling pada dzikir dan hatinya. Tetapi, tenggelam pada universalitas Allah yang diingatnya.
Apabila tiba-tiba berpaling pada dzikir, berarti la telah disibukkan kembali oleh hijab. Wahana ketenggelaman ini, disebut oleh para arifin ebagai wahana fana’. Yaitu, la sendiri telah fana’ dari dirinya, sampai tidak menyadari gerak-gerik raganya, ataupun kondisi yang keluar dari raga, ataupun berbagai penghalang batin dalam dzikir. Bahkan telah gaib dari seluruh dirinya, dan dirinya juga gaib dari semua raga dan gerak batinnya, menuju kepada Tuhannya, kemudian berjalan terus, sekali lagi.
Apabila di tengah-tengah fana’nya muncul intuisi yang membisikkan dirinya, bahwa la telah benar-benar fana’ total, maka intuisi tersebut hanyalah kekacauan dan kotoran. Padahal, wahana kesempurnaan adalah kefana’an dari diri sendiri, juga fana’ dari fana’, sampai pada pangkal kefana’an. Kondisi tersebut sering disangka kalangan fuqaha’ verbal sebagai kondisi kehampaan non-rasional. Padahal, bukan demikian. Wahana fanaul fana’ adalah - disandarkan pada nuansa kepada Sang Kekasih-seperti nuansaAnda ketika jatuh cinta kepada kekasih Anda, apakah karena faktor kedudukan, harta atau memang suatu pesona. Hal yang sama ketika Anda sedang marah, maka Anda pasti tenggelam dalam memikirkan musuh. Begitupun Anda akan tenggelam dan asyik masyuk memikirkan sang kekasih, sampai tiada lagi wahana yang tersisa dalam hati. Jika ada orang bicara, Anda tidak paham. Jika ada orang lewat di kanan-kiri Anda, Anda pun tidak melihat, padahal kedua mata Anda terbuka. Orang lain bicara, Anda tidak mendengar, padahal telinga Anda tidak tuli. Anda, ketika tenggelam dalam kefana’an lupa akan segalanya, bahkan lupa akan tenggelam itu sendiri.
Mengapa situasi tersebut dikatakan fana’? Walaupun antara diri dan bayangannya masih tetap ada? Karena diri dan bayang-bayang serta seluruh dimensi inderawi bukanlah hakikat wujud.

Wujud hakiki ada pada alam amr dan alam malakut. Sedangkan ruh itu berasal dari alam amr, sebagaimana firman-Nya :
“Katakanlah, ‘Ruh itu adalah amr Tuhanku’.” (Q.s. Al-Isra’: 85).
Sementara qalbu fisik tergolong alam makhluk. Sedangkan konteks qalbu atau hati dalam buku ini adalah lathifah yang berfungsi sebagai pengingat, yang mengetahui, yang menjadi tempat bersemainya cahaya Ilahi. Bukannya qalbu fisik.
Namun tidak berarti mengisyaratkan, Ruh itu qadim dan qalbu itu hadits. Keduanya, tetap bersifat baru (hadits).
Yang kami maksud dengan makhluk adalah sesuatu yang padanya terjadi persekutuan dan takdir, yaitu jasad dan sifat-sifatnya. Sedangkan yang kami maksud dengan alam amr, adalah sesuatu yang tidak dilintasi oleh takdir.

Alam fisik jasmani, sesungguhnya tidak memiliki wujud yang esensial. Namun, sebagai dimensi bayangan belaka. Bayangan manusia bukanlah hakikat manusia itu sendiri. Seseorang tidak memiliki hakikat wujud. Tetapi, hanya memiliki bayangan hakikat. Semuanya ciptaan Allah swt.
Allah swt. berfirman:
“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.” (Q.s. Ar-Ra’d: 15).

Sujudnya alam amr bersifat patuh/taat kepada Allah, sedang sujudnya bayang-bayang bersifat terpaksa. Di bawahnya ada rahasia-rahasia yang dalam, yang permulaannya menggerakkan mata rantai kegilaan yang dahsyat, apalagi akhirnya. Karenanya, Anda perlu mencermati, dan dengan begitu, Anda baru paham apa yang disebut fana’ itu. Maka, Anda harus meninggalkan ucapan yang berbau fitnah dan dusta, terhadap obyek ilmu yang Anda tidak mumpuni.
Allah swt. berfirman :

“Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka befum mengetahuinya dengan sempurna...„“(Q.s. Yunus: 39).
Dan firman-Nya :
“Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya, maka mereka akan berkata, ‘Ini adalah dusta yang lama’.” (Q.s. Al-Ahqaaf. 11).
Jika fana’ sudah dipahami sedemikian rupa, maka itulah awal menempuh jalan ruhani (thariqah). Yakni, pergi menuju kepada Allah swt, sedangkan petunjuk datang kemudian. Petunjuk dimaksud adalah petunjuk Allah swt, seperti kata Ibrahim Al-Khalil as, dalam firmanNya : “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (Q.s. Ash-Shaaffaat: 99).
Amar pertama adalah pergi kepada Allah, kemudian pergi “di dalam” Allah, dan itulah fana’ serta tenggelam dalam kefana’an. Tetapi ketenggelaman itu, pertama-tama seperti Hat yang cepat. Namun bila kilatan itu permanen, menjadi kebiasaan yang meresap dalam j iwa, maka hamba naik pada alam yang lebih tinggi, dan melihat wuj ud hakiki yang murni, la mendapat cap ukiran malakut. Pada dirinya tampak kesucian alam lahut. Proyeksi pertama yang muncul pada alam tersebut adalah: Inti-inti malaikat, arwah para Nabi dan wall, dalam bentuk yang sangat indah, yang dengan perantaraannya, mengalir sebagian kebenaran hakiki. Ini pada tahap permulaan, sampai kemudian naik ke deraj at yang lepas dari segala metafora. Cukup dengan kejelasan Allah swt. Yang Maha Haq, dalam segalanya.

Apabila ia dikembalikan pada alam metafor yang semata bayangbayang, la memandang ke makhluk dengan pandangan penuh kasihan, karena mereka terhalang untuk memandang keindahan Ilahi Yang Maha Suci. Dan la pun merasa heran, mengapa mereka menerima begitu saja, dengan bayang-bayang, mereka memihak pada rekayasa alam tipudaya dan khayalan. Maka, ketika la bersama mereka, la tarrlpak hadir, tetapi hatinya gaib, sembari merasa heran dengan kehadiran mereka. Sementara mereka juga heran akan kegaibannya.
Itulah buah dari dzikir lubuk hati. Awalnya adalah dzikir lisan, kemudian dzikir hati dengan diatur, lantas menjadi watak hati itu sendiri. Pada tahap berikutnya lebur dalam wahana yang diinga bahkan dzikirnya pun telah terberangus. Inilah rahasia sabda Rasul ullah saw, “Barangsiapa cinta untuk dinaikkan ke derajat taman surgc maka perbanyaklah dzikir kepada Allah swt.”
Dan merupakan rahasia dari sabdanya pula, “Dzikir hati melebik tujuhpuluh kali lipat daripada dzikir yang bisa didengarkan secara hafalan.”
Suatu dzikir yang dirasakan oleh hati Anda dan didengar dalar hafalan, maka perasaan mereka akan menyamai perasaan Anda. Da: di dalam hal ini ada rahasia sampai ketika dzikir Anda tidak teringa dari perasaan Anda, karena kepergian Anda kepadaYang diingat (Alla swt.) secara total. Sehingga dzikir Anda pun musnah dari perasaan hafalan Anda.
Sepanjang hati merasakan nikmatnya dzikir dan berpaling pad bentuk dzikir itu sendiri, maka hati telah terhalang dari Allah sw Apabila hati tidak ragu-ragu, jauh dari syirik samar (syirk khafy sehingga la menjadi hamba yang tenggelam dalam kemahaesaan Al Haq, maka la disebut hamba yang bertauhid.

Begitu pula tentang ma’rifat. Siapa yang mencari ma’rifat, derr ma’rifat, la seperti dzikir yang mengingat dzikirnya. Sedangkan oran yang memperoleh ma’rifat, justru seperti orang yang tida mendapatkannya, tetapi yang didapati adalah Yang dima’rifati (Allah swt). Dia telah menempatkan diri dalam wahana dari hakikat wisha dan berada pada nuansa qudus.
Jika Anda bertanya, “Mengapa mukasyafah tersebut ditentuka : dalam tahap fana’?”
Perlu Anda ketahui, untuk menjelaskannya perlu kisah yan panjang. Jika Anda merenungkannya, Anda tidak bisa membatasi dil pada alam inderawi, tumpuan nafsu dan syahwat, yang menggirin pada jagad empirik yang penuh dengan dusta dan tipudaya.
Oleh sebab itu, Allah swt. menj elaskannya dengan alam kematiar Karena kompetensi alam empirik inderawi dan khayalan yan menghadapkan hati pada alam terbawah, dianggap batal.
Jika Anda berpaling dari realita inderawi ketika tidur, Anda bis melihat sesuatu yang gaib menurut kadar kesiapan, penerimaan dan cita-cita anda. Anda menjumpainya lewat metaphor yang perlu di terjemahkan lagi.
Saya tidak berprasangka, bahwa Anda tidak akan mendapati mimpi yang benar, yang bisa memprediksi masa depan. Namun, khayalan sering tidak menenangkan tidur walaupun anggota badan telah tenang.
Itulah yang menjadi sebab lemahnya penglihatan hati, yang tidak pernah sunyi dari gambaran-gambaran buram.

Fana’ merupakaii konotasi dari wahana tenangnya anggota fisik, yang tidak lagi bergerak. Kemudian di dalam ketenangan itu muncul imajinasi yang tidak bercampur-baur. Apabila imajinasi itu tetap dominan, maka tidak akan dipengaruhi, kecuali oleh desakan wahana yang tampak dari alam suci, sehingga para Nabi, malaikat, dan ruhruh qudus, tergambar dalam proyeksi imajinasi hati.
Inilah persoalan yang mengingatkan Anda, agar Anda berhasrat menjadi ahli rasa (ahli dzauq). Jika

Anda tidak mampu demikian, seyogyanya Anda menjadi pakar ilmu bidang batin. Jika kepakaran ini tidak bisa Anda raih, Anda cukup beriman saja.
Allah swt. berfirman :
“... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Q.s. Al-Mujadilah: 11).

Dan sekali-kali jangan sampai Anda tergolong orang-orang yang mengingkari fenomena fana’ ini, yang karenanya Anda disiksa, ketika kebenaran dibuka saat sakaratul maut, di mana nasib Anda sangat ditentukan.
Allah swt. telah berfirman:
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.” (Q.s. Qaaf 22).
Iman, ilmu dan rasa, adalah tiga derajat yang membentang. Orang yang impoten, misalnya, terproyeksi benar adanya birahi bersetubuh pada lain jenis, dengan gambaran bahwa hal itu diterima dari orang yang menduga balk terhadap orang tersebut dan tidak dicampur-bauri oleh kebohongan. Gambaran ini seperti iman. Apabila terproyeksi, bahwa adanya birahi tersebut diketahui lewat bukti-bukti, disebut sebagai ilmu. Referensinya adalah qiyas, ketika memandang keinginannya pada makanan misalnya, maka dianalogikan pula nafsu makan tersebut dengan birahi seksual. Semuanya tetap jauh dari penemuan hakikat birahi dengan adanya birahi itu sendiri pada dirinya.

Begitu juga orang awam yang sehat yang melihat orang sakit, dan ia percaya (iman) begitu saja. Sementara si dokter melihatnya dengan bukti-bukti. Penglihatan dokter ini disertai ilmu. Siapa pun yang tidak pernah sakit, la pasti tidak pernah mengenal rasa sakit. Demikian juga tentangfana’ dalam tauhid; rasa adalah musyahadah, ilmu adalah qiyas, dan iman adalah perspektif secara berbaik sangka (husnudzan) tanpa disertai keraguan. Maka, berusahalah agar Anda bisa bermusyahadah, sebab tidak ada kabar yang lebih gamblang daripada menyaksikan dengan nyata.
Apabila Anda bertanya, “Betapa besar persoalan dzikir, lalu lebih utama mana antara dzikir dan membaca Al-Qur’an?” Perlu diketahui, bahwa membaca Al-Qur’an lebih utama bagi makhluk secara menyeluruh, kecuali bagi orang yang pergi menuju kepada Allah swt. Membaca Al-Qur’an akan menjadi amal paling utama bagi mereka yang pergi menuju Allah swt. dalam totalitas perilaku awalnya, dan sebagian perilaku akhirnya. Sebab, Al-Qur’an mengandung bagianbagian pengetahuan, tingkah laku ruhani dan petunjuk jalan. Sepanjang hamba senantiasa butuh pada pembersihan akhlak dan pengetahuan, Al-Qur’an lebih utama. Tetapi, apabila membaca Al-Qur’an tidak disertai perilaku batin seperti itu, sedang dzikir lebih dominan dalam hatinya, sehingga dzikir mendorongnya pada wahana ketenggelaman ruhani, maka dzikirlah yang lebih utama. Karena membaca Al-Qur’an, menarik intuisinya dan mengarahkan pada hamparan taman surga.
Sementara, murid yang pergi menuju Allah swt. tidak layak menoleh pada surga dan taman-tamannya. Tetapi, cita-citanya hanya satu, dzikirnya hanya satu tujuan, sampai la mendapatkan derajat fana’ dan ketenggelaman. Karena itu, Allah swt. berfirman :
“Dan sungguh, dzikir kepada Allah itu lebih besar.” (Q.s. Al-’Ankabut: 45).
Orang yang sampai pada derajat kefana’an, tetapi tidak abadi dan tidak tetap, maka sebaiknya la introspeksi diri, sebab, kadang-kadang membaca Al-Qur’an lebih bermanfaat terhadap dirinya. Kondisi demikian memang langka, seperti nuansa al-Kibritul Ahmar. Bisa dibicarakan secara teoritis, tetapi tidak bisa didapatkan.

Maka, mutlak membaca Al-Qur’an akan lebih utama. Sebab, amal tersebut menjadi lebih utama dalam segala kondisi, kecuali ketika sedang disibukkan bicara. Karena inti dari Al-Qur’an adalah mengenal Dzat Yang Berfirman melalui Al-Qur’an, mengetahui keindahan dan tenggelam karena-Nya. Al-Qur’an menuntun kepada-Nya, dan memberi petunjuk ke wahana-Nya. Siapa yang mengutamakan tuj uan pasti tidak akan menoleh pada jalan.
Bila Anda masih bertanya, “Dzikir mana yang lebih utama?” Ketahuilah - sebagaimana kami sebut - yang paling utama adalah supremasi Allah dalam hati sebagai obyek, yang didzikirkan. Yaitu, Satu, tidak lebih, sampai terseleksi mana yang utama. Itu semua, merupakan kenyataan jamak dan penunggalan (tauhid). Sementara keragaman dan kuantita, muncul sebelumnya. Kondisi tersebut terjadi sepanjang Anda ada pada tahap dzikir lisan dan hati, yang kemudian terbagi pula dalam dzikir utama dan tidak utama. Keutamaannya, terletak pada kriteria sifat-sifat berdzikir yang dilakukan.
Sifat-sifat Allah swt. dan Asma-Nya, dalam Hak Allah swt. terbagi menjadi dua kategori :
Pertama, hal-hal yang memang benar dalam hak hamba, dan diorientasikan pada hak Allah swt, seperti sifat dan Asma : As-Shabbur, As-Syakuur, Ar-Rahim dan Al-Muntaqim.
Kedua, suatu sifat dan Asma yang hanya benar dalam hak-Nya. Apabila digunakan selain Diri-Nya, penggunaan itu hanya bersifat metafor.
Dzikir paling utama adalah ucapan :

“Tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurus makhluk.”
Sebab, dalam dzikir tersebut ada Nama Allah Yang Agung, sebagaimana sabda Rasul saw, ‘Asma Allah YangAgung itu ada dalam ayat Kursi dan awal surat Ali Imran.” Dua Asma tersebut tidak bersamaan, kecuali pada ayat tersebut. Pasti ada rahasia yang dalam dan tersembunyi dari pemahaman Anda.
Sekadar pemahaman sederhana, bisa dirumuskan, bahwa ucapan : Laa ilaaha Illallah, mensyiarkan tauhid, memberi arti Wahdaniyah (sifat Ketunggalan) dalam Dzat dan Ketuhanan, bersifat hakiki dalam Hak Allah swt, tanpa ditakwil. Namun, pada hak selain Diri-Nya, bersifat metafor dan harus ditakwilkan.
Begitu pula Al-Hayy, pengertiannya adalah Dzat yang hidup dengan Dzat-Nya, dan mengetahui Dzat-Nya. Sedangkan mayat adalah dzat yang tidak memiliki akses informasi dari substansinya. Al-Hayy merupakan predikat hakiki bagi Allah swt. tanpa harus ditakwilkan.
Al-Qayyum memberikan pengertian bahwa Dia Maha Tegak dengan Dzat-Nya, dan segala yang ada tegak karena sifat tegak-Nya. Predikat ini pun bersifat hakiki bagi Allah swt. tanpa ditakwilkan, sebab selain-Nya tidak ada yang memiliki predikat tersebut.

Selain Asma tersebut, dari sejumlah Asma Allah yang memiliki indikasi pada Perbuatan (Af’aal) Allah swt, seperti Ar-Rahiim, AlMuqsith, Al Adl dan lain sebagainya. Asma tersebut tidak menunjukkan arti sifat-sifat langsung. Karena sumber-sumber Af’al adalah sifat-sifat. Sifat sebagai predikat asli, kemudian diikuti oleh Af’al. Selain sifat-sifat yang mengindikasikan pada sifat Qudrat, Ilmu, Iradat, Kalam, Sama’ dan Bashar - yang sebagian diduga bahwa ketetapan sifat tersebut bagi Allah swt. sebagai pengertian dari perspektif lahiriahnya, padahal jauh berbeda, sebab pemahaman lahiriah merupakan persoalan yang dikaitkan dengan sifat-sifat manusia. Sedangkan Kalam, Qudrat, Ilmu, Sama’ dan Bashar-Nya, merniliki esensi-esensi yang ketetapannya mustahil bagi manusia.

Maka, nama-nama tersebut dikecualikan dari segala bentuk penakwilan.
Hal tersebut mengingatkan pada hal-hal yang terkandung dalam pemahaman Anda dari spesifikasi kalimat-kalimat ini, sebagai sesuatu yang besar. Ucapan Anda berikut ini, lebih mendekati :
“Subhaanallaah wal Hamdulillaah wa laailaaha Illah wallahu Akbar. “
(Maha Suci Allah dan. segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar).
Sebab, Subhaanallaah sebagai konotasi penyucian yang secara hakiki memang Hak-Nya. Kesucian hakiki tidak dapat diproyeksikan, kecuali hanya bagi Allah swt. Ucapan : Alhamdulillah memberi pengertian sandaran nikmat seluruhnya hanya kepada Allah swt. Pengertian tersebut bersifat hakiki. Sebab, Dia-lahYang Tunggal dalamAf’al, ketunggalan esensial tanpa takwil. Allah swt. Yang berhak menerima pujian semata. Sebab, bagi-Nya tidak ada sebutan dalam pekerjaan-Nya. Sebagaimana pula, tidak adanya sekutu bagi pena bersama penulis untuk memiliki hak pujian pada sisi kebajikan.

Selasa, 23 Oktober 2018

DOA DIDALAM ALQUR'AN


1. Doa Sapu Jagad
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Robbana a’tina fid’dun yaa hasanah, wafil a’ khirotil hasanah, waqinaa azab’bannar
Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka. QS. Al-Baqarah 201
 
2. Doa Diterima Amalan
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Rabbanaa taqabbal minnaa, innaka antas sami’ul ‘alimu
Ya Tuhan kami terimalah (amalan) daripada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS. Al-Baqarah 127

3. Doa Kesabaran dan Minta Pertolongan
رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
Rabbanaa afrigh ‘alaynaa shabran watsabbit aqdaamanaa waunshurnaa ‘alaa alqawmi alkaafiriina
Ya Tuhan, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, kokohkanlah pendirian kami, serta tolonglah kami dalam mengalahkan orang-orang kafir. QS. Al-Baqarah 250

4. Doa Perlindungan dari Kesesatan
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaabu
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu; Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia). QS. Ali-Imran 8

5. Doa Kekuatan Iman
رَبَّنَآ إِنَّنَآ ءَامَنَّا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Rabbanaa innanaa aamannaa faaghfir lanaa dzunuubanaa waqinaa ‘adzaabannaari
Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan selamatkanlah kami dari siksa neraka. QS. Ali-Imran 16

6. Doa Mohon Anugerah Kekuatan, Kekuasaan, dan Rezeki
ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Allahumma maalikal mulki tu’tiil mulka man tasyaa-u watanzi’ul mulka mimman tasyaa-u watu’izzu man tasyaa-u watudzillu man tasyaa-u biyadikal khairu innaka ‘ala kulli syai-in qadiirun
Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapapun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Makakuasa atas segala sesuatu. QS. Ali-Imran 26

7. Doa Mohon Pertolongan
رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا مِنْ هَٰذِهِ ٱلْقَرْيَةِ ٱلظَّالِمِ أَهْلُهَا وَٱجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا وَٱجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ نَصِيرًا
Rabbanaa akhrijnaa min haazihil qaryatiz zaalimi ahluhaa, waj’al lanaa mil ladunkawaliyyaan, waj’al lanaa mil ladunka nasiraan
Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang penduduknya zalim. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu dan berilah kami penolong dari sisi-Mu. QS. An-Nisa 75

8. Doa Curahan Rizqi
رَبَّنَآ أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ ٱلسَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةً مِّنكَ ۖ وَٱرْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ
Rabbanaa anzil ‘alainaa maa’idatam minas samaa’i takuunu lanaa’idal li’awwalinaa wa aakhirinaa wa aayatam minka warzuqnaa wa anta khairur raaziqin(a)
Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami ataupun yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki. QS. Al-Ma’idah 114

9. Doa Mohon Ampunan dan Rahmat
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَسِرِينَ
Rabbana zalamna anfusana wa illam tagfir lana wa tarhamna lanaku nanna minal khasirina
Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi. QS. Al-A’raf 23

10. Doa Mohon Kasih Sayang untuk Orang Tua
رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرً
Rabbiirhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiran
Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil. QS. Al-Isra 24
Yaa sayyidi yaa rasulullah.

 Aamiin.

Selamat dunia wal akherat buat kita semua. Aamiin allah humma aamiin.

*6 Perkara Allah sembunyikan~~*


Ya Allah SWT kau ampunilah dosa2ku walau sekecil dan sebesar mana pun ia''
6 perkara Allah sembunyikan
Allah SWT selesai menciptakan Jibrail as dengan bentuk yang cantik,
Dan Allah menciptakan pula baginya 600 sayap yang panjang , sayap itu antara timur dan barat (ada pendapat lain menyatakan124, 000 sayap).
Setelah itu Jibrail as memandang dirinya sendiri dan berkata:
'Wahai Tuhanku, adakah engkau menciptakan makhluk yang lebih baik daripada aku?.'
Lalu Allah swt berfirman yang bermaksud.. 'Tidak'
Kemudian Jibrail as berdiri serta solat dua rakaat kerana syukur kepada Allah swt. dan tiap-tiap rakaat itu lamanya 20,000 tahun.
Setelah selesai Jibrail as solat, maka Allah SWT berfirman yang bermaksud. 'Wahai Jibrail, kamu telahmenyembah aku dengan ibadah yangbersungguh- sungguh, dan tidak ada seorang pun yang menyembah kepadaku seperti ibadat kamu, akan tetapi di akhir zaman nanti akan datang seorang nabi yang mulia yang paling aku cintai, namanya Muhammad.' Dia mempunyai umat yang lemah dan sentiasa berdosa, sekiranya mereka itu mengerjakan solat dua rakaat yang hanya sebentar sahaja, dan mereka dalam keadaan lupa serta serba kurang, fikiran mereka melayang bermacam-macam dan dosa mereka pun besar juga.
Maka demi kemuliaannKu dan ketinggianKu, sesungguhnya solat mereka itu aku lebih sukai dari solatmu itu. Kerana mereka mengerjakan solat atasperintahKu, sedangkan kamu mengerjakan solat bukan atas perintahKu.'
Kemudian Jibrail as berkata: 'Ya Tuhanku, apakah yang Engkau hadiahkan kepada mereka sebagai imbalan ibadat mereka?'
Lalu Allah berfirman yang bermaksud. 'Ya Jibrail, akan Aku berikan syurga Ma'waa sebagai tempat tinggal...'
Kemudian Jibrail as meminta izin kepada Allah untuk melihat syurga Ma'waa.
Setelah Jibrail as mendapat izin dari Allah SWT maka pergilah Jibrail as dengan mengembangkan sayapnya dan terbang, setiap dia mengembangkan dua sayapnya dia boleh menempuh jarak perjalanan 3000 tahun, terbanglah malaikat jibrail as selama 300 tahun sehingga ia merasa letih dan lemah dan akhirnya dia turun singgah berteduh di bawah bayangan sebuah pohon dan dia sujud kepada Allah SWT lalu ia berkata dalam sujud:
'Ya Tuhanku apakah sudah aku menempuh jarak perjalanan setengahnya, atau sepertiganya, atau seperempatnya? '
Kemudian Allah swt berfirman yang bermaksud.
'Wahai Jibrail, kalau kamu dapat terbang selama 3000 tahun dan meskipun aku memberikan kekuatan kepadamu seperti kekuatan yang engkau miliki, lalu kamu terbang seperti yangtelah kamu lakukan, nescaya kamu tidak akan sampai kepada sepersepuluh dari beberapa perpuluhan yang telah kuberikan kepada umat Muhammad terhadap imbalan solat dua rakaat yang mereka kerjakan.... .'
Marilah sama2 kita fikirkan dan berusaha lakukan...
Sesungguhnya Allah S.W.T telah menyembunyikan enam perkara iaitu :
1- Allah S.W.T telah menyembunyikan redha-Nya dalam taat.
2- Allah S.W.T telah menyembunyikan murka-Nya di dalam maksiat.
3- Allah S.W.T telah menyembunyikan nama-Nya yang Maha Agung di dalam Al-Quran.
4- Allah S.W.T telah menyembunyikan Lailatul Qadar di dalam bulan Ramadhan.
5- Allah S.W.T telah menyembunyikan solat yang paling utama di dalam solat (yang lima waktu).
6- Allah S.W.T telah menyembunyikan (tarikh terjadinya) hari kiamat di dalam semua hari.
#wahai rakan rakan ku yg dikasihi sekalian, sebarlah ilmu ini, agar semua kwn kwn kita diluar sana kembali ke pangkal jalan, ikut islam sebenar benarnya, sesiapa yang mengajak kebaikkan, pahala seseorang yang diajak kebaikkan itu dapat padanya tanpa dikurangkan sedikitpun. inshaAllah...""Alhamdulillah...

Kamis, 11 Oktober 2018

Sufi kami yg hilang


Ini kisah nyata, y aku tak tau harus memulai ceritakan dari mana..
di bumi serambi mekah kami yg telah Allah tumpahkan air lautan keatasnya
ku beri gambran sedikit tentang desa kami ya berda di pesisir pantai yg pemandanganya lansung menamapakan indahnya pulau sabang
kesibukan nelayan sudah menjadi aktifitas sebagian warga kami, Beton tangul yg membatasi sungai dengan desa sudah menjadi tempat duduk nyaman bak permadani bagi kami bencengkrama tak peduli itu siang maupun malam..
Setelah Tzunami bayak hal yg berubah, warga disinipun hanya tingal beberapa kepala keluarga saja, dengan tidak larut dalam kesedihan mereka terus melanjutkan hidup..
Termaksuk dia sahabat ku (sebut saja di sufi) pemuda gagah yg terlatih dari dari binaan salah satu cabang olah raga privinsi saat itu, masih menyandang nama NAD, yg kemudian di ubah menjadi Aceh.. (tapi bkn itu yg penting) nyatanya sampai sekarang tanah ini masih juga gila dgn kekuasaan dan bermusuhan dgn sesama saudara.. !! aah sudahlah
biarkan saja para munafik itu, toh kami juga tidak hidup dari mereka..
kembali ke sufi sahabat ku..
dia tingal sendiri di rumah bantuan yg dibagun oleh NGO yg berlambangkan salib di logo gambar nya..
ya.. sebenarnya sebahagian besar pembagunan di Aceh masa itu memang banyak campur tangan negara asing yg bukan berlatar belakang negara islam, (misi kemanusiaan katanya)heeh..
sufi sama sperti pemuda lainya dia bergaul dan hidup sperti orang orang lainya, Namun orang orang tidak bisa hidup seperti dia..
Suara nya selalu terdengar diasaat pangilan sholat,hanya sesekali saja dia tidak adzan..itupun aku tau karena dia meberikan kesempatan itu kpd org yg lebih tua dari dia..
dia juga pemuda yg mengubah ahlak santri ditaman bacaan al qur'an..yg pada masa itu tak ubahnya seperti taman bermain yg tak memiliki adap sopan santu, (kids jaman itu)
hanya dalam waktu tiga hari aku dengar ibu dari para santri itu menagis dan haru di kios belanja sayur pagi..(haaa..ha)
mungkin hanya di desa ku ada ibu ibu menangis haru berjamaah di kios sayur..
bagai mana tidak, tak lagi mereka dengar anaknya membantah suruhan nya, tak lagi pula mereka dengar suara keras anaknya menyahut pangilanya,cium tangan dan senyuman menjadi ritual yg baru bagi org tua melihat anknya pergi dn pulang dari rumah..
masih teringat aku saat santri santri itu merengek meminta untuk hanya diajari oleh nya..(aku dan pengajar lainya bisa apa?? haaha..)
benar kata mereka sahabat, terasa ada yg kekosongan saat kamu tidak ada bersama kami..
aku lihat dia membonceng pria gila kerumah nya, dimandikan digantikanya pula pakianya, pria kami sebut gila itupun hanya diam seperti pasrah..setel makan pria itupun pergi denga ritual mencium tangan sahabat ku itu..
kami yg melihat seperti tidak bisa berkata kata..(sufi hanya bilang ,,dasar orang gila)
entahlah sahabat kamu dan dia sama gila pikirku saat itu..
tak jarang pula aku lihat dia membawa wanita yg berbeda kerumanya walaupun pintu nya terbuka..
sering pula kulihat dia mengusir wanita lain yg datangn kerumahnya walaupun kadang wanita itu menangis..
aku tak bertanya karena aku tau sahabatku ini sangat sensitif dengan hal yg pribadi..
bahkan kepala desa jg segan menayakanya
beberapa kali kudengar suara dia menangis ditengah malam,meski suara itu seperti diredam tp tetap terdengar oleh kami yg masih duduk ditangul sungai yg hanya berjarak lima meter dari rumahnya..
terkadang juga kulihat dia pergi mengunakan pakaian putih bersarung samapai berhari hari tak pulang..
( percuma pun klu kutanya .. cuma dijawab dengan senyum nantinya)
begitulah sufi..
sahabat ku yg ramah dan asing
Kebahagian terlihat diwajahnya saat malam itu tidak hanya kami tapi juga ada seorang tamu lelaki yg sdh berumur menginap dirumahnya, besok pagi sufi sahabatku menikah...
malam itu sufi dan tamunya berbincang seperti tidak merasakan kantuk sedikitpun, aku yg mencoba ituk ikut dalam obrolan mereka tdk paham dgn apa yg mereka bicarakan..
meskipun berbicara tentang sifat Allah tapi aku tidak paham yg mereka bicarakan, sepeti berbeda jauh dgn apa yg dulu kupelajari dari guru2 di pasatren..
pagi hari itu....
dia membuat aku dn warga cemas, sufi berkeinginan membatalkan pernikahanya atau mengundurkanya sampai dia benar benar siap nantinya
namun untung saja suara tangis wanita yang berbicara dgn nya melalui hp mengembalikan logikanya utk tetap menikah dihari itu..
setahun setelah menikah sufi dikaruniakan dua kebahagian oleh Allah..
pertama dia lulus seleksi pegawai negeri dn kedua dia diberi seorang anak laki laki pula..
setelah beberapa bulan kelahiran anaknya, aku dn tiga orang teman mengunjungi nya dgn tdk memberinya kabar terlebih dahulu..
sufi stelah menikah tingal dgn keluarga istrinya berjarak dua jam dari desa kami
diwarung kopi desa yg sahabat ku tingal ini sengaja kami berhenti,tdk hanya utk merasakan kopi nya tp juga ingin tahu pendapat warga tentang sahabatku..
entah sengaja atau tidak bayak kebaikan yg kudengar langsung dari mereka tentang sahabatku ini..
dan yang paling nenarik ingat ku ,
cerita seorang bapak tua saat dia masih menjadi nelayan di awal awal pernikahanya..
sufi selalu mebagikan ikan tangkapanya kepada beberapa warga disini melalui seorang anak yatim yg selalu menungu dia pulang..( dulu kukira hal ini hanya terjadi dlm dongeng saja)
sahabatku mewujudkanya dalam kehidupan nyata..
bahkan saat ini setiap pagi bila sedang libur piket dinasnya, sufi masih saja mebagikan ikan kepada kami sambung mereka..( banga nya aku menjadi bagian mu sahabat)
.....
sunguh sayang keputusan mu mengundurkan diri dari pemerintahan, dn meningalkan istri juga anakmu serta hilang entah kemana.. benar benar menjadi cambukan bagi kami..
bahkan wanita wanitayg trnyata keponakan mu tak juga menemukan mu..
dirimu seperti misteri yg tak bisa dipecahkan..
tidakah kau ingat sedikit sj kepada kami sahabat..
andaikan kau izinkan ..
kutulis sebenar nama
mu disini, agar semua org menemukan mu kembali kpd kami.