Laman

Rabu, 30 April 2014

Mbah Ahmad Marzuqi


Giriloyo adalah sebuah dusun di bawah kaki perbukitan Imogiri. Masyarakat sekitar mengenal dengan nama Pajimatan, suatu bukit yang terkenal di daerah kawasan selatan Yogyakarta karena disanalah raja-raja kerajaan Mataram Islam dimakamkan.
Daerah Giriloyo ini sebenarnya tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan Daerah Istetimewa Yogyakarta (jaraknya hanya sekitar 15 km). Namun karena daerah ini terpencil dan berada di kaki bukit. Sasana khas pedesaan yang sepi dan sunyi namun penuh dengan kebersamaan dan kedamaian sangat mewarnai daerah tersebut.
Suasana sepi yang mewarnai Giriloyo itu pada pertengahan abad ke-18 M sedikit demi sedikit berrubah dengan munculnya kelompok pengajian yang diasuh oleh KH. Romli, seorang ulama yang menjadi Mursyid Tarekat Syathariyah. Seluruh murid-muridnya diberi ijazah tarekat tersebut dengan maksud agar mereka memiliki amalan-amalan harian yang pada akhirnya bisa lebih mendekatkan diri pada Allah SWT.
Keseriusan dan ketekunan dalam pengelolaan pengajian, membuat KH. Romli seakan melupakan sunnah rasul yang lain, yaitu melangsungkan pernikahan. Maka ketika dirasa jamaah pengajian yang dibinanya itu semakin lama semakin menunjukkan peningkatan, beliau segera melaksanakan pernikahan dengan putri dari Kiai Ali. Dari pernikahan dengan putri Kiai Ali ini lahir 5 orang putra yang salah satunya adalah bernama Ahmad Marzuqi.
KH. Ahmad Marzuqi lahir pada tahun 1901 M di desa tempat ayahnya tinggal yaitu di Giriloyo Wukirsari Imogiri Bantul sebagai putra bungsu. Kiai Romli sangat berkeinginan kelak si bungsu apabila sudah besar dapat menggantikan perjuangan yang telah dirintisnya, mendidik orang-orang untuk lebih dekat pada Allah. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, sangat wajar apabila KH Marzuqi ketika baru berumur 4 tahun sudah dididik dengan konsentrasi penuh.
Pada tahun 1905 oleh Kiai Romli, Ahmad Marzuqi dipondokkan di Pondok Pesantren Kanggotan Pleret Bantul di bawah bimbingan KH. Zaini. Karena masih kecil, maka pada waktu itu beliau hanya diajari kitab-kitab ubudiyah seperti Safinatun Najah, Fathul Qorib dan lain-lain. Di pondok Kanggotan ini beliau belajar sampai tahun 1910 M.
Setelah lima tahun belajar di Kanggotan, Ahmad Marzuqi kemudian pindah pondok. Pondok yang dituju kali ini adalah Pondok Pesantren Termas yang berada di Pacitan Jawa Timur. pada saat itu pondok Termas berada di bawah bimbingan KH. Hafidz Dimyati, beliau belajar berbagai ilmu agama, seperti syara’, tasawuf, dan lain-lain. Di pondok ini beliau belajar selama 4 tahun, dari tahun 1910 sampai tahun 1914 M.
Ahmad Marzuki melanjutkan ngangsu kaweruh di ponok pesantren Watucongol Muntilan Magelang , tahun 1915 sampai tahun 1918. Kehausan Ahmad Marzuki dengan ilmu-ilmu keislmaan terobati di bawah bimbingan KH. Dimyati. Dengan semangat, beliau mempelajari
Pulang dari Watucongol, Ahmad Marzuqi kemudian meneruskan di pondok Pesantren Somolangu Kebumen Jawa Tengah. Dibawah bimbingan KH. Abdurrauf, beliau mendapat kepercayaan untuk mengajar santri (badal : sebagai pengganti kyai) apabila kiai sedang berhalangan atau sakit. Kepercayaan itu diemban dengan tekun dan ikhlas sehingga tidak heran jika beliau semakin lama semakin menguasai ilmu-ilmu yang sudah dipelajari di pondok-pondok yang terdahulu. Di Somolangu ini berlangsung antara tahun 1919 sampai tahun 1922.
Tahun 1922 sepulang dari Pondok Somolangu sampai tahun 1925, beliau melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirap Kebumen Jawa Tengah. Walaupun sudah mahir membaca kitab, namun beliau tidak jemu untuk lebih mendalami kitab-kitab yang telah dikajinya terdahulu.
Hanya dua tahun lebih sedikit Ahmad Marzuqi menempat di Lirap Kebumen, pada tahun 1926 sampai tahun 1927 beliau pindah ke Pondok Pesantren Jamsaren yang ada di Solo Jawa Tengah. Pondok Jamsaren pada saat itu berada di bawah bimbingan KH. Idris. Sepulang dari Pondok Jamsaren ini beliau menunaikan ibadah haji untuk yang pertama kali dalam hidupnya.
Pada tahun 1927 (selepas menunaikan ibadah haji) sampai tahun 1931 beliau melanjutkan pendidikannya di Pondok pesantren Krapyak Yogyakarta. Dibawah bimbingan KH. Munawwir ini beliau mewujudkan cita-citanya yang sudah lama terpendam ketika masih mengaji di Watucongol dahulu, yaitu keinginannya untuk menghafal Al-Qur’an 30 juz.
Keinginan itu menjadi kenyataan bahkan untuk melanggengkannya beliau baca ayat-ayat suci itu sampai khatam yaitu pada bulan Ramadlan saat sholat tarwih. Diceritakan, bahwa selama bulan ramadlan apabila badannya sehat, beliau khatamkan dalam satu bulan itu tiga kali khataman. Sepuluh hari pertama khatam untuk yang pertama, sepuluh hari kedua digunakan untuk menghatamkan bacaannya yang kedua dan sepuluh hari ketiga untuk yang ketiga kalinya.
KH. Ahmad Marzuqi Mulai berda’wah
Sepulang dari ngangsu kaweruh di berbagai pondok pesantren, sekitar tahun 1931, KH. Ahmad Marzuqi mulai melakukan pengajian-pengajian di berbagai tempat terutama di desa-desa di Gunungkidul. Perjalanan untuk mencapai daerah-daerah di Gunungkidul yang melewati hutan belantara memakan waktu berhari-hari itu beliau lakukan dengan berjalan kaki.
Dalam melakukan Dakwah di Gunungkidul, KH. Ahmad Marzuqi atau Mbah Marzuqi -demikian kata santri PPNU- bisa disebut sebagai pembuka jalan bagi keberadaan Islam di daerah tersebut. Ketika beliau membuka jamaah pengajian yang baru di desa-desa, beliau islamkan terlebih dahulu orang-orang yang akan ikut dalam pengajian tersebut. Sehingga ketika semakin hari semakin bertambah jumlah jamaahnya berarti semakin banyak pula orang Islam yang ada di desa itu.
Perjalanan dalam berdakwah itu bukan berarti tanpa mendapatkan rintangan. Rintangan itu datang dalam perjalanan maupun oleh orang yang tidak suka dengan dakwah yang beliau lakukan. Diceritakan, ketika dalam suatu perjalanan menuju salah satu desa di daerah Gunungkidul harus melewati sebuah sungai yang lebar dan dalam. Seseorang harus berenang untuk sampai di seberang karena tidak ada gatek. KH. Habib yang pada waktu itu diajak untuk menemani, tidak berani turun ke sungai karena melihat ada seekor ular besar sedang menunggu. Melihat ular di sungai yang siap untuk menyerangnya KH. Habib berteriak “Pak, ada ular !” Teriakannya tidak dijawab oleh Mbah Marzuqi. Beliau hanya menusukkan jari manisnya di pinggang KH. Habib. Seketika itu juga KH. Habib sudah berada di seberang sungai.
Untuk mempersatukan jama’ah pengajian, Mbah Marzuqi mendirikan masjid atau musholla di desa-desa. Hal ini dimaksudkan agar para jamaah bisa berkumpul dalam satu tempat dalam melaksanakan kegiatan. Pendirian masjid dan musholla ini juga dimaksudkan agar masyarakat di desa itu apabila sholat tidak dilakukan sendiri-sendiri di rumah, tetapi dilakukan di masjid atau musholla dengan berjamaah.
Untuk melengkapi pembangunan masjid, beliau mendirikan sekolah-sekolah formal yang tentunya hal ini bertujuan agar generasi mudanya bisa mendapatkan pendidikan formal. Tercatat ada 130 buah untuk tingkat taman kanak-kanak, 53 buah untuk tingkat Madrasah Ibtidaiyah, 12 sekolah untuk tingkat MTs dan SMP, 8 sekolah untuk tingkat MA dan SMU.
Aktivitas dakwah ini masih terus berlangsung ketika beliau dipercaya memimpin pesantren yang didirikan oleh sang ayah, KH. Romli, pada tahun 1935. Pondok itu dipimpin oleh beliau berlangsung sampai dengan tahun 1955. Bahkan selama memimpin pondok pesantren tersebut, beliau mendapatkan sambutan yang semakin hangat dari masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari terus berkembangnya pondok tersebut yang semakin hari semakin banyak orang yang ikut mengaji.
Selepas Kemerdekaan RI 1945, bumi nusantara ternyata masih disenangi oleh Belanda sehingga wajar apabila pada bulan-bulan setelah Agustusan itu Belanda masih banyak yang berseliweran di Indonesia. Orang-orang pribumi yang melihat tingkah Belanda itu merasa tidak senang sehingga di banyak tempat dikumpulkan para pemuda untuk digembleng menjadi prajurit yang tangguh. Mereka diberi ijazah dan amalan serta olah-kanuragan. Salah satu tempat yang digunakan sebagai markas itu adalah pesantren yang dipimpin oleh KH. Ahmad Marzuqi.
Mbah Marzuqi yang semenjak kecil suka dengan kehidupan sederhana, suka menolong orang lain dan tidak suka hidup mewah, mempunyai pandangan hidup bahwa seluruh jiwa dan raganya semata-mata dicurahkan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Prinsip hidup ini beliau wujudkan dengan melakukan dakwah dari satu desa ke desa yang lainnya tanpa pernah mengharapkan imbalan. Dakwah ini beliau lakukan dengan ikhlas dan semata-mata hanya untuk mengharapkan ridla dari Allah.
Kiai memang dalam berdakwah tidak pernah mengharapkan imbalan bahkan beliau serahkan seluruh harta bendanya pada mereka yang membutuhkan. Diceritakan, bahwa beliau mempunyai sawah yang luasnya mencapai 7 hektar dan sapi yang jumlahnya mencapai sekitar 150 ekor. Harta miliknya itu seluruhnya beliau serahkan pada masyarakat yang kurang mampu dengan sistem bagi hasil (tidak ada informasi yang menceritakan berapa bagian untuk beliau dan orang yang diserahi). Pemberian dengan sistem tersebut semata-mata hanya untuk meringankan beban yang ada pada masyarakat.
Pertolongan yang beliau berikan disamping secara materi juga dengan memberikan pengobatan kepada siapa saja yang memerlukannya. Bahkan dengan memberikan pengobatan ini, aktivitas dan pengikut dalam jamaahnya semakin besar sehingga sangat memudahkan beliau apabila berkeinginan membuka daerah binaan yang baru.
Ilmu ketabiban ini beliau dapatkan disamping dari ayahnya, KH. Romli juga beliau dapatkan dari semenjak beliau mondok di pesantren-pesantren. Menurut KH. Habib Marzuqi, salah seorang putranya bahwa ilmu ketabiban itu beliau peroleh dari KH. Dalhar Watucongol, KH. Ma’ruf, KH. Kholil Bangkalan, KH. Dimyati Termas, KH. Dimyati Kebumen dan KH. Abdurrahman. Pemberian pertolongan ini juga beliau imaksudkan sebagai sarana berda’wah.
Membina Rumah Tangga
Sebagai putra bungsu dari lima bersaudara, KH. Ahmad Marzuqi mendapatkan tongkat estafet dari KH. Romli untuk meneruskan perjuangannya. Untuk membantu perjuangannya KH. Ahmad Marzuqi melangsungkan pernikahan dengan putri dari KH. Arifin yaitu Ny. Dasinah. Dari pernikahan ini menurunkan dua orang putra yaitu KH. Asyhari Marzuqi (Kotagede) dan KH. Habib Marzuqi (Wates Kulonprogo).
Setelah berpisah dengan Ny. Dasinah, pada tahun 1949 KH. Ahmad Marzuqi melangsungkan pernikahan untuk yang kedua kalinya yaitu dengan putri KH. Abdullah, Ny. Zuhroh. Dari pernikahan ini menurunkan dua putra yaitu KH. Masyhudi dan KH. Ahmad Zabidi dan seorang putri yaitu Hj. Siti Hannah.
Akhir Hayatnya
KH. Ahmad Marzuqi sewaktu hidupnya pernah melarang tentang 3 (tiga) hal. Tiga hal itu adalah pertama, beliau melarang dan mengharamkan adanya kebijakan pemerintah mengenai diberlakukannya Keluarga Berencana (KB) bagi masyarakat Indonesia. Kedua, beliau melarang dan mengharamkan adanya praktek dunia perbankan. Ketiga, beliau melarang keras adanya anggapan bahwa semua agama di Indonesia adalah baik dan benar.
Larangan ini sekitar awal tahun 80-an beliau tanamkan kembali pada setiap tamu yang berkunjung ke rumahnya di Giriloyo. Tidak peduli apakah tamu itu laki-laki atau perempuan, kecil atau besar, pegawai biasa maupun pejabat. Semua dilarang untuk melaksanakan tiga hal tersebut diatas. Begitulah semua itu berlangsung sampai pada tahun 1991 disaat beliau akan menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Innalillahi wainna ilaihi rajiuun. Tanggal 9 Jumadil Akhir 1411 H atau tanggal 14 Desember 1991 M pada hari Sabtu malam Ahad adalah hari beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir. Seluruh putranya dan masyarakat sekitar sudah berkumpul. Disaat itulah beliau berwasiat kepada putra-putra dan seluruh kaum muslimin untuk membaca do’a Nekto Dinulu. Do’a itu bacaannya adalah sebagai berikut:
Allahumma Nekto Dinulu ahub-ahub ing Allah
Laa ilaaha illa Allah Muhammad rasulullah shalla Allah alaihi wasallam
Allahumma Roh amadep ing Nurullah
Somad-somad kelawan roh idlofi
Jisim rupaku amadep ing cahaya
Ning roh angadep uripku ing cahyane Allah
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya Ghaffar Ya Aziz
Ya Quddus Ya ‘Alim Ya Karim Ya Arhamarrahimin.
Pagi harinya, ribuan orang datang dari berbagai daerah untuk memberikan penghormatan yang terakhir (melayat). Tidak sedikit dari para pelayat itu mengetahui meninggalnya KH. Ahmad Marzuqi lewat mimpi.
Diceritakan, pada malam hari (malam Ahad) seorang haji di daerah Prembun Kebumen bermimpi kedatangan Mbah Marzuqi. Dalam mimpi itu Mbah Marzuqi menyuruhnya untuk pergi ke Giriloyo dan jangan lupa membawa bakmi. Hari Ahad pagi, sambil membawakan bakmi pesanan Mbah Marzuqi pak haji dari kebumen itu meluncur menuju Giriloyo. Sebelum memasuki Giriloyo, haji itu singgah terlebih dahulu di masjid Pondok Ar-Ramli Wukirsari karena dilihatnya ada ribuan orang berkumpul. Kemudian pak haji dari kebumen itu bertanya “Ada apa kok suasananya ramai sekali?” Orang yang ditanya oleh pak haji itu menjawab bahwa Mbah Marzuqi meninggal. Pak haji tidak percaya karena tadi malam beliau bermimpi bertemu Mbah Marzuqi dan disuruh ke Giriloyo. Namun setelah mengetahui peristiwa yang sebenarnya terjadi, pak haji dari Kebumen itupun lemas.
Begitulah banyak dari para hadirin yang datang karena mendapatkan mimpi “disuruh ke Giriloyo oleh Mbah Marzuqi”. Semua masyarakat yang ditinggalkan merasa kehilangan dengan kepergiannya. Namun apa mau dikata, kita tidak bisa melawan takdir yang telah ditetapkan oleh Allah. Begitulah KH. Ahmad Marzuqi telah mendahului kita dengan menanamkan pijakan yang mantap dan kokoh pada masyarakat yang ditinggalkan. Semoga amal baik beliau diterima disisi-Nya dan kita yang ditinggalkan bisa meneruskan apa yang menjadi cita-citanya. Amin.

Wahai Yaqin, kapankah kau akan datang dan bersemayam dalam Hatiku ??

Semakin berjalan kesini ternyata memang semakin banyak pertentangan dan ketidaksamaan keinginan antara yang harus di lakukan untuk mendapatkan duniawi dan yang harus di lakukan jika hanya dia bertujuan menuju Allaah...
Dan sepertinya karena persilangan seperti inilah yang membuat banyak orang berhenti atau gugur di tengah jalan dalam perjalanan menujuNya..
Pada satu sisi dia harus berjalan menghilangkan segala yg ada di hatinya selainNya..
Dan pada satu sisi dia butuh planing tentang hidupnya kedepan ..walaupun Dia sudah memberikan jaminan bahwa Dia yg akan menjamin hidupnya kedepan kalau saja dia mampu menghilangkan segala yg ada di benak dan planingnya...
Dia yg akan memberikan kemakmuran padanya ...
Berhadapan dg ini tentu Ada satu yang perlu di ambil..
Yaitu melanjutkan menujuNya..
Atau beralih menuju seperti pemikiran kebanyakan orang di luar sana..
Jika sudah spti ini harus ada keputusan yg keputusan itu kedepan nya berpotensi menimbulkan sesuatu yg "kontroversi" ..
Banyak hal yang terjadi d sekelilingnya tapi dia hanya mampu merespon dg diam atau tersenyum..
Begitu juga Saat berhadapan dg sesamanya seringkali dia mendengar perkataan yg membuat dia hanya berdiam dan tersenyum ..
Juga saat melihat perilaku sesamanya.. hanya mampu berdiam diri ..
Hal itu di lakukan karena dia berusaha berhusnudzhan padaNya..
mungkin Dia belum membukakan pintu pemahaman kpda mereka sama seperti pemahaman yg Dia berikan padanya...
Pertentangan itu sendiri lebih banyak datang dari orang terdekatnya...
Sebab ini ... ingin yg benar benar sejalan dan sepemahaman ..
Perbuatan / perkataan nya terkdang berbuah kontroversi bagi yg blum tahu tentang hakikat yg ia lakukan...
Tarbiyatun Nadhor... mungkin harus demikian ia bersikap..
Aaaaaarrrrrgggggg...
...... ............. .......
DEKA

PRASYARAT JADI WALI ALLAH

PRASYARAT JADI WALI ALLAH
PRASYARAT MENJADI WALI
Dalam kitab Al-hikam halaman 5 sampai 7 ditulis tentang dialog seorang guru dengan muridnya.
Dia sang guru bernama Sayid Ahmad Albadawy ra sedangkan muridnya bernama Abdul Aali, yang bertanya tentang syarat-syarat menjadi wali Allah SWT.
Berikut cuplikan coretan yang diambil kitab Al-hikam Syekh Ibnu Athoillah.
Murid Sayid Ahmad Albadawy ra yang bernama Abdul Aali bertanya pada gurunya:
" Apakah syarat yang harus diperbuat oleh seseorang yang ingin menjadi waliyullah ? "
Gurunya menjawab :
" Seseorang yang benar-benar dalam syari’at ada dua belas tanda-tandanya:
1. Benar-benar mengenal Allah (yakni mengerti benar tauhid dan mantap iman dan keyakinannya kepada Allah)
2.Menjaga benar-benar perintah Allah
3. Berpegang teguh pada sunnaturrasul SAW
4. Selalu berwudhu ( bila berhadas segera membaharuhi wudhu )
5. Rela menerima hukum qodha Allah dalam suka atau duka
6. Yakin terhadap semua janji Allah
7. Putus harapan dari apa yang ditangan semua makhluk (manusia)
8. Tabah, sabar menanggung berbagai derita dan gangguan orang
9. Rajin mentaati perintah Allah
10 Kasih sayang terhadap semua makhluk Allah
11. Tawadhlu’ merendah diri terhadap yang lebih tua atau lebih muda
12. Menyadari selalu bahwa syaithan itu musuh utama Sedang sarang syaithan itu dalam hawa nafsumu dan selalu berbisik untuk mempengaruhimu
SELAMAT MENCOBA MENJADI WALI ALLAH

Senin, 28 April 2014

TENTANG KESADARAN (Terbang ke Langit)

QS Ar Rahman 33
"Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan."

Orang-orang pada jaman dahulu mengira letak langit ada di atas bumi yang berwarna biru di angkasa raya. Berkat kemajuan teknologi, orang-orang pada jaman sekarang sudah mengerti bahwa warna biru di langit atas bumi adalah fatamorgana dan ilusi belaka. Lalu orang-orang di jaman modern sekarang ini terus mencoba menggali dan mencari tahu tentang langit. Kita tinggal di planet bumi satu diantara milyaran planet-planet di seluruh alam semesta. Bumi mengelilingi matahari. Matahari dikelilingi beberapa planet. Matahari sama dengan bintang. Jumlah bintang sangat banyak dan tak terhingga. Planet bumi ini seperti setitik debu di tengah padang pasir bila dibandingkan dengan keadaan seluruh alam semesta. Padahal jarak antara bintang satu dengan bintang lainnya itu milyaran kilometer dan hitungan kecepatan sampainya memakai sekian tahun dengan kecepatan cahaya. Dengan hakekat pengetahuan yang ada sekarang ini manusia menjadi kebingungan dalam menentukan letak langit, karena batasan terakhir alam semesta ini sungguh tak terhingga.

Inilah salah satu kelemahan orang-orang di jaman modern. Mereka memandang segala sesuatunya secara lahiriyah saja. Mereka lupa bahwa segala sesuatu benda riil dan materiil tidak bisa berbuat apa-apa, hilang, bahkan musnah bila tidak ditopang oleh kekuatan gaib. Seperti contohnya tubuh manusia dan hewan akan menjadi seonggok tulang dan daging yang tidak bisa berbuat apa-apa, yang pada akhirnya akan menjadi unsur tanah bila sudah ditinggalkan oleh kekuatan gaib (roh).

Secara umum pengetahuan tentang langit berasal dari sumber-sumber kitab suci dalam agama. Oleh karena itu, untuk mengetahui tentang langit maka harus memakai kaca mata ilmu agama (spiritual), bukan memakai kaca mata ilmu pengetahuan, karena dasar dari ilmu pengetahuan adalah pikiran. Kemampuan pikiran itu terbatas. Apa mungkin pikiran bisa membayangkan dan merealisasikan batasan terakhir dari seluruh alam semesta. Memang pikiran manusia masih terus berevolusi, tapi yang jelas untuk saat ini pikiran manusia belum mampu membayangkan tentang langit.

Untuk mengetahui tentang langit memakai ilmu agama. Agama adalah spiritual. Dalam agama islam lewat pengetahuan spiritual hakekat makrifat diajarkan tata cara menembus ke Langit. Sebenarnya pengertian tentang langit dalam agama berbeda dengan ilmu pengetahuan. Yang dimaksud langit dalam ilmu agama adalah pembatas antara dimensi satu dengan dimensi lainnya. Tiap dimensi mempunyai beberapa alam. Jumlah alam sangat banyak yang terbagi menjadi 7 dimensi. Jumlah langit ada 7 tingkatan. Langit pertama sampai langit ke 7 itu bersinggungan tapi tidak bersentuhan. Jadi langit pertama sampai langit ke 7 itu juga ada di bumi. Cuma kita tidak bisa merasakannya karena letak gaib.

Saya gambarkan begini. Kita tentu pernah menonton film tentang kematian. Dalam film, orang yang mati akan menjadi mahluk astral. Mahluk astral dapat melihat manusia tapi manusia tidak dapat melihat mahluk astral. Dalam film, mahluk astral berusaha menyentuh manusia. Tapi mahluk astral tidak dapat merasakan sentuhan manusia. Begitupun manusia tidak dapat merasakan sentuhan mahluk astral. Inilah yang saya maksud dengan istilah bersinggungan tapi tidak bersentuhan.

Untuk memahami tiap langit maka harus memahami tiap kesadaran. Langit bertingkat 7, kesadaran pun juga mempunyai 7 tingkatan. Hakekat kesadaran ada 7 tingkatan yang termaktub dalam ilmu martabat 7. Sayangnya dikalangan para ulama sendiri mempunyai persepsi yang berbeda-beda tentang ilmu martabat 7. Intinya dari guru mursyid yang saya pelajari bahwa tiap kesadaran mempunyai langit dan alamnya sendiri-sendiri.

Yang terpenting dalam hidup adalah memahami tentang kesadaran. Dasar dari kesadaran adalah rasa. Dari merasakan inilah kemudian disebut hidup bukan mati. Dasar perbedaan hidup dengan mati ada pada kesadaran rasa. Untuk membedakan tingkat kesadaran akan saya gambarkan peristiwa-peristiwa yang saya pahami.

Saat ini kita sebagai manusia hidup dengan kesadaran pikiran berada di alam materi di langit yang pertama atau langit terendah. Begitu pun dengan bangsa jin yang berada di alam non materi di langit yang pertama atau langit terendah. Sama langitnya dengan manusia tapi berbeda alam. Berbeda dengan malaikat yang berada di langit yang lebih tinggi daripada langit manusia dan jin.

Dasar dari perbuatan manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan sex. Dasar inilah yang melahirkan pemikiran dan perbuatan-perbuatan yang kompleks. Jadi perbuatan manusia itu untuk memenuhi kesadaran fisik bukan untuk memenuhi kesadaran yang lebih tinggi seperti kesadaran arwah dan kesadaran roh.

Contoh keadaan yang bisa membedakan tingkat kesadaran adalah pada waktu tidur kemudian bermimpi. Saya pernah bermimpi dari kota semarang hendak pergi ke kota jambi. Dalam kesadaran mimpi saya merasa naik bis. Hanya dalam beberapa saat saja, saya merasa sudah di kota jambi. Setelah melakukan kegiatan di jambi, saya ingin pergi ke kota temanggung untuk bertemu dengan teman lama. Dalam waktu sekejap saja saya merasa sudah di temanggung dan bertemu dengan teman lama saya.

Dalam kesadaran pikiran realistis tentu akan menganggap itu adalah ilusi belaka. Tapi dalam kesadaran pikiran mimpi tentu akan menganggap itu adalah nyata dan realistis. Mengapa hal itu bisa terjadi? Ya karena kesadaran pikiran realistis hilang kemudian kesadaran pikiran berubah menjadi kesadaran pikiran mimpi atau sering disebut pikiran bawah sadar timbul menggantikan pikiran sadar yang hilang karena perlu istirahat. Lalu ada pertanyaan, apakah orang yang bermimpi itu dapat dikatakan telah menembus ke langit? Tentu akan saya jawab bisa iya bisa juga tidak, karena tingkat bermimpi itu bisa berbeda-beda. Seperti orang yang pingsan dan orang yang mati suri itu masih tergolong tidur dan bermimpi karena roh belum benar-benar meninggalkan raga.

Contoh yang lain. Saya pernah kenal dengan orang yang sudah berusia lanjut bernama mbah A. Kini beliau sudah meninggal karena penyakit stroke (semoga arwah beliau diterima di sisiNya). Sejak terkena penyakit stroke mbah A tidak bisa berpikiran (berkesadaran) normal lagi. Kembali lagi seperti anak kecil. Pada waktu malam hari sering terdengar rintihan beliau menahan rasa sakit, bahkan karena berat rasa sakitnya sampai-sampai beliau menangis dan menjerit-jerit seperti anak kecil. Berdasarkan informasi orang-orang yang ada di sekitarnya, saya ketahui bahwa beliau dahulu pada waktu mudanya sering melakukan perbuatan maksiat. Suatu ketika saya pernah bertemu dan ngobrol dengan beliau. Saya bertanya kepada beliau, kenapa sering menangis dan menjerit kesakitan di malam hari. Beliau mengaku sering didatangi orang yang tidak dikenalnya. Kemudian mereka memukuli dan menyiksa beliau. Beliau menceritakan hal itu sambil menangis dan ingin segera mengakhiri penderitaan itu. Bila saya cek tubuh fisiknya tidak terjadi masalah apa-apa. Bahkan beliau sering dikontrol ke dokter dan paranormal oleh keluarganya. Tapi hasil pengecekan tetap sama yaitu tidak terjadi apa-apa pada tubuh fisik beliau dan menganggap itu adalah ilusi beliau saja. Tentu saja beliau tidak bisa banyak protes dengan hasil pengecekan tersebut karena kesadaran beliau sudah seperti anak kecil yang tidak bisa nyambung dengan pemikiran orang normal.

Pada awalnya saya ingin mengajarkan kepada beliau tentang tata cara sholat, surat-surat pendek dalam al quran, dan doa-doa pendek. Tapi bagaimana bisa saya mengajarkannya, menyebut nama Tuhan Allah saja beliau terasa asing, lucu, dan wagu dikarenakan kesadaran pikiran warasnya sudah banyak yang error.

Dari peristiwa itu kemudian saya menyimpulkan bahwa mbah A mendapat siksaan pada kesadaran yang lain yang bukan pada kesadaran fisik. Kita semua tahu bahwa orang yang terkena penyakit stroke pada saraf otaknya sudah banyak yang rusak, sehingga kesadaran pikirannya pun juga rusak. Orang yang kesadaran pikirannya rusak akan cenderung masuk ke dalam kesadaran pikiran yang lain (mimpi). Kesadaran pikiran yang lain (mimpi) ini akan mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa siksaan-siksaan itu adalah nyata dan realistis walaupun kesadaran pikiran realistis akan mengatakan bahwa itu adalah ilusi belaka. Tapi sayangnya kesadaran pikiran realistis mbah A sudah tidak normal sehingga akan menganggap ilusi-ilusi itu menjadi nyata. Jadi inilah gambaran dari siksa neraka yang ada di alam gaib.

Banyak manusia tidak menyadari tentang kesadaran bertingkat. Mereka mengira kesadaran hidup yang sesungguhnya adalah kesadaran hidup yang kita punya saat ini. Bahkan banyak master dan ahli spiritual mengartikan kesadaran adalah kesadaran hidup ini saja. Padahal nabi muhammad saw telah memperingatkan kepada seluruh manusia bahwa kehidupan dunia ini adalah permainan dan sendau gurau belaka. Artinya manusia mempunyai kesadaran bertingkat dan kesadaran hidup saat ini merupakan kesadaran terendah atau kesadaran semu belaka. Disebut kesadaran semu karena kesadaran hidup saat ini bukanlah kesadaran yang sesungguhnya atau bukan kesadaran abadi. Jati diri yang sesungguhnya itu terletak di hati yang paling dalam dan sangat sulit untuk mencapainya. Hati merupakan pintu gerbang menuju kesadaran berikutnya atau kesadaran yang lebih tinggi.

Kelak bila ajal sudah menjemput, kita akan merasakan kesadaran bertingkat ini. Pada waktu mati nanti, kita sudah tidak punya lagi kesadaran realistis (kesadaran pikiran), sehingga yang kita anggap ilusi-ilusi pada kesadaran ini menjadi kenyataan pada kesadaran berikutnya. Inilah hakekat surga dan neraka yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata tapi hanya bisa dirasakan.

QS Al A'raf 172
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka (para roh) menjawab : "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : "Sesungguhnya kami (anak cucu Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."

Maksud dari ayat ini adalah para roh sebelum diturunkan dan dilahirkan ke dunia menjadi manusia, Tuhan bertanya kepada para roh : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" para roh menjawab : "Betul, Engkau Tuhan kami dan kami menjadi saksi."

Jujur kita sebagai manusia tentu tidak ada yang ingat dialog ini sebelum kita dilahirkan ke dunia. Hal ini bisa terjadi karena Tuhan bertanya kepada kita pada waktu kita menjadi diri berkesadaran roh. Sedangkan saat ini kita hidup dalam diri berkesadaran fisik atau kesadaran pikiran (kesadaran realistis). Berita di ayat ini menjadi petunjuk bahwa sesungguhnya manusia mempunyai kesadaran bertingkat.

Saya cukup memahami tentang kesadaran bertingkat. Dengan begitu saya bisa menjelaskan kerancuan-kerancuan tentang fenomena di masyarakat yang berhubungan dengan masalah kesadaran. Kerancuan-kerancuan itu sebagai berikut ;

1. Tentang Kekosongan
Dalam dunia spiritual sering terdengar istilah Tuhan adalah kekosongan. Biasanya orang-orang syariat yang mendengar istilah ini akan menjadi marah dan emosi, karena telah menganggap Tuhan seperti tidak ada. Padahal maksud dari orang-orang spiritual bukan seperti itu.

Kita hidup sebagai manusia diberi Tuhan indera-indera fisik yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan lingkungan. Lewat ilmu pengetahuan manusia berusaha mencari tahu tentang Tuhan. Manusia mempelajari unsur penyusunan terkecil dari suatu benda. Di jaman modern sekarang ini diketahui unsur penyusunan terkecil dari suatu benda adalah inti atom. Inti atom dikelilingi oleh proton dan neutron. Manusia mencoba menggali lagi unsur penyusunan dari inti atom. Setelah inti atom dibelah yang didapatkan hanyalah ruang kosong.

Dalam agama menyatakan bahwa semua benda di seluruh alam semesta merupakan bagian dari wajah Tuhan. Dinyatakan pula bahwa Tuhan lebih dekat dari urat nadi mahluk Nya. Menurut rumusan seluruh ulama-ulama bahwa Tuhan itu mempunyai sifat berbeda dengan mahluk Nya. Jadi Dzat (unsur penyusun) Tuhan berbeda dengan unsur penyusun mahluk Nya. Indera kesadaran pikiran manusia tidak akan mungkin mampu melihat Dzat Tuhan. Karena tidak mampu melihat Tuhan, maka kesadaran kita mengatakan bahwa itu adalah kekosongan. Hakekat kekosongan itulah Dzat Tuhan. Hakekat kekosongan itu bukan kosong bukan pula tidak ada, tapi berisi Dzat Tuhan.

2. Tentang Manunggaling Kawulo Gusti.
Dalam agama islam ada istilah, semua mahluk berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Tapi dalam penjabarannya, banyak orang yang salah kaprah dalam mengartikannya. Banyak ahli spiritual abangan yang mengartikan bahwa manusia adalah Tuhan dan utusan Tuhan. Bahkan yang lebih ekstrim ada ahli spiritual yang mengatakan, "Gusti Allah aku injak-injak." Anehnya ahli spiritual ini justru mempunyai banyak pengikut karena dianggap berani, hebat, dan sakti. Dengan berbagai dalih, ahli spiritual ini mengatakan bahwa itu bagian dari ajaran tasawuf dan ajaran manunggaling kawulo gusti.

Itulah fitnah yang sangat keji. Dalam ajaran tasawuf dan ajaran manunggaling kawulo gusti tidak ada ajaran yang menyimpang sampai sejauh itu. Itu adalah kesalahan penjabaran oleh oknum tertentu yang disebabkan oleh banyak faktor. Biasanya faktor kepentingan seperti untuk kepentingan bisnis atau kekuasaan. Bisa juga karena oknum tersebut tidak paham tentang ajaran tasawuf dan ajaran manunggaling kawulo gusti. Tidak paham itu sendiri juga bisa disebabkan oleh banyak faktor.

Ilmu tasawuf adalah ilmu ketuhanan yang mempelajari keadaan sesungguhnya tentang seluruh dimensi alam semesta (hakekat makrifat). Ilmu manunggaling kawulo gusti adalah ilmu ketuhanan yang mempelajari tentang cara kembali kepada Tuhan (sangkan paraning dumadi). Kita berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan.

Saya gambarkan begini. Tubuh manusia berasal dari tanah. Lalu apakah sama antara tubuh manusia dengan tanah? Tubuh ya tubuh, tanah ya tanah, keduanya jelas berbeda walaupun ada sedikit kesamaan. Kalo dijelaskan tentu akan sangat panjang. Sungguh keliru bila ada manusia yang mengaku dirinya adalah tanah.

Begitupun dengan roh. Roh manusia berasal dari Tuhan. Lalu apakah sama antara roh manusia dengan Tuhan? Roh tetap roh, Tuhan tetap Tuhan, keduanya jelas berbeda walaupun ada sedikit kesamaan. Sungguh suatu perbuatan ingkar dan keji jika ada manusia yang mengaku dirinya adalah Tuhan.

Hakekat semua mahluk adalah utusan Tuhan. Seperti manusia, hewan, dan tumbuhan diciptakan oleh Tuhan dengan fungsi dan perannya masing-masing. Mempunyai fungsi dan perannya masing-masing itulah yang disebut sebagai utusan Tuhan. Tapi meskipun begitu, kita sebagai manusia biasa dilarang mengaku-aku sebagai utusan Tuhan. Karena yang dimaksud utusan Tuhan dalam kitab suci mempunyai fungsi dan peran sebagai seorang nabi. Sedangkan kita sebagai manusia biasa, bisa jadi diutus Tuhan dengan fungsi dan peran sebagai teman setan dan iblis.

Kita sebagai manusia berada pada kesadaran pikiran yang merupakan kesadaran terendah. Untuk bisa masuk ke dalam kesadaran roh diperlukan usaha-usaha yang sangat berat atau butuh usaha ekstrim untuk mewujudkannya. Hanya segelintir orang saja di dunia ini yang bisa masuk ke dalam kesadaran roh. Orang yang bisa masuk ke dalam kesadaran roh akan bisa menjelaskan tentang keadaan roh sebelum diturunkan dan dilahirkan ke dunia sebagai manusia seperti yang tertulis dalam al quran. Kalau kita sudah mengerti dan menyadari hal ini, maka kita akan merasa lemah dan hina dihadapan Tuhan penguasa seluruh alam semesta. Apakah mungkin, orang yang berpengetahuan seperti ini berani mengaku-aku sebagai Tuhan?

3. Tentang Isro Mikroj.

QS Al Isro' 1
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."

Peristiwa isro mikroj merupakan salah satu mukjizat nabi muhammad saw. Secara umum pemahaman tentang isro mikroj terbagi menjadi 2 pendapat para ulama.

a. Menurut para ulama syariat.
Nabi muhammad melakukan isro mikroj pada malam hari dengan menaiki buroq terbang ke langit. Nabi muhammad terbang ke langit bersama tubuh fisiknya. Para ulama syariat pada jaman dahulu mengira letak langit adalah yang berada di angkasa raya yang berwarna biru. Buroq adalah mahluk dari langit yang diturunkan ke bumi yang gerakannya memiliki kecepatan melebihi kecepatan cahaya. Di langit, nabi muhammad bersama malaikat jibril bertemu dengan para nabi terdahulu dan melihat keadaan surga dan neraka. Kemudian nabi muhammad naik lagi ke langit ke 7 tanpa ditemani oleh malaikat jibril yang disebabkan malaikat jibril tidak punya kekuatan untuk menembus ke langit ke 7. Di langit ke 7, nabi muhammad menghadap Tuhan penguasa seluruh alam semesta untuk menerima perintah melaksanakan sholat 5 waktu.

Orang pada jaman sekarang sering ragu akan peristiwa ini. Mereka mempertanyakan, bagaimana mungkin nabi muhammad terbang ke langit (batasan terluar dari seluruh alam semesta), dengan pergerakan melebihi kecepatan cahaya? Apakah tubuh nabi muhammad tidak hancur lebur? Biasanya para ulama syariat akan menjawab bahwa Allah Maha Berkehendak. Apa yang tidak mungkin bagi Allah. Tentu jawaban ini adalah jawaban final yang tidak mungkin bisa terbantahkan.

b. Menurut para ulama hakekat makrifat.
Nabi muhammad melakukan isro mikroj pada malam hari yang diawali dengan tafakur yang sangat khusyuk. Karena sangat khusyuk, buroq datang menemui nabi muhammad. Nabi muhammad menembus ke langit tidak bersama dengan tubuh fisiknya. Para ulama hakekat makrifat menganggap letak langit itu juga ada di bumi, yaitu letak langit bersinggungan tapi tidak bersentuhan. Buroq adalah nafsu yang terkendali. Nafsu adalah rasa yang tertipu oleh pikiran. Di langit, nabi muhammad bersama malaikat jibril bertemu dengan para nabi terdahulu dan melihat keadaan surga dan neraka. Kemudian nabi muhammad masuk lagi ke langit ke 7 tanpa ditemani oleh malaikat jibril yang disebabkan malaikat jibril tidak kuat lakunya untuk menembus ke langit ke 7. Di langit ke 7, nabi muhammad menghadap Tuhan penguasa seluruh alam semesta untuk menerima perintah melaksanakan sholat 5 waktu.

Yang dimaksud terbang ke langit adalah masuk ke dalam kesadaran berikutnya. Kesadaran ada 7 tingkatan dan langit juga ada 7 tingkatan. Nabi muhammad merupakan contoh bagi seluruh umat islam. Apa yang boleh dilakukan oleh nabi muhammad, tentu boleh dan dianjurkan untuk dilakukan oleh seluruh umat islam. Sayangnya umat islam sering salah tafsir tentang apa yang dilakukan oleh nabi muhammad (hadist) dan salah tafsir terhadap kitab suci al quran. Memang kecenderungan manusia selalu korup terhadap peraturan. Berusaha memilih yang enak dikerjakan dan membuang yang sulit (tidak enak) untuk dikerjakan.

HATI MERUPAKAN PINTU GERBANG MENUJU KESADARAN BERIKUTNYA. HAKEKAT MANUSIA MEMPUNYAI 7 TINGKAT KESADARAN DAN 7 TINGKAT LANGIT. KELAK BILA AJAL SUDAH MENJEMPUT, KESADARAN-KESADARAN INILAH YANG AKAN MENERIMA BALASANNYA, BAIK KENIKMATAN SURGA MAUPUN SIKSA NERAKA.
— 

Terdapat berbagai kesadaran ma’rifatullah


*Pertama, Kesadaran akan eksistensi Allah
Bahwa tiada yang wajib disembah selain Allah
Bahwa Allah Maha Tunggal tiada yang mendampingi,
Bahwa Allah Maha Hidup dan Maha Mandiri,
Bahwa Allah Maha Besar dan Maha Mengetahui,,
Bahwa Allah Maha Pemurah dan Maha Mengasihi,,
Bahwa Allah Pemilik Keluhuran dan Kemuliaan,,
Pemilik segala Kesempurnaan dan Keabadian,,

*Kedua, Kesadaran Posisi Insan di hadapan Allah
Bahwa Allah Al-Khalik, insan makhluk,,
Bahwa Allah Al-Malik, insan harus tunduk,,
Bahwa Allah Al-Karim, insan fakir dan hina,,
Bahwa Allah Al-Ghoniyy, insan miskin lagi papa,,
*Ketiga, Kesadaran akan kewajiban insan
Sadar akan kesaksian dan syuhudnya kepada Allah,,
Sadar akan kewajiban dan haknya kepada Allah,,
Sadar akan taqwa dan pengabdiannya kepada Allah,,
Sadar akan pasrah dan tawakalnya kepada Allah,,
Sadar akan besarnya rasa syukur kepada Allah,,
Sadar akan kesungguhan taubatnya kepada Allah,,
*Keempat, Kesadaran sikap batin insan
Sadar bahwa ia selalu dekat dengan Allah,,
Sadar bahwa ia selalu hadir di hadapan Allah,,
Sadar di mana pun ia selalu bersama Allah,,
Dalam shalat sadar ia sedang berdua dengan Allah,,
Sadar bahwa ia selalu berkomunikasi dengan Allah,,
Sadar bahwa qalbunya selalu berdzikir ingat Allah,,
Tanpa kesadaran ma’rifat, hidupnya niscaya hampa,,
Tanpa kesadaran ma’rifat, ibadahnya dusta belaka,,

“Manusia adalah rumah Tuhan yang sejati”

"Kita sangat sering men dengar kan kata2 ini".....
Jika seorang Bani Adam meninggal dunia maka
terputus-lah semua amal-amal nya kecuali 3 perkara...yaitu:.......
1. Amal Jariyah.....
2. Ilmu yang bermanfaat....
3. Anak yang shaleh......
Apa kita sudah mengerti maksud-nya?.....

Sesungguhnya ke-tiga perkara diatas adalah satu
jua, bukan hal yang berbeda-beda, karena hal ini meng-isyarat-kan kita agar menguasai ilmu NISA’I.. maksud dari 3 perkara diatas adalah :
1. Amal jariah berasal dari kata AMAL yang berarti
perbuatan sedangkan JARIYAH mempunyai arti
berjalan, jadi AMAL JARIYAH mempunyai arti
perbuatan yang berjalan, maksudnya : perbuatan
yang berjalan dari seorang bapak adalah ANAK-nya.
2. Ilmu yang berguna adalah ilmu yang telah di berikan kepada seorang anak untuk dapat menghidupkan ” BAPAK-nya” kembali....
3. Anak yang Shaleh adalah anak yang bisa menghubung kan (Sholeh) lahir dan batin, dunia dan akhirat yaitu anak yang bisa memanggil
“ Bapak-nya” hadir kedunia menjadi Manusia....
Mengapa harus menjadi Manusia?
Kita ketahui bersama bahwa didalam semua kitab-kitab suci yang ada di-muka bumi telah mengatakan bahwa tuhan ada dalam diri manusia,...diantara-nya :
Surah Qaf : 16, Allah s.w.t berfirman :
"Wa nahnu aqrabu ilaihi min hablil wariid"..
Artinya :Dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya....
Surat Al-Anfal : 205 Allah s.w.t berfirman :
“Wadzkur Rabbaka fii nafsika tadlarru ‘an wa khiifatan wa duunal jahri minal qauli bil ghuduwwi wal aashaali, wa la takun minal gaafiliin”.....
Artinya :Dan ingatlah kepada Tuhan mu dalam diri mu
dengan merendahkan diri dan rasa takut, tanpa me ngeraskan suara di waktu pagi & petang. Dan janganlah engkau jadi golongan orang-orang yang lalai........
Hadits Nabi yang berbunyi :
“Man ‘arafa nafsahu, fa qad ‘arafa rabbahu”...
Artinya :Barang siapa mengenal dirinya,maka dia mengenal Tuhannya..
Bahkan di kitab suci yang lain-pun telah dikatakan
bahwa :
“Manusia adalah rumah tuhan yang sejati”
Ada juga yang mengatakan :
“Manusia adalah rumah tuhan yang sempurna”
Dari uraian-uraian diatas jelas mengatakan bahwa
Rahasia Tuhan ada dalam diri manusia, kalau tidak dalam
diri manusia dimana lagi kita akan mencari Tuhan?
Sesungguh nya kita tidak akan bisa menemukan
Tuhan di alam ini..Tuhan hanya bisa kita temui
dalam diri kita,.biarkan orang yang tidak mengetahui mencari Tuhan dimana mana. Sampai kapan-pun mereka tidak akan menemukan Tuhan.......
Sedangkan kita yang sudah mengetahui melalui Al-Quran bahwa Tuhan sangat dekat kepada kita,....
lebih dekat dari urat leher,....
jangan-lah kita mencari
Tuhan diluar diri,alangkah ruginya bila kita tidak meng-iman-i apa yang telah di sebut kan dalam Al-Quran..
Salam buat sobat2ku.....

TAUBATNYA JIN WANITA BERKAT FOTO-FOTO ULAMA

Kisah ini diceritakan oleh salah satu jamaah Majelis Rasulullah Saw. (MR). Bahwa ada salah seorang jamaah yang saudara wanitanya kemasukan jin pada hari Senin malam. Jin itu bersikuat tidak mau pergi.Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengusir jin itu dari diri si wanita. Namun tak ada satu pun yang berhasil mengeluarkan jin itu dari diri saudara wanitanya. Salah seorang jamaah Majelis Rasulullah lainnya menawarkan agar saudara wanita itu dibawa ke rumahnya besok pagi untuk dilakukan upaya pengusiran jin dengan melakukan pembacaan ratib, maulid dan dzikir bersama teman-teman Majelis Rasulullah Saw. lainnya.Keesokan harinya, sekitar pukul 10.00 pagi, setelah jamaah MR dan saudari wanitanya tiba di rumah salah seorang sahabat, wanita itu tidak mau masuk ke dalam karena ternyata di ruangan itu terdapat foto-foto ‘arif billah diantaranya, al-Habib Ali bin Husein Alattas (Habib Ali Bungur ) sertaal-Habib Umar bin Hafidz.Setelah dipaksa untuk masuk dan menuju lantai atas, tiba-tiba wanita itu berteriak kepanasan ketika melihat foto al-Habib Ali bin Husein Alattas. Wanita itu memalingkan wajahnya dari foto sang Habib.Salah seorang jamaah segera melantunkan qashidah Syaikh Abubakar bin Salim. Spontan wanita itu mengamuk dan berteriak-teriak: “Panas… panas… panas...” Terlihat wajah wanita itu memerah seperti terbakar dan ia segera berdiri hendak keluar meninggalkan ruangan. Namun di depan pintu keluar terpajang foto guru mulia al-Habib Umar bin Hafidz.Tiba-tiba si wanita yang telah kesurupan ini melakukan gerakan menendang pintu padahal pintunya masih jauh. Salah seorang jamaah yang bisa melihat jin, melihat kaki si jin jahat tersebut buntung dan wajahnya yang sebelah depan hangus terbakar, semakin tak karu-karuan.Akhirnya seorang jamaah memaksa si wanita untuk duduk saja. “Kenapa Anda tidak mau keluar dari tubuh si wanita ini?” tanya seorang sahabat.“Aku takut dibunuh!” kata si wanita.“Oleh siapa?” tanya sahabat.“Raja jin jahat yang selalu mengejar-ngejar saya.” kata si wanita.“Masuklah Islam agar kau selamat. Ucapkanlah Asyhadu an lailaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah.”Alhamdulillah si jin yang telah merasuki wanita itu mau mengucapkan dua kalimat syahadat. Namun tiba-tiba jin lelaki jahat yang ingin membunuhnya mendekati, lalu sahabat MR berkata: “Ucapkan dan ikuti.”Lalu sahabat dan teman-teman yang hadir membaca Ayat Kursiy untuk mengusir jin lelaki jahat yang ingin membunuhnya itu.Rupanya, setelah jin yang merasuki wanita itu masuk Islam, ia kini bisa melihat foto al-Habib Ali Bungur dan al-Habib Umar bin Hafidz. Tanpa merasa kepanasan lagi dan begitupun si wanita itu kini bisa melihat poster-poster yang ada di ruangan tersebut, ia bisa melihatnya dan tidak takut kepanasan dan terbakar lagi. Namun ketika ia melihat poster foto al-Habib Ali Bungur ia berkata: “Di foto tersebut di belakang al-Habib Ali di luar jendela ada banyak jin-jin Muslim yang ikut berebutan ingin dekat dan melihat al-Habib Ali.”Subhanallah... hamba memang melihat foto al-Habib Ali Bungur namun di foto tersebut secara kasat mata tidak tampak adanya jin-jin di belakang jendela, hanya jeruji jendela. Namun rupanya jin yang memang sebangsanya bisa melihatnya.Penasaran dengan ucapan si wanita, maka sahabat MR mengambil foto Habibana Mundzir bin Fuad al-Musawa, lalu ia sodorkan kepada si wanita yang kesurupan jin itu. Setelah melihat foto Habibana Mundzir bin Fuad al-Musawa, wanita yang kesurupan itu berkata: “Nahhh... ini dia orangnya yang menyebabkan saya terpental ke Pasar Minggu. Ini nih pimpinan Majelis Rasulullah di Masjid Almunawar Pancoran.”Sahabat MR bertanya: “Memang bagaimana ceritanya?”Lalu si wanita yang masih kesurupan jin yang telah masuk Islam itu bercerita: “Dahulu rumah saya di Pancoran di pohon yang itu. Lalu suatu ketika saya sedang asyik- asyiknya santai tiba-tiba ada seberkas sinar yang terang. Lalu saya terpental jauh. Saya mau pulang tapi tidak tahu jalan. Akhirnya saya tersesat di Pasar Minggu, lalu saya masuk ke dalam tubuh wanita ini.”Memang benar, rumah wanita yang kesurupan itu di Pasar Minggu. Sahabat MR berkata: “Sekarang engkau telah Islam, jin lelaki jahat yang mengejarmu untuk membunuhmu telah menghilang. Sekarang ini di Mampang, Masjid Almunawar Pancoran dekat dari sini. Sekarang keluarlah dari tubuh wanita ini”, sambil ia menunjukkan arah ke Masjid Almunawar Pancoran.Maka keluarlah jin yang telah masuk Islam ini dari tubuh si wanita. Salah seorang sahabat MR yang Allah beri kemampuan melihat jin, berkata: “Jin yang tadi merasuki wanita itu adalah sosok jin wanita yang baunya sangat busuk dengan muka yang sudah sangat hangus terbakar, kulit terbakar, kakinya buntung sebelah akibat menendang Guru Mulia al-Habib Umar bin Hafidz.”Semoga kisah ini bisa memberi hikmah dan manfaat kepada kita, serta dapat meningkatkan rasa hormat dan sayang kita kepada para guru-guru mulia. Aamiin.

Terbuka dan tertutup pintu ma’rifat


Bagi orang yang dibukakan pintu ma’rifat,
Ia dituntun Allah memilih jalan yang lurus
Perilakunya dibimbing berakhlak yang bagus.
Bila akan menyimpang dari jalan yang lempang,
Hati nuraninya berbisik mencegah melarang.
Bila akan terjerat bujukan hawa nafsu,
Hatinya berbisik ”Jangan, anda akan tertipu”.
Tetapi bila bisikan itu sering tidak digubris,
Nurani tumpul nur Ilahi makin menipis.

Bagi orang yang tertutup pintu ma’rifat,
Ia terbenam kedalam lumpur dunia,
hatinya alpa lalai kepada yang Maha Kuasa.
Jika menyebut asma Allah, hanya dibibir saja.
Jika teringat Allah, karena situasi terpaksa.
Ia mudah terjerumus ke jalan maksiat.
Berbuat buruk dipandang sebagai nikmat
Tidak peduli lagi halal dan haram,
Ajaran agama di hatinya sudah tenggelam.
Bila orang tertutup pintu ma’rifat,
pandangan terhadap agama menjadi terbalik,
taat beragama dipandang sebagai kejumudan,
amal shaleh dipandang sebagai kesia-siaan,
kejujuran dipandang sebagai kebodohan,
ibadah haji dipandang sebagai keborosan.
Kejahatan tampak sebagai kelaziman,
Kemaksiatan tampak sebagai kemajuan,
Kemusyrikan rampak sebagai warisan budaya,
Ke-aku-an tampak sebagai hak asasi manusia.
Baginya dunia sudah terbalik.
Kejahilan justru dianggap yang terbaik.
Memang dunia sudah mendekati zaman akhir,
Halal-haram bercampur aduk bergulir-gulir.
Cara berpikir manusia sudah terbalik,
Kebobrokan moral merebak mencabik-cabik.
Berpakaian tidak lagi menutup aurat,
Paha dan pusar wanita ketat terlihat.
Korupsi dan suap dikalangan petinggi negara
Sudah membudaya, merebak, merata.
”Mereka itulah orang-orang yang hatinya, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.”
(QS. An-Nahl : 108).

TERPINGGIRNYA ILMU MAKRIFAT, KENAPA?


1. Kenapa kerajaan tidak
memperkenalkan ilmu makrifat kepada
umum?
2. Kenapa pihak pemerintah agama
tidak mendedahkan, tidak mengusulkan,
tidak meluahkan dan tidak mempraktikkan ilmu makrifat atau
ilmu hakikat didalam negara kita”?

Kenapa kerajaan tidak
memperkenalkan ilmu makrifat kepada
umum? Ada dua perkataan penting yang perlu
difahami di dalam menjawap soalan di
atas iaitu
1. Kerajaan
2. Makrifat
Apa makna kerajaan? Perkataan kerajaan berasal dari kata
nama “raja” yang bermakna,
“Ketua” atau “yang berkuasa”.
Bila ditambah imbuhan “ke” dan
“an” maka ia menjadi kata terbitan,
“kerajaan” yang bermakna penguasa sesebuah tempat/negeri/negara.
Perkataan makrifat bermakna
“Kenal”
Diri manusia itu diibaratkan sebagai satu
“Lembaga” (manusia) yang menjadi
Raja atau Ketua kepada “Lembaga”
dirinya sendiri. Sebagai Raja atau Ketua,
dia berkuasa penuh terhadap
“keRAJAan” dirinya. Dia berkuasa untuk memilih, berkuasa untuk
menghukum, berkuasa untuk memberi,
berkuasa untuk menerima, berkuasa
untuk bertindak bahkan berkuasa untuk
melakukan segala sesuatu, kerana dia
adalah “Raja” yang berkuasa ke atas kerajaan dirinya.
Perkataan berkuasa di sini, hanya
digunakan sebagai perlambangan
(metaphor) bagi memudah faham
sahaja. “Lembaga” yang berupa
makhluk manusia itu pada hakikatnya
tidak berkuasa. Yang berkuasa itu adalah “Raja” (Tuhan) yang
menzahirkan makhluk “Lembaga” itu.
“Lembaga” itu hanya menerima
segala bekas tindakan yang dilakukan
oleh “Raja”. Tanpa “Raja” tiadalah
“Lembaga”. Justeru itu adalah wajib bagi setiap diri “Lembaga”
MENYATAKAN “Raja” ini. Bagaimana
untuk menyatakanNya ?
Untuk menyatakanNya, setiap
“Lembaga” itu hendaklah terlebih
dahulu KENAL (Makrifat) akan “Raja”.
Bila sudah Kenal, barulah timbul
percaya, barulah timbul yakin. Bila
sudah yakin barulah rapat, barulah akrab, barulah rindu, barulah cinta. Bila
sudah ada cinta, barulah ikhlas, barulah
sabar, barulah redha, barulah tawakal,
barulah datang iman, barulah datang
ihsan, barulah bermakna Islam
(Selamat). Bila mengenal Islam, barulah faham makna sebenar-benar akan
perkataan; Duli Yang Maha Mulia Seri
Paduka Baginda Raja Yang DiPertuan
Agong” (perlambangan/metaphor).
Dia ada dalam setiap diri. Dialah Raja
bagi segala Raja.
Percaya? Bagaimana mungkin untuk kita
percaya jika kita belum mengenal?
Maka,untuk mengenal, marilah kita
belajar ilmu mengenal (Makrifat),supaya
kita percaya. Inilah prinsip rukun Negara
yang pertama : KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN. Prinsip yang pertama inilah yang
menjadi dasar dan tunjang kepada
prinsip-prinsip rukunegara yang
seterusnya. Prinsip yang pertama ini
mendokong hadis/pendapat arifbillah :
Awaaluddin Makrifatullah : Awal Agama Mengenal Allah. Secara tersiratnya,
Prinsip Rukun Negara yang pertama
membawa maksud : Belajarlah Ilmu
mengenal Tuhan!! (Makrifatullah),
kerana sebelum mengenal, mana
mungkin kita akan percaya !
Percaya kepada manisnya tebu sebelum merasa
tebu takkan sama dengan percaya
manisnya tebu selepas merasanya.
Percaya sebelum merasa, itu adalah
“buat-buat percaya”, tetapi percaya
selepas merasa itu adalah percaya yang tiada kata dan tiada bahasa yang dapat
menggambarkannya. Kelu lidah untuk
berkata-kata, kerana percaya itu
Bahasa Rasa, bukan Bahasa Kata ! Bila sudah percaya yang Tuhan itu
adalah “Raja” kepada segala
“Raja” maka hendaklah kita Setia
kepadaNya.
Setia di sini bermakna
ikhlas dalam menyatakan Tuhan. Tidak
ada perantaraan. Kita tiada daya upaya untuk melakukan sesuatu, melainkan
menerima segala sesuatu itu dari Tuhan
itu sendiri. Jika diberi nikmat, kita setia
dengan nikmat yang diberi, diberi
musibah, kita setia dengan musibah
yang diberi. Diberi suka, duka, pahit, manis, sakit, sihat, tetap tidak
mengubah kesetiaan. Ibarat hamba
sahaya yang terus menerus setia
menerima segala tindakan, segala
hukuman, segala ganjaran dari tuannya.
Dikeji dia terima, dipuji dia terima, dipukul dia terima, dibebas dia terima,
berlapar dia terima, diberi makan dia
terima. Tidak mengharapkan segala
ganjaran melainkan setia berbakti
kepada tuannya. Bila tidak
mengharapkan ganjaran, tidak mengharapkan syurga, pahala, maka
itulah ikhlas. Bila ikhlas, apa lagi yang
diharapkan?…melainkan Tuhan itu
sendiri !
Dari setia lahirlah ikhlas. Bila setiap diri
ikhlas kepada dirinya sendiri, maka
lahirlah diri rakyat yang ikhlas, bila
rakyat ikhlas negara akan aman,
makmur, sentosa, sejahtera, bahagia.
Itulah Syurga! Makanya, untuk mendapat syurga, laksanakanlah
prinsip; KESETIAAN KEPADA RAJA DAN
NEGARA. Negara yang aman, makmur, sentosa
dan sejahtera itu diumpamakan bagai
syurga. Penghuni syurga pula adalah
terdiri dari kalangan “Lembaga” diri
yang sangat luhur (mulia). Keluhuran/
kemuliaan “Lembaga” diri ini tercapai bilamana mereka telah KENAL Tuhan
atau Raja yang bersemayam di dalam
kalbu mereka. Bilamana telah KENAL,
maka akan lahirlah ikhlas, ihsan, iman,
islam dan akan luhurlah “Lembaga”
diri itu. Inilah yang dikatakan; KELUHURAN PERLEMBAGAAN.
Diri yang luhur adalah diri yang taat, diri
yang setia, diri yang ikhlas, diri yang
akur kepada Tuhannya. Diri yang luhur
tidak akan melakukan kerosakan, baik
ke atas dirinya mahupun ke atas diri
lain. Bila tiada kerosakan, bila tiada sengketa, maka akan aman, makmur,
sentosa dan sejahteralah negara. Inilah
syurga. Syurga hanya akan dapat
dicapai bilamana setiap diri itu
mendaulatkan dirinya dengan mengikut
undang-undang yang sudah tertulis (Luh Mahfuz). Inilah yang dikatakan;
KEDAULATAN UNDANG-UNDANG. Daulat
bermakna agung atau unggul
(superanus). Undang-undang itu
bermakna syariat.
Kedaulatan undang-
undang bermakna akan agung/unggul lah syariat. Bila syariat unggul, maka
akan tinggilah syiar Islam.
Bila tertegaknya syiar Islam, maka
seluruh alam diri dan alam maya akan
hidup dalam KESOPANAN DAN
KESUSILAAN dengan penuh aman, damai, sentosa dan sejahtera, lagi
bahagia. Inilah syurga yang dicari-cari !
Fahami prinsip Rukun Negara dan Raja
Berperlembagaan dan fikir-fikirkanlah
akan lirik lagu Negaraku. Bila faham
Prinsip Rukun Negara, akan fahamlah makna yang tersirat disebalik lagu
Negaraku. Syurga itu ada di dalam diri !!
Saudaraku, Betapa berkias dan cerdiknya, para
penasihat dan anggota-anggota
“kerajaan” (penguasa) terdahulu
yang menukilkan Prinsip Rukun Negara
dan lagu Negaraku. Inilah “Subliminal
Message” (ilmu/maklumat/pesanan yang disampaikan melalui alam bawah
sedar) yang cuba disampaikan secara
fatonah oleh para arifbillah terdahulu
seperti Tok Kenali.
Subliminal Message
sebeginilah yang telah diguna pakai oleh
para penggiat muzik, filem dan media di seluruh dunia terutamanya di barat
sebagai medium penghantaran
maklumat dan ideologi. Tetapi
malangnya, subliminal message ala
moden ini kebanyakannya telah diguna
untuk merosakkan, menghancurkan dan membunuh jiwa-jiwa. Jiwa-jiwa yang
rosak dan hancur ini kemudianya diikat
dan dijajah. Minda mereka dikawal
supaya jangan lagi percaya kepada
Tuhan Rabbila’lamin.
Ini kerana
mereka telah “mencipta tuhan” yang baru. Tuhan yang memberi
keseronokan! Tuhan Duit!
Inilah fenomena yang berlaku di seluruh
dunia. Duit telah berjaya dijadikan tuhan
oleh mereka. Duit seolah menjadi
“agama” baru bagi kebanyakan manusia. Ini bukan perkara baru, cuma
dalam abad-abad akhir ini, perhambaan
manusia kepada duit telah menjadi
sangat luar biasa.

Jumat, 25 April 2014

TENTANG KESADARAN (Terbang ke Langit)

QS Ar Rahman 33
"Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan."

Orang-orang pada jaman dahulu mengira letak langit ada di atas bumi yang berwarna biru di angkasa raya. Berkat kemajuan teknologi, orang-orang pada jaman sekarang sudah mengerti bahwa warna biru di langit atas bumi adalah fatamorgana dan ilusi belaka. Lalu orang-orang di jaman modern sekarang ini terus mencoba menggali dan mencari tahu tentang langit. Kita tinggal di planet bumi satu diantara milyaran planet-planet di seluruh alam semesta. Bumi mengelilingi matahari. Matahari dikelilingi beberapa planet. Matahari sama dengan bintang. Jumlah bintang sangat banyak dan tak terhingga. Planet bumi ini seperti setitik debu di tengah padang pasir bila dibandingkan dengan keadaan seluruh alam semesta. Padahal jarak antara bintang satu dengan bintang lainnya itu milyaran kilometer dan hitungan kecepatan sampainya memakai sekian tahun dengan kecepatan cahaya. Dengan hakekat pengetahuan yang ada sekarang ini manusia menjadi kebingungan dalam menentukan letak langit, karena batasan terakhir alam semesta ini sungguh tak terhingga.

Inilah salah satu kelemahan orang-orang di jaman modern. Mereka memandang segala sesuatunya secara lahiriyah saja. Mereka lupa bahwa segala sesuatu benda riil dan materiil tidak bisa berbuat apa-apa, hilang, bahkan musnah bila tidak ditopang oleh kekuatan gaib. Seperti contohnya tubuh manusia dan hewan akan menjadi seonggok tulang dan daging yang tidak bisa berbuat apa-apa, yang pada akhirnya akan menjadi unsur tanah bila sudah ditinggalkan oleh kekuatan gaib (roh).

Secara umum pengetahuan tentang langit berasal dari sumber-sumber kitab suci dalam agama. Oleh karena itu, untuk mengetahui tentang langit maka harus memakai kaca mata ilmu agama (spiritual), bukan memakai kaca mata ilmu pengetahuan, karena dasar dari ilmu pengetahuan adalah pikiran. Kemampuan pikiran itu terbatas. Apa mungkin pikiran bisa membayangkan dan merealisasikan batasan terakhir dari seluruh alam semesta. Memang pikiran manusia masih terus berevolusi, tapi yang jelas untuk saat ini pikiran manusia belum mampu membayangkan tentang langit.

Untuk mengetahui tentang langit memakai ilmu agama. Agama adalah spiritual. Dalam agama islam lewat pengetahuan spiritual hakekat makrifat diajarkan tata cara menembus ke Langit. Sebenarnya pengertian tentang langit dalam agama berbeda dengan ilmu pengetahuan. Yang dimaksud langit dalam ilmu agama adalah pembatas antara dimensi satu dengan dimensi lainnya. Tiap dimensi mempunyai beberapa alam. Jumlah alam sangat banyak yang terbagi menjadi 7 dimensi. Jumlah langit ada 7 tingkatan. Langit pertama sampai langit ke 7 itu bersinggungan tapi tidak bersentuhan. Jadi langit pertama sampai langit ke 7 itu juga ada di bumi. Cuma kita tidak bisa merasakannya karena letak gaib.

Saya gambarkan begini. Kita tentu pernah menonton film tentang kematian. Dalam film, orang yang mati akan menjadi mahluk astral. Mahluk astral dapat melihat manusia tapi manusia tidak dapat melihat mahluk astral. Dalam film, mahluk astral berusaha menyentuh manusia. Tapi mahluk astral tidak dapat merasakan sentuhan manusia. Begitupun manusia tidak dapat merasakan sentuhan mahluk astral. Inilah yang saya maksud dengan istilah bersinggungan tapi tidak bersentuhan.

Untuk memahami tiap langit maka harus memahami tiap kesadaran. Langit bertingkat 7, kesadaran pun juga mempunyai 7 tingkatan. Hakekat kesadaran ada 7 tingkatan yang termaktub dalam ilmu martabat 7. Sayangnya dikalangan para ulama sendiri mempunyai persepsi yang berbeda-beda tentang ilmu martabat 7. Intinya dari guru mursyid yang saya pelajari bahwa tiap kesadaran mempunyai langit dan alamnya sendiri-sendiri.

Yang terpenting dalam hidup adalah memahami tentang kesadaran. Dasar dari kesadaran adalah rasa. Dari merasakan inilah kemudian disebut hidup bukan mati. Dasar perbedaan hidup dengan mati ada pada kesadaran rasa. Untuk membedakan tingkat kesadaran akan saya gambarkan peristiwa-peristiwa yang saya pahami.

Saat ini kita sebagai manusia hidup dengan kesadaran pikiran berada di alam materi di langit yang pertama atau langit terendah. Begitu pun dengan bangsa jin yang berada di alam non materi di langit yang pertama atau langit terendah. Sama langitnya dengan manusia tapi berbeda alam. Berbeda dengan malaikat yang berada di langit yang lebih tinggi daripada langit manusia dan jin.

Dasar dari perbuatan manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan sex. Dasar inilah yang melahirkan pemikiran dan perbuatan-perbuatan yang kompleks. Jadi perbuatan manusia itu untuk memenuhi kesadaran fisik bukan untuk memenuhi kesadaran yang lebih tinggi seperti kesadaran arwah dan kesadaran roh.

Contoh keadaan yang bisa membedakan tingkat kesadaran adalah pada waktu tidur kemudian bermimpi. Saya pernah bermimpi dari kota semarang hendak pergi ke kota jambi. Dalam kesadaran mimpi saya merasa naik bis. Hanya dalam beberapa saat saja, saya merasa sudah di kota jambi. Setelah melakukan kegiatan di jambi, saya ingin pergi ke kota temanggung untuk bertemu dengan teman lama. Dalam waktu sekejap saja saya merasa sudah di temanggung dan bertemu dengan teman lama saya.

Dalam kesadaran pikiran realistis tentu akan menganggap itu adalah ilusi belaka. Tapi dalam kesadaran pikiran mimpi tentu akan menganggap itu adalah nyata dan realistis. Mengapa hal itu bisa terjadi? Ya karena kesadaran pikiran realistis hilang kemudian kesadaran pikiran berubah menjadi kesadaran pikiran mimpi atau sering disebut pikiran bawah sadar timbul menggantikan pikiran sadar yang hilang karena perlu istirahat. Lalu ada pertanyaan, apakah orang yang bermimpi itu dapat dikatakan telah menembus ke langit? Tentu akan saya jawab bisa iya bisa juga tidak, karena tingkat bermimpi itu bisa berbeda-beda. Seperti orang yang pingsan dan orang yang mati suri itu masih tergolong tidur dan bermimpi karena roh belum benar-benar meninggalkan raga.

Contoh yang lain. Saya pernah kenal dengan orang yang sudah berusia lanjut bernama mbah A. Kini beliau sudah meninggal karena penyakit stroke (semoga arwah beliau diterima di sisiNya). Sejak terkena penyakit stroke mbah A tidak bisa berpikiran (berkesadaran) normal lagi. Kembali lagi seperti anak kecil. Pada waktu malam hari sering terdengar rintihan beliau menahan rasa sakit, bahkan karena berat rasa sakitnya sampai-sampai beliau menangis dan menjerit-jerit seperti anak kecil. Berdasarkan informasi orang-orang yang ada di sekitarnya, saya ketahui bahwa beliau dahulu pada waktu mudanya sering melakukan perbuatan maksiat. Suatu ketika saya pernah bertemu dan ngobrol dengan beliau. Saya bertanya kepada beliau, kenapa sering menangis dan menjerit kesakitan di malam hari. Beliau mengaku sering didatangi orang yang tidak dikenalnya. Kemudian mereka memukuli dan menyiksa beliau. Beliau menceritakan hal itu sambil menangis dan ingin segera mengakhiri penderitaan itu. Bila saya cek tubuh fisiknya tidak terjadi masalah apa-apa. Bahkan beliau sering dikontrol ke dokter dan paranormal oleh keluarganya. Tapi hasil pengecekan tetap sama yaitu tidak terjadi apa-apa pada tubuh fisik beliau dan menganggap itu adalah ilusi beliau saja. Tentu saja beliau tidak bisa banyak protes dengan hasil pengecekan tersebut karena kesadaran beliau sudah seperti anak kecil yang tidak bisa nyambung dengan pemikiran orang normal.

Pada awalnya saya ingin mengajarkan kepada beliau tentang tata cara sholat, surat-surat pendek dalam al quran, dan doa-doa pendek. Tapi bagaimana bisa saya mengajarkannya, menyebut nama Tuhan Allah saja beliau terasa asing, lucu, dan wagu dikarenakan kesadaran pikiran warasnya sudah banyak yang error.

Dari peristiwa itu kemudian saya menyimpulkan bahwa mbah A mendapat siksaan pada kesadaran yang lain yang bukan pada kesadaran fisik. Kita semua tahu bahwa orang yang terkena penyakit stroke pada saraf otaknya sudah banyak yang rusak, sehingga kesadaran pikirannya pun juga rusak. Orang yang kesadaran pikirannya rusak akan cenderung masuk ke dalam kesadaran pikiran yang lain (mimpi). Kesadaran pikiran yang lain (mimpi) ini akan mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa siksaan-siksaan itu adalah nyata dan realistis walaupun kesadaran pikiran realistis akan mengatakan bahwa itu adalah ilusi belaka. Tapi sayangnya kesadaran pikiran realistis mbah A sudah tidak normal sehingga akan menganggap ilusi-ilusi itu menjadi nyata. Jadi inilah gambaran dari siksa neraka yang ada di alam gaib.

Banyak manusia tidak menyadari tentang kesadaran bertingkat. Mereka mengira kesadaran hidup yang sesungguhnya adalah kesadaran hidup yang kita punya saat ini. Bahkan banyak master dan ahli spiritual mengartikan kesadaran adalah kesadaran hidup ini saja. Padahal nabi muhammad saw telah memperingatkan kepada seluruh manusia bahwa kehidupan dunia ini adalah permainan dan sendau gurau belaka. Artinya manusia mempunyai kesadaran bertingkat dan kesadaran hidup saat ini merupakan kesadaran terendah atau kesadaran semu belaka. Disebut kesadaran semu karena kesadaran hidup saat ini bukanlah kesadaran yang sesungguhnya atau bukan kesadaran abadi. Jati diri yang sesungguhnya itu terletak di hati yang paling dalam dan sangat sulit untuk mencapainya. Hati merupakan pintu gerbang menuju kesadaran berikutnya atau kesadaran yang lebih tinggi.

Kelak bila ajal sudah menjemput, kita akan merasakan kesadaran bertingkat ini. Pada waktu mati nanti, kita sudah tidak punya lagi kesadaran realistis (kesadaran pikiran), sehingga yang kita anggap ilusi-ilusi pada kesadaran ini menjadi kenyataan pada kesadaran berikutnya. Inilah hakekat surga dan neraka yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata tapi hanya bisa dirasakan.

QS Al A'raf 172
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka (para roh) menjawab : "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : "Sesungguhnya kami (anak cucu Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."

Maksud dari ayat ini adalah para roh sebelum diturunkan dan dilahirkan ke dunia menjadi manusia, Tuhan bertanya kepada para roh : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" para roh menjawab : "Betul, Engkau Tuhan kami dan kami menjadi saksi."

Jujur kita sebagai manusia tentu tidak ada yang ingat dialog ini sebelum kita dilahirkan ke dunia. Hal ini bisa terjadi karena Tuhan bertanya kepada kita pada waktu kita menjadi diri berkesadaran roh. Sedangkan saat ini kita hidup dalam diri berkesadaran fisik atau kesadaran pikiran (kesadaran realistis). Berita di ayat ini menjadi petunjuk bahwa sesungguhnya manusia mempunyai kesadaran bertingkat.

Saya cukup memahami tentang kesadaran bertingkat. Dengan begitu saya bisa menjelaskan kerancuan-kerancuan tentang fenomena di masyarakat yang berhubungan dengan masalah kesadaran. Kerancuan-kerancuan itu sebagai berikut ;

1. Tentang Kekosongan
Dalam dunia spiritual sering terdengar istilah Tuhan adalah kekosongan. Biasanya orang-orang syariat yang mendengar istilah ini akan menjadi marah dan emosi, karena telah menganggap Tuhan seperti tidak ada. Padahal maksud dari orang-orang spiritual bukan seperti itu.

Kita hidup sebagai manusia diberi Tuhan indera-indera fisik yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan lingkungan. Lewat ilmu pengetahuan manusia berusaha mencari tahu tentang Tuhan. Manusia mempelajari unsur penyusunan terkecil dari suatu benda. Di jaman modern sekarang ini diketahui unsur penyusunan terkecil dari suatu benda adalah inti atom. Inti atom dikelilingi oleh proton dan neutron. Manusia mencoba menggali lagi unsur penyusunan dari inti atom. Setelah inti atom dibelah yang didapatkan hanyalah ruang kosong.

Dalam agama menyatakan bahwa semua benda di seluruh alam semesta merupakan bagian dari wajah Tuhan. Dinyatakan pula bahwa Tuhan lebih dekat dari urat nadi mahluk Nya. Menurut rumusan seluruh ulama-ulama bahwa Tuhan itu mempunyai sifat berbeda dengan mahluk Nya. Jadi Dzat (unsur penyusun) Tuhan berbeda dengan unsur penyusun mahluk Nya. Indera kesadaran pikiran manusia tidak akan mungkin mampu melihat Dzat Tuhan. Karena tidak mampu melihat Tuhan, maka kesadaran kita mengatakan bahwa itu adalah kekosongan. Hakekat kekosongan itulah Dzat Tuhan. Hakekat kekosongan itu bukan kosong bukan pula tidak ada, tapi berisi Dzat Tuhan.

2. Tentang Manunggaling Kawulo Gusti.
Dalam agama islam ada istilah, semua mahluk berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Tapi dalam penjabarannya, banyak orang yang salah kaprah dalam mengartikannya. Banyak ahli spiritual abangan yang mengartikan bahwa manusia adalah Tuhan dan utusan Tuhan. Bahkan yang lebih ekstrim ada ahli spiritual yang mengatakan, "Gusti Allah aku injak-injak." Anehnya ahli spiritual ini justru mempunyai banyak pengikut karena dianggap berani, hebat, dan sakti. Dengan berbagai dalih, ahli spiritual ini mengatakan bahwa itu bagian dari ajaran tasawuf dan ajaran manunggaling kawulo gusti.

Itulah fitnah yang sangat keji. Dalam ajaran tasawuf dan ajaran manunggaling kawulo gusti tidak ada ajaran yang menyimpang sampai sejauh itu. Itu adalah kesalahan penjabaran oleh oknum tertentu yang disebabkan oleh banyak faktor. Biasanya faktor kepentingan seperti untuk kepentingan bisnis atau kekuasaan. Bisa juga karena oknum tersebut tidak paham tentang ajaran tasawuf dan ajaran manunggaling kawulo gusti. Tidak paham itu sendiri juga bisa disebabkan oleh banyak faktor.

Ilmu tasawuf adalah ilmu ketuhanan yang mempelajari keadaan sesungguhnya tentang seluruh dimensi alam semesta (hakekat makrifat). Ilmu manunggaling kawulo gusti adalah ilmu ketuhanan yang mempelajari tentang cara kembali kepada Tuhan (sangkan paraning dumadi). Kita berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan.

Saya gambarkan begini. Tubuh manusia berasal dari tanah. Lalu apakah sama antara tubuh manusia dengan tanah? Tubuh ya tubuh, tanah ya tanah, keduanya jelas berbeda walaupun ada sedikit kesamaan. Kalo dijelaskan tentu akan sangat panjang. Sungguh keliru bila ada manusia yang mengaku dirinya adalah tanah.

Begitupun dengan roh. Roh manusia berasal dari Tuhan. Lalu apakah sama antara roh manusia dengan Tuhan? Roh tetap roh, Tuhan tetap Tuhan, keduanya jelas berbeda walaupun ada sedikit kesamaan. Sungguh suatu perbuatan ingkar dan keji jika ada manusia yang mengaku dirinya adalah Tuhan.

Hakekat semua mahluk adalah utusan Tuhan. Seperti manusia, hewan, dan tumbuhan diciptakan oleh Tuhan dengan fungsi dan perannya masing-masing. Mempunyai fungsi dan perannya masing-masing itulah yang disebut sebagai utusan Tuhan. Tapi meskipun begitu, kita sebagai manusia biasa dilarang mengaku-aku sebagai utusan Tuhan. Karena yang dimaksud utusan Tuhan dalam kitab suci mempunyai fungsi dan peran sebagai seorang nabi. Sedangkan kita sebagai manusia biasa, bisa jadi diutus Tuhan dengan fungsi dan peran sebagai teman setan dan iblis.

Kita sebagai manusia berada pada kesadaran pikiran yang merupakan kesadaran terendah. Untuk bisa masuk ke dalam kesadaran roh diperlukan usaha-usaha yang sangat berat atau butuh usaha ekstrim untuk mewujudkannya. Hanya segelintir orang saja di dunia ini yang bisa masuk ke dalam kesadaran roh. Orang yang bisa masuk ke dalam kesadaran roh akan bisa menjelaskan tentang keadaan roh sebelum diturunkan dan dilahirkan ke dunia sebagai manusia seperti yang tertulis dalam al quran. Kalau kita sudah mengerti dan menyadari hal ini, maka kita akan merasa lemah dan hina dihadapan Tuhan penguasa seluruh alam semesta. Apakah mungkin, orang yang berpengetahuan seperti ini berani mengaku-aku sebagai Tuhan?

3. Tentang Isro Mikroj.

QS Al Isro' 1
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."

Peristiwa isro mikroj merupakan salah satu mukjizat nabi muhammad saw. Secara umum pemahaman tentang isro mikroj terbagi menjadi 2 pendapat para ulama.

a. Menurut para ulama syariat.
Nabi muhammad melakukan isro mikroj pada malam hari dengan menaiki buroq terbang ke langit. Nabi muhammad terbang ke langit bersama tubuh fisiknya. Para ulama syariat pada jaman dahulu mengira letak langit adalah yang berada di angkasa raya yang berwarna biru. Buroq adalah mahluk dari langit yang diturunkan ke bumi yang gerakannya memiliki kecepatan melebihi kecepatan cahaya. Di langit, nabi muhammad bersama malaikat jibril bertemu dengan para nabi terdahulu dan melihat keadaan surga dan neraka. Kemudian nabi muhammad naik lagi ke langit ke 7 tanpa ditemani oleh malaikat jibril yang disebabkan malaikat jibril tidak punya kekuatan untuk menembus ke langit ke 7. Di langit ke 7, nabi muhammad menghadap Tuhan penguasa seluruh alam semesta untuk menerima perintah melaksanakan sholat 5 waktu.

Orang pada jaman sekarang sering ragu akan peristiwa ini. Mereka mempertanyakan, bagaimana mungkin nabi muhammad terbang ke langit (batasan terluar dari seluruh alam semesta), dengan pergerakan melebihi kecepatan cahaya? Apakah tubuh nabi muhammad tidak hancur lebur? Biasanya para ulama syariat akan menjawab bahwa Allah Maha Berkehendak. Apa yang tidak mungkin bagi Allah. Tentu jawaban ini adalah jawaban final yang tidak mungkin bisa terbantahkan.

b. Menurut para ulama hakekat makrifat.
Nabi muhammad melakukan isro mikroj pada malam hari yang diawali dengan tafakur yang sangat khusyuk. Karena sangat khusyuk, buroq datang menemui nabi muhammad. Nabi muhammad menembus ke langit tidak bersama dengan tubuh fisiknya. Para ulama hakekat makrifat menganggap letak langit itu juga ada di bumi, yaitu letak langit bersinggungan tapi tidak bersentuhan. Buroq adalah nafsu yang terkendali. Nafsu adalah rasa yang tertipu oleh pikiran. Di langit, nabi muhammad bersama malaikat jibril bertemu dengan para nabi terdahulu dan melihat keadaan surga dan neraka. Kemudian nabi muhammad masuk lagi ke langit ke 7 tanpa ditemani oleh malaikat jibril yang disebabkan malaikat jibril tidak kuat lakunya untuk menembus ke langit ke 7. Di langit ke 7, nabi muhammad menghadap Tuhan penguasa seluruh alam semesta untuk menerima perintah melaksanakan sholat 5 waktu.

Yang dimaksud terbang ke langit adalah masuk ke dalam kesadaran berikutnya. Kesadaran ada 7 tingkatan dan langit juga ada 7 tingkatan. Nabi muhammad merupakan contoh bagi seluruh umat islam. Apa yang boleh dilakukan oleh nabi muhammad, tentu boleh dan dianjurkan untuk dilakukan oleh seluruh umat islam. Sayangnya umat islam sering salah tafsir tentang apa yang dilakukan oleh nabi muhammad (hadist) dan salah tafsir terhadap kitab suci al quran. Memang kecenderungan manusia selalu korup terhadap peraturan. Berusaha memilih yang enak dikerjakan dan membuang yang sulit (tidak enak) untuk dikerjakan.

HATI MERUPAKAN PINTU GERBANG MENUJU KESADARAN BERIKUTNYA. HAKEKAT MANUSIA MEMPUNYAI 7 TINGKAT KESADARAN DAN 7 TINGKAT LANGIT. KELAK BILA AJAL SUDAH MENJEMPUT, KESADARAN-KESADARAN INILAH YANG AKAN MENERIMA BALASANNYA, BAIK KENIKMATAN SURGA MAUPUN SIKSA NERAKA

API SEGUNUNG AIR SEGELAS

API SEGUNUNG AIR SEGELAS

Sayang
Pada hari kiamat keluarlah dari neraka Api sebesar gunung
Menuju sasaran umat Muhammad
Rasulpun tidak berkuasa menolaknya
Lalu beliau minta pertolongan jibril
"Hai jibril Tolonglah aku menghadapi api Yang akan membakar umatku"

Lalu oleh jibril
Diberinya segelas air
Untuk disiramkan diatas api
Yang sedang mengamuk itu
Padamlah api seketika
Hanya karena segelas air
Rasul bertanya kepada jibril
"Air apakah itu, hai jibril?"
"Itu adalah air mata umatmu yang menangis
Karena takut kepada Allah
Yang aku simpan atas perintah Allah
Untuk sewaktu-waktu engkau membutuhkan
Guna memadamkan api
Yang akan membakar umatmu
(Mau'idhah)
(MIF Baihaqi, diluar mahkamah akal)
***

Air Mata Pemadam Api Neraka
Ya Allah ! Ya Tuhanku
Jadikanlah air mataku di waktu takut dengan-Mu
Pemadam api neraka-Mu
Jatuhnya air mataku
menggugurkan segala dosa-dosaku
Tuhan ! Kalau bukan dengan rahmat-Mu
Aku tidak akan selamat
Kalau bukan kemaafan-Mu
Aku tidak terlepas daripada azab
Aku lemah, bantulah aku
Nafsuku serakah
Bantulah aku bermujahadah selalu
Syaitan yang menipu dayaku
Lindungilah aku darinya
Jalan kesesatan terlalu banyak
Ada yang jelas
Ada yang samar-samar
Kalau bukan pimpinan-Mu
Aku tersesat jalan
Pimpinkanlah aku selalu
Agar aku selamat menuju-Mu...setitis airmata yg mengalir maka pertanggung jawab lah nanti di akhirat kelak. Pilih lah API atau AIR.
Allahumma Aamiin YRA
(Syg tangis ku kerna Takot kan Allah moga syg dpt mendngr rintihan hatiku)...

“Keriangan orang beriman terlukis di wajah dan sedihnya di hati.”

Wahai hamba..
orang-orang bodoh itu yang engkau kencani, maka kebodohan mereka itu niscaya berbalik padamu.

Bila ingin berteman rangkullah orang beriman, yang yaqin, alim dan yang
beramal dengan ilmunya.

Alangkah bagus
keadaan mukmin dalam segala perilaku mereka,
alangkah kuat keteguhan mereka, dan alangkah
hebat penyitaan untuk nafsu, hawa mereka.

Karena itu Nabi Muhammad saw. bersabda :
“Keriangan orang beriman terlukis di wajah dan
sedihnya di hati.”

Inilah di antara keteguhan mereka ditentukan oleh
riang gembira di raut wajah dan menyembunyikan sedih di antara dirinya dan
Allah.

Cita cita mereka kekal, selamanya,mereka banyak
berfikir, banyak menagis, sedikit tertawa.

Sabda Nabi saw. :
“Tiada keriangan bagi mukmin selain berjumpa
dengan Tuhannya.”

Orang beriman menutupi sedihnya dengan riang
gembira, jiwa luar bergerak sedangkan jiwa dalamnya bekerja
dan diam bersama Tuhannya(tetap berdzikir).

Lahiriahnya untuk
keluarga dan batiiniahnya untuk Tuhan. Mereka
tidak bersedia membuka rahasia untuk keluarga,
tetangga, anak dan tidak kepada satu pun
manusia.

Dengarlah sabda Nabi :
“Perbantulah perbuatanmu terhadap
urusanmu dengan tidak menampakkannya
(Berarti merahasiakanya).”

Syaikh Abdul Qadir AJ qs