Laman

Senin, 25 Agustus 2014

AJARAN RIDHA RABI’AH ADAWIYAH


Seorang ulama salaf mengatakan, “Sungguh, apabila Allah telah membuat ketentuan di langit, maka Dia ingin agar penduduk bumi ridha dengan ketentuan-Nya tersebut.” Abu Darda juga menuturkan, “Titik puncak sebuah iman adalah sabar menghadapi apa yang Dia tetapkan dan ridha menerima takdir yang Dia tentukan.”
Sahabat Umar Bin Khattab r.a. mengatakan,”Aku nggak mau pusing dengan keadaanku di waktu pagi dan sore! Aku tak peduli, susah atau bahagia.”
Alkisah. Suatu hari Sofyan As-Tsawri berkata di dekat Rabi’ah Adawiyah, “Ya Allah, berikanlah ridha-Mu kepadaku!” Lalu, tiba-tiba Rabi’ah menegurnya, “Apa engkau tidak malu kepada Allah untuk meminta ridha-Nya, padahal engkau sendiri tidak ridha kepada-Nya.”
Maka, secara spontan, Sofyan As-Tsawri langsung menyebut, “Astagfirullah…”
Melihat kejadian ini, Ja’far Ibn Sulaiman Ad-Dhibi bertanya kepada Rabi’ah Adawiyah, “Kapan seorang hamba dikatakan ridha kepada-Nya?”
Rabi’ah menjawab, “Ketika kebahagiaannya saat ditimpa musibah sama dengan kebahagiaannya saat diberi nikmat.”
–Dikutip dari Kitab Mahabbah karya Imam Al-Ghazali

PENTING NYA BERWUDHU


Memang ini kedengarannya sepele.Tapi jangan anggap enteng soal ini, pasalnya nabi senantiasa wudhu sebelu tidur.berwudhu,disamping bernilai ibadah juga bermanfaat besar bagi kesehatan.
Peneliti dari Universitas Alexsandria ,dr musthafa syahatah, yang sekaligus menjabat sebagai Dekan Fakultas THT, menyebutkan bahwa jumlah kuman pada orang yang berwudhu lebih sedikit dibanding orang yang tidak berwudhu.
Dengan ber-istisnaq (menghirup air dalam hidung) misalnya kita dapat mencegah timbulnya penyakit dalam hidung. Dengan mencuci kedua tangan ,kita dapat menjaga kebersihan tangan. Kita juga bisa menjaga kebersihan kulit wajah bila kita rajin berwudhu. Selain itu, kita juga bisa menjaga kebersihan daun telinga dan telapak kaki kita, artinya dengan sering berwudhu kita dapat menjaga kesehatan tubuh kita.
Lalu ,bagaimana jika berwudhu dilakukan sebelum tidur ? Nah, para pakar kesehatan di dunia senantiasa menganjurkan agar kita mencuci kaki mulut dan muka sebelum tidur. Bahkan ,sejumlah pakar kecantikan memproduki alat kecantikan agar dapat menjaga kesehatan kulit muka.
Di samping itu tentunya anjuran untuk berwudhu juga mengandung nilai ibadah yang tinggi. Sebab ketika seseorang dalam keadaan suci. Jika seseorang berada dalam keadaan suci, berarti ai dekat dengan Allah. Karena Allah akan dekat dan cinta kepada orang-orang yang berada dalam keadaan suci.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa tidur dimalam hari dalam keadaan suci (berwudhu’) maka Malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap ‘Ya Allah ampunilah hamba mu si fulan, kerana ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci’”. (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a.)
Hal ini juga ditulis dalam kitab tanqih al-Qawl al-Hatsis karangan syekh Muhamad bin Umar an-Nawawi al-Bantany. Dari Umar bin Harits bahwa Nabi bersabda :“Barangsiapa tidur dalam keadaan berwudhu , maka apabila mati disaat tidur maka matinya dalam keadaan syahid disisi Allah.
Maksudnya orang yang berwudhu sebelum tidur akan memperoleh posisi yang tinggi disisi Allah.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa berwudhu sebelu tidur merupakan anjuran nabi yang harus dikerjakan bila seseorang ingin memperoleh kemuliaan disisi Allah.
Manfaat Wudhu Sebelum Tidur
Pertama, merilekskan otot-otot sebelum beristirahat. Mungkin tidak terlalu banyak penjelasan. Bisa dibuktikan dalam ilmu kedokteran bahwa percikan air yang dikarenakan umat muslim melakukan wudhu itu merupakan suatu metode atau cara mengendorkan otot-otot yang kaku karna lelahnya dalam beraktifitas. Sangat diambil dampak positifnya bahwa jika seseorang itu telah melakukan wudhu, maka pikiran kita akan terasa rileks. Badan tidak akan terasa capek.
Kedua, mencerahkan kulit wajah.
Kedua, Wudhu dapat mencerahkan kulit wajah karena kinerja wudhu ini menghilangkan noda yang membandel dalam kulit. Kotoran-kotoran yang menempel pada kulit wajah kita akan senantiasa hilang dan tentunya wajah kita menjadi cerah dan bersih.
Ketiga, didoakan malaikat. Dalam sabda Beliau yang disinggung pada bagian atas, malaikat akan senantiasa memberikan do’a perlindungan kepada umat muslim yang senantiasa wudhu sebelum tidur. Padahal malaikat adalah makhluk yang senantiasa berdzikir kepada Allah. niscaya do’anya akan senantiasa dikabulkan pula oleh Allah. Oleh karena itu, senantiasa berwudhu itu adalah hal yang wajib kita lakukan.
Fenomena Meninggal Dunia Saat Tidur Dalam Sunnah
Jauh-jauh hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sudah memberikan bimbingan dalam tidur agar tidak menimbulkan bahaya, di antaranya tidur sambil miring ke kanan, tidak tidur sambil tengkurap.
Diriwayatkan oleh al-Hakim dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, Pernah suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melewati seseorang yang tidur tengkurap di atas perutnya, lalu beliau menendangnya dengan kakinya seraya bersabda, “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang tidak disukai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim).
Sesungguhnya sebab kematian itu bermacam-macam, namun kematian tetaplah satu. Selain Sleep Apnea masih ada sebab lainnya yang menjadi media datangnya kematian. Karenanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan tips terbaik bagi umatnya dalam menghadapi kematian yang datangnya tak terduga ini.
Disebutkan dalam Shahihain, dari sabahat al-Bara’ bin Azib radliyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya; “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan shalat.” (HR. Bukahri dan Muslim).
Dalam menjelaskan faidah dari perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ini, Al-Hafidz Ibnul Hajar menyebutkan hikmahnya, di antaranya yaitu: Agar dia tidur pada malam itu dalam keadaan suci supaya ketika kematian menjemputnya dia dalam keadaan yang sempurna. Dari sini diambil kesimpulan dianjurkannya untuk bersiap diri untuk menghadapi kematian dengan menjaga kebersihan (kesucian) hati karena kesucian hati jauh lebih penting daripada kesucian badan.
Imam al-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menyebutkan tiga hikmah berwudlu sebelum tidur (yang maksudnya tidur dalam keadaan suci). Salah satunya adalah khawatir kalau dia meninggal pada malam tersebut.
Abdul Razak mengeluarkan sebuah atsar dari Mujahid dengan sanad yang kuat, Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma berkata,
“Janganlah engkau tidur kecuali dalam kondisi berwudlu (suci), karena arwah akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi saat dia dicabut.”

KELUARKAN DUNIA DARI HATIMU!


Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Berbahagialah orang yang mengakui nikmat Allah SWT di hadapan-Nya dan menyandarkan segala sesuatu hanya kepada-Nya. Lalu, dia juga melepaskan dirinya dari segala sebab dan kekuatan dirinya. Orang yang berakal adalah orang yang tak pernah menghitung-hitung amalnya kepada Allah SWT dan tidak mengharap balasan dari-Nya dalam segala hal.
Sungguh celaka, jika engkau beribadah kepada Allah SWT tanpa disertai ilmu, engkau bersikap zuhud tanpa ilmu, dan engkau mengambil dunia tanpa ilmu.. Itulah sesungguhnya hijab dalam hijab, murka dalam murka. Engkau tak mampu membedakan antara yang baik dan buruk. Engkau tak mampu memisahkan apa yang bermanfaat bagimu dan apa yang membahayakan dirimu.
Ingatlah bahwa semua itu adalah akibat dari kebodohan dirimu terhadap hukum Allah. Sebab engkau telah meninggalkan sikap berbakti kepada para guru, guru amal dan guru ilmu, yang menunjukkan jalan kepada Allah. Engkau telah menjadikan berbicara sebagai nomer satu, sedangkan beramal sebagai nomer dua. Padahal, dengan amal kalian sampai (wushul) kepada Allah SWT.
Tidaklah akan sampai orang yang ingin mencapai sesuatu kecuali dengan ilmu, dengan sikap zuhud dalam perkara dunia, serta berpaling dari dunia, baik hati dan badannya. Orang yang bersikap zuhud akan mengeluarkan dunia dari tangannya. Orang yang zuhud yang kuat dalam kezuhudannya akan mengeluarkan dunia dari hatinya. Mereka zuhud dalam perkara dunia dengan hatinya sehingga sikap zuhud menjadi watak mereka, lahir dan batin. Pada saat itu, padamlah api tabiatnya, pecahlah hawa nafsunya, tenahlah jiwanya, dan dia terhalang dari keburukan.”
–Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Fath Ar-Rabbani

JEJAK CINTA SEORANG HAMBA


Imam Abu Bakar Asy-Syibli menceritakan:
Aku berjumpa dengan seorang perempuan yang berasal dari Habsyah yang tampak linglung tak tentu arah. Dia berlari-lari dan berjalan cepat tak tahu tujuan.
Lalu, kukatakan kepadanya, “Wahai Ibu, kasihanilah dirimu!”
Tiba-tiba dia menjawab, “Huwa (Dia).”
“Darimana engkau sebenarnya?” tanyaku.
“Dari Huwa (Dia).”
“Engkau mau pergi kemana?”
“Pergi ke Dia.”
“Apa yang kau inginkan dari Dia?”
“Dia.”
Akhirnya, aku bertanya, “Berapa kali engkau menyebut Dia?”
“Lidahku tak pernah lelah menyebut Dia (Huwa) sampai aku bertemu dengan Dia,” jawabnya tegas.
Lalu, tiba-tiba dia bersenandung,
“Kehormatan cintaku kepada-Mu tak tergantikan.
Hanya Engkau yang kutuju; tidak ada yang lainnya.
Aku tergila-gila kepada-Mu, meski mereka menganggapku sakit.
Kujawab bahwa sakit ini tak pernah lenyap dari diriku.”
Kemudian, Imam Abu Bakar Asy-Syibli mengatakan kepada perempuan itu:
“Wahai hamba Allah, apakah yang engkau maksud dengan Dia (Huwa)? Apakah Allah?
Tiba-tiba, mendengar kata “Allah” disebut oleh Asy-Syibli di depannya, nafasnya langsung tersengal-sengal, lalu ia secara mengejutkan meninggal dunia sejurus setelah itu.
Imam Abu Bakar Asy-Syibli pun bercerita bahwa ketika dirinya hendak mengurus jenazah wanita tersebut, tiba-tiba dia mendengar suara, “Wahai Asy-Syibli, barang siapa mabuk cinta kepada Kami, linglung mencari Kami, lalu terus berdzikir mengingat Kami, serta meninggal dengan nama Kami, biarkanlah dia kepada Kami! Pengurusan (jenazahnya) menjadi kewajiban Kami!”
Lalu, segera saja Asy-Syibli menoleh ke arah suara itu. “Aku menoleh ke sumber suara itu, tapi aku tak melihat siapa pun. Aku terhijab. Aku pun tak tahu apakah wanita tersebut diangkat atau dikubur. Wanita itu mendadak hilang. Semoga Allah mengampuninya.”
–Dikutip dari kitab Al-Qashd Al-Mujarrad fi Ma’rifat al-Ism Al-Mufrad karya Ibnu Atha’illah

BERPIKIR POSITIF


Pada saat Imam Junaid berangkat dari rumah menuju masjid untuk sholat Jum'at, orang-orang yang membenci beliau mengguyurkan air comberan hingga membasahi baju yg dikenakan.
Diperlakukan seperti itu, Imam Junaid tersenyum kemudian berkata,
"Orang yg sepantasnya kena api neraka, hanya disiram dengan air tidak sepantasnya untuk marah."
Beliau akhirnya pulang kembali ke rumah dan meminjam kain yang dikenakan istrinya.
* * *
Imam Syafi'i dikenal memiliki akhlak yg mulia. Sampai-sampai, orang-orang yang membenci beliau tidak mampu membuatnya marah. Meskipun sudah mencoba berbagai cara.
Suatu saat Imam Syafi'i menjahitkan sebuah kain agar dibuat sebuah baju kepada seorang penjahit. Orang-orang yang benci pada beliau setelah mengetahui hal ini, tidak membuang kesempatan. Mereka datangi penjahitnya. Dirayu dengan imbalan besar agar mau membuat baju yang ukuran lengan kanannya kecil sekali dan lengan kirinya dibuat sangat lebar. Tentu saja hal ini dilakukan untuk membuat Imam Syafi'i marah.
Pada waktu yg telah disepakati, Imam Syafi'i mendatangi penjahit untuk mengambil baju pesanannya. Setelah melihat baju yg sudah jadi, dengan senyum beliau berkata kepada penjahit,
"Semoga Allah membalas kebaikanmu. Kamu telah membuat lengan kanan sempit, ini pas sekali. Karena biasanya aku gunakan menulis. Aku tidak perlu menyingsingkannya. Dan kamu telah membuat lengan yg kiri lebar. Ini juga tepat sekali, karena biasa aku gunakan untuk membawa kitab."
* * *
Dari dua kisah ini kita bisa belajar apa yg disebut “HUKUM TRUK SAMPAH”.
Banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan keliling membawa sampah, seperti benci, frustrasi, kemarahan dan kekecewaan. Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya dan seringkali mereka membuangnya kepada anda.
Jangan diambil hati, tersenyum saja, berpikir positif, lalu lanjuntkan hidup. Jangan ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang anda temui.
Intinya, orang yang sukses adalah orang yang tidak membiarkan “truk sampah” mengambil alih hari-hari mereka dengan merusak suasana hati.

Ketaatan Abu Yazid kepada ibunya


Kisah teladan..
Ketaatan Abu Yazid kepada ibunya

Seorang waliAllah yang Istimewa sejak kecil.
Ibunya berkata padanya, “Setiap kali ibu memasukkan makanan yang syubhat ke mulut ibu, engkau meronta ronta dalam kandungan dan tak mau diam sampai ibu mengeluarkan makanan itu dari mulut ibu.

”Pernyataan ini dibenarkan oleh Abu Yazid sendiri.

Waktu lbunya menyekolahkannya. Di sekolah, Abu yazid mempelajari Al-Quran.

Suatu hari, gurunya
menjelaskan makna salah satu ayat di surah Luqman: “Bersyukurlah kepada Ku dan kepada
kedua orang tuamu.”

Ayat ini menggetarkan hati
Abu Yazid.”Guru,” katanya seraya meletakkan buku catatannya, “izinkanlah aku untuk pulang
dan mengatakan sesuatu kepada ibuku.”Gurunya mengizinkannya, dan Abu Yazid pun bergegas
pulang.

”Ada apa, Thaifur,” pekik ibunya,
“mengapa engkau pulang? Apa mereka memberimu hadiah, atau ada acara khusus.”
”Tidak,” Jawab Abu Yazid. “Pelajaranku telah sampai kepada ayat di mana Allah memerintahkan aku untuk mengabdi kepada Nya
dan kepada Ibu. Aku tidak akan sanggup melaksanakan keduanya sekaligus. Ayat ini menggetarkan hatiku.
Hanya ada dua pilihan: lbu
memintaku dari Allah agar aku dapat menjadi milik lbu sepenuhnya, atau lbu menyerahkanku
kepada Allah agar aku dapat sepenuhnya bersama-Nya.”

Suatu malam, ibuku memintaku
untuk mengambilkannya air minum. Aku bergegas mengambilkan air minum untuknya,namun tak ada air di teko. Aku pun mengambil
kendi, namun kendi ini juga kosong. maka aku pun pergi ke sungai dan mengisi kendi dengan air. Ketika aku kembali ke rumah, ibuku telah
tertidur.
Malam itu udara begitu dingin. Aku
memegang teko dengan tanganku. Ketika ibuku terbangun, ia pun minum dan mendoakanku. Lalu
ia melihat bahwa teko itu membuat tanganku membeku kedinginan.

Mengapa tak engkau
letakkan saja teko itu?’ tanya ibuku.”Aku takut tatkala lbu terbangun, aku tidak ada di sisi Ibu,’
jawabku.

Setelah ibunya menyerahkannya kepada Allah,
Abu Yazid meninggalkan Bistham dan selama
tiga puluh tahun berkelana dari satu daerah ke
daerah lain, mendisiplinkan dirinya dengan
ibadah dan rasa lapar yang sinambung.

Setlah 30 tahun berkelana,
Pada tengah malam, ia
memasuki kota Bistham dan menuju ke rumah
ibunya. Di sana, ia berdiri dan mendengar suara
ibunya berwudlu dan berdoa.”Ya Allah, jagalah
orang buangan kita (maksudnya Abu Yazid).
Buatlah hati para syekh (guru spiritual)
cenderung padanya, dan berikanlah ia petunjuk
agar dapat melakukan segalanya dengan
baik.”

Abu Yazid menangis ketika ia mendengar
kata-kata ini. Kemudian ia mengetuk pintu.”Siapa
itu?” pekik ibunya.”Orang buanganmu,” jawab
Abu Yazid.

Sambil menangis, sang ibu membuka
pintu. Pandangan matanya tampak
suram.”Thaifur,” kata sang ibu pada anaknya,
“tahukah engkau apa yang telah menyuramkan
pandangan mataku? Tangisan. Aku kerap
menangis selama terpisah darimu, dan punggung
ibu bungkuk dua kali lipat karena menanggung
beban kesedihan.”

Saudaraku..marilah instropeksi diri.. sudah sejauh manakah ketaatan kita kepada orang tua kita terutama ibu kita??

Anak2ku yang masih suci bersih ibarat kain putih..


Ketahuilah anak2ku..NAFSU yang jahat seperti tuan rumah yang jahat, melakukan kejahatan di dalam rumahnya walaupun kejahatan daripada luar tidak masuk. NAFSU yang rendah memang cenderung kepada kejahatan walaupun tidak menerima rangsangan SYAITAN.
Rangsangan SYAITAN ditujukan kepada perkara yang menyalahi ubudiah, kederhakaan kepada Tuhan, berbuat syirik dan kufur terhadap kebenaran. Apabila manusia menolak satu rangsangan jahat, SYAITAN dengan cepat mencadangkan kejahatan yang lain. Asal sahaja kejahatan dilakukan, SYAITAN sudah berasa senang dan puas.
Jika SYAITAN gagal merangsang manusia supaya meninggalkan sembahyang, SYAITAN akan berpindah kepada merangsang agar manusia bersembahyang dengan lalai. Jika manusia berjaya meneruskan sembahyangnya sehingga selesai, SYAITAN beralih kepada merangsang agar manusia berasa riak dengan sembahyangnya sehingga menyangka dia lebih baik dari orang lain.
Wahai anak2ku yang masih suci bersih..ketahuilah sikap NAFSU berbeza dengan sikap SYAITAN. NAFSU gemar kepada perkara-perkara yang menyeronokkan, suka kepada kebesaran dan kemuliaan dan cenderung kepada yang melalaikan. Tabiat NAFSU, jika ia inginkan sesuatu, ia akan mengejar atau menanti sesuatu itu. NAFSU tidak pernah mahu menyerah kalah sebelum ia mendapatkannya. Ia boleh mendiamkan diri walaupun bagi tempoh yang lama. Bila ada kesempatan ia akan muncul semula, selagi keinginannya belum tercapai.
Sebab itulah NAFSU yang tidak dikawal oleh iman akan lakukan apa saja walaupun perkara jahat demi mencapai keinginannya. Keinginan dan cita-cita NAFSU tidak mudah berubah, tetapi rangsangan SYAITAN mudah berubah daripada satu kejahatan kepada kejahatan yang lain. NAFSU yang rendah merosakkan nilai-nilai murni kemanusiaan dan SYAITAN pula merosakkan kehambaan kepada Tuhan. Gabungan keduanya menjadikan manusia golongan yang engkar dan berbuat maksiat.
Adapun NAFSU pada peringkat yang paling rendah dan paling buruk dinamakan NAFSU ammarah. Ammarah adalah sifat NAFSU yang berkongsi dengan sifat SYAITAN, iaitu NAFSU yang warnanya diresapi oleh warna SYAITAN. NAFSU pada peringkat ammarah berkedudukan sama dengan SYAITAN. Inilah NAFSU yang sesat.
Duhai anak2ku yang masih suci bersih..ketahuilah manusia kalau tiada NAFSU ibarat kata akan dipanggil sebagai malaikat, dimana manusia itu akan taat dan patuh pada segala suruhan ALLAH, tiada bermaksiat padaNya. NAFSU di luar jasad Adam dan keturunannya, dipanggil SYAITAN namanya. NAFSU di dalam jasad Adam dan keturunannya, bila ikut kata Muhammad pula dipanggil
keimanan. NAFSU di dalam jasad Adam dan keturunannya bila tidak ikut kata Muhammad pula dipanggil SYAITAN.
Sebab itu kita kena latih NAFSU kita ikut kata Muhammad, bila dah ada keimanan maka jadilah manusia itu patuh dan taat pada segala perintah ALLAH seperti halnya dengan malaikat. Tetapi bila NAFSU tiada keimanan, maka jadilah manusia itu selalu engkar pada perintah ALLAH seperti halnya dengan SYAITAN. Kerana itulah ALLAH memberi akal padamu anak2ku agar dapat kamu membuat perbandingan dan jangan kamu ikuti jejak langkah SYAITAN, musuh yang nyata adanya!
Hai anak2ku yang masih suci bersih..mulai sekarang latihlah NAFSUMU itu dan tukarkan ia kepada keimanan dengan sentiasa ikut kata Muhammad serta taat pada segala perintah ALLAH. Demikianlah anak2ku perihal NAFSU yang masih ada dalam tubuhmu maka berwaspadalah dan kawallah!

REZEKI

Anak2ku, padahal awal-awal lagi dalam "Bab REZEKI, JODOH & AJAL (PERKARA YANG EMPAT)" ada mengatakan seperti di bawah:
Bab REZEKI
Adapun REZEKI itu terbahagi kepada empat perkara anak2ku, iaitu:
1. REZEKI SYAITAN
Yakni mereka yang mendapat REZEKI dengan secara maksiat seperti mencuri, menipu, menyamun dan segala cara-cara REZEKI yang TIDAK HALAL pada Hukum Islam, tetapi dia hidup dengan REZEKI itu.
Pendek kata segala apa jua REZEKI yang didapati seseorang sepertimana cara SYAITAN mendapatkan REZEKINYA atau kerana ada ilmunya meminta pertolongan daripada SYAITAN supaya dia hidup dengan REZEKI yang banyak, maka itulah dinamakan REZEKI SYAITAN.
2. REZEKI JIN
Adapun REZEKI JIN itu kerana ada ilmunya meminta pertolongan daripada JIN supaya dia hidup dengan REZEKI yang mewah. Setengah-setengahnya minta pertolongan daripada pawang-pawang yang menyimpan JIN supaya hidupnya laris.
Pendek kata segala apa jua REZEKI adalah bergantung kepada JIN-JIN yang ghaib, maka itulah dinamakan REZEKI JIN.
3. REZEKI MALAIKAT
Yang dikatakan REZEKI MALAIKAT itu dia Sembahyang Hajat, kemudian bermohon kepada MALAIKAT dan dia berdoa melalui MALAIKAT, misalnya dia bermohon kepada MALAIKAT MIKAIL yang memegang REZEKI.
Pendek kata, siapa yang memohon daripada MALAIKAT, maka REZEKINYA dinamakan REZEKI MALAIKAT.
4. REZEKI ALLAH
Maka REZEKI ALLAH itu yang datang dari ALLAH menurut apa yang tertulis di dalam Loh Mahfuz. Bagi mendapatkan REZEKI ALLAH ini, seseorang itu hendaklah rajin dalam usahanya, hendaklah bekerja kuat dan tidak boleh berpeluk tubuh.
Pendek kata, REZEKI secara ini sebahagian daripadanya datang melalui otak fikiran manusia..ada sebahagian yang datang melalui suara manusia dan ada juga sebahagian yang lain yang mendatang melalui kaki tangan manusia, masing-masing dengan cara-caranya sendiri.
Adapun:
REZEKI SYAITAN adalah REZEKI yang HARAM..
REZEKI JIN adalah REZEKI yang ada HALAL & ada HARAM..
REZEKI MALAIKAT adalah REZEKI yang HALAL..
REZEKI ALLAH adalah REZEKI yang HALAL lagi berkat..
Renungkanlah dari cabang mana satu datangnya REZEKIMU itu?
Ketahuilah anak2ku, sebaik2 REZEKI itu adalah REZEKI ALLAH. Maka rajinlah kamu berusaha, bekerja kuat dan jangan asyik berpeluk tubuh malas dalam mendapatkan REZEKI yang HALAL lagi berkat buat dirimu sendiri dan juga keluargamu kelak!

RAHASIA DIBALIK USIA 40 TAHUN


Salah satu keistimewaan usia 40 tahun tercermin dari sabda Rasulullah saw.,
لعَبْدُ الْمُسْلِمُ إِذَا بَلَغَ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً خَفَّف َ اللهُ تَعَالَى حِسَابَهُ ، وَإِذَا بَلَغَ سِتِّيْنَ سَنَةً رَزَقَهُ اللهُ تَعَالَى الْإِنَابَةَ إِلَيْهِ ، وَإِذَا بَلَغَ سَبْعِيْنَ سَنَةً أَحَبَّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ، وَإِذَا بَلَغَ ثَمَانِيْنَ سَنَةً ثَبَّتَ اللهُ تَعَالَى حَسَنَاتِهِ وَمَحَا سَيِّئَاتِهِ ، وَإِذَا بَلَغَ تِسْعِيْنَ سَنَةً غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ وَشَفَّعَهُ اللهُ تَعَالَى فِى أَهْلِ بَيْتِهِ ، وَكَتَبَ فِى السَّمَاءِ أَسِيْرَ اللهِ فِى أَرْضِهِ – رواه الإمام أحمد
"Seorang hamba muslim bila usianya mencapai 40 tahun, Allah akan meringankan hisabnya (perhitungan amalnya). Jika usianya mencapai 60 tahun, Allah akan memberikan anugerah berupa kemampuan kembali (bertaubat) kepadaNya. Bila usianya mencapai 70 tahun, para penduduk langit (malaikat) akan mencintainya. Jika usianya mencapai 80 tahun, Allah akan menetapkan amal kebaikannya dan menghapus amal keburukannya. Dan bila usianya mencapai 90 puluh tahun, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan dosa-dosanya yang dahulu, Allah juga akan memberikan pertolongan kepada anggota keluarganya, serta Allah akan mencatatnya sebagai tawanan Allah di bumi. (riwayat Ahmad)
Hadis ini menyebut usia 40 tahun paling awal memiliki komitmen terhadap penghambaan kepada Allah swt. sekaligus konsisten terhadap Islam, maka Allah swt. akan meringankan hisabnya. Orang yang usianya mencapai 40 tahun mendapatkan keistimewaan berupa hisabnya diringankan. Tetapi umur 40 tahun merupakan saat harus berhati2 juga. Ibarat waktu, orang yang berumur 40 tahun mungkin sudah masuk senja.
Abdullah bin Abbas ra. dalam suatu riwayat berkata, “Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal kebajikannya tidak mantap dan tidak dpt mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap ke neraka.”
Imam asy-Syafi’i tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan sambil memakai tongkat. Jika ditanya, jawab beliau, “Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir. Demi Allah, aku melihat diriku sekarang ini seperti seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar. Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak kakinya saja yang masih tertambat dalam sangkar. Komitmenku sekarang seperti itu juga. Aku tidak memiliki sisa2 syahwat untuk menetap tinggal di dunia. Aku tidak berkenan sahabat-sahabatku memberiku sedikit pun sedekah dari dunia. Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku sedikit pun tentang hiruk pikuk dunia, kecuali hal yang menurut syara’ lazim bagiku. Di antara aku dan dia ada Allah.”
Lantas, apa yang harus kita lakukan ketika menginjak usia 40 tahun?
1. Meneguhkan tujuan hidup
2. Meningkatkan daya spiritual
3. Menjadikan uban sebagai peringatan
4. Memperbanyak bersyukur
5. Menjaga makan dan tidur
6. Menjaga istiqamah dalam ibadah.
Sungguh beruntung orang yang menginjak usia 40 tetap istiqomah larut dalam ibadah kpd Allah Swt..

" TANDA-TANDA KEMATIAN "

Bismillahirrohmanirrohim.

ALLAH Subhanahu Wata'ala telah
memberi tanda kematian seorang
muslim sejak 100 hari, 40 hari, 7
hari, 3 hari dan 1 hari menjelang
kematian..

Tanda 100 hari menjelang ajal :
Selepas waktu Ashar (Di waktu
Ashar karena pergantian dari
terang ke gelap), kita merasa dari
ujung rambut sampai kaki
menggigil, getaran yang sangat
kuat, lain dari biasanya,
Bagi yang
menyadarinya akan terasa indah
di hati, namun yang tidak
menyadari, tidak ada pengaruh
apa-apa..
Tanda 40 hari menjelang
kematian :
Selepas Ashar, jantung berdenyut-
denyu t.. Daun yang bertuliskan
nama kita di lauh mahfudz akan
gugur..
Malaikat maut akan
mengambil daun kita dan mulai
mengikuti perjalanan kita
sepanjang hari..
Tanda 7 hari menjlang ajal :
Akan diuji dengan sakit, Orang
sakit biasanya tidak selera makan..
Tapi dengan sakit ini tiba-tiba
menjadi berselera meminta
makanan ini dan itu..
Tanda 3 hari menjelang ajal :
Terasa denyutan ditengah dahi,
Jika tanda ini dirasa, maka
berpuasalah kita, agar perut kita
tidak banyak najis dan
memudahkan urusan orang yang
memandikan kita nanti..
Tanda 1 hari sebelum kematian :
Di waktu Ashar, kita merasa 1
denyutan di ubun-ubun,
menandakan kita tidak sempet
menemui Ashar besok harinya..
Bagi yang khusnul khotimah akan
merasa sejuk di bagian pusar,
kemudian ke pinggang lalu
ketenggorokan, maka dalam
kondisi ini hendaklah kita
mengucapkan 2 kalimat syahadat..
Sahabatku yang budiman,
subhanALLAH, Imam Al-Ghazali,
mengetahui kematiannya..
Beliau menyiapkan sendiri
keperluannya,
beliau sudah mandi dan wudhu,
meng- kafani dirinya, kecuali
bagian wajah yang belum
ditutup..
Beliau memanggil
saudaranya Imam Ahmad untuk
menutup wajahnya..
SubhanALLAH..
Malaikat maut akan
menampakkan diri pada orang-
orang yang terpilih.. Dan semoga
kita menjadi hamba yang terpilih
dan siap menerima kematian
kapanpun dan di manapun kita
berada..
Dan semoga akhir hidup
kita semua Husnul Khatimah,
Aamiin..
Yuk Bagikan Artikel ini, semoga
menjadi KEBAIKAN bagi kita
bersama..
Yaa ALLAH..

Khas Untukmu WANITAKU.

.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang maksudnya: "Ketika Aku menciptakan seorang WANITA, ia DIHARUSKAN untuk menjadi seorang yang istimewa.
Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun HARUS cukup lembut untuk memberikan kenyamanan.
Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya.
Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.
Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya.
Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya.
Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahawa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti ISTERINYA, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu.
Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk dititiskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan bilapun ia perlukan".
Ingatlah KECANTIKAN seorang WANITA bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, atau tatu dan kening yang dicorakkannya, atau gigi yang dikikirkannya, atau susuk yang ia tampilkannya, atau bagaimana ia menyisir rambutnya..
Tapi..
KECANTIKAN seorang WANITA HARUS dilihat dari matanya, kerana itulah pintu hatinya, "Tempat dimana cinta kepada Allah itu ada".
Maka selamilah hati WANITAMU kerana "Setiap WANITA Itu CANTIK".
Izinkanlah aku selami hatimu dengan lafaz: "Bismillah, aku terima nikahnya, kihkihkih"!

JASAD manusia itu dihidupkan oleh NYAWA

Lagi ku ulangi kata-kata yang sama tanpa bosan dan tanpa jemu sehingga kamu anak2ku akan ingat setiap patah kata-kata itu..
Adapun:
JASAD manusia itu dihidupkan oleh NYAWA, maka NYAWA pula dihidupkan oleh SIFAT-SIFAT TUHAN.
1. HIDUP jasad dengan HIDUP nyawa, maka HIDUP nyawa dengan HAYAT Tuhan..BENARKAH?
2. TAHU jasad dengan TAHU nyawa, maka TAHU nyawa dengan ILMU Tuhan..BENARKAH?
3. BERKEHENDAK jasad dengan BERKEHENDAK nyawa, maka BERKEHENDAK nyawa dengan IRADAT Tuhan..BENARKAH?
4. BERKUASA jasad dengan BERKUASA nyawa, maka BERKUASA nyawa dengan KUDRAT Tuhan..BENARKAH?
5. MENDENGAR jasad dengan MENDENGAR nyawa, maka MENDENGAR nyawa dengan SAMAK Tuhan...BENARKAH?
6. MELIHAT jasad dengan MELIHAT nyawa, maka MELIHAT nyawa dengan BASAR Tuhan..BENARKAH?
7. BERKATA jasad dengan BERKATA nyawa, maka BERKATA nyawa dengan KALAM Tuhan..BENARKAH?
Jika BENAR..mana dia BARANG yang selalu kamu kata ia MILIKMU?
Jika TAK BENAR..mana dia pula BARANG yang bukan MILIK Tuhan di alam semesta ini?
Dalilnya tanyalah pada sekujur TUBUH bernama MAYAT..
Apa itu makna HIDUP?
Apa itu makna TAHU?
Apa itu makna BERKEHENDAK?
Apa itu makna BERKUASA?
Apa itu makna MENDENGAR?
Apa itu makna MELIHAT?
Apa itu makna BERKATA-KATA?
Apakah MAYAT itu..
HIDUP ada nyawa?
TAHU menilai wang ringgit, mengira, membaca?
BERKEHENDAK pada pangkat, harta, kekayaan, suami, isteri, anak, cucu?
BERKUASA bangun berdiri, duduk, makan, minum?
MENDENGAR segala bunyian disekitarnya?
MELIHAT siapa yang mengunjunginya?
BERKATA-KATA jawab persoalanmu, bertegur sapa?
..itulah anak2ku Perihal NYAWA yang masih dikandung oleh TUBUHMU..
SIFAT-SIFAT TUHAN inilah dinamakan SIFAT MA'ANI, yakni salah 1 cabang dari SIFAT 20!
Maka fahami dalami kaji sudi dan uji setiap yang pelajari sehingga nampak nyata, tepat dan jelas anak2ku!

Memburu Alloh


Seorang tamu di kedai itu sejak tadi pagi memegang tasbih. Rambutnya gondrong, menjadi lengkap disebut sebagai pengembara ketika tongkat dan rangselnya ada di pundaknya. Tapi wajahnya tampak sangar, matanya memerah dan lehernya menekuk.
"Mas, apa saya boleh berguru ke pondok ini ya?" celetuknya pada Pardi.
"Berguru apa Mas?"
"Ya, supaya saya bisa dzikir, dan tentu sampean tahu maksud saya..."
"Wah saya ini orang bodoh Mas. Jadi saya tak mengerti maksud Mas..."
"Begini, singkatnya, saya sedang mencari banyak guru, untuk memburu ilmu, agar saya mendapatkan karomah, kehebatan, dan sekaligus pahala. Oh, ya, apakah keistemewaan dari dzikir dan ilmu di sini...."
"Wooooouuuu begitu to maksud anda. Di sini tidak mengajarkan dzikir dengan keistemewaan supaya bisa begini dan begitu. Kalau mengajarkan ilmu jelas ada. Tapi bukan ilmu yang anda cari. Di sini hanya mengajarkan ilmu menata batin, menata jiwa, agar hubungan dengan Allah itu punya adab. punya etika dan sopan santun...."
"Memang kalau kita berdzikir padaAllah itu tidak ada sopan santunnya Mas?" tanya orang itu.
"Lha kalau dzikirnya demi pahala dan kehebatan itu sah-sah saja. Tapi anda nggak dapat pahala besar. Bolehlah pahala kecil, apalagi kalau dzikirnya agar dapat karomah, malah di sini yang begitu malah dapat sampah...."
Pemuda itu terjengak. Kaget setengah mati dengan jawaban aneh Pardi yang ceplas ceplos itu.Seakan-akan membongkar seluruh pandangan hidupnya tentang ilmu dan dzikir, seperti ada revolusi batin yang sungguh begitu keras dan meledak-ledak.
"Sampean mau dapat ilmu membaca pikiran orang? Tahu apa yang telah dilakukan orang lain kemarin? Atau yang bakal terjadi?"
Pemuda itu semakin kaget. Ia tertunduk merenung dalam konflik batin yang tak karuan. Ingin marah, tapi juga ia tak dapat menyangkal kebenaran omongan si Pardi itu.
Pardi sendiri juga heran. Tapi siapa yang harus diherankan ketika kehidupan perjalanan manusia melalui proses yang memnang harus demikian. Semula manusia ingin mencari rahasia-rahasia Allah, memburu kehebatan-kehebatan, bahkan dengan segala kedigdayaan dan kebanggaannya, terus mencari yang dahsyat-dahsyat. Lalu mereka kehilangan Allah, kehilangan tujuan hakiki hidupnya, sirna dalam buih-buih pencariannya.
Dulkamdi tiba-tiba masuk bersama Kang Soleh. Dua sahabat itu bernyanyi-nyanyi kecil. Sambil berselimut sarung, mereka langsung memesan kopi. Sementara pemuda tadi masih terus bergumul dengan kontemplasinya.
Kang Soleh menebarkan senyum khasnya. Tapi matanya tampak berkaca-kaca. Seperti menahan duka yang dalam. Tapi juga ada peradaan menepiskan duka itu. Lalu ia bicara seperti orang berpidato, sambil sesekali tangannya mengepal memukul-mukul pahanya sendiri.
"Saya nggak habis pikir kenapa orang diajak pada kebaikan sulitnya bukan main. Orang di ajak beribadah malasnya bukan main. Orang diajak dzikir yang tergambar hanya proposalnya saja di depan Allah. Orang sudah banyak yang ingin memaksa Allah sesuai dengan seleranya. Orang diajak senyum malah marah. Diajak marah malah menghindar dari kenyataan. Diajak menuju kepada Allah malah ingin mencari selain Allah, mencari pahala, mencari kehebatan, mencari hal-hal aneh. Apakah mereka masih punya alasan lain untuk mendurhakai Allah?"
Pemuda tadi tiba-tiba pucat pasi mendengar orasi Kang Soleh yang cukup emosional. Tapi Kang Soleh terus nerocos.
"Tapi,....yaaakh...Memang Allah masih menakdirkan mereka itu sebatas itu, mau apalagi. Astaghfirullaahal'adzim, jangan-jangan saya sendiri malah hancur-hancuran. Saya memburu ikan paus malah dapat ikan teri. Saya memburu Allah, malah terpesona rahasia-rahasia Allah. Wah..weah...wah..." kata Kang Soleh geleng kepala, sambil airmatanya bercucuran.
"Kang...Kang! Tenang, Kang!....kita pakai teori, kejarlah daku kau kutangkap!" ceplos Dulkamdi.
"Betul....!" jerit Kang Soleh keras-keras. "Kita membru Allah, mengejar Allah, biar ditangkap oleh Allah. Tapi Dul....Dul....." Kang Soleh tak mampu meneruskan kata-katanya. Nafasnya tersenggal-senggal.
"Tapi apa Kang?"
"Tapi...Ditangkap Allah itu rasanya sakit Dul, sakit sekali....pedih. Kamu tahu Dul, betapa hangus nya diri kita dalam Genggaman Allah. Tapi, sesungguhnya dibalik genggaman itu ada ruang tak terhingga ketika jiwa kita dilepas oleh genggamanNya. Hati kita bisa melihat kebun mawar syurgawi, taman firdaus ruhani, dan tarian mahajelita jamaliyah bidadari....Dul...."
Kang Soleh seseunggukan seperti anak kecil. Dan Pemuda itu yang sedari tadi pucat pasi, sudah tergolek tak mampu bergerak lagi, kecuali dadanya yang naik turun. Pingsan!

HAKIKAT IKHLAS DENGAN KESABARAN

“Ikhlas itu adalah rahasia dari semua rahasia dan AKU menempatkannya dihati hamba yang menjadi kekasih-Ku.”
WAMAN ‘AMILA LITHOLABIL JAZA’ FAHUWA NISYAANUN MINAL FADLI WARROHMAH
Barang siapa yang beramal karena mengharapkan balasan (pahala) maka sesungguhnya dia itu lupa akan keutama’an ALLOH dan RAHMAD ALLOH
Demikian firman Alloh SWT sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad SAW.memberi penjelasan bunyi surat Al Mulk ayat 2 ;
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji siapa diantara kamu yang paling baik amalnya. Dan DIA Maha Perkasa, Maha Pengampun.
Menurut al-faqir yang dimaksud surat dan ayat tersebut bukanlah siapa yang paling ‘banyak’ amalnya, melainkan siapa yang paling bermutu (Ahsan) dalam tindakannya. Ahsan merupakan kedekatan kepada Alloh SWT dan niat, jelas ahsan adalah kualitas bukan kuantitas. al-faqir menambahkan lebih sulit bertahan dalam keadaan selalu ikhlas dan sabar dalam bertindak daripada melakukan tindakan itu sendiri. Keikhlasan bergantung apakah anda menginginkan seseorang memuji atau hanya bertindak Alloh SWT semata sedang kesabaran itu menerima baik dan buruk dari apa yang telah di terimanya . Begitu pentingnya niat, sehingga rosululloh bersabda ” INNAMAL A’MAALU BI AL-NIAT “
sesungguhnya setiap perkara amal itu di awali dengan niat ,,,
bagaimana kita bisa memahami niat kita kalo kita sendiri lalai dalam muhasabah (mengoreksi diri) serta bagaimana kita bisa menempati kata lillah tanpa adanya ketawakkalan diri akan setiap amalnya diri …
“Sesungguhnya niat itu lebih penting daripada tindakan itu sendiri.”
Ia kemudian membacakan ayat ini ;
قُلْ كُلٌّ يَّعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ , فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْد’ى سَبِيْلاً
Katakanlah (Muhammad), Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing, maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS. Al Isroo : 84.)
kita rupanya harus berhati-hati sebab adakalanya yang sudah beramal secara sempurna tanpa riya’ atau ujub pada awalnya, setelah beberapa lama, terperosok sehingga amalnya dicemari riya’ yang nyata & riya’ yang samar .
al-faqir berpesan buat saudaraku sekalian
“Bertahan dalam niat baik untuk sebuah amal lebih baik daripada amal itu sendiri.” jangan kau tunjukkan amalmu pada orang lain biarkan alloh yang akan menilai
serta tahu akan semua nilai manfaat dan madlorotnya amalmu
Ketika ditanya apa maksudnya bertahan dalam niat baik, beliau menjawab ; Seseorang melakukan amal baik kepada familynya atau member demi mencari ridho Alloh SWT, ia mendapatkan ganjaran yang dicatat baginya. Belakangan ia menceritakan hal itu kepada orang lain, maka apa yang sudah dicatat itu dihapuskan sehingga ia tidak punya lagi catatan ganjaran amal itu. Kemudian, ia kembali menyebutkan soal amal itu lagi (untuk kedua kalinya), ia dicatat sebagai melakukan riya’, sementara catatan amal baiknya malah sudah tidak ada sama sekali.”
Dengan demikian, ikhlas merupakan tahapan tertinggi cinta dan pengabdian kepada Alloh SWT.
Menurut Abdulloh Al Anshowi, ikhlas berarti menggugurkan semua ketidak murnian, dan ketidak murnian itu adalah keinginan menyenangkan diri sendiri atau orang (makhluk) lain.
“Jika orang masih berada dihabitat rasa suka diri, ia belumlah masuk golongan ‘yang menuju kepada Alloh SWT’ (Musafir ilalloh), dan termasuk golongan yang masih ingin langgeng di bumi (Mukholladun fil ardhi).”
Dan yang dikhawatirkan Nabi Muhammad SAW dan para salafush sholihin adalah munculnya syirik dalam ibadah pada berbagai tingkatannya. Jika seseorang melakukan suatu amal demi kepuasan diri sendiri, ia itu termasuk ujub, kalau itu demi kepuasan orang lain, ia adalah riya’.
BERSIHKAN ‘AMAL-mu dengan ikhlas dan bersihkan ikhlasmu dengan tawakkal (melepaskan semuanya kepada ALLOH)
Didalam pandangan orang-orang arif, hal ini dianggap telah membatalkan ibadah dan menjadikannya tidak diterima oleh Alloh SWT. Misalnya Tahajud ‘demi’ memperbaiki kualitas hidup atau memberi Zakat ‘demi’ meningkatkan kekayaan, meski semua ibadah itu “SAH” dan orang yang melaksanakannya berarti telah melaksanakan kewajiban syari’at, ia dianggap belum melakukan penyembahan kepada Alloh SWT secara ikhlas dan tidak pula memiliki kemurnian tujuan.
Bagi arifin, semuanya itu merupakan ibadah yang sekedar untuk mencapai maksud-maksud melepas kewajiban saja.
WAMAN YATAWAKKAL ‘ALALLOOHI FAHUWA KHASBUH ,,,,,,,,

SABAR
Maksud ” SABAR ” di dalam konteks amalan hati ialah menahan nafsu daripada dipengaruhi oleh sembarang gelora atau kegemparan hati atau perasaan atau rangsangan yang menimbulkan rasa marah atau memberontak, resah gelisah, tidak rela, kecewa atau putus asa, akibat daripada pengalaman kesusahan, ketidak nyamanan atau sesuatu keadaan yang tidak disukai atau diingini.
Kesabaran itu harus meliputi empat tindakan yaitu :
1. Tabah dan tekun di dalam melakukan taat
2. Menahan diri daripada melakukan maksiat atau kemungkaran
3. Memelihara diri dari godaan dunia, nafsu dan syaitan.
4. Tenang atau teguh hati menghadapi cobaan musibah
Sabar adalah satu tuntutan agama dan satu perisai untuk menahan diri daripada fitnah nafsu yang bergelora. Orang yang gagal bersabar akan gagal di dalam hidup dan akan rugi di dunia dan akhirat.
Antara tujuan kita di suruh bersabar itu ialah:
1) Supaya dapat mengerjakan ibadah dengan tenteram dan dapat kesempurnaan dan seterusnya mencapai matlamatnya.
2) Untuk kita berfikir dengan lebih matang.
Apabila nafsu telah menguasai akal, akal tidak dapat berfikir secara rasional di dalam menghadapi tindakan yang akan dilakukan. Segala yang dilakukan itu hanya betul mengikut ukuran nafsu. Akibatnya apabila terjadi kerusakan atau kecelakaan disebabkan tindakan itu, diri manusia sudah tidak dapat mengelak, jadilah manusia itu terbelenggu disebabkan perbuatannya sendiri. Karena itu di dalam menangani nafsu yang bergelora, sabar itu sangat perlu. Di samping kita disuruh untuk bermujahadah (berperang) dengan nafsu yang jahat.
Sabda Rosululloh SAW:
“Sejahat-jahat musuh kamu yaitu nafsu yang di antara dua lambungmu.” – (HR Tarmidzi)
Selain daripada itu, sifat taqwa perlu diusahakan dengan menanamkan iman di dalam diri. Untuk mendapatkan sifat taqwa, kelemahan diri perlu diperbaiki. Bagi mereka yang berusaha memperbaiki dirinya, hati mereka akan senantiasa tenang dan bahagia. Bukan karena kaya atau berada, tetapi karena puas kepada apa yang ada.
Sabda Rosululloh SAW:
“Kamu tidak akan merasakan kemanisan iman sehingga kamu menyintai Alloh dan Rosullebih dari segalanya, Tidak menyintai seseorang melainkan karena Alloh. Dan benci kembali kepada kekufuran seperti benci berpaling pada neraka.”
Di samping itu apabila orang yang memiliki iman, sholatnya akan kusyu’, mereka menyempurnakan puasa dan menunaikan pembayaran zakat dengan segala adab dan tuntutannya, menunaikan Haji dengan memahami segala tujuan dan tuntutannya, menjauhkan diri dari maksiat dan dosa, menjauhi perbuatan zina dan perkara yang menghampirinya, tidak mengumpat, mengadu domba, menfitnah, tidak hasad sesama sendiri, tidak sombong, tidak ujub dan sum’ah (mencari nama dan pangkat), tidak pendendam dan lain-lain.
Bila dapat kemanisan iman, penderitaan menjadi kecil dan dunia tiada ruang di dalam hatinya. Hatinya akan asyik dengan Alloh, ini berlaku pada sahabat- sahabat Rosululloh SAW . Bilal apabila dijemur di tengah panas serta diazab untuk dipaksa kembali kepada kekufuran, dengan tenang dia menjawab, “Ahad, Ahad.” Azab sengsara, tidak terasa, ini juga berlaku kepada seorang sahabat Nabi SAW yang dicuri untanya ketika sedang sholat, dia tidak menghentikan sholatnya itu, karena terasa kemanisan sholat dan tidak sadar apa yang berlaku di sekelilingnya. Banyak lagi hal-hal yang demikian kita baca di dalam sejarah kehidupan para sahabat Rosululloh SAW.
Karena itu kita perlu melakukan Mujahadatun Nafs (melawan hawa nafsu) dan membersihkan diri kita daripada sifat-sifat mazmumah ( yang tercela ) seperti iri dengki, dendam, buruk sangka, mementingkan diri, gila pangkat, gila puji, gila dunia, bakhil, sombong dan sebagainya.
Langkah pertama untuk mendapatkan iman ini, maka seseorang itu perlu mempunyai :
a) Ilmu yang Islam yang sempurna dan tepat agar segala tindakan dapat diselaraskan dengan syariat dan kehendak Alloh melalui hukum-hukum yang telah ditetapkannya.
b) Yakin. Keyakinan adalah perlu dan penting.
Oleh karena itu wajiblah kita belajar dan berusaha menyuburkan keyakinan kita. Jangan biarkan keyakinan dicelahi oleh keraguan walaupun sedikit. Keraguan mesti dilawan dengan ilmu pengetahuan, bukan dengan akal semata-mata. Syaitan dan nafsu senantiasa menyuruh dan mempengaruhi akal untuk ragu-ragu dan mewas-waskan kita. Tanpa ilmu yang benar dan menyeluruh, kita akan terperangkap di dalam perangkap syaitan. Jikalau kita terperangkap di dalam jerat syaitan bagi keyakinan, maka hapuslah segala pahala amal dan hapuslah iman. Jikalau terjadi demikian, maka matilah kita sebagai orang yang tidak beriman dan kekal di dalam neraka.
c) Beramal dengan ilmu yang telah difahami dan diyakini.
d) Bermujahadah, yaitu melawan nafsu yang mendorong ke arah kejahatan dan menghalang diri dari melakukan maksiat lahir dan batin.
e) Istiqomah beramal, yaitu melakukan amalan ketaatan dan ibadah serta menjauhi kemunkaran secara terus menerus.
f) Mempunyai guru yang Mursyid yang dapat memimpin dan mendidik diri agar senantiasa taat kepada Alloh.
g) Selalu berdoa kepada Alloh, karena jikalau hanya usaha lahir saja dilakukan tanpa mengharapkan bantuan dari Alloh, maka ia amat mustahil untuk membuang nafsu yang jahat di dalam jiwa manusia.
3) Kita disuruh bersabar adalah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Firman Alloh SWT :
” Dan Alloh amat menyukai orang yang sabar.” – (Ali Imron: 146)
” Sesungguhnya orang yang beriman itu dicukupkan ganjaran mereka tanpa batas ” (Az Zumar: 10)
” Hai orang yang beriman, bersabarlah kamu (melakukan taat dalam menghadapi musibah), teguhkanlah kesabaran kamu, tetapkanlah kewaspadaan serta siap siaga dan bertawakkallah
kepada Alloh agar kamu beruntung (merebut syurga dan bebas dari neraka).” (Al Baqoroh: 200)
Demikianlah kesabaran itu merupakan obat yang pahit tetapi mujarab di dalam menahan diri daripada nafsu dan godaan dunia. Yakinlah, keberkahan daripada kesabaran itu membawa manfaat kepada kita, sekaligus menolak kemudhorotan kepada kita. Sebagai obat ‘kepahitan’ hanya sesaat, akan tetapi ‘kemanisannya’ akan berpanjangan.
Wallohu A’lam.

Syahwat pun kentut ( dan BOM pun ada yang mulia )


Dari kedai-nya Kang Lukman: “Dul ini bom apa lagi?”
“Saya bukan ahli bom kok ditanya …”
“Maksud saya, jenis pegebomam yang mana?”
“Jenisnya pasti jenis kepentingan!”
“Jadi kamu sudah tahu siapa pengebomnya?”
“Sudah …!”
“Siapa dan pihak mana?”
“Wah, rahasia Di. Nanti kasihan Pak Polisi..”
“Lho kok kasihan sama Pak Polisi”
“Iya, karena yang mengebom itu tidak ada rupa dan jenisnya, warnanya saja tidak ada. Tahu-tahu,sudah bau.”
“Itu pasti bom pantatmu, alias kentutmu!”
“Ha ..ha ..ha .. pantatku jadi tertuduh, kaya Inul dong!”
Lalu dar .. der .. dor .., blammm, jadi tema diskusi pagi ini. Dulkamdi tampak cuek saja dengan peristiwa JW Mariot begitu dinginnya ketika ledakan Bali bahkan ketika ledakan bom bertubi-tubi ke Bagdad dan Basrah.
“Dul, kalau kamu tidak peka dengan suara bom, kamu lama-lama bisa jadi pembunuh berdarah dingin lho?”
“Kenapa”
“Ya kamu seperti terbiasa melihat nyawa melayang, itu sadis Dul!
“Saya hanya coba bertahan, agar batin saya tidak ikut meledak Di. Kalau sampai meledak berarti kita bukan orang yang sabar.”
“Wah kamu tambah gila rupanya!”
Tapi Dulkamdi tetap tenang saja mendapat cercaan Pardi. Bahkan Pardi tambah pusing melihat sikap sahabatnya itu. Lalu Dulkamdi bicara nyerocos saja :
“Bom itu meladak karena syahwat yang sudah memuncak. Ledakannya adalah orgasmus kegilaan. Ledakan bergemuruh di Irak saat perang sekalipun adalah ledakan dari syahwat para pemimpin AS. Dan Bali atau pun JW Marriot, ataupun Priok adalah syahwat kecil dari sekian syahwat besar yang sedang dipelihara oleh para tokoh-tokoh yang sedang sakit jiwa.
Ada yang memelihara syahwat politik, tidak tersalurkan ..jadilah bom. Ada yang memelihara syahwat dendam pribadi jadilah bom. Ada yang melakukan dagangan syahwat dengan membisniskan bom untuk syahwat kemakmuran. Ada yang menikmati kepetualangan syahwatnya dan begitu puas dengan ledakan itu terjadi.
Yang mengerikan jika bom itu diatasnamakan sebagai Bom Tuhan. Tuhan lalu dijadikan legitimasi untuk meremukredamkan kemanusiaan, hanya salah paham terhadap Tuhan dan memelihara syahwat salah paham itu atas paham yang salah dan beragam.”
“Wah Dul, kamu bisa sampaikanorasimu itu pada koran dan TV agar kamu bisa dimasukan sebagai salah satu penjinak bom Dul”
“Memangnya bom itu sama dengan guldul-mu.”
“Semua jadi terbahak-bahak”, begitu seru diskusi soal bom ..sampai anekdot-anekdot bom.
Kang Saleh cukup terkagum-kagum pada orasi sahabatnya itu.
“Tapi ada bom yang sangat mulia .. Dul.”
“Bom manalagi Kang?”
“Bom yang bisa meremukredamkan syahwat itu sendiri. Bom Ilahi, yang merangsek ornamen syahwat kita, lalu kita bom keangkuhan kita, kita ledakkan kesombongan dan egoisme kita, kalau perlu kita kubur seluruh klaim-klaim atas nama kebenaran kita. Ini semua butuh keberanian moral. Ini semua butuh keberanian moral. Kecuali kemunafikan kita yang muncul, pastilah kemunafikan itu akan melindungi segala kebusukan kita sendiri.”
“Kalau bom-bom yang sering kita saksikan jenis apa Kang?”
“Itu cuma kentutnya syahwat saja Dul.”
“Kentut saja begitu, bagaimana batuk dan abab-nya?
“Yah, di jaman syahwat ini, seluruh perilaku masyarakat dunia ditarik oleh sebuah mesin syahwat yang sangat mengerikan. Bahkan syahwat telah menjadi ikon dari ekonomi pembangunan, hampir di seluruh dunia. Kecuali para hamba Allah yang masih mendapatkan karunia dan rahmat-Nya. Para hamba yang sangat berjuang untuk menunggangi syahwat itu bukanya ditunggangi.”
“Wah .. kalau begitu kesimpulannya kita akan nunggang syahwat nih! Enak nggak sih Kang?”
“Ya, kira-kira seperti kamu membayangkan melewati jembatan shiratal mustaqim itu lho…”
“Wah, berat juga Kang! Nunggang syahwat. Saya kira enak tenan, nyatanya … hmm .. dahsyat dan penuh tantangan.”
Jangan-jangan kita malah terjebak

Muludan Apa Mulutan


sedari pagi itu Pardi terus ngoceh, melebihi burung cocak rowo. Suaranya kadang
lantang diselingi gelak tawanya yang nyaring. Sulit dibedakan, apakah Pardi
sedang dikedai atau sedang di tengah2 pasar sepeda untuk bermakelaran.
"Mustinya bulan-bulan kelahiran Nabi SAW ini kamu banyak baca sholawat Di, bukan
main mulut terus2an begitu. Bisa2 kamu nggak dapat Maulud tapi malah dapat mulut
saja," Dulkamdi menginterupsi. "Habis, saya pusing dengan berita politik, Dul.
Daripada ngoceh di Senayan sono, mending disini saja Dul". "Tapi lebih mending
kamu baca sholawat lo Di". "Iya si. Tapi gregetanku belum selesai, masak saya
harus baca sholawat sambil gregetan Dul," "Ya siapa tahu, sholawatmu nanti bisa
meredakan gregetanmu". "Wah, kamu benar2 seperti Kiai Dul". "Minimal jadi Gus
lah," "Kalau jadi Gus, dikira kamu adiknya Gus Dur, wong panggilannya Gus Dul.
hahaha,"
Pardi sudah tidak ngoceh lagi. Tapi kakinya mulai ber goyang2, kepalanya
manggut2, mendengar nyanyian radio pagi itu. Nyanyian Sholawat Nabi-nya Hadad
Alwi. "Enak juga lagu ini, Dul," "Lebih enak lagi kalok hatimu yg menyanyi, Di"
"Maksudmu?" "Kata Kang Soleh, dalam batin kita ini selalu ada orkestra, yg bisa
berbunyi secara bersamaan dgn suara merdu melodius. Maka, jika orkestra itu
dimulai, segalanya jadi indah, apalagi kalau orkestra jiwa kita adalah nada2
kecintaan kita kepada Nabi SAW." "Wah, dahsyat juga Dul. Kamu bisa membunyikan
orkestramu?" "Belum bisa Dul. Saya masih belajar menabuh dram saja sulitnya
bukan main." "Dram jiwamu itu apa, Dul?" "Dram jiwaku masih berbunyi Istighfar
saja. Mestinya perkusinya bunyi Subhanallah, biolanya bunyi Sholawat, gendangnya
bunyi Allah...Allah..gitarnya bunyi Ya Hayyu Ya Qayyum, pianonya bunyi Ya Latif,
rebananya bunyi Tahlil dan seterusnya Di. Tapi saya baru melatih bunyi istighfar
saja sering lupa..,"
Pardi terdiam, mencoba menikmati suara dalam jiwanya. Ah, kok sulit banget.
Mengapa suara itu sulit berbunyi dalam rancak irama Illahiyah, sementara ia
sendiri bisa melamun dengan berbagai masalah yg terbayang dalam satu nada
lamunan yg panjang? Pardi terus bertanya2 tentang keajaiban hati itu.
"Iya ya Dul, keindahan dari musik2 Illahiyah dalam jiwa kita, rasanya akan
semakin mendorong kecintaan kita. Tapi apa si Dul, menurut kamu, makna cinta
kita kepada Nabi SAW itu?" "Saya juga masih meraba2, Di. Setiap hari saya
bertanya pada diri sendiri, kalau aku sudah beriman kepada Allah dan Rasulnya,
lalu apakah aku sudah mencintai Allah dan Utusan yang menjadi Kekasih-Nya itu?
Aku selalu bertanya bertanya pada diri sendiri, Di."
"Ada dua cinta yg sedang merayapi jiwa kita," tiba2 Kang Soleh nyeletuk dibalik
dinding bambu kedai itu. Sejak tadi Kang Soleh mendengarkan diskusi Pardi dan
Dulkamdi. Dan Kang Soleh langsung menyelinap lewat pintu belakang kedai Cak San.
"Cinta yg pertama, adalah cinta karena sebuah pesona, lalu pesona itu
mengkristal dalam butiran permata bahkan menjadi permata itu sendiri. Ketika
mulai engkau dengarkan dendang melodi jiwamu yang menggetarkan rancak musik
Illahiyah, pertama kau menikmatinya, lalu engkau menikmati apa yang tertuju oleh
musik itu, lalu engkaupun mencintai apa yang tersembunyi dibalik nada-nada indah
itu. Disana baru engkau Cintai Sang Nabi, engkau Cintai Yang Maha Mencintai Sang
Nabi."
"Cinta kedua, Kang?"
"Cinta kedua, adalah cinta karena cinta itu sendiri melimpah. Ketika Allah
mencintaimu, maka tumbuhlah bunga mawar pujian yg tiada hingga dari jiwamu,
sampai2 engkau katakan Wahai Sang Kekasih. Ketika Nabi mencintaimu, tiba2
hasratmu bergerak, bibirmu bergetar, lidahmu tanpa keluh melantunkan rasa
cintamu terhadap Nabi, lewat sholawat-sholawat itu."
"Wah, cinta semakin dahsyat dan membara Kang.." "Ya, cinta pertama tadi, adalah
gubahan lagu2 yg dinyanyikan kalangan para pecinta - Al-Muhibbin- sedangkan
cinta yg kedua adalah Gubahan Illahi dan Kekasih-Nya, yg melimpah pada hamba2Nya
yg di cintaiNya, dan mereka ini disebut yang tercinta, alias Al-Mahbubin.
Makanya, puncak Asmaradahana Al-Muhibbin adalah awal dari Mahbubin."
"Cukup Kang! Cukup. Subhanallah..Subhanallah..aku tak mampu mendengarkan lagi
Kang, aku tak sanggup!" teriak Pardi, dengan tubuh seperti menggigil dan badan
yg gemetaran.
Pardi mengalami ektase. Pardi sedang jadzab. Suasananya jadi agak membingungkan.
Lalu Kang Soleh mengajak jama'ah kopi pagi itu untuk bersama2 mendendangkan
lagu2 Sholawat Burdah. Terdengarlah nasyid yang indah dikedai itu. Lambat laun
muka Pardi mulai memerah, dari pucat pasinya yg tergenggam oleh Genggaman
Illahiyah. Bibirnya mulai mengembangkan senyuman, walaupun sisa2 gelembung air
dimatanya belum tuntas pula.

Makna Yaqin


Disebuah kedai, pardi dan dulkamadi sedang asyik mendiskusikan makna yaqin. “Yaqin itu sebagai lawan dari ragu ragu, skeptik, hipokrit(munafik) dan angan angan panjang yang tidak berkesudahan. Memulai sesuatu haruslah dengan rasa yaqin yang kuat, bukan yaqin pada kekuatan diri, percaya diri, rasa hebat diri, rasa unggul diri, bukan ! Tetapi yaqin pada Allah Ta’ala ” kata kang sholeh mencoba menggaris bawahi sejumlah aksioma tentang yaqin…
“Apa sih kang yang diyakini dari Allah Ta’ala dibalik perjalanan sukses itu sendiri ?”
“lhaah, berarti tandanya kamu masih belum yaqin kalau masih bertanya seperti itu…”
“memang kang. . . Jujur saja saya semakin tolol, ketika membedah soal yaqin ini, sebab banyak orang yang mencoba belajar yaqin. Pada diri sendiri, akhirnya malah terjebak dalam dunia ilmu sihir. Kan celaka”.
“Allah memiliki asma’ dan sifat sifat Agung yang senan tiasa Maha Akrab dengan hamba hambaNya, menghendaki kebajikan hamba dan tidak menginginkan hamba celaka. Seluruh protes hamba seputar takdir. Fakta kehidupan, ketidak adilan, akhirnya hanya membuat “bungkam para hamba ,manakala para hamba memahami Allah. Dan mengenal Allah dengan sesungguhnya. Apa masih kurang yaqin ?”
“uraikan lagi kang”
” Allah tidak pernah mendzalimi para hambaNya, tetapi para hamba itulah yang mendzalimi dirinya sendiri,kealpaan dan kelalaian diri telah melemparkan para hamba untuk jauh dari pertolongan dan hidayahNya. Dan,ironisnya kealpaan dan kelalaian itu dinikmati oleh para hamba sebagai bentuk kebanggaan dan arogansi hidup, tanpa ia sadari telah banyak hatinya terluka, sakit dan kelak hatinya mati “
“lagiii kang shol”
” Allah menjadikan hambaNya yang yaqin padaNya, sebagai simbul dari ucapan, pendengaran, tangan dan langkahNya pada diri hamba itu. Dipuncak rasa Yaqin (Haqqul yaqin) segalanya, apapun selain Allah tak berarti apa apa, sehingga sang hamba menjadi merdeka dan bebas secara Universal, benar benar sebagai hamba, bukan hamba dunia dan hawa nafsunya apalagi benar benar bebas secara kompleks.”
“lagi kaang”
” lagi…lagi…satu kalimat belum titik saja kamu gak bisa menjalani apalagi uraian luas, jangan-jangan nanti tambah bingung…”
“siapa tahu diantara ribuan kata yang mengurai ada satu kata saja yang bisa membuatku yaqin,itu bisa membantu sukses diriku dunia akhirat kang shol”
“sekarang coba kita renungkan produk produk karakter orang yang yaqin pada Allah Ta’ala”
“orang yaqin kepada Allah, sikap dan tindakannya, bukan untuk memenuhi hasratnya sendiri, tetapi memang itulah kehendak Tuhannya, sehingga rasa khawatir, takut, gelisah, trauma, dan iri serta dengki, egoistik sirna dari dirinya, lalu ia merasa damai bersama Nya, begitu luas tak terhingga pandangannya. Karena gelisah, takut, khawatir, hanyalah produk hawa nafsu kita yang harus kita lawan.
Orang yang yaqin tidak akan pernah membanggakan prestasinya, mengandalkan kinerjanya, membusungkan dadanya, karena semua itu dari Allah bersama Allah dan menuju kepada Allah.
0rang yang yaqin kepada Allah, seberat apapun problem yang dihadapi, seterpuruk apapun kebangkrutan yang dialami, serendah apapun ketersungkuran ,sosial yang dialami dinasibi, tidak sejengkal langkah pun ia bergeser dari Rahmad Allah. Karena orang yang Yaqin kepadaNya, memandang watak dan karakter dunia, sejak dunia ini ada hingga esok hari kiamat, wataknya memang problematik, dilematik dan kasuistik. Jadi bukan sesuatu yang asing baginya. Orang yang yaqin kepada Allah, dunia maupun akhirat akan menyertainya, memburunya, mengejarnya, karena hamba yang yaqin berada pada pusat pusaran ruhani, dalam putaran kecepatan yang tak terhingga, sampai dirinya serasa diam dan mandiri bersamaNya.
0rang yaqin kepada Allah tidak pernah kehilangan masa depan sama sekali, karena ia telah berada dimasa depan itu secara hakiki, masa depan yang hakiki adalah Allah Ta’ala itu sendiri.”
Pardi dan Dulkamadi serta pengedai kopi cak san, bener bener terkesima, kang saleh pun kaget ,karena orang orang pada mencatat uraian kang shaleh.
“Weleh… weleh, kedai kopi kayak kampus saja. Catat semua dalam hati, dalam penghayatan disini, dalam dada, bukan dalam selembar kertas…” kata kang shaleh sembari ngeloyor keluar dari kedai. Mereka hanya mesam mesem wae. . .he he
gaya tok kang …kang…!!
tak catet ini ya. . .sukron kang shaleh. . .jazakum Allah ahsanal jaza…

Tharekat


Pardi kelihatan semlengeren. Jidatnya terasa penat. Sesekali menarik nafas panjang, lalu mengepalkan tinjunya, digedor-gedorkan ke dinding.
“Di, jadi orang jangan mudah frustasi…..”
“Saya nggak drustasi Dul. Hanya saya in jengkel banget…”
“Ya, tapi lama-lama bisa frustasi, karena jengkel itu melahirkan kekecewaan, dan kekecewaan mendorong untuk putus asa”
“Habisnya bagaimana Dul. saya ini disalahkan karena saya bertarekat. Katanya nggak usah tarekat-tarekatan. Tarekat itu jalan, metode atau cara, kenapa harus bertarekat”
“Ya nggak usah kamu prihatinkan. Didoakan saja smoga dapat hidayah.”
“”Ya deh Dul. Doakan saya bisa dengan sendiri.”
“Harus. Kamu harus sabar, apalagi sekarang banyak gerakan yang mengatasnamakan tarekat, ada pula yang merasa lebih hebat dari tareat, ada pula yang anti tarekat, ada yang mengkafirkan tarekat…. Nggak usah bingung. Memang jamannya begini. Jamannya orang sedang bangga dengan penikut, dan jumlah massa. lalu kalu jumlahnya besar jadi bangga, jadi merasa hebat, lalu tokohnya dianggap sebagai wali. Kita sudah ditakdirkan hidup di jaman edan ini di.”
Pardi kelihatan merenung memandng langit-langit kedai itu.
Kang saleh datang dengan menyelimutkan sarungnya sampai ke kepala, seperti orang kedinginan. Tapi dari gemertek giginya Kang saleh sedang melawan hawa pagi itu, dengan mendendangkan lagu Abu Nawas ; Ilahi lastu li al-firdusi ahla… wala aqwa ala an-nari al-jahimi. Tuhaaaaan, betapa tak layaknya aku sebagai penghuni surga. Tapi toh Tuhan, aku tak mampu dengan ganasnya api neraka…..
Lalu kang saleh mengeluarkan sebuah buku bersampul hitam. Buku tebal itu berjudul “Tarekat tanpa Tassawuf, Tassawuf tanpa Tarekat”. Pengarangnya adalah Kang saleh sendiri.
Pardi dan Dulkamdo terjengak penuh heran. Kapan kang saleh menulis buku setebal itu? Tiba-tiba kok sudah terbit?
“Boleh baca isinya kang? Jangan bikin saya deg-degan kang. Tiba-tiba Anda kok jadi pengarang buku tebal ni. Kapan menulisnya?”
“Baca dulu baru berkomentar!” Kata Kang saleh.
Pardi dan Dulkamdi berebut untuk terlebih dahulu membaca. Pardi membolak balik buku tebal itu, dari halaman awal sampai akhir. Kira-kira seribu halaman. Dua jidat menjadi terkenyit. Matanya mebelalak seperti tak percaya. Ternyata dari awal halaman sampai akhir tidak satupun huruf, apalagi judul bab, atau kalimat. Segebok buku itu kosong melompong. Hanya ada sampul belaka berjudul “Tarekat tanpa Tassawuf, Tassawus tanpa Tarekat”, oleh kang saleh, diterbitkan dari kedai kopi sufi.
“Apa-apaan Kang? Ini maksudnya apa?”
“Lha, kamu kok nanya maksudnya ini bagaimana. Sudah gamblang jelas seperti itu….”
“Apanya yang jelas ?? wong kosong bolong melompong kopong kok”.
“Lha iya itu maksudnya. Kosong bolong melompong kopong.”
Dua sahabat, Dulkamsi dan Pardi manggut-manggut hampir seperempat jam, seperti burung onta. Lalu dua-duanya tertawa bersama, meledak bersama, dan gaduh brsama.
‘Wah, ini buku terhebat di dunia hari ini Kang. Harry Potter pasti kalah… Semua rasa frustasi saya terjwb disini. Yah, bagaimana kosong bolong melompong gombong kok merasa penuh dengan kandungan mutiara. Pasti jauh…jauh…ha…ha…ha ".
“Tassawuf tanpa Tarekat dan Tarekat tanpa Tassawuf ibarat buku itu, Kosong”
Untung orang masih sadar kalau dirinya kosong glondangan dengan bunyi nyaring. Betapa kosongnya mereka yang bertassawuf tapi tak bertarekat, dan bertarekat tapi tak bertassawuf.

www.IBLIS.com


Pagi itu, Pardi berpakaian necis, laiknya seorang pegawai perusahaan. Dgn gaya
seorang eksekutip Pardi memasuki kedai kopi Cak San, sembari menenteng sejumlah
tumpukan buku. "Mau kemana Kang?", tanya Cak San. "Lho nggak tau to, kalo saya
ini sedang kursus komputer?". "Wah kemajuan Kang. Nanti jadi apa setelah selesai
kursus?". "Saya mau belajar komputer sampai ahli, hingga saya bisa tau dimana
virus komputer itu." Cak San tidak terlalu tanggap, karena memang tidak tau
bahasa modern, apalagi virus komputer. Yg dia tau itu virus padi yg biasanya
menghabiskan tanaman petani disawah. Pernah juga mendengar, misalnya virus
masarakat, virus dlm tubuh, virus politik, dll. tapi riciannya tidak tau, hanya
dari mulut ke mulut saja.
"Di, mau ngikuti jaman edan apa kamu ini, kok belajar komputer segala?" timpal
Dulkamdi mengagetkan. "Edan, ndhasmu atos....saya ini dituntut belajar komputer,
karena besok bisa buat bekal di akerat." "O alah, masak komputer masuk dalam
pertanyaan kubur." "Jangan meremehkan, pasti kamu nanti masuk neraka gara2 kamu
tidak bisa memainkan komputer..". "ha.ha..apa hubungannya komputer dgn siksa
neraka. Malah menurut saya, komputer bisa menjerumuskan kita kedalam neraka..."
"Kok begitu..." " Iya.., soalnya saya pernah datang ke seorang Kiai yg punya
komputer..dan apa itu namanya..hmmm..internet. Saya mau silaturrahmi, minta
berkah doa. Kata penjaga dirumahnya, sang Kiai sedang sibuk didalam kamar, saya
pikir wiridan atau dzikir, Eeh, selidik punya selidik, Kiai sedang bermainn
komputer.." "Lho, apa salahnya. Kiai modern harus bisa komputer." "Bukan begitu
Di, Kiai ini sedang melihat gambar cewek montok di internet.."Mendengar kisah
Dulkamdi, Pardi jadi merah padam mukanya. Pardi ingin membalas alasan
argumentatip, api belum juga ketemu. "Nah, kalok saya tidak Dul, Soal gambar
porno di internet, itu urusan pribadi Kiai itu dgn Allah, tapi kalok saya nanti
ditanya di akherat, kenapa saya tida bisa membalas surat2 atau keresahan orang2
melalui komputer atau internet, hanya karena saya nggak punya keahlian, khan
bisa celaka..berarti saya membiarkan orang lain terperosok...nah, bagaimana
menurut kamu." "Boleh juga itu Di, tapi omong2, apa siih yg kamu inginkan ?"
"nGgak usah ribut lahh, manusia global ini perlu komunikasi. Saya harus perang
dgn virus komputer global nanti." Dulkamdi terdiam. Ia hanya membayangkan virus2
perusak komputer berkeliaran dimana2. Tapi apa hubungannya dgn manusia milenium
nanti, apa pula hubungannya dgn manusia global kelak?
"Bagus Di!" sela Kang Soleh tiba2. "Kamu harus kuasai dunia komputer. kalok
perlu kamu menjadi pionir komputer. Agar virus manusia millenium bisa terhapus
oleh keahlianmu." "Memang ada Kang, virus manusia milenium masuk komputer?" "
Ada, virusnya adalah kedengkian, takabur, materialstis, khayalan serba nikmat,
cinta duniawi, malas ibadah, suka mencaci orang, merasa paling hebat dan bahkan
virus terbesarnya adalah merasa menjadi Tuhan." "Saya harus melawan bagaimana
Kang?" "Lawanlah dgn lawan dari segala penyakit atau virusnya, sembari kamu
bangun peradaban luhur lewat komputermu. Kamu bisa membuka atau membuat
www.pardi.com" "Isinya apa Kang?" " Isinya..ya gundhulmu ituu..Isinya itu adalah
bagaimana warga komputer dunia benar2 kembali kepada Sang Pencipta, kembali
meneladani Rosulnya. Sebab iblis sudah punya situs yg dahsyat, bernama
www.iblis.com yg siap sedia menghancurkan hubungan manusia dgn Allah, agar
manusia yg kering nurani, merangas mata dan hatinya."

POSISI ANDA DI DEPAN ALLAH


Kang…, bisa nggak kita mengetahui, kedudukan kita saat ini di depan Allah?” Tanya Dulkamdi kepada Kang Saleh.
Kang Saleh hanya menghela nafas panjang. Ia pandangi sahabatnya itu lama sekali, sampai Dulkamdi kelihatan tidak enak, khawatir menyinggung Kang Saleh, atau jangan-jangan pertanyaan itu sudah masuk kedaerah rawan.
Dan, cess. Airmata Kang Saleh tumpah di pipinya.
Dulkamdi semakin merasakan tidak enak dibenaknya. Rasanya ingin segera pergi dari kedai itu. Tapi Pardi tiba-tiba dating, tanpa basa-basi meminta sisa kopi Dulkamdi yang tinggal seperempat cangkir.
“Dul. Kita sudah lama tidak bersenang-senang. Kalau sesekali kita menuruti hawa nafsu kita, apakah nggak boleh Dul, ya?”

Dulkamdi justru terdiam. Ia injak telapak kaki Pardi, memberi tanda, bahwa suasananya kurang pas bicara seperti itu. Dan Pardi jadi paham, ketika memandang Kang Saleh, yang matanya masih basah.
Dua sahabat itu jadi clingukan.
Tiba-tiba suara Kang Saleh terasa parau, usai Pardi bicara seperti itu.
“Jika anda mulai berorientasi serba duniawi, memburu duniawi, itu tandanya Allah sedang menghina anda. Jika anda berorientasi dalam ubudiah, itu tandanya Allah sedang menolong anda. Jika anda sedang sibuk dengan urusan sesame manusia, sampai lupa dengan Allah, itu tandanya Allah sedang berpaling dari diri Anda. Jika anda dijauhkan dari rintangan-rintangan menuju kepada Allah, sesungguhnya Allah sedang mendidik budi pekerti kehambaan anda. Jika anda bergairah dalam Munajad kepadaNya, itu tandanya Allah sedang mendekati Anda. Jika anda Ridha atas ketentuanNya, dan Ridha bersamaNya, itu tandanya Allah Ridha kepada diri anda… dan…” Suara Kang Saleh terhenti berganti dengan tangis yang menderu-deru.
“Mari … mari … Kita kita kirim surat Al-Fatihah kepada Syaikh Zaruq, pensyarah al-Hikam yang memunculkan mutiara hikmah tadi… al-Fatihah…” Kata Kang Saleh sambil sesenggukkan.
Lalu seisi kedai itu membaca surat al-Fatihah sambil sesenggukan pula.
Dulkamdi memandang bengong kepada Kang Saleh. Kepalanya seperti burung onta, manggut-manggut belaka. Ia benar-benar menghayati ungkapan Kang Saleh yang sangat filosaofis itu. Diam-diam ia baru paham, itulah jawaban Kang Saleh atas pertanyaan diatas, dimana posisi seorang hamba dihadapan Allah.
“Nah Di, kamu paham kan?”
“Maksudmu Dul?”
“Lha, kamu kalau mengajak kita untuk menuruti hawa nafsu, syahwat dan maksiat, itu pertanda posisi kita dihadapan Allah sedang terhina, atau Allah menghina kita, lalu kita ditakdirkan bermaksiat, mengumbar kesenangan nafsu….”
Pardi hanya bias menghela nafasnya….

AKHLAQ ALLAH


" Saya tidak faham. Kang Soleh, saya tidak mudeng, apa yang dimaksud dengan hadist Nabi, "Berakhlaqlah dengan akhlaq Allah". Saya benar-benar tidak ngeh !" tanya Dulkamdi pada Kang Soleh.
Kang Soleh tidak menjawab. Ia angguk-anggukan lututnya sembari menikmati lagu-lagu di radio subuh itu. Asap rokoknya terus mengepul, sementara bibirnya kadang menyunggingkan sebuah senyum.
Dulkamdi terus penasaran, tapi ia tidak mau bertanya lagi, menunggu jawaban Kang Soleh. Sementara Pardi terus melototi arah Kang Soleh, siapa tahu ada pandangan gemulai yang bisa mencerahkan jiwanya. Dan nyatanya cukup lama Kang Soleh tidak menjawab. Ia nikmati betul lagu di radio pagi itu. begitu selesai lagu indah itu, baru ia bicara. "Allah menggesekkan biola semesta jagad raya ini, kamu sekalian yang menghayatinya. Itulah simpulan dari hadist Nabi SAW itu. "
" Bukannya kita membuat miniatur biola Tuhan, lalu kita ikut menggeseknya, Kang ?" potong Pardi.
Kang Soleh hanya tersenyum. " Kalau kamu seperti itu, kamu akan terlempar ke lembah eksistensialisme, dan akhirnya kamu bisa menandingi Tuhan, minimal dirimu sendiri bisa menjadi penghalang bagi hubunganmu dengan Tuhan, karena keakuanmu akan tampak sebagai sosok hijab dirimu sendiri.
Semua yang ada di kedai Cak San terkaget sejenak. Tapi masuk akallah apa yang dikatakan Kang Soleh.
" Wah, jadi salah dong Kang Soleh, apa yang saya fahami hingga saat ini. Sebab, berakhlaqlah dengan Akhlaq Allah, menurut pemahaman saya, ya... kita meniru Allah, kita mengidentikkan diri dengan Allah, kita prototipe Allah di muka bumi. Saya membaca beberapa pandangan pemikir Islam, filosuf muslim juga begitu, lho...Kang. Jadi pandangan Kang Soleh membuat saya jadi gemetar. Pasalnya, pandangan ini bisa lebih revolusioner.." ungkap Dulmajid, seorang mahasiswa filsafat yang jadi kutu buku, kebetulan sedang liburan kampus, pulang kampung.
" Nah... nah... nah.... ! Saya kira juga lho Kang, praktiknya bagaimana sih ?" sela Pardi.
" Praktiknya yang seperti dalam tarekat sufi itu. Bagaimana kamu menghayati apa yang disebut dengan fana', lalu pertama kali kamu fana' pada Asma' Ilahi, lalu Af'al dari Sifat Ilahi, baru fana' pada Zat Ilahi. Tapi hati-hati, ketika kamu berkontemplasi tentang fana', kamu jangan terjebak pandangan seperti si Dulmajid tentang akhlaq Allah itu. "
" Kongkritnya... Kang, Kongkritnya...!"
" Begini saja, ketika kamu menyelami Asma Allah Yang Maha Lembut ( Al-Lathif ) misalnya, bukannya kamu berlembut-lembut diri. Tetapi Kemahalembutan Allah itu yang menghaguskan seluruh kemahakasaranmu, sehingga engkau sirna disana, engkau hanya seorang hamba yang fana. Bukan hamba yang mengaku-aku bisa lembut, bisa ini dan bisa itu, bisa begini dan bisa begitu dengan alasan meniru Allah. Bukan ! Misalnya lagi, ketika engkau mendengar Nama Allah Yang Maha Kuasa, maka dalam dirimu harus bersih dari apapun yang disebut kekuasaan. Kalau Allah Maha Kaya, maka dalam dirimu harus penuh dengan maha kemiskinan. Begitu seterusnya. Maka, Kyai Mursyid kan selalu membimbing hati kita agar kita tidak terjebur dalam tipu daya akal dan fikiran kita yang sering dikipasi setan itu. "
Lagu di radio pun mengalun kembali. Lagunya terasa lembut.
" Nah..... mari kita hayati lagu dan musik itu. Jangan dilihat siapa yang bernyanyi, jangan pula melihat bagaimana syair dalam lagu itu. Dengarkan musik itu sebagai suatu bunyi, dan simaklah syair sebagai kata-kata saja. Selebihnya, nyanyikan Asma'-asma' Ilahi dalam konser ruhani di hatimu. Sebab di hatimu juga ada suara biola, di jiwamu ada suara kemerduan nada, di kalbumu ada kamar yang penuh dengan drum dan akustik, di bilikmu ada seruling dan gitar. Bunyikan bersama dalam konser zikir yang sesungguhnya. Bukan zikir dalam musik, karena sesungguhnya tidak ada yang namanya musik zikir itu, " ungkap Kang Soleh mirip orasi di depan seniman-seniman yang sok Islami, tetapi hatinya tidak pernah bernyanyi dalam tarian bidadari dan bunyi - bunyi tasbih.

Jangan Bingung


Dulkamdi sudah hampir divonis gila oleh orang-orang sekampung. Kemanapun ia berjalan, selalu menyanyikan lagu-lagu. Kalau bukan lagu-lagu cinta seperti orang kasmaran, maka ia lagukan kisah penderitaan yang teramat dalam. Lalu airmatanya meleleh membelah pipinya yang kurus mongering. Ia sudah seperti majnun.
“Bagaimana nasib sahabat kita itu Kang?” Tanya Pardi.
“Nanti juga waras.”
“Jangan lama-lama Kang gilanya…”
“Memang saya ini Gusti Allah apa?”
“lho ya, saya nggak tega lihat Dulkamdi seperti itu…”
“Saya juga! Tapi Insya Allah nanti sore juga sudah kelar gilanya…”
“Kenapa nggak nanti siang Kang?”
“Biarlah dia lagi menikmati asmaranya dengan Allah.”

Dari jarak yang jauh, Dulkamdi memang tampak seperti kegirangan, lalu berjoged, bahkan tertawa terbahak-bahak. Ia bersya’ir dengan lagu yang begitu pahit :
Dunia sudah tua, lebih tua dari nenek tua
Kenapa kau buru dunia yang renta
Kenapa….?
Lihatlah yang selalu muda
Para bidadari di surga
Dengan senyum bunga-bunga jamaliyahNya
Tapi kenapa kalian berpaling dari jaga?
Lalu berkhayal tentang syurga?
Lalu bermimpi tentang janji
Wahai para hamba pemalas?
Oh… dunia sudah tua
Sejak dulu yang begitu
Sejak kapan yang begini
Sejak kita bermimpi
Ya…. Begitu
Ha….ha….ha….
“Minum kopi dulu Dul, biar seger.” Ucap Pardi.
“ya…ya… saya akan nikmati kopi. Tapi bukan rasa kopi ini yang nikmat bagiku. Tapi dibalik kopi ini. Dibalik kopi ini ada nama-nama Allah, ada sifat-sifat Allah, ada perbuatan-perbuatan Allah… Nikmattt tenaaan. Allah… Allah… Allah… kopi keseduhan Allah…. Hmmmmm…. Kalian semua telah musrik dengan meminum kopi murni ini… Hmmmmm….”
Gegerlah seisi kedai itu. Dulkamdi benar-benar gila kepada Allah. Dulkamdi telah majdzub.
“Ini kopi Dul, bukan Allah!”
“Saya tahu. Tapi kopi ini menjadi hijab antara kamu dengan Allah. Kopi ini menjadi lebih besar dimata hatimu dibanding kebesaran Allah. Hmmmmm…..”
“Sadar Dul, sadar!”
“Justru kamu semua ini yang nggak sadar. Setiap hari minum kopi tapi tidak pernah mendengarkan tasbihnya kopi. Tega benar, kalian semua ini. Kopi mendo’akan anda, tapi kenapa kopi anda bikin sebagai sungai dalam kencing anda…. Ha…. Ha,,,,, ha…. Kalian sudah gila semua.”
Dulkamdi lalu menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba Kang Saleh mendekatinya. Memeluknya erat-erat.
“Dul, mari kita pakai baju Islam dengan syari’atnya. Mari kita alirkan darah daging keimanan denngan dzikirnya. Mari kita getarkan Allah dalam ruhnya.”
“Lalu gimana Kang, aku ini?”
“Pejamkan matamu Dul, Allah mencintaimu dengan tirai nama-namaNya. Nah, pakailah jubah Ilahi itu, dengan penuh riasan warni dzikrillah.”
Pardi memejamkan matanya. Lalu ia buka kembali. Sesaat ia sadarkan diri. Lalu ia raih air putih di kendi kedai itu, ia minum habis, laksana pengembara di kedahagaan sahara….

MENINGGALKAN DERAJAT HEWANI


Dulkamdi ngelamun panjang, sampai tak karuan. Betapa tidak? Sapi yang ia pelihara sejak setahun yang lalu, kini harganya tetap sama saja, gara-gara menjamurnya daging sapi import dari luar negri. Produk dalam negri anjlok lagi, sehingga harga sapi untuk ritual qurban sangat murah.
“Kamu mestinya bersyukur Dul, banyak orang yang berqurban berduyun-duyun. Alias dengan rombongan,,,,” tegur Pardi.
“Maksudmu?”
“Lah iya, kalau orang berqurban sapi kan bias dinaiki tujuh orang. Nah, sekarang harga sapi murah, berarti kamu turut menolong banyak ummat Dul.”
“Ya, tapi….?”
“Tapi? Tidak ada tapi-tapian Dul.”

Dulkamdi terdiam. Kang Saleh hanya senyum-senyum. Ada terbesit wajah gembira di raut mukanya.
“Idul Adha ini sampean qurban sapi juga Kang?”
“Kalau perlu semua binatang kita qurbankan Di. Nggak bias kambing, ayam juga boleh, burung juga boleh. Telor juga boleh….”
Dua sahabat kaget bukan main atas ucapan Kang Saleh.
“Masa qurban selain kambing dan sapi, kerbau, boleh Kang?”
“Menurut pendapat beberapa ulama boleh. Yang penting binatang halal. Dan yang lebih penting adalah ketaqwaan dibalik qurban itu sendiri. Karena nama-nama Allah, takbir dan tahmid berkumandang disana….”
“Wah, kalau begitu saya akan menyembelih rusa saja…ha…ha.,..ha…”
“Begini, kita renungi saja betapa binatang saja rela demi Allah untuk diqurbankan. Binatang itu ingin sekali naik derajatnya, karena bias saja para binatang itu sudah bosan hidup dalam kehewanan nafsunya. Ia rela dimakan manusia, ummat Islam, agar derajatnya naik dari binatang menjadi daging yang dimakan manusia, lalu nanti jadi daging manusia, kelak diakhirat dipanggil dengan panggilan manusia, bukan wedus, bukan kebo, bukan sapi….”
“Wah, jangan terlalu kontroversiallah kan, kalau berpendapat….!” Protes Pardi.
“Ya tidak controversial? Lah wong mereka disembelih dengan basmallah dan takbir. Mestinya kita belajar dari para binatang itu, kerelaan mereka untuk dialirkan darah kebinatangannya. Kenapa kita tidak? Kenapa kita simpan kebinatangan kita, syahwat kita, nafsu-nadsu kita? Sadisme kita? Bukankah itu semua merupakan kebinatangan kita? Nah, ayo ramai-ramai kita alirkan darah kebinatangan kita biar terkubur, dan kelak kita lahir menjadi hamba Allah yang merdeka bersama tasbih, takbir dan tahmid.”
Dulkamdi semakin bergairah, dan seketika hilang kelesuannya, bahkan kalau perlu sapinya akan dijual lebih murah, siapa tahu, ia turut membantu orang yang ingin menyembelih hawa nafsunya, dan seluruh derajat rendah hinanya.
Takbir bersahutan diangkasa, menusuk langit menggugah seluruh kealpaan. Kita memang terus-menerus menakbiri nafsu kita yang sombong dan egois. Kita menakbiri angkara murka dan kejahatan dalam diri kita. Kita meneriakkan takbis kebusukan demi kebusukan dalam sukma kita. Kita menakbiri segala hal selain Allah. Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil hamb…