Laman

Senin, 28 April 2014

TENTANG KESADARAN (Terbang ke Langit)

QS Ar Rahman 33
"Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan."

Orang-orang pada jaman dahulu mengira letak langit ada di atas bumi yang berwarna biru di angkasa raya. Berkat kemajuan teknologi, orang-orang pada jaman sekarang sudah mengerti bahwa warna biru di langit atas bumi adalah fatamorgana dan ilusi belaka. Lalu orang-orang di jaman modern sekarang ini terus mencoba menggali dan mencari tahu tentang langit. Kita tinggal di planet bumi satu diantara milyaran planet-planet di seluruh alam semesta. Bumi mengelilingi matahari. Matahari dikelilingi beberapa planet. Matahari sama dengan bintang. Jumlah bintang sangat banyak dan tak terhingga. Planet bumi ini seperti setitik debu di tengah padang pasir bila dibandingkan dengan keadaan seluruh alam semesta. Padahal jarak antara bintang satu dengan bintang lainnya itu milyaran kilometer dan hitungan kecepatan sampainya memakai sekian tahun dengan kecepatan cahaya. Dengan hakekat pengetahuan yang ada sekarang ini manusia menjadi kebingungan dalam menentukan letak langit, karena batasan terakhir alam semesta ini sungguh tak terhingga.

Inilah salah satu kelemahan orang-orang di jaman modern. Mereka memandang segala sesuatunya secara lahiriyah saja. Mereka lupa bahwa segala sesuatu benda riil dan materiil tidak bisa berbuat apa-apa, hilang, bahkan musnah bila tidak ditopang oleh kekuatan gaib. Seperti contohnya tubuh manusia dan hewan akan menjadi seonggok tulang dan daging yang tidak bisa berbuat apa-apa, yang pada akhirnya akan menjadi unsur tanah bila sudah ditinggalkan oleh kekuatan gaib (roh).

Secara umum pengetahuan tentang langit berasal dari sumber-sumber kitab suci dalam agama. Oleh karena itu, untuk mengetahui tentang langit maka harus memakai kaca mata ilmu agama (spiritual), bukan memakai kaca mata ilmu pengetahuan, karena dasar dari ilmu pengetahuan adalah pikiran. Kemampuan pikiran itu terbatas. Apa mungkin pikiran bisa membayangkan dan merealisasikan batasan terakhir dari seluruh alam semesta. Memang pikiran manusia masih terus berevolusi, tapi yang jelas untuk saat ini pikiran manusia belum mampu membayangkan tentang langit.

Untuk mengetahui tentang langit memakai ilmu agama. Agama adalah spiritual. Dalam agama islam lewat pengetahuan spiritual hakekat makrifat diajarkan tata cara menembus ke Langit. Sebenarnya pengertian tentang langit dalam agama berbeda dengan ilmu pengetahuan. Yang dimaksud langit dalam ilmu agama adalah pembatas antara dimensi satu dengan dimensi lainnya. Tiap dimensi mempunyai beberapa alam. Jumlah alam sangat banyak yang terbagi menjadi 7 dimensi. Jumlah langit ada 7 tingkatan. Langit pertama sampai langit ke 7 itu bersinggungan tapi tidak bersentuhan. Jadi langit pertama sampai langit ke 7 itu juga ada di bumi. Cuma kita tidak bisa merasakannya karena letak gaib.

Saya gambarkan begini. Kita tentu pernah menonton film tentang kematian. Dalam film, orang yang mati akan menjadi mahluk astral. Mahluk astral dapat melihat manusia tapi manusia tidak dapat melihat mahluk astral. Dalam film, mahluk astral berusaha menyentuh manusia. Tapi mahluk astral tidak dapat merasakan sentuhan manusia. Begitupun manusia tidak dapat merasakan sentuhan mahluk astral. Inilah yang saya maksud dengan istilah bersinggungan tapi tidak bersentuhan.

Untuk memahami tiap langit maka harus memahami tiap kesadaran. Langit bertingkat 7, kesadaran pun juga mempunyai 7 tingkatan. Hakekat kesadaran ada 7 tingkatan yang termaktub dalam ilmu martabat 7. Sayangnya dikalangan para ulama sendiri mempunyai persepsi yang berbeda-beda tentang ilmu martabat 7. Intinya dari guru mursyid yang saya pelajari bahwa tiap kesadaran mempunyai langit dan alamnya sendiri-sendiri.

Yang terpenting dalam hidup adalah memahami tentang kesadaran. Dasar dari kesadaran adalah rasa. Dari merasakan inilah kemudian disebut hidup bukan mati. Dasar perbedaan hidup dengan mati ada pada kesadaran rasa. Untuk membedakan tingkat kesadaran akan saya gambarkan peristiwa-peristiwa yang saya pahami.

Saat ini kita sebagai manusia hidup dengan kesadaran pikiran berada di alam materi di langit yang pertama atau langit terendah. Begitu pun dengan bangsa jin yang berada di alam non materi di langit yang pertama atau langit terendah. Sama langitnya dengan manusia tapi berbeda alam. Berbeda dengan malaikat yang berada di langit yang lebih tinggi daripada langit manusia dan jin.

Dasar dari perbuatan manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan sex. Dasar inilah yang melahirkan pemikiran dan perbuatan-perbuatan yang kompleks. Jadi perbuatan manusia itu untuk memenuhi kesadaran fisik bukan untuk memenuhi kesadaran yang lebih tinggi seperti kesadaran arwah dan kesadaran roh.

Contoh keadaan yang bisa membedakan tingkat kesadaran adalah pada waktu tidur kemudian bermimpi. Saya pernah bermimpi dari kota semarang hendak pergi ke kota jambi. Dalam kesadaran mimpi saya merasa naik bis. Hanya dalam beberapa saat saja, saya merasa sudah di kota jambi. Setelah melakukan kegiatan di jambi, saya ingin pergi ke kota temanggung untuk bertemu dengan teman lama. Dalam waktu sekejap saja saya merasa sudah di temanggung dan bertemu dengan teman lama saya.

Dalam kesadaran pikiran realistis tentu akan menganggap itu adalah ilusi belaka. Tapi dalam kesadaran pikiran mimpi tentu akan menganggap itu adalah nyata dan realistis. Mengapa hal itu bisa terjadi? Ya karena kesadaran pikiran realistis hilang kemudian kesadaran pikiran berubah menjadi kesadaran pikiran mimpi atau sering disebut pikiran bawah sadar timbul menggantikan pikiran sadar yang hilang karena perlu istirahat. Lalu ada pertanyaan, apakah orang yang bermimpi itu dapat dikatakan telah menembus ke langit? Tentu akan saya jawab bisa iya bisa juga tidak, karena tingkat bermimpi itu bisa berbeda-beda. Seperti orang yang pingsan dan orang yang mati suri itu masih tergolong tidur dan bermimpi karena roh belum benar-benar meninggalkan raga.

Contoh yang lain. Saya pernah kenal dengan orang yang sudah berusia lanjut bernama mbah A. Kini beliau sudah meninggal karena penyakit stroke (semoga arwah beliau diterima di sisiNya). Sejak terkena penyakit stroke mbah A tidak bisa berpikiran (berkesadaran) normal lagi. Kembali lagi seperti anak kecil. Pada waktu malam hari sering terdengar rintihan beliau menahan rasa sakit, bahkan karena berat rasa sakitnya sampai-sampai beliau menangis dan menjerit-jerit seperti anak kecil. Berdasarkan informasi orang-orang yang ada di sekitarnya, saya ketahui bahwa beliau dahulu pada waktu mudanya sering melakukan perbuatan maksiat. Suatu ketika saya pernah bertemu dan ngobrol dengan beliau. Saya bertanya kepada beliau, kenapa sering menangis dan menjerit kesakitan di malam hari. Beliau mengaku sering didatangi orang yang tidak dikenalnya. Kemudian mereka memukuli dan menyiksa beliau. Beliau menceritakan hal itu sambil menangis dan ingin segera mengakhiri penderitaan itu. Bila saya cek tubuh fisiknya tidak terjadi masalah apa-apa. Bahkan beliau sering dikontrol ke dokter dan paranormal oleh keluarganya. Tapi hasil pengecekan tetap sama yaitu tidak terjadi apa-apa pada tubuh fisik beliau dan menganggap itu adalah ilusi beliau saja. Tentu saja beliau tidak bisa banyak protes dengan hasil pengecekan tersebut karena kesadaran beliau sudah seperti anak kecil yang tidak bisa nyambung dengan pemikiran orang normal.

Pada awalnya saya ingin mengajarkan kepada beliau tentang tata cara sholat, surat-surat pendek dalam al quran, dan doa-doa pendek. Tapi bagaimana bisa saya mengajarkannya, menyebut nama Tuhan Allah saja beliau terasa asing, lucu, dan wagu dikarenakan kesadaran pikiran warasnya sudah banyak yang error.

Dari peristiwa itu kemudian saya menyimpulkan bahwa mbah A mendapat siksaan pada kesadaran yang lain yang bukan pada kesadaran fisik. Kita semua tahu bahwa orang yang terkena penyakit stroke pada saraf otaknya sudah banyak yang rusak, sehingga kesadaran pikirannya pun juga rusak. Orang yang kesadaran pikirannya rusak akan cenderung masuk ke dalam kesadaran pikiran yang lain (mimpi). Kesadaran pikiran yang lain (mimpi) ini akan mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa siksaan-siksaan itu adalah nyata dan realistis walaupun kesadaran pikiran realistis akan mengatakan bahwa itu adalah ilusi belaka. Tapi sayangnya kesadaran pikiran realistis mbah A sudah tidak normal sehingga akan menganggap ilusi-ilusi itu menjadi nyata. Jadi inilah gambaran dari siksa neraka yang ada di alam gaib.

Banyak manusia tidak menyadari tentang kesadaran bertingkat. Mereka mengira kesadaran hidup yang sesungguhnya adalah kesadaran hidup yang kita punya saat ini. Bahkan banyak master dan ahli spiritual mengartikan kesadaran adalah kesadaran hidup ini saja. Padahal nabi muhammad saw telah memperingatkan kepada seluruh manusia bahwa kehidupan dunia ini adalah permainan dan sendau gurau belaka. Artinya manusia mempunyai kesadaran bertingkat dan kesadaran hidup saat ini merupakan kesadaran terendah atau kesadaran semu belaka. Disebut kesadaran semu karena kesadaran hidup saat ini bukanlah kesadaran yang sesungguhnya atau bukan kesadaran abadi. Jati diri yang sesungguhnya itu terletak di hati yang paling dalam dan sangat sulit untuk mencapainya. Hati merupakan pintu gerbang menuju kesadaran berikutnya atau kesadaran yang lebih tinggi.

Kelak bila ajal sudah menjemput, kita akan merasakan kesadaran bertingkat ini. Pada waktu mati nanti, kita sudah tidak punya lagi kesadaran realistis (kesadaran pikiran), sehingga yang kita anggap ilusi-ilusi pada kesadaran ini menjadi kenyataan pada kesadaran berikutnya. Inilah hakekat surga dan neraka yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata tapi hanya bisa dirasakan.

QS Al A'raf 172
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka (para roh) menjawab : "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : "Sesungguhnya kami (anak cucu Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."

Maksud dari ayat ini adalah para roh sebelum diturunkan dan dilahirkan ke dunia menjadi manusia, Tuhan bertanya kepada para roh : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" para roh menjawab : "Betul, Engkau Tuhan kami dan kami menjadi saksi."

Jujur kita sebagai manusia tentu tidak ada yang ingat dialog ini sebelum kita dilahirkan ke dunia. Hal ini bisa terjadi karena Tuhan bertanya kepada kita pada waktu kita menjadi diri berkesadaran roh. Sedangkan saat ini kita hidup dalam diri berkesadaran fisik atau kesadaran pikiran (kesadaran realistis). Berita di ayat ini menjadi petunjuk bahwa sesungguhnya manusia mempunyai kesadaran bertingkat.

Saya cukup memahami tentang kesadaran bertingkat. Dengan begitu saya bisa menjelaskan kerancuan-kerancuan tentang fenomena di masyarakat yang berhubungan dengan masalah kesadaran. Kerancuan-kerancuan itu sebagai berikut ;

1. Tentang Kekosongan
Dalam dunia spiritual sering terdengar istilah Tuhan adalah kekosongan. Biasanya orang-orang syariat yang mendengar istilah ini akan menjadi marah dan emosi, karena telah menganggap Tuhan seperti tidak ada. Padahal maksud dari orang-orang spiritual bukan seperti itu.

Kita hidup sebagai manusia diberi Tuhan indera-indera fisik yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan lingkungan. Lewat ilmu pengetahuan manusia berusaha mencari tahu tentang Tuhan. Manusia mempelajari unsur penyusunan terkecil dari suatu benda. Di jaman modern sekarang ini diketahui unsur penyusunan terkecil dari suatu benda adalah inti atom. Inti atom dikelilingi oleh proton dan neutron. Manusia mencoba menggali lagi unsur penyusunan dari inti atom. Setelah inti atom dibelah yang didapatkan hanyalah ruang kosong.

Dalam agama menyatakan bahwa semua benda di seluruh alam semesta merupakan bagian dari wajah Tuhan. Dinyatakan pula bahwa Tuhan lebih dekat dari urat nadi mahluk Nya. Menurut rumusan seluruh ulama-ulama bahwa Tuhan itu mempunyai sifat berbeda dengan mahluk Nya. Jadi Dzat (unsur penyusun) Tuhan berbeda dengan unsur penyusun mahluk Nya. Indera kesadaran pikiran manusia tidak akan mungkin mampu melihat Dzat Tuhan. Karena tidak mampu melihat Tuhan, maka kesadaran kita mengatakan bahwa itu adalah kekosongan. Hakekat kekosongan itulah Dzat Tuhan. Hakekat kekosongan itu bukan kosong bukan pula tidak ada, tapi berisi Dzat Tuhan.

2. Tentang Manunggaling Kawulo Gusti.
Dalam agama islam ada istilah, semua mahluk berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Tapi dalam penjabarannya, banyak orang yang salah kaprah dalam mengartikannya. Banyak ahli spiritual abangan yang mengartikan bahwa manusia adalah Tuhan dan utusan Tuhan. Bahkan yang lebih ekstrim ada ahli spiritual yang mengatakan, "Gusti Allah aku injak-injak." Anehnya ahli spiritual ini justru mempunyai banyak pengikut karena dianggap berani, hebat, dan sakti. Dengan berbagai dalih, ahli spiritual ini mengatakan bahwa itu bagian dari ajaran tasawuf dan ajaran manunggaling kawulo gusti.

Itulah fitnah yang sangat keji. Dalam ajaran tasawuf dan ajaran manunggaling kawulo gusti tidak ada ajaran yang menyimpang sampai sejauh itu. Itu adalah kesalahan penjabaran oleh oknum tertentu yang disebabkan oleh banyak faktor. Biasanya faktor kepentingan seperti untuk kepentingan bisnis atau kekuasaan. Bisa juga karena oknum tersebut tidak paham tentang ajaran tasawuf dan ajaran manunggaling kawulo gusti. Tidak paham itu sendiri juga bisa disebabkan oleh banyak faktor.

Ilmu tasawuf adalah ilmu ketuhanan yang mempelajari keadaan sesungguhnya tentang seluruh dimensi alam semesta (hakekat makrifat). Ilmu manunggaling kawulo gusti adalah ilmu ketuhanan yang mempelajari tentang cara kembali kepada Tuhan (sangkan paraning dumadi). Kita berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan.

Saya gambarkan begini. Tubuh manusia berasal dari tanah. Lalu apakah sama antara tubuh manusia dengan tanah? Tubuh ya tubuh, tanah ya tanah, keduanya jelas berbeda walaupun ada sedikit kesamaan. Kalo dijelaskan tentu akan sangat panjang. Sungguh keliru bila ada manusia yang mengaku dirinya adalah tanah.

Begitupun dengan roh. Roh manusia berasal dari Tuhan. Lalu apakah sama antara roh manusia dengan Tuhan? Roh tetap roh, Tuhan tetap Tuhan, keduanya jelas berbeda walaupun ada sedikit kesamaan. Sungguh suatu perbuatan ingkar dan keji jika ada manusia yang mengaku dirinya adalah Tuhan.

Hakekat semua mahluk adalah utusan Tuhan. Seperti manusia, hewan, dan tumbuhan diciptakan oleh Tuhan dengan fungsi dan perannya masing-masing. Mempunyai fungsi dan perannya masing-masing itulah yang disebut sebagai utusan Tuhan. Tapi meskipun begitu, kita sebagai manusia biasa dilarang mengaku-aku sebagai utusan Tuhan. Karena yang dimaksud utusan Tuhan dalam kitab suci mempunyai fungsi dan peran sebagai seorang nabi. Sedangkan kita sebagai manusia biasa, bisa jadi diutus Tuhan dengan fungsi dan peran sebagai teman setan dan iblis.

Kita sebagai manusia berada pada kesadaran pikiran yang merupakan kesadaran terendah. Untuk bisa masuk ke dalam kesadaran roh diperlukan usaha-usaha yang sangat berat atau butuh usaha ekstrim untuk mewujudkannya. Hanya segelintir orang saja di dunia ini yang bisa masuk ke dalam kesadaran roh. Orang yang bisa masuk ke dalam kesadaran roh akan bisa menjelaskan tentang keadaan roh sebelum diturunkan dan dilahirkan ke dunia sebagai manusia seperti yang tertulis dalam al quran. Kalau kita sudah mengerti dan menyadari hal ini, maka kita akan merasa lemah dan hina dihadapan Tuhan penguasa seluruh alam semesta. Apakah mungkin, orang yang berpengetahuan seperti ini berani mengaku-aku sebagai Tuhan?

3. Tentang Isro Mikroj.

QS Al Isro' 1
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."

Peristiwa isro mikroj merupakan salah satu mukjizat nabi muhammad saw. Secara umum pemahaman tentang isro mikroj terbagi menjadi 2 pendapat para ulama.

a. Menurut para ulama syariat.
Nabi muhammad melakukan isro mikroj pada malam hari dengan menaiki buroq terbang ke langit. Nabi muhammad terbang ke langit bersama tubuh fisiknya. Para ulama syariat pada jaman dahulu mengira letak langit adalah yang berada di angkasa raya yang berwarna biru. Buroq adalah mahluk dari langit yang diturunkan ke bumi yang gerakannya memiliki kecepatan melebihi kecepatan cahaya. Di langit, nabi muhammad bersama malaikat jibril bertemu dengan para nabi terdahulu dan melihat keadaan surga dan neraka. Kemudian nabi muhammad naik lagi ke langit ke 7 tanpa ditemani oleh malaikat jibril yang disebabkan malaikat jibril tidak punya kekuatan untuk menembus ke langit ke 7. Di langit ke 7, nabi muhammad menghadap Tuhan penguasa seluruh alam semesta untuk menerima perintah melaksanakan sholat 5 waktu.

Orang pada jaman sekarang sering ragu akan peristiwa ini. Mereka mempertanyakan, bagaimana mungkin nabi muhammad terbang ke langit (batasan terluar dari seluruh alam semesta), dengan pergerakan melebihi kecepatan cahaya? Apakah tubuh nabi muhammad tidak hancur lebur? Biasanya para ulama syariat akan menjawab bahwa Allah Maha Berkehendak. Apa yang tidak mungkin bagi Allah. Tentu jawaban ini adalah jawaban final yang tidak mungkin bisa terbantahkan.

b. Menurut para ulama hakekat makrifat.
Nabi muhammad melakukan isro mikroj pada malam hari yang diawali dengan tafakur yang sangat khusyuk. Karena sangat khusyuk, buroq datang menemui nabi muhammad. Nabi muhammad menembus ke langit tidak bersama dengan tubuh fisiknya. Para ulama hakekat makrifat menganggap letak langit itu juga ada di bumi, yaitu letak langit bersinggungan tapi tidak bersentuhan. Buroq adalah nafsu yang terkendali. Nafsu adalah rasa yang tertipu oleh pikiran. Di langit, nabi muhammad bersama malaikat jibril bertemu dengan para nabi terdahulu dan melihat keadaan surga dan neraka. Kemudian nabi muhammad masuk lagi ke langit ke 7 tanpa ditemani oleh malaikat jibril yang disebabkan malaikat jibril tidak kuat lakunya untuk menembus ke langit ke 7. Di langit ke 7, nabi muhammad menghadap Tuhan penguasa seluruh alam semesta untuk menerima perintah melaksanakan sholat 5 waktu.

Yang dimaksud terbang ke langit adalah masuk ke dalam kesadaran berikutnya. Kesadaran ada 7 tingkatan dan langit juga ada 7 tingkatan. Nabi muhammad merupakan contoh bagi seluruh umat islam. Apa yang boleh dilakukan oleh nabi muhammad, tentu boleh dan dianjurkan untuk dilakukan oleh seluruh umat islam. Sayangnya umat islam sering salah tafsir tentang apa yang dilakukan oleh nabi muhammad (hadist) dan salah tafsir terhadap kitab suci al quran. Memang kecenderungan manusia selalu korup terhadap peraturan. Berusaha memilih yang enak dikerjakan dan membuang yang sulit (tidak enak) untuk dikerjakan.

HATI MERUPAKAN PINTU GERBANG MENUJU KESADARAN BERIKUTNYA. HAKEKAT MANUSIA MEMPUNYAI 7 TINGKAT KESADARAN DAN 7 TINGKAT LANGIT. KELAK BILA AJAL SUDAH MENJEMPUT, KESADARAN-KESADARAN INILAH YANG AKAN MENERIMA BALASANNYA, BAIK KENIKMATAN SURGA MAUPUN SIKSA NERAKA.
— 

Terdapat berbagai kesadaran ma’rifatullah


*Pertama, Kesadaran akan eksistensi Allah
Bahwa tiada yang wajib disembah selain Allah
Bahwa Allah Maha Tunggal tiada yang mendampingi,
Bahwa Allah Maha Hidup dan Maha Mandiri,
Bahwa Allah Maha Besar dan Maha Mengetahui,,
Bahwa Allah Maha Pemurah dan Maha Mengasihi,,
Bahwa Allah Pemilik Keluhuran dan Kemuliaan,,
Pemilik segala Kesempurnaan dan Keabadian,,

*Kedua, Kesadaran Posisi Insan di hadapan Allah
Bahwa Allah Al-Khalik, insan makhluk,,
Bahwa Allah Al-Malik, insan harus tunduk,,
Bahwa Allah Al-Karim, insan fakir dan hina,,
Bahwa Allah Al-Ghoniyy, insan miskin lagi papa,,
*Ketiga, Kesadaran akan kewajiban insan
Sadar akan kesaksian dan syuhudnya kepada Allah,,
Sadar akan kewajiban dan haknya kepada Allah,,
Sadar akan taqwa dan pengabdiannya kepada Allah,,
Sadar akan pasrah dan tawakalnya kepada Allah,,
Sadar akan besarnya rasa syukur kepada Allah,,
Sadar akan kesungguhan taubatnya kepada Allah,,
*Keempat, Kesadaran sikap batin insan
Sadar bahwa ia selalu dekat dengan Allah,,
Sadar bahwa ia selalu hadir di hadapan Allah,,
Sadar di mana pun ia selalu bersama Allah,,
Dalam shalat sadar ia sedang berdua dengan Allah,,
Sadar bahwa ia selalu berkomunikasi dengan Allah,,
Sadar bahwa qalbunya selalu berdzikir ingat Allah,,
Tanpa kesadaran ma’rifat, hidupnya niscaya hampa,,
Tanpa kesadaran ma’rifat, ibadahnya dusta belaka,,

“Manusia adalah rumah Tuhan yang sejati”

"Kita sangat sering men dengar kan kata2 ini".....
Jika seorang Bani Adam meninggal dunia maka
terputus-lah semua amal-amal nya kecuali 3 perkara...yaitu:.......
1. Amal Jariyah.....
2. Ilmu yang bermanfaat....
3. Anak yang shaleh......
Apa kita sudah mengerti maksud-nya?.....

Sesungguhnya ke-tiga perkara diatas adalah satu
jua, bukan hal yang berbeda-beda, karena hal ini meng-isyarat-kan kita agar menguasai ilmu NISA’I.. maksud dari 3 perkara diatas adalah :
1. Amal jariah berasal dari kata AMAL yang berarti
perbuatan sedangkan JARIYAH mempunyai arti
berjalan, jadi AMAL JARIYAH mempunyai arti
perbuatan yang berjalan, maksudnya : perbuatan
yang berjalan dari seorang bapak adalah ANAK-nya.
2. Ilmu yang berguna adalah ilmu yang telah di berikan kepada seorang anak untuk dapat menghidupkan ” BAPAK-nya” kembali....
3. Anak yang Shaleh adalah anak yang bisa menghubung kan (Sholeh) lahir dan batin, dunia dan akhirat yaitu anak yang bisa memanggil
“ Bapak-nya” hadir kedunia menjadi Manusia....
Mengapa harus menjadi Manusia?
Kita ketahui bersama bahwa didalam semua kitab-kitab suci yang ada di-muka bumi telah mengatakan bahwa tuhan ada dalam diri manusia,...diantara-nya :
Surah Qaf : 16, Allah s.w.t berfirman :
"Wa nahnu aqrabu ilaihi min hablil wariid"..
Artinya :Dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya....
Surat Al-Anfal : 205 Allah s.w.t berfirman :
“Wadzkur Rabbaka fii nafsika tadlarru ‘an wa khiifatan wa duunal jahri minal qauli bil ghuduwwi wal aashaali, wa la takun minal gaafiliin”.....
Artinya :Dan ingatlah kepada Tuhan mu dalam diri mu
dengan merendahkan diri dan rasa takut, tanpa me ngeraskan suara di waktu pagi & petang. Dan janganlah engkau jadi golongan orang-orang yang lalai........
Hadits Nabi yang berbunyi :
“Man ‘arafa nafsahu, fa qad ‘arafa rabbahu”...
Artinya :Barang siapa mengenal dirinya,maka dia mengenal Tuhannya..
Bahkan di kitab suci yang lain-pun telah dikatakan
bahwa :
“Manusia adalah rumah tuhan yang sejati”
Ada juga yang mengatakan :
“Manusia adalah rumah tuhan yang sempurna”
Dari uraian-uraian diatas jelas mengatakan bahwa
Rahasia Tuhan ada dalam diri manusia, kalau tidak dalam
diri manusia dimana lagi kita akan mencari Tuhan?
Sesungguh nya kita tidak akan bisa menemukan
Tuhan di alam ini..Tuhan hanya bisa kita temui
dalam diri kita,.biarkan orang yang tidak mengetahui mencari Tuhan dimana mana. Sampai kapan-pun mereka tidak akan menemukan Tuhan.......
Sedangkan kita yang sudah mengetahui melalui Al-Quran bahwa Tuhan sangat dekat kepada kita,....
lebih dekat dari urat leher,....
jangan-lah kita mencari
Tuhan diluar diri,alangkah ruginya bila kita tidak meng-iman-i apa yang telah di sebut kan dalam Al-Quran..
Salam buat sobat2ku.....

TAUBATNYA JIN WANITA BERKAT FOTO-FOTO ULAMA

Kisah ini diceritakan oleh salah satu jamaah Majelis Rasulullah Saw. (MR). Bahwa ada salah seorang jamaah yang saudara wanitanya kemasukan jin pada hari Senin malam. Jin itu bersikuat tidak mau pergi.Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengusir jin itu dari diri si wanita. Namun tak ada satu pun yang berhasil mengeluarkan jin itu dari diri saudara wanitanya. Salah seorang jamaah Majelis Rasulullah lainnya menawarkan agar saudara wanita itu dibawa ke rumahnya besok pagi untuk dilakukan upaya pengusiran jin dengan melakukan pembacaan ratib, maulid dan dzikir bersama teman-teman Majelis Rasulullah Saw. lainnya.Keesokan harinya, sekitar pukul 10.00 pagi, setelah jamaah MR dan saudari wanitanya tiba di rumah salah seorang sahabat, wanita itu tidak mau masuk ke dalam karena ternyata di ruangan itu terdapat foto-foto ‘arif billah diantaranya, al-Habib Ali bin Husein Alattas (Habib Ali Bungur ) sertaal-Habib Umar bin Hafidz.Setelah dipaksa untuk masuk dan menuju lantai atas, tiba-tiba wanita itu berteriak kepanasan ketika melihat foto al-Habib Ali bin Husein Alattas. Wanita itu memalingkan wajahnya dari foto sang Habib.Salah seorang jamaah segera melantunkan qashidah Syaikh Abubakar bin Salim. Spontan wanita itu mengamuk dan berteriak-teriak: “Panas… panas… panas...” Terlihat wajah wanita itu memerah seperti terbakar dan ia segera berdiri hendak keluar meninggalkan ruangan. Namun di depan pintu keluar terpajang foto guru mulia al-Habib Umar bin Hafidz.Tiba-tiba si wanita yang telah kesurupan ini melakukan gerakan menendang pintu padahal pintunya masih jauh. Salah seorang jamaah yang bisa melihat jin, melihat kaki si jin jahat tersebut buntung dan wajahnya yang sebelah depan hangus terbakar, semakin tak karu-karuan.Akhirnya seorang jamaah memaksa si wanita untuk duduk saja. “Kenapa Anda tidak mau keluar dari tubuh si wanita ini?” tanya seorang sahabat.“Aku takut dibunuh!” kata si wanita.“Oleh siapa?” tanya sahabat.“Raja jin jahat yang selalu mengejar-ngejar saya.” kata si wanita.“Masuklah Islam agar kau selamat. Ucapkanlah Asyhadu an lailaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah.”Alhamdulillah si jin yang telah merasuki wanita itu mau mengucapkan dua kalimat syahadat. Namun tiba-tiba jin lelaki jahat yang ingin membunuhnya mendekati, lalu sahabat MR berkata: “Ucapkan dan ikuti.”Lalu sahabat dan teman-teman yang hadir membaca Ayat Kursiy untuk mengusir jin lelaki jahat yang ingin membunuhnya itu.Rupanya, setelah jin yang merasuki wanita itu masuk Islam, ia kini bisa melihat foto al-Habib Ali Bungur dan al-Habib Umar bin Hafidz. Tanpa merasa kepanasan lagi dan begitupun si wanita itu kini bisa melihat poster-poster yang ada di ruangan tersebut, ia bisa melihatnya dan tidak takut kepanasan dan terbakar lagi. Namun ketika ia melihat poster foto al-Habib Ali Bungur ia berkata: “Di foto tersebut di belakang al-Habib Ali di luar jendela ada banyak jin-jin Muslim yang ikut berebutan ingin dekat dan melihat al-Habib Ali.”Subhanallah... hamba memang melihat foto al-Habib Ali Bungur namun di foto tersebut secara kasat mata tidak tampak adanya jin-jin di belakang jendela, hanya jeruji jendela. Namun rupanya jin yang memang sebangsanya bisa melihatnya.Penasaran dengan ucapan si wanita, maka sahabat MR mengambil foto Habibana Mundzir bin Fuad al-Musawa, lalu ia sodorkan kepada si wanita yang kesurupan jin itu. Setelah melihat foto Habibana Mundzir bin Fuad al-Musawa, wanita yang kesurupan itu berkata: “Nahhh... ini dia orangnya yang menyebabkan saya terpental ke Pasar Minggu. Ini nih pimpinan Majelis Rasulullah di Masjid Almunawar Pancoran.”Sahabat MR bertanya: “Memang bagaimana ceritanya?”Lalu si wanita yang masih kesurupan jin yang telah masuk Islam itu bercerita: “Dahulu rumah saya di Pancoran di pohon yang itu. Lalu suatu ketika saya sedang asyik- asyiknya santai tiba-tiba ada seberkas sinar yang terang. Lalu saya terpental jauh. Saya mau pulang tapi tidak tahu jalan. Akhirnya saya tersesat di Pasar Minggu, lalu saya masuk ke dalam tubuh wanita ini.”Memang benar, rumah wanita yang kesurupan itu di Pasar Minggu. Sahabat MR berkata: “Sekarang engkau telah Islam, jin lelaki jahat yang mengejarmu untuk membunuhmu telah menghilang. Sekarang ini di Mampang, Masjid Almunawar Pancoran dekat dari sini. Sekarang keluarlah dari tubuh wanita ini”, sambil ia menunjukkan arah ke Masjid Almunawar Pancoran.Maka keluarlah jin yang telah masuk Islam ini dari tubuh si wanita. Salah seorang sahabat MR yang Allah beri kemampuan melihat jin, berkata: “Jin yang tadi merasuki wanita itu adalah sosok jin wanita yang baunya sangat busuk dengan muka yang sudah sangat hangus terbakar, kulit terbakar, kakinya buntung sebelah akibat menendang Guru Mulia al-Habib Umar bin Hafidz.”Semoga kisah ini bisa memberi hikmah dan manfaat kepada kita, serta dapat meningkatkan rasa hormat dan sayang kita kepada para guru-guru mulia. Aamiin.

Terbuka dan tertutup pintu ma’rifat


Bagi orang yang dibukakan pintu ma’rifat,
Ia dituntun Allah memilih jalan yang lurus
Perilakunya dibimbing berakhlak yang bagus.
Bila akan menyimpang dari jalan yang lempang,
Hati nuraninya berbisik mencegah melarang.
Bila akan terjerat bujukan hawa nafsu,
Hatinya berbisik ”Jangan, anda akan tertipu”.
Tetapi bila bisikan itu sering tidak digubris,
Nurani tumpul nur Ilahi makin menipis.

Bagi orang yang tertutup pintu ma’rifat,
Ia terbenam kedalam lumpur dunia,
hatinya alpa lalai kepada yang Maha Kuasa.
Jika menyebut asma Allah, hanya dibibir saja.
Jika teringat Allah, karena situasi terpaksa.
Ia mudah terjerumus ke jalan maksiat.
Berbuat buruk dipandang sebagai nikmat
Tidak peduli lagi halal dan haram,
Ajaran agama di hatinya sudah tenggelam.
Bila orang tertutup pintu ma’rifat,
pandangan terhadap agama menjadi terbalik,
taat beragama dipandang sebagai kejumudan,
amal shaleh dipandang sebagai kesia-siaan,
kejujuran dipandang sebagai kebodohan,
ibadah haji dipandang sebagai keborosan.
Kejahatan tampak sebagai kelaziman,
Kemaksiatan tampak sebagai kemajuan,
Kemusyrikan rampak sebagai warisan budaya,
Ke-aku-an tampak sebagai hak asasi manusia.
Baginya dunia sudah terbalik.
Kejahilan justru dianggap yang terbaik.
Memang dunia sudah mendekati zaman akhir,
Halal-haram bercampur aduk bergulir-gulir.
Cara berpikir manusia sudah terbalik,
Kebobrokan moral merebak mencabik-cabik.
Berpakaian tidak lagi menutup aurat,
Paha dan pusar wanita ketat terlihat.
Korupsi dan suap dikalangan petinggi negara
Sudah membudaya, merebak, merata.
”Mereka itulah orang-orang yang hatinya, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.”
(QS. An-Nahl : 108).

TERPINGGIRNYA ILMU MAKRIFAT, KENAPA?


1. Kenapa kerajaan tidak
memperkenalkan ilmu makrifat kepada
umum?
2. Kenapa pihak pemerintah agama
tidak mendedahkan, tidak mengusulkan,
tidak meluahkan dan tidak mempraktikkan ilmu makrifat atau
ilmu hakikat didalam negara kita”?

Kenapa kerajaan tidak
memperkenalkan ilmu makrifat kepada
umum? Ada dua perkataan penting yang perlu
difahami di dalam menjawap soalan di
atas iaitu
1. Kerajaan
2. Makrifat
Apa makna kerajaan? Perkataan kerajaan berasal dari kata
nama “raja” yang bermakna,
“Ketua” atau “yang berkuasa”.
Bila ditambah imbuhan “ke” dan
“an” maka ia menjadi kata terbitan,
“kerajaan” yang bermakna penguasa sesebuah tempat/negeri/negara.
Perkataan makrifat bermakna
“Kenal”
Diri manusia itu diibaratkan sebagai satu
“Lembaga” (manusia) yang menjadi
Raja atau Ketua kepada “Lembaga”
dirinya sendiri. Sebagai Raja atau Ketua,
dia berkuasa penuh terhadap
“keRAJAan” dirinya. Dia berkuasa untuk memilih, berkuasa untuk
menghukum, berkuasa untuk memberi,
berkuasa untuk menerima, berkuasa
untuk bertindak bahkan berkuasa untuk
melakukan segala sesuatu, kerana dia
adalah “Raja” yang berkuasa ke atas kerajaan dirinya.
Perkataan berkuasa di sini, hanya
digunakan sebagai perlambangan
(metaphor) bagi memudah faham
sahaja. “Lembaga” yang berupa
makhluk manusia itu pada hakikatnya
tidak berkuasa. Yang berkuasa itu adalah “Raja” (Tuhan) yang
menzahirkan makhluk “Lembaga” itu.
“Lembaga” itu hanya menerima
segala bekas tindakan yang dilakukan
oleh “Raja”. Tanpa “Raja” tiadalah
“Lembaga”. Justeru itu adalah wajib bagi setiap diri “Lembaga”
MENYATAKAN “Raja” ini. Bagaimana
untuk menyatakanNya ?
Untuk menyatakanNya, setiap
“Lembaga” itu hendaklah terlebih
dahulu KENAL (Makrifat) akan “Raja”.
Bila sudah Kenal, barulah timbul
percaya, barulah timbul yakin. Bila
sudah yakin barulah rapat, barulah akrab, barulah rindu, barulah cinta. Bila
sudah ada cinta, barulah ikhlas, barulah
sabar, barulah redha, barulah tawakal,
barulah datang iman, barulah datang
ihsan, barulah bermakna Islam
(Selamat). Bila mengenal Islam, barulah faham makna sebenar-benar akan
perkataan; Duli Yang Maha Mulia Seri
Paduka Baginda Raja Yang DiPertuan
Agong” (perlambangan/metaphor).
Dia ada dalam setiap diri. Dialah Raja
bagi segala Raja.
Percaya? Bagaimana mungkin untuk kita
percaya jika kita belum mengenal?
Maka,untuk mengenal, marilah kita
belajar ilmu mengenal (Makrifat),supaya
kita percaya. Inilah prinsip rukun Negara
yang pertama : KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN. Prinsip yang pertama inilah yang
menjadi dasar dan tunjang kepada
prinsip-prinsip rukunegara yang
seterusnya. Prinsip yang pertama ini
mendokong hadis/pendapat arifbillah :
Awaaluddin Makrifatullah : Awal Agama Mengenal Allah. Secara tersiratnya,
Prinsip Rukun Negara yang pertama
membawa maksud : Belajarlah Ilmu
mengenal Tuhan!! (Makrifatullah),
kerana sebelum mengenal, mana
mungkin kita akan percaya !
Percaya kepada manisnya tebu sebelum merasa
tebu takkan sama dengan percaya
manisnya tebu selepas merasanya.
Percaya sebelum merasa, itu adalah
“buat-buat percaya”, tetapi percaya
selepas merasa itu adalah percaya yang tiada kata dan tiada bahasa yang dapat
menggambarkannya. Kelu lidah untuk
berkata-kata, kerana percaya itu
Bahasa Rasa, bukan Bahasa Kata ! Bila sudah percaya yang Tuhan itu
adalah “Raja” kepada segala
“Raja” maka hendaklah kita Setia
kepadaNya.
Setia di sini bermakna
ikhlas dalam menyatakan Tuhan. Tidak
ada perantaraan. Kita tiada daya upaya untuk melakukan sesuatu, melainkan
menerima segala sesuatu itu dari Tuhan
itu sendiri. Jika diberi nikmat, kita setia
dengan nikmat yang diberi, diberi
musibah, kita setia dengan musibah
yang diberi. Diberi suka, duka, pahit, manis, sakit, sihat, tetap tidak
mengubah kesetiaan. Ibarat hamba
sahaya yang terus menerus setia
menerima segala tindakan, segala
hukuman, segala ganjaran dari tuannya.
Dikeji dia terima, dipuji dia terima, dipukul dia terima, dibebas dia terima,
berlapar dia terima, diberi makan dia
terima. Tidak mengharapkan segala
ganjaran melainkan setia berbakti
kepada tuannya. Bila tidak
mengharapkan ganjaran, tidak mengharapkan syurga, pahala, maka
itulah ikhlas. Bila ikhlas, apa lagi yang
diharapkan?…melainkan Tuhan itu
sendiri !
Dari setia lahirlah ikhlas. Bila setiap diri
ikhlas kepada dirinya sendiri, maka
lahirlah diri rakyat yang ikhlas, bila
rakyat ikhlas negara akan aman,
makmur, sentosa, sejahtera, bahagia.
Itulah Syurga! Makanya, untuk mendapat syurga, laksanakanlah
prinsip; KESETIAAN KEPADA RAJA DAN
NEGARA. Negara yang aman, makmur, sentosa
dan sejahtera itu diumpamakan bagai
syurga. Penghuni syurga pula adalah
terdiri dari kalangan “Lembaga” diri
yang sangat luhur (mulia). Keluhuran/
kemuliaan “Lembaga” diri ini tercapai bilamana mereka telah KENAL Tuhan
atau Raja yang bersemayam di dalam
kalbu mereka. Bilamana telah KENAL,
maka akan lahirlah ikhlas, ihsan, iman,
islam dan akan luhurlah “Lembaga”
diri itu. Inilah yang dikatakan; KELUHURAN PERLEMBAGAAN.
Diri yang luhur adalah diri yang taat, diri
yang setia, diri yang ikhlas, diri yang
akur kepada Tuhannya. Diri yang luhur
tidak akan melakukan kerosakan, baik
ke atas dirinya mahupun ke atas diri
lain. Bila tiada kerosakan, bila tiada sengketa, maka akan aman, makmur,
sentosa dan sejahteralah negara. Inilah
syurga. Syurga hanya akan dapat
dicapai bilamana setiap diri itu
mendaulatkan dirinya dengan mengikut
undang-undang yang sudah tertulis (Luh Mahfuz). Inilah yang dikatakan;
KEDAULATAN UNDANG-UNDANG. Daulat
bermakna agung atau unggul
(superanus). Undang-undang itu
bermakna syariat.
Kedaulatan undang-
undang bermakna akan agung/unggul lah syariat. Bila syariat unggul, maka
akan tinggilah syiar Islam.
Bila tertegaknya syiar Islam, maka
seluruh alam diri dan alam maya akan
hidup dalam KESOPANAN DAN
KESUSILAAN dengan penuh aman, damai, sentosa dan sejahtera, lagi
bahagia. Inilah syurga yang dicari-cari !
Fahami prinsip Rukun Negara dan Raja
Berperlembagaan dan fikir-fikirkanlah
akan lirik lagu Negaraku. Bila faham
Prinsip Rukun Negara, akan fahamlah makna yang tersirat disebalik lagu
Negaraku. Syurga itu ada di dalam diri !!
Saudaraku, Betapa berkias dan cerdiknya, para
penasihat dan anggota-anggota
“kerajaan” (penguasa) terdahulu
yang menukilkan Prinsip Rukun Negara
dan lagu Negaraku. Inilah “Subliminal
Message” (ilmu/maklumat/pesanan yang disampaikan melalui alam bawah
sedar) yang cuba disampaikan secara
fatonah oleh para arifbillah terdahulu
seperti Tok Kenali.
Subliminal Message
sebeginilah yang telah diguna pakai oleh
para penggiat muzik, filem dan media di seluruh dunia terutamanya di barat
sebagai medium penghantaran
maklumat dan ideologi. Tetapi
malangnya, subliminal message ala
moden ini kebanyakannya telah diguna
untuk merosakkan, menghancurkan dan membunuh jiwa-jiwa. Jiwa-jiwa yang
rosak dan hancur ini kemudianya diikat
dan dijajah. Minda mereka dikawal
supaya jangan lagi percaya kepada
Tuhan Rabbila’lamin.
Ini kerana
mereka telah “mencipta tuhan” yang baru. Tuhan yang memberi
keseronokan! Tuhan Duit!
Inilah fenomena yang berlaku di seluruh
dunia. Duit telah berjaya dijadikan tuhan
oleh mereka. Duit seolah menjadi
“agama” baru bagi kebanyakan manusia. Ini bukan perkara baru, cuma
dalam abad-abad akhir ini, perhambaan
manusia kepada duit telah menjadi
sangat luar biasa.