Laman

Kamis, 24 April 2014

Hakikat Syareat Islam


Allah mewajibkan iman untuk menyucikan diri dari kemusyrikan. (Mewajibkan) shalat untuk membersihkan diri dari kesombongan. Zakat sebagai sebab mendatangkan rezeki. Puasa sebagai ujian untuk keikhlasan seorang hamba Allah. Haji sebagai sarana pendekatan diri kepada agama. Jihad untuk kemuliaan Islam. Mengajak kepada kebaikan sebagai kemaslahatan untuk orang banyak (masyarakat). Melarang perbuatan mungkar untuk mencegah kejahatan orang-orang bodoh. Menyambung silaturahim untuk menambah bilangan penduduk. Qishash untuk mencegah pembunuhan. Pelaksanaan hudud (hukuman) untuk memuliakan hal-hal yang dilarang. Meninggalkan minuman khamar untuk menjaga akal. Menjauhkan diri dari pencurian untuk menjaga kehormatan diri. Meninggalkan zina untuk membentengi nasab. Kesaksian untuk mengalahkan bantahan. Meninggalkan dusta untuk mensyariatkan kebenaran. Perdamaian sebagai keamanan dari ancaman. Menyampaikan amanat sebagai peraturan bagi umat. Ketaatan sebagai pengagungan atas kepemimpinan.

APA BEDA ISTIGHFAR DAN TAUBAT?

APA MAKNA ISTIGHFAR ?
Istighfar sering diterjemahkan sebagai “mohon ampun”. Sedangkan maghfirah diterjemahkan ampunan. Dalam bahasa arab istilah “mighfar” adalah alat untuk menjaga kepala dari kecelakaan. Maka menurut Ibnul Qoyyim Al Jauzi “maghfirah” maknanya ialah menjaga dari keburukan akibat dosa yang dilakukan.
APA MAKNA TAUBAT?
Taubat artinya adalah “kembali”. Maksud “kembali” di sini ialah seperti kembalinya anak yang melawan orangtuanya, lalu kabur dari rumah dan akhirnya kembali ke rumah orangtuanya dan mengakui kesalahannya. Maka orangtuanya menyambutnya dengan suka cita.
Dalam sebuah hadits digambarkan bahwa Allah merasa gembira menyambut hambanya yang bertaubat melebihi gembiranya orang yang menemukan kembali untanya yang hilang
Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: Sungguh Allah akan lebih senang menerima taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat kepada-Nya daripada (kesenangan) seorang di antara kamu sekalian yang menunggang untanya di tengah padang luas yang sangat tandus, lalu unta itu terlepas membawa lari bekal makanan dan minumannya dan putuslah harapannya untuk memperoleh kembali. Kemudian dia menghampiri sebatang pohon lalu berbaring di bawah keteduhannya karena telah putus asa mendapatkan unta tunggangannya tersebut. Ketika dia dalam keadaan demikian, tiba-tiba ia mendapati untanya telah berdiri di hadapan. Lalu segera ia menarik tali kekang unta itu sambil berucap dalam keadaan sangat gembira: Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhan-Mu. Dia salah mengucapkan karena terlampau merasa gembira. (H.R. Muslim No.4932)
Dari Abdullah bin Masud ra.: Ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. Bersabda: Sungguh Allah akan lebih senang menerima tobat hamba-Nya yang beriman daripada seseorang yang berada di tanah bersama hewan tunggangan yang membawa bekal makanan dan minumannya. Lalu dia tidur kemudian ketika bangun didapati hewan tunggangannya tersebut telah menghilang. Dia pun segera mencarinya sampai merasa dahaga kemudian dia berkata dalam hatinya: Sebaiknya saya kembali ke tempat semula dan tidur di sana sampai saya mati. Lalu dia tidur dengan menyandarkan kepalanya di atas lengan sampai mati. Tetapi ketika ia terbangun didapatinya hewan tunggangannya telah berada di sisinya bersama bekal makanan dan minuman. Allah lebih senang dengan taubat seorang hamba mukmin, daripada orang semacam ini yang menemukan kembali hewan tunggangan dan bekalnya. (H.R. Muslim No.4929)
Maka menurut Ibnu Katsir taubat ialah kembalinya keaslian jiwa orang kepada fitrahnya dan menghapus keburukan yang dilakukannya. Sedangkan Yusuf Qardhawi menerangkan bahwa manusia itu terbuat dari unsur materi (jasmani) dan ruh (ruhani) sebagaimana Allah menyatakan sebagai berikut :
Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah (unsur jasmani) Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan ruh (ciptaan)Ku, maka hendaklah kalian tersungkur dengan bersujud kepadanya (Q.S. Shaad 71-72)
Ketika manusia taat kepada Rabbnya, ruh itu mengalahkan sisi tanahnya. Inilah yang menyebabkan manusia layak menjadi obyek sujud para malaikat. Namun ketika manusia itu melakukan dosa atau maksiat pada Rabbnya, posisi itu terbalik. unsur tanah (yaitu unsur jasmani atau materi) lebih menguasai dirinya. Padahal kondisi asalnya ialah unsur ruh (ruhani) yang lebih dominan. Maka dengan bertaubat, manusia kembali kepada kondisi asalnya, yaitu unsur ruh lebih dominan. Inilah yang dimaksud dengan “kembali” pada istilah taubat. (Fiqih Taubat Yusuf Qardhawi)
Dalam ayat lain, Allah mengibaratkan kondisi manusia itu ibarat buah Tiin. Buah Tiin adalah buah yang tumbuh di Palestina, dan salah satu karakteristiknya ialah apabila telah tercuil sedikit saja maka akan busuk seluruhnya. Seperti buah Tiin, manusia telah diciptakan dengan sebaik-baiknya(ahsani taqwiim), sehingga menjadi makhluk paling mulia, namun ketika manusia berbuat dosa, seketika itu pula ia menjadi makhluk paling rendah (tsuma asfalas saafiliin).
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, Kemudian Kami kembalikan dia ke derajat yang serendah-rendahnya (Q.S. At-Tiin [95] : 4-5)
Maka taubat itu akan mengembalikan manusia ke derajatnya yang semula sebagai makhluk yang paling mulia
APA BEDA ISTIGHFAR DAN TAUBAT?
Taubat merupakan tindak lanjut dari istighfar. Di dalam Al-Qur’an kata “istighfar selalu disebutkan lebih dahulu dari kata “taubat” dan ini menunjukkan urutan proses. Maka taubat itu dilakukan sebagai tindak lanjut setelah melakukan istighfar:
Dan dia (nabi Hud a.s.) berkata : Hai kaumku, istighfarlah (istaghfir) kepada Robbmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya ia akan menurunkan hujan yang sangat deras kepadamu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu (yang sudah ada) (Q.S. Huud [11] : 52)
Demikian pula Nabi Syu’aib a.s. berkata kepada penduduk Madyan :
Dan istighfarlah kepada Robbmu kemudian bertaubatlah kepadaNya (wastaghfiruu rabbakum tsuma tubuu ilaihi). Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih (Q.S. Huud [11] : 90)
Isyarat yang sama juga disampaikan Nabi Saleh a.s. kepada kaum Tsamud :
Hai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari tanah dan menjadikan kamu pemakmurnya karena itu mohonlah maghfirahNyalalu bertaubatlah kepadaNya (fastaghfiruuh tsuma tuubu) Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmatNya) lagi memperkenankan (doa hambaNya) (Q.S. Huud [11] : 61)
Demikian pula yang dilakukan oleh Nabi Daud a.s. yang beristighfar lalu bertaubat :
Dan Daud mengetahui bahwa kami mengujinya, maka ia beristighfar (fastaghfara) lalu tersungkur sujud dan bertaubat (Q.S. Shaad [38]:24)
Yusuf Qardhawi mengatakan bahwa di dalam taubat tercakup istighfar.
Dalam sebuah hadits dikatakan : penyesalan adalah bagian dari taubat (H.R. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Ibnu Mas’ud berkata : seseorang menyesali dosanya dan tidak melakukan dosa itu lagi sebagaimana air susu tidak mungkin kembali kepada payudara induknya.
Hasan Al Bashri mengatakan bahwa taubat ialah menyesali perbuatan dosa di masa lalu serta berjanji untuk tidak mengulangi di masa datang.
Muhammad bin Ka’b al Qurazhi mengungkapkan taubat itu beristighfar dengan lidah, melepaskannya dari tubuh , berjanji dalam hati untuk tidak mengulangi lagi perbuatan dosa itu serta meninggalkan teman-teman yang mengajak kepada keburukan.
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa istighfar adalah sebuah perkataan lisan pemohonan maaf atau permohonan ampun pada Allah SWT yang merupakan permulaan atau langkah awal dari taubat. Sedangkan taubat merupakan keseluruhan rangkaian proses dalam rangka memperoleh ampunan Allah.
TAUBAT MELIPUTI AMALAN OTAK, LISAN, HATI DAN BADAN
Taubat itu adalah proses yang menyeluruh dimulai dari amalan otak, amalan lisan, amalan hati dan kemudian amalan fisik / badan. Hasan bin Ali bin Abi Thalib berkata : Taubat adalah penyesalan dengan hati, istighfar dengan lisan, meninggalkan perbuatan dosa dengan tubuh dan berjanji untuk tidak mengerjakan dosa itu lagi.
Maka lebih lanjut dalam amalan hati itu timbul yang namanya tekad, yaitu tekad untuk memohon ampun. Maka kemudian lidah mengucapkan permohonan ampun yang dikenal dengan istighfar.
Dari hati pula timbul tekad untuk segera meninggalkan perbuatan dosa dan tidak mengulanginya lagi. Maka ini juga merupakan amalan hati. Selanjutnya tekad ini dibuktikan dengan amalan badan berupa : shalat taubat dua rakaat, menjauhi lingkungan dan teman yang buruk, dan menyibukkan dengan amal sholeh untuk menutupi kesalahannya di masa lalu serta terakhir yaitu menjaga badan agar tidak melakukan lagi dosa yang lalu.
Al-Kulabi berkata : Taubat ialah meminta ampunan dengan lidah (istighfar) menyesal dengan hatinya, dan menjaga tubuhnya agar tidak melakukan dosa lagi.
TAUBAT DIAWALI DENGAN ILMU
Taubat itu diawali dengan pengetahuan dan ilmu. Hal ini diisyaratkan dalam ayat berikut :
“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada ilah melainkan Allah dan mohonlah ampun (wastaghfir) bagi dosamu dan bagi dosa orang mukmin laki-laki dan perempuan” (Q.S. Muhammad [47 ]:19)
Perhatikan ayat di atas, kata “fa’lam annahu laa ilaaha illa Allah” mendahului perintah untuk beristighfar. Maka kata “fa’lam annahu laa ilaaha illa Allah” adalah kalimat perintah (fi’il amr) untuk terlebih dahulu mempelajari aqidah yaitu memahami syahadat dengan mendalam sebelum akhirnya melakukan istighfar. ”
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. (Q.S. Ali Imran [3 ]:193)
Sekali lagi pada ayat di atas Allah mengisyaratkan bagaimana Ulul Albab membenarkan dan mengimani terlebih dahulu dengan aqidah yang benar baru setelah itu memohon ampun bagi dosa-dosanya.
Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan : Yang pertama adalah ilmu. Dia adalah pangkal dari seluruh kebaikan ini. Maksud ilmu di sini adalah keimanan dan keyakinan. Karena Iman bermakna pembenaran bahwa dosa adalah racun yang menghancurkan. Sedangkan yakin adalah penegasan akan pembenaran ini, tidak meragukan nya dan memenuhi hatinya. Maka cahaya iman dalam hati ini akan membuahkan api penyesalan sehingga hatinya merasakan kepedihan.
Demikianlah proses taubat itu diawali dengan mengetahui besarnya dosa dan keburukan dari kemaksiatan yang dilakukannya. Inilah akitifitas otak yaitu mengetahui (ta’lamun), merenungkan (tadabbur), memikirkan (tafakkur) dan memahami (tafahum). Dari pemahaman ini maka timbullah penyesalan dan kepedihan di hati. Inilah amalan hati.
Al-Qusyairi berkata : langkah taubat yang pertama adalah bangunnya hati dari kelalaian serta melihat kondisi buruk akibat dosa yang ia perbuat. Dan hal itu akan mendorongnya untuk mengikuti dorongan hatinya agar tidak melanggar perintah Allah SWT. Jika hatinya merenungkan keburukan perbuatannya serta menyadari dosa yang diperbuatnya, niscaya hati akan terbetik keinginan untuk bertaubat dan menjauhkan diri dari melakukan tindakan yang buruk itu. (Kitab Risalah Qusyairiyyah)
KESADARAN DIAWALI DARI MENDENGARKAN NASEHAT
Salah satu cara yang bisa membangkitkan kesadaran akan dosa ialah menyediakan hati untuk mendengar nasehat dan kritikan. Asalkan ia mau sesaat saja mendengar nasehat, maka biasanya orang itu akan sadar.
Nasehat dari Allah SWT itu terdapat dalam hati setiap orang muslim (H.R. Ahmad)
Sa’id bin Musayyab berkata : taubat ialah engkau mampu menasehati diri kalian sendiri
Addiinu nashihah / agama itu (intinya) adalah nasehat. Kami bertanya : Bagi siapa ya Rasul? Jawabnya : Bagi Allah, kitabNya, rasulNya dan para tokoh umat serta umat Islam secara umum (H.R. Muslim)
Dari jarir bin Abdullah r.a. berkata : Aku telah dibai’at oleh Nabi SAW untuk mendengar dan taat lalu dituntun oleh Nabi SAW untuk menyebut kalimat dalam apa yang dapat aku peruat dan nasehat yang baik terhadap setiap muslim (H.R. Bukhari Muslim)
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata : barang siapa menjadi penasihat yang baik bagi dirinya, niscaya Allah akaan menjaganya dari segala bencana (Nahjul Balaghah)

KEUTAMAAN TAUBAT
Semua anak Adam pembuat kesalahan, dan sebaik-baik pembuat kesalahan ialah mereka yang bertaubat. (H.R. Addarami)
Sesungguhnya Allah menyukai seorang hamba mukmin yang terjerumus dosa tetapi bertaubat. (H.R. Ahmad)
Tiada sesuatu yang lebih disukai Allah daripada seorang pemuda yang bertaubat. (H.R. Ad-Dailami)
Sesungguhnya Allah menerima taubat hambaNya selama nyawa belum sampai ke tenggorokan. (H.R. Ahmad)
Ali bin Abi Thalib berkata : Sungguh aku heran terhadap orang yang berputusa asa (dari rahmat ampunan Allah) sementara ia masih memiliki kesempatan untuk betaubat (Nahjul Balaghah)

KALIMAT ISTIGHFAR ADALAH KALIMAT YANG DIBENCI IBLISH
Dalam berbagai ayat Al-Qur’an dinayatakan bagaimana Iblish masih mau mengatakan “Ya Rabbi” artinya Iblish masih mengakui Allah sebagai Rabbnya atau pencipta dirinya.
Berkata iblis: “Rabbi, (Tuhanku) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan (Q.S. Al-Hijr [15] :36) (Q.S. Shaad [38] :79)
Namun Iblish menolak untuk menjadikan Allah sebagai Malik (penguasa) dan ilah, sebagai satu-satunya yang berhak ditunduki dan ditaati.
Demikian pula Iblish ketika terjerumus dalam kesalahan ia enggan untuk bertaubat bahkan mengambil sikap fatalis dan dendam, yaitu justru ingin mengajak manusia untuk sama-sama sesat dengan dirinya.
Iblis berkata: “Ya Rabbi, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya (Q.S. Al-Hijr [15] :39)
Maka kalimat istighfar dan taubat adalah sesuatu yang lebih dibenci oleh Iblish ketimbang kalimat subhanallah dan alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, karena dengan taubat itu membuat apa yang telah dicapai iblish dan bala tentaranya menjadi sia-sia

TAUBAT WAJIB BAGI YANG BERSALAH
Taubat adalah perkara wajib dilakukan bagi orang yang bersalah atau berdosa. Tak ada kata percuma, walaupun diterima atau tidaknya taubat bergantung pada Allah saja.
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka (fastaghfaru lii dzunubihim) dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa (maa yughfir dzunuuba) selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (Q.S. Ali-Imran [3] : 135)
Dan barang siapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri kemudian beristighfar pada Allah niscaya ia akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S. An Nisaa [4]:110)
TAUBAT WAJIB TIDAK HANYA BAGI YANG BERSALAH
Kebanyakan dari kita menganggap bahwa istighfar dan taubat itu baru dilakukan jika kita melakuakn kesalahan. Sedangkan tidak banyak yang memahami bahwa istigfar dan taubat itu adalah sebuah kewajiban seorang muslim yang harus rutin kita lakukan terlepas kita merasa melakukan kesalahan atau tidak.
Allah memerintahkan bertaubat tidak hanya kepada orang yang bersalah, bahkan Allah memerintahkan bertaubat kepada orang yang beriman :
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha” (Q.S. At Tahrim [66] : 8)
Istighfar dan taubat tidak perlu menunggu sampai kita merasa ada melakukan kesalahan atau dosa. Karena setiap manusia tidak akan terlepas dari dosa. Kalaupun ia merasa tidak melakukan dosa besar dan merasa selalu taat menjalankan perintah Allah, namun mungkin saja betapa banyak kesalahan yang tidak kita sadari.
Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir (Q.S. Ali-Imran [3] : 147)
Perhatikanlah bagaimana kita diajarkan untuk beristighfar hanya untuk dosa-dosa atau kesalahan yang mungkin kita tidak ketahui seperti sikap yang berlebihan
Al-Ghazali berkata : Rasulullah selalu meningkatkan derajat beliau. Dan setiap kali beliau menaiki suatu derajat maka beliau akan melihat derajat yang lebih rendah sebelumnya itu sebagai sebuah kekurangan dan beliau akan beristighfar atas derajat yang lebih rendah itu (Ihya Ulumuddiin)

TAUBAT SEBAGAI BENTUK RASA SYUKUR
Seorang yang dijamin surga dan terbebas dari dosa, seperti Rasulullah s.a.w pun melakukan istighfar dan taubat setiap hari. Hal itu sebagai bentuk rasa syukur atas segala kenikmatan yang dianugerahkan Allah kepada dirinya.
Ya Allah ampunilah kesalahanku, kejahilanku, tingkah berlebihan dalam perkaraku serta apayang Engkau lebih tahu dariku. Ya Allah ampunilah keseriusan dan sikap humorku, ketidak sengajaan dan kesengajaanku, dan seluruh perbuatan seperti itu yang ada padaku. Ya Allah ampunilah apa yang aku dahulukan dan apa yan aku akhirkan serta pa yang kusembunyikan dan apa yang kuberitahukan, dan Engkau adalah yang memajukan dan Engkau pula yang memundurkan, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu (H.R. Bukhari Muslim)
Qadhi Iyadh berkata : Doa beliau yang menyatakan Wahai Rabbku ampunilah dosaku dan ampunilah atas apa yang telah aku dahuolukan dan apa yang telah aku tunda. Hal ini sebagai sebuah ungkapan dari sikap ketawadhuan, ketundukan, merendahkan diri dan sebagai bentuk syukur kepada Rabbnya, karena sebenarnya beliau tahu Allah SWT telah mengampuninya (Fathul Bari)
Jadi kita lihat di sini bahwa Istigfar dan taubat tidak hanya ketika melakukan kesalahan melainkan sesuatu yang rutin sebagai bentuk ketawadhuan, ketundukan dan rasa syukur kepada Allah SWT.
TAUBAT SEBAGAI BENTUK KETUNDUKAN
Andaikan benar diri kita ini bersih dari kesalahan, maka istighfar dan taubat itu dilakukan semata karena memenuhi perintah Allah dan RasulNya.
Rasulullah SAW bersabda : Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, seandainya kalian tidak berbuat dosa niscaya Allah SWT akan menghapuskan kalian dari muka bumi dan mendatangkan makhluk lain yang melakukan dosa kemudian minta ampunan kepada Allah (H.R. Muslim dan Ahmad)
Wallahua’lam

PRAHARA STATUS...

Assalamu'alaikum.
PRAHARA STATUS...
Az-Zubair bin al-'Awwaam radhiallau 'anhu berkata
من استطـاع أن تكون له خبيئة من عمل صالــح فليفعل
"Barang siapa yang mampu untuk memiliki amalan shalih yang tersembunyikan maka lakukanlah" (Az-Zuhd karya Abu Dawud hal 119).
Amalan sholeh yang tdk mengetahuinya kecuali Allah Yang Maha Mengetahui amalan hambaNya, bukan amalan yang disiarkan (apalagi dipamerkan) melalui status FB dan BB, atau jadi Display picture, berangan-anganlah engkau umroh, sedekah, i'tikaf, dll dan yang mengetahuinya hanyalah Allah....
Kalau orang lain bahagia tatakala amalannya diketahui orang lain maka berusahalah untuk gembira dan bahagia tatkala tdk ada yang mengetahui amalanmu kecuali Allah...
Status : Lagi i'tikaf, jangan ganggu !!!
Status : Lagi baksos semoga ikhlas ??!
Status : Alhamdulillah hari ini sudah 1 juz...
Status : Mau ke tanah suci nih, ada yang mau nitip doa??, gratis...!!
Status : Lagi khusyuk mendengarkan lantunan bacaan qur'an syaikh fulan...
Status : Puasa hari ini sungguh melelahkan tdk seperti biasanya...
Status : Walaupun lelah yang penting demi umat...
Status : Lagi safari dakwah alhamdulillah sambil pulang kampung....
Status : Alhamdulillah bisa mendoakan saudara- saudaraku dalam sholat malamku..., smg dikabulkan...
Meskipun para penulis contoh status-status di atas ikhlas, akan tetapi hukum asal amalan yang tersembunyi lebih baik..., dan berusaha menutup pintu dan celah riya' sangat dianjurkan, kecuali jika ada kemaslahatan yang sangat diharapkan. Wallahu A'lam
Abu Abdul Muhsin

SOLAT ITU MEMBERSIHKAN DIRI


SOLAT ITU MEMBERSIHKAN DIRI

سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَـبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟ قَالُوا: لاَ يَـبْقَى دَرَنِهِ-أَيْ وَسَخِهِ- شَيْءٌ فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَكَذَلِكَ الصَّلَوَاتُ الخَمْسُ يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الخَطَايَا-الصَّغَائِرَ.
Maksudnya:
Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sekiranya terdapat sebatang sungai di hadapan rumah salah seorang daripada kamu, lalu kamu mandi di sungai itu 5 kali setiap hari, adakah masih kekal kekotoran di badan kamu? Mereka (para sahabat) menjawab: Tidak ada kekotoran yang kekal. Sabda Rasulullah SAW lagi: Begitulah juga solat lima waktu, Allah SWT menghapuskan dengannya dosa-dosa iaitu dosa-dosa kecil.

Maka dapatkah orang-orang yang tidak mandi menutup dirinya dengan wangi bedak atau haruman minyak wangi sahaja?

Dapatkah puasa, zakat, sedekah dan amalan-amalan baik lainnya memberikan kesan kepada diri sedangkan solat ditinggalkan?


أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ عَلَيْهِ العَبْدَ يَوْمَ القِيَامَةِ الصَّلاَةَ ، فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرِ عَمَلِهْ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ . (رواه الطبراني)

Maksudnya:
Amalan yang mula-mula dihisab ( diperhitumgkan ) dari seorang hamba pada hari kiamat ialah solat . Jika solatnya baik , maka baiklah seluruh amalanya sebaliknya jika buruk solatnya ,maka buruklah pula seluruh 







amalannya .
— bersama Abdul Halim Zainal dan 34 lainnya.

Zuhud


1 Zuhud seluruhnya terdapat di antara dua kalimat dari ayat Alqur’an. Allah SWT berfirman: supaya kamu tidak berduka atas apa yang luput darimu, dan tidak terlalu gembira atas apa yang diberikan Nya kepadamu (QS 57:23) . Maka, barangsiapa yang tidak berduka atas apa yang telah lewat, dan tidak terlalu bergembira dengan yang didapat, dia telah mengambil zuhud dalam kedua sisinya (secara sempurna).
2 Zuhud di dunia adalah pendek angan-angan, bersyukur ketika mendapatkan nikmat, dan menjauhi segala hal yang haram.
3 Zuhud adalah perbuatan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah.
4 Tidak akan binasa orang yang hemat, dan tidak akan menjadi miskin orang yang zuhud.
5 Seutama-utama zuhud adalah menyembunyikan zuhud.
6 Zuhud adalah kekayaan.
7 Orang yang zuhud terhadap dinar dan dirham adalah lebih mulia daripada dinar dan dirham.
8 Zuhudlah di dunia, niscaya Allah akan memperlihatkan kepadamu aib-aib dunia itu, dan janganlah engkau lalai, maka sesungguhnya engkau bukanlah orang yang tidak mengerti akan dirimu sendiri.
9 Beruntunglah orang-orang yang zuhud di dunia; yang merindukan kehidupan akhirat. Mereka adalah orang-orang yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan, tanahnya sebagai tilamnya, airnya untuk bersuci, Alqur’an sebagai syiarnya, dan do’a sebagai bantalnya. Kemudian mereka meninggalkan dunia sama sekali sebagaimana yang ditempuh al-Masih (`Isa a.s.).
10 Kekayaan yang paling mulia adalah meninggalkan banyak keinginan.
11 Sesungguhnya orang-orang yang zuhud di dunia, hati mereka menangis walaupun mereka tertawa, kesedihan mereka bertambah wa laupun mereka berbahagia, dan mereka membenci diri mereka wa laupun mereka senang dengan rezeki yang dikaruniakan kepada mereka.
12 Tidak ada kezuhudan (yang lebih utama) seperti kezuhudan terhadap segala hal yang haram.
13 Imam `Ali a.s. berkata dalam menyifati orang-orang yang zuhud, “Mereka adalah orang-orang yang tinggal di dunia, tetapi mereka bukan termasuk penghuninya; mereka hidup di dunia, tetapi mereka seperti yang bukan berasal dari dunia.”
14 Jika engkau tidak membutuhkan sesuatu, maka tinggalkanlah ia dan ambillah yang engkau butuhkan saja.

HIJAB ITU MELINDUNGI & MEMULIAKAN DIRI,

HIJAB ITU MELINDUNGI & MEMULIAKAN DIRI,Ada sebagian yang terkesan meremehkan..
Bahwa wanita yang berhijab itu belum tentu baik kelakuannya.
Akan tetapi wanita yang baik iman sudah pasti berhijab bukan?Ada juga yang terkesan menyepelekan..Bahwa wanita yang enutup aurat belum tentu tak berbuat dosa...Ada pula yang terkesan apatis...Bahwa wanita berhijab itu bukan jaminan akan dekat dengan Allah..Dan yang lebih parah ada pula yang berkata :"LEBIH BAIK TIDAK BERHIJAB KALAU KELAKUAN MASIH PENUH MAKSIAT"Itu adalah perkataan yang menyesatkan. Yang sudah seharusnya kita abaikan. Yang baik ditampakkan jelek. Yang jelek ditampakkan baik..Ketahuilah..Berhijab (menutup aurat) itu adalah bentuk ketaatan.
Minimal ia telah menggugurkan dosa kewajiban menutup aurat.
Wanita berhijab itu ingin mendekat kepada Allah...Hijab itu adalah untuk memperjelas jati diri. Membedakan yang baik dan yang tidak baik. Melindungi kehormatan dan kemuliaan yang tak akan tergantikan. (Q.S. Al-Ahzab 59)Hijabmu akan sangat menentukan pasangan hidupmu. Karena wanita yang taat sangat berhak mendapatkan pendamping yang taat. Itu janji Allah dalam firman-Nya. Bukan hanya sekedar kata-kata manis tanpa makna...Hijab itu adalah penjaga diri bagi godaan lelaki yang tidak taat. Dan wanita berhijab adalah perhiasan terindah bagi lelaki yang taat...Mengapa harus berhijab ?Karena itu adalah perintah-Nya.
Karena itu akan melindungi wanita dari gangguan lelaki yang suka maksiat. Seperti yang ditegaskan dalam firman-Nya...Maka mulialah wanita berhijab di hadapan Allah.
Dan berbahagialah. اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ.

Sukses Ruhani


Ibnu Ath-thailah Ass-Sakandari
”Diantara tanda-tanda peneguhan Allah Azza wa-Jalla kepadamu dalam suatu hal, adalah peneguhanNya padamu di dalamnya disertai keberhasilan.”
Dalam soal ibadah kita butuh kemantapan dan peneguhan yang kokoh. Namun peneguhan itu tetap datang dari Allah Azza wa-Jalla, dan karena itu kita perlu mengenal apakah posisi kita sedang diberi keteguhan oleh Allah Azza wa-Jalla dalam suatu hal, khususnya ibadah, atau amaliyah lainnya?
Tanda-tanda peneguhan itulah yang perlu kita cermati. Diantaranya adalah keberhasilan anda dalam membuahkan konsistensi terhadap suatu perkara tersebut. Buah dari keteguhan dalam menempuh Jalan Allah adalah akhlak dan adab yang mulia.
Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily ra, mengatakan, “Faidahnya karomah itu adalah pengenalan rasa yaqin dari Allah Swt. melalui Ilmu, Qudrat dan IradatNya serta Sifat-sifat AzaliNya yang terpadu, tidak sama sekali terpisah, dan perkara yang tidak sama sekali terpisah. Seakan-akan satu sifat yang tunggal yang berdiri dengan Dzat Yang Satu, yang menjadi sama antara orang yang mengenal Allah Swt. melalui NurNya, atau mengenal Allah Swt. melalui TindakanNya.”
1 Buah dari karomah adalah Istiqomah dan yaqin.
2 Buah dari syukur adalah bertambahnya nikmat, buah dari nikmat adalah bertambah syukurnya.
3 Buah dari sabar adalah ridho,
4 Buah dari memandang anugerahNya adalah amal ibadah.
5 Buah dari kesadaran dosa adalah taubat, dan taubat sesungguhnya buah dari ampunanNya.
6 Buah dari ma’rifat adalah terus memandangNya (musyahadah).
7 Sedangkan buah musyahadah adalah tidak memandang kecuali hanya padaNya. Ia fana’, lalu ma’rifat, lalu mahabbah, lalu berbuah untuk Baqa’ Billah Rahmatan lil’Alamin.
8 Amaliyah mu’min sejati selalu membuahkan tiga hal: Amaliyah Islam, membuahkan ibadah lahiriyah syar’iyyah, termaujud dalam taubat, taqwa dan istiqomahnya.
9 Amaliyah Iman, membuahkan ubudiyah bathiniyah, penataan batin dan periasan akhlaq batin yang indah, dan termaujud dalam sikap batin yang benar, ikhlas dan ketenangan.
10 Amaliyah Ihsan, membuahkan ‘abudah rahasia batin, dalam maujud muroqobah, musyahadah dan ma’rifatnya.

"Celakalah kamu semua !

Pada suatu hari Nabi saw. Datang ke
mesjid seorang diri hendak sholat.
Tetapi, dg mendadak pd hari itu para
ketua musyrikin quraisy telah
berkumpul menunggu kedatangan
beliau. Beliau lalu dikerubuti dan ditanya "Engkaukah yg berkata bahwa
kami semua sesat? Engkaukah yg
menghina sesembahan kami?
Engkaukah yg membodoh bodohkan
kami dan kau kah yg.... ? ".

Kemudian Nabi saw. Menjawab dg
tenang, "Ya. ya, akulah yg berkata
begini dan begitu"
Lalu salah seorang dari mereka
menarik jubah beliau, ditarik kesana
kesini. Beliau waktu itu dijadikan
seperti mainan, ditarik kesana dan sini.
Bahkan diriwayatkan juga ada diantara
mereka yg memegang kepala beliau lalu menarik rambut dan janggut
beliau, hingga tdk sedikit rambut beliau
yg copot karena kerasnya tarikan itu.
sahabat Abu Bakar mendengar suara
teriakan yg memanggilnya. Dengan
sangat terperanjat dan tergopoh
gopoh dia keluar dari rumahnya dan
pergi kemesjid. Sesampainya di mesjid
serta dilihatnya bahwa diri Nabi sedang dikerubut dan dibuat seperti
permainan oleh mereka itu berteriak
lah dia
"Celakalah kamu semua ! Apakah
kamu hendak membunuh seorang laki
laki yg berkata 'Tuhanku itu hanya
Allah', padahal sesungguhnya dia
datang kepada kamu dg membawa
bukti dari Tuhanmu ? "
Setelah mendengar teriakan Abu
Bakar, mereka lalu mengerubuti Abu
Bakar dan masing masing memukul
dia. Kemudian mengerubuti diri nabi
lagi. Dan sebagian menarik rambut dan
jenggot beliau hingga banyak yg tercabut. Dalam keadaan demikian,
sedang Abu Bakar tidak kuat melawan
mereka, hanya berdiri dibelakang Nabi
sambil bercucuran air matanya dan
mengulangi teriakannya tadi.
Sebab itu, Nabi lalu bersabda
"Biarkanlah mereka itu, hai Abu Bakar!
Demi Zat yg menguasai diriku dalam
kekuasaanNya, sesungguhnya aku
diutus untuk menyembelih mereka itu
nanti"
Sesudah mereka mendengar suara
Nabi saw. itu, kemudian mereka
melepaskan diri beliau lalu mereka
bubar. Akhirnya Nabi saw. serta Abu
Bakar r.a terhindar dari penganiayaan
mereka yg sangat ganas itu...

Rendah Hati

Rendah Hati
1 Rendah hati (tawadhu) adalah suatu kenikmatan yang tidak dimengerti oleh orang yang dengki.
2 Sombong terhadap orang-orang yang sombong adalah tawadhu itu sendiri.
3 Rendah hati termasuk salah satu cara mendapatkan kemuliaan.
4 Rendah hati membawa kepada keselamatan.
5 Tidak ada nasab (yang lebih mulia) seperti rendah hati.
6 Buah dari rendah hati adalah (mendapatkan) kecintaan.
7 Kerendahhatian seseorang di saat dia memiliki kedudukan menjadi perlindungan baginya ketika dia mengalami kejatuhan.
8 Temuilah orang-orang ketika mereka butuh kepadamu dengan keceriaan dan kerendahhatian. Maka, jika engkau terkena suatu musibah dan keadaan buruk menimpamu, lalu engkau bertemu dengan mereka, maka engkau telah aman dan terlepas dari bahaya kehinaan karena kerendahhatianmu itu.
9 Orang-orang golongan atas, jika mereka terdidik, mereka rendah hati; dan jika mereka menjadi miskin, mereka menyerang.
10 Imam ‘Ali a.s. berkata kepada seseorang yang memuji-mujinya secara berlebihan, sementara kesetiaannya kepada beliau diragukan, “Aku tidak seperti yang kaukatakan, dan ‘di atas’ apa yang engkau sembunyikan di dalam hatimu.”
11 Orang yang rendah hati seperti jurang yang di dalamnya berhimpun air hujan dan air hujan lainnya, sedangkan orang yang sombong seperti bukit yang tidak menetap di dalamnya air hujannya dan air hujan yang lainnya.
12 Jika engkau telah melakukan segala sesuatu, maka jadilah seperti orang yang tidak melakukan apa pun.

MAKRIFAT Dalam ilmu..

RENUNGANKU
MAKRIFAT
Dalam ilmu..
ilmu terbagi kepada
Sariat, tarikat , hakikat dan makrifat..
Tetapi disini aku sedikit terangkan
Pasal makrifat...

Dalam makrifat..
Sebetulnya kita bnyk melakukan kesilapan..
kesirikan, dan lebih satu saat pada allah
tanpa engkau sadari..
Karna makrifat adalah...
" Sesuatu yg engkau hadir hadirkan
engkau bayangkan, engkau angankan
engkau andaikan..."
Sehingga tanpa sadar..engkau yg buat...
Bukan ALLAH yg buat..
pasal itu Apa bila engkau bermakrifat..
enkau akan letih penat dan bnyk sekali keluar tenaga..
karna engkau gunakan tenaga allah..
Bukan allah yg gunakan tenaga dia sendiri...
Dalam makrifat engkau sudah hilang
Kepercayaan pada allahmu..
karna engkau yg hadirkan,
angankan dan bayangkan
Seakan engkau tak yakin pada
Kekuatan dan kehebatan allah itu
engkau telah lupa sifat hambamu
Yaitu lauhaula wala kuata ila bilah...
" tiada daya dan upaya selain kekuatan allah
Wahai
SAUDARA...
SAUDARIKU..
ENgkau ada pada NIAT sahaja..
selebihnya enkau hanye berserah..
biar allah dgn tenaganya yg berbuat..
melakukan sesutu yg engkau niatkan itu
Tanpa engkau bayangkan , hadirkan dan angankan
enkau cukup menjadi saksi...sahaja..
Tetapi untuk sampai pda sifat..
Lauhaula wala kuata ila bilah...
Bukan senang...??
Karna engkau harus menjumpai
Tenaga allah itu...yg terasia letaknya itu..
pada dirimu...
Apa bila tenaga itu hidup..
brulah engkau boleh berserah padanya..
Dengan hanya mengingatnya..
menyaksikanya dan mengakuinya..
yaitu dgn syahadah
Tenaga allah itu akan bekerja otomatik...
untuk melakukan sesuatu untuk sesuatu..
yaitu untuk apa yang engkau niatkan itu...
Barulah enkau melakukan..
penyerahan sebenar benar serah..
tanpa engkau yg buat...
tapi dia yg buat...??
Jadi
Jumpalah yg otomatik itu....
carilah dan temuilah ...
dia itu....
tetapi jangn lupa..
inggatlah dia...
kalau engkau mengingatnya selalu
dia akan mengingat engkau
maka akan jadilah sebuah
kasih sayang abadi...
dgn ingat mengingati
salam
PUSAT RAWATAN SYAHADAH
Foto Pusat Rawatan Syahadah.
Foto Pusat Rawatan Syahadah.

Jangan menjauh dari Allah,

Wahai sahaya ...
Berupaya sekuat daya untuk senantiasa tidak
menyekutukan Allah.
Jangan mendekati dosa ini
dan jauhilah ia(menyekutukan Nya) dalam segala gerak dan diammu
siang dan malam, baik sendirian maupun
bersama.

Waspadalah terhadap segala bentuk
dosa dalam anasir tubuhmu dan dalam hatimu.
Hindarilah dosa yang tampak atau pun yag
tersembunyi.
Jangan menjauh dari Allah, sebab
Ia akan menjangkaumu.
Jangan bersitegang
dengan Allah atas takdir Allah, sebab Allah akan
melumatkanmu; jangan salahkan aturan Allah ,
agar kau tidk dihinakan oleh Allah, jangan melupakan
ALLAH agar kau tidak dilupakan-Nya dan tak
mengalami kesulitan;
Jangan mereka-reka di
dalam rumah-Nya agar kau tak dibinasakan-Nya;
jangan memperkatakan tentang agama Allah(Islam)
dengan hawa nafsu agar kau tak binasa, agar
hatimu tak gelap, agar iman dan pengetahuanmu
tak tercabut darimu, agar kau tak dikuasai oleh
kekejianmu, hewanimu, hawa nafsumu,
keluargamu, tetanggamu, sahabatmu, ciptaan
termasuk kalajengking, ular serta jin ..rumahmu
dan makhluk-makhluk melata lainnya, sehingga
dengan demikian hidupmu di dunia ini akan
gelap dan kau akan disiksa di akhirat terus
menerus.
Syaikh Abdul Qadir AJ qs