Laman

Kamis, 04 Juli 2013

TINGKATAN YAKIN



|| “CAHAYA yang tersimpan di dalam hati, datang dari CAHAYA yang langsung dari khazanah-khazanah keghaiban. CAHAYA yang memancar dari panca inderamu berasal dari ciptaan Allah. Dan CAHAYA yang memancar dari hatimu berasal dari sifat-sifat Allah.” (Ibnu Atha’illah)

。。。。 。。。。 。。。。 。。。。

Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Seorang hamba yang yakin akan pertolongan Allah, maka dengan sangat meyakinkan Allah pasti akan menolongnya. Seorang hamba yang yakin doanya akan dikabulkan, maka Allah akan mengabulkan doa-doa tersebut lebih dari yang kita minta.

Dari sini kita layak merenung, mengapa kita banyak kecewa dan tidak puas dalam hidup? Boleh jadi kita lebih yakin akan kemampuan diri serta pertolongan makhluk, daripada pertolongan Allah. Sungguh manusia itu sangat lemah. Ia sama sekali tidak kuasa mengatur dirinya sendiri, tidak tahu apa akan terjadi esok, serta berjuta kelemahan lainnya.

Sungguh naif jika kita terlalu mengandalkan diri yang serba terbatas dengan melupakan Allah Yang Maha Segala-galanya. Maka, keyakinan yang bulat kepada-Nya menjadi jaminan kebahagiaan hidup kita.

Setidaknya ada tiga tahap yang harus kita tempuh usaha meningkatkan kualitas keyakinan.


★ PERTAMA, ‘ILMUL YAQIN

Yaitu meyakini segala sesuatu berdasarkan ilmu atau pengetahuan. Misal, di Mekah ada Kabah. Kita percaya karena teorinya bicara seperti itu.

Di sinilah pentingnya belajar dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Sebab, semakin luas pengetahuan kita tentang sesuatu, khususnya tentang Dzat Allah Azza wa Jalla, seakan kita memiliki bekal untuk berjalan mendekat kepada-Nya.


★ KEDUA, ‘AINUL YAQIN

Yaitu keyakinan yang timbul karena kita telah melihatnya dengan mata kepala sendiri. Orang yang telah menunaikan ibadah haji sangat yakin bahwa Kabah itu memang ada di Mekah karena ia telah melihatnya. Keyakinan karena melihat, akan lebih kuat dibandingkan keyakinan karena ilmu.


★ KETIGA ADALAH HAQQUL YAQIN

Orang yang telah haqqul yakin akan memiliki keyakinan yang dalam dan terbukti kebenarannya. Orang yang telah merasakan nikmatnya thawaf, berdoa di Multazam, merasakan ijabahnya doa, keyakinan akan jauh lebih mendalam. Inilah tingkat keyakinan tertinggi yang akan sulit diruntuhkan dan dicabut dari hati orang yang memilikinya. Cara meningkatkan kualitas keyakinan diri, sejatinya harus melalui proses dan tahapan-tahapan, mulai dari ‘ilmul yaqin, ‘ainul yaqin, hingga haqqul yakin.


||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦

Saudaraku, sesungguhnya semua yang ada adalah milik Allah. Sungguh rugi orang-orang yang hatinya bergantung kepada selain Allah. Yakinlah, bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Mengatur segalanya. Sungguh sayang jika kita mengatakan bahwa Allah Mahakaya, namun kita takut tidak mendapatkan rezeki. Kita tahu bahwa Allah Maha Menentukan segala sesuatu, Dia menciptakan manusia berpasang-pasangan, namun kita sering risau tidak mendapatkan pasangan hidup. Bila demikian, kita masih berada dalam tingkat ‘ainul yaqin dan belum sampai ke tingkat haqqul yaqin.

Mengapa ada orang yang keluar (murtad) dari Islam? Sebabnya, keyakinan yang dimilikinya baru sebatas ‘ilmul yaqin; sebatas tahu bahwa Islam itu baik, namun ia belum merasakan bagaimana indahnya Islam. Saudaraku, keyakinan yang hanya sebatas ilmu belum cukup membuat kita istikamah. Keyakinan kita harus benar-benar meresap ke dalam sanubari.


||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦

CAHAYA keyakinan yang tersimpan di dalam hati ternyata datang dari khazanah kegaiban Allah Azza wa Jalla. Alam semesta ini terang benderang karena CAHAYA dari benda-benda langit yang diciptakan-Nya. Sedangkan CAHAYA yang menerangi hati manusia berasal dari CAHAYA Ilahi.

Ibnu Atha’illah mengungkapkan,

|| “CAHAYA yang tersimpan di dalam hati, datang dari CAHAYA yang langsung dari khazanah-khazanah kegaiban. CAHAYA yang memancar dari panca inderamu berasal dari ciptaan Allah. Dan CAHAYA yang memancar dari hatimu berasal dari sifat-sifat Allah.”

Dengan demikian, keterbukaan hati dalam menerima CAHAYA inilah yang harus selalu kita jaga. Bagaimana agar hati kita terbuka? Berusahalah untuk meneliti dan mengenali aneka HIKMAH di balik setiap kejadian. Jangan hanya melihat setiap kejadian dengan mata lahir saja, tapi gunakan mata hati kita. Namun, mata hati hanya akan berfungsi jika ia bersih dari noda dosa dan maksiat. Hati yang kotor sangat sulit menangkap sinyal-sinyal (signal) Ilahi. Mirip kaca. Ia tidak bisa memantulkan CAHAYA, tidak bisa merefleksikan sebuah objek jika penuh karatan. Syaratnya, ia harus BERSIH. Hati akan bersih jika kita merawatnya.

:: SAAT KU BERWUDHU :::

Saat kubersihkan MULUTKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga MULUTKU dari OMONGAN yang memfitnah, menggunjing, membuka aib orang lain, mengumpat dan memanggil seseorang dengan perkataan buruk.



Saat kucuci LUBANG HIDUNGKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga LUBANG HIDUNGKU dari setiap NAFAS yg melupakan NIKMAT ; SYUKUR akan kehidupanku kepada Allah SWT.



Saat kubasuh MUKAKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga MATAKU dari PANDANGAN yang MAKSIAT dan NAFSU, dan kubersihkan WAJAHKU dari SENTUHAN yang bukan muhrimku.



Saat kubasuh TANGANKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga TANGANKU dari perbuatan MENGAMBIL dan MEMEGANG yang BUKAN hak ku, menyalahkan orang lain, dan MEMUKUL seseorang dg dzalim.



Saat kubasuh KEPALAKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga OTAKKU dari PIKIRAN KOTOR dan MAKSIAT, ANGAN-ANGAN kosong, PRASANGKA BURUK terhadap manusia dan Allah,



Saat kubasuh TELINGAKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga TELINGAKU dari PENDENGARAN OMONGAN BURUK dan TIDAK BERMANFAAT, dan SUARA yang MENGAJAK pada KESESATAN.



Saat kubasih KAKIKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga KAKIKU dari LANGKAH-LANGKAH yang MENUJU ke tempat-tempat MAKSIAT, MENGINJAK dan MENENDANG seseorang dengan DZALIM.



Berdoalah disetiap sentuhan WUDHU yang dilakukan, agar Allah senantiasa membersihkan dosa-dosa perbuatan fisik kita, dan selalau menjaga kesucian wudhu kita.



“Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yg bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang bersuci”.



Semoga aku dapat "BERWUDHU" dengan sebenar-benarnya, Amin. Wallahu'alam

HARAPAN DAN DOA ISTRI UNTUK SUAMI


Kekasih jiwaku...
Engkau pilihan-Nya untukku dalam mengarungi kehidupan ini
Engkau pelindungku Nahkoda kapal dalam pelayaran cinta kita
Menuju akhir tujuan menggapai ridho-Nya.

Belahan jiwaku..
Maafkan aku jika aku belum bisa menjadi pendamping yang saleha untukmu
Belum mampu mengerti semua keinginanmu.
Bimbinglah aku suamiku supaya aku dapat terus belajar memahami dan mengerti jawaban-jawaban pertanyaan
dalam kehidupan yang kita jalani bersama
Aku akan terus belajar dalam kasih dan ikhlas atas segala yang kita tempuh menuju jalan cinta-Nya
Aku akan tunduk dan tawaddu akan segala perintahmu
Maafkanlah segala kekuranganku.

Kekasih hatiku...
Ingatkan aku kala tingkah lakuku serta kata-kataku menyakiti perasaanmu
Dan begitupula denganku akan belajar dalam kesabaran untuk menghadapi segala sifatmu
Jika aku tergoda dengan keindahan dunia tegurlah aku dengan kebijaksanaanmu
Perbaikilah akhlaqku dengan cinta kasihmu
Mohon belailah aku dalam ketidaktahuanku mana kala aku lalai melaksanakan kewajibanku

Aku akan setia dalam janji kita
Karena aku selalu merasa menjadi sempurna jika bersama kasihmu
Bukankan kita singgah di dunia hanyalah sementara
Untuk menerima dan menyelesaikan segala tugas dari-Nya & menjawab segala ujian-Nya
Untuk itu kasihku aku ingin selamanya bersamamu
merenda kasih dalam maqom taqwa menuju keabadian hingga jannah nanti..

Ilahi Rabbi...
seandainya telah Engkau tetapkan dia adalah milikku dan tercipta untukku sebagai suami dan imamku
maka satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami berdua agar kemesraan itu abadi...

Ya Allah ya Tuhanku Yang Maha Mengasihi
Kasihilah kami berdua ..
seiringkanlah kami dalam melayari bahtera hidup ini ke tepian samudra sejahtera dan abadikanlah putihnya cinta kami
Maka langgengkanlah perjodohan kami...

Ya Allah yang tercinta...
pasrahkanlah aku dengan takdir-Mu...
sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan adalah yang terbaik untukku
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui...
Segala yang terbaik buat hamba-Mu ini...

Ya Allah...
cukuplah hanya Engkau yang menjadi pemeliharaku di dunia dan akhirat...
dengarkanlah rintihan dari hamba-Mu yg dhoif dan hina ini..
janganlah Engkau biarkan aku sendirian di dunia ini maupun di akhirat dan jangan sampai aku terjurumus ke arah kemaksiatan dan kemungkaran..
maka jadikanlah suamiku selalu menjadi imam dan nahkoda berlayarku ...
Agar aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup ke jalan yg Engkau ridhai dan kurniakanlah kami keturunan yang soleh dan solehah...

Ya Allah...
berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan akhirat dan peliharalah kami dari azab api neraka
amin ya Rabbal alamin ..

SEMPURNANYA SEORANG WANITA YANG MEMANCARKAN CAHAYA

Bismillaahir rohmanir rohiim
Assalamu’alaykum wr wb

Sahabat, seringkali ketika kita merenung tentang keindahan segala ciptaan Yang Maha Indah. Subhanallah. Tak terkatakan dengan bahasa yang seindah apapun ketika kita merenungkan ciptaan-ciptaan Allah SWT. Bersyukurlah kita sebagai wanita yang telah diciptakan Allah begitu sempurna dengan segala keindahannya. Wanita tidak sekedar ciptaan tetapi sebuah maha karya yang begitu mulia jika kita mau berpikir dan menjadikan diri kita benar-benar mulia. Kelembutannya, kebaikannya, ketulusannya, keikhlasannya, keteguhan hatinya, kebijakannya….. Allah telah meniupkan sifat-sifat yang mulia dalam diri wanita. Bagaimana tidak sang Adam tunduk kepada Hawa? Dan bagaiaman tidak seorang panglima perang yang bengis sekalipun dapat tunduk patuh dalam pesona dan kelemah lembutan seorang wanita.

Sahabat, kita bisa menjadi wanita yang berbahagia dalam menggapai surga di hati kita dan InsyaAllah mampu meraih surga’Nya. Menjadi wanita yang layak di cintai dan dimuliakan. Wanita yang akan dirindukan oleh sesamanya karena kedamaian yang diciptakannya. Benar sekali tidak ada yang sempurna di dalam hidup ini akan tetapi ada keimanan yang kuat bisa dijadikan modal abadi, yang tidak akan habis dimakan waktu dan tidak bisa luntur oleh kondisi apapun. Kemuliaan akhlaq akan menjadi mahkota baginya yang senantiasa diupayakan untuk memilikinya.

Bagaimana kita bisa menjadi cantik, bahagia dan memancarkan cahaya tentusaja diperlukan keteguhan, keyakinan dan implementasi total dengan tulus ikhlas hanya berharap ridho Allah SWT :


1. RENDAH HATI

Kerendahan hati mampu mengangkat derajat kita. Yang membedakan kemuliaan manusia dengan manusia lain di mata Allah adalah pada ketaqwaannya pada akhlaqnya. Wanita yang memegang teguh kecintaan pada Rabb akan selalu mengingat’Nya di setiap gerak langkahnya. Sehingga buah dari pikirannya, perkataannya dan perbuatannya menghasilkan kebaikan bagi diri, sesama dan lingkungannya. Cahaya Ilahi akan menerangi kegelapan hati jika kita senantiasa membersihkan jiwa. Dengan berendah hati pada makhluk ciptaan Allah SWT dan berendah diri serendah rendahnya kepada Allah SWT akan senantiasa mengingatkan kebesaran’Nya sehingga tidak aka nada kesombongan, ketamakan, keangkuhan dan segala yang negative akan selalu diganti dengan hal-hal yang positif.

Firman Allah:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS AL Hujuurat : 13)


2. TENANG


Baik dan buruk hanya pada sudut pandang manusia. Banyak wanita yang berkeluh kesah karena wajahnya tidak cantik, badannya kurang indah, kehidupannya kurang beruntung dsb. Tidakkan kita pernah berpikir bahwa tidak ada ciptaannya yang sia-sia. Allah telah menganugrahkan segala bakat, potensi dan kelebihan pada setiap manusia. Manusia tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi satu ovum.. Sebuah fenomena yang tidak bisa kita ingkari bahwa sebenarnya kita telah sukses dari awal diciptakan oleh Allah SWT. Berprasangka baik kepada Allah terhadap segala hal. Bahkan kondisi yang terburuk sekalipun yakinlah bahwa Allah memiliki tujuan yang baik. Manusia wajib berikhtiar karena jika kita menginginkan akibat yang baik tentu saja kita harus membuat sebab yang baik pula. Sikap yang tenang akan melahirkan sikap yang baik pula. Seorang wanita yang bahagia akan selalu berwudhu, menunaikan sholat, membaca Al Qur’an agar dirinya selalu tenang.

Firman Allah:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Ra’d : 28)



3. BERWIBAWA DAN FEMININ


Wanita yang anggun, penuh pesona dengan pancaran keimanan dalam hatinya akan menarik begitu banyak keberkahan dalam kehidupannya. Perilakunya penuh cinta dalam pandangan matanya yang selalu terjaga. Bibir yang tersenyum manis dan kejujuranlah yang dikatakannya. Senantiasa menyambung silaturahmi dan memberi maaf pada orang lain yang menyakitinyta. Menghargai diri dan menghargai orang lain dengan berbusana muslimah. Harga diri seseorang dapat dilihat dari bagaimana dia berkata-kata yang baik dan santun, bagaimana dia berbusana dan bagaimana dia memuliakan sesama. Menegur dengan kelembutan, menyuruh dengan kelembutan, melarang dengan kelembutan dan menolak dengan kelembutan.

Firman Allah:

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS An Nur : 31)

Firman Allah:

“Ta'at dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka." (QS Muhammad : 21)


4. BERSIKAP MULIA

Wanita yang berbahagia akan selalu bersikap mulia dalam kondisi apapun, dimanapun dia berada dan dengan siapapun dia bergaul. Senantiasa menepati janji, dapat dipercaya, pemurah, sabar, terbuka dengan perubahan yang bersifat positif, memberikan inspirasi bagi keluarga dan lingkungan dimana dia berada dan istiqomah.
Wanita yang mulia lebih senang menyibukkan diri dengan aibnya sendiri, senatiasa memperbaiki kekurangannya dan memperbaikinya menjadi lebih baik sehingga menjadi benar dan baik mengikuti fitrah Allah SWT pada jalan yang lurus.

“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus.” (QS Al Fatihah : 5-6)


5. BERPERILAKU MULIA

Wanita yang berperilaku mulia merupakan wujud kepatuhan terhadap Rabb’Nya. Ketaatan ibadah merupakan bukti syukur akan segala nikmat dan karunia’Nya. Kesetiaannya lahir dan batin pada pasangan jiwanya demi kecintaan’Nya pada Allah yang dicintainya. Menjaga kesehatan lahir batin. Mengkonsumsi makanan yang sehat, halal dan toyib, menjaga kebugaran dengan selalu berolah raga, senyum yang tulus, senantiasa berbuat kebaikan tak putus putus dapat memberikan kesehatan jasmani dan rohani. Allah menyukai keindahan dan keindahan yang harus ditampilkan seorang wanita yang mulia adalah keindahan yang terjaga dalam penampilan diri yang rapi, sehat, harum dan tujuan yang benar. Bukan pada apa yang dikenakan, bukan pada kemewahan yang ditampilkan justru pada kesederhanaan yang memancarkan nilai luhurnya. Kearifan budi dimana dapat meletakkan dirinya menjadi panutan bagi orang-orang disekitarnya. Mampu mewujudkan perbuatan-perbuatan yang mengajak pada kebaikan sesuai dengan tuntunan agama ikhlas semata-mata karena Allah SWT.

Firman Allah:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al’ Ashr 1-3)


6. BERPIKIR POSITIF


Optimis, bersyukur, berorientasi masa depan, mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat, membaca buku, membaca Al Qur’an n Al Hadist dan menghadiri Majlis taklim. Senantiasa berusaha menjadi istri yang taat dan ibu yang bijak bagi buah hatinya.

Firman Allah:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim:7)

Sahabat muslimahku, Rasulullah bersabda, "Dunia adalah perhiasan dn sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita sholeha.” (HR Muslim). Bukankan kita semua ingin menjadi bagian dari perhiasan yang indah tersebut. Menjadi kebanggan orang tua kita, suami kita, anak-anak kita, saudara kita dan juga sahabat kita. Memulai dari diri sendiri dan kita dapat memulainya dari yang terkecil. Jangan pernah menunda untuk berbuat kebaikan. Dalam ikhtiar yang tulus Allah akan bersama kita mewujudkan segala niat baik. Menjadi bidadari yang memberikan sinar cinta, mampu memberikan berkah pada sesama dalam hati yang bersih dan memancarkan cahaya Ilahi.
Amin ya Rabbal’alamiin.



⌣»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̥̈̊ SYAIR UNTUK SAHABAT MUSLIMAH ✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶

Duhai akhwat,
Tanamkan dihatimu bahwa kecantikan wajahmu bukan modal utama,
Beningkan hatimu,
Mahkota diri ada dlm akhlaq yang mulia,
Keimanan kepada Allah adalah cahaya hidup,
Senantiasa menghidupkan Allah dalam jiwa,
Membahana dalam sanubari,
Meluap dari setiap ucapan,
Tercermin dalam perilaku,
Itulah kecantikan sejati,
Subhanallah...


Barakallohu fikum
Waalaykumsalam wr wb

MARHABAN YA RAMADHAN

Bulan Ramadhan akan datang. Bulan yang oleh Allah SWT dihimpun di dalamnya rahmah (kasih sayang), maghfirah (ampunan), dan itqun minan naar (terselamatkan dari api neraka). Bulan Ramadhan juga disebut dengan "shahrul Qur'an", bulan diturunkannya al-Qur'an yang merupakan lentera hidayah ketuhanan yang sangat dibutuhkan umat manusia dalam membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta mana jalan yang benar dan mana jalan yang sesat.


Melalui puasa Ramadhan, Allah SWT menguji hamba-Nya untuk mengendalikan nafsu dan perutnya, serta memberikan kesempatan kepada kalbu untuk menembus wahana kesucian dan dan kejernihan rabbani. Puasa Ramadhan merupakan pokok pembinaan iman Islami, untuk menyempurnakan amal ibadah, untuk mendapatkan maghfirah (ampunan) dan ridlwan (keridlaaan) dari Allah Yang Maha Agung.


Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa, Allah SWT mengistemewakan bulan Ramadhan di atas bulan-bulan lainnya dengan menurunkan Al-Qur'an di dalamnya. Bahkan dalam riwayat-riwayat mashur juga dikatakan bahwa kitab-kitab suci yang diturunkan kepada nabi-nabi terdahulu juga diturunkan pada bulan Ramadhan.Kitab nabi Ibrahim (suhuf) diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, kitab Zabur diturunkan kepada nabi Dawud pada malam kedua belas bulan Ramadhan, kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa pada malam keenam bulan Ramadhan dan kitab Injil kepada nabi Isa diturunkan pada malam ketiga belas bulan Ramadhan. Kitab-kitab tersebut merupakan petunjuk bagi umat manusia ke jalan yang benar dan penyelamat dari jalan yang sesat. Maka bulan Ramadhan dalam sejarahnya merupakan bulan dimulainya gerakan membasmi kemusyrikan di muka bumi, menghancurkan kekufuran, menepis kedengkian, melawan kebatilan dan kemungkaran, hawa nafsu serta kesombongan.


Ramadhan pada masa ini merupakan media utama pembinaan iman seorang mukmin, melalui ibadah puasa yang mempunyai dimensi pelatihan fisik (jasadiyah) dan metafisik (ruhiyah) yang diharapkan akan mengantarkannya menjadi seorang muslim yang sempurna.


Firman Allah SWT dalam QS Al Baqarah: 183-185, kutiba alaikumush shiyam (telah difardhukan puasa atasmu), dan faman syahida min kumusy syahra fal yashum (maka barangsiapa di antara kamu menyaksikan hilal bulan Ramadhan, maka berpuasalah), merupakan dalil pokok bagi kewajiban berpuasa.


Puasa Ramadhan juga merupakan pengendalian diri dari hegemoni nafsu syahwat dan pemisahan diri dari kebiasaan buruk dan maksiat, sehingga memudahkan bagi seorang hamba untuk menerima pancaran cahaya ilahiyah.


Fakhruddin al-Razi menjelaskan dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib, bahwa cahaya ketuhanan tak pernah redup dan sirna, namun nafsu syahwat kemanusiaan sering menghalanginya untuk tetap menyinari sanubari manusia, puasa merupakan satu-satunya cara untuk menghilangkan penghalang tersebut.



Imam Al-Ghazali menerangkan bahwa puasa adalah seperempat iman, berdasar hadis Nabi: Ash shaumu nisfush shabri, dan hadis Nabi saw: Ash Shabru Nisful Iman. Puasa itu seperdua sabar, dan sabar itu seperdua iman. Dan puasa itu juga ibadah yang mempuyai posisi istimewa di mata Allah.



Allah berfirman dalam hadis Qudsi: "Tiap-tiap kebajikan dibalas dengan sepuluh kalilipat, hingga 700 kali lipat, kecuali puasa, ia untuk-Ku, Aku sendiri yang akan membalasnya".




Imam Ghozali juga menjelaskan bahwa puasa mempunyai tiga tingkatan.


Pertama puasa kalangan umum, yaitu menjaga perut dan alat kelamin dari memenuhi shawatnya sesuai aturan yang ditentukan.


Kedua adalah puasa kalangan khusus, yaitu selain puasa umum tadi dengan disertai menjaga pendengaran, penglihatan, mulut, tangan dan kaki serta seluruh anggota tubuh lainnya dari perbuatan maksiat.


Ketiga, yang paling tinggi, adalah puasa kalangan khususnya khusus, yaitu puasa dengan menjaga hati dan pemikiran dari noda-noda hati yang hina dan dari hembusan pemikiran duniawi yang sesat serta memfokuskan keduanya hanya kepada Allah. Inilah puncak kontemplasi hamba dengan Allah SWT.



Marilah kita bersiap-siap memasuki bulan Ramadhan ini dengan kesiapan diri yang prima, dengan perasaan yang tulus ikhlas untuk menjalankan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan. Marilah kita mantapkan hati dan jiwa kita dalam memperoleh kemuliaan puasa Ramadhan, sehingga mengantarkan kita pada satu format kehidupan yang lebih baik. Bulan Ramadhan kita jadikan momentum pembersihan diri dari dosa dan angkara murka dan penyadaran hati nurani kemanusiaan kita. Puasa jangan hanya kita laksanakan dengan menahan diri untuk tidak makan dan minum, namun yang paling substansial adalah menjadikannya upaya pengekangan diri dari segala bentuk hawa nafsu yang merugikan manusia dan kemanusiaan itu sendiri.




Puasa Ramadhan merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas dimensi keagamaannya.


Pertama, dimensi teologis dan spiritualitas yang tercermin dalam komunikasi antara manusia dan Tuhannya, sehingga memungkinkan dalam diri semakin berkembang sifat-sifat ketuhanan yang sebenarnya sudah kita miliki, yakni sifat-sifat positif untuk berbuat kebajikan dan tertanam kepekaan hati nurani dlam bertingkah laku.

Kedua, dimensi sosial. Yaitu tumbuhnya kesadaran sosial dalam batin kita untuk peduli bukan saja pada hal yang hanya berkaitan dengan aspek transendental dan ritual keagamaan, tetapi juga peduli dengan aspek-aspek sosial kemanusiaan. Kepedulian sosial bisa direfleksikan dengan keprihatinan terhadap kondisi sosial yang terdapat dalam realitas empiris. Kualitas kesadaran batin dapat diukur dengan tingkat kepedulian terhadap realitas sosial tersebut, seperti ketaatan kepada pemimpin, hormat dan berbakti kepada orang tua, menyantuni anak yatim dan orang-orang miskin, membela orang yang tertindas hak dan martabatnya, keberanian melakukan kontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


Ketiga,
dimenisi mental. Dengan berpuasa akan terwujud dalam diri kita mental tegar dan tahan banting, sehingga mampu untuk mengahadapi berbagai tantangan, cobaan, godaan, dan ujian dalam kehidupan ini. Kita senantiasa mampun untuk optimistis dalam berikhtiar dan berusaha untuk meraih kehidupan yang lebih baik dengan tetap mengacu pada nilai-nilai etika dan moral agama. Puasa juga akan melatih mentalitas kita untuk sportif dan jujur dalam menerima amanat dan mengemban tugas, menjauhi sikap pengecut dan khianat dan tidak mudah mengumbar emosi amarah dan permusuhan.


Keempat
, dimensi etika. Dengan menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan benar dan berkualitas, maka akan tercermin dalam diri kita nilai-nilai etika dan moral agama yang sangat positif untuk diaktualisasikan dalam pola kehidupan kita sehari-hari, seperti:

(1) kemampuan menghadirkan alternatif-alternatif terbaik, dalam pola berpikir, bersikap, dan bertingkah laku;

(2) kemampuan dalam mengendalikan diri terhadap keinginan-keinginan negatif, subjektivitas, maupun emosional destruktif. Dan kemampuan mengarahkan diri sendiri kepada kebenaran, sifat obyektif dan konstruktif;

(3) kemampuan untuk menahan diri dari jebakan materialistik dan hedonistik;

(4) kemampuan moralitas dalam melakukan tugas dan kewajiban melalui pertimbangan rasionalitas dan hati nurani.



Bulan Ramadhan adalah bulan untuk mendidik, melatih, menggembleng kepribadian seorang muslim untuk menjadi lebih baik dan pada gilirannya untuk menjadi seorang muslim yang sejati.

Rasulullah bersabda: 'Rugilah seorang hamba yang menemukan bulan Ramadhan dan ia tidak mendapatkan ampunan-Nya".