Laman

Selasa, 31 Oktober 2017

"INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROOJI'UUN".

SIRR..
.
Allah didalam aku, dan aku didalam Allah. ..IA Meliputi..
.
.."Dan DIA-lah yang mengajarkanmu apa apa yang tidak kamu ketahui ''
(An Nisa : 213).
.
Tubuh ini telah ditelanjangi Allah...
Al-Bashiir itu Melihat tembus kedalam jantungku,, kedalam tiap zarah didalam darahku,, tiap zarah didalam tulang2ku.. tiap zarah dalam kukuku.. tiap zarah dalam rambutku, dalam biji mataku, tiap zarah dalam udara dikeluar-masuk nafasku.. dan IA Melihat titik yg seratus kali lebih halus dari mata jarum didalam Qalbi ku. ..dan IA menyaksikan mimpi2ku.
.
(Al-An'aam:103)
Ia tidak dapat dilihat dan diliputi oleh penglihatan mata, sedang Ia dapat melihat (dan mengetahui hakikat) segala penglihatan (mata), dan Dia lah Yang Maha Halus (melayan hamba-hambaNya dengan belas kasihan), lagi Maha Mendalam pengetahuanNya.
.
~~~~~~~
.
Semakin kerap Sirr itu terjadi, semakin ganjil pula jadinya.
.
Sirr itu tdk melucukan.. ia hanya membangkitkan rasa keinsafan yg amat sangat akan betapa kerdilnya dunia ini berserta raja2 dunia didalamnya bagi Allah Maha Besar.
.
Jika seorang itu berasa serba-sempurna, maka dia sedang meniru sifat Iblis yg telah terbukti jelas bahwa dia berasa lebih sempurna dari yg lain.
.
Di alam Barzah itu, jika seorang itu berasa sempurna, ilmu dan maqamnya terhenti di situ.
.
Jika dia datang dengan rendah hati, dia akan mendapat curahan dan limpahan Rahmat Allah yg tiada hentinya selama2nya.. ilmu2NYA juga tiada sifat tamat.. ilmuNYA tiada batas dan tiada hentinya dan tdk terkesan akan ruang dan masa..
.
Wahyu dari neraka dan wahyu dari langit itu amat sukar dibedakan kecuali dgn hati yg halus lagi peka akan hal2 ghaib.
.
Wahyu adalah ilham2 yg terbit dan ia tdk hadir di akal yg sedar, awas dan jaga.. ia hanya terbit di hati terdalam sorg manusia.. dan hati tersebut tdk akan di ziarahi malaikat jika cinta dunianya terlalu banyak mencintai dunia ini melebihi cinta akhirat...
.
Jika seorang berilmu itu membuat air penawar, kemudian menjualnya demi wang, maka dia telah menjual dan merendahkan ayat2 Allah..
.
Tauhid adalah jalan yg tidak sama sekali mensyirikki Allah.. pengertian Tauhid adalah mengESAkan Allah.
.
Mati adalah mimpi terindah bagi mereka yg zuhud tetapi igauan paling ngeri bagi si munafik..
.
At-Takwir : 22 ..وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُونٍ

22. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.
.
.
.
Sadoqallohul'adzhiim.

"ILMU DISEBALIK HIJAB"

Datanglah sebagai orang yg bodoh dihadapan Allah.. Allah akan mengajarkan kamu satu persatu..
.
Solat itu memang berat, kecuali bagi mereka2 yg khusyuk.. dan nikmat solat itu memang milik si khusyuk.
.
(Al-A'raf : 205). Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
.
..Kerana ilmu2 Allah adalah ilmu2 putih dan ilmu2 Haq.
.
Solatlah setiap kali seolah itu solat terakhirmu..
.
Jika seorang itu mendapat tahu tarikh dan saat ajalnya, solat terakhirnya akan menjadi solat yang terkhusyuk seumur hidupnya.
.
Solat itu berat. Nikmat solat milik sikhusyuk. Yang khusyuk solatnya akan menggeruni Allah hingga bergegar tubuh serta bercucuran airmatanya ketika solat.
.
Bukan solat menjadi penyelamatmu jika solat itu tdk khusyuk hingga terlupa raka'at dan bacaan.. (qorin syaitan empunya angkara).
.
Nikmat solat itu terletak pada khusyuknya.
.
Tdk seorang itu benar2 khusyuk jika tdk mengenali serta menundukkan qorin syaitan nya..
.
Qorin syaitan memang tdk dapat dihapuskan, tetapi ia boleh ditundukkan atas izin Allah, tentunya.
.
~~~~~~~
WAJAH SEBENAR.
.
Simati itu membawa wajah dunia ke alam kematian.. tetapi wajah itu tdk kekal dan akan berubah mengikut keadaan Hati semasa hidupnya didunia..
.
Seorang muda boleh kelihatan tua dan situa boleh kelihatan muda mengikut keadaan amal baik dan kesucian hatinya ketika hidupnya di dunia
.
Tidak ada istilah "Putus Makrifat" bagi Tauhid. Ilmu Allah itu Abadi dan tdk ada bersifat akhir.. ilmu2NYA akan terus wujud disebalik hijab selamanya.
.
.
Seorang ahli makrifah itu tdk dapat naik maqam selagi masih berasa sudah sempurna.
.
Jika seorang itu berasa sempurna, ia seperti Iblis yg berasa sempurna.. dan maqamnya terhenti disitu. ..
.
IlmuNYA adalah KalamNYA,, KalamNYA adalah ilmuNYA..
.
Ilmu itu cahaya, cahaya itu ilmu.
.
~~~~~
ALAM HAKIKAT.
.
Hakikat adalah kebenaran,, Hakikat tetap Hakikat dan hakikat adalah suatu yg tdk dapat diubah oleh mana2 kuasa dilangit dan bumi kecuali oleh Allah sendiri.
.
Wahyu dari langit sama sekali tdk akan bernada memerintah atau menyuruh atau berbisik kepada seorang itu agar berbuat itu dan ini.
.
Suara2 ghaib yg ber kata2 itu pada hakikatnya hanyalah bangsa Jin yg terdiri dari syaitan2 penyesat saja yg cuba memerintah jiwa manusia dan memesongkan manusia..
.
Syaitan2 yg sudah di Islamkan itu berubah rupa mereka menjadi cantik sehingga memancarkan Nur Iman dari tengah dada mereka.
.
Jin2 yg di Islamkan itu tdk lagi bersifat syaitan lantas perubahan2 terjadi terhadap wajah2 mereka Jin2 tersebut sehingga tdk berupa seperti syaitan lagi. Mengapa ini terjadi.?
.
Kerana Hakikat. ..Alam Ghaib itu tunduk kpd Kuasa Hakikat.. Kuasa Hakikat itu yg merubah rupa wajah syaitan kepada rupa wajah seakan manusia.
.
Manusia juga terkesan dengan alam Hakikat itu.. seorang manusia yg matinya sebagai seorang muda, boleh kelihatan tua di alam itu.. begitu juga sebaliknya, seorang yg matinya ketika berusia tua, tetapi dia kelihatan muda di alam Hakikat.
.
Di alam Hakikat itu hanya wajah2 hakikat yg akan menzahir.. sungguh alam Hakikat itu tiada kepalsuan.. hanya yg benar saja wujud disana.
.
Manusia sejati tdk punyai sifat syaitan dalam tubuhnya. ,,dia seperti keadaan Adam AS sebelum dia jatuh berdosa atau seperti bayi yg baru lahir..
.
Bila yg Haq hadir di alam ghaib itu, yg bathil akan batal..
.
Jin2 yg sdh Islam juga tdk digelar sebagai syaitan lagi kerana dia tdk lagi bersifat syaitan.. dia digelar Jin saja..
.
Tdk semua Jin itu syaitan.. memang adanya terdapat Jin2 yg Islam di alam mereka.
.
~~~~~~~
BATHIN
.
Bila yg bathin menyentuh sesuatu yg bathin, ianya benar2 nyata.. akan tetapi bila yg zahir cuba menyentuh yg bathin atau sebaliknya, ia tdk menjadi nyata kerana alam mereka berbeda. Alam zahir, Alam Bathin dan Alam Rohani itu berbeda-beda alamnya.
.
Lebih tinggi langit itu, maka lebih indah malaikat2nya sehingga tdk dapat terukir oleh pengukir paling mahir atau terlukis oleh pelukis terunggul..(mimpi malaikat)..
.
Takdir itu sudah tersurat.. tetapi suratan itu masih boleh ditulis semula dengan amal soleh dan do'a2..
.
Manusia2 didunia dan manusia2 di Alam Arwah itu adalah manusia2 yg hidup.
Tdk ada manusia yg mati, malah semuanya "hidup"..
.
Jenazah di kubur itu akan tempuhi soal2 kubur dan bathin itu akan rasai apa yg di lalui oleh jenazah, biarpun dia berjarak jauh dari jenazahnya itu.
.
(Al-A’raf :174) ..Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran).
.
(Al-A'raf :181) ..Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.
.
(Al-A’raf :184) ..Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan.
.
(Al-A’raf : 178). Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.
.
.
Sadoqallohul'adzhiim
.
.

Rabu, 25 Oktober 2017

marifat dengan jalan pulang Guru Fatwa Kehidupan?


makrifatullah itu maknanya kenal Allah, kenal Tuhan..... sederhananya demikian, lalu apa hubungannya dengan jalan pulang?..... Allah yang tahu jalan pulang, jadi kalau kamu tidak kenal DIA, kamu tidak mengenal jalan pulang....... Sebab DIA lah Sang Jalan itu sendiri.....
Tatkala dalam gemblengan2 spiritual dari perjalanan ini, maka kita telah melatih diri kita untuk "latihan mati, sebelum mati"..... Kita menyaksikan dengan haqqul yakin, bagaimana proses kematian terjadi, dan bagaimana alam tinggi berlangsung...... Kita menyerap dan mengenali setiap detailnya, dari waktu ke waktu......
Ya, kita telah terlatih untuk "menyebrang", dan memahami alam kematian serta realitas gaibiyah, bagaimana perhimpitan alam realitas batin yang haqiqi dengan alam realitas luar yang semu...... Kita memahami setiap hukum2nya.....
Adapun yang engkau ketahui, hanyalah dunia dan katanya bin katanya bin katanya...... yang tak engkau saksikan dalam persyahadatan, makanya hidupmu buta dan meraba-raba, tidak tahu jalan pulang dan tempatmu kelak......
Hal demikian menimbulkan rasa ketakutan dan spekulasi tentang alam kematian padamu, karena engkau masih bertanya tentang nasibmu kelak, sebab tak tahu jalan pulang dan tempat kembalimu nanti...... Lalulah isi hatimu adalah "spekulasi", mungkinkah selamat kelak, ataukah celaka kelak?...... Spekulasimu akan melahirkan ketakutan, itulah disebut sakaratul maut.....
Adapun kami, tidak lagi berspekulasi, tidak lagi memiliki keraguan dan kekhawatiran didalam hati kami, tidak pula kami sedih hati...... Telah memahami hulu dan hilirnya dari semua ini.....

Diciptakan dan ditiupkan itu memiliki kesan

Lebih tepatnya ruh itu ditiupkan, seperti yang sudah saya ulang2..... saya mengatakan ruh itu diciptakan hanya sebagai pendekatan fikir saja, namun saya katakan lebih tepatnya ditiupkan, sebab disebutkan "KU tiupkan ruhKU"....
diciptakan dan ditiupkan itu memiliki kesan yang berbeda, bilamana diciptakan itu mengesankan proses diluar diri, tetapi jika dikata ditiupkan itu mengesankan sesuatu yang berasal dari dalam diri lalu dihembuskan keluar...... kesannya bagian dari diri.....
Lalu saya akan menerangkan tentang penciptaan segala sesuatu.....
Ada 3 hal yang perlu diketahui dahulu, yaitu:
1. qodim
2. azali
3. muhadast
qodim itu saya umpamakan keadaan sebelum adanya angka (sebelum adanya sebutan "awal"), azali itu saya umpamakan angka nol (0), yakni awal dari semua angka, awal dari segala hal yang ada, sedang muhaddast itu adalah angka angka dari 1,2 dstnya......
yang disebut muhadast atau baru itu, sebenarnyalah "BUKAN" baru dalam hal dzatnya, tetapi baru dalam hal "BENTUK RUPANYA". Saya contohkan adanya manusia, itu sesuatu yang baru, sebelumnya adanya dinosaurus...... Jadi adanya manusia itu baru apanya??..... baru bentuk rupanya, sedang dzat penyusun tubuhnya, bukanlah sesuatu yang baru melainkan sesuatu yang kuno, yaitu dari dzat tanah ini, yang berasal dari bumi ini juga.....
demikian dengan alam semesta ini, yang bersifat "BARU" itu bentuk rupanya, bukan dzatnya..... alam semesta raya ini secara dzatnya, berasal dari atom, atom berasal dari sub atomik, sub atomik adalah bentukan energi yang berpola, energi itu berasal dari nur, nur dari nur yang lebih tinggi, dan semuanya dari nur Allah, lalu nur Allah itu dari sifat Allah......
Maka menilik prosesnya, segala sesuatu pada alam semesta ini adalah hasil mata rantai aksiden dan proses yang berasal dari sifat Tuhan sendiri, yang mengalami semacam proses recycle/pembentukan ulang melalui mekanisme/mata rantai proses tertentu.......
Jadi alam semesta ini hanya bersifat muhadast/baru dalam hal bentuk rupanya saja, namun dzatnya bukan baru, berasal dari sesuatu yang azali..... suatu yang kuno/ancient yang berproses/didaur ulang......
Lalu pertanyaanmu tentang ruh, peniupan ruh apakah melalui sebuah proses?.....
Iya, semuanya itu melalui proses, proses itu terdiri dari 3 tahapan proses, yaitu "KUN" ==> "FA" ==> "YAKUN"..... Kalau saya sederhanakan dalam bahasa yang lebih manusia fahami, proses itu menjadi "PENGIN" ==> "MIKIR" ==> "BERBUAT"
Jadi proses itu:
1. Tuhan pengin/berkehendak atas sesuatu hal
2. Tuhan memikirkan atau mengkreasikan atas ide ciptaNya, diangan-angankanNYA
3. Tuhan menuangkan ide itu dalam alam ciptaNYA
Setelah proses itu, maka muncullah ciptaan..... Dan kemunculan ciptaan juga tidak dimana-mana, melainkan dalam alam ciptaNYA sendiri..... Jadi kita ini semua, berada didalam Allah itu sendiri, tidak pernah keluar dan lepas dari Allah......

di maksud dgn nafs / nafsu itu, kata nya nafs lah yg akan menanggung sebab akibat dr perbuatan nya,,

Pertama kita akan jelaskan tentang ruh dahulu.....
Ketika belum bersatu/dalam keadaan terpisah dengan jasadnya ini keadaannya disebut sebagai "RUH".....
Ketika sudah bersatu dengan tubuhnya keadaannya disebut sebagai "NAFS" atau "JIWA".....

Ini penting dimengerti, sebab akan memudahkan memahami Qur'an, langsung mengerti ketika disebut ruh, ketika disebut nafs/jiwa, maksudnya apa......
Nah sampai disini sudah tahukan beda sebutan ruh dengan nafs (jiwa)?.
Saat dalam keadaan sebagai nafs/jiwa inilah, memunculkan "pertalian2 baru" atau melahirkan "efek samping" menyatunya ruh dengan tubuh......
Setelah menjadi Nafs (jiwa), lalu akan memunculkan "nafas", memunculkan "nafsu", memunculkan akal fikiran, memunculkan perasaan hati dsb..... hal2 tersebut adalah hal2 baru yang menjadi efek samping adanya nafs (jiwa).....
Adanya hal2 baru sebagai mata rantai efek adanya nafs, acapkali mengaburkan pandangan batin dari nafs (jiwa) manusia, mencemari jiwa itu sendiri, lalu melilitnya dengan keterikatan2 hawa nafsu..... disinilah jiwa itu menjadi tercemar dan kotor...... Maka ketika mati dan kembali, ia kembali dalam keadaan yang lain/tidak original yang penuh kotoran, tidak suci lagi sebagaimana asalnya...... maka nafs/jiwa kotor ini menjadi ruh kotor ketika mati, menjadi "setan" dari bangsa manusia.....
ruh kotor itu akan dibangkitkan kembali bersatu dengan tubuhnya kelak, kembali menjadi nafs/jiwa, lalu memikul segala konsekuensi atas perbuatannya yang telah lalu..

Jalan Pulang

Tuhan telah menciptakan 7 buah jalan, untukmu bisa melaluinya sebagai "jalan pulang"..... engkau bisa melalui salah satunya, atau bisa memilih jalan mana yang engkau sukai jika engkau cukup luar biasa......
Jalan yang pertama, diciptakan bagi hamba2NYA yang ikhlas.....
Jalan yang kedua, diciptakan bagi hamba2NYA yang sabar......
Jalan yang ketiga, diciptakan bagi hamba2NYA yang tawakal.....
Jalan yang keempat, diciptakan bagi hamba2NYA yang taqwa.....
Jalan yang kelima, diciptakan bagi hamba2NYA yang banyak bersyukur.....
Jalan yang keenam, diciptakan bagi hamba2NYA yang banyak berbuat kebaikan......
Jalan yang ketujuh, diciptakan bagi hamba2NYA yang berbhakti kepada orang tuanya.....

Laluilah jalan mana yang engkau diberi kekuatan atasnya..... Jika engkau sudah menemukan jalanmu, maka pintu langit pastilah akan terbuka untukmu..... Dan engkau akan mengerti, bagaimanakah caranya pulang......
Jika engkau tak juga menggapainya, berarti ada sesuatu yang salah denganmu...... yang utama bagimu, adalah banyak mengintrospeksi diri sendiri...... Untuk menemukan apa yang salah, lalu membenahinya......
Jika waktumu habis, dan jalan pulang tak juga engkau temukan, maka tempat kembalimu adalah sijjin.....

Klaim Kewalian

Saudara mungkin pernah mendengar istilah yang kurang lebih begini: "Siapa yang mengatakan dirinya sebagai wali Allah, maka dia adalah pendusta"...... Lalu hal ini menjadi patokan yang meluas dan dimaklumkan secara umum......
Namun mengertikah saudara, bahwa sebenarnya para wali2 Allah juga mengklaim kewaliannya, namun mungkin dengan "coro alus", (cara halus)......
Imam ghozali, kalau tidak salah menceritakan bahwa setiap bagian dari ihya ulumuddin itu dikonsultasikan dengan rosulullah SAW.....
Syeh Abdul Qodir jailani, kalau tidak salah mengatakan bahwa kakinya berada dipundak seluruh wali2 Allah, lalu juga menceritakan berteman dengan nabi khidir dsb.....
Syeh saman almadani kalau tidak salah mengatakan bahwa jika engkau mendapat bahaya di lautan maka sebut namanya, "ya saman, ya saman....dst" lalu syeh akan menolong orang tersebut.....
Salah satu syeh naqsabandiah, saya lupa namanya, bahkan menyebut dirinya sbg imam mahdi.....
Ibnu Arobi, kalau tidak salah menceritakan bertemu rasulullah SAW waktu haji, lalu rasulullah memberikan kitabnya, yaitu futuhul makiyyah
Itu diatas adalah contoh2, masih banyak lagi kalau mau mencari, yang sebenarnya jika saudara teliti, itu semua hanya bisa dilakukan para wali2 Allah, dan menunjukkan bahwa mereka sebenarnya juga mengklaim kewaliannya dengan cara halus......
Atau dimasyarakat mungkin engkau jumpai orang yang walau tidak pernah menyebut dirinya seorang wali Allah, namun sering cerita ketemu dan ngobrol dengan nabi khidir. Tahukah anda, dia sedang mengklaim kewaliannya dengan cara halus..... sebab semua orang juga tahu, bahwa keistimewaan2 seperti itu hanya dimiliki oleh para wali......
Jadi wali yang malu2 tidak akan menyebut dirinya wali, tapi "hanya" sering cerita ngobrol dengan nabi khidir, sering cerita bertemu rasulullah SAW.....
Itu dalam pandangan kami, sama saja dengan klaim kewalian, tapi masih malu-malu atau khawatir di cela orang..

Selasa, 24 Oktober 2017

PEMBERIAN ORANG LAIN JANGAN MENJADI PENGHALANGMU, INGAT PADA PEMBERI YANG SEBENARNYA

" Salam Ukhuwwah Islamiah kita, semoga selalu didalam rahmat dan barakah-Nya "
.
.
.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
.
AL- 'ATHAA-U MINAL KHALQI HIRMAANUN WAL MAN'U MINALLAAHI IHSAAN.
.
Maksudnya ialah :
.
" Menerima pemberian dari makhluq (manusia), itu bisa menjadi penghalang.
Sedangkan mengelakkan karena Allah, itu adalah lebih baik."
.
"""""""""""""""""""""""
Ikhwan dan Akhwati.....
.
Bertemu lagi kita disini dalam rangka untuk belajar dan memahami ilmu Allah, agar kita bisa memahami makna arti hidup didunia ini dengan cara pengenalan.
Walau itu sekedar ungkapan, tetapi maknanya itu kita mesti fahami.
.
Kami akan menyampaikan hal yang benar dan tepat, agar kita tidak tergelincir dalam kebinasaan hidup dikarenakan tipu daya.
Kami akan lanjutkan pengertian maksud ungkapan ayat diatas yang barusan kami kemukakan.
.
"""""""""""""""""""""""
Pemberian kita ini kepada orang lain, pada hakikatnya adalah :
.
" SEBAGAI PENGHALANG BAGI ORANG YANG DIBERI SECARA HAKIKAT."
.
.
Nah, jadi para Ikhwan juga akhwati...
Ketika kita menerima pemberian itu, tentu kita akan terpaku ingatan kita kepada si pemberi.
.
Kita melihat pemberian itu sebagai ni'mat dari orang yang memberikan kepada kita, semata-mata. Sehingga menghalangi kesadaran kita, bahwa :
.
" PEMBERIAN ITU PADA HAKIKATNYA ADALAH BERASAL DARI ALLAH TA'ALA "
.
""""""""""""""""""""""
Kita hendaklah menghindari dari menerima pemberian orang, dengan mengharapkan akan mendapatkan lagi pemberian yang sama dari hamba Allah lainnya. Karena :
" Harapan seperti itu membuat kita terlibat kepada harapan selain Allah yang sangat membahayakan terhadap iman kita" Sebab :
.
" DALAM KE IMANAN, NI'MAT DAN ANUGERAH ITU SEBENARNYA DARI ALLAH JUA "
.
""""""""""""""""""""""
Menerima pemberian yang halal dari orang lain itu, tidaklah salah para Ikhwan dan Akhwati...
Tetapi ;
.
Mengharapkan pemberian yang terus-menerus itu, akan mengalihkan harapan kita itu kepada selain Allah. Itulah yang menjadi penghalang kita. Karena akan merusak keimanan kita nanti.
.
Menghindari pemberian yang tidak pada tempatnya, akan menempatkan diri kita pada martabat kita. Sebab, kita tetap berdiri didepan pintu hati kita yang bersih, agar kita berwibawa dan tidak jatuh.
.
Tetapi penerimaan pemberian itu, hendaklah kita tetap dalam kesadaran kita bahwa :
.
" PADA HAKIKATNYA PEMBERIAN ITU BERASAL DARI ALLAH MELALUI SIAPA YANG DIKEHENDAKI-NYA "
.
""""""""""""""""""""""
Ali bin Abi Thalib ra mewasiatkan kepada kaum muslimin :
.
" Janganlah Anda merasa ada yang memberi ni'mat selain dari Allah Ta'ala. Anggaplah semua ni'mat dan pemberian itu yang Anda terima dari selain Allah, adalah satu kesalahan.
Anda harus menganggapnya sebagai pemberian, bukan dari manusia, akan tetapi pada hakikatnya dari Allah semata."
.
""""""""""""""""""""""
Seorang Hukama berkata :
.
" Menanggung kebaikan dari pemberian manusia akan menjadi beban bagi Anda, dibandingkan dengan kesabaran. Karena menderita kekurangan."
.
.
Nah para Ikhwan dan juga Akhwati, tidak berarti...
Apabila sesama muslim, memberi kepada sesama muslim harus ditolak. Apabila pemberian dalam rangka hubungan silaturrahim dan mu'amalah yang tulus dan shaleh.
Islam juga tidak memperbolehkan menolak pemberian sesama saudaranya, selama pemberian itu tidak menjatuhkan martabatnya sebagai hamba Allah, dan tidak menyebabkan ia lupa bahwa :
.
" Semua yang diterima, tidak semata-mata dari si pemberi. Akan tetapi semata-mata atas karunia Allah Ta'ala "
.
.
Tetapi Ikhwan dan Akhwati yang kami hormati.....
.
Penolakan yang dapat menyebabkan kita, ingat kepada Allah, berarti merupakan anugerah dan karunia besar dari Allah, untuk kita."
.
Daripada itu, sebelum menerima atau memberi sesuatu, baik berupa harta, uang, dan banyak lagi, haruslah ingat Allah. Kenapa?
.
Setiap yang menerima itu adalah ni'mat yang menggoda iman.
Dan setiap yang memberi itu termasuk menggoda hati.
Dari sebab itulah, akan muncul suatu penghalang besar antara tipu daya keni'matan dan anugerah.
.
Jadi, ingatlah Allah, sewaktu menerima atau memberi, karena semua itu berasal dari Allah.
Insya Allah, kita akan mampu menjaga martabat diri kita dihadapan-Nya.
.
Semoga kutipan hikmah ini, dapat kita resapi bersama, agar perjalanan kita menuju Allah, tidak tertutup suatu penghalang dihadapan kita.
Lebih dan terkurang dalam penulisan taks ini. Kami mohon ma'af, jika salah dalam penyampaian.
.
Dan kami akhiri dahulu pelajaran hari ini, semoga dilain waktu kita berjumpa lagi.
.
.
Aamiin Allaahumma Aamiin.
.
.
" Wassalaamu " Wassalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "

BALASAN ALLAH TA'ALA KEPADA HAMBA-NYA

" Assalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "
.
.
.
.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
.
JALLA RABBUNAA AN YU'AA MILAHUL 'ABDU NAQDAN FAYUJAAZIYAHU NASII-AT.
.
Maksudnya :
.
" Maha Agung Tuhan kami, yang menjadikan seorang hamba beramal secara langsung, dan memberi pembalasan kelak diakhirat."
.
"""""""""""""""""""""
Bertemu lagi kita disini, semoga kelanjutan keterangan dari kami ini ada baiknya kita hayati Bertemu lagi kita disini, semoga kelanjutan keterangan dari kami ini ada baiknya kita hayati bersama.
Mari sama-sama kita menyimaknya, agar terus dihati kita, tertanam ilmu yang bermanfa'at.
.
" Insya Allahu, aamiin "
.
.
Para Ikhwani & Akhwati.....
.
.
Ketahuilah !!
Pembalasan Allah itu terhadap para hamba-Nya yang beramal, tidak hanya khusus diberikan diakhirat saja, tetapi :
.
Bisa jadi Allah membalasnya itu, langsung didunia ini juga, terutama bagi para wali yang menjadi kekasi Allah Ta'ala.
Semua itu adalah :
.
" KARENA DEKATNYA SEORANG HAMBA DENGAN TUHAN NYA "
.
Ia mendapat kehormatan untuk menerima rahmat dan anugerah Allah didunia ini juga, dan kelak akan memperolehnya berlipat ganda diakhirat.
.
"""""""""""""""""""""
Yang demikian itu para Ikhwan & Akhwati,,,
.
Merupakan anugerah terbesar dari Allah, dan berkat kemurahan-Nya. Juga sekaligus sebagai indikasi bahwa :
.
" AMAL IBADAH ORANG TERSEBUT, DITERIMA OLEH ALLAH, DAN SEBAGAI PENDORONG SEMANGAT UNTUK TERUS BERIBADAH LEBIH BANYAK DAN BERKUALITAS SERTA LEBIH MENDEKATKAN DIRI KEPADA-NYA "
.
"""""""""""""""""""""
Syaikh Ibnu Athaillah mengatakan :
.
KAFAA MIN JAZAA-IHI IYYAAKA 'ALAATH THAA'ATI AN RADHIYAKA LAHAA AHLAA.
.
" Cukup Allah yang memberi pahala atas keta'atanmu, sebab :
Dia- telah ridha kepadamu sebagai orang yang ahli ibadah."
.
.
Pernyataan tsb sebagai penjelasan tentang balasan Allah kepada para hamba-Nya yang disegerakan diberikan didunia.
Ini merupakan karunia terbesar dari Allah kepada hamba-hamba-Nya yang ahli ibadah.
.
""""""""""""""""""""""
Hamba yang mendahulukan Allah, dari kepentingan duniawi.
Selain itu wahai para Ikhwani dan Akhwati......
Adalah :
.
" BUAH KETA'ATAN KEPADA ALLAH SECARA IKHLAS "
.
Sudah menjadi suatu keni'matan bagi seorang hamba.
Dan keni'matan itu, juga merupakan pahala dan rahmat yang terbesar dari Allah baginya.
.
"""""""""""""""""""""
Bagi hamba Allah yang shaleh, besar merasa syukurnya bila didunia ini, ia menerima rahmat dan anugerah-Nya. Berupa pahala amal ibadahnya, sebelum ia memasuki negeri akhirat. Dan mendapatkan balasan yang lebih besar.
.
.
Maksud pemberian Allah itu adalah :
Agar ia selalu bertaqarrub kepada Allah, serta memanfa'atkan semua rahmat Allah untuk meningkatkan amal ibadahnya.
Kemudian Syaikh Ibnu Athaillah mengatakan :
.
KAFAAL 'AAMILIINA JAZAA-AN MAA HUWA FAATIHUHU 'ALAA QULUUBIHIM FII THAA'ATIHI WA MAA HUWA MUURIDUHU 'ALAYHIM MIN WUJUUDI MU-AANASATIH.
.
" Cukuplah sebagai pembalasan Allah bagi orang-orang yang beramal.
Dengan perkenan Allah yang membukakan kedalam hatinya kegemaran melaksanakan ibadah. Dan memberikan mereka ketentraman hati dalam menjalankan keta'atan."
.
""""""""""""""""""""""
Ikhwan dan Akhwati.
.
Perkataan ini, juga sebagai penjelasan atas anugerah dan kehormatan Allah yang diberikan kepada para hamba-Nya sebagai balasan terhadap amal ibadah yang disegerakan oleh Allah itu didunia.
.
Balasan itu berupa, dibukanya pintu kema'rifatan.
Dan didatangkannya anugerah besar didalam hatinya, berupa berbagai kehalusan dan rahasia keghaiban, serta ketenangan, kedamaian dan kenyamanan berada di hadirat Allah Yang Maha Suci.
.
.
Yang seperti ini para Ikhwani.....
Merupakan wujud dari keridha'an Allah yang sangat besar, yang tidak terungguli oleh bentuk balasan apapun.
.
Inilah suatu pemberian dari Ilahiah, sebagai ganjaran yang amat mulia, agar dapat dini'mati dalam hatinya. Pembalasan Allah itu adalah :
.
" SUATU PERASAAN HALUS YANG BERNILAI "
.
Inilah keridha'an Ilahi dikarenakan bertaqarrubnya si hamba itu kepada Allah dalam keta'atannya.
Pemberian rahmat Allah itu sebenarnya adalah :
" JANNAH "
.
Tidak ada yang melebihi syurga itu, hanyalah ni'mat seorang hamba yang beribadah sajalah yang akan melebihi syurga itu.
.
""""""""""""""""""""""
Nah para Ikhwan dan juga para Akhwati....
.
Apa yang barusan kami jelaskan semua ini adalah untuk mendapatkan keridha'an Allah diwaktu kita beramal dengan secara ikhlas.
Bila kita ikhlas beramal karena Allah secara Istiqamah dan khusuk, maka kita akan mendapatkan ni'matnya beribadah itu.
Itulah syurga keni'matan.
Syurga keni'matan bersama Allah.
Inilah yang digunakan para ahli ibadah yang berma'rifat.
.
Insya Allah, kami akan lanjutkan lagi, mumpung ada waktu kami untuk melanjutkan kajian samudera ini.
Dilain waktu kita berjumpa lagi.
Mohon ma'af dalam hal penyampaian ini yang terlalu singkat. Kami harap Anda sekalian, mohon dima'lumi kami.
Dan akhirul kalam :
.
.
.
" Wassalaamu " Wassalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "

IKHLASKAN IBADAH KARENA ALLAH

" Assalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "
.
.
.
MAN 'ABADAHU LISYAI-IN YARJUUHU MINHU AW LIYADFA'A BI THAA'ATIHI WURUUDAL 'UQUUBATI 'ANHU FAMAA QAAMA BI HAQQI
.
Maksudnya :
.
" Barangsiapa yang menyembah Allah, karena mengharapkan sesuatu atau dengan keta'atannya itu, dia harapkan dapat menolak bahaya yang akan menimpa dirinya, maka :
dia belum menunaikan tugasnya kepada Allah sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki-Nya."
.
""""""""""""""""""""
Ikhwan & Akhwati *
.
Pada hari ini, kami akan menjelaskan satu pelajaran bagi kita semua, agar kita tahu tujuan beribadah karena Allah, bukankah dalam peribadatan kita ini dilandasi niat?
.
" BENAR "
.
Niat tanpa Ikhlas, maka ibadahnya kurang sempurna, mungkin menjadi sia-sia.
Tujuan beribadah kita itu, tidak lain adalah ikhlas karena Allah Ta'aa, maka barulah sampai tujuan niat kita itu.
Ikhlaskan dahulu jiwa dan raga kita karena Allah, artinya menyerahkan diri kepada-Nya semata-mata, barulah sampai niat kita itu.
.
Mari kita lanjutkan lagi pemahaman kajian ini.....
.
.
Amal ibadah yang kita lakukan dengan amalan, itu belum tentu para ikhwan dan akhwati, termasuk amal yang benar-benar ikhlas karena Allah, sebab :
.
" Jika kita beramal mengharapkan upah atau mencari pahala ataupun untuk menolak siksa.
Sungguh !! Suatu amal ibadah kita itu, tidak akan memperoleh apapun, bila amal kita itu dikaitkan kepada sesuatu selain karena Allah "
.
" INGAT ITU WAHAI IKHWAN DAN AKHWATI !!"
.
Beramal ibadah itu, haruslah tujuannya karena Allah, ikhlas karena Allah, ridha karena Allah.
.
Didalam ibadah itu, bukan pahala dipinta, bukan upah dipinta, bukan syurga dipinta, bukan untuk dijauhi bahasa siksa dipinta. Tetapi tujuan beramal ibadah itu cuma satu dipinta yakni :
.
" LILLAAHI TA'ALA "
.
Inilah akhir niat, akhir penyerahan diri secara ikhlas. Sedangkan pemberian dari Allah itu adalah haq Allah setelah beramal ibadah.
Allah yang menilai amalan kita, ibadah kita, ikhlas atau tidak karena-Nya.
.
Daripada itu ikhwan dan akhwati *
.
Sebaik-baik bagi diri kita adalah :
.
" TAWAKKAL 'ALALLAH "
.
Karena Allah, inilah dikatakan Ikhlas, penyerahan segala perbuatan amal ibadah karena Allah Ta'ala. Barulah niat itu sampai tujuannya.
Kita ini tidak ada daya upaya apapun kecuali penyerahan diri hanya kepada-Nya secara ikhlas. Itulah niat namanya.
.
""""""""""""""""""""""
Karena itu Ikhwan dan Akhwati *
.
Amal semacam ini, sangatlah erat dengan maksud lain yang sama sekali tidak bernilai ibadah.
Yang semestinya semata-mata didasari untuk mencapai keridha'an Allah Ta'ala.
Begitupun sebaliknya, jika amal ibadah kita itu, dilakukan karena takut adanya gangguan dsb, ataupun takut siksa Allah, kalau tidak berbuat baik atau tidak beribadah.
.
Jadi, sikap kita dalam ibadah, hanyalah dipersembahkan kepada Allah semata-mata, dengan hati yang ikhlas dan ridha.
.
Tugas kita sebagai hamba-Nya adalah :
.
" MELAKUKAN PENGABDIAN KEPADA ALLAH DENGAN PENUH KETA'ATAN SESUAI DENGAN SIFAT-SIFAT-NYA MENURUT IRADAH DAN HUKUM-NYA "
.
Bukan atas dasar kemauan kita sendiri. Perkara ini menuntut atas kita sebagai hamba-Nya untuk beribadah secara ikhlas, mencari kirida'an Allah, bukan karena tuntutan kemauan kita untuk meminta upah dan pahala ataupun menolak bahaya dan siksa.
.
Kedudukan kita sebagai hamba, tidak berhaq menuntut sesuatu pun kepada Allah, sehingga Dia- pun menjadi tidak menuntut sesuatupun pada kita.
Bila sudah demikian...
.
" Hubungan antara kita (abid) dan Allah (Ma'bud), maka kita sudah melakukan pengabdian kepada-Nya dengan penuh kecintaan."
.
Ketita kita sudah melakukan tugas kita dengan penuh kecintaan, maka tentu kita akan menyerahkan segala harapan dan keinginan kita kepada ALLAH yang kita cintai...
.
"""""""""""""""""""""
Nah ikhwan dan Akhwati....
.
Apa yang telah kami uraikan diatas, dapatlah kita mengerti dan memahami, apa tujuan kita dalam beribadah. Daripada itu, kita harus ikhlas dan ridha.
Karena tujuan kita beribadah hanyalah kepada Allah yang satu.
.
Lebg dan terkurang dari kami. Dalam hal perkara ini. Insya Allah kita akan lanjutkan lagi.

KETIKA DOSA SEBAGAI PENYEBAB SAMPAI KEHADIRAT ALLAH

" Assalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh '
.
.
.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
.
RUBAMAA FATAHA-LLAAHU LAKA BAABATH THAA'ATI WA MAA FATAHA LAKA BAABAL QABUULI.
WA RUBAMAA QADHAA 'ALAYKA BIDZ-DZANBI FAKAANA SABABAN LIL WUSHUUL.
.
" Mungkin Allah telah membuka pintu keta'atan bagimu, tetapi belum dibukakan pintu pengabulan bagimu.
Bisa jadi Allah membiarkanmu berbuat dosa, ketika dosa itu sebagai penyebab kamu sampai kehadirat-Nya."
.
""""""""""""""""""""
Ketahuilah Ikhwan dan Akhwati...
.
Seharusnya kita sebagai hamba, tidak melihat segala sesuatu dari bentuk lahir kita semata. Tetapi, hendaklah kita ini memandang pada hakikat kita.
.
Jadi, bentuk zahir dari suatu kebaktian atau keta'atan, tidak serta-merta menunjukkan adanya penerimaan atau diterimanya amal ibadah kita itu, karena :
.
" Amal kita itu, masih terancam oleh berbagai bahaya, dan penyakit yang akan mengotori keikhlasan kita."
.
Penyakit dan afat-afat itulah yang mencegah dan sebagai penghalang bagi diterimanya amal kita itu.
.
""""""""""""""""""""
Begitupun sebaliknya Ikhwan dan Akhwati...
.
Wujud adanya dosa itu, tidak serta merta menyebabkan kita terlempar jauh dari Allah Ta'ala. Karena bisa jadi hal itu, sebagai penyebab kita, malah semakin mendekat kepada Allah, dan sampai kehadirat-Nya.
.
Sebagaimana dikatakan :
.
" Betapa banyak dosa yang menyebabkan seorang hamba masuk kedalam syurga."
.
Karena ia bertaubat dan terus mendekat kepada Allah Ta'ala. Sehingga taubatnya diterima oleh Allah Ta'ala.
Bukankah Allah mencintai orang-orang yang bertau ??
.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa :
Nabi saw bersabda :
.
WAL LADZII NAFSI BIYADIHI LAW LAM TUDZNIBUU LADZAHABA-LLAAH BIKUM WA LAJAA-A BI QAUMIN YUDZNIBUUNA FAYASTAGHFIRUNA-LLAAHA FAYUGHFARU LAHUM.
.
Artinya :
.
" Demi Allah yang jiwaku berada didalam tangan-Nya. Seandainya kalian tidak pernah berdosa, tentu Allah akan melenyapkan kalian. Lalu menggantikan ka5ian dengan orang-orang yang berbuat dosa. Lalu mereka meminta ampun kepada Allah. Dan Allah berkenan mengampuninya."
.
"""""""""""""""""""""
Ketahuilah para Ikhwan dan akhwati...
.
Amal ibadah yang tidak diterima itu, karena ia membangga-banggakan serta mengandalkan amal yang dilakukannya.
Dia merasa sombong karena bisa melakukannya dan memandang rendah serta hina orang yang tidak melakukannya.
.
Sementara orang yang berbuat dosa, membuat ia semakin dekat kepada Allah dan masuk syurga.
.
KENAPA BISA BEGITU ?
.
Karena seorang hamba tergelincir berbuat dosa, segera ia bertaubat, kembali kepada Allah, dan terus semakin dekat kepada-Nya.
Dia memandang hina dirinya dan memandang mulia orang lain yang tidak melakukannya.
.
"""""""""""""""""""""
Abu Hazim ra berkata :
.
" Sesungguhnya seorang hamba melakukan kebaikan, ia merasa senang dan baik ketika melakukannya. Namun Allah tidak menjadikan keburukan yang paling berbahaya baginya daripada amalnya.
Sebaliknya, seorang hamba yang melakukan kema'siatan, ia merasa jahat dan buruk ketika melakukannya. Padahal Allah tidak menjadikan baginya kebaikan yang paling berguna daripada keburukan itu.
.
KENAPA BISA BEGITU ?
.
Karena ketika seorang hamba melakukan kebaikan yang dipandangnya baik dan menyenangkan, ternyata penyakit 'ujub, riya' dan merasa dirinya paling baik dari orang lain.
Maka Allah menghapus dan melebur kebaikannya itu, bahkan ikut menyertai hangus pula amal-amal kebaikan lainnya.
.
Begitupun sebaliknya, seorang hamba yang melakukan kesalahan dan dosa, dia memandang dan merasa dirinya terhina ketika melakukan kema'siatan itu, Maka :
Dengan sebab dosa itu, membuatnya lari kencang mendekat kepada Allah Ta'ala.
Bertaubat dan diterima taubatnya oleh Allah Ta'ala.
.
"""""""""""""""""""""
Nah para Ikhwan dan juga Akhwati...
.
Semoga dengan pengertian ini, dapatlah kita semua, untuk selalu berbuat baik.
Baik yang jauh maupun dekat. Karena itu, agama Islam mengajarkan kita selalu bermurah hati.
Dengan jalan kembali yakni Taubat yang sesungguhnya, maka tujuan kita kepada-Nya akan sampai kehadirat-Nya.
.
Lebih dan terkurang dalam hal penyampaian ini, semoga kita beramal, semata-mata karena Allah.
Orang yang baik dan berakhlaq mulia tanpa meminta pujian kebaikannya, maka ia layak disebut hamba Allah.
Daripada itu, mari kita sama-sama menyatukan ikatan Ukhuwwah Islamiah kita, baik orang yang dikenal maupun tidak dikenal, agar kita dikatakan Ummat Rahmatan fil 'alamin.
Akhirul kalam dari kami :
.
.
" Wassalaamu " Wassalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "
.

DUA KENI'MATAN BESAR

" Assalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa crakaatuh "
.
.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
.
NI'MATAANI MAA KHARAJA MAWJUUDUN 'ANHUMAA WA LAA BUDDA LIKULLI MUKAWWININ MINHUMAA NI'MATUL IIJAADI WA NI'MATUL IMDAADI.
.
Maksudnya ialah :
.
" Dua macam keni'matan. Tiada satu makhluq pun yang terlepas dari keduanya, yaitu :
Ni'mat ciptaan (al-ijad).
Dan ni'mat kelestarian (al-imdad).
.
""""""""""""""""""""""
Ikhwan & Akhwati *
.
Disini sedikit kami menguraikan tentang dua hal macam keni'matan yang Allah berikan kepada kita.
.
Nikmat penciptaan (al-ijad) dan ni'mat pemeliharaan atau pelestarian (al-imdad) adalah :
" Merupakan dua ni'mat yang biasa dibutuhkan oleh setiap yang maujud.
.
Dengan ni'mat penciptaan (al-ijad), membuat sesuatu yang semula tidak ada menjadi ada.
Setelah sesuatu tercipta, maka pasti membutuhkan pemeliharaan, pengembangan dan pelestarian akan keberadaan dan eksistensinya.
Itulah ni'mat " al-imdad "
.
AN'AMA 'ALAYKA AWWALAN BIL IIJAADI WA TSAANIIHAA BI TAWAALIIL IMDAADI.
.
" Kenik'matan dari Allah Ta'ala yang pertama adalah Ni'mat ijad.
Seterusnya adalah ni'mat imdad, yang terus-menerus disempurnakan."
.
"""""""""""""""""""""
Ikhwan & Akhwati *
.
Ketahuilah....
Wujud dari segala yang diciptakan (makhluq), termasuk wujud kita. Yang selalu membutuhkan suplai energi pemeliharaan dan kelestarian, serta pengembangan menuju kesempurnaan.
Baik secara zahir kita maupun batin kita.
.
Allah Ta'ala berfirman :
.
WA ASBAGHA 'ALAYKUM NI'AMAHU ZHAAHIRAN WA BAATHINAN.
.
" ... Dan (Allah) menyempurnakan untukmu ni'mat-Nya zahir dan batin."
(QS. Luqman : 20)
.
"""""""""""""""""""""
Demikian pula dalam hal wujud keimanan dan kecintaan ta'at kepada Allah, pemeliharaan dan pengembangannya yang lebih baik dan sempurna didalam hati kita ini.
Begitu pula kebencian terhadap kekufuran dan kema'siatan.
Semua itu merupakan ni'mat dan anugerah besar dari Allah Ta'ala.
.
Seandainya bukan karena ni'mat besar dari Allah itu, tentu kita berada didalam kesesatan dan kegelapan. Tenggelam didalam lautan kebodohan.
.
Dalam hal ini para Ikhwan dan juga Akhwati.....
.
Allah Ta'ala telah memperingatkan kita semua dalam Al-Qur'an, surah Al-Hujurat, ayat 7-8 yakni :
.
WA LAAKINNALLAAHA HABBABA ILAYKUMUL IIMAANA WA ZAYYANAHU FII QULUU BIKUM WA KARRAHA ILAYKUMUL KUFRA WAL FUSUUQA WAL 'ISHYAANA ULAA- IKA HUMUR RAASYIDUUN.
FADHLAN MINALLAAHI WA NI'MATAN WA-LLAAHU 'ALIIMUN HAKIIM.
.
" ... tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan keimanan itu indah didalam hatimu, serta menjadi kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.
Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.
Sebagai karunia dan ni'mat dari Allah.
Dan Allah Maha Mengetahui-Maha Bijaksana."
.
"""""""""""""""""""""
Ni'mat Allah yang Dia- berikan kepada kita itu sangat besar dan terus menerus diberikan.
Baik secara zahiriah maupun batiniah.
.
Oleh karena itu wahai para Ikhwan juga Akhwati...
.
.
" Hendaklah kita mengetahui kadar besarnya ni'mat Allah itu yang diberikan kepada kita. Lalu kita mensyukuri ni'mat-Nya itu, serta bertawakkal kepada-Nya."
.
Terhadap semua itu, maka kita tidak boleh mengandalkan akal dan kemampuan serta ilmu yang kita miliki.
Sebab :
.
" SEMUANYA ITU ADALAH SEMATA-MATA ANUGERAH ALLAH YANG DIBERIKAN KEPADA KITA, YANG BERADA DILUAR KEMAMPUAN DIRI KITA UNTUK MEWUJUDKAN DAN MELESTARIKANNYA "
.
"""""""""""""""""""""
Orang-orang yang arifillah berkata :
.
" Barangsiapa yang memandang ketauhidannya kepada Allah, sebagai sesuatu yang diperoleh karena kecerdasan akalnya, maka ketauhidannya itu, tidak akan bisa menyelamatkannya dari neraka."
.
Hal ini ungkapan ini para Ikhwan juga Akhwati.....
.
Senada dengan ungkapan oleh Dzin Nun Al-Mishri :
.
" Barangsiapa yang memandang ketauhidannya kepada Allah, sebagai hasil dari kemampuan dirinya, maka ketauhidan itu, tidak akan dapat menyelamatkannya dari neraka. Tetapi hendaklah ia memandang bahwa :
Ketauhidan itu, semata-mata anugerah besar dari Allah. Dan mensyukuri anugerah besar itu kepada-NYA.
.
Abu Thalib Al-Makki berkata :
.
" Sebaik-baik ni'mat adalah ni'mat iman dan ma'rifat kepada Allah."
.
"""""""""""""""""""""
Nah para Ikhwan juga Akhwati *
.
Sangat jelas bukan keterangan diatas yang kami kemukakan.
Agar kalian memahami tentang ni'mat zahir dan batin.
Itulah anugerah yang diberikan Allah kepada kita semua.
Kita diadakan merupakan ni'mat zahir, dan diberi ni'mat batin berupa keimanan,ketauhidan dan kema'rifatan, maka syukurilah ni'mat itu, agar sejalan apa yang diberikan kepada kita semua.
Ingatlah !
.
Sebagai hamba, patut kita laksanakan tugas kita kepada-Nya yaitu :
" Beribadah kepada-Nya, agar sesuai dengan jati kita sebagai hamba yang mukmin lagi disempurnakan derajat kita "
.
Aamiin...
.
Lebih dan terkurang dalam hal penyampaian ini, kami mohon dima'afkan bila ada kesalahan dalam perkara ini.
Akhirul kalam :
.
.
" Wassalaamu " Wassalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "

KETIKA ALLAH HENDAK MEMBERI ANUGERAH KAPADA KITA

" Assalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "
.
.
.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
.
MATAA A'THAAKA ASYHADAKA BIRRAHU WA MATAA MANA'AKA ASYHADAKA QAHRAHU FAHUWA FII KULLI DZAALIKA MUTA'ARRIFUN ILAYKA WA MUQBILUN BI WUJUUDI LUTHFIHI 'ALAYKA.
.
Yang dimaksud dari ungkapan ini adalah :
.
" Apabila Allah hendak memberi karunia kepada Anda, Dia- akan menunjukkan belas-kasih-Nya kepada Anda.
Apabila Allah menahan karunia-Nya kepada Anda, maka Dia- akan menunjukkan kekuasaan-Nya kepada Anda.
Atas semua itu, Allah ingin memperkenalkan Diri-Nya kepada Anda, dan menghadapkan wujud kehalusan-Nya kepada Anda."
.
"""""""""""""""""""""
Ikhwan & Akhwati *
.
.
Ungkapan diatas tadi adalah menjadi keharusan kita sebagai hamba untuk mengenal Allah, dan mengetahui sifat-sifat-Nya yang agung, dan nama-nama-Nya yang baik lagi mulia.
.
Tidak ada jalan lain bagi kita untuk mengenal dan mengetahui Allah, kecuali :
.
" DENGAN JALAN ALLAH MEMPERKENALKAN DIRI-NYA KEPADA KITA, DAN KITA BERKEINGINAN UNTUK MENGENAL-NYA "
.
"""""""""""""""""""""
Yang demikian ini para Ikhwan dan Akhwati *
.
Ini merupakan jalan untuk ma'rifat kepada Allah Ta'ala.
Pada lazimnya, kita baru mengenal Allah, apabila sudah diturunkan kepada kita bencana dan hukuman.
.
Bencana dan hukuman itu yang diturunkan Allah pada kita itu adalah :
.
" SEBAGAI PERINGATAN DAN PENDIDIKAN BAGI KITA "
.
"""""""""""""""""""""
Mengenai perkara ini wahai para Ikhwan dan juga Akhwati *
.
Ada dua macam yaitu :
.
(1)- Pemberian yang sesuai dengan kehendak dan kemauan kita.
Dengan karunia itu, Allah berkeinginan hendak membuktikan dan menunjukkan kebaikan-Nya kepada kita.
Kemurahan, kehalusan, keadilan dan kasih-sayang-Nya. Atau yang sesuai dengan sifat-sifat-Nya, dan nama-nama-Nya yang baik dan sempurna.
.
(2)- Penolakan yang sesuai pula dengan sikap sert tabi'at kita.
Dengan penolakan ini... Allah hendak menunjukkan kepada kita keperkasaan dan kekuasaan-Nya.
Juga Allah menunjukkan bahwa :
.
" DIA- TIDAK BERGANTUNG DAN TERIKAT OLEH KEHENDAK DAN KEMAUAN MANUSIA DAN MAKHLUQ LAINNYA "
.
Karena, Dia- Adalah :
.
" ALLAHUL KHALIQUL QADIIR "
.
Maha Memelihara dan berkehendak
.
"""""""""""""""""""""
Seharusnya kita wahai para Ikhwan juga Akhwati *
.
Kita tidak membedakan antara kedua kondisi itu. Jika kita ingin mengenal Tuhan kita, janganlah kita terbawa oleh kepentingan dan keperluan menurut kehendak kita sendiri. Karena :
.
" Ketika Allah menahan pemberian dari kita, pada hakikatnya itu adalah :
.
" MENGANDUNG ANUGERAH YANG BESAR BAGI KITA "
.
Kedua kondisi itu...
Tetap sebagai anugerah bila kita mampu memahaminya.
Karena perkara itu, adalah :
.
" MERUPAKAN WUJUD KEKUASAAN DAN KEHALUSAN KEHENDAK ALLAH 'AZZA WA JALLA "
.
""""""""""""""""""""""
.
INNAMA YU'LIMUKAL MAN'U LI'ADAMI FAHMIKA 'ANILLAAHI FIIHI
.
" Sebenarnya yang membuat kamu sakit dan bersedih atas penolakan Allah terhadap permintaanmu, hanyalah karena kamu sendiri yan belum mengerti hikmah yang tersembunyi didalamnya "
.
""""""""""""""""""""""
Maka, dengan demikian wahai para Ikhwan juga Akhwati *
.
Sesungguhnya penolakan dan pemberian Allah itu pada kita, sebenarnya pada pada hakikatnya adalah :
.
" SAMA-SAMA SEBAGAI ANUGERAH DAN KENI'MATAN YANG TERBESAR "
.
Sebagaimana yang telah kami jelaskan diatas tadi. Tetapi :
Yang terpenting bagi kita sebagai hamba adalah :
.
" TETAP BERIBADAH DAN TERUS TA'AT. DAN SEMAKIN MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH DALAM MENGHADAPI KONDISI YANG KEDUA TADI."
.
Jangan sampai kita merasa sakit dan bersedih, ketika permintaan kita itu ditolak. Dan seakan tidak dikabulkan dalam pandangan mata zahir kita.
Dan jangan pula kita terhanyut dalam kesenangan, ketika secara zahiriah permintaan dikabulkan oleh Allah Ta'ala.
.
Akhir dari kami dalam kutipan ini : " INGAT !!
.
" Ketika kefakiran itu mengenai orang yang fakir, maka hendaklah ia bersikap pertama :
.
(1). Hendaklah kefakiran itu, memperkuat keyaqinan dan keimanan Anda kepada Allah Ta'ala.
.
(2). Hendaklah Anda bersyukur kepada Allah, karena : Anda akan terhindar dari musibah dan bencana yang menimpa orang-orang kaya disebabkan karena kekayaannya.
.
Belum sempurna kefakiran Anda itu, sebelum Anda memandang kepada Allah dengan pandangan yang lebih baik atas kefakiran yang menimpa Anda itu, daripada ketika diberi kekayaan.
.
Anda dapat merasakan manis dan ni'matnya tidak mendapatkan pemberian.
Bahkan Anda tidak dapat merasakan keni'matan dalam menghadapi pemberianBahkan Anda tidak dapat merasakan keni'matan dalam menghadapi pemberian.
Apapun kondisi yang dialami oleh Anda, baik ketika diberi ataupun pada saat ditolak atau tidak mendapatkan pemberian, maka :
.
" ANDA TETAPLAH BERIBADAH YANG BAIK DAN TERUS MENINGKATKAN KETA'ATAN DAN IBADAH ANDA KEPADA ALLAH TA'ALA "
.
.
Nah para Ikhwan & Akhwati *
.
Dengan keterangan ini dapatlah kalian memahami hal ini. Dan semoga tujuan kalian itu, benar-benar karena :
" ALLAH "
.
Lebih dan terkurang dalam penyampaian kami.
Dan akhirul kalam :
.
.
" Wassalaamu " Wassalaamu 'alaykum
Wa rahmatulllaahi
Wa barakaatuh "

ANTARA MA'SIAT DAN RAHMAT ALLAH

" Assalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "
.
.
.
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
.
MA'SHIYATUN AWRATSAT DZULLAN WAFTIQAARAN KHAYRUN MIN THAA'ATIN AWRATSAT 'IZZAN WASTIKBAARAN.
.
" Kema'siatan yang menyebabkan merasa terhina dan rendah diri (disertai bertaubat dan berharap rahmat dan belas-kasih Allah), lebih baik daripada ta'at yang membangkitkan rasa mulia diri dan keangkuhan."
.
"""""""""""""""""""""
Ikhwan & Akhwati.....
.
Rasa hina dan rendah adalah sifat kehambaan. Sebaliknya, kemaha muliaan dan kemaha besaran adalah sifat ke-Tuhanan.
.
Tidak ada kebaikan sama sekali didalam keta'atan seorang hamba, bila masih melekat padanya yang bertentangan dengan penghambaan.
.
Karena apa ??
.
" KARENA SIFAT SEPERTI ITU, AKAN MELEBUR.
DAN MEMBATALKAN KETA'ATAN SEORANG HAMBA "
.
Sebab :
.
" BENTUKNYA SEBAGAI KEMA'SIATAN BAGI SEORANG HAMBA "
.
Yang juga menghanguskan nilai pahala dari suatu keta'atannya tersebut.
.
"""""""""""""""""""""
Sayid Abu Madyan ra berkata :
.
" Rasa terhina bagi orang-orang yang berma'siat, lebih baik daripada perasaan sombong bagi orang yang ta'at."
.
.
Diriwayatkan dari Aban bin Iyas, ia berkata :
.
" Pada suatu ketika aku keluar dari bertemu Anas bin Malik ra. di Bashrah. Aku melihat jenazah diusung didalam keranda oleh 4 orang.
Aku tidak melihat ada orang lain yang ikut mengantarkan jenazah itu. Aku berkata dalam hati : " SUBHAANALLAH " Dipasar Bashrah jenazah seorang muslim tidak ada seorangpun yang mengantarkan selain 4 orang yang mengusungnya. Biarlah aku sebagai orang yang kelima ikut mengantarkannya."
.
Ketika jenazah itu diletakkan untuk dishalati, mereka berkata kepadaku : " Silahkan tuan maju kedepan sebagai imam."
Aku menjawab :
" Kalian lebih utama."
Mereka menjawab :
" Kita sama-sama."
.
Maka aku maju menjadi imam shalat jenazah.
Setelah selesai dishalati, aku bertanya kepada mereka mengenai kisah jenazah itu. Dia adalah jenazah orang ahli melakukan ma'siat.
Tiga hari lalu dia jatuh sakit.
.
Dia berpesan kepada ibunya, agar tidak memberitahukan kepada para tetangga bila ia mati, karena mereka tidak akan menghadiri jenazahnya. Dan bahkan akan mencaci maki.
Dia juga berpesan pada ibunya, agar meletakkan cincin yang bertuliskan kalimat " LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUULULLAAHI "
.
Dia berharap dengan tulisan itu, agar Allah menerimanya dan merahmatinya.
Dan dia meminta pada ibunya, meletakkan telapak kaki dipipinya sambil mengucap :
.
" Inilah balasan orang ma'siat kepada Allah "
.
Lalu dia meminta pada ibunya, agar menengadahkan tangannya kepada Allah Ta'ala, sambil berucap :
.
" Aku ridha padanya (anakku), maka hendaklah kiranya Engkau ya Allah meridhainya."
.
Sang ibu melaksanakan semua yang diwasiatkan oleh anaknya itu.
Ketika ia menengadahkan tangan kelangit, ia mendengar suara pasih anaknya :
.
" Wahai ibuku, pergilah, tinggallah aku, aku telah diterima oleh Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Mulia."
.
.
Inilah Ikhwan dan Akhwati, kisah dari Aban bin Iyas, mengisahkan cerita yang begitu menyentuh kita.
.
" SUBHAANALLAAHU "
.
Jadi kisah ini mencerminkan kepada kita bahwa :
Kemuliaan seseorang itu bila tidak disertai ta'at kepada Allah, atau pun ia ta'at dalam ibadah, tetapi tidak menyimpan sifat rendah hati, maka sama saja ia menghancurkan keta'atannya selama ia beribadah didalam hidupnya.
Ia sombong, angkuh, bangga akan teta'atan. Dan memuliakan dirinya sendiri daripada orang lain. Maka Allah melenyapkan pahala amal ibadahnya dikarenakan keangkuhan dan kesombongannya.
.
Sebaliknya, sifat kemuliaan dan rendah hati, walaupun ia berbuat salah atau berma'siat didalam hidupnya, akhirnya ia sadar akan kesalahannya selama hidup dan lalu bertaubat, maka Allah menerima taubatnya.
.
Inilah kemuliaan Allah terhadap hamba-Nya.
Inilah dua contoh untuk kita, selalu berbuat baik diantara sesama.
.
INGATLAH :
.
Dua kata ini :
.
" RASA HINA DAN RENDAH ADALAH SIFAT PENGHAMBAAN.
DAN KEMAHA MULIAAN DAN KEMAHA BESARAN ADALAH SIFAT ALLAH "
.
Jadi, kita tidak perlu bangga diri dan sombong. Yang mulia itu adalah ALLAH.
Yang Tinggi itu adalah
ALLAH.
Dan kebanggaan kebesaran itu milik ALLAH.
.
Kita ini tidak ada,
kita ini rendah dan hina.
Maka patutlah kita sebagai hamba-Nya merendahkan diri, dan mesti berbuat baik.
Daripada itu, tugas kita adalah :
.
" Ta'at dan patuh atas segala perintah-Nya. Inilah sifat kehambaan "
.
"""""""""""""""""""""
Nah, Ikhwan dan Akhwati....
.
Semoga dengan penjelasan diatas, dapatlah kalian petik pelajaran ini, sebagai modal untuk menjadi hamba-Nya yang shaleh.
Agar kita terhindar dari segala perbuatan ma'siatan dan kefasikkan.
Lebih dan terkurang dalam penyampaian ini. Kami atas nama pribadi mohon ma'af, jika ada kata yang menyinggung kalian semua.
Sekali lagi kami mohon dima'afkan.
.
Dan akhirul kalam :
.
.
.
" Wassalaamu " Wassalaamu 'alaykum
Wa rahmatullaahi
Wa barakaatuh "

Senin, 16 Oktober 2017

Dialog Antara Akal Nafsu Dengan Tuhan


Dalam dialog ini sangat besar manfaat nya jika kita menyimak dan mengambil
kesimpulan dari Dialog Antara Akal Nafsu Dengan Tuhan ini, jika kita bisa menempatkan Antara Akal Dan Nafsu Tersebut, maka yang jadi kendali dalam diri kita bukan nafsu lagi.
Allah menciptakan akal dan nafsu dalam diri manusia, Nafsu dan akal mengaku bahwa mereka hanyalah sebuah makhluk yang tidak berdaya.
AKAL
Allah SWT berfirman,"Wahai akal, menghadaplah engkau."
Maka akal pun menghadap Allah SWT, kemudian Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, berbaliklah engkau."Lalu akal pun berbalik.
PENGAKUAN AKAL.
Kemudian Allah SWT berfirman,"Wahai akal, siapakah aku?".
Lalu akal pun menjawab,
"Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang dhaif dan lemah."
Lalu Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, tidak Aku ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau.
PENGAKUAN NAFSU.
Setelah itu Allah SWT menciptakan nafsu.
Allah SWT berfirman,
"Wahai nafsu, menghadaplah kamu.".
Nafsu tidak menjawab sepatah kata pun, malah sebaliknya, mendiamkan diri.
Kemudian Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah aku?" Lalu nafsu berkata,
"Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."Setelah itu Allah SWT menyiksanya di neraka Jahannam selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya.
Allah SWT berfirman lagi, "Siapakah engkau dan siapakah aku?".
Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."
Lalu Allah SWT menyiksa nafsu itu dalam neraka lagi selama 100 tahun.
Setelah itu nafsu dikeluarkan dan Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah Aku?" Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata,
"Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah Tuhanku."
PUASA BISA MELAWAN NAFSU.
Untuk itulah Allah SWT mewajibkan kita berpuasa, karena nafsu itu sangat jahat.
Hendaknya kitalah yang mengawal nafsu itu dan jangan biarkan nafsu yang mengawal kita, karena kalau dia yang mengawal, maka kita akan menjadi musnah.Setelah itu Allah SWT memasukkan akal dan nafsu ke dalam diri Adam a.s.
Pada saat Nabi Adam a.s datang ke bumi, keturunan manusia bertambah banyak, maka peranan nafsu dan akal tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Kemungkaran yang terjadi di atas bumi ini adalah dari nafsu, bukan dari akal.
Karena akal dan nafsu ada dalam diri manusia, maka terjadilah pertentangan antara nafsu dan akal, bertentangan antara satu dengan yang lain.
Peperangan nafsu dan akal tidak pernah ada henti-hentinya, terkadang nafsu yang menang, terkadang akal yang menang.
Misal saja kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang baik, maka nafsu akan menolaknya dan mengajak kepada kejahatan, sedangkan akal mengajak kepada kebaikan. Kalau kita mengikuti nafsu, artinya kita kalah, dan sebaliknya, jika kita mengikuti akal maka kita akan menang.
Namun bagaiman pun juga, nafsu ini tetap diperlukan oleh manusia, bila nafsu musnah, manusia juga akan musnah.Sebagai contoh saja nafsu makan, kalau nafsu makan kita tidak ada, maka manusia akan mati, dan nafsu makan ini merupakan fitrah alami jadi tidak akan hilang.
Begitu juga dengan nafsu terhadap lawan jenis, jika nafsu ini tidak ada, maka manusia tidak akan berketurunan dan akhirnya musnahlah manusia.

SHOLATNYA ORANG ARIF (SUFI)


AIR MUTLAK:
Penyucian hanya boleh dilaksanakan dengan AIR MUTLAK.
Kejernihannya meliputi setiap lapisan ALAM.
Asal air adalah satu pada tahap Yang Ghaib, apabila ia menyatakan penzahirannya maka timbullah Berbagai warna yang terpelihara dari asal yang satu itu.
Inilah Air yang hakiki.
Bersucilah dengannya di dalam SIRULLAH.

HADATH:
Makna hadath dari kacamata kesufian ialah WUJUD selain Allah (wujud ghairullah).
Hadath ini mesti dibersihkan dengan AIR MUTLAK di dalam SIRULLAH.
Apabila telah bersuci dengan air tersebut, maka barulah layak untuk memasuki pintu Majlis Tuhan itu.
Jika masih lagi ada WUJUD GHAIRULLAH, maka belumlah lagi dikatakan bersuci dan masih menanggung hadath.
Bersihkanlah diri dengan AIR MUTLAK dengan sebersih-bersihnya sehingga tiada lagi yang kelihatan melainkan Allah Yang Maha Esa saja.

Hadath Kecil:
Menghilangkan hadath kecil dari sisi kerohanian ialah Fana' dalam 7 sifat:
1. QUDRAT
2. IRADAT
3. ILMU
4. HAYAT
5. SAMA'
6. BASHAR
7. KALAM

Hadath Besar:
Menghilangkan hadath besar dari sisi kerohanian ialah:
Memfanakan diri seluruhnya.
Apabila telah bersih suci daripada hadath besar ini barulah dikurniakan boleh 'MELIHAT ALLAH' dengan segala KEAGUNGAN-NYA dan KEMULIAN-NYA.
Bermandilah dengan Air Mutlak ini dengan niat:
• LAA FA'IL ILALLAH=
tiada yang berbuat melainkan Allah
• LAA HAYYA ILALLAH=
tiada yang hidup melainkan Allah
• LAA MAUJUDA ILALLAH=
tiada yang maujud melainkan Allah
"MAN ARAFA NAFSAHU, FAQAD ARAFA RABBAHU, FASADAL JASADU"=
(Siapa yang mengenal dirinya rata-rata, kenallah dia Tuhannya, siapa yang kenal Tuhannya, fanalah jasadnya),
sehingga basah kuyup seluruh dirimu dengan Air Mutlak itu oleh pentajallian AL-HAQ, dan dengan Air Mutlak itu jua dirimu terserap dalam Cinta-Nya yang mendarah-daging dalam seluruh tubuhmu-
"Ke mana engkau memandang, di situlah Wajah-Ku".

SHOLAT diambil daripada perkataan WASHLAT (artinya tersangat hampir).
Sholat daripada fahaman sufi maknanya PERTEMUAN atau lebih tepat lagi ialah PENYATUAN.
Manakala wudhu maknanya PERPISAHAN.
Solat digolongkan kepada DUA bagian:
1). SHOLAT SYARIAT
2). SHOLAT HAKIKAT (Da'im)

*Sholat Syariat:
Solat ini mempunyai tatacara dan hukum-hukum tertentu.
Kiblatnya mengarah kepada Ka’abah di dalam Masjidil Haram.
Tertakluk kepada lima waktu sehari semalam. Wajib dikerjakan dengan seluruh tubuh yang zahir.

*Sholat Hakikat:
Sholat Hakikat atau sholat Da'im adalah sholat yang berkekalan tidak putus dan tidak tertakluk kepada waktu dan tempat, tidak ada perbuatan, tidak ada bacaan.
Da'im adalah juga namanya Wustha artinya yang di tengah-tengah, maka ianya dilaksanakan hanya pada hati. Namun begitu,
Sholat Da'im atau Wustha ini tidak boleh dipisahkan dengan Sholat Syari'at.
Mengerjakan sholat syariat saja tanpa hakikatnya adalah pincang.
Dan begitu pula mengerjakan solat hakikat saja tanpa syariat adalah binasa. Justru itu, Solat Da'im ini harus disepadukan dengan Sholat Lahiriyah.

Intisari Solat Da'im | Wustha
*KIBLAT:
Tidak di Timur dan tidak pula di Barat. Ianya menghala dari tengah (Roh) menghadap ke Wajah Allah (SirulLah).
*BERDIRI:
Berdiri (mula) di Alam Mulki dalam takluknya ALIF.
Sebelum jatuhnya niat, ALIFitu WUJUD memakai TUJUH sifat Ma'ani:
WUJUD, HAYAT, ILMU, QUDRAT, IRADAT, SAMA', BASHAR dan KALAM.
*NIAT:
Maksudnya dari sisi kesufian:
melenyapkan diri dari diri.
Dalam takluk rahasianya ALIF yakni Titik Hati.
Tujuan niat ini adalah untuk memulangkan kesemua sifat amanah kepada AL-HAQ.
Beradanya niat ialah di antara Alam Mulki dan sempadan Alam Malakut....

Sabtu, 14 Oktober 2017

AL – MUTTAQIIN

( Orang-orang yang Bertaqwa )
Definisi
Para ulama telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan taqwa. Di antaranya,
1. Definisi Taqwa menurut Imam ar-Raghib al-Ashfahani:
"Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan."
2. Definisi Taqwa menurut Imam an-Nawawi:
"menaati perintah dan larangan-Nya." Maksudnya, menjaga diri dari kemurkaan dan azab Allah.
3. Definisi Taqwa menurut Imam al-Jurjani :
"Taqwa yaitu menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya."
Berdasarkan beberapa definisi dari para ulama tersebut, maka siapa saja yang tidak menjaga dirinya, dari perbuatan dosa, berarti dia bukanlah orang bertaqwa.
Klasifikasi Kelompok berdasarkan Sikap manusia terhadap ajaran Allah SWT
Setidaknya ada beberapa kelompok sikap manusia terhadap ajaran yang telah Allah SWT turunkan :
1. Kelompok yang menerima seluruh ajaran Allah Swt. secara mutlak. Mereka disebut orang-orang yang bertaqwa, (al-Muttaqin).
2. Kelompok yang menolak ajaran Allah secara mutlak pula. Mereka di sebut sebagai orang-orang kafir ( al-Kafirun). Mereka memusuhi Islam dengan segala dimensi, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatannya.
3. kelompok yang memiliki dua kepribadian. Pribadi yang satu adalah kepribadian Islam (tetapi tdk sebenarnya atau semu), yaitu ketika mereka berada di tengah-tengah kelompok muslim. sementara mereka memiliki pribadi yang lain adalah kepribadian yang memusuhi Islam ketika mereka berada di tengah-tengah kelompok musuh kaum muslim. Merekalah yang disebut (al-Munafiqun). Dalam kehidupan masyarakat tiga golongan itu selalu ada sepanjang masa.
Sayyidina Ali mendefenisikan orang-orang munafiq:
“ orang-orang yang luarnya indah tetapi di dalamnya busuk”
Kriteria orang-orang yang bertaqwa ( al-Muttaqiin )
Dalam Surah (Al-Baqarah : 2 – 4) Allah SWT telah menyebutkan kriteria orang yang bertaqwa
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ(2) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ(3) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ(4) أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya:
Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (al-Baqarah: 2-5).
Dari ayat di atas, tampak jelas orang-orang yang disebut muttaqin.
• Petama, mengimani sesuatu yang gaib,
• kedua, pengabdian kepada Allah, antara lain menegakkan shalat.
• Ketiga, pengkhitmatan kepada sesama manusia, dengan menafkahkan sebagian rezki.
• Keempat, kepercyaan kepada apa yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-rasulnya dan Nabi-nabinya.
• Kelima, keimanan kepada hari akhirat.apabila rukun taqwa itu terpenuhi, maka Allah berjanji akan memberikan dua anugerah kepada orang tersebut. Angerah pertama adalah petunjuk (هُدًى) dan anugerah kedua adalah kebahagian (مفلحون ).
Ayat-ayat Allah SWT yang menekankan perintah untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt. serta agar kita selalu menjaganya sepanjang masa, di antarnya adalah firman Allah swt. :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS. Ali Imran 3:102.)
FASILITAS ALLAH SWT DALAM AL-QUR`AN BAGI ORANG-ORANG YANG BERTAQWA
FIRMAN ALLAH SWT :
QS. Ath-Thalaq : 2-3
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menadakan baginya jalan keluar. Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya”. QS. Ath-Thalaq 65: 2-3.
QS. An-Naba: 31
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan”.
QS. Ali Imraan : 133.
Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”
QS. Muhammad : 15
Artinya: “(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya”
QS. Asy Syu`ara : 90
“Dan (di hari itu) di dekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa”
QS. Maryam : 63.
“Itulah surga yang akan kami wariskan kepada hamba-hamba kami yang selalu bertakwa”
QS. Al Hijr : 45.
“sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).
QS. An Nahl : 30.
Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baiknya tempat bagi orang yang bertakwa”.
QS. An Nahl : 31.
“Yaitu surga `adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di dalamnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa”
QS. Al-A`raf : 96
Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”
Untuk meraih al-Muttaqin harus berjuang dengan sepenuh hati jiwa dan raga :
1. Mohon pertolongan Allah SWT dengan berdo`a
2. Niat yang ikhlas dan kuat
3. Mendekatkan diri hanya kepada Allah SWT (dzikrullah)
4. Bersikap dan bertingkah laku sesuai ajaran Allah dan Rasulnya
5. Jauhkan diri dari perbuatan yang dilarang oleh ajaran Allah dan Rasulnya
6. Harus terus berlatih dan berlatih
7. Tawakkal kepada Allah SWT.

Jumat, 13 Oktober 2017

Syahadat

Syahadat artinya mengenal Alloh tuhan yang satu
dan mengenal Rosululloh sebagai penjelasan Alloh
.
setelah bisa bersyahadat tentu akan selalu ingat dalam setiap langkah hidupnya, bahkan sebeliknya tidak akan bisa lupa atau melupakanNya, karena ia sudah menemukan sesuatu yang dahsyat yaitu tuhannya, itu kenyataan yang tidak bisa terbantahkan
.
dalam sebuah hadis kudsi juga di terangkan :

وَ مَنْ وَجَدَنِيْ فَقَدْ ذَكَرَنِيْ وَ لَمْ يَنْسَنِي
وَ مَنْ ذَكَرَنِيْ وَ لَمْ يَنْسَنِي فَقَدْ ذَكَرْتُهُ وَ لَمْ أَنْسَهُ
"dan siapa yang menemukan Aku maka sungguh ia akan selalu ingat kepadaKu dan tidak akan pernah melupakanKu, Dan barang siapa ingat kepadaku dan tidak pernah melupakan Aku maka sungguh Aku (yang) ingat padanya dan tidak melupakan kepadanya"
.
Ingat atau mengingat dalam pertemuan dengan tuhan inilah yang di sebut sholat atau menghubungkan hati kepada Alloh
.
hati-hatilah ingat itu bukan menyebut-nyebut namanya
ingat itu bukan perbuatan lisan tapi ingat itu perbuatan mata hati ...
.
maka tidak akan bisa seseorang mengingat tuhan
jika tidak mempunyai pengalaman dengan tuhan
paling hanya bisa menyebut namaNya saja
.
tidak akan bisa seseorang mengingat kota jakarta
jika tidak punya pengalaman ke jakarta
paling hanya bisa menyebut namanya saja

THORIKOH yang ke 2 menuju islam adalah sholat setelah syahadat

THORIKOTUL ISLAM
pengalaman dengan tuhan

.
Alloh berfirman :

"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku".(Qs.20:14)
tujuan utama mendirikan sholat adalah mengingat Alloh
sedangkan tidak akan bisa seseorang mengingat Alloh
jika tidak pernah ada pengalaman dengan Alloh
dan pengalaman dengan Alloh itulah pintunya sholat
penglamaman dengan Alloh itulah pembukanya sholat
pengamalan dengan Alloh itulah al-fatihah/pembukaan
sebagai niat di dalam sholat
sedangkan kata nabi :
لَا صَلاَةَ بِلَا اْلَفاتِحَةِ
"tidak ada sholat dengan tidak adanya pembukaan (al-fatihah)"
pembukaan apa lagi kalau bukan pembukaan tentang ingat kepada Alloh sebagai dzat yang di tuju di dalam sholat?
sedangkan ingat... membutuhkan pengalaman dengan Alloh, dan pengalaman akan menimbulkan ma'rifat kepadaNya
bukankah banyak sekali orang yang melakukan sholat tetapi tanpa adanya pembukaan?
mereka mengira pembukaan itu adalah hanya membaca surat pembukaan yaitu al-fatihah, tidak paham bahwa yang di maksud pembukaan atau al-fatihah itu adalah terbukanya hati dari syahadat kepada Alloh, penyaksian kepada Alloh dan pengalaman dengan Alloh .... atau ma'rifat kepadaNya
maka sudah waktunya kepada orang-orang beriman agar memperbaharui cara pandang imannya dalam kalimat LAA ILAHA ILLALLOH
masukkanlah AGAMA ALLOH sampai ke hati segala ayat dan hadis jangan hanya di sebatas kerongkongan belaka ....
karena orang-orang yang membaca ayat-ayat Alloh hanya sebatas kerongkongan, DAN tidak sampai ke otak atau pikiran apalagi sampai ke hati maka kata Rosululloh meraka itulah tanduk-tanduk syetan yang sesat dan menyesatkan ...
جدّدوا إيمانكم بلا إله إلّا اللّه
"perbaharuilah (cara pandang) iman kalian dengan kalimat LAA ILAHA ILLALLOH"

jalan mi'roj menuju sholat

orang yang pernah berpengalaman dengan Alloh
dia akan rindu untuk selalu mengulanginya lagi
lagi... lagi... dan lagi..
.
dalam usaha untuk mengulangi lagi
inilah yang di namakan perjalanan mi'roj ...
dan ini pula yang di namakan jalan sholat ...
.
dengan seringnya menghubungkan pengalaman ini
maka akan semakin tahu dan kenal jalannya
jalan untuk memasukinya ...
.
jalan itu adalah yang di ajarkan oleh nabi saw.
jalan itu adalah jalan penyucian diri
yang lurus menuju Alloh
jalan yang memberi bekas cahaya yang terang
.
bekas jalan itu yang membuat Rosululloh bisa mengenalnya
untuk memberikan pertolongan, syafaatul 'udzma ...
jalan itu tiada lain adalah wudlu atau bersuci
.
maka,
jika seseorang ingin memasuki peristiwa dengan Alloh
dia harus melalui "Wudlu"... itulah jalannya
Wudlu yang membuat kita di kenal oleh Rosululloh saw.
adalah "HAKIKATNYA WUDLU"...

Hakikatnya wudlu adalah jalan mi'roj .

Wudlu adalah bersuci
sedangkan suci adalah wilayah Alloh
maka barang siapa bersuci ia akan berada di wilayahNya
.
jika bersuci hanya sebatas syareat
tak akan ada manfaatnya sedikitpun
untuk mi'roj kewilayah keagungan tuhan
.
menggunakan air yang suci dan menyucikan
.
sesungguhnya air itu tidak suci apalagi mensucikan
yang bisa suci dan mensucikan itu adalah
ma'ul haya (Air kehidupan)
maka bersucilah dengan menggunakan air itu
.
yang di namakan Ma'ul haya atau air kehidupan itu, adalah :
hakikatnya air,
bahwa hakikatnya air itu adalah menghidupkan
sedangkan tidak ada yang menghidupkan kecuali Alloh
maka yang di maksud air Ma'ul haya itu adalah
kehidupan yang maha hidup itulah air suci yang mensucikan
.
jika berwudu menggunakan hakikatnya air (ma'ul haya)
yang suci dan bisa mensucikan yaitu hidupnya yang maha hidup
maka yang akan di sucikan adalah :
segala kehidupan yang palsu, pangakuan yang palsu
dan segala tabir kepalsuan yang tebal
yang menutupi kebenaran dari hakikatnya kehidupan
yang menutupi kebenaran dari hakikatnya kerajaanNya
yang menutupi kebenaran dari hakikatnya pengakuan
.
kepalsuan itu menutupi penglihatan, pendengaran, penciuman ..
kepalsuan itu telah menutupu wajah Alloh
kepalsuan itu menutupi perbuatan siapa yang sebenarnya berbuat
kepalsuan itu menutupi langkah, rasa, akal dan fikiran
menuitupi dari yang sebenarnya siapa yang melangkahkan rasa, akal dan fikiran
.
maka basuhlah tangan, wajah, penglihatan, pendengaran, penciuman, akal, fikiran dan kaki dalam berusaha
bersuci dengan menggunakan hakikatnya air (air kehidupan)
hilangkanlah semua tabir kepalsuan itu
hilangkanlah yang menutupi kebenaran itu
.
sampai terbukalah semua hakikat kebenaran
tangan, wajah, penglihatan, pendengaran, akal fikiran
usaha, kehendak, rasa, semua bersih dengan air kehidupan
yaitu adanya semua itu adalah oleh yang maha hidup
bukan oleh kepalsuan hidup yang hanya mengakaui
dari yang sebenarnya hidup
.
jika demikian, maka masuklah ia ke dalam jalan mi'roj
yaitu sholat, menghubung

DUNIA

pemahaman kehidupan yang menipu
.
yang di maksud dunia yang menipu itu bukan langit dan bumi ini
yang di maksud DUNIA adalah kesadaran pemahamanmu
yang hidup di langit dan bumi dengan pemahaman yang dekat
melihat alam ini dengan kesadaran yang tertipu
.
jika melihat alam dunia ini yang di lihat adalah HAQ
maka kehidupanmu berada di langit
jika melihat penciptaan langit dan bumi dan isinya
dengan panglihatan yang HAQ
meka engkau hidup di alam malakut, alam jabbarut dan alam lahut
.
tapi jika melihat alam dunia ini,
melihat penciptaan langit dan bumi ini, dengan penglihatan bathil
dengan penglihatan selain dari Alloh swt
maka hidupmu berada di dunia, pemahamanmu pemahaman dunia,
kesadaranmu adalah kesadaran dunia yang tertipu ..
.
"...dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan bathil (sia-sia)...." (QS. 3:191)
.
hamba Alloh yang hidupnya di alam malakut, jabbarut, lahut
adalah hamba yang kesadarannya, pemahammannya
selalu berada pada yang haq bukan yang bathil
.
di bumi dan di langit yang sama ini, bukan yang lain
tapi kesadaran dan paham yang berbeda di langit dan sidrotul muntaha sehingga dia melihat HAQ pada alam ini
.
perbedaan alam pada orang2 yang telah mencapai alam lahut
adalah kesadarannya, pemahamannya, dan hatinya
yang telah meninggalkan kesadaran dan pemahaman dunia yang batil dan yang menipu
dia telah bisa selalu melihat yang HAQ bukan yang bathil ...
.

AL QUR'AN ADALAH AL HIKMAH


.
al-Qur'an adalah perkataan terbaik
yang tidak ada sia-sia di dalamnya
setiap ayat al-qur'an menunjukan tanda-tanda-Nya
ayat al-qur'an menyeru agar melihat kepada tanda-tanda-Nya
setiap hukum, kisah, muamalah, ubudiyah bahkan yang mutasabihat
semua mengandung seruan kepada tanda-tandaNya
.
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"(QS.41:33)
.
jangan di kira yang di maksud ayat-ayat Alloh itu adalh tulisan kitab al-qur'an, ayat-ayat Alloh yang sebenarnya yang di maksud adalah tanda-tanda Alloh pada diri atau di luar diri.
INILAH yang jelas sekali di dustakan oleh kebanyakan manusia, walaupun mengimani tulisan al-qur'an jika tidak bisa melihat adanya tanda-tanda Alloh pada, diri dia itulah pendusta dan yang mendustakan ayat-ayat (tanda-tanda) Alloh
.
dan salah satu ciri yang mendustakan ayat-ayat Alloh adalah yang melihat bahwa ayat-ayat Alloh itu adalah tulisan al-qur'an itu ..bukan yang menunjukan tanda-tandaNya tapi mennjukan tulisan ...
.
ORANG YANG BICARA TANPA ILMU ALLOH JELAS AKAN BERDUSTA
.
YANG MELIHAT PADA TULISAN AL-QUR'AN HANYA KELIHATAN TULISANNYA SAJA DIA ADALAH PENDUSTA AYAT-AYAT ALLOH (PENDUSTA TANDA-TANDANYA ALLOH)
.
YANG MELIHAT PADA TULISAN AL-QUR'AN HANYA KELIHATAN CERITA DAN HUKUM MU'AMALAH DAN UBUDIYAH SAJA .. TIDAK BISA MELIHAT AYAT-AYAT-NYA TIDAK BISA MELIHAT TANDA-TANDANYA DIA ITULAH YANG MENDUSTAKAN ALLOH
.
YANG MELIHAT KEHIDUPAN TIDAK DI LIHATNYA ALLOH
SESUNGGUHNYA DIA TIDAK BISA MEMBACA AYAT-AYATNYA
PADA DIRINYA YAITU AL-QUR'AN YANG ADA DI DALAM DADA

hijrah kepada Alloh dan RosulNya


wahai jiwa-jiwa yang selalu berpindah pindah
ketika jiwamu pindah ke binatang
maka dirimu adalah binatang
engkau akan hanya melihat di dalamnya
makan, tidur, bermusuhan, birahi dan mempertahankan diri
tidak tahu salah atau benar
tidak bisa tersenyum dan tertawa ...

ketika jiwamu pindah kepada manusia
maka dirimu adalah menjadi mereka
engkau akan melihat kejelekannya dan kebaikannya
terkadang marah terkadang sayang
terkadang bersahabat terkadang bermusuhan
terkadang manfaat terkadang mudlorot
terkadang kafir terkadang iman
terkadang senyum terkadang cemberut
terkadang malaikat terkadang iblis dan setan
ketika jiwamu pindah kepada dirimu
engkau akan menjadi nafsumu
bangga dan sombong ketika mampu
riya dan ujub ketika di puji
senang dan rela ketika nafsu terpenuhi
benci dan dendam ketika terganggu
menyesal dan putus asa ketika salah
lupa dan sesat ketika nikmat
ketika jiwamu pinda kepada Rosul Alloh
engkau akan menjadi hamba Alloh
sahabatmu para malaikat dan Waliulloh
yang selalu bertasbih mensucikan-Nya
ucapanmu adalah dzikir
akhlakmu adalah kitabulloh
pandanganmu adalah syahadat
hidupmu adalah sholat
kemurahanmu adalah zakat
kehendakmu adalah puasa terus bertaqwa
berjalanmu di muka bumi adalah haji
ketika jiwamu pindah kepada Alloh
maka musnahlah seluruh sifat binatang
musnahlah sifat malaikat
jiwamu adalah Ruh-Nya
namamu adalah namaNya
sifatmu adalah sifatNya
perbuatanmu adalah perbuatanNya
dan dzatmu adalah dzatNya
hijrah adalah pindah kepadaAlloh dan RosulNya
hijrah adalah taubatan nashuha kembali kepadaNya
تُبُوْا اِلَى اللهِ تَوْبَةً نَصُوْحًا
Artinya "kembalilah kalian kepada Alloh dengan kembali yang murni"

syirik


"Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri. Apakah ada diantara hamba-sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu; maka kamu sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rezeki itu, kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri? Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal." (QS.30:28)
.
Wahai saluki ...
sesungguhnya tidak seorangpun yang bisa berbuat syirik
.
ketika kamu wahai saluki dalam keadaan syirik
yang sesunguhnya adalah karena kamu tidak mengenal Aku
sehingga kamu mengecilkan Aku
jika kamu membesarkan Aku tetapi kamu masih ada selain Aku
maka takbirmu bohong belaka
karena kebesaranKu adalah tanpa di batasi seorangpun
.
ayat yang tersampaikan di atas
seharusnya menjadi terang bagimu
sebagai permisalanKu kepadamu
.
aku umpamakan engkau sebagai sesuatu yang engkau miliki
dan Aku umpamakan dirimu adalah sebagai Aku
.
maka perhatikanlah !!!
apakah sesuatu yang engkau miliki
adalah sekutu bagi dirimu ?
apakah tangan yang engkau miliki adalah sekutu bagi dirimu
apakah kaki yang engkau miliki adalah sekutu bagi dirimu
kamu bukanlah saluki jika tidak ada tangan
kamu bukan saluki jika tidak ada kaki
karena saluki adalah dengan tangannya
karena saluki adalah dengan kakinya
.
perhatikanlah lagi firmanKu di atas !!!
demikianlah Aku buat perumpamaan dirimu di hadapanKu
Aku adalah denganmu saluki
Aku adalah dengan hambaku
jika Aku tanpa kamu maka itu, bukanlah Aku sperti itu
jika kamu menganggap Aku tidak denganmu
maka Aku hukumi syirik yang seperti itu
.
maka ketika Aku berikan rizki kepadamu
tangan bukanlah sekutumu dalam menikmati rezekimu
apa yang di takuti oleh semua yang kau miliki tentang rizki
adalah yang di takuti olehmu juga
.
yang di takuti oleh tangan tidak bisa bergerak
adalah yang di takuti olehmu juga
begitulah karena tangan bukanlah sekutu bagimu
.
begitu pula dirimu adalah bukan sekutu bagiku
maka janganlah engkau menjadikan Aku sekutu
karena apa yang engkau khawatirkan
adalah apa yang ada padaKu juga
amat jeleklah orang yang menjadikan sekutu kepadaKu
.
maka apakah mereka tidak berakal

ilmu tauhid


inti tauhid adalah menegakan لا اله الا الله
mentiadakan ilah dan menetapkan Alloh
menafikan tuhan dan mengitsbatkan Alloh
.
SIFAT NAFSIYAH " WUJUD"
sifat ini adalah sifat fithroh pada manusia
semua manusia akan mengakui ketidak mampuan dirinya
dan mengakui ada yang mengurus dirinya
yang beragama atau atheis mereka mengakui dengan fithrohnya
sehingga mempunyai keyakinan bahwa tuhan itu ada "WUJUD"
.
SIFAT SALABIYAH ATAU SIFAT QUDSIYAH
qidam (dahulu pada azali), baqo (kekal tetap ada tidak akan musnah), mukholafatul lilhawaditsi (berbeda atau bukan yang baru), qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri tak terpengaruh oleh sesuatupun) dan wahdaniyah (satu yang Bukan bilangan)
adalah sifat maha suci dari selain diriNya
SIFAT SALABIYAH
juga adalah sifat yang mensifati sifat ma'ani dan ma'nawiyah artinya sifat ma'ani dan sifat ma'nawiyah semuanya bersifat salabiyah atau Qudsiyah
.
SIFAT MA'ANI
Qudrot (berkuasa), irodat (berkehendak), ilmu (mengetahui), hayat (hidup), sama' (mendengar), bashor (melihat) kalam (berfirman)
adalah sifat nafi (mentiadakan)
artinya tidak ada yang berkuasa, tidak ada yang berkehendak,
tidak ada yang mengetahui, tidak ada yang hidup, tidak ada yang mendnegar, tidak ada yang melihat dan tidak ada yang berfirman. kecuali diriNya sendirian
jika sifat-sifat ma'ani ini di sifati dengan sifat salabiyah maka Qudrotnya (berkuasanya) tidak seperti berkuasa makhluknya tetapi berkuasanya bersifat dahulu, kekal, berdiri sendiri, dan dari yang satu walaupun kelihatannya banyak. begitu pula sifat ma'ani lain yang di sifati dengan salabiyah
.
SIFAT MA'NAWIYAH
Qodiron (keadaanNya yang sedang berkuasa), muridan (keadaanNya yang sedang berkehendak), 'aliman (keadaanNya yang sedang mengetahui), Hayyan (keadaanNya yang sedang hidup) sami'an ( keadaanNya yang sedang mendengar), bashiron (keadaanNya yang sedang melihat), mutakaliman (keadaanNya yang sedang berfirman)
adalah sifat isbat menetapkan bahwa sesungguhnya tidak ada yang bisa, kecuali yang bisa bersifat itu semua adalah hanya Dia sendirian dan sifatnya SEDANG TERJADI terus-terusan tidak berhenti dari dahulu, sekarang dan nanti tidak ada akhirnya ...
tidak berubah, tidak turun, tidak naik tidak istirahat, tidak mengantuk atau tidur
.
ilmu-ilmu tauhid yang di pelajari sampai mendalam
sebenarnya masih mempelajari لا اله
tidak sampai kepada الا الله
masih sebatas " TIDAK ADA TUHAN"
belum sampai kepada "KECUALI ALLOH"
baru menafikan belum mengitsbatkan
ilmu tauhid sebatas mempelajari ليس كمثله شيء
"tidak ada yang serupa dengan Alloh"
seperti adaNya tidak bertempat, tidak berarah, tidak membutuhkan yang lain, dahulunya bukan dahulu seperti makhluk
akhirnya bukan akhir seperti makhluk
.
demikianlah ilmu tauhid, hanya sebatas nafi atau mentiadakan
belum sampai mengisbatkan atau menetapkan
kecuali orang yang sampai kepada wusul ma'rifat kepada Alloh.
dengan wusul ma'rifat kepada Alloh
maka berarti sudah mengisbatkan ALLOH yaitu الا الله
.
hakikatnya ilah (tuhan yang di tiadakan)
adalah berhala-berhala pada yang bertahta di kerajaan diri ini
mereka adalah thoghut-thoghut yang harus di bantai
seperti telah dibantai oleh nabi ibrohim
thoghut yang menjadi ilah itu yang ada pada kerajaan diri ini
adalah matamu yang bisa melihat,
telingamu yang bisa mendengar,
mulutmu yang bisa berfirman,
tanganmu yang bisa berbuat
dan ilah atau thogut yang tarbesar adalah nafsumu
maka ibrohim membantai semuanya
bahwa mata, telinga, mulut, tangan dan lainnya
tidak bisa berbuat apa-apa لا حول ولا قوة الا بالله
setelah hancur seluruh thoghut berhala-berhala itu
ternyata masih ada berhala yang terbesar
dia itulah NAFSU, yang masih dikalungkan kampak pada lehernya
artinya yang masih merasa bisa berbuat
masih merasa ada, DAN susah UNTUK DIhancurkannya

sifat manusia itu adalah selalu melampaui batas


jika nabi menerangkan : يسروا و لا تعسروا
"PERMUDAHLAH JANGAN MEMPER SULIT"
di sikapi dengan menggampangkan segala sesuatu
di sikapi dengan menganggap agama itu mudah
dan apa yang di dapat sudah benar sudah cukup
asalkan sudah di aku sebagai orang islam di mata manusia
asalkan sudah kemesjid melakukan sholat 5 waktu
padahal masih dalam kemunafikan dan kekafiran
.

maksud mempermudah itu : sesungguhnya agama itu
bisa di gapai oleh semua manusia yang berakal dengan mujahadah
dan bersungguh-sungguh, jangan putus asa
semua bisa mencapai kema'rifatan kepada Alloh swt.
.
sebaliknya jika di katakan : لا يمسه الا المطهرون
"tidak akan tersentuh kebenaran itu kecuali orang yang di sucikan" (QS.56:79)
di sikapi dengan putus asa, menganggap yang bisa seperti itu hanya para nabi dan wali-wali Alloh, mereka merasa cukup dengan keadaannya dan tidak mau berusaha, padahal keadaan dirinya adalah dalam kegelapan, dan kesesatan yang nyata ...
.
ketahuilah ..!!!!
belum cukup dan tidak jadi jaminan ilmu tinggi yang di dapat di pesantren
tidak jadi jaminan hafal alfiyah, nahu, shorof, mantik, bayyan, ilmu ballaghoh, hafidzul qur'an, fiqqih, ushul fiqqih, tauhid, ushuluddiin, dll
jika masih dalam kegelapan tidak mengenalNya
.
bukalah mata hati ... dengan bersungguh-sungguh di jalan Nya
.
jangan merasa sudah benar jika belum yakin sampai haqul yakin
walaupun kata nabi " pemudahlah jangan mempersulit"
jangan putus asa dengan merasa cukup yang di dapat, jika belum yakin sampai haqqul yakin, walaupun Alloh berfirman "tidak akan tersentuh kebenaran itu kecuali orang yang di sucikan"
.
itu bisa di gapai oleh semua manusia yang berakal ...
tanpa terkecuali termasuk dirimu ...!!!
.

Haqul yaqin (keyakinan yang sebenar-benarnya)


.
kamu akan mendapatkan haqqul yakin
jika kamu sudah pernah merasakan
bahwa keyakinan dirimu slama ini adalah sesat
.
selamanya tidak akan pernah mengalami haqqul yaqin
dan selamanya kamu masih dalam kegelapan ..
jika kamu belum pernah merasakan sesat dalam beragamamu
.
jika kamu belum bisa iman sampai kepada haqul yakin
cobalah rasakan kesesatanmu sampai haqqul yakin
yaitu meyakini sampai haqqul yaqin bahwa kamu sesat
maka imanmu sampai ke haqqul yakin
.

MUSA DAN HIDIR

setiap orang yang akan masuk ke dalam ilmu hakikat
pasti akan menjumpai hidir as.
.
barang siapa yang tidak tertipu dan bisa tembus
terhadap kehadiran hidir as.
maka ia akan bisa memasuki ilmu hakiakt, ilmu hikmah dan ilmu rahasia ..
.
sayyidina Ali kw. berkata : " Rosululloh tidak merahasiakan sesuatupun kepadaku yang sesuatu itu di sembunyikan kepada kebanyakan manusia, kecuali Alloh mendatangkan kepada hambanya (manusia) itu kepahaman terhadap kitabNya, maka jadilah orang yang bersungguh-sungguh dalam mencari pemahaman itu " (Ihya : I/284)
.
ilmu syareat yang ada pada nabi musa belum bisa menembus ilmu hakikat yan ada pada nabi hidir ...
maka Alloh azza wa jalla memerintahkan musa untuk belajar hakikat kepada hidir as. ...
.
dalam pelajarannya dari syareat ke hakikat yang menjadi penghalang bagi ORANG-ORANG YANG BERILMU SEPERTI MUSA AS. adalah kesabaran, seperti hidir as. yang memberikan syarat kepada musa agar bersabar ... tetapi musa tidak sabar dalam 3 ilmu hakikat:
.
1. ketika membunuh anak kecil
2. ketika melubangi perahu yang di tumpanginya
3. ketika membangun harta anak yatim
.
1. MEMBUNUH ANAK KECIL
membunuh anak kecil adalah membunuh nafsu
nafsu di ibaratkan sebagai anak kecil karena kehendak nafsu seperti anak kecil yang tidak mau mengambil pelajaran pada setiap kejadian agar bisa mendekat kepada Alloh,
.
jika nafsu tidak di bunuh maka selamanya akan menjadi anak kecil yang tetap kafir dan mengingkari Alloh azza wa jalla ...
jika melakukan sholat, yang di lakukan hanya gerakan dan ucapannya saja sedangkan hakikatnya sholat "tanha 'anil fahsyai wal munkar" tidak tersentuh sama sekali.
jika berdzikir, yang di lakukan hanya menyebut namaNya saja
sedangkan ingat yang menjadi hakikatnya dzikir dan menjadi perintah tidak tersentuh sama sekali
jika zakat, yang dilakukan hanya mengeluarkan harta benda saja sedangkan membersihkan diri yang menjadi hakikatnya zakat tidak tersentuh sama sekali
begitulah nafsu seperti anak kecil yang selalu mengingkari semua hakikatnya perintah Alloh pada kebenaran
.
ingatkah ucapan gus dur ?
beliau mengatakan "semua mentri dan dewan ilmunya masih TK"
.
MELUBANGI PERAHU
perahu adalah ibarat ilmu syareat yang ada pada syareat,
ilmu syareat yang di jaga benar-benar agar jangan rusak ... begitu kuatnya kebanyakan manusia menjaga ilmu syareat, sampai-sampai tidak bisa masuk ilmu-ilmu hakikat ..
maka hidir as. membuka atau melubangi ilmu syareat yang di ibaratkan sebagai perahu agar bisa masuk lautan ilmu dari sang maha raja yang akan merampas semua ilmu-ilmu yang ada pada semua makhluknya ... maksud merampas adalah bahwa sebenarnya tidak ada yang berilmu yang berilmu itu adalah hanya sang maha raja yaitu Alloh yang di ibaratkan sebagai lautan ....
jika perahu di lubangi maka masuklah air lautan yang akan merampas dan menenggelamkan perahu
artinya jika syareat di buka di dalam lautan ilmu Alloh maka akan terbukalah rahasia ilmu Alloh yang akan merampas ilmu-ilmu hambanya ...
.
MEMBUAT BANGUNAN HARTA 2 ANAK YATIM
ceritanya : " hidir as. masuk perkampungan yang penduduknya tidak mau menyambutnya, jangankan memberi jamuan kepada hidir yang sedang tidak mendapatkan makanan, maka musa bekata " seandainya engkau meminta upah dari pekerjaan ini "
.
hakikat harta anak yatim adalah sebagai ibarat dari mutiara ilmu yang terpendam, yang hanya di berikan kepada orang yang berhak menerimanya sebagai yatim.
dan harus tahu apakah arti hakikatnya yatim?
hakikat yatim adalah seseorang yang sudah tidak mempunyai apa-apa tidak punya ibu, bapa, teman, saudara, ia hidup sendiri sebatang kara ... maka orang semacam ini hakikatnya adalah orang yang sudah tidak menjadikan syirik kepada Alloh swt.
jika seseorang masih hidup dengan yang lain maka orang inilah yang di namakan bukan orang yatim atau hakikatnya masih syirik masih punya teman bahkan ia menjadikan teman kepada Alloh, yaitu Alloh punya teman yang tidak lain temanNya itu adalah dirinya sendiri selain Alloh.
.
yang di maksud bangunan itu adalah hijab yang menutupi orang banyak ... dan ketika itu hidir as. membangun semakin tebal hijab kepada orang banyak sehingga banyak yang tertipu ...
.
maka musa as. berpendapat seandainya hidir as. memberi tahukan saja, tidak membentengi dengan hijab mungkin orang banyak akan memberikan balasan (upah) dengan pengakuan mereka atau penghormatan mereka kepada hidir as. sebagai nabi atau sebagai orang sholeh yang mengetahui ilmu Alloh ....
hidir as. tetap tidak membukakan hijab itu maka jadilah hidir as. sebagai nabi yang tidak di kenal dan tidak di ketahui ...
.
maka dengan ketidak sabaran ini, menjadi akhir dari perjalanan hidir dengan musa as.
.
CERITA DI ATAS MENGANDUNG HIKMAH BAGI YANG MENGHARAPKAN ILMU RAHASIA JIKA MAU MENGAMBIL PELAJARAN

pertanyan : mohon penjelasannya mengenai ilmu titik BA lebih banyak lagi.terimakasih ...

Ilmu titik ba itu ada di sisi Alloh ...
tidak ada yang bisa memahaminya kecuali orang yang sudah di bersihkan olehNya dan orang yang di perjalankan olehNya (majlub).
.
firmanNya:
َو لَدَيْنَا كِتَابً يَنْطِقَ بِالْحَقّ وً هُمْ لاَ يُظْلًمُوْنَ
Artinya : "dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak disesatkan" (QS. 23:62).
.
tidak seorang Rosulpun yang berkata menyampaikan kitab-kitabNya
kecuali melalui titik "ba"
karena titik "ba" bagaikan ikatan perjanjian hamba kepada Robbnya
sehingga apa yang di sampaikan oleh para Rosul dan para Wali-waliNya tidak akan ada perbedaan
firmanNya :
لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهِ
Artinya : "tidak ada Kami membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", (QS.22:85)
.
ilmu titik "ba" itu bagaikan pusatnya ilmu, yang memancar ribuan bahkan jutaan lebih dari cahaya
dengan cahaya itu hamba akan beriman, dari cahaya itu hamba akan mendapatkan petunjuk kebenaran, dari cahaya itu hamba akan berada pada jalan yang lurus dengan cahaya itu akan terbuka hati terhadap Islam. dengan cahaya itu hamba ma'rifat kepadaNya.
.
itu baru dari cahayanya ....
sedangkan cahaya itu keluar dari sumbernya yaitu "titik Ba"
jika seorang hamba yang mendapat cahaya, dan terus menuju kepada sumbernya "titik ba" maka ia akan mendapatkan banyak hikmah rahasia.
akan memahami rahasia ilmu al-Qur'an, bahkan hikmah rahasia yang terpendam, yang tidak banyak manusia mengetahuinya, akan terbuka dengan jelas"
.
sayidina 'ali kw berkata:
ما أسر علي رسول الله ص ع س شيئا كتمه عن الناس الا ان يؤتى الله عبدا فهما فى كتابه
Artinya " Rosululloh tidak merahasiakan sesuatupun kepadaku yang sesuatu itu di sembunyikan kepada kebanyakan manusia, kecuali Alloh mendatangkan kepada hambanya kepahaman terhadap kitabNya" (Ihya jilid I hal 284 baris ke 6)
.
tidak lain pintu untuk memasuki ilmu titik ":ba"
adalah dengan "MA'RIFATULLOH"
tidak ada lain untuk ma'rifat adalah dengan menggunakan akal mentafakkuri ayat-ayatNya sampai mengetahui yang HAQ dengan yang BATHIL, setelah itu berdirilah pada yang HAQ bersihkan terus semua yang bathil
.
HIJAB YANG PALING TEBAL BAGI YANG BERILMU ADALAH KARENA ILMUNYA
HIJAB YANG PALING TEBAL BAGI YANG BODOH ADALAH KARENA KEBODOHANNYA
.
MAKANYA PERHATIKANNLAH KALIMAT INI :
انظر ما قال و لا تنظر من قال
ARTINYA : "perhatikanlah apa yang di bicarakan jangan memperhatikan siapa yang berbicara"
.
karena penolakan umat-umat terdahulu di JAMAN NABI SAW. dikarenakan mereka memandang "MUHAMMAD BIN 'ABDULLOH" tidak memandang "APA YANG DI SAMPAIKANNYA SEBAGAI ROSULULLOH"
.
he.. he... he ...
dari jaman adam dan iblis sampai ke jaman rosululoh dan abu jahal jika yang di pandang oleh iblis adalah adamnya maka iblis mencibir..
jika yang di pandang oleh Abu jahal adalah muhammadnya maka hinaan dan cacian
jika yang di pandang oleh kalian adalah saluki maka he..he.. he...
maka ... jadi lucu ...