Laman

Selasa, 18 Oktober 2016

"Sepenggal Kisah Umar, Salman Dan Seorang Pemuda Shalih"


Umar bin khattab sedang duduk di bawah sebatang pohon kurma. Surbannya di lepas, menampakkan kepala yang rambutnya mulai teripis di beberapa bagian. Di atas kerikil ia duduk, dengan cemeti umatar nya tergeletak di samping tumpuan lengan. Di hadapannya para pemuka shahabat bertukar pikiran dan membahas berbagai persoalan. Ada anak muda yang tampak menonjol di situ. Abdullah ibn Abbas. Berulang kali Umar memintanya berbicara.

Jika perbedaan wujud, Umar hampir selalu bersetuju dengan Ibnu Abbas. Ada juga Salman Al-Farisi yang tekum menyimak. Ada juga Abu Dzar Al-Ghifari yang sesekali bicara berapi-api.

Pembicaraan mereka segera terjeda. Dua orang pemuda berwajah mirip datang dengan mengapit pria belia lain yang mereka cekal lengannya. “Wahai Amirul Mukminin,” Ujar salah satu berseru-seru, “Tegakkanlah hukun ALLAH atas pembunuhan ayah kami ini!”

Umar bangkit. “”Takutlah kalian kepada ALLAH!” hardiknya, “Perkara apakah ini?”

kedua pemuda itu menegaskan bahwa pria belia yang mereka bawa ni adalah pembunuh ayah mereka. Mereka siap mendatangkan saksi dan bahkan menyatakan bahwa si pelaku ini telah mangaku. Umar bertanya kepada sang tertuduh. “Benarkah yang mereka dakwakan kepadamu ini?”

“Benar wahai Amirul Mukminin!”

“Engkau tidak menyangkal dan di wajahmu kulihat ada sesal!” ujar Umar menyelidik dengan teliti. “Ceritakanlah kejadiannya!”

“Aku datang dari negeri yang jauh” kata belia itu. “Begitu sampai di Kota ini ku tambatkan kudaku di sebuah pohon dekat kebunmilik keluarga mereka. Ku tinggalkan ia sejenak untuk mengurus suatuhajat tanpa aku tahu ternyata kudaku mulai memakan sebagian tanaman yang ada di kebun mereka.”

“Saat aku kembali,” lanjutnya sembari menghela nafas, “Kulihat seorang lelaki tua yang kemudian aku tahu adalah ayah dari kedua pemuda ini sedang memukul kepala kudaku dengan batu hingga hewan malang itu tewas menggenaskan. Melihat kejadian itu, aku di bakar amarah dan kuhunus pedang. Aku khilaf, aku telah membunuh lelaki tua itu. Aku memohon ampun kepada ALLAH karenanya”

Umar tecenung.

“Wahai Amirul mukminin,” kata salah satu dari kedua kakak beradik itu, “Tegakkanlah hukum ALLAH. Kami meminta qishash atas orang ini. Jiwa dibayar dengan jiwa.”

Umar melihat pada belia tertuduh itu. Usianya masih sangat muda. Pantas saja dia mudah dibakar hawa amarah. Tapi sangat jelas bahwa wajahnya teduh. Akhlaknya santun. gurat-gurat sesal tampak jelas membayang di air mukanya. Umar iba dan merasa alangkah sia-sianya jika anak muda penuh adab dan berhati lembut ini harus mati begitu pagi.

“Bersediakah kalian,” ucap Umar ke arah dua pemuda penuntut Qishash, “Menerima pembayaran diyat dariku atas nama pemuda ini dan memaafkan nya?”

Kedua pemuda itu saling pandang,”Demi ALLAH, hai Amirul mukminin” jawab mereka, “Sungguh kami sangat mencintai ayah kami. dia telah membesarkan kami dengan penuh cinta. keberadaannya di tengah kami takkan terbayar dan terganti dengan diyat sebesar apapun. Lagipula kami bukanlah orang miskinyang menghajatkan harta. Hati kami baru akan tenteram jika Had di tegakkan!”

Umar terhenyak. “Bagaimana menurutmu?” tanyanya pada sang terdakwa.

“Aku ridha hukum ALLAH di tegakkan atasku, wahai Amirul Mukminin” kata si belia dengan yakin. “Namun ada yang menghalangiku untuk sementara ini. Ada amanah dari kaumku atas beberapa benda maupun perkara yang harus aku sampaikan kembali pada mereka. demikian juga keluargaku. aku bekerja untuk menafkahi mereka. Hasil Jerih payah di perjalanan terakhirku ini harus aku serahkan pada mereka sembari berpamitan memohon ridha dan keampunan ayah ibuku”

Umar terhenyuh. Tak ada jalan lain. hudud harus di tegakkan. Tetapi pemuda itu juga memiliki amanah yang harus di tunaikan. “Jadi bagaimana?” tanya Umar.

“Jika engkau mengijinkanku, wahai Amirul Mukminin, aku minta waktu tiga hari untuk kembali ke daerah asalku guna menunaikan segala amanah itu. Demi ALLAH, aku pasti kembali di hari ketiga untuk menetapi hukumanku. Saat itu tegakkanlah had untukku tanpa ragu, wahai putra Al-Khattab”

“Adakah orang yang isa menjaminmu?”

“Aku tidak memiliki seorangpun yang kukenal di kota ini hingga dia bisa kuminta menjadi penjamin ku. Aku tak memiliki seorangpun penjamin kecuali ALLAH yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

“Tidak! Demi ALLAH, tetap harus ada seseorang yang menjaminmu atau aku tak bisa mengizinkanmu pergi.”

“Aku bersumpah dengan nama ALLAH yang amat keras azabnya. Aku takkan menyalahi janjiku.”

“Aku percaya, tapi tetap harus ada manusia yang menjaminmu!”

“Aku tak punya!”

“Wahai Amirul Mukminin!” terdengar sebuah suara yang berat dan berwibawa menyela. “Jadikan aku sebagai penjamin anak muda ini dan biarkanlah ia menunaikan amanahnya!” inilah dia, Salman Al Farisi yang tampil mengajukan diri.

“Engkau hai Salman, bersedia menjamin anak muda ini?”

“Benar. Aku bersedia!”

“Kalian berdua kakak beradik yang mengajukan gugatan,”panggil Umar, “Apakah kalian bersedia menerima penjaminan dari Salman Al Farisi atas orang yang telah membunuh ayah kalian ini? Adapun Salman demi ALLAH, aku bersaksi tentang dirinya bahwa dia lelaki ksatria yang jujur dan tak sudi berkhianat”

Kedua pemuda itu saling pandang. “Kami menerima,” kata mereka nyaris serentak.

—————————————————————-

Waktu tiga hari yang disediakan untuk sang terhukum nyaris habis. Umar gelisah tak karuan. Dia mondar mandir sementara Salman duduk khusu’ di dekatnya. Salman tampak begitu tenang padahal jiwanya di ujung tanduk. Andai lelaki pembunuh itu tak datang memenuhi janji, maka dirinyalah selaku penjamin yang akan menggantikan tempat sang terpidana untuk menerima qishash.

Waktu terus merambat. Belia itu masih belum muncul.

Kota Madinah mulai terasa kelabu. Para shahabat berkumpul mendatangi Umar dan Salman. Demi ALLAH, mereka keberatan jika Salman harus di bunuh sebagai badal. Mereka sungguh tak ingin kehilangan sahabat yang pengorbanannya untuk islam begitu besar itu. Salman seorang sahabat yang tulus dan rendah hati. Dia di hormati. Dia dicintai.

Satu demi satu, dimulai dari Abi Darda’, beberapa shahabat mengajukan diri sebagai pengganti Salman jika hukuman benar-benar dijatuhkan padanya. Tetapi Salma menolak. Umar juga menggeleng.

Matahari semakin langsir ke Barat. Kekhawatiran Umar makin memuncak. Para shahabat makin kelut dan sedih. Hanya beberapa saat menjelang habisnya batas waktu, tampak seseorang datang dengan berlari tertatih dan terseok. Dia pemuda itu, sang terpidana.

“Maafkan aku,” ujarnya dengan senyum tulus sembari menyeka keringat yang membasahi sekujur wajah, urusan dengan kaumku itu ternyata berbelit dan rumit sementara untaku tak sempat istirahat. Ia kelelahan nyaris sekarat dan terpaksa kutinggal di tengah jalan. aku harus berlari-leri untuk sampai kemari sehingga nyaris terlambat.”

Semua yang melihat wajah dan penampilan pemuda ini merasakan satu sergapan iba. semua yang mendengar penuturannya merasakan keharuan yang mendesak-desak. Semua tiba-tiba merasa tak rela jika sang pemuda harus berakhir hidupnya di hari itu.

“Pemuda yang jujur” ujar Umar denganmata berkaca-kaca, “Mengapa kau datang kambali padahal bagimu ada kesempatan untuk lari dan tak harus mati menanggung qishash?”

“Sungguh jangan sampai orang mengatakan,” kata pemuda itu sambil tersenyum ikhlas, “Tak ada lagi orang yang tepat janji. dan jangan sampai ada yang mengatakan, tak ada lagi kejujuran hati di kalangan kaum muslimin”

“Dan kau Salman,” kata Umar bergetar, “Untuk apa kau susah-susah menjadikan dirimu penanggung kesalahan dari orang yang tak kau kenal sama sekali? Bagaimana kau bisa mempercayainya?”

“Sungguh jangan sampai orang bicara,” ujar Salman dengan wajah teguh, “Bahwa tak ada lagi orang yang mau saling membagi beban dengan saudaranya. Atau jangan sampai adayang merasa, tak ada lagi saling percaya di antara orang-orang Muslim.”

“ALLAHU AKBAR!” kata Umar, “Segala puji bagi ALLAH. kalian telah membesarkan hati ummat ini dengan kemuliaan sikap dan agungnya iman kalian. Tetapi bagaimanapun wahai pemuda, had untukmu harus kami tegakkan!”

Pemuda itu mengangguk Pasrah.

“Kami memutuskan…” Kata kakak beradik penggugat tiba-tiba menyeruak, “Untuk memaafkannya.” mereka tersedu sedan.

“Kami melihatnya sebagai seorang yang berbudi dan tepat janji. Demi ALLAH, pasti benar-benar sebuah kekhilafan yang tak disengaja jika dia sampai membunuh ayah kami. Dia telah menyesal dan beristighfar kepada ALLAH atas dosanya. Kami memaafkannya. Janganlah menghukumnya, wahai Amirul Mukminin”

“Ahamdulillah!, Alhamdulillah!” ujar Umar. Pemuda terhukum itu sujud syukur. Salman tak ketinggalan menyungkurkan wajahnya ke arah kiblat mengagungkan Asma ALLAH, yang kemudia bahkan diikuti oleh semua hadirin.

“Mengapa kalian tiba-tiba berubah pikiran?” tanya Umar pada kadua ahli waris korban.

“Agar jangan sampai ada yang mengatakan,” jawab mereka masih terharu, “Bahwa di kalangan kaum muslimin tak ada lagi kemaafan, pengampunan, iba hati dan kasih sayang”

———————————————————————————-

Saudara seiman itu adalah dirimu

hanya saja dia itu orang lain

sebab kalian adalah satu jiwa

hanya saja kini sedang hinggap di jasad yang berbeda

*Mulailah segala sesuatu dengan basmalah di lisan, pikir dan hatimu dan wujudkanlah rohman dan rohim dalam perilakumu.. .... .Takhallaqu bi Akhlaqillah, berakhlaklah kamu dengan akhlak Alloh*.

MAKRIFAT WALI SEMBILAN

ASSALAMUALAIKUM SAYA SUKRI NAK KONGSKAN DI WALL MAKRIFAT WALI SEMBILAN INI HAKIKAT BERGURU DENGAN GURU SEJATI DAN GURU ZAHIR,GURU BATIN,GURU NGAIB DAN GURU SHAHADAH DAN BERGURU LANGSUNG DENGAN ALLAH, PENGALAMAN saya menuntut ilmu MAKRIFAT KANJENG GURU WALI ALLAH SYEIKH SITI JENAR kepada ayah kandung saya bapak kandung saya sendiri HAMID adalah guru zahir saya pernah berkata orang yang ilmu cukup tinggi dapat dikalah dengan ilmu dalam dan bapak saya HAMID pernah berkata sebelum kamu nak temui guru mursyid di luar sana adalah guru tasawuf dan guru mursyid MAKRIFAT carilah HAKIKAT guru mursyid yang ada di dalam sejatimu lebih hebat lagi pada guru mursyid yang diluar carilah guru mursyid sejati di dalam dirimu itu rupanya sejati macam dirimu sendiri, DAN bapak Hamid beritahu guru sejati HITAM adalah IBLIS syaitan jin dia adalah korin kita dan guru sejati merah adalah natsu kita dan guru sejati kuning adalah sahabat kita ketika kita lahir ke dunia adalah orang jawa panggil KAKANG KAWAH ADI si ari ari adalah kembaram NGAIB kita adalah 4 malaikat Jibril, Mikail,israfil,izrail,dia adalah sahabat kita dan GURU SEJATI WARNA PUTIH adalah ROH SEJATI KITA ADALAH NUR MUHAMMAD adalah nyawa kita,DAN GURU SEJATI KITA YANG WARNA PUTIH TERANG BENDERANG BERCAHAYA adalah ALLAH, dan pertama sekali saya zikir thoriqat SAMANIYAH DAN saya zikir memhadirkan guru sejati yang hitam adalah korin saya adalah IBLIS YANG BERNAMA JAN MARIBAH BIHIN,keluar macam rupa wajah saya dia kata akulah guru sejati segala alam hitam kamu nak belajar ilmu hitam ilmu sihir ilmu santau angin dan ilmu santet pukau tenung guna guna ilmu hitam teluh aku boleh jadikan kamu dukun ilmu hitam yang sakti seperti mat lampir, dan saya zikir lagi keluar macam wajah saya tapi warna hitam adalah GURU SEJATI HITAM SYAITAN YANG BERNAMA MATUHURAS aku yang masuk dalam hati sanubari mu bisikkan segala kejahatan suruh kamu menyengutukan Allah dan suruh kamu derhaka kepada Allah dan membisikkan suruh fitnah mengumpat membunuh mencuri hisap dadah merogol dan akulah yang mengajarkan kepada kamu macam mana nak melakukan kejahatan dan menipu kianat orang tapi aku beritahu kepada mu aku tiada berkuasa bagi orang yang mengenal Allah menyatakan Allah dan PENYAKSIAN ke atas diri kita bahawa Tiada yang nyata hanya Allah yang MAUJUD ada dan orang yang selalu ingat Allah aku tiada kuasa menhasutnya, dan saya zikir lagi keluar jin KORIM rupanya macam saya warna hitam guru sejati KORIM jin hitam BARHANAS dan dia kata aku selalu sokong segala apa yang kamu buat jahat aku selalu mengajar kamu segala kejahatan, dan saya zikir lagi keluar GURU SEJATI MERAH NAMA NUR AMARAH JIBRA adalah HAWA NAFSU SAYA YANG BAIK DAN YANG JAHAT dan dia beritahu kepada saya apabila kamu marah kepada seorang naik natsu amarah adalah aku natsu merah hitam dan apabila kamu melakukan kebaikan buat yang baik akulah natsu merah putih,dan GURU sejati natsu rupanya macam wajah kita dan kita boleh berguru dengannya baik untuk menaikkan natsu semangat 1001 niat dan hajat,Dan saya zikir lagi keluar GURU sejati sahabat URI TEMBUNI SAHABAT 4 ADALAH MALAIKAT YA ZANURULLAH,YA SAMADULKAH, YA HALIMULLAH, YA KORIMULLAH, 4 malaikat sahabat uri TEMBUNI keluar sebijik macam rupa saya dia kata saya guru sejati sahabat uri TEMBUNI kamu saya boleh ajar kamu baca quran dan khatam al quran 30 juzuk dan sekali terjemahan dan jadikan kamu hafiz dan saya boleh buka rahsia hikmah hikmat karomah dan rahsia al quran yang tersurat dan tersirat saya boleh ajarkan kamu macam mana nabi muhammad solat 5 waktu dan saya boleh ajar segala ilmu thoriqat yang hebat yang ada dalam dunia kepada kamu dan bisa menjadi kan mu orang yang penuh hikmah hikmah penuh sakti dan ilmu apa yang ada di dalam dunia dan akhirat tanyalah akan ku ajarkan kepada mu dan aku nak beritahu kepada mu aku ada raja ilmu surah al fatihah raja dan surah al fatihah muzizat surah al fatihah seribu dinar dan kalau kamu mahu aku akan ajarkan bismillah sejuta dinar basmalah sejuta dinar dan saya zikir pula keluar GURU SEJATI KUNING rupanya keluar macam wajah saya adalah
Malaikat jibrail Mikail israfil izrail yang selalu menemanimu ke mana kamu pergi dan selalu membisikkan segala kebaikan kepada hati nurani mu
yang selalu ingat kepada mu suruh ingat kepada Allah dengan berzikir ALLAH ALLAH dan hu ALLAH dan ALLAH HU dan setiap nafasmu naik turun dan menjagamu daripada sebarang bahaya dan bencana dan aku malaikat jibrail Mikail israfil izrail boleh ajar ilmu ketuhanan ilmu HAKIKAT yang tinggi kepada mu,dan saya zikir lagi keluar cahaya putih kuning adalah ROH NYAWA saya adalah GURU SEJATI WARNA PUTIH KUNING adalah roh nyawa nafas saya adalah NUR MUHAMMAD rupanya wajah keluar macam rupa wajah sejati saya dia kata aku ruhmu akan ajar ilmu ketuhanan tahap tinggi dan aku akan ajar kepada mu MAKRIFAT paling tinggi, dan saya zikir THORIQAT NASABANDI AHAD AL HAQ HU AH dan bapak saya beritahu sebentar lagi datang guru NGAIB nabi Allah khidir dan saidina ali WALI qutub sultan auliya syeikh Abdul kadir jalaini raja WALI dan ibnu arabi dan WALI songo WALI sembilan sunan kalijaga dan sunan bonong sunan giri dan KANJENG syeikh siti JENAR akan datang ajar segala ilmu MAKRIFAT kepada mu mereka adalah GURU NGAIB kamu dan GURU saya habib Osman madani suruh saya sukri zikir YAKAZAH UNTUK BERTEMU DENGAN NABI MUHAMMAD SAW dan BAI,AH IJAZAH THORIQAT SUFI DENGANNYA ,dan saya zikir pula keluar cahaya yang terang benderang dan bilik saya tempat saya berzikir khalwad dengan Allah penuh dengan cahaya warna putih dan GURU MURSYID SEJATI SHAHADAH PUTIH keluar macam rupa wajah saya tapi dia cukup kacak hensen lawa segak dan dia wajah bercahaya saya jatuh cinta ketika itu kalau datang perempuan cantik sudah saya tolak tidak mahu dan saya mahu yang sejati saya adalah ALLAH dan ketika itu GURU MURSYID SEJATI SHAHADAH PUTIH beritahu AKULAH ADALAH ALLAH RAJA SEKELIYAN GURU MURSYID AKULAH ALLAH GURU MURSYID KAMU HAKIKAT GURU mursyid adalah aku dan aku keluar seperti wajahmu adalah wajahku HAKIKAT wajahku adalah wajahmu HAKIKAT wajahmu adalah wajahku HAKIKAT muhammad itu adalah aku dan HAKIKAT aku ALLAH adalah muhammad HAKIKAT daripada yang satu tiada sekutu dengan apa pun dan saya bertanya wahai GURU sejatiku adalah ALLAH yang kata kekasihmu nabi muhammad saw muhammad bin Abdullah adalah rasullullah,DAN SAYA NAK BERTANYA MANA KEKASIH ALLAH YANG SEJATI YANG DICINTAI ALLAH DI DIRI KITA JASAD DAN GURU MURSYID SEJATI SHAHADAH MENJAWAB ADALAH ROHMU NYAWAMU ADALAH NUR MUHAMMAD ADALAH KEKASIH ALLAH ADALAH RASULULLAH ADALAH NYAWAMU ROHMU ITU YANG DIKATAKAN RASULULLAH ADALAH KEKASIH ALLAH