Laman

Sabtu, 28 September 2019

KONDISI UMAT ISLAM DI AKHIR ZAMAN SUNGGUH AMAT SANGAT MEMPERIHATINKAN.

Saling Menuduh, Menghujat, Memfitnah, Ghibah (membuka aib) Dan Namimah (adu domba).
Yang berakibat perpecahan, permusuhan bahkan tidak segan-segan saling bunuh membunuh sesama saudara Muslim.
Benar apa yang di sabdakan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam :
Hancurnya Islam Oleh Umat Islam sendiri, demi kepentingan individual, kelompok, politik guna mewujudkan ambisi dan keserakahan duniawi sehingga lupa Mati.
Sadarkah Wahai Orang-orang Yang Mengaku Umat Baginda Nabi dan Rasul Muhammad Yang engkau hujat, maki, fitnah itu saudaramu sendiri.....
Sadarkah Wahai Orang-orang yang mengaku Ummat Baginda Nabi Dan Rasul Muhammad
Kegaduhan yang di buat mencederai saudaramu sendiri...
Mereka yang membenci Islam bersorak sorai tertawa terbahak-bahak....mereka menunggu kerusakan dan kehancuran Ummat Islami di hancurkan Ummatnya sendiri.
Rapakan Barisan Galang Ukhuwah Islamiyah Sebagaimana Yang di Kehendaki Allah Dan Rasul-Nya.
Kembali kepada Tuntunan Allah Dan Rasul-Nya Sebagai Diinul Islam " Rahmatan Lil 'Alamiin
MENJAGA UKHUWAH ISLAMIYAH BAHWASANYA MUSLIM ITU BERSAUDARA.
Rasulullah ﷺ pernah membuat gambaran indah tentang persaudaraan antar pemeluk agama Islam. Beliau melukiskan bahwa persaudaraan dalam ikatan keislaman itu seperti satu tubuh. Beliau bersabda:
مثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وتَرَاحُمِهِمْ وتَعاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَداعَى لهُ سائِرُ الْجسدِ بالسهَرِ والْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang yang beriman, dalam saling mencintai, saling menyantuni sesama mereka, adalah laksana kesatuan tubuh. Apabila satu bagian dari tubuh itu menderita sakit, maka seluruh badan turut merasakannya.”
(HR. Muslim)
Sungguh indah apa yang disampaikan oleh Nabi ﷺ. Betapa erat, dekat, dan akrab hubungan sesama muslim.
Meski pun ada perbedaan: perbedaan mazhab, politik, warna kulit, suku dan bangsa, namun kita tetap satu tubuh, kita tetap harus saling bersaudara dalam ikatan keislaman.
Inilah yang disebut 👉 Ukhuwah Islamiyah.
Ukhuwah Islamiyah mudah diucapkan, tapi yang sulit adalah praktik dan aplikasinya dalam berbagai situasi serta kondisi kehidupan sehari-hari.
Namun, perlu disadari bahwa mewujudkan persaudaraan Islam dalam arti yang sebenarnya merupakan kewajiban setiap 👉 Muslim.
Meski tak ada fakta perjanjian tertulis, namun umat Islam karena ikatan keislamannya haruslah memandang sesama Muslim sebagai saudaranya atas dasar kesamaan pandangan hidup.
Segala yang merusak ukhuwah Islamiyah harus dijauhi.
Setidaknya ada lima hal yang harus kita lakukan untuk membentengi persatuan kita sesama umat Islam.
Kelima hal ini termasuk dalam hak dan kewajiban ukhuwah yang ditetapkan dalam Islam.
Pertama, :
Menutup aib saudara seiman.
Rasa-rasanya tidak ada manusia yang terbebas dan bersih dari aib, cacat dan kekurangan diri. Setiap orang pasti punya kelemahan. Karenanya, tidak selayaknya kita menjadi bak bunyi pepatah, “Gajah di pelupuk mata tak tampak, namun kuman di seberang lautan tampak.”
Kita harus mampu menahan diri untuk tidak membuka aib saudara kita. Kita jaga kehormatan mereka. Kita tutupi kekurangan dengan saling melengkapi dan menyempurnakan. Tidak dengan mengumbar aib mereka yang dapat menimbulkan ketersinggungan hingga berujung pada permusuhan.
Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ رد عن عرض أخيه كان له حجابا من النار
“Barangsiapa membela kehormatan saudaranya (sesama Muslim), maka hal itu menjadi penghalang untuknya dari api neraka.” (HR Tirmidzi). Sabda Nabi ﷺ berikutnya: “Adalah kejahatan bagi seorang Muslim mempermalukan saudara Muslim lainnya.” (HR Muslim).
Kedua, memaafkan saudara seiman. Langkah kedua ini diperlukan dalam hubungan kita sebagai makhluk sosial. Di sela interaksi sosial yang kita lakukan mungkin ada friksi dan hal-hal lain yang mengakibatkan kesalah-pahaman.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada manusia yang lepas dari kesalahan. Karena pada dasarnya manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Namun, sebaik-baik manusia yang berbuat salah adalah yang segera menyadari, meminta maaf, menerima maaf, dan bertaubat.
Rasulullah ﷺ bersabda,
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
“Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Ampunan Ilahi dilimpahkan kepada setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali yang menyimpan dendam kepada saudaranya. Tentang mereka dikatakan: Tunggu, tunggu, tunggu, sampai mereka berbaikan.” (HR Muslim)
Ketiga, :
Melepaskan kesulitan sesama Muslim.
Jika kita diminta untuk memilih antara kemudahan dan kesulitan, nyaris setiap kita lebih suka kemudahan dan tidak menginginkan kesulitan. Namun, hidup tidak selalu berjalan mulus. Ada rintangan dan hambatan yang membuat perjalanan hidup tidak seperti yang diharapkan.
Kewajiban kita sebagai sesama muslim yang saling bersaudara, adalah membantu mereka.
Kita sisingkan lengan. Kita kenyangkan perut mereka yang lapar.
Kita obati yang sakit. Kita kasihi mereka yang berduka.
Kita hapus air mata kesedihan mereka.
Kita bahagiakan dengan apa yang mampu kita berikan.
Duka mereka adalah duka kita.
Kebahagiaan mereka juga kebahagiaan kita. Rasa sakit yang tengah mereka rasakan juga rasa sakit bagi kita.
Kita seharusnya tidak merasa nyaman dengan apa yang menimpa dan menindih mereka. Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ فَرَّجَ عَنْ أَخِيهِ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الْآخِرَةِ، وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيه، وَمَنْ سَتَرَ عَلَى أَخِيهِ الْمُسْلِمِ سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَة
“Siapa yang melapangkan kesulitan saudaranya dari kesulitan hidup di dunia ini, Allah akan melapangkan pula orang itu dari malapetaka hari kiamat. Allah tetap akan menolong seorang hamba, selama hamba itu sudi menolong saudaranya. Siapa yang menutup aib (malu) orang Islam, Allah akan menutupi aib orang itu di dunia dan akhirat.”
(HR Muslim, Abu Daud, Turmidzi).
Keempat, :
Berbaik sangka kepada sesama Muslim.
Sikap baik sangka tidak berarti kita kehilangan kewaspadaan terhadap potensi kejahatan seseorang.
Baik sangka adalah akhlak yang diajarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada para hamba-Nya.
Kita dianjurkan untuk berbaik sangka kepada saudara kita.
Tidak mudah terjebak dalam buruk sangka yang bisa mengakibatkan gangguan dalam hubungan antara sesama kita.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.”
(Q.S. Al-Hujurat: 12).
Kelima, :
Berdoa untuk sesama Muslim, baik semasa hidupnya maupun setelah wafat.
Doa yang baik akan kembali kepada kita yang mendoakannya. Demikian pula sebaliknya.
Kita doakan saudara-saudara kita yang dekat atau jauh.
Kita kirimkan doa terbaik kita untuk seluruh umat Islam khususnya mereka yang sakit, terkena musibah, tertimpa kesulitan, maka kita pun akan mendapatkan kebaikan dan pahala dari doa kita sendiri.
Sebagaimana doa yang diabadikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala, di dalam Al-Qur'an :
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْأِيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيم
“Ya Rabbana !
Beri ampun kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami; janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.
Ya Rabbana !
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Pengasih.”
(Q.S Al-Hasyr: 10).
Inilah lima langkah untuk membentengi dan memperkuat tali persaudaraan sesama pemeluk Islam. Persatuan tidak sebatas teori di atas kertas yang disampaikan dalam bentuk ceramah dan tulisan.
Persatuan itu harus kita hadirkan dan kita wujudkan dalam bentuk membela serta kehormatan saudara-saudara kita.
Kita realisasikan dengan saling memaafkan, saling tolong menolong, berbaik sangka, dan saling mendoakan.
Wallaahu a’lam bis shawaab.

Kamis, 26 September 2019

Belajar dari si Baghlul

Shaykh Junayd Baghdadi pergi untuk jalan-jalan keluar Baghdad. Murid-murid mengikutinya.
Shaykh bertanya bagaimana kabar bahlul yang gila ?
Mereka menjawab, “Dia adalah orang gila, apa yang anda perlukan dari dia?”
“bawalah aku ke dia, karena aku ada perlu dengan nya.”
Para murid mencari Bahlul dan menemukannya di padang pasir. Mereke membawa Shaykh Junayd kepadanya
Ketika Shaykh Junayd pergi mendekati Bahlul, Beliau melihat Bahlul dalam keadaan gelisah dengan batu bata ada dibawah kepalanya (posisi kepala dibawah ?)
Shaykh mengucapkan salam
Bahlul menjawab dan bertanya, “Siapakah Anda? ”
” Saya Junayd Baghdadi.”
Bahlul bertanya, “Apakah Anda Abul Qasim?”
“Ya, betul !” jawab Shaykh
Bahlul bertanya lagi ” Apakah Anda Shaykh Baghdadi yang memberikan orang-orang Petunjuk spiritual? ”
“Ya!” kemudian Bahlul bertanya ” Tahukah Anda bagaimana cara makan?”
“Ya!” Saya mengucapkan Bismillah (Dengan mengucap nama Allah SWT). Saya makan yang paling dekat dengan saya, Saya mengambil gigitan kecil, meletakkannya di sisi kanan dari mulut saya, dan mengunyah pelan-pelan. Saya tidak nampak ke gigitan yan lain. Saya mengingat Allah SWT saat makan. Untuk sebutir apapun yang saya makan, Saya mengucap Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah SWT). Saya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.”
Bahlul berdiri, meggerakkan pakaiannya pada Shaykh, dan berkata, ” Anda ingin menjadi pemimpin spiritual dunia tapi Anda tidak pun mengetahui bagaimana cara makan.” setelah mengucapkannya, dia langsung pergi.
Para Murid Shaykh berkata, “O Shaykh! Dia orang yang gila. ”
Shaykh menjawab, Dia adalah orang gila yang sangat pandai dalam berucap. dengarkan pernyataan yang benar dari nya.

Setelah mengucapkan Beliau pergi dibelakang Bahlul, dan berkata, ” Saya ada perlu dengan Bahlul.”
Ketika Bahlul mencapai bangunan yang berdebu, dia duduk. Junayd mendekatinya.
Bahlul bertanya, “Siapakah Anda?”
” Shaykh Baghdadi yang pun tidak mengetahui bagaimana cara makan.”
” Anda tidak mengetahui bagaiaman makan, tapi apakah Anda tahu bagaimana berbicara?”
“Ya”
” Bagaimana anda berbicara ?”
” Saya berbicara secara umum dan langsung pada pokok masalah. Saya tidak berbicara terlalu tinggi atau terlalu banyak. Saya berbicara sehingga para pendengar dapat mengerti. Saya memanggil semua orang di dunia untuk kembali ke Allah dan Nabi (s). Saya tidak berbicara terlalu banyak sehingga semua orang akan bosan. Saya memperhatikan kedalaman pengetahuan spiritual dan yang umum.

kemudian dia menggambarkan apapun yang berhubungan dengan Adab dan etika
Bahlul berkata, “Lupakan soal makan, Anda pun tidak mengetahui bagaimana berbicara.”
Bahlul berdiri, meggerakkan pakaiannya pada Shaykh dan pergi
Para murid berkata, “O Shaykh! Anda lihatkan, dia orang yang gila. Apa yang Anda harapkan dari orang yang gila!”
Shaykh berkata, ” Saya ada perlu dengan dia. Kalian tidak tahu.”
Sekali lagi Beliau pergi setelah Bahlul sampai Beliau menjumpainya.
Bahlul bertanya, “Apa yang Anda inginkan dari saya? Anda yang tidak mengetahui Adab makan dan bicara, apakah Anda mengetahui bagaimana cara untuk tidur?”
” Ya, saya tahu.”
” Bagaimana cara tidur?” Bahlul bertanya
” Ketika saya selesai sholat Isya’ dan membacakan permohonan, saya pakai baju tidur saya.”
Kemudian beliau menggambarkan adab-adab tidur yang sudah diterima oleh beliau dari Orang-orang yang telah belajar agama.
Bahlul kemudian berkata : ” Saya mengerti bahwa Anda pun tidak mengetahui juga bagaimana untuk tidur.”

Dia ingin berdiri, tapi Junayd menangkap memegang pakaian nya dan berkata, O Bahlul! Saya tidak mengethuinya; Demi kecintaan kepada Allah SWT ajari saya.
Bahlul berkata ” Anda mengklaim pengetahuan dan berkata bahwa anda tahu sehingga Saya mencegah Anda. sekarang Anda mengakui ketiadaan pengetahuan Anda, Saya akan mengajari Anda.”
“Tahu apapun yang Anda utarakan itu adalah tidak penting.”
” Kebenaran dibalik memakan makanan yang Anda makan menurut hukum adalah sepotong demi sepotong. Jika Anda makan makanan yang dilarang juga, dengan seratus adab, hal itu tidak akan menguntungkan Anda, tapi bisa menjadi alasan untuk menghitamkan hati.”
” Semoga Allah memberkati Anda pahala yang sangat besar.” ucap Shaykh.
Bahlul melanjutkan, Hati haruslah bersih, dan memiliki niat yang baik sebelum Anda mulai bicara. dan pembicaraan Anda haruslah menyenangkan Allah SWT. Jika itu untuk segala urusan dunya atau pekerjaan yang sia-sia, maka apapun yang Anda ekspresikan, akan menjadi bencana bagi Anda. Itulah sebabnya diam dan tenang adalah yang terbaik.”
“Apapun yang Anda ucapkan tentang tidur juga tidak penting. Kebenarannya adalah bahwa hati Anda
seharusnya bebas dari permusuhan, cemburu, dan kebencian. Hati Anda seharusnya TIDAK rakus untuk dunya ini atau kekayaanya, dan ingatlah Allah SWT ketika akan tidur.
Shaykh Junayd kemudian mencium tangan Bahlul dan berdoa untuk nya.
Para murid yang menyaksikan kejadian ini, dan yang telah berfikir bahwa Bahlul gila, melupakan tindakannya dan memulai hidup baru

Sabtu, 21 September 2019

10 GOLONGAN UMAT NABI MUHAMMAD SAW. TIDAK AKAN MASUK SURGA


اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ‎
﷽﷽﷽

*10 GOLONGAN UMAT NABI MUHAMMAD SAW. TIDAK AKAN MASUK SURGA*
"Ada 10 golongan dari umatku tidak akan masuk surga"
Begitu mula mula Ibnu Abbas RA meriwayatkan sebuah hadist baginda nabi.

"Siapa mereka ya Rasulullah?"
1. Al Qalla,
2. Al Jayyuf,
3. Al Qattaf,
4. Ad Daibub,
5. Ad Dayyuts,
6. Shahibul 'Athabah,
7. Shahibul Kubah,
8. Al 'Utul,
9. Az Zanim, dan
10. Al aq liwalidaith.

"Terangkanlah siapa saja mereka itu?"
Beliau menjawab.
AL QALLA, adalah manusia penjilat, mencari muka pada penguasa.
AL JAYYUF, adalah pencuri kain kafan kuburan.
AL QATTAR, adalah para pengadu "domba".
AL DAIBUB, adalah mucikari penjual perempuan sebagai pelacur.
AD DAYYUTS, adalah orang yang tidak cemburu melihat istri dan anak gadisnya bergaul dengan laki laki lain.
SHAHIBUL "ATHABAH, adalah para penabuh gendang besar.
SHAHIBUL KUBAH, adalah para penabuh gendang kecil.
AL 'UTUL, adalah Orang sombong yang tidak mau memberi maaf saudaranya yg meminta maaf.
AZ ZANIM, adalah para pengunjing orang yg suka duduk duduk di pinggir jalan.
AL 'AQ LIWALIDAITH, adalah pendurhaka pada orang tuanya.
Muadz RA lantas bertanya,
"Terangkan pada kami apa maksud dari ayat; "Pada hari ketika sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong bondong" (QS. An Naba (78) : 18)
"Kau menanyakan perkara besar wahai sahabatku Muadz..."
"...kelak ummatku akan dikumpulkan terpisah 10 golongan. Mereka menampakan rupa sesuai amal perbuatannya di dunia. Ada yang bewujud...:"
1. KERA, mereka para pengadu domba manusia.
2. BABI, pemakan barang haram dan mencari rizki dengan cara haram.
3. Ada yang berjalan dengan KAKI DIATAS dengan MUKA terseret dibawah, merekalah pemakan RIBA.
4. BUTA dan BINGUNG, mereka manusia zalim dalam memutus hukum.
5. TULI, BISU dan GILA, mereka orang yg bangga dengan amal perbuatannya.
6. Ada yg lidahnya terjulur dan dikunyahnya sendiri hingga darah nanah mengalir dari mulutnya, merekalah para ALIM ULAMA yg perbuatannya bertolak belakang dengan ucapannya.
7. Ada yg tangan kakinya buntung, mereka orang yg suka menyakiti tetangganya.
8. Ada yg tersalip lempengan besi membara, merekalah orang yg suka melaporkan orang lain pada penguasa atas laporan palsu (kriminalisasi)
9. Ada yg tubuhnya busuk, orang yang tenggelam dengan syahwat mereka.
10. Ada yg berselimut aspal mendidih, merekalah orang sombong nan angkuh.
(HR. Al Qurthubi dalam Nashaihul 'Ibad Syaikh Nawawi).
***

Mudah-mudahan kita bukan termasuk dalam golongan yg digambarkan baginda nabi SAW itu. Dan senantiasa berdoa agar tidak terjebak masuk dalam kubangan dan lingkungan ahli maksiat yg menjerumuskan.
"Allahumma akrim hajihil ummatul muhammadiyah bi jamiyli 'awaidika fiddarini ikromaa liman ja'altaha min ummatihi sollallahu 'alayhi wassalam"
"Ya Allah, muliakanlah umat Muhammad ini dengan indahnya pahala-Mu, baik di dunia maupun di akhirat, sebagai bentuk kemurahan-Mu bagi orang yang telah Engkau jadikan dia sebagai bagian dari umatnya"
Aamiin Allahumma, Aamiin...
Sobat sekarang anda memiliki dua pilihan ,
1. Membiarkan sedikit pengetahuan ini hanya dibaca disini
2. Membagikan pengetahuan ini ke 3 grup facebookmu , insyallah bermanfaat dan akan menjadi pahala bagimu. Aamiin..
Semoga yg berkomentar Aamiin dijauhkan dari segala penyakit, diberi sehat wal'afiat, rezekinya melimpah ruah, dan keluarganya bahagia Dan bisa masuk Surga melalui pintu mana saja. Aamiin ya Rabbal'alamiin..

Rabu, 18 September 2019

"PENYUCIAN DIRI"

Dua jenis penyucian: Pertama zahir, ditentukan oleh peraturan agama dan dilakukan dengan membasuh tubuh badan dengan air yang bersih. Keduanya ialah penyucian batin, diperolehi dengan menyedari kekotoran di dalam diri, menyedari dosanya dan bertaubat dengan ikhlas. Penyucian batin memerlukan perjalanan kerohanian dan dibimbing oleh guru kerohanian.
Menurut hukum dan peraturan agama, seseorang menjadi tidak suci dan wuduk menjadi batal jika keluar sesuatu dari rongga badan. Ini perlu diperbaharui dengan wuduk. Dalam hal keluar mani dan darah haid mandi wajib diperlukan. Dalam hal lain, bahagian tubuh yang terdedah - tangan, lengan, muka dan kaki - mesti dibasuh. Mengenai pembaharuan wuduk Nabi s.a.w bersabda, "Pada setiap pembaharuan wuduk Allah perbaharui kepercayaan hamba-Nya yang cahaya iman digilap dan memancar dengan lebih bercahaya". Dan, "Mengulangi bersuci dengan wuduk adalah cahaya di atas cahaya".

Kesucian batin juga boleh hilang, mungkin lebih kerap daripada kesucian zahir, dengan sifat buruk, buruk perangai, perbuatan dan sifat yang merosakkan seperti sombong, takabur, menipu, mengumpat, fitnah, dengki dan marah. Perbuatan secara sedar dan tidak sedar memberi kesan kepada roh: mulut yang memakan makanan haram, bibir yang berdusta, telinga yang mendengar umpatan dan fitnah, tangan yang memukul, kaki yang membawa kepada kejahatan. Zina, yang juga satu dosa, bukan sahaja dilakukan di atas katil. Nabi s.a.w bersabda, "Mata juga berzina".

Bila kesucian batin ditanamkan demikian dan wuduk kerohanian batal, membaharui wuduk demikian adalah dengan taubat yang ikhlas, yang dilakukan dengan menyedari kesalahan sendiri, dengan penyesalan yang mendalam disertai oleh tangisan (yang menjadi air yang membasuh kekotoran jiwa), dengan berazam tidak akan mengulangi kesalahan tersebut, berhasrat meninggalkan semua kesalahan, dengan memohon keampunan Allah, dan dengan berdoa agar Dia mencegahnya daripada melakukan dosa lagi.

Sembahyang adalah menghadap Tuhan. Berwuduk, berada di dalam keadaan suci, menjadi syarat untuk bersembahyang. Orang arif tahu penyucian zahir sahaja tidak memadai, kerana Allah melihat jauh ke dalam lubuk hati, yang perlu diberi wuduk dengan cara bertaubat. Firman Allah:
Inilah apa yang dijanjikan untuk kamu, untuk tiap-tiap orang yang bertaubat, yang menjaga (batas-batas). (Surah Qaaf, ayat 32).

Penyucian tubuh dan wuduk zahir terikat dengan masa kerana tidur membatalkan wuduk. Penyucian ini terikat dengan siang dan malam bagi kehidupan di dalam dunia. Penyucian alam batin, wuduk bagi diri yang tidak kelihatan, tidak ditentukan oleh masa. Ia untuk seluruh kehidupan - bukan sahaja kehidupan sementara di dunia tetapi juga kehidupan abadi di akhirat.
Sumber : Kitab Sirr Al Asror Karangan Syeikh Abdul Qadir Al Jailani

Minggu, 15 September 2019

KAYA Atau MISKIN

KAYA Atau  Miskin, Siapa Yang Paling Bertaqwa ?
kaya atau miskin

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13)
Pengantar
passopatifm.com| Islam tidak mewajibkan kekayaan seperti juga tidak mengharamkan kemiskinan. Untuk itu seorang Muslim tidak perlu terjebak untuk membenci orang kaya atau justru menyintai orang miskin. Sebab kalau soalnya adalah menyintai orang miskin, maka Anda butuh memelihara kemiskinannya agar cinta Anda tetap terpelihara. Juga kalau soalnya adalah membenci orang kaya, maka kasusnya adalah kecemburuan terhadap kekayaannya. Sejauh yang saya mengerti, yang menjadi pokok soal dalam Islam ialah bagaimana kekayaan diperoleh dan bagaimana derita kemiskinan sampai menimpa. Yang diajarkan oleh Islam bukanlah ‘kaya’ atau ‘miskin’, melainkan sikap terhadap kekayaan dan kemiskinan itu. Lihatlah kartu domino. Kartu-kartu sudah tertentu. Berbagai kemungkinan permainan juga bisa dipelajari. Namun persoalan pembagian kartu, kapasitas manusia hanya mengocoknya. Silahkan lakukan seratus atau seribu kocokan, tapi Anda tidak bisa menentukan apa dan bagaimana kartu Anda. Anda tidak bisa menjamin bahwa Anda akan bebas dari balok-6. Dikutip dari: Emha Ainun Nadjib/”Nasionalisme Muhammad – Islam Menyongsong Masa Depan”/Sipress/PadhangmBulanNetDok
Kaya atau Miskin
Imam Ahmad rahimahullah juga memiliki dua pendapat dalam hal ini. Pendapat pertama: orang kaya yang pandai bersyukur lebih utama. Pendapat kedua: orang miskin yang selalu bersabar lebih utama.
Di antara para ulama yang menyatakan bahwa orang miskin yang sabar lebih utama beralasan: orang miskin lebih cepat dihisab di akhirat nanti daripada orang kaya. Sedangkan ulama yang menyatakan bahwa orang kaya yang pandai bersyukur lebih utama beralasan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri selalu meminta pada Allah agar diberi sifat ghina (kaya, merasa cukup dari apa yang ada di hadapan manusia).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanyakan mengenai keutamaan suatu hal dari yang lainnya, di antaranya beliau ditanyakan mengenai manakah yang lebih utama antara orang kaya yang pandai bersyukur atau orang miskin yang selalu bersabar. Lalu beliau jawab dengan jawaban yang sangat memuaskan, “Yang paling afdhol (utama) di antara keduanya adalah yang paling bertaqwa kepada Allah Ta’ala. Jika orang kaya dan orang miskin tadi sama dalam taqwa, maka berarti mereka sama derajatnya.” (Badai’ul Fawaidh, 3/683). Itu pula yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Al Furqon hal. 67.
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Menurut para peneliti dan ahli ilmu bahwa keutamaan di antara orang kaya dan orang miskin tidak kembali pada miskin atau pun kayanya. Namun itu semua kembali pada amalan, keadaan, dan hakikatnya. … Keutamaan di antara keduanya di sisi Allah dilihat dari ketakwan, hakikat iman, bukan dilihat dari miskin atau kayanya. Karena Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13)
Dalam shohih Bukhari dan Muslim, terdapat riwayat dari Abu Hurairah, “Ada yang mengatakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling mulia?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Yang paling bertakwa.”
Membelanjakan Harta Untuk Kebaikan
Dalam Islam, yang diperintahkan adalah membelanjakan harta untuk kebaikan. Bukan menjadi kaya. Misalnya dalam rukun Islam tidak ada perintah jadi orang kaya. Yang ada adalah membayar zakat dan pergi berhaji JIKA mampu.
Saat ini saya melihat sebagian orang menganggap bahwa Islam mengharuskan ummat Islam harus kaya dengan alasan Nabi dulu kaya dan banyak perintah Islam seperti Zakat, Haji, Sedekah mensyaratkan adanya kekayaan.
Meski sekilas kelihatan benar, namun kiranya hal itu kurang tepat. Apalagi jika akhirnya untuk menjadi kaya semua cara dihalalkan dan membelanjakannya pun dengan bermewah-mewah serta memandang hina orang miskin.
”Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’” [Al Baqarah:43]
”Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” [Al Baqarah:83]
”Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” [Al Baqarah:110]
Ayat-ayat Al Qur’an di atas cukup jelas bahwa Islam memerintahkan ummatnya untuk membayar zakat dan bersedekah kepada kerabat dan fakir miskin. Bukan menjadi kaya karena berapa banyak orang yang kaya tapi tidak bayar zakat dan bersedekah.
Saat ini bermunculan motivator Islam. Ini bagus. Tapi jangan sampai kita mengikuti motivator Barat sehingga akhirnya tenggelam pada materialisme/duniawi. Meski Islam melarang kita melupakan dunia, namun Islam mengajarkan kita mengutamakan akhirat.
Berlomba Memberi
Dari berbagai ayat Al Qur’an dan Hadits yang saya baca, saya mengambil kesimpulan bahwa Islam itu menganjurkan ummatnya untuk memberi. Bukan untuk menjadi kaya. Contohnya kita disuruh membayar zakat dan juga bersedekah.
Mungkin ada yang bertanya, ”Apa bedanya ”Memberi” dengan ”Menjadi Kaya”? Bukankah untuk memberi kita harus kaya?”
Meski sekilas ”Memberi” sama dengan ”Menjadi Kaya”, tapi tidak serupa. Betapa banyak orang yang kaya tapi tidak mau bayar zakat atau bersedekah? Sebaliknya berapa banyak orang miskin atau yang hidupnya biasa saja tapi justru rajin berzakat dan sedekah? Banyak orang yang kaya tapi tidak berhaji. Sebaliknya banyak orang yang pas-pasan seperti TKI dan TKW malah bisa naik haji.
Mungkin ada yang bertanya, ”Apa iya orang miskin atau pas-pasan bisa sedekah/bayar zakat?” Jawabnya bisa:
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya: Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling mulia? Beliau menjawab: “Sedekah orang yang tak punya, dan mulailah memberi sedekah atas orang yang banyak tanggungannya. Dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim.
Akhirat Lebih Utama Daripada Dunia
”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi” [Al Qashash:77]
”Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia, maka Kami segerakan baginya di dunia dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir” [Al Israa’:18]
Allah mengingatkan kita bahwa akhirat lebih baik dan kekal dari dunia karena manusia memang cenderung pada dunia hingga banyak yang lupa akan akhirat:
”Sungguh hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada dunia” [Adh Dhuhaa:4]
”Akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal” [Al A’laa:17]
Di Indonesia banyak orang miskin. Menurut media VHR, 50.000 rakyat Indonesia bunuh diri karena kemiskinan dalam 3 tahun terakhir. Bahkan di media Surya Online diberitakan ada anak SD usia 11 tahun yang bunuh diri karena tidak kuat menahan lapar dan sakit maag yang diderita karena dia hanya sanggup makan sekali sehari. Tidak sepantasnya ummat Islam hidup bermewah-mewah sementara mayoritas rakyat hidup miskin karena ini tanda dari kurangnya iman:
”Tidak beriman kepadaku orang yang tidur dengan kenyang sementara tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu.” (HR. Al Bazzaar)
201.  Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" AL-BAQARAH. Amin Ya Rabbal Alamin

Senin, 09 September 2019

SOAL JAWAB TENTANG SHOLAT


SOAL : Apakah maksud Solat.?
JAWAB : Maksud sholat adalah menyembah dzat, memuji Asma dan mengakui Af'al Allah.
.
SOAL. : Apakah kesempurnaan sholat.?
JAWAB. Kesempurnaan sholat apabila kerja­-kerja yang mengandungi:
1. Kerja-kerja hati (Qalbi)
2. Kerja-kerja lidah (Qouli)
3. Kerja-kerja pergerakan anggota (Fe'li)
.
SOAL. : Apakah kandungan rukun Qalbi,
Qouli dan Fe'li.?
JAWAB : Adapun kandungan rukun Qalbi
itu dua perkara;
1. Niat
2. Tertib
Rukun Qouli itu lima perkara :
1. Takbiratul Ihram
2. Membaca Al-Fatihah
3. Membaca Tahiyat Akhir
4. Selawat Nabi pada tahiyat Akhir
5. Mengucap salam yang pertama
Rukun Fe’li itu enam perkara;
1. Berdiri betul
2. Ruku'
3. Iktidal
4. Sujud
5. Duduk diantara dua sujud
6. Duduk membaca Tahiyat Akhir
.
SOAL : Apakah kandungan niat (hakikat niat)?
JAWAB. : Kandungan niat itu adalah perkara yang berkait dengan ilmu qasad, ta'aradh dan ta'ayien
1. Qasad - menyehajakan kerja solat
2. Ta'aradh - menyatakan fardhu (kefardhuan)
3. Ta'ayien - menentukan waktu
(nama sembahyang)
.
SOAL. : Mengapa wujud Sholat.?
JAWAB : Wujud sholat karena wujud hamba
dan wujud Tuhan.
.
SOAL : Mengapa ada yang belajar agama tetapi tiada sholat.?
JAWAB : Karena tiada sampai kepada kefahaman Ma'rifat Hakikat, yang sesunguhnya.
.
SOAL : Apa rahasia rukuk dan sujud.?
JAWAB. :
- Rahasia rukuk karena tunduk kepada kebesaran Allah
- Rahasia sujud bermaksud mempraktikkan pengabdian diri seorang hamba zahir dan batin.
.
SOAL : Berapa jenis takbir di dalam sembahyang dan di luar sembahyang.?
JAWAB. : Di dalam sembahyang ada dua takbir dan di luar sembahyang pun ada dua takbir.
- Dalam sembahyang Takbiratul Ihram dan Takbiratul Intiqal
- Di luar sembahyang Takbir Mursal dan Takbir Muqid.
.
SOAL : Apa maksud sebenar Usolli.?
JAWAB : Usolli itu maksudnya mahu melaksanakan sembahyang akan tetapi ia bukan Mahiyyah atau Hakikat sembahyang
dan Hakikat sembahyang itu drp takbir
hingga salam.
.
SOAL : .. Bila hendak memakrifatkan
Laa haula wala quwwata illa billah?
JAWAB : Ketika qiam dan sebelum takbir.
.SOAL : Mengapa rukun sembahyang itu
13 perkara ?
JAWAB. : Rukun sembahyang 13 perkara karena mengikut fitrah kejadian manusia yang terdiri daripada 13 bagian.
* Daripada Allah satu iaitu Nyawa,
* Daripada Rasul empat iaitu. :
1. Pendengaran
2. Penglihatan
3. Penciuman
4. Perasaan
5. Daripada Ibu empat yaitu - Darah
6. Roma
7. Daging
8. Otak
9. Daripada Bapa empat yaitu - Kulit
10. Urat kecil
11. Urat besar
12. Tulang
.
SOAL : Apakah rahasia ujud sholat.?
JAWAB : Rahasia sholat adalah karena menunaikan janji semasa di alam Roh
(semasa manusia belum ujud).
Firman Allah yang ertinya :
"Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah kamu itu sesudah kamu meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (sebagai sumpah itu) sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu lakukan"
(An-Nahl ayat 91).
.
SOAL : Mengapa apabila sholat
terpaksa keluar dari sifat makhluk kepada
sifat Insan Kamil.?
JAWAB. : Karena mengelakkan drp perbuatan syirik dan untuk menepati penyerahan diri kepada Allah.
Firman Allah yang artinya :
"Dan kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan khabar gembira bagi orang-orang yang menyerahkan dirinya"
(An­Nahl ayat 89).
.
SOAL : Membaca Al-Fatihah tanpa Bismillah di dalam sholat.?
JAWAB. : Al-fatihah semasa sholat sepertimana firman Allah di dalam hadis Qudsi.
Sabda Rasullullah saw maksudnya:
Telah berfirman Allah Azza Wajalla
"Aku bagi shalat (Al-Fatihah) di antara Aku dan hambaKu menjadi dua bagian, setengah untuk Aku dan setengah untuk hambaKu.
Bagi hambaKu apa yang mereka minta, apabila hambaKu berkata:
Alhamdulillahirobbil'alamiin!
Allah menjawab: HambaKu telah memujikan Aku,
dan apabila hambaKu berkata:
Arrahmaanirrahiim!
Allah menjawab: HambaKu telah menyanjung Aku,
apabila hambaKu berkata:
Maaliki yaumiddiin!
Allah menjawab: hambaKu telah memuliakan Aku,
dan apabila hambaku berkata:
Iyyakana' budu wa iyyakanasta'iin!
Allah menjawab : Ini setengah untukKu dan setengah lagi untukmu, bagi hambaKu apa yang mereka minta dan apabila hambaKu berkata :
Ihdinas shirothol mustaqim, shirothollazinaan'amta 'alaihim, ghoiril maghduubi 'alaihim, waladdhooliin!
Allah menjawab : Ini semua untuk hambaKu dan untuk hambaKu apa yang mereka pinta"
(H.R Imam Muslim drp Abu Hurairah)
.
Firman Allah yang ertinya :
"Wahai anak Adam.! Aku telah turunkan tujuh ayat.
* Tiga daripadanya untuk Aku,
* Tiga untuk engkau.
* Satu lagi
Antara Aku dan engkau.
Adapun tiga untuk Aku, iaitu :
* Alhamdulillahi Rabbil Aalamiin
(segala pujian bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam).
* Ar-RahmaanirRahiim
(Yang Maha Pengasih Maha Penyayang).
* Maaliki Yaumiddiin
(Yang menguasai hari kiamat).
Yang antara Aku dan engkau ialah :
* Iyyaaka Na'budu Wa Iyyaa ka Nasta'iin
(Hanya kepada Engkau sajalah kami menyembah, dan kepada Engkau pulalah
kami meminta pertolongan)
Daripadamulah penyembahan, dan atas
Aku pula pertolongan.
Dan yang tiga untuk engkau ialah :
* Ihdinash-shiraathal Mustaqiim
(tunjukilah kami jalan yang lurus!)
* Shiraathal ladziina An'amta alaihim
(jalan orang-orang yang Engkau kurniakan nikmat kepada mereka).
* Ghairil Maghduubi alaihim Waladh-Dh aalliin
(bukan mereka yang dimurkai dan bukan pula mereka yang sesat.)"
(Riwayat Thabarani)
.
SOAL. : Apakah maksud menyerahkan diri kepada Tuhan di dalam sembahyang.?
JAWAB. : Maksudnya Rohani dikuasai oleh Allah (ertinya ikut kata Allah) sementara Jasmani fana dalam Af'al Allah ertinya di bawah pentadbiran Bismillahirrahmanirrahim.
.
SOAL. : Jika sembahyang fana dan dikuasai oleh Allah, siapa yang membaca setiap pujian dan pujaan.?
JAWAB. : Yang melaksanakan ialah Mutakallimun, iaitu Dzat yang bersifat Kalam inilah yang mesti di'iktikadkan bukan sifat Kalam atau menta'wil kaunuhu Mutakallimun.
.
SOAL. : Adakah sembahyang itu wajib.?
JAWAB. : Sembahyang itu Fardhu lagi wajib.
.
SOAL : Apakah maksud sholat dalam sholat.?
JAWAB. : Ada yang menyebut Dan itulah sholat Daim.
.
SOAL. : Sembahyang dikatakan tidak boleh syirik. Apakah syirik itu.?
JAWAB : Syirik bermaksud menyekutukan Allah pada DzatNya, pada SifatNya dan pada Af'alNya.
.
SOAL. : Mengapa kita Sholat sehari-semalam 17 rakaat
JAWAB : Pengertiannya sebagai berikut :
Hawa, Adam, Muhammad, Allah dan Ah.
1. AH itu menandakan sholat subuh. '2'
= Dzat dan Sifat
2. ALLAH itu menandakan sholat Zuhur. '4'
= Wujud, Alam, Nur dan Syahadah.
3. MUHAMMAD itu menandakan sholat Ashar '4'
= Tanah, Air, Api dan Angin.
4. ADAM itu menandakan sholat Magrib. '3'
= Ahdah Wahdah, dan Wahidiyah.
5. HAWA itu menandakan sholat Isya' '4'.
= Mani, Manikam, Madi, dan Di.
.
SOAL. : Mengapa kita mengucapkan 2 kalimah Syahadat 9X dalam 5 waktu Sholat..?
JAWAB : Sebab diri batin manusia mempunyai 9 wajah.
Dua kalimah syahadat pada :
# Sholat SUBUH 1X itu memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIR USIR
(Rahasia di dalam Rahasia)
#Sholat ZUHUR 2X itu memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIR dan AHDAH
#Sholat ASHAR 2X itu memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat WAHDA dan WAHDIAH
#Sholat MAGHRIB 2X itu memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat AHAD dan MUHAMMAD
#Sholat ISYA 2X itu memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat MUSTAFA dan MUHAMMAD
.
SOAL. : Mengapa kita harus berniat dalam Sholat… ?
JAWAB. : Karena, Niat itu merupakan kepala sembahyang.
Hakikat niat letaknya pada martabat 'Alif' dan qalbu manusia di dalam sholat itu kita lafazkan di dalam hati :
Niat Sholat : "Aku hendak Sholat menyaksikan diriku karena Allah semata-mata".
Dalilnya :
"LAA SOH SHOLATAN ILLA BI HUDHURIL QALBI"
Ertinya : Tidak Sah Sholat-Nya melainkan dengan Hadir Hatinya (Qalbunya)
.
"LAA YASHIHUS SHOLAT ILLA BIL MA’RIFATILLAH"
Ertinya : Tidak sah Sholat melainkan dengan Mengenal Allah
.
"QALBUL MU'MININ BAITULLAH"
Ertinya : Jiwa Orang Mu'min Itulah Rumah Allah
.
"WANAHNU AQRABU ILAIHI MIN HABIL WARID
Ertinya : Aku (Allah) Lebih Dekat Dari
Urat Nadi Lehermu
.
"AQIMIS SHOLATA LI ZIKRI"
Ertinya : Dirikan Solat Untuk Mengingati Aku ( Allah ) agar bersih drp sifat "dengki iri hati sombong" sebab di dalam al-Qur'an tidak ada kata untuk mengatakan orang Lain kafir 'sesat.
Yang ada hanya mengajak orang dijalan yang benar. (QS. Thaha : 145)
.
Sedangkan :
* Al-Fatihah ialah merupakan tubuh sembahyang
* Tahiyat ialah merupakan hati sembahyang
* Salam ialah merupakan kaki tangan sembahyang.
ALLAHU AKBAR