Laman

Rabu, 22 Desember 2021

MAKRIFAT. FIRASAT

Bismillah

"MAKRIFAT. FIRASAT" 


Tuhan mentajallikan Cahaya-Nya.- Cahaya Tuhan itu bernama Nur. Jadi, Nur itu Cahaya Tuhan. Itulah Rahasia Tuhan. Rahasia Tuhan itulah juga dinamakan Muhammad yang awal dan Nur Muhammad itu juga dinamai titik Nur yang awal. Nur Muhammad sudah “lahir”, baru bersuara. Inilah suara Allah langsung pada Muhammad.


Dari mana awal suara dari mulut dan lidah 

kita ini.? Tentulah dari hati. 

Dari mana awal suara dari hati ini.? 

Tentulah dari sirr.

Dari mana awal suara dari sirr hati ini.? 

Tentulah dari Zat.

Dari mana awal suara dari Zat ini.? 

Tentulah dari Allah.


Dari Allah ⇒ Zat [Rahasia Allah] ⇒ sirr ⇒ hati ⇒ lisan


Renungkanlah perjalanan suara ini. Dengan sirr ini kita dapat membezakan mana suara dari syaitan, mana suara dari Allah.


Tuhan menjadikan kita punya zahir dan punya batin. Yang batin itu ruh dan yang zahir itu tubuh. Ruh ini Zat.; tubuh ini sifat. Kelakuan zahir ini kelakuan dari mana.? Dari batin. Kelakuan batin itu kelakuan siapa.? Kelakuan Zat. Siapa yang berkelakuan pada Zat itu.? Tentulah Zat-nya Zat, itulah Tuhan maka ilham Allah pada Ruh yang musyahadah pastinya benar,,,,namun bukan zat Allah bersatu dalam ruh kerana Ruh adalah makhluk sedangkan Allah adalah Qadim laisa kamislihi syaik.;


Maka ketika orang tauhid sudah mengetahui jalan ini, dirasakannya semua dari Allah: minallah. Kalau sudah dirasakan oleh batinnya semua dari Allah, berarti batinnya sudah karam musyahadahnya pada Allah dan ketika melihat zahirnya itu, dirasakannya rasa isbat saja.


Pengetahuan usul ini penting diketahui dan dipahami karena usul itu kesempurnaan. 

Kalau tidak ada usul, bagaimana kita akan mendapatkan kesempurnaan? Jadi, belajar itu hendaklah sampai pada pemahaman yang tidak dimakan oleh usul. [tidak tertolak atau bertentangan dengan usul]


Ketahuilah bahwa Zat itu Diri Makrifat. 

Diri Makrifat itu menghimpunkan semua Af`al, semua Asma, semua Sifat, dan semua Diri. Sederhananya, Diri Makrifat itu menghimpunkan semua,: tubuh-hati-nyawa-rahasia.


Diri Makrifat itulah yang menggerakkan Zat-Sifat-Asma-Af`al. Diri Makrifat ini Rahasia Tuhan yang ada pada Adam (kita). Kalau sudah paham ini, bagaimana lagi kita mau menyangkal bahwa tiada perbuatan baharu lagi?


“Jika bukan karena engkau Muhammad, 

tiada Ku-ciptakan alam ini.” 

Apa hikmah perkataan [hadis qudsi] ini dari sisi hakiki.? Kalau tidak ada engkau Diri Makrifat, tidak akan ada pergerakan jasad. Inilah isyarat dua kalimah syahadat.


Jadi Diri Makrifat itu Sifat Tuhan juga Rahasia Tuhan. Jadi diri Makrifat itu jadi apa pada kita ini.? Jadi ruh.


Cahaya Diri Makrifat inilah yang menjadi firasatan, sedangkan Nur Muhammad itu menjadi per.ingat.an. 


Mengapa Nabi Khidr a.s. dapat mengetahui semuanya dan perbuatannya bertentangan dengan sya'ra.? Karena Nabi Khidr mengetahui Diri Makrifat itu firasatan. Sedangkan Diri Makrifat itu mustahil berbohong. 


Maka orang tauhid hakiki tidak bingung dengan kelakuan Nabi Khidr a.s. sebagaimana kisah dalam Q.S. al-Kahfi karena orang tauhid hakiki tahu soal firasatan dan per-ingatan ini. Dari sini diketahui bahwa Nabi Khidir itu Allah karuniai firasatan yang tinggi [ilmu hikmah].


Sebenarnya ilmu firasatan ini menggunakan bahasa Cahaya: Cahaya Ilahi. 

Timbulnya ingatan itu dari firasatan. 

Timbulnya firasatan itu dari Tuhan.

Ciri bahasa Cahaya Ilahi itu: laa raiba fiihi hudan lil muttaqiin [Q.S. Al-Baqarah:2] alias tidak ada keraguan satu zarah pun!


Nabi Khidr a.s. itu ahli bahasa Cahaya ini. 

Jadi, tidak usah hairan kalau para wali Allah itu banyak mengetahui hal-hal yang tidak diketahui orang awam karena para wali Allah itu belajar dan menguasai ilmu firasatan. alias bahasa Cahaya Ilahi ini dari Nabi Khidr a.s. Sang Murabbi. 

Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki  [Q.S. Nur:35].

KENALI DIRI SEBENAR DIRI"

 Allah Hu.


Bismillah


"KENALI DIRI SEBENAR DIRI"


Sebelum kita mengenal TUHAN, maka kenalilah DIRI terlebih dahulu, sebelum kita mengenal diri, kenallah ADAM terlebih dahulu, dan sebelum kenal kepada Adam, kenalilah MUHAMMAD terlebih dahulu. Demikianlah orang yang hendak mengenal akan diri dan mengenal akan tuhan Allah Azza Wajalla.


Bahawasanya Allah Ta'ala menjadikan dahulu daripada segala alam itu ialah NUR NABIMU. Diriwayatkan oleh JABIR r.a. beliau pernah bertanya kepada Nabi s.a.w; iaitu dijawab oleh Nabi "AWWALUMA KHOLAQOL LAHU TAALA NURI NABIYIKA, YA ZABIR." Mula mula dijadikan Allah Ta’ala daripada segala alam 

itu ialah: NUR NABIMU ya JABIR.


Maka nyatalah RUH NABI itu dijadikan dahulu daripada segala alam itu, dan lagi dijadikan ia daripada Zatnya jua, tetapi sebelum Tuhan menjadikan NUR MUHAMMAD, Tuhan telah mengatakan dalam kitabnya Al Quranul Qarim yang ertinya: 


"Pertama ku jadikan ILMU sebelum ku jadikan NUR MUHAMMAD."


Maka nyatalah kepada kita bahawa: 

NUR MUHAMMAD.


Maka nyatalah kepada kita bahawa NUR MUHAMMAD itu jadi daripada ILMUnya 

dan daripada KUDRAT DAN IRADATNYA.


Dan nyatalah bahawa kalau Roh kita dan batang tubuh kita ini daripada Nur Muhammad, maka kita ini tiada lain dan tiada bukan, pada Hakikatnya ialah Nur Muhammad jua. 


Dan kalau telah jelas dalam hati makrifatkan hakikat Nur Muhammad itu, maka hendaklah engkau mesrakan Nur Muhammad itu kepada Roh, dan kepada batang tubuhmu, dan kepada seluruh kainat. 


Kalau sudah benar-benar mesra, Insya Allah engkau akan dapat melihat serta menyaksikan keelokan zat yang wajibal wujud.

HAKIKAT MAKSUD DISEBALIK ADAM"

 Allah Hu.


Bismillah


"HAKIKAT MAKSUD DISEBALIK ADAM"


Adam Bermaksud Allah dan Manusia tidak bercerai (Allah dan Muhammad tidak bercerai) 

Allah ada Zahir dan ada pula batiNya, sebab itu Al-Qu'ran Menerangkan "Huwal Awwalu, Wal Akhiru, Wazzohiru dan Wal Batinu" 

Sementara Manusia ada juga Zahir dan Batinnya, akan tetapi Zahir Batin Allah tidak sama dengan Zahir dan Batin Manusia, 

sebab itu di katakan bahwa Zahir Manusia adalah Jasmani dan Batin Manusia ialah Rohani,

Rohani Memiliki Kuasa Roh Artinya Kudrat,

Rohani Memiliki Kuasa Berkehendak Artinya Iradat,


Rohani Memiliki Daya Fikir, Artinya ia Memiliki Kuasa Ilmu (akal) dan Rohani Memiliki Kuasa Hidup Artinya Sifat Hayat, Adapun Sifat Roh, Akal dan Nafsu ini adalah Bertaraf Rohanian Sementara Sifat Hayat ini bertaraf berkeadaan Dzat yang bertaraf Man Rohani ataupun Kerohanian sama ada ia bertaraf Dzat ataupun Rohanian ia tetap Man yang di jadikan Artinya mereka bukannya Tuhan ataupun sebagian daripada Tuhan atau penjelmaan daripada Tuhan, mereka inilah letaknya Rahasia beserta dengan Tuhan.


Artinya di mana juga kita berada maka di situlah ada Tuhan, dan kita hendaklah ingat kita dengan Tuhan bukan bermaksud bersekutu !

Tuhan dengan Rohani tidak bercerai, ini berarti jika Asal Kejadian ADAM pada Awal Allah hendak menyempurnakan kejadiannya maka Allah tiupkan Rohani yang beserta dengan Tuhan itu kedalam Jasad Adam, maka Adam pun menjadilah sebagai seorang Manusia, setelah itu barulah Allah menyuruh Malaikat Sujud pada ADAM, mengapa Allah suruh Malaikat Sujud pada ADAM. Karena beserta ADAM ialah Allah, Artinya Ke-Esaan Allah, 

maka itulah Rahasia di antara Sifat.


QAHAR DAN SIFAT KAMAL 

di dalam Ilmu Akidah Sifat 20 Maksud 

Qalbun dan Qalbi dalam Islam, Imam selalu membacakan do'a dengan menyentuh perkataan Qalbun dan juga Qalbi, ada di antara orang Islam mentafsirkan Qalbun dan Qalbi ini dengan istilah hati, ini karena Doa tersebut berbunyi :

ALLAHUMMAS SAWABA QALBUN QALBI BI NUURIKAL AZIM ABADAN ABADA BIRAHMATIKA YA ARHAMARRAHIMIN"

(Wahai Tuhanku berikanlah qalbun dan qalbiku senantiasa bercahaya dengan kekal buat selama-lamanya)


Demikian lebih kurang maksud Doa tersebut, Yaitu Manusia mengharapkan Qalbun dan Qalbi itu sentiasa bercahaya, artinya dua hatinya bercahaya, walaupun setiap Manusia hanya ada satu hati, Dalam ilmu Kerohanian Qalbun dan Qalbi itu bermaksud dua mata hati bukannya dua hati, Allah SWT jadikan Manusia ini terdiri dari dua unsur, Yaitu unsur Jasmani dan Unsur Rohani,

Unsur Jasmani di cipta oleh Allah mengikut fitrah hanya dari sumber tanah di Syurga Khuldi Yaitu Penciptaan ADAM, Sementara Unsur Rohani dijadikan oleh Allah daripadaNya disuatu Alam, Yaitu Alam Ulwi sebelum Allah jadikan Makhluk-Makhluknya yang lain, ini berarti Manusia.


Batinlah yang Allah ciptakan terlebih dahulu, Mengikut Ilmu Kerohanian juga bahwa Manusia Jasmani Allah karuniakan dua biji mata, Yaitu mata yang kita dapat lihat dan yang kita semua maklum, mata ini dapat melihat Alam yang Nyata saja, dia tidak boleh melihat Alam yang Ghaib, sementara Rohani juga Allah karuniakan dengan dua biji mata Yaitu Qalbun dan juga Qalbi, dua mata inilah yang menjadi focus kita sekarang yang tidak ramai orang yang memahaminya karena ia berada pada Roh, bukan pada Akal dan juga Nafsu Yaitu komponen Ruhul Yaqazah, 

Adapun Qalbun ini ialah mata hati yang memandang dunia dan seluruh isinya serta memandang kepada Allah, maksudnya mata yang wajib baginya mengenal dunia tempat mereka berlakon (beribadat) selaku Khalifah 

di bumi sementara Ta'arif yang lain ialah memandang kepada Allah.


Yaitu Mengenal DzatNya, AsmaNya, SifatNya dan juga Af'alNya, dengan lain perkataan ialah Mengenal Tuhannya, itulah tugas Mata hati ini, ini berarti jika seseorang tidak mengenal pentas mereka beribadat sebagai Khalifah dan juga Mengenal Tuhan-Nya maka kehidupan mereka samalah seperti Hewan.


Sementara Qalbi ialah mata hati yang memandang kepada Allah dan juga Akhirat, Artinya Mengenal Tuhan dan kerja Tuhan yang meliputi seluruh Alam, di samping itu Mengenal Akhirat, ini berarti kedua mata hati ini akan memandang menyeluruh dunia dan akhirat, sebab itu kita apabila berdoa yang bermaksud :


"Wahai TuhanKu berikanlah aku satu kesenangan dunia dan satu kesenangan akhirat" ini berarti jika kita mampu menyebut Dunia dan Akhirat maka kita juga mampu melihat serta mengenalnya, dan sebab itulah juga apabila kita bersembahyang maka hukum Qalbi itu tersangat penting karena ia menjurus kepada penumpuan kita memakrifatkan yang ghaib.