Laman

Minggu, 28 Juni 2020

Sholawat Ibrahimiyah

Tentang shalawat yang paling disarankan, disebutkan dalam kitab Fala’ul Afham karya Ibn Qayyim Aljauziyah. Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amru Al Anshari Al Badri, ia mengatakan, ”Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam datang pada saat kami berada di majelis Saad bin Ubadah, Basyir bin Sa’ad bertanya pada beliau, ”Allah telah memerintahkan kami bershalawat untuk Anda, lalu bagaimana cara kami bershalawat untuk Anda?’
Beliau menjawab: ”Ucapkanlah, ‘Yaa Allah, limpahkan shalawat untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, seperti Engkau menampaklimpahkan shalawat-Mu untuk  keluarga Ibrahim, dan limpahkan berkah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad seperti Engkau melimpahkan berkah untuk keluarga Ibrahim.’ Sedangkan ucapan salam seperti yang telah kalian ketahui.”
Shalawat ini terkenal dengan nama Shalawat Ibrahimiyah. Lafazh-nya adalah: “Allahumma shalli ala Muhammadin wa ‘ala ala’ Muhammad, kama shallayta ‘ala ali Ibrahim wa barik ‘ala Muhammadin wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim. Fil alamina innaka hamidun majid.”
Dalam tasyahud akhir, Imam Asy-Syafi’i ra, menganggap shalawat Nabi saw sebagai salah satu dari rukun salat. Beliau biasa memakai shalawat seperti berikut ini.
“Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin wa’ala ali Sayyidina Muhammad, kama shallayta ‘ala Sayyidina Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim wa barik ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad, kama barakta ‘ala Sayyidina Ibrahim wa ‘ala ali Sayyidina Ibrahim. Fil amina Innaka Hammidun-Majid.

Artinya: “Ya Allah SWT, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami. Muhammad, dan kepada keluargajunjungan kami, Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat kepada junjungan kami Ibrahim, dan keluarga Ibrahim, berkatilah pula junjungan kami Muhammad, dan keluarga junjungan kami Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkati junjungan kami Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia.”
Tambahan lafal ‘sayyidina’ boleh jadi sebagai adab dari beliau, atau mungkin pula mengikuti ucapan Rasululllah saw, dalam salah satu sabdanya yang mengatakan: ”Wa ana sayyidu waladi adama ala fakhr.”
Artinya: “Aku adalah sayyid (penghulu) manusia dan tidak sombong.”
  • Sholawat Yang Pendek

Shalawat ini cukup populer di masyarakat dengan sebutan shalawat ‘shad’. Tidak terlalu jelas siapa yang menamainya demikian. Mungkin juga karena diawali dengan huruf ‘shad’ .
”Shallahu ‘ala Muhmmad.”
Artinya: ”Semoga Allah mencurahkan shalawat kepada Muhammad.”
Penjelasaannya:
Imam Asy-Sya’rani menuturkan bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: ”Barangsiapa yang membaca shalawat ini berarti ia telah membukakan bagi dirinya tujuh puluh pintu rahmat, dan ditanamkan Allah kecintaan kepada dirinya dalam hati umat manusia.”
  • Sholawat Yang Ketiga

”Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa’ala alihi wasallim. ”

Artinya: ”Ya Allah, Iimpahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarganya.”
  • Sholawat Yang Keempat

“Allahumma shalli ‘ala muhammadin ‘abdika wa nabiyika nabiyyil ummiyy.”
Artinya: ”Ya Allah, limpahkan shalawat atas Muhammad, hamba dan nabi-Mu, nabi yang ummi.”
Penjelasan:
Imam Al-Ghozali dalam kitab Al ihya mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Barang siapa yang mengucapkan shalawat atasku pada malam Jumat sebanyak 80 kali, Allah akan mengampuni dosadosanya selama 80 tahun.”
Kemudian ditanyakan, ”Ya Rasulullah, bagaimana cara memberi shalawat kepadamu itu?”
Rasulullah saw menjawab, ”Allahumma shalli ‘ala muhammadin ‘abdika wa nabiyyikan nabiyyilummiy.”

Diriwayatkan bahwa, barang siapa yang membacanya setiap hari dan setiap malam sebanyak 500 kali, niscaya dia tidak akan mati sebelum berjumpa dengan Rasulullah saw, dalam keadaan sadar.
  • Sholawat Kelima

Shalawat Munjiyat ”Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammadin salatan tunjina biha, min jami’il ahwali wal ‘afat, wa taqhdi lana biha min jami’al hajat, wa tuthahhiruna biha min jami’is-sayyi’at, wa tarfa’una biha ‘indaka a’laddarajat, wa tuballighuna biha aqhsal-ghayat, min jami’ilkhayratifil-hayati wa ba’da! mamat.”
Artinya:
”Ya Allah limpahkanlah shalawat atas junjungan kami, Muhammad, dengan suatu shalawat yang menyebabkan kami selamat dari semua ketakutan dan malapetaka, yang menyebabkan Engkau menunaikan semua hajat kami, yang menyebabkan Engkau menyucikan kami, dari semua kejahatan, yang menyebabkan Engkau mengangkat kami ke derajat yang tinggi di sisi-Mu, dan yang menyebabkan Engkau menyampaikan semua cita-cita kamu berupa kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat.”
  • Sholawat Keenam

Shalawat Ash-shalah alad adyyah. “Allahumma shalli ‘ala Muhammadin bi ‘adadi man Shalla ‘alayh, wa shalli ‘ala Muhammadin bi ’adadi man-lam yu shalli ‘alayh, wa shalli ‘ala Muhammadin kama ‘amarta bish-salati ‘alayh, was hallo ‘ala Muhammadin kama tuhibbu an-yushalla ‘alayh, wa shalli ‘ala Muhammadin kama tan baghis-salatu ‘alayh.”
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang bershalwat kepadanya; limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya; limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebagaimana shalawat yang Engkau perintahkan kepadanya; limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebagai mana Engkau suka agar dibacakan shalawat atasnya; dan limpahkanlah pula shalawat kepada Muhammad sebagaimana seharusnya shalawat atasnya.”
  • Sholawat Ketujuh

‘Allahumma shalli’ ‘ala Nabiyyina Muhammadin kullama dzakamkadz-dzakiruna wa ghafala ‘an dzikrikal-ghafilun.”
Artinya : “Ya Allah limpahkanlah sholawat atas nabi kami, Muhammad selama orang-orang yang ingat menyebutMu dan orang-orang yang lalai menyebutmu dan orang-orang yang lalu melupakan untuk menyebutMu ”
Penjelasan dan kegunaannya: Shalawat ini dan shalawat adadyyah adalah dua sighat
shalawat dari Imam Syafi’I ra.
Berkaitan dengan shalawat adadyyah, diceritakan bahwa Imam Asy-syafi’I pernah bermimpi bertemu dengan seseorang, lalu dikatakan kepadanya. ”Apa yang diperbuat Allah atas diri Anda?”
Imam Asy-Syafi’I menjawab, ”Allah telah mengampuni diriku.”
“Dengan amal apa?” “Dengan lima kalimat yang aku pergunakan untuk memberi shalawat kepada nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wassalam.
”Bagaimana bunyinya? Lalu, beliau membacakan shalawat tersebut (no. 6)
  • Sholawat Kedelapan

Shalawat ini disebut juga shalawat Kamaliyah. .Allahumma shalli wasallim wabarik ‘ala sayyidi na Muhammadin, ala ‘alihi, ‘adada kamalillahi wa kama yaliqu bikamalih. ”
Artinya: ”Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam dan barakah kepada Sayyidina Muhmmad, dan keluarganya sebanyak kesempurnaan Allah dan segala yang sesuai dengan kesempurnaan-Nya itu.” Penjelasan dan kegunaannya: Shalawat Kamaliyah ini digunakan sebagai wirid di kalangan tarekat karena pahalanya tidak terhingga. Ada yang menyatakan bahwa shalawat ini menyamai pahala 14.000 shalawat lainnya.
  • Sholawat kesembilan

Shalawat Nariyah
“Allahumma shalli salatan kamilatan wasallim salaman tamman ‘ala Sayyidina Muhammadinil-ladzi tanhallu bi’hi’l uqadu, watanfariju bihil kurobu, wa tuqdha bihiki hawaiju, watunalu bihir-raghaibu, wakhusnul khawatimi, wa yustasqal-ghamamu bi wajhihil-karim; wa’ala alihi wa shahbihi fi kulli lamhatin wa napasin, bi adadi kulli ma’lumin lak.”
Artinya:
”Ya Allah limpahakanlah shalawat yang sempurna dan kesejahteraan yang paripurna kepada junjungan kami Muhammad, yang dengan perantaraan beliau itu dilepaskan semua ikatan, dilenyapkan segala kesusahan, ditunaikan segenap kebutuhan, diperoleh segala keinginan, dicapai akhir yang baik, dan diberi minum dari awan berkat wajahnya yang mulia; juga kepada keluarga dan sahabatnya, dalam setiap kedipan mata dan tarikan napas, sebanyak jumlah pengetahuan yang Engkau miliki.”
Penjelasan dan kegunaannya:
Tentang shalawat ini, Imam Qurthubi menuturkan bahwa, barang siapa yang membacanya secara rutin setiap hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau lebih, Allah akan melenyapkan kecemasan dan kesusahannya, menghilangkan kesulitannya dan penyakitnya, memudahkan urusannya, memperbaiki keadaannya, meluaskan rizkinya dan membukakan baginya segala pintu kebaikan dan lain-lain.
yuk bersholawat!

MENCARI KENAL.

Dalam mengenal Allah itu, tidak lah terikat, tertakluk kepada hanya satu kaedah sahaja. Kerana itu kita perlu kepada adanya ilmu dan guru bagi mencari dan mencapai tujuan.
Setiap orang mempunyai jalan dan cerita tersendiri bagi menuju Kenal kepada Hakikat Pencipta (Allah.)
Ada org mengenal Allah dengan hanya membaca..
Ada org yang mengenal dengan mengkuburkan diri jasad nya yg hidup ke liang kubur.
Ada yg mengenal dengan ditimpa berbagai2 musibah dan masalah.
Ada yang mengenal dgn berguru dengan bermacam2 guru.
Ada yang mengenal dgn hanya tidur.
Ada yang mengenal Allah dengan mimpi2..
Ada bermacam cara lagi bagi seseorg dapat mengenal akan hakikat penciptanya Allah. Kerana itu, bagi orang yang faham dan tidak terikat dengan kepompong fikirannya semata tidak menyalahkan apa sekalipun kefahaman dan pegangaan seseorang. Kerana apa jua cara dan kaedah itu hanya jalan bagi menuju kepada satu hal tujuan iaitu menuju kepada Allah.
Allah menjadikan sesuatu itu berpasang2an...
Ada zahir ada batin
Ada jahil ada yang pandai
Ada bahgia ada derita
Ada syariat ada hakikat.
Alquran juga membawa maksud
tersurat dan tersirat.
Ramai orang kebanyakan terus menjatuhkan hukuman ini salah! ini sesat! Dan tidak ramai yang mencari sebab sebelum menjatuhkan hukum. Andai pun yang mencari sebab.. ramai yg mencari sebab untuk menghukum. Memang hukuman itu perlu bagi yang berbuat salah, tetapi sebelum menjatuhkan hukum, adalah baik kita mencari sebab. Harus mencari sebab dahulu daripada memandang dan menjatuhkan hukum. Kesimpulannya, ada ketikanya, betul bagi seseorang itu mungkin salah bagi seseorang yang lain. Ada ketikanya, benar di satu pihak, dan salah bagi pihak lain. KENAL bagi saya, mungkin Tidak Kenal bagi tuan.

Sebuah Dialog....


Saya: saya ingin bertanya, saya tau ini lancang.. tapi biarkanlah saya bertanya..
Mbah : oke.. silahkan..
Saya: mbah kan dianggap guru oleh semua org disini.......dari semula ratusan, skg menjadi hanya hitungan jari........gmn itu mbah ?
Mbah : mungkin mrk menganggapku guru, tp aku bahkan tdk menganggap mereka murid.... itu hanya persepsi mrk....... taukah engkau mengapa mereka pergi ??? .....
Saya: karena mrk kecewa dg mu mbah.......
Mbah : hahahaha......... tidak....... mereka kecewa dg gambaran ideal mrk tentangku..... tentang gambaran seorg guru yg suci, penuh karomah, terkenal dsb.......... tapi aku disini bukan utk menuruti gbran ego mrk itu.......... aku malah akan mengacaukannya....... Sesungguhnya mrk pergi krn kekecewaan mereka thd ilusi mereka sendiri....... dan aku dg senang hati akan mengantarkan kepergian mereka..........
Saya: apakah tdk ada suatu momentum buat mrk ??.......
Mbah : Itu tergantung mrk...... semua kata2 bahkan dari anak kecil sekalipun, semua kondisi, peristiwa yg dihadirkan dsb sudah dapat menjadi momentum menyadari diri atau malah menjadi momentum menguatkan ego..... apabila disaat kepergian mrk, mereka meletakkan kesadaran ke arah "diri mrk sendiri" maka mrk akan melihat ego mrk sendiri, ego yg menginginkan pegangan berupa guru, sosok idealnya, dan keegoisan mereka sendiri......... tapi apabila kesadaran diletakkan "keluar diri mrk sendiri" maka itu akan menjadi penghakiman terhadapku, menghasilkan celaan, hinaan, dan itu semakin menguatkan ego mereka, ilusi mereka msg2, mrk akan tetap berada di jalur yg sama......... kembali mencari guru2 yang merupakan sosok ideal ilusif buatan pikiran mrk sendiri.......
Saya: jadi semua hal adalah pedang bermata dua ?.......
Mbah : yaaa.......... itu bisa digunakan sebagai sarana menyadari diri atau sebaliknya menguatkan ego........
Saya: lalu bgm mereka yg pergi?
Mbah : biarkan saja........ aku tdk berkewajiban mencerahkan siapapun....... termasuk dirimu...... aku hanya berkewajiban menyadari diriku sendiri.......... terkait pencerahan utk dirimu itu adalaah kewajibanmu sendiri........... utk menjumpai penghubungmu, utk ditunjukkannya kunci dan dibimbingnya.......... Namun selanjutnya, semua terpulang kpd dirimu sendiri........ melihat dirimu sendiri........ karena yg paling tau tentang dirimu yah dirimu sendiri.. ITU HANYA PERLU KEJUJURAN DAN KEMAUAN MELIHAT SEJATINYA DIRIMU......... Itu bkn urusan guru ......
Saya: Itu bkn urusan seorg guru ??
Mbah : semua manusia menginginkan pegangan......... krn itu, ego membentuk sosok ideal seorg guru sbg pegangan...... krn manusia enggan sendiri...... enggan melangkah sendiri...... dan mrk mulai masuk kedlm lembah pengkultusan...... itu fatal...... dalam pengkultusan, engkau tdk akan mkn bisa melihat ke sejatianmu...... hanya disaat engkau sendiri tanpa bayang2 siapapun, tanpa otoritas apapun, tanpa apapun jg, barulah engkau bisa melihat kesejatianmu dg merdeka......
Saya: seringkali byk orang disini mendebat apapun yang kau katakan ataupun yg kau tulis.......
Mbah : itu adalah pertanda bahwa seseorang itu tdk mendengarkan dan tdk membaca sama sekali........ ia hanya membandingkan kata2ku dg pengetahuan simpanan miliknya.......... ia sama sekali tdk mendengarkan........ ia tertutup........ ia hanya membandingkan...... dan itu semakin menguatkan ego........ dari ilusi2 yg beridentifikasi dg pikiran liar dan pengetahuan......
Saya: yaa....... . jelas sudah...... bahwa semua hal adalah pedang bermata dua....
Mbah : apabila mereka meletakkan kesadaran pd kesejatian........ maka saat itu mereka akan menemukan sarana melihat diri dan mengamati diri.......
Saya: maksudnya?
Mbah : ego akan selalu bereaksi thd kata2 apapun...... ketika engkau mendgr kata2...... letakkanlah kesadaranmu di kedalaman....... engkau akan mlh egomu bereaksi thd kata2 itu......... dan engkau tdk terlarut dalam reaksi ego itu......... engkau mengamati...... dan mendengarkan..... engkau menyadari apa yg dikatakan tanpa membandingkan dan engkau sekaligus menyadari respon egomu......
namun apabila engkau meletakkan kesadaran keluar dirimu maka engkau larut dlm reaksi egomu, dlm penghakiman dan perdebatan....
Saya: hemm..... aku paham mbah...... dan apabila seseorang mendebatmu ???
Mbah : yaaaa..... terkadang aku akan melayani debat itu...... terkadang juga tidak.........pd dasarnya mrk berdebat dg diri mrk sendiri......
Saya: mbah..... sampean selalu berkata engkau engkau, dlm setiap kata katamu seakan menyalahkan org lain....... engkau engkau dan engkau.... mbah selalu menunjuk ke luar diri mbah dalam setiap wejanganmu mbah.....
Mbah : bukankah aku juga seringkali mengambil kata ganti orang pertama yaitu aku dalam kata2 ku?
Saya: iya...
Mbah : lalu kenapa engkau hanya mengingat wejangan dengan kata ganti "engkau"?
Saya: hemmm......
Mbah : bukankah egomu terganggu dengan itu?.......
Saya: mungkin...
Mbah : egomu terganggu....... dan engkau tak menyadari....... berangsur2 semakin tak tersadari.....
Saya: iya betul...
Mbah : terkdg menghina org lain bisa membuat org itu terganggu dan membuatnya menyadari si pemikir...... dibandingkan dgn menghina diri sendiri....... aku hanya melakukannya scr acak..... namun engkau hanya mengingat satu bagian yaitu ketika kata2ku seakan menghina keluar......
Saya: yah...... saya sadar akan hal itu...
Mbah : SATU SATUNYA PERANKU ADALAH MEMBUAT EGOMU TERGANGGU...... AGAR ENGKAU BISA MENYADARINYA...... tapi kalian terlalu sibuk mengamati org lain dibanding mengamati diri sendiri...... engkau meletakkan cermin kesadaran keluar...... dan semua hal di dunia menjadi sarana bagi egomu.....

Bertakhtanya Allah

Jawaban kepada persoalan pertama;
Tuan yang dirahmati Allah, Dimanakah bertakhtanya Allah, jika tidak dihati, diqalbu atau diroh?. Bertakhtanya Allah di qalbu (roh) itu, adalah perkara benar dan bukan satu unggkapan atau omong kosong!.
Persoalannya disini, dimanakah hati (hati halus), dimanakah qalbu dan dimanakah roh?. Jika tuan-tuan tidak mengenal hati, tidak mengenal qalbu dan tidak mengenal roh, bagaimana mungkin tuan-tuan tahu yang Allah itu bertakhtanya di roh (qalbu)?. Orang yang mengenal hati, mengenal qalbu dan orang yang mengenal roh sahaja, yang tahu begaimana rasanya roh bilamana menjadi rumah Allah Taala. Untuk itu, saya sarankan tuan belajar mengenal hati dan belajar mengenal qalbu, barulah tuan akan tahu siapa itu roh. Setelah mengenal roh, barulah tuan-tuan akan tahu dimana rumah Allah?. Sekali lagi saya nyatakan disini bahawa, roh itu adalah rumah Allah adalah perkara benar!.
Jawapan kepada persoalan kedua;
Bilamana roh menjadi rumah Allah, apakah kesan dan apakah rasanya pada jasad selaku sarongnya?. Kesan atau rasa yang dialami oleh jasad bilamana didiami oleh Allah itu, adalah seperti berikut;
Sebelum itu, saya ingin tanya satu soalan, Apa yang tuan rasa bilamana rumah tuan “didatangi” oleh pembesar negara seumpama Ketua Polisi Negara atau didatangi oleh seorang Raja/President?. Bilamana rumah kita akan dilawati atau didatangi oleh pembesar negara, apa yang tuan rasa dan apa yang pernah tuan fikir?. coba jawab…………………..
Apa lagi bilamana tuan dipanggil tinggal dan duduk di Istana Raja!. Apakah rasanya yang pernah terfikir dibenak fikiran tuan-tuan, bilamana kita dijemput tinggal dan duduk didalam istana bersama Sultan?. Cuba jawab……………….
Saya tidak perlu menjawab pertanyaan tuan, kerana tuan-tuan sendiri sudah boleh menilai dan sudah boleh menjawab!. Apa lagi bilamana roh menjadi istana Allah (rumah Allah)!. Bilamana kita berada didalam Istana Raja, tentunya Istana Raja dijaga dan dikawal rapi oleh pengawal keselamatan (keselamatan terjamin). Bilamana tinggal, duduk dan makan minum didalam Istana Raja, tentunya tidak putus bekalan makanan, sudah tentu terjamin makan minum, pakainya, keselamatannya, kesihatannya, keuwangannya, kawalannya dan berbagai-bagai kebahagiaan dan kenikmatan!.
Bilamana kita tinggal diistana raja, sudah tentu kita akan merasa aman, rasa bahagia, rasa bersesar hati, rasa tidak takut, rasa selesa, rasa puas, rasa terjamin dan rasa segala macam rasa. Apa lagi bilamana jasad yang busuk, hanyir, najis, kotor dan jasad yang hina ini, duduk dan tinggal di Istana Allah (bersama Allah!), coba tuan-tuan bayangkan?……………………….
Bilamana kita mengenal hati, mengenal qalbu dan mengenal roh, bererti tuan-tuan sudah mengenal diri. Bilamana kita mengenal diri dengan rata, sudah tentu tuan mengenal Allah yang nyata!. Bilamana mengenal Allah dengan nyata, maka nyatalah qalbu (roh) itu, sebagai rumah Allah!.
Dalam rumah Raja (Istana Raja), terdapatnya peti ais, alat penghawa dingin (ac), sofa empok, tilam empok, ada talivision besar, bilik besar, makanan lazat, taman yang indah dan dayang-dayang yang cantik-cantik, apa lagi jika tinggal dirumah Allah bersama Allah!.
Bilamana Allah mendiami qalbu kita, mendiami hati kita atau bilamana Allah mendiami roh kita, “jasad” kita akan didatangi rasa redha, rasa sabar, rasa tenang, rasa, aman, rasa bahagia, rasa selamat, rasa bertimbang rasa, rasa tidak dengki, rasa tidak khianat, rasa tidak sanggup menipu, rasa tidak sampai hati menzalimi sesama makhluk, rasa tidak mendurhaki ibu bapa, rasa tidak sanggup mengingkari janji, rasa tidak bimbang jika ditimpa sakit, tidak mengeluh bilamana tidak dibayar hutang, rasa tidak kedekut untuk menghulur derma, tidak berat tulang untuk membantu orang, rasa kasih kepada anak isteri, rasa berkasih sayang kepada sesama makhluk manusia mahupun kepada binatang, tidak tendang kucing bilamana kucing mencuri ikan dibawah saji dan tidak menyesal atau tidak mudah putus asa atas rahmat Allah.
Tdk mau blg org kafir sesat sombong.Kasih dan syg kpd sesama.Tdk menyalahkan org lain dll
Inilah kesan atau rasa kepada jasad hasil dari rumah yang diduduki atau didiami Allah