Laman

Selasa, 24 Oktober 2017

PEMBERIAN ORANG LAIN JANGAN MENJADI PENGHALANGMU, INGAT PADA PEMBERI YANG SEBENARNYA

" Salam Ukhuwwah Islamiah kita, semoga selalu didalam rahmat dan barakah-Nya "
.
.
.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
.
AL- 'ATHAA-U MINAL KHALQI HIRMAANUN WAL MAN'U MINALLAAHI IHSAAN.
.
Maksudnya ialah :
.
" Menerima pemberian dari makhluq (manusia), itu bisa menjadi penghalang.
Sedangkan mengelakkan karena Allah, itu adalah lebih baik."
.
"""""""""""""""""""""""
Ikhwan dan Akhwati.....
.
Bertemu lagi kita disini dalam rangka untuk belajar dan memahami ilmu Allah, agar kita bisa memahami makna arti hidup didunia ini dengan cara pengenalan.
Walau itu sekedar ungkapan, tetapi maknanya itu kita mesti fahami.
.
Kami akan menyampaikan hal yang benar dan tepat, agar kita tidak tergelincir dalam kebinasaan hidup dikarenakan tipu daya.
Kami akan lanjutkan pengertian maksud ungkapan ayat diatas yang barusan kami kemukakan.
.
"""""""""""""""""""""""
Pemberian kita ini kepada orang lain, pada hakikatnya adalah :
.
" SEBAGAI PENGHALANG BAGI ORANG YANG DIBERI SECARA HAKIKAT."
.
.
Nah, jadi para Ikhwan juga akhwati...
Ketika kita menerima pemberian itu, tentu kita akan terpaku ingatan kita kepada si pemberi.
.
Kita melihat pemberian itu sebagai ni'mat dari orang yang memberikan kepada kita, semata-mata. Sehingga menghalangi kesadaran kita, bahwa :
.
" PEMBERIAN ITU PADA HAKIKATNYA ADALAH BERASAL DARI ALLAH TA'ALA "
.
""""""""""""""""""""""
Kita hendaklah menghindari dari menerima pemberian orang, dengan mengharapkan akan mendapatkan lagi pemberian yang sama dari hamba Allah lainnya. Karena :
" Harapan seperti itu membuat kita terlibat kepada harapan selain Allah yang sangat membahayakan terhadap iman kita" Sebab :
.
" DALAM KE IMANAN, NI'MAT DAN ANUGERAH ITU SEBENARNYA DARI ALLAH JUA "
.
""""""""""""""""""""""
Menerima pemberian yang halal dari orang lain itu, tidaklah salah para Ikhwan dan Akhwati...
Tetapi ;
.
Mengharapkan pemberian yang terus-menerus itu, akan mengalihkan harapan kita itu kepada selain Allah. Itulah yang menjadi penghalang kita. Karena akan merusak keimanan kita nanti.
.
Menghindari pemberian yang tidak pada tempatnya, akan menempatkan diri kita pada martabat kita. Sebab, kita tetap berdiri didepan pintu hati kita yang bersih, agar kita berwibawa dan tidak jatuh.
.
Tetapi penerimaan pemberian itu, hendaklah kita tetap dalam kesadaran kita bahwa :
.
" PADA HAKIKATNYA PEMBERIAN ITU BERASAL DARI ALLAH MELALUI SIAPA YANG DIKEHENDAKI-NYA "
.
""""""""""""""""""""""
Ali bin Abi Thalib ra mewasiatkan kepada kaum muslimin :
.
" Janganlah Anda merasa ada yang memberi ni'mat selain dari Allah Ta'ala. Anggaplah semua ni'mat dan pemberian itu yang Anda terima dari selain Allah, adalah satu kesalahan.
Anda harus menganggapnya sebagai pemberian, bukan dari manusia, akan tetapi pada hakikatnya dari Allah semata."
.
""""""""""""""""""""""
Seorang Hukama berkata :
.
" Menanggung kebaikan dari pemberian manusia akan menjadi beban bagi Anda, dibandingkan dengan kesabaran. Karena menderita kekurangan."
.
.
Nah para Ikhwan dan juga Akhwati, tidak berarti...
Apabila sesama muslim, memberi kepada sesama muslim harus ditolak. Apabila pemberian dalam rangka hubungan silaturrahim dan mu'amalah yang tulus dan shaleh.
Islam juga tidak memperbolehkan menolak pemberian sesama saudaranya, selama pemberian itu tidak menjatuhkan martabatnya sebagai hamba Allah, dan tidak menyebabkan ia lupa bahwa :
.
" Semua yang diterima, tidak semata-mata dari si pemberi. Akan tetapi semata-mata atas karunia Allah Ta'ala "
.
.
Tetapi Ikhwan dan Akhwati yang kami hormati.....
.
Penolakan yang dapat menyebabkan kita, ingat kepada Allah, berarti merupakan anugerah dan karunia besar dari Allah, untuk kita."
.
Daripada itu, sebelum menerima atau memberi sesuatu, baik berupa harta, uang, dan banyak lagi, haruslah ingat Allah. Kenapa?
.
Setiap yang menerima itu adalah ni'mat yang menggoda iman.
Dan setiap yang memberi itu termasuk menggoda hati.
Dari sebab itulah, akan muncul suatu penghalang besar antara tipu daya keni'matan dan anugerah.
.
Jadi, ingatlah Allah, sewaktu menerima atau memberi, karena semua itu berasal dari Allah.
Insya Allah, kita akan mampu menjaga martabat diri kita dihadapan-Nya.
.
Semoga kutipan hikmah ini, dapat kita resapi bersama, agar perjalanan kita menuju Allah, tidak tertutup suatu penghalang dihadapan kita.
Lebih dan terkurang dalam penulisan taks ini. Kami mohon ma'af, jika salah dalam penyampaian.
.
Dan kami akhiri dahulu pelajaran hari ini, semoga dilain waktu kita berjumpa lagi.
.
.
Aamiin Allaahumma Aamiin.
.
.
" Wassalaamu " Wassalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "

BALASAN ALLAH TA'ALA KEPADA HAMBA-NYA

" Assalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "
.
.
.
.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
.
JALLA RABBUNAA AN YU'AA MILAHUL 'ABDU NAQDAN FAYUJAAZIYAHU NASII-AT.
.
Maksudnya :
.
" Maha Agung Tuhan kami, yang menjadikan seorang hamba beramal secara langsung, dan memberi pembalasan kelak diakhirat."
.
"""""""""""""""""""""
Bertemu lagi kita disini, semoga kelanjutan keterangan dari kami ini ada baiknya kita hayati Bertemu lagi kita disini, semoga kelanjutan keterangan dari kami ini ada baiknya kita hayati bersama.
Mari sama-sama kita menyimaknya, agar terus dihati kita, tertanam ilmu yang bermanfa'at.
.
" Insya Allahu, aamiin "
.
.
Para Ikhwani & Akhwati.....
.
.
Ketahuilah !!
Pembalasan Allah itu terhadap para hamba-Nya yang beramal, tidak hanya khusus diberikan diakhirat saja, tetapi :
.
Bisa jadi Allah membalasnya itu, langsung didunia ini juga, terutama bagi para wali yang menjadi kekasi Allah Ta'ala.
Semua itu adalah :
.
" KARENA DEKATNYA SEORANG HAMBA DENGAN TUHAN NYA "
.
Ia mendapat kehormatan untuk menerima rahmat dan anugerah Allah didunia ini juga, dan kelak akan memperolehnya berlipat ganda diakhirat.
.
"""""""""""""""""""""
Yang demikian itu para Ikhwan & Akhwati,,,
.
Merupakan anugerah terbesar dari Allah, dan berkat kemurahan-Nya. Juga sekaligus sebagai indikasi bahwa :
.
" AMAL IBADAH ORANG TERSEBUT, DITERIMA OLEH ALLAH, DAN SEBAGAI PENDORONG SEMANGAT UNTUK TERUS BERIBADAH LEBIH BANYAK DAN BERKUALITAS SERTA LEBIH MENDEKATKAN DIRI KEPADA-NYA "
.
"""""""""""""""""""""
Syaikh Ibnu Athaillah mengatakan :
.
KAFAA MIN JAZAA-IHI IYYAAKA 'ALAATH THAA'ATI AN RADHIYAKA LAHAA AHLAA.
.
" Cukup Allah yang memberi pahala atas keta'atanmu, sebab :
Dia- telah ridha kepadamu sebagai orang yang ahli ibadah."
.
.
Pernyataan tsb sebagai penjelasan tentang balasan Allah kepada para hamba-Nya yang disegerakan diberikan didunia.
Ini merupakan karunia terbesar dari Allah kepada hamba-hamba-Nya yang ahli ibadah.
.
""""""""""""""""""""""
Hamba yang mendahulukan Allah, dari kepentingan duniawi.
Selain itu wahai para Ikhwani dan Akhwati......
Adalah :
.
" BUAH KETA'ATAN KEPADA ALLAH SECARA IKHLAS "
.
Sudah menjadi suatu keni'matan bagi seorang hamba.
Dan keni'matan itu, juga merupakan pahala dan rahmat yang terbesar dari Allah baginya.
.
"""""""""""""""""""""
Bagi hamba Allah yang shaleh, besar merasa syukurnya bila didunia ini, ia menerima rahmat dan anugerah-Nya. Berupa pahala amal ibadahnya, sebelum ia memasuki negeri akhirat. Dan mendapatkan balasan yang lebih besar.
.
.
Maksud pemberian Allah itu adalah :
Agar ia selalu bertaqarrub kepada Allah, serta memanfa'atkan semua rahmat Allah untuk meningkatkan amal ibadahnya.
Kemudian Syaikh Ibnu Athaillah mengatakan :
.
KAFAAL 'AAMILIINA JAZAA-AN MAA HUWA FAATIHUHU 'ALAA QULUUBIHIM FII THAA'ATIHI WA MAA HUWA MUURIDUHU 'ALAYHIM MIN WUJUUDI MU-AANASATIH.
.
" Cukuplah sebagai pembalasan Allah bagi orang-orang yang beramal.
Dengan perkenan Allah yang membukakan kedalam hatinya kegemaran melaksanakan ibadah. Dan memberikan mereka ketentraman hati dalam menjalankan keta'atan."
.
""""""""""""""""""""""
Ikhwan dan Akhwati.
.
Perkataan ini, juga sebagai penjelasan atas anugerah dan kehormatan Allah yang diberikan kepada para hamba-Nya sebagai balasan terhadap amal ibadah yang disegerakan oleh Allah itu didunia.
.
Balasan itu berupa, dibukanya pintu kema'rifatan.
Dan didatangkannya anugerah besar didalam hatinya, berupa berbagai kehalusan dan rahasia keghaiban, serta ketenangan, kedamaian dan kenyamanan berada di hadirat Allah Yang Maha Suci.
.
.
Yang seperti ini para Ikhwani.....
Merupakan wujud dari keridha'an Allah yang sangat besar, yang tidak terungguli oleh bentuk balasan apapun.
.
Inilah suatu pemberian dari Ilahiah, sebagai ganjaran yang amat mulia, agar dapat dini'mati dalam hatinya. Pembalasan Allah itu adalah :
.
" SUATU PERASAAN HALUS YANG BERNILAI "
.
Inilah keridha'an Ilahi dikarenakan bertaqarrubnya si hamba itu kepada Allah dalam keta'atannya.
Pemberian rahmat Allah itu sebenarnya adalah :
" JANNAH "
.
Tidak ada yang melebihi syurga itu, hanyalah ni'mat seorang hamba yang beribadah sajalah yang akan melebihi syurga itu.
.
""""""""""""""""""""""
Nah para Ikhwan dan juga para Akhwati....
.
Apa yang barusan kami jelaskan semua ini adalah untuk mendapatkan keridha'an Allah diwaktu kita beramal dengan secara ikhlas.
Bila kita ikhlas beramal karena Allah secara Istiqamah dan khusuk, maka kita akan mendapatkan ni'matnya beribadah itu.
Itulah syurga keni'matan.
Syurga keni'matan bersama Allah.
Inilah yang digunakan para ahli ibadah yang berma'rifat.
.
Insya Allah, kami akan lanjutkan lagi, mumpung ada waktu kami untuk melanjutkan kajian samudera ini.
Dilain waktu kita berjumpa lagi.
Mohon ma'af dalam hal penyampaian ini yang terlalu singkat. Kami harap Anda sekalian, mohon dima'lumi kami.
Dan akhirul kalam :
.
.
.
" Wassalaamu " Wassalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "

IKHLASKAN IBADAH KARENA ALLAH

" Assalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "
.
.
.
MAN 'ABADAHU LISYAI-IN YARJUUHU MINHU AW LIYADFA'A BI THAA'ATIHI WURUUDAL 'UQUUBATI 'ANHU FAMAA QAAMA BI HAQQI
.
Maksudnya :
.
" Barangsiapa yang menyembah Allah, karena mengharapkan sesuatu atau dengan keta'atannya itu, dia harapkan dapat menolak bahaya yang akan menimpa dirinya, maka :
dia belum menunaikan tugasnya kepada Allah sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki-Nya."
.
""""""""""""""""""""
Ikhwan & Akhwati *
.
Pada hari ini, kami akan menjelaskan satu pelajaran bagi kita semua, agar kita tahu tujuan beribadah karena Allah, bukankah dalam peribadatan kita ini dilandasi niat?
.
" BENAR "
.
Niat tanpa Ikhlas, maka ibadahnya kurang sempurna, mungkin menjadi sia-sia.
Tujuan beribadah kita itu, tidak lain adalah ikhlas karena Allah Ta'aa, maka barulah sampai tujuan niat kita itu.
Ikhlaskan dahulu jiwa dan raga kita karena Allah, artinya menyerahkan diri kepada-Nya semata-mata, barulah sampai niat kita itu.
.
Mari kita lanjutkan lagi pemahaman kajian ini.....
.
.
Amal ibadah yang kita lakukan dengan amalan, itu belum tentu para ikhwan dan akhwati, termasuk amal yang benar-benar ikhlas karena Allah, sebab :
.
" Jika kita beramal mengharapkan upah atau mencari pahala ataupun untuk menolak siksa.
Sungguh !! Suatu amal ibadah kita itu, tidak akan memperoleh apapun, bila amal kita itu dikaitkan kepada sesuatu selain karena Allah "
.
" INGAT ITU WAHAI IKHWAN DAN AKHWATI !!"
.
Beramal ibadah itu, haruslah tujuannya karena Allah, ikhlas karena Allah, ridha karena Allah.
.
Didalam ibadah itu, bukan pahala dipinta, bukan upah dipinta, bukan syurga dipinta, bukan untuk dijauhi bahasa siksa dipinta. Tetapi tujuan beramal ibadah itu cuma satu dipinta yakni :
.
" LILLAAHI TA'ALA "
.
Inilah akhir niat, akhir penyerahan diri secara ikhlas. Sedangkan pemberian dari Allah itu adalah haq Allah setelah beramal ibadah.
Allah yang menilai amalan kita, ibadah kita, ikhlas atau tidak karena-Nya.
.
Daripada itu ikhwan dan akhwati *
.
Sebaik-baik bagi diri kita adalah :
.
" TAWAKKAL 'ALALLAH "
.
Karena Allah, inilah dikatakan Ikhlas, penyerahan segala perbuatan amal ibadah karena Allah Ta'ala. Barulah niat itu sampai tujuannya.
Kita ini tidak ada daya upaya apapun kecuali penyerahan diri hanya kepada-Nya secara ikhlas. Itulah niat namanya.
.
""""""""""""""""""""""
Karena itu Ikhwan dan Akhwati *
.
Amal semacam ini, sangatlah erat dengan maksud lain yang sama sekali tidak bernilai ibadah.
Yang semestinya semata-mata didasari untuk mencapai keridha'an Allah Ta'ala.
Begitupun sebaliknya, jika amal ibadah kita itu, dilakukan karena takut adanya gangguan dsb, ataupun takut siksa Allah, kalau tidak berbuat baik atau tidak beribadah.
.
Jadi, sikap kita dalam ibadah, hanyalah dipersembahkan kepada Allah semata-mata, dengan hati yang ikhlas dan ridha.
.
Tugas kita sebagai hamba-Nya adalah :
.
" MELAKUKAN PENGABDIAN KEPADA ALLAH DENGAN PENUH KETA'ATAN SESUAI DENGAN SIFAT-SIFAT-NYA MENURUT IRADAH DAN HUKUM-NYA "
.
Bukan atas dasar kemauan kita sendiri. Perkara ini menuntut atas kita sebagai hamba-Nya untuk beribadah secara ikhlas, mencari kirida'an Allah, bukan karena tuntutan kemauan kita untuk meminta upah dan pahala ataupun menolak bahaya dan siksa.
.
Kedudukan kita sebagai hamba, tidak berhaq menuntut sesuatu pun kepada Allah, sehingga Dia- pun menjadi tidak menuntut sesuatupun pada kita.
Bila sudah demikian...
.
" Hubungan antara kita (abid) dan Allah (Ma'bud), maka kita sudah melakukan pengabdian kepada-Nya dengan penuh kecintaan."
.
Ketita kita sudah melakukan tugas kita dengan penuh kecintaan, maka tentu kita akan menyerahkan segala harapan dan keinginan kita kepada ALLAH yang kita cintai...
.
"""""""""""""""""""""
Nah ikhwan dan Akhwati....
.
Apa yang telah kami uraikan diatas, dapatlah kita mengerti dan memahami, apa tujuan kita dalam beribadah. Daripada itu, kita harus ikhlas dan ridha.
Karena tujuan kita beribadah hanyalah kepada Allah yang satu.
.
Lebg dan terkurang dari kami. Dalam hal perkara ini. Insya Allah kita akan lanjutkan lagi.

KETIKA DOSA SEBAGAI PENYEBAB SAMPAI KEHADIRAT ALLAH

" Assalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh '
.
.
.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
.
RUBAMAA FATAHA-LLAAHU LAKA BAABATH THAA'ATI WA MAA FATAHA LAKA BAABAL QABUULI.
WA RUBAMAA QADHAA 'ALAYKA BIDZ-DZANBI FAKAANA SABABAN LIL WUSHUUL.
.
" Mungkin Allah telah membuka pintu keta'atan bagimu, tetapi belum dibukakan pintu pengabulan bagimu.
Bisa jadi Allah membiarkanmu berbuat dosa, ketika dosa itu sebagai penyebab kamu sampai kehadirat-Nya."
.
""""""""""""""""""""
Ketahuilah Ikhwan dan Akhwati...
.
Seharusnya kita sebagai hamba, tidak melihat segala sesuatu dari bentuk lahir kita semata. Tetapi, hendaklah kita ini memandang pada hakikat kita.
.
Jadi, bentuk zahir dari suatu kebaktian atau keta'atan, tidak serta-merta menunjukkan adanya penerimaan atau diterimanya amal ibadah kita itu, karena :
.
" Amal kita itu, masih terancam oleh berbagai bahaya, dan penyakit yang akan mengotori keikhlasan kita."
.
Penyakit dan afat-afat itulah yang mencegah dan sebagai penghalang bagi diterimanya amal kita itu.
.
""""""""""""""""""""
Begitupun sebaliknya Ikhwan dan Akhwati...
.
Wujud adanya dosa itu, tidak serta merta menyebabkan kita terlempar jauh dari Allah Ta'ala. Karena bisa jadi hal itu, sebagai penyebab kita, malah semakin mendekat kepada Allah, dan sampai kehadirat-Nya.
.
Sebagaimana dikatakan :
.
" Betapa banyak dosa yang menyebabkan seorang hamba masuk kedalam syurga."
.
Karena ia bertaubat dan terus mendekat kepada Allah Ta'ala. Sehingga taubatnya diterima oleh Allah Ta'ala.
Bukankah Allah mencintai orang-orang yang bertau ??
.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa :
Nabi saw bersabda :
.
WAL LADZII NAFSI BIYADIHI LAW LAM TUDZNIBUU LADZAHABA-LLAAH BIKUM WA LAJAA-A BI QAUMIN YUDZNIBUUNA FAYASTAGHFIRUNA-LLAAHA FAYUGHFARU LAHUM.
.
Artinya :
.
" Demi Allah yang jiwaku berada didalam tangan-Nya. Seandainya kalian tidak pernah berdosa, tentu Allah akan melenyapkan kalian. Lalu menggantikan ka5ian dengan orang-orang yang berbuat dosa. Lalu mereka meminta ampun kepada Allah. Dan Allah berkenan mengampuninya."
.
"""""""""""""""""""""
Ketahuilah para Ikhwan dan akhwati...
.
Amal ibadah yang tidak diterima itu, karena ia membangga-banggakan serta mengandalkan amal yang dilakukannya.
Dia merasa sombong karena bisa melakukannya dan memandang rendah serta hina orang yang tidak melakukannya.
.
Sementara orang yang berbuat dosa, membuat ia semakin dekat kepada Allah dan masuk syurga.
.
KENAPA BISA BEGITU ?
.
Karena seorang hamba tergelincir berbuat dosa, segera ia bertaubat, kembali kepada Allah, dan terus semakin dekat kepada-Nya.
Dia memandang hina dirinya dan memandang mulia orang lain yang tidak melakukannya.
.
"""""""""""""""""""""
Abu Hazim ra berkata :
.
" Sesungguhnya seorang hamba melakukan kebaikan, ia merasa senang dan baik ketika melakukannya. Namun Allah tidak menjadikan keburukan yang paling berbahaya baginya daripada amalnya.
Sebaliknya, seorang hamba yang melakukan kema'siatan, ia merasa jahat dan buruk ketika melakukannya. Padahal Allah tidak menjadikan baginya kebaikan yang paling berguna daripada keburukan itu.
.
KENAPA BISA BEGITU ?
.
Karena ketika seorang hamba melakukan kebaikan yang dipandangnya baik dan menyenangkan, ternyata penyakit 'ujub, riya' dan merasa dirinya paling baik dari orang lain.
Maka Allah menghapus dan melebur kebaikannya itu, bahkan ikut menyertai hangus pula amal-amal kebaikan lainnya.
.
Begitupun sebaliknya, seorang hamba yang melakukan kesalahan dan dosa, dia memandang dan merasa dirinya terhina ketika melakukan kema'siatan itu, Maka :
Dengan sebab dosa itu, membuatnya lari kencang mendekat kepada Allah Ta'ala.
Bertaubat dan diterima taubatnya oleh Allah Ta'ala.
.
"""""""""""""""""""""
Nah para Ikhwan dan juga Akhwati...
.
Semoga dengan pengertian ini, dapatlah kita semua, untuk selalu berbuat baik.
Baik yang jauh maupun dekat. Karena itu, agama Islam mengajarkan kita selalu bermurah hati.
Dengan jalan kembali yakni Taubat yang sesungguhnya, maka tujuan kita kepada-Nya akan sampai kehadirat-Nya.
.
Lebih dan terkurang dalam hal penyampaian ini, semoga kita beramal, semata-mata karena Allah.
Orang yang baik dan berakhlaq mulia tanpa meminta pujian kebaikannya, maka ia layak disebut hamba Allah.
Daripada itu, mari kita sama-sama menyatukan ikatan Ukhuwwah Islamiah kita, baik orang yang dikenal maupun tidak dikenal, agar kita dikatakan Ummat Rahmatan fil 'alamin.
Akhirul kalam dari kami :
.
.
" Wassalaamu " Wassalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "
.

DUA KENI'MATAN BESAR

" Assalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa crakaatuh "
.
.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
.
NI'MATAANI MAA KHARAJA MAWJUUDUN 'ANHUMAA WA LAA BUDDA LIKULLI MUKAWWININ MINHUMAA NI'MATUL IIJAADI WA NI'MATUL IMDAADI.
.
Maksudnya ialah :
.
" Dua macam keni'matan. Tiada satu makhluq pun yang terlepas dari keduanya, yaitu :
Ni'mat ciptaan (al-ijad).
Dan ni'mat kelestarian (al-imdad).
.
""""""""""""""""""""""
Ikhwan & Akhwati *
.
Disini sedikit kami menguraikan tentang dua hal macam keni'matan yang Allah berikan kepada kita.
.
Nikmat penciptaan (al-ijad) dan ni'mat pemeliharaan atau pelestarian (al-imdad) adalah :
" Merupakan dua ni'mat yang biasa dibutuhkan oleh setiap yang maujud.
.
Dengan ni'mat penciptaan (al-ijad), membuat sesuatu yang semula tidak ada menjadi ada.
Setelah sesuatu tercipta, maka pasti membutuhkan pemeliharaan, pengembangan dan pelestarian akan keberadaan dan eksistensinya.
Itulah ni'mat " al-imdad "
.
AN'AMA 'ALAYKA AWWALAN BIL IIJAADI WA TSAANIIHAA BI TAWAALIIL IMDAADI.
.
" Kenik'matan dari Allah Ta'ala yang pertama adalah Ni'mat ijad.
Seterusnya adalah ni'mat imdad, yang terus-menerus disempurnakan."
.
"""""""""""""""""""""
Ikhwan & Akhwati *
.
Ketahuilah....
Wujud dari segala yang diciptakan (makhluq), termasuk wujud kita. Yang selalu membutuhkan suplai energi pemeliharaan dan kelestarian, serta pengembangan menuju kesempurnaan.
Baik secara zahir kita maupun batin kita.
.
Allah Ta'ala berfirman :
.
WA ASBAGHA 'ALAYKUM NI'AMAHU ZHAAHIRAN WA BAATHINAN.
.
" ... Dan (Allah) menyempurnakan untukmu ni'mat-Nya zahir dan batin."
(QS. Luqman : 20)
.
"""""""""""""""""""""
Demikian pula dalam hal wujud keimanan dan kecintaan ta'at kepada Allah, pemeliharaan dan pengembangannya yang lebih baik dan sempurna didalam hati kita ini.
Begitu pula kebencian terhadap kekufuran dan kema'siatan.
Semua itu merupakan ni'mat dan anugerah besar dari Allah Ta'ala.
.
Seandainya bukan karena ni'mat besar dari Allah itu, tentu kita berada didalam kesesatan dan kegelapan. Tenggelam didalam lautan kebodohan.
.
Dalam hal ini para Ikhwan dan juga Akhwati.....
.
Allah Ta'ala telah memperingatkan kita semua dalam Al-Qur'an, surah Al-Hujurat, ayat 7-8 yakni :
.
WA LAAKINNALLAAHA HABBABA ILAYKUMUL IIMAANA WA ZAYYANAHU FII QULUU BIKUM WA KARRAHA ILAYKUMUL KUFRA WAL FUSUUQA WAL 'ISHYAANA ULAA- IKA HUMUR RAASYIDUUN.
FADHLAN MINALLAAHI WA NI'MATAN WA-LLAAHU 'ALIIMUN HAKIIM.
.
" ... tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan keimanan itu indah didalam hatimu, serta menjadi kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.
Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.
Sebagai karunia dan ni'mat dari Allah.
Dan Allah Maha Mengetahui-Maha Bijaksana."
.
"""""""""""""""""""""
Ni'mat Allah yang Dia- berikan kepada kita itu sangat besar dan terus menerus diberikan.
Baik secara zahiriah maupun batiniah.
.
Oleh karena itu wahai para Ikhwan juga Akhwati...
.
.
" Hendaklah kita mengetahui kadar besarnya ni'mat Allah itu yang diberikan kepada kita. Lalu kita mensyukuri ni'mat-Nya itu, serta bertawakkal kepada-Nya."
.
Terhadap semua itu, maka kita tidak boleh mengandalkan akal dan kemampuan serta ilmu yang kita miliki.
Sebab :
.
" SEMUANYA ITU ADALAH SEMATA-MATA ANUGERAH ALLAH YANG DIBERIKAN KEPADA KITA, YANG BERADA DILUAR KEMAMPUAN DIRI KITA UNTUK MEWUJUDKAN DAN MELESTARIKANNYA "
.
"""""""""""""""""""""
Orang-orang yang arifillah berkata :
.
" Barangsiapa yang memandang ketauhidannya kepada Allah, sebagai sesuatu yang diperoleh karena kecerdasan akalnya, maka ketauhidannya itu, tidak akan bisa menyelamatkannya dari neraka."
.
Hal ini ungkapan ini para Ikhwan juga Akhwati.....
.
Senada dengan ungkapan oleh Dzin Nun Al-Mishri :
.
" Barangsiapa yang memandang ketauhidannya kepada Allah, sebagai hasil dari kemampuan dirinya, maka ketauhidan itu, tidak akan dapat menyelamatkannya dari neraka. Tetapi hendaklah ia memandang bahwa :
Ketauhidan itu, semata-mata anugerah besar dari Allah. Dan mensyukuri anugerah besar itu kepada-NYA.
.
Abu Thalib Al-Makki berkata :
.
" Sebaik-baik ni'mat adalah ni'mat iman dan ma'rifat kepada Allah."
.
"""""""""""""""""""""
Nah para Ikhwan juga Akhwati *
.
Sangat jelas bukan keterangan diatas yang kami kemukakan.
Agar kalian memahami tentang ni'mat zahir dan batin.
Itulah anugerah yang diberikan Allah kepada kita semua.
Kita diadakan merupakan ni'mat zahir, dan diberi ni'mat batin berupa keimanan,ketauhidan dan kema'rifatan, maka syukurilah ni'mat itu, agar sejalan apa yang diberikan kepada kita semua.
Ingatlah !
.
Sebagai hamba, patut kita laksanakan tugas kita kepada-Nya yaitu :
" Beribadah kepada-Nya, agar sesuai dengan jati kita sebagai hamba yang mukmin lagi disempurnakan derajat kita "
.
Aamiin...
.
Lebih dan terkurang dalam hal penyampaian ini, kami mohon dima'afkan bila ada kesalahan dalam perkara ini.
Akhirul kalam :
.
.
" Wassalaamu " Wassalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "

KETIKA ALLAH HENDAK MEMBERI ANUGERAH KAPADA KITA

" Assalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "
.
.
.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
.
MATAA A'THAAKA ASYHADAKA BIRRAHU WA MATAA MANA'AKA ASYHADAKA QAHRAHU FAHUWA FII KULLI DZAALIKA MUTA'ARRIFUN ILAYKA WA MUQBILUN BI WUJUUDI LUTHFIHI 'ALAYKA.
.
Yang dimaksud dari ungkapan ini adalah :
.
" Apabila Allah hendak memberi karunia kepada Anda, Dia- akan menunjukkan belas-kasih-Nya kepada Anda.
Apabila Allah menahan karunia-Nya kepada Anda, maka Dia- akan menunjukkan kekuasaan-Nya kepada Anda.
Atas semua itu, Allah ingin memperkenalkan Diri-Nya kepada Anda, dan menghadapkan wujud kehalusan-Nya kepada Anda."
.
"""""""""""""""""""""
Ikhwan & Akhwati *
.
.
Ungkapan diatas tadi adalah menjadi keharusan kita sebagai hamba untuk mengenal Allah, dan mengetahui sifat-sifat-Nya yang agung, dan nama-nama-Nya yang baik lagi mulia.
.
Tidak ada jalan lain bagi kita untuk mengenal dan mengetahui Allah, kecuali :
.
" DENGAN JALAN ALLAH MEMPERKENALKAN DIRI-NYA KEPADA KITA, DAN KITA BERKEINGINAN UNTUK MENGENAL-NYA "
.
"""""""""""""""""""""
Yang demikian ini para Ikhwan dan Akhwati *
.
Ini merupakan jalan untuk ma'rifat kepada Allah Ta'ala.
Pada lazimnya, kita baru mengenal Allah, apabila sudah diturunkan kepada kita bencana dan hukuman.
.
Bencana dan hukuman itu yang diturunkan Allah pada kita itu adalah :
.
" SEBAGAI PERINGATAN DAN PENDIDIKAN BAGI KITA "
.
"""""""""""""""""""""
Mengenai perkara ini wahai para Ikhwan dan juga Akhwati *
.
Ada dua macam yaitu :
.
(1)- Pemberian yang sesuai dengan kehendak dan kemauan kita.
Dengan karunia itu, Allah berkeinginan hendak membuktikan dan menunjukkan kebaikan-Nya kepada kita.
Kemurahan, kehalusan, keadilan dan kasih-sayang-Nya. Atau yang sesuai dengan sifat-sifat-Nya, dan nama-nama-Nya yang baik dan sempurna.
.
(2)- Penolakan yang sesuai pula dengan sikap sert tabi'at kita.
Dengan penolakan ini... Allah hendak menunjukkan kepada kita keperkasaan dan kekuasaan-Nya.
Juga Allah menunjukkan bahwa :
.
" DIA- TIDAK BERGANTUNG DAN TERIKAT OLEH KEHENDAK DAN KEMAUAN MANUSIA DAN MAKHLUQ LAINNYA "
.
Karena, Dia- Adalah :
.
" ALLAHUL KHALIQUL QADIIR "
.
Maha Memelihara dan berkehendak
.
"""""""""""""""""""""
Seharusnya kita wahai para Ikhwan juga Akhwati *
.
Kita tidak membedakan antara kedua kondisi itu. Jika kita ingin mengenal Tuhan kita, janganlah kita terbawa oleh kepentingan dan keperluan menurut kehendak kita sendiri. Karena :
.
" Ketika Allah menahan pemberian dari kita, pada hakikatnya itu adalah :
.
" MENGANDUNG ANUGERAH YANG BESAR BAGI KITA "
.
Kedua kondisi itu...
Tetap sebagai anugerah bila kita mampu memahaminya.
Karena perkara itu, adalah :
.
" MERUPAKAN WUJUD KEKUASAAN DAN KEHALUSAN KEHENDAK ALLAH 'AZZA WA JALLA "
.
""""""""""""""""""""""
.
INNAMA YU'LIMUKAL MAN'U LI'ADAMI FAHMIKA 'ANILLAAHI FIIHI
.
" Sebenarnya yang membuat kamu sakit dan bersedih atas penolakan Allah terhadap permintaanmu, hanyalah karena kamu sendiri yan belum mengerti hikmah yang tersembunyi didalamnya "
.
""""""""""""""""""""""
Maka, dengan demikian wahai para Ikhwan juga Akhwati *
.
Sesungguhnya penolakan dan pemberian Allah itu pada kita, sebenarnya pada pada hakikatnya adalah :
.
" SAMA-SAMA SEBAGAI ANUGERAH DAN KENI'MATAN YANG TERBESAR "
.
Sebagaimana yang telah kami jelaskan diatas tadi. Tetapi :
Yang terpenting bagi kita sebagai hamba adalah :
.
" TETAP BERIBADAH DAN TERUS TA'AT. DAN SEMAKIN MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH DALAM MENGHADAPI KONDISI YANG KEDUA TADI."
.
Jangan sampai kita merasa sakit dan bersedih, ketika permintaan kita itu ditolak. Dan seakan tidak dikabulkan dalam pandangan mata zahir kita.
Dan jangan pula kita terhanyut dalam kesenangan, ketika secara zahiriah permintaan dikabulkan oleh Allah Ta'ala.
.
Akhir dari kami dalam kutipan ini : " INGAT !!
.
" Ketika kefakiran itu mengenai orang yang fakir, maka hendaklah ia bersikap pertama :
.
(1). Hendaklah kefakiran itu, memperkuat keyaqinan dan keimanan Anda kepada Allah Ta'ala.
.
(2). Hendaklah Anda bersyukur kepada Allah, karena : Anda akan terhindar dari musibah dan bencana yang menimpa orang-orang kaya disebabkan karena kekayaannya.
.
Belum sempurna kefakiran Anda itu, sebelum Anda memandang kepada Allah dengan pandangan yang lebih baik atas kefakiran yang menimpa Anda itu, daripada ketika diberi kekayaan.
.
Anda dapat merasakan manis dan ni'matnya tidak mendapatkan pemberian.
Bahkan Anda tidak dapat merasakan keni'matan dalam menghadapi pemberianBahkan Anda tidak dapat merasakan keni'matan dalam menghadapi pemberian.
Apapun kondisi yang dialami oleh Anda, baik ketika diberi ataupun pada saat ditolak atau tidak mendapatkan pemberian, maka :
.
" ANDA TETAPLAH BERIBADAH YANG BAIK DAN TERUS MENINGKATKAN KETA'ATAN DAN IBADAH ANDA KEPADA ALLAH TA'ALA "
.
.
Nah para Ikhwan & Akhwati *
.
Dengan keterangan ini dapatlah kalian memahami hal ini. Dan semoga tujuan kalian itu, benar-benar karena :
" ALLAH "
.
Lebih dan terkurang dalam penyampaian kami.
Dan akhirul kalam :
.
.
" Wassalaamu " Wassalaamu 'alaykum
Wa rahmatulllaahi
Wa barakaatuh "

ANTARA MA'SIAT DAN RAHMAT ALLAH

" Assalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "
.
.
.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
.
MA'SHIYATUN AWRATSAT DZULLAN WAFTIQAARAN KHAYRUN MIN THAA'ATIN AWRATSAT 'IZZAN WASTIKBAARAN.
.
" Kema'siatan yang menyebabkan merasa terhina dan rendah diri (disertai bertaubat dan berharap rahmat dan belas-kasih Allah), lebih baik daripada ta'at yang membangkitkan rasa mulia diri dan keangkuhan."
.
"""""""""""""""""""""
Ikhwan & Akhwati.....
.
Rasa hina dan rendah adalah sifat kehambaan. Sebaliknya, kemaha muliaan dan kemaha besaran adalah sifat ke-Tuhanan.
.
Tidak ada kebaikan sama sekali didalam keta'atan seorang hamba, bila masih melekat padanya yang bertentangan dengan penghambaan.
.
Karena apa ??
.
" KARENA SIFAT SEPERTI ITU, AKAN MELEBUR.
DAN MEMBATALKAN KETA'ATAN SEORANG HAMBA "
.
Sebab :
.
" BENTUKNYA SEBAGAI KEMA'SIATAN BAGI SEORANG HAMBA "
.
Yang juga menghanguskan nilai pahala dari suatu keta'atannya tersebut.
.
"""""""""""""""""""""
Sayid Abu Madyan ra berkata :
.
" Rasa terhina bagi orang-orang yang berma'siat, lebih baik daripada perasaan sombong bagi orang yang ta'at."
.
.
Diriwayatkan dari Aban bin Iyas, ia berkata :
.
" Pada suatu ketika aku keluar dari bertemu Anas bin Malik ra. di Bashrah. Aku melihat jenazah diusung didalam keranda oleh 4 orang.
Aku tidak melihat ada orang lain yang ikut mengantarkan jenazah itu. Aku berkata dalam hati : " SUBHAANALLAH " Dipasar Bashrah jenazah seorang muslim tidak ada seorangpun yang mengantarkan selain 4 orang yang mengusungnya. Biarlah aku sebagai orang yang kelima ikut mengantarkannya."
.
Ketika jenazah itu diletakkan untuk dishalati, mereka berkata kepadaku : " Silahkan tuan maju kedepan sebagai imam."
Aku menjawab :
" Kalian lebih utama."
Mereka menjawab :
" Kita sama-sama."
.
Maka aku maju menjadi imam shalat jenazah.
Setelah selesai dishalati, aku bertanya kepada mereka mengenai kisah jenazah itu. Dia adalah jenazah orang ahli melakukan ma'siat.
Tiga hari lalu dia jatuh sakit.
.
Dia berpesan kepada ibunya, agar tidak memberitahukan kepada para tetangga bila ia mati, karena mereka tidak akan menghadiri jenazahnya. Dan bahkan akan mencaci maki.
Dia juga berpesan pada ibunya, agar meletakkan cincin yang bertuliskan kalimat " LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUULULLAAHI "
.
Dia berharap dengan tulisan itu, agar Allah menerimanya dan merahmatinya.
Dan dia meminta pada ibunya, meletakkan telapak kaki dipipinya sambil mengucap :
.
" Inilah balasan orang ma'siat kepada Allah "
.
Lalu dia meminta pada ibunya, agar menengadahkan tangannya kepada Allah Ta'ala, sambil berucap :
.
" Aku ridha padanya (anakku), maka hendaklah kiranya Engkau ya Allah meridhainya."
.
Sang ibu melaksanakan semua yang diwasiatkan oleh anaknya itu.
Ketika ia menengadahkan tangan kelangit, ia mendengar suara pasih anaknya :
.
" Wahai ibuku, pergilah, tinggallah aku, aku telah diterima oleh Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Mulia."
.
.
Inilah Ikhwan dan Akhwati, kisah dari Aban bin Iyas, mengisahkan cerita yang begitu menyentuh kita.
.
" SUBHAANALLAAHU "
.
Jadi kisah ini mencerminkan kepada kita bahwa :
Kemuliaan seseorang itu bila tidak disertai ta'at kepada Allah, atau pun ia ta'at dalam ibadah, tetapi tidak menyimpan sifat rendah hati, maka sama saja ia menghancurkan keta'atannya selama ia beribadah didalam hidupnya.
Ia sombong, angkuh, bangga akan teta'atan. Dan memuliakan dirinya sendiri daripada orang lain. Maka Allah melenyapkan pahala amal ibadahnya dikarenakan keangkuhan dan kesombongannya.
.
Sebaliknya, sifat kemuliaan dan rendah hati, walaupun ia berbuat salah atau berma'siat didalam hidupnya, akhirnya ia sadar akan kesalahannya selama hidup dan lalu bertaubat, maka Allah menerima taubatnya.
.
Inilah kemuliaan Allah terhadap hamba-Nya.
Inilah dua contoh untuk kita, selalu berbuat baik diantara sesama.
.
INGATLAH :
.
Dua kata ini :
.
" RASA HINA DAN RENDAH ADALAH SIFAT PENGHAMBAAN.
DAN KEMAHA MULIAAN DAN KEMAHA BESARAN ADALAH SIFAT ALLAH "
.
Jadi, kita tidak perlu bangga diri dan sombong. Yang mulia itu adalah ALLAH.
Yang Tinggi itu adalah
ALLAH.
Dan kebanggaan kebesaran itu milik ALLAH.
.
Kita ini tidak ada,
kita ini rendah dan hina.
Maka patutlah kita sebagai hamba-Nya merendahkan diri, dan mesti berbuat baik.
Daripada itu, tugas kita adalah :
.
" Ta'at dan patuh atas segala perintah-Nya. Inilah sifat kehambaan "
.
"""""""""""""""""""""
Nah, Ikhwan dan Akhwati....
.
Semoga dengan penjelasan diatas, dapatlah kalian petik pelajaran ini, sebagai modal untuk menjadi hamba-Nya yang shaleh.
Agar kita terhindar dari segala perbuatan ma'siatan dan kefasikkan.
Lebih dan terkurang dalam penyampaian ini. Kami atas nama pribadi mohon ma'af, jika ada kata yang menyinggung kalian semua.
Sekali lagi kami mohon dima'afkan.
.
Dan akhirul kalam :
.
.
.
" Wassalaamu " Wassalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "