Laman

Senin, 24 April 2017

Menghidupkan Hati Nurani

Manusia memiliki kesempatan untuk ma'rifatullah (kesanggupan mengenal Allah). Kesanggupan ini Allah karuniakan kepada manusia karena mereka memiliki akal dan hati nurani. Inilah karunia Allah yang sangat besar bagi manusia. Orang-orang yang hatinya hidup akan bisa mengenal dirinya, dan pada akhirnya akan berhasil pula mengenal Tuhannya. Tidak ada kekayaan termahal dalam hidup ini kecuali keberhasilan mengenal diri dan Tuhannya.

Siapapun yang tidak bersungguh-sungguh menghidupkan hati nuraninya, dia akan jahil, baik dalam mengenal diri, terlebih lagi dalam mengenal Tuhannya.

Orang-orang yang sepanjang hidupnya tidak pernah mampu mengenal dirinya dengan baik, tidak akan pernah tahu harus bagaimana menyikapi hidup ini, apalagi merasakan indahnya hidup. Karena itu, hampir dapat dipastikan bahwa yang dikenalnya hanyalah dunia belaka.

Akibatnya, semua kalkulasi perbuatan yang ia lakukan, tidak bisa tidak, hanya akan diukur oleh aksesoris dunia belaka. Dia menghargai orang semata-mata karena orang tersebut berpangkat, kaya raya, dan terkenal. Demikian pula dirinya sendiri merasa berharga di mata orang itu, karena ia merasa memiliki kelebihan duniawi dibandingkan dengan orang lain.

Ada pun dalam hal mencari harta, gelar, pangkat, dan jabatan, dia tidak akan memperdulikan dari mana datangnya dan ke mana perginya. Sebagian orang ternyata tidak mempunyai cukup waktu dan ketangguhan untuk bisa mengenal hati nuraninya sendiri. Akibatnya menjadi tidak sabar menghadapi kehidupan duniawi yang serba singkat ini. Karena itu, hendaknya kita menyadari bahwa hati inilah pusat segala kesejukan dan keindahan dalam hidup ini.

Lihatlah seorang ibu yang berjuang membesarkan anaknya, mulai dari saat mengandung yang melelahkan, kemudian saat melahirkan antara hidup dan mati, setelah melahirkan ia harus menjaga bayinya siang malam. Ketika tiba saatnya si buah hati berjalan, ibu pun dengan seksama membimbing dan menjaganya.

Proses itu berjalan terus hingga dewasa. Pendek kata, ketika kecil menjadi beban, sudah besar pun tak kurang pula menyusahkannya. Begitu panjangnya rentang waktu yang harus dijalani orang tua dalam menanggung beban. Mengapa orang tua bisa bertahan dan berkorban terus-menerus demi anaknya? Jawabnya karena mereka mempunyai hati nurani yang dari dalamnya terpancar kasih sayang yang tulus dan suci.

Walau tidak ada imbalan lansung dari sang anak, namun nurani yang penuh kasih sayang inilah yang membuatnya tahan terhadap segala kesulitan dan penderitaan. Bahkan, sesuatu yang menyengsarakan pun terasa tidak menjadi beban. Oleh karena itu, beruntunglah orang yang ditakdirkan memiliki kekayaan berupa harta kekayaan yang banyak. Akan tetapi, hal terpenting yang harus selalu kita jaga dan kita rawat adalah kekayaan batin kita berupa hati nurani ini.

Hati nurani yang penuh dengan cahaya kebenaran akan membuat pemiliknya merasakan indah dan lezatnya hidup ini karena selalu akan merasakan kedekatan dengan Allah SWT. Sebaliknya, waspadalah bila cahaya nurani mulai redup. Hal itu akan membuat pemiliknya selalu merasakan kesengsaraan lahir batin karena senantiasa merasa terjauhkan dari rahmat dan pertolongan-Nya.

Tuhan kita menciptakan dunia beserta segala isinya dari unsur tanah, dan itu berarti senyawa dengan tubuh kita karena sama-sama terbuat dari tanah. Karenanya, untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita tidaklah cukup dengan berzikir, tetapi harus dipenuhi dengan aneka perangkat dan makanan yang sumbernya dari tanah pula.

Bila perut terasa lapar, maka kita santap beraneka makanan yang sumbernya ternyata dari tanah. Bila tubuh kedinginan, kita pun mengenakan pakaian yang bila ditelusuri ternyata unsur-unsurnya bersumber dari tanah. Demikian pula bila suatu ketika kita sakit, maka carilah obat-obatan yang juga diolah dari komponen yang berasal dari tanah pula. Pendek kata, untuk segala macam keperluan tubuh, kita mencarikan jawabannya dari tanah.

Akan tetapi, qalbu ini ternyata tidak satu senyawa dengan unsur-unsur tanah, sehingga ia akan terpuaskan laparnya, dahaganya, sakitnya, serta kebersihannya semata-mata dengan mengingat Allah. "Alaa bi dzikrillahi tathma'innul quluub". Camkan selalu, hatimu hanya akan tenteram jika selalu ingat pada Allah. (QS. Ar-Ra'du: 28)

Kita memiliki banyak kebutuhan untuk fisik kita, tapi kita pun memiliki kebutuhan untuk qalbu kita. Oleh karena itu, marilah kita mengarungi dunia ini sambil memenuhi kebutuhan fisik dengan unsur dunia, tapi hati nurani dan unsur kejiwaan kita harus tetap tertambat kepada Dzat Pemilik dunia dan segala isinya.

Dengan kata lain, tubuh kita sibuk dengan urusan dunia, tapi hati kita harus sibuk dengan Allah. Inilah tugas kita sebenarnya. Sekali saja kita salah dalam mengelola hati - tubuh dan hati sama-sama sibuk dengan urusan duniawi - kita akan dibuat stres dan ketidaktenteraman yang berkepanjangan. Hari-hari akan selalu diliputi kecemasan.

Kita takut ada yang menghalangi, takut tidak kebagian, takut terjegal, dan sebagainya. Ini semua diakibatkan sibuknya seluruh jasmani dan ruhani kita dengan urusan duniawi semata. Hal ini sangat berpotensi meredupkan hati nurani kita. Bahkan, lebih jauh memungkinkan hati kita menjadi mati. Na'udzubillah. Kita perlu meningkatkan kewaspadaan agar jangan sampai mengalami musibah semacam ini.

Tapi, bagaimana caranya agar kita mampu senantiasa membuat hati nurani tetap hidup dan bercahaya?
Secara umum solusinya adalah seperti yang telah disebutkan di atas. Kita harus berjuang semaksimal mungkin agar hati ini jangan sampai terlalaikan dari mengingat Allah. Mulailah dengan mengenali apa yang ada pada diri kita.

Mudah-mudahan ikhtiar ini manjadi jalan bagi kita untuk dapat lebih mengenal Allah, Dzat yang telah menciptakan dan mengurus diri dan alam semesta ini. Dia adalah Dzat pembolak-balik hati, yang tidak akan sulit membalikan hati yang redup dan kusam menjadi hati yang terang dan hidup dengan cahaya-Nya.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Khutbah Rasulullah Tentang Dajjal

Dari Abi Umamah Al-Bahiliy, beliau berkata: “Rasululah s.a.w telah berkhutbah di hadapan kami. Dalam khutbahnya itu Baginda banyak menyentuh masalah Dajjal"

Baginda telah bersabda: “Sesungguhnya tidak ada fitnah (kerosakan) di muka bumi yang paling hebat selain daripada fitnah yang dibawa oleh Dajjal. Setiap Nabi yang diutus oleh Allah SWT ada mengingatkan kaumnya tentang Dajjal. Aku adalah nabi yang terakhir sedangkan kamu adalah umat yang terakhir Dajjal itu tidak mustahil datang pada generasi (angkatan) kamu. Seandainya dia datang sedangkan aku masih ada di tengah-tengah kamu, maka aku adalah sebagai pembela bagi setiap mukmin. Kalau dia datang sesudah kematianku, maka setiap orang menjaga dirinya.Dan sebenarnya Allah SWT akan menjaga orang-orang mukmin.

“Dajjal itu akan datang nanti dari satu tempat antara Syam dan Irak. Dan mempengaruhi manusia dengan begitu cepat sekali. Wahai hamba Allah, wahai manusia, tetaplah kamu. Di sini akan saya terangkan kepada kamu ciri-ciri Dajjal, yang belum diterangkan oleh nabi-nabi sebelumku kepada umatnya.?” Pada mulanya nanti Dajjal itu mengaku dirinya sebagai nabi. Ingatlah, tidak ada lagi nabi sesudah aku. Setelah itu nanti dia mengaku sebagai Tuhan. Ingatlah bahawa Tuhan yang benar tidak mungkin kamu lihat sebelum kamu mati. Dajjal itu cacat matanya sedangkan Allah SWT tidak cacat, bahkan tidak sama dengan baharu. Dan juga di antara dua mata Dajjal itu tertulis KAFIR, yang dapat dibaca oleh setiap mukmin yang pandai membaca atau buta huruf.

“Di antara fitnah Dajjal itu juga dia membawa syurga dan neraka. Nerakanya itu sebenarnya syurganya sedangkan syurganya itu neraka, yakni panas. Sesiapa di antara kamu yang disiksanya dengan nerakanya, hendaklah dia meminta pertolongan kepada Allah dan hendaklah dia membaca pangkal surah Al-Kahfi, maka nerakanya itu akan sejuk sebagaimana api yang membakar Nabi Ibrahim itu menjadi sejuk.

“Di antara tipu dayanya itu juga dia berkata kepada orang Arab: "Seandainya aku sanggup menghidupkan ayah atau ibumu yang sudah lama meninggal dunia itu, apakah engkau mengaku aku sebagai Tuhanmu?” Orang Arab itu akan berkata: “Tentu.” Maka syaitan pun datang menyamar seperti ayah atau ibunya. Rupanya sama, sifat-sifatnya sama dan suaranya pun sama. Ibu bapanya berkata kepadanya: “Wahai anakku, ikutilah dia, sesungguhnya dialah Tuhanmu.”

“Di antara tipu dayanya juga dia tipu seseorang, yakni dia bunuh dan dia belah dua. Setelah itu dia katakan kepada orang ramai: “Lihatlah apa yang akan kulakukan terhadap hambaku ini, sekarang akan ku hidupkan dia semula. Dengan izin Allah orang mati tadi hidup semula. Kemudian Laknatullah Alaih itu bertanya: “Siapa Tuhanmu?” Orang yang dia bunuh itu, yang kebetulan orang beriman, menjawab: “Tuhanku adalah Allah, sedangkan engkau adalah musuh Allah.” Orang itu bererti lulus dalam ujian Allah dan dia termasuk orang yang paling tinggi darjatnya di syurga.”

Kata Rasulullah s.a.w lagi: “Di antara tipu dayanya juga dia suruh langit supaya menurunkan hujan tiba-tiba hujan pun turun. Dia suruh bumi supaya mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya tiba-tiba tumbuh. Dan termasuk ujian yang paling berat bagi manusia, Dajjal itu datang ke perkampungan orang-orang baik dan mereka tidak mengakunya sebagai Tuhan, maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman dan ternakan mereka tidak menjadi.

“Dajjal itu datang ke tempat orang-orang yang percaya kepadanya dan penduduk kampung itu mengakunya sebagai Tuhan. Disebabkan yang demikian hujan turun di tempat mereka dan tanam-tanaman mereka pun menjadi. “Tidak ada kampung atau daerah di dunia ini yang tidak didatangi Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Kedua-dua kota itu tidak dapat ditembusi oleh Dajjal kerana dikawal oleh Malaikat. Dia hanya berani menginjak pinggiran Makkah dan Madinah. Namun demikian ketika Dajjal datang ke pergunungan di luar kota Madinah, kota Madinah bergoncang seperti gempa bumi.. Ketika itu orang-orang munafik kepanasan seperti cacing dan tidak tahan lagi tinggal di Madinah. Mereka keluar dan pergi bergabung dengan orang-orang yang sudah menjadi pengikut Dajjal. Inilah yang dikatakan hari pembersihan kota Madinah.

Dalam hadis yang lain, “di antara fitnah atau tipu daya yang dibawanya itu,Dajjal itu lalu di satu tempat kemudian mereka mendustakannya (tidak beriman kepadanya), maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman mereka tidak menjadi dan hujan pun tidak turun di daerah mereka. Kemudian dia lalu di satu tempat mengajak mereka supaya beriman kepadanya. Mereka pun beriman kepadanya. Maka disebabkan yang demikian itu Dajjal menyuruh langit supaya menurunkan hujannya dan menyuruh bumi supaya menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya. Maka mereka mudah mendapatkan air dan tanam-tanaman mereka subur.”

Dari Anas bin Malik, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: “Menjelang turunnya Dajjal ada tahun-tahun tipu daya, iaitu tahun orang-orang pendusta dipercayai orang dan orang jujur tidak dipercayai. Orang yang tidak amanah dipercayai dan orang amanah tidak dipercayai.”

Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w ada bersabda: “Bumi yang paling baik adalah Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal nanti ia dikawal oleh malaikat. Dajjal tidak sanggup memasuki Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal (di luar Madinah), kota Madinah bergegar tiga kali. Orang-orang munafik yang ada di Madinah (lelaki atau perempuan) bagaikan cacing kepanasan kemudian mereka keluar meninggalkan Madinah. Kaum wanita adalah yang paling banyak lari ketika itu. Itulah yang dikatakan hari pembersihan. Madinah membersihkan kotorannya seperti tukang besi membersihkan karat-karat besi.”

Diriwayatkan oleh Ahmad, hadis yang diterima dari Aisyah r.a. mengatakan:” Pernah satu hari Rasulullah s.a.w masuk ke rumahku ketika aku sedang menangis. Melihat saya menangis beliau bertanya: “Mengapa menangis?” Saya menjawab: “Ya Rasulullah, engkau telah menceritakan Dajjal, maka saya takut mendengarnya. ” Rasulullah s.a.w berkata: “Seandainya Dajjal datang pada waktu aku masih hidup, maka aku akan menjaga kamu dari gangguannya. Kalau dia datang setelah kematianku, maka Tuhan kamu tidak buta dan cacat.”

Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: “Dajjal muncul pada waktu orang tidak berpegang kepada agama dan jahil tentang agama. Pada zaman Dajjal ada empat puluh hari, yang mana satu hari terasa bagaikan setahun, ada satu hari yang terasa bagaikan sebulan, ada satu hari yang terasa satu minggu, kemudian hari-hari berikutnya seperti hari biasa.”

Ada yang bertanya: “Ya Rasulullah, tentang hari yang terasa satu tahun itu, apakah boleh kami solat lima waktu juga?” Rasulullah s.a.w menjawab: “Ukurlah berapa jarak solat yang lima waktu itu.” Menurut riwayat Dajjal itu nanti akan berkata: “Akulah Tuhan sekalian alam, dan matahari ini berjalan dengan izinku. Apakah kamu bermaksud menahannya?” Katanya sambil ditahannya matahari itu, sehingga satu hari lamanya menjadi satu minggu atau satu bulan.

Setelah dia tunjukkan kehebatannya menahan matahari itu, dia berkata kepada manusia:”Sekarang apakah kamu ingin supaya matahari itu berjalan?” Mereka semua menjawab:”Ya, kami ingin.” Maka dia tunjukkan lagi kehebatannya dengan menjadikan satu hari begitu cepat berjalan.

Menurut riwayat Muslim, Rasulullah s.a.w bersabda: “Akan keluarlah Dajjal kepada umatku dan dia akan hidup di tengah-tengah mereka selama empat puluh. Saya sendiri pun tidak pasti apakah empat puluh hari, empat puluh bulan atau empat puluh tahun. Kemudian Allah SWT mengutus Isa bin Maryam yang rupanya seolah-olah Urwah bin Mas’ud dan kemudian membunuh Dajjal itu.”

Apakah Atau Siapakah Itu Dajjal?

1. Aku adalah nabi yang terakhir sedangkan kamu adalah umat yang terakhir. Dajjal itu tidak mustahil datang pada generasi (angkatan) kamu. 

Ketika Rasulullah menerangkan perihal Dajjal ini, ia (peringatan) tertuju pada umat beliau ketika itu sendiri. Fitnah Dajjal mungkin berlaku dalam zaman itu dan kemungkinan zaman yang hampir sesudah itu bahkan tidak pasti bila dan dalam generasi mana. 

Jika dilihat dari sudut physicalnya (tersurat), kelahiran Dajjal ini dapat dilihat sesudah wafatnya Rasulullah. Ini jelas bagi sesiapa yang dapat melihatnya dan telahpun berlaku. Dan tempat berlakunya adalah di antara Syam dan Iraq (seperti di bawah). 

Tetapi dalam sudut yang tersirat, kemunculan Dajjal ini lebih universal lagi…

2. Dajjal itu akan datang nanti dari satu tempat antara Syam (Syria) dan Iraq. 

Ini seolah-olah kelahiran Dajjal ini cuma berlaku di Tanah Arab dan tidak termaktub di benua-benua lain. Dalam ertikata lain, fitnah Dajjal tidak terjadi di luar dari bumi Arab. Bahkan ia turun di luar/pinggir bandar Madinah sendiri. Hadith ada menyebut dua perkara yang tidak dapat memasuki kota Madinah adalah penyakit taun dan Dajjal. 

Jika diperhatikan - ini gambaran seolah-olah Dajjal ini bukan sesuatu yang berfisikal dan Madinah itu bukan pula sebuah tempat khusus melainkan kiasan… (akan dibincangkan nanti, insyaAllah) 

3. Dajjal itu cacat matanya (buta) sedangkan Allah SWT tidak cacat, bahkan tidak sama dengan baharu. Dan juga di antara dua mata Dajjal itu tertulis KAFIR, yang dapat dibaca oleh setiap mukmin yang pandai membaca atau buta huruf. 

Dajjal digambarkan seorang yang buta sebelah mata. Jadi seburuk manapun seseorang (penfitnah/pendusta) itu tidak dikira Dajjal selagi matanya tidak buta sebelah. Dan orang buta mata sebelah berkemungkinan akan dilihat mempunyai ciri-ciri Dajjal. 

Di antara kedua matanya tertulis kafir, dan dapat dibaca oleh sesiapapun bahkan mereka yang buta hurufpun boleh. Ini bermakna ada suatu tulisan yang jelas dan terang hurufnya mampu dibaca oleh setiap mukmin. Adakah Dajjal itu menulis di antara kedua matanya perkataan kafir itu atau memang sudah siap tertulis baginya? 

Sifatnya yang buta sebelah mata itu turut dibandingkan dengan sifat Tuhan - tetapi Allah itu tidak buta (tidak cacat). Kemudian mengaku sebagai nabi bahkah mengaku Tuhan. Memang sifatnya orang buta sebelah mata itu suka mengaku sebagai nabi dan lebih teruk lagi mengaku Tuhan seperti Firaun di Mesir purba. 

Jika tuan-tuan seorang berfikir tentu tuan sudah dapat menangkap maksud Dajjal ini dalam fahaman yang paling mudah. 

SEKADAR PANDANGAN… 

"Pada mulanya nanti Dajjal itu mengaku dirinya sebagai nabi. Ingatlah, tidak ada lagi nabi sesudah aku. Setelah itu nanti dia mengaku sebagai Tuhan. Ingatlah bahawa Tuhan yang benar tidak mungkin kamu lihat sebelum kamu mati. Dajjal itu cacat matanya sedangkan Allah SWT tidak cacat, bahkan tidak sama dengan baharu. Dan juga di antara dua mata Dajjal itu tertulis KAFIR, yang dapat dibaca oleh setiap mukmin yang pandai membaca atau buta huruf." 

1. Dajjal itu disebut buta (sebelah mata) membawa maksud tidak melihat dengan kedua matanya (saksama) dalam perkara-perkara hak(q). Kebenaran dilihatnya sebelah mata (menutup sebelah lagi mata) jestru itulah sifat ini menjurus kepada fitnah dan dusta. Sesiapa sahaja antara manusia ini apabila melihat kebenaran dengan sebelah mata, akan tercetuslah pelbagai fitnah sehingga terbentuknya kemungkaran, terasa hebat, apatah lagi apabila diuji dengan 'kemampuan' luarbiasa… 

Penglihatan yang (cacat) tidak mampu melihat kebenaran dari kacamata yang terang akan membuahkan penafian, pembohongan, dan keangkuhan belaka... 

2. Yang dimaksudkan Allah itu tidak cacat sebagai kiasan kepada sifat Allah yang Maha Sempurna lagi Suci itu tidak sama dengan yang baharu (makhluk). Dajjal bukan Tuhan biarpun mengaku sebagai nabi dan Tuhan. Dia merasa hebat apabila diberi 'kelebihan' dan lupa bahawa yang sebenar hebat adalah Allah (bukan baharu) jua. 

3. Di antara dua mata Dajjal itu tertulis KAFIR, bermaksud jikapun dia melihat dengan dua matanya (penyaksian/pengakuan) dia tetap ingkar (menafikan setiap kebenaran). Ini bermakna Dajjal ingkar akan kebenaran dia sendiri ketahui. Pembawakan sifat ingkar ini begitu ketara sehingga diketahui/dikesan oleh mereka-mereka yang beriman dengan mudah sekali (biarpun bagi yang buta huruf), wallahu'alam. 

Seperti kata Tok Syam peristiwa kemunculannya (Dajjal) di antara Syam (Syria) dan Iraq itu telahpun berlaku ketika itu (sesudah Nabi wafat) dan sedangpun berlaku hingga kini selagi kita merasa diri ini hebat, saling menganyam fitnah, mendustakan kebenaran, dan menaniaya orang yang tidak sejalan dengan kita. 

APAKAH/SIAPAKAH SEBENARNYA DAJJAL? 

Di antara fitnah Dajjal itu juga dia membawa syurga dan neraka. Nerakanya itu sebenarnya syurga sedangkan syurganya itu neraka, yakni panas. 

1. Neraka dajjal: Setiap yang haq itu neraka bagi Dajjal. Dia ingkar kepada kebenaran dan melihatnya sebagai azab yang menyeksakan. Oleh itu kita diingati supaya mendatangi nerakanya (syurga) - sesuatu yang pedih baginya tetapi rahmat bagi kita. 

2. Syurga dajjal: Apa sahaja yang bathil menjadi syurga dan kenikmatan baginya, yakni dia menyukai kepada perkara-perkara mungkar. Jestru itu kita dihalang daripada syurganya (neraka), kerana di sana tidak lain melainkan bathil dan kemungkaran semata-mata. 

Sesiapa di antara kamu yang disiksa dengan nerakanya, hendaklah dia meminta pertolongan Allah dan hendaklah dia membaca pangkal surah Al-Kahfi, maka neraka itu akan sejuk sebagaimana api yang membakar Nabi Ibrahim itu menjadi sejuk." 

Surah Al-Kahf 
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hambaNya Al Kitab dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya, (1) sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik, (2) mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. (3) 

Al-Kitab itu benar dan itulah yang dikatakan utusan. Tidak ada keraguan di dalamnya dan membawa kita ke jalan yang benar. Bagi mereka yang beriman, Allah memberikan rahmatNya dan tinggal kekal di dalamnya. 

InsyaAllah, kita merasa sejuk (tenang) sepertimana sejuknya api (golakan) yang membakar Nabi Ibrahim...

Telah bersabda Nabi saw:
"Tidak akan keluar dajjal sehingga orang ramai terlupa menyebutnya dan sehingga imam2 (khatib) akan meninggalkan menyebutnya diatas mimbar2" Riwayat Abdullah B. Imam Ahmad.
(Menurut at-Haithami sahih;manakala Ibnu Mu'iin menyebutkan periwayat2 lain adalah orang2 yang dipercayai).

Doa Rintihan Imam Bukhari

Di kala malam yang sunyi sepi
bani insan tengah tenggelam dalam tidur dan mimpi
musafir yang malang ini tersentak bangun
pergi membasuh diri
untuk datang mengadap-Mu Tuhan

Lemah lututku berdiri di hadapanMu
sedu sedan tangisku keharuan
hamba yang lemah serta hina ini
Engkau terima juga mendekat
bersimpuh di bawah Duli kebesaranMu

Tuhan
hamba tidak tahu pasti
bagaimana penerimaanMu
di kala mendengar pengaduan hamba
yang penuh dosa dan noda ini

Dalam wahyu yang Engkau nuzulkan
Engkau berjanji untuk sedia menerima pengaduan
dan sudi memberi keampunan

Dan Muhammad RasulMu yang mulia itu
ada mengatakan :

Ampunan Tuhan lebih besar dari kesalahan insan
hamba percaya pada tutur kepastian itu
sebab itu hamba datang wahai tuhan
bukan tidak redha dengan ujian
cuma hendak mengadu padaMu
tempat hamba kembali nanti
memohon sakinah, maghfirah dan mutmainah

Ya Allah, Sudilah pandang kami...

Bismillahirrahmanirrahim..
Dengan namaMu Ya Allah Yang Sentiasa Mengasihi hamba-hambaMu
Ingin aku berbicara denganMu di setiap masa yang aku ada dan di setiap tempat aku berada
Ingin aku meluahkan segala apa yang terpendam dalam hati ini
Walau aku tahu Engkau sangat-sangat memahami dan mengetahui,
Tanpa aku bicarakannya kepadaMu
Malah Engkau lebih tahu segalanya tentang aku daripada diriku sendiri
Kerana Engkau yg memiliki sekeping hati ini
Kerana Engkau lebih dekat denganku daripada urat leherku sendiri

Ya Rabbi, sudilah pandang aku
Ya Rabbi, izinkan aku menghadapMu berulang kali sehingga ke akhir hayatku.
Aku tahu..
Aku sering menghadapMu dengan wajah yang kelam, tidak berseri
Aku sering berhadapan denganMu tika jiwaku berkeluh kesah
Aku mencariMu hanya di waktu susah dan derita.
Di saat senang dan sibuk dengan dunia, aku melupakanMu.
Aku lupa bahawa hidup ini hanya untukMu
Aku leka bahawa dunia ini hanya sementara untuk aku mencari bekal sebanyaknya

Namun, di saat ini aku hadir untuk menghadapMu
Bersama dosa dan noda yang tak terhitung banyaknya
Disebabkan kelalaianku menurut hawa nafsu
Dan tertipu dengan dunia dan syaitan
Allah, pandanglah aku dengan kasih sayangMu
Pandanglah aku dengan keampunanMu
Aku sangat mengharapkan kasih sayang dan redhaMu
Kerana aku benar-benar menagih syurgaMu dan aku takut nerakaMu
Tapi, layakkah aku Ya Allah?

Ya Rabbi, seandainya di saat ini Engkau menjemputku pulang,
Bagaimanakah nantinya tika berhadapan denganMu?
Sudikah Kau menerima hamba-Mu yang hina ini?
Bagaimanakah keadaanku waktu itu??
Hitamkah wajahku bila berhadapan denganMu?
Berseri dengan sinar cahayakah wajah ini?
Berlarikah aku menujuMu kerana rindu untuk menemuiMu?
Atau menggigil ketakutan kerana takut dan malu denganMu?
Allah, aku bimbang..
Aku gusar dan takut Ya Allah..
Apabila memikirkan saat itu
Kerana banyaknya dosa aku terhadapMu.
Allah, sukarnya untuk aku meredahi cabaran dunia ini
Ingin ku buang jauh duniaku yang melalaikan
Tapi ia selalu menarik-narik hatiku untuk tetap mengulangi kesilapan terhadapMu
Kadang-kadang aku terlupa, kadang-kadang aku sengaja

Aku takut padaMu Allah tapi kenapa aku seringkali mengulangi dosa-dosa terhadapMu?
Aku sering berjanji di depanMu untuk menyerahkan hidup matiku hanya untukMu
Namun sering aku memungkiri janji-janjiku itu tanpa rasa berdosa
Aku pernah menangis keranaMu kerana takutkan azabMu
Kemudian aku ketawa semula di saat aku lupa tentangMu
Semudah itu Ya Allah aku sebagai hamba yg sebenarnya tidak layak melakukan sebegitu
Tapi Engkau Ya Allah, tetap memberi peluang untuk aku kembali padaMu
Engkau sentiasa bersedia mengampuniku...

Aku takut Ya Allah, seandainya waktu aku tiba untuk kembali padaMu
Aku dalam keadaan tidak bersedia dan penuh dengan hitam noda
Apakah yang mampu aku persembahkan di hadapanMu kelak?
Mampukah aku memulangkan segala pinjaman yang Engkau beri kepadaku dalam keadaan yg terbaik?
Allah, aku mohon dengan sangat..
Sucikanlah hati aku dengan maghfirahMu
Agar tersenyum aku pulang mengadapMu
Allah, terimalah taubatku
Agar bercahaya wajahku dengan nuurMu bertemu denganMu
Allah, pimpinlah aku dengan hidayahMu
Agar mudah jalanku ke JannahMu...

Tuhan, pegang eratlah hati ini agar sentiasa aku rasa dekat denganMu
Aku harap Kau terima amalku untuk aku persembahkan di hadapanMu kelak
Ya Allah, dengarkanlah rintihan & permohonan hatiku ini
Hadiahkanlah cahayaMu kepadku sehingga saat aku dipanggil pulang olehMu
Amiin Ya Rabb..

Aku mohon dengan sangat..Perkenankanlah.

:: Ya Allah, maafkanlah bila hati tidak sempurna mencintaiMu ::

Kemuliaan Dan Keutamaan Taqwa

Tuhan berfirman maksudnya: “Sesungguhnya Kami telah berwasiat (memerintahkan) kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan juga kepada kamu, bertaqwalah kepada Allah.”
(An Nisa: 131)
Taqwa juga adalah wasiat Rasulullah sollallahu 'alaihi wasallaam kepada umatnya. Baginda bersabda:
Maksudnya: “Aku berwasiat kepada Engkau semua supaya bertaqwa kepada Allah, serta dengar dan patuh kepada pemimpin walaupun dia seorang hamba Habsyi. Sesungguhnya sesiapa yang hidup selepas aku kelak, dia akan melihat pelbagai perselisihan. Maka hendaklah kamu berpegang kepada sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapat petunjuk selepasku.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmizi dan Majah)
Sabda Baginda lagi:
Maksudnya: “Hendaklah kamu bertaqwa di mana sahaja kamu berada. Ikutilah setiap kejahatan (yang kamu lakukan) dengan kebaikan, moga-moga kebaikan itu akan menghapuskan kejahatan. Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (Riwayat At-Tirmizi dan Ahmad)
Sabda Baginda:
Maksudnya: “Bertaqwalah terhadap perkara-perkara yang diharamkan, nescaya kamu akan menjadi manusia yang paling kuat ibadah; redhakanlah dengan apa yang diberi oleh Allah kepadamu, nescaya kamu akan menjadi manusia yang paling kaya; buatlah kebaikan kepada jiran kamu, nescaya kamu akan dapat keamanan, kasihilah manusia sebagaimana kamu mengasihi diri kamu sendiri, nescaya kamu akan selamat; jangan banyakkan ketawa kerana memperbanyakkan ketawa itu mematikan hati-hati.” (Riwayat At Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad)
Sabda Baginda lagi:
Maksudnya: “Bertaqwalah kamu kepada Allah, tunaikanlah sembahyang lima waktu, berpuasalah pada bulan Ramadhan, keluarkanlah zakat harta kamu, patuhi orang yang menjaga hal ehwal kamu, nescaya kamu akan masuk Syurga Tuhan kamu.” (Riwayat At Tirmizi, Ahmad dan Hakim)
Taqwa adalah wasiat para salafussoleh. Sayidina Abu Bakar As Siddiq radhiAllahu 'anhu pernah berkhutbah:
“… maka sesungguhnya aku berpesan kepada kamu semua supaya bertaqwa kepada Allah, supaya kamu sentiasa memuji Allah dengan pujian yang patut kamu memujiNya dan kamu campurkan harap dan cemas serta kamu gabungkan bersungguh-sungguh meminta dengan permohonan.”
Sayidina Umar Al-Khattab radhiAllahu 'anhu pernah menulis surat kepada anaknya Abdullah yang berbunyi:
“Amma ba’du, sesungguhnya aku berpesan kepada engkau supaya kamu bertaqwa kepada Allah. Sesungguhnya siapa yang bertaqwa kepada-Nya, nescaya Dia akan memeliharanya. Sesiapa yang memberi pinjaman kepada Allah (menafkahkan hartanya), nescaya Dia akan membalasnya. Sesiapa yang mensyukuri nikmat-Nya, nescaya Dia akan menambahkannya lagi. Jadikanlah taqwa tertegak di kedua matamu dan memenangi hatimu.”
Umar bin Abdul Aziz radhiAllahu 'anhu pernah menulis sepucuk surat kepada seorang lelaki. Surat itu berbunyi:
“Aku berwasiat kepadamu supaya bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla yang mana Dia tidak akan menerima selainnya (taqwa) dan Dia tidak menurunkan rahmat melainkan kepada orang yang bertaqwa dan Dia tidak akan memberi pahala melainkan ke atas taqwa.”
Begitu juga, taqwa adalah wasiat sekalian para rasul 'alaihi salaam seperti yang diceritakan dalam Al Quranul Karim:
Maksudnya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya). Datangilah kaum yang zalim itu (iaitu) kaum Firaun: Mengapa mereka tidak bertaqwa?” (As Syu’ara: 10-11)
Maksudnya: “Kaum Nabi Nuh telah mendustakan para Rasul. Ketika saudara mereka, Nuh berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertaqwa?” (As Syu’ara: 105-106)
Maksudnya: “Kaum Aad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka, Hud berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertaqwa?” (As Syu’ara: 123-124)
Maksudnya: “Kaum Tsamud telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka, Saleh berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertaqwa?” (As Syu’ara: 141-142)
Maksudnya: “Kaum Lut telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka, Lut berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertaqwa?” (As Syu’ara: 160-161)
Maksudnya: “Penduduk Aikah telah mendustakan para rasul. Ketika Syuaib berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertaqwa?” (As Syu’ara: 176-177)
Demikianlah pentingnya taqwa dalam kehidupan manusia. Para rasul diutuskan untuk menyampaikannya kepada umat manusia di dunia ini. Orang yang tidak bertaqwa dikatakan zalim dan mendustakan para rasul. Ia menjadi sebab kaum Nabi Nuh, kaum Aad, kaum Tsamud dan kaum Nabi Lut dihancurkan dan dimusnahkan oleh Allah subhana hu wa ta'ala.
Pertolongan Allah s.w.t Buat Orang-Orang Yang Bertaqwa
1. Allah berserta dengan orang yang bertaqwa. Dia selalu menolong dan menjaga orang-orang yang bertaqwa. (surah Al-Baqarah 2: 194 )
2. Dijauhkan dari api neraka. (surah al-Zumar: 61)
3. Allah akan beri furqon (petunjuk yang dapat membezakan antara yg hak dan yang batil): pertolongan ketika berlaku musibah, kesulitan dan menghapuskan segala kesalahan serta mengampuni dosa-dosa org yang bertaqwa tersebut. Janji-Nya ini termaktub dalam al-Quran yg bermaksud;
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, nescaya Dia akan memberikan kepadamu ‘furqon’ dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan diampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai kurnia yg besar.” (surah al-Anfal: 29)
4. Allah beri jalan keluar bagi kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang yang bertaqwa, memberi rezeki yang tiada diduga dan pahala yg besar.
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (surah ath-Thalaaq: 2)
“…dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (suruh ath-Thalaaq: 3)
“..Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah nescaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (surah ath-Thalaaq: 4)
“…dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah nescaya Dia akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.” (surah ath-Thalaaq: 5)
5. Orang yang bertaqwa akan dapat kemulian di dunia mahupun akhirat. (surah al-Hujurat 49: 13)

Amal Yang Dituntut

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, selawat dan salam untuk nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad SAW, keluarga dan seluruh sahabatnya.

Dibawah ini adalah ulasan tentang beberapa amalan yang mudah dilaksanakan dan akan mendapatkan ganjaran pahala yang sangat besar dengan kurnia dari Allah. Amalan-amalan ini banyak dilalaikan dan diremehkan oleh sebahagian besar manusia, padahal di dalamnya terdapat banyak pahala, di antaranya adalah sebagai berikut :-

1. Memperbanyak solat di al-Haramain asy-Syarifain (Masjid Haram dan Masjid Nabawi).

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra. Rasulullah saw. bersabda: "Salat di masjidku ini lebih afdal dari 1000 solat di masjid lainnya kecuali masjid Haram, dan solat di masjid Haram lebih afdhal dari 100.000 solat di masjid lainnya." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Dan solat seorang wanita dirumahnya lebih baik daripada solat di masjid Haram dan masjid Nabawi.

2. Solat di masjid Quba'.

Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang keluar hingga sampai ke masjid ini, masjid Quba', lalu solat didalamnya, maka baginya pahala yang sama dengan (pahala) umrah." (HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah).

3. Rutin melaksanakan solat Dhuha.

Dan waktu yang terbaik untuk melaksanakannya adalah ketika matahari sudah semakin terik, Rasulullah saw. bersabda: " Solatnya orang-orang yang bertaubat adalah ketika unta kecil telah merasakan panasnya (matahari)." (HR. Muslim).

4. Menggandakan istighfar,

Seperti dengan membaca doa: "Ya Allah, ampunilah orang-orang mukminin dan mukminat, orang-orang muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup di antara mereka maupun yang sudah meninggal." Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang meminta ampun untuk orang-orang mukmin dan mukminat maka Allah akan menuliskan untuknya setiap mukmin dan mukminat satu kebaikan." (HR. Thabrani).

5. Qiyamul Lail pada saat Lailatul Qodar.

Tahukah Anda bahwa pahala orang yang melaksanakan qiyamul lail pada saat lailatul qodar lebih afdhal dari pahala ibadah selama kira-kira 83 tahun lebih 3 bulan? Allah swt. berfirman: " Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan ijin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qodar: 1-5).

6. Menggandakan Tasbih,

yaitu dengan membaca: " Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya sebanyak makhluk-Nya, keridhoan diri-Nya, seberat Ars-Nya, dan sepanjang kalimat-Nya."

7. Membaca doa ketika akan memasuki pasar.

Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang memasuki pasar maka hendaklah ia membaca [ Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalahu, lahul mulku walahul hamdu yuhyi wayumiitu, wa huwa hayyun laa yamuutu, biyadihil khoir, wa huwa 'alaa kulli syai'in qodiir.] (Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian, Yang menghidupkan dan Mematikan. Ia hidup dan tidak mati, di Tangan-Nya kebaikan dan Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu.), maka Allah akan menulis baginya satu juta kebaikan, dihapuskan darinya satu juta kejelekan dan diangkat dirajatnya satu juta dirajat." Dan dalam riwayat lain disebutkan: "Dan akan dibangun untuknya rumah di surga." (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim).

8. Berumrah di bulan Ramadhan.

Karena berumrah di bulan Ramadhan sama dengan berhaji sekali. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. kepada Ummu Sinan: " Bila bulan Ramadhan tiba maka berumrahlah karena berumrah di saat tersebut sama dengan berhaji sekali." Atau bersabda: "sama dengan berhaji bersamaku." (Muttafaqun 'alaihi).

9. Mengamalkan adab-adab pada hari Jumat. Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang memandikan atau mandi lalu bersegera dan berjalan kaki, tidak dengan mengendarai sesuatu, lalu mendekati imam, menyimak dan tidak bercanda, maka baginya setiap langkah amal setahun pahala puasa dan solatnya." (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasai).

10. Puasa.

Nabi saw. menganjurkan untuk memperbanyakkan puasa sunnah dalam beberapa hari tertentu dalam satu tahun, misalnya puasa dua hari (Senin dan Kamis), hari-hari putih (13, 14, 15 setiap bulan Hijriah), bulan Sya'ban, enam hari di bulan Syawal, Muharram, sepuluh Dzulhijjah, puasa hari Arafah bagi selain jemaah haji dan pada hari Asyura. Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya (dirinya) dari api neraka sejauh 70 tahun perjalanan." (HR. Ahmad).

11. Memberi buka puasa bagi orang-orang yang berpuasa.

Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang memberi buka pada orang yang berpuasa maka baginya sama dengan pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun." (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

12. Memperbanyak ucapan: [Laa haula walaa quwwata illaa billah]

("Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah."). Karena ucapan ini adalah salah satu kekayaan surga, sebagaimana dijelaskan dalam salah satu hadit Muttafaqun 'alaihi dari Rasulullah.

13. Memenuhi kebutuhan manusia.

Rasulullah saw. bersabda dalam salah satu hadit yang panjang: "Aku berjalan beriring dengan saudaraku sesama muslim dalam suatu keperluan lebih aku senangi daripada beri'tikaf di masjid selama satu bulan." (HR. Thabrani dan ditahsin oleh Al-Albani).

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya:
“Manusia yang paling dikasihi Allah ialah orang yang memberi manfaat kepada orang lain dan amalan yang paling disukai oleh Allah ialah menggembirakan hati orang-orang Islam atau menghilangkan kesusahan daripadanya atau menunaikan keperluan hidupnya di dunia atau memberi makan orang yang lapar. Perjalananku bersama saudaraku yang muslim untuk menunaikan hajatnya, adalah lebih aku sukai daripada aku beriktikaf di dalam masjid ini selama sebulan, dan sesiapa yang menahan kemarahannya sekalipun ia mampu untuk membalasnya nescaya Allah akan memenuhi keredhaannya di dalam hatinya pada hari Qiamat, dan sesiapa yang berjalan bersama-sama saudaranya yang Islam untuk menunaikan hajat saudaranya itu hinggalah selesai hajatnya nescaya Allah akan tetapkan kakinya(ketika melalui pada hari Qiamat) dan sesungguhnya akhlak yang buruk akan merosakkan amalan seperti cuka merosakkan madu.” (Riwayat Ibnu Abi Dunya)

14. Solat dua rakaat setelah terbitnya matahari.

Dari Anas bin Malik ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang solat subuh berjamaah lalu duduk-duduk berzikir kepada Allah hingga terbitnya matahari kemudian solat dua rakaat maka ia akan mendapatkan pahala haji dan umrah." Beliau berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Sempurna, sempurna, sempurna." (HR. Tirmidzi dan ditahsin oleh Al-Albani).

15. Menbantu anak yatim.

Dari Sahal bin Saad bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Saya dan pengasuh anak yatim di surga seperti ini." (HR. Bukhari) "Beliau memberi isyarat dengan kedua jarinya, jari telunjuk dan tengah." Dan Anda bisa melakukan itu melalui salah satu yayasan atau lembaga sosial lainnya.

16. Senantiasa solat jenazah.

Dari Abu Hurairah ra. berkata: "Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang menghadiri jenazah hingga disolati maka baginya pahala satu qirath, dan siapa yang menghadirinya hingga dimakamkan maka ia akan mendapatkan dua pahala qirath." Dikatakan kepada beliau: "Apakah qirath itu?" Beliau menjawab: "Yaitu seperti dua gunung yang besar." (Muttafaqun 'alaihi).

17. Memperbanyak selawat untuk Nabi saw.Jadi barangsiapa yang berselawat untuk nabi saw. sekali, maka Allah akan berselawat untuknya sepuluh kali, dan akan menjadi manusia paling utama nanti pada hari kiamat. Allah swt. mewakilkan malaikat yang berkeliling menyampaikan salam ummatnya kepada nabi mereka.

18. Solat Isya'k dan Subuh secara berjamaah.

Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang solat isya'k secara berjamaah maka seakan-akan ia telah melaksanakan solat tengah malam, dan barangsiapa yang solat subuh berjamaah maka seakan-akan ia telah melaksanakan solat sepanjang malam." (HR. Muslim).

19. Membaca tasbih, tahmid, dan takbir masing-masing 33 kali pada setiap selesai solat, lalu membaca: laa ilaaha illallahu, wahdahuu laa syariikalahu, lahul mulku walahul hamdu, wahuwa 'alaa kulli syai'in qodiir.

Ucapan ini memiliki keutamaan yang sangat besar sebagaimana diriwayatkan dalam hadis tentang orang-orang fakir Muhajirin yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah (hadis panjang Muttafaqun 'alaihi) dalam bab "Dzikir-dzikir yang dibaca setelah solat fardu."

20. Dakwah kepada Allah dan menasihati orang lain.

Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia pun akan menanggung dosa yang sama dengan dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikitpun." (HR. Muslim). Jadi bila Anda menasihati orang lain untuk menuju Allah maka pahala nasihat itu ukan mengalir untukmu selama nasihat itu masih berguna bagi dirinya hingga hari kiamat. Misalnya dengan menyebarkan kebaikan seperti tulisan-tulisan yang ada di hadapan Anda sekarang ini, maka Anda akan mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya hingga hari kiamat dengan adzin Allah swt..

Rasulullah s.a.w bersabda: "Sesungguhnya Allah sentiasa memberi rahmat dan Malaikat-Nya serta penduduk langit dan bumi - sehinggakan semut dalam lubangnya dan ikan di laut - sentiasa berdoa untuk sesiapa yang mengajarkan perkara-perkara yang baik kepada orang ramai." (Abu Umamah r.a)

21. Solat empat rakaat sebelum ashar.

Sabda Rasulullah saw.: "Semoga Allah merahmati seseorang yang solat 4 rakaat sebelum ashar." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Empat rakaat itu dilakukan dengan dua salam setelah azan dan sebelum iqomah.

22. Mengunjungi orang yang sakit.

Sabda Rasulullah saw.: "Barangsiapa mengunjungi orang yang sakit, maka ia akan tetap di khurfah surga." Rasulullah saw. ditanya: "Apakah khurfah surga itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Buah surga yang dipetik." (HR. Muslim). "Dan Anda akan diampuni oleh 70.000 malaikat." (Sebagaimana yang terdapat dalam hadits panjang.)

23. Puasa, mengikuti jenazah, menengok orang yang sakit, dan memberi makan orang miskin.

Bila semua ini terkumpul pada seorang muslim pada satu hari maka ia akan masuk surga dengan karunia Allah, sebagaimana yang terjadi pada diri Abu Bakar ra., di mana Rasulullah saw. bersabda dalam hadis yang panjang: "Tidaklah hal itu semua berkumpul pada seseorang kecuali ia akan masuk surga." (HR. Muslim).

24. Mengadakan perdamaian di antara manusia.

Allah swt. berfirman: "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi shodaqoh atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia." (QS. An-Nisa: 114). Dan banyak hadits yang menunjukkan keutamaan hal itu, yang tidak mungkin kita membahasnya semua karena kesempatan yang terlalu sempit.

25. Memperbanyak ucapan [Subhaanallahi walhamdulillahi walaailaaha illallahu wallahu akbar].

Ucapan ini lebih afdhal daripada hari terbitnya matahari, sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Nabi saw.. Ucapan ini juga termasuk yang paling disenangi oleh Allah swt. sebagaimana dalam hadits shohih.

26. Membaca Surah Al-Ikhlas berulang-ulang.

Karena surah ini sebanding dengan sepertiga Al-Quran dalam hal pahala dan kandungan maknanya, di mana surat ini mengandung Tauhid, pengagungan dan penghormatan kepada Allah swt. Rasulullah saw. bersabda: "Qul huwallahu ahad, sebanding dengan sepertiga Al-Quran, dan Qul yaa ayyuhal kaafirun, sebanding dengan seperempat Al-Quran." (HR. Thabrani dan ditashih oleh as-Suyuti dan al-Albani). Dan perlu diperhatikan bahwa sepertiga dalam keutamaan tidak berarti merasa cukup membacanya dan meninggalkan bacaan surat-surat Al-Quran lainnya.

27. Solat empat rakaat sebelum dhuhur dan empat rakaat setelahnya.

Dari Ummu Habibah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang senantiasa melaksanakan solat sunnat 4 rakaat sebelum dhuhur dan 4 rakaat setelah dhuhur maka Allah akan mengharamkan baginya neraka." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Empat rakaat itu dengan dua salam antara adzan dan iqomah, dan 4 rakaat dengan dua salam setelah sholat dhuhur.

28. Qiyamul Lail, menyebarkan salam dan memberi makan.

Dari Abdullah bin Salam ra., Nabi saw. bersabda: "Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makan dan solatlah di waktu malam sementara manusia sedang tidur, maka kalian akan masuk surga dengan selamat." (HR. Tirmidzi). Rasulullah saw. bersabda: "Solat yang paling afdal setelah solat fardhu adalah sholat lail." (HR. Muslim).

29. Mengikuti ucapan muadzin.

Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang membaca ketika mendengar azan: [Allahumma rabba hadzihidda'watittaammati washsholatil qooimati aati Muhammadanil wasiilata walfadhiilata wab'atshu maqoomam mahmuudanilladzi wa 'adtah] ("Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna ini (azan) dan solat (wajib) yang ditegakkan ini. Berilah wasilah (derajat yang tinggi) dan fadhilah kepada Rasulullah dan bangkitkanlah beliau pada maqom yang terpuji yang telah Engkau janjikan.") Maka ia berhak mendapatkan syafaatku nanti pada hari kiamat." (HR. Bukhari).

30. Memperbanyak membaca dan menghapal Al-Quran.

Allah swt. berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan solat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi." (QS. Faathir: 29). Dari Ibnu Mas'ud ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah maka baginya satu kebaikan dan kebaikan itu dilipat gandakan menjadi sepuluh kebaikan. Saya tidak mengatakan bahwa 'alif laam mim' itu satu huruf, tetapi 'alif' satu huruf, 'laam' satu huruf, dan 'mim' satu huruf." (HR. Tirmidzi dan berkata: "Hadits hasan shohih").

31. Memperbanyak zikir kepada Allah.

Sabda Rasulullah saw.: "Maukah kalian aku kabarkan kepada kalian amalan yang paling baik dan suci yang kalian miliki, yang paling tinggi dalam derajat kalian, paling baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak dan lebih baik daripada ketika kalian bertemu musuh lalu kalian memenggal lehernya atau mereka memenggal leher kalian?" Mereka menjawab: "Tentu". Beliau bersabda: "Yaitu zikir kepada Allah Ta'ala." (HR. Tirmidzi).

32. Mengekalkan akhlak yang baik

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:
“Sesungguhnya seseorang mukmin itu dapat mencapai darjat orang yang berpuasa yang mendirikan sembahyang ditengah malam disebabkan akhlaknya yang mulia”. (Riwayat Abu Daud) 

Selawat dan salam untuk nabi kita Muhammad saw, berserta keluarga dan para sahabatnya.

Dari Abdullah bin 'Amr R.A, Rasulullah S.A.W bersabda:
" Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..."

Fahamilah Maksud Perbuatan Tuhan

Orang yang tidak kenal Allah,
Orang yang tidak faham kerja-kerja Allah
Dia tidak akan faham maksud Allah menjadikan sesuatu
Maksud Allah itu difaham mengikut yang dia faham
Akhirnya dia tidak mampu menanggung, apa yang dilakukan oleh Allah pada dirinya

Kalau Allah beri dia kuasa,
Allah hendak melihatkan kuasa-Nya pada diri orang itu
Tapi orang itu merasa berkuasa dan berbangga dengan kuasa yang ada
Dia pun takbur dan sombong dan menyalahguna kuasanya

Jika dia diberi kekayaan,
Allah hendak melihatkan kekayaan-Nya pada diri orang itu
Tapi orang itu dialah yang merasa kaya, dia pun megah dan sombong
Dia pun menghina orang yang papa kedana

Apabila Allah memberi ilmu,
Allah hendak memberitahu ilmu-Nya pada orang itu
Ilmu Allah yang diberi kepadanya
Orang itu menganggap dialah yang punya ilmu,
Dia mahu dihormat dan dipuji
Dia rasa, dialah orang alim yang patut dimuliakan
Padahal Allah hendak melihatkan ilmu-Nya pada orang itu

Jika seseorang itu suaranya sedap atau rupa parasnya cantik
Allah memberitahu itu adalah anugerah Allah padanya
Allah pinjamkan kepadanya
Tapi orang itu merasa megah pula dengan suara dan rupanya
Ingin dipuji dan disanjung selalu


Kalau Allah uji seseorang dengan kesusahan dan penderitaan
Allah hendak memberitahu,
Dia mampu bertindak apa sahaja kalau Dia mau
Dia mau orang itu sedar dan insaf agar kembali kepada-Nya
Tapi orang itu pula dia tidak senang, gelisah, kecewa dan putus asa
Begitulah orang yang tidak kenal dan tidak faham perbuatan Tuhan

Orang itu tidak akan rasa tenang jiwanya
Jiwanya tidak senang dan kecewa selalu mungkin putus asa
Hormat orang tidak kekal, sanjungan orang tidak selalu
Pujian orang tidak mesti sampai datang
Kemegahan dan kekuasaan tidak selama-lamanya
Apabila segala-galanya sudah tidak wujud
Lagi kecewa, menderita, putus asa

Oleh itu kenalilah Allah
Fahamilah maksud perbuatan Allah
Bukan maksud seperti yang kita fahami

Ilmu Haqiqat

Ali bin Abi Tholib r.a Karamallahu Wajhah berkata : “Tidak Syah Sholat seseorang melainkan dengan Mengenal akan Allah”. Di dalam perjalanan Ma’rifatullah/Mengenal akan Allah maka di mulai dengan Mengenal akan Diri sendiri (Diri yang sebenar-benarnya Diri). Sebab diri yang dikatakan sebenar-benarnya diri itu, yang memiliki hubungan langsung dengan Tuhannya. Tentu bagi mereka yang sudah paham tentang Ma’rifat telah mengetahui yang mana sih…., diri yang harus di kenal itu.
Akan tetapi dari mereka-mereka yang telah kenal akan diri banyak yang tidak menyadari bahwasannya apa yang telah dilaluinya/diketahuinya itu masih sebatas Kulit dalam pandangan Arifbillah. Kenapa demikian..? karena diri yang banyak diketahui oleh sebagian penuntut Ma’rifatullah itu masih terbatas kepada diri yang ada pada dirinya sendiri. Dan ada juga yang terbatas pada pandangannya kepada orang yang diistimewakan dan diagungkannya. Sedangkan Ma’rifat yang sebenarnya dan sesempurna-sesempurnanya adalah Ma’rifat yang Universal, tidak ada batasanya dan tidak terbatasi oleh diri sendiri saja maupun orang tertentu saja. Setiap orang yang berada di dalam lingkaran Ma’rifat merujuk kepada SumberPengetahuan Allah/Sumber Hakikatullah yang di sebut dengan “Nur
Muhammad ”, sebagaimana dalil yang telah dipahami oleh mereka-mereka yang ber paham Ma’rifat bahwa “Nur Muhammad” itu awal-awal dari segala sesuatu.
Dengan Nur itu maka terciptalah Seluruh sekalian Alam beserta isinya. Rosulullah Saw bersabda : “Bahwasannya Allah Swt telah menjadikan akan Ruh-ku daripada Zat-Nya sedangkan sekalian Alam beserta isinya terbit dari pada Nur-ku (Nur Muhammad)”. Sabda Rosulullah Saw yang lain : “Sesungguhnya Aku adalah Bapak sekalian Ruh sedangkan
Adam adalah Bapak dari sekalian batang tubuh (Jasad)”. Dari dalil tersebut telah menguraikan bahwa Hakikat Nur Muhammad itu tidak hanya ada pada satu diri saja melainkan ada pada setiap yang maujud. Sehingga tak terbatas bagi Nur Muhamad itu, melainkan meliputi sekalian Alam termasuk pada diri sendiri.
Jika seseorang mengenal akan Allah melalui Nur-Nya (Nur Muhammad) yang ada pada dirinya sendiri maka belum lah dikatakan mengenal akan Allah yang meliputi sekalian Alam. Begitu juga jika seseorang mengenal akan Allah melalui Nur-Nya (Nur Muhammad) yang ada hanya pada orang-orang tertentu yang diistimewakannnya dan diagungkannya dari diri Ustadz-ustadznya, Guru-gurunya, Syaikhnya ataupun Mursyidnya maka sesungguhnya ia masih terhijab oleh yang sesuatu yang dipandangnya. Rumus dari pada Ma’rifatulah yang sebenarnya dan Universal itu adalah : “Syuhudul Wahdah Fil Katsroh, Syuhudul Katsroh Fil Wahdah”. (Memandang yang Satu (Nur) ada pada yang banyak, memandang yang banyak ada pada yang Satu).
Saya mau katakan bahwa seseorang yang mengenal Allah sebatas pandanganya kepada dirinya sendiri atau orang tertentu yang diistimewakan dan diagungkannya maka mereka itu mengenal akan Allah masih sebatas Kulit saja dari pemahaman Marifatullah yang sesungguhnya. Jika demikian!, bagaimana mungkin ia akan sampai kepada keikhlasan tertinggi dan bagaimana mungkin ia mengatakan telah bertemu dengan Allah sedangan di halaman Istana Allah saja (DARKATUL QUDRAT) ia belum memasukinya, karena masih terdinding/terhijab pandangannya dari sesuatu selain Allah Swt (HAQQUL HAQIQI). Jika anda benar-benar ingin menjumpai Allah dan bertemu dengan Allah (LIQO’) maka lepaskanlah pandangan hatimu dari sesuatu apapun.
Jangan berhenti pada pandangan JAMALULLAH/ KEINDAHAN ALLAH maka niscaya engkau akan mabuk dan takjub di dalamnya.
Pandanganmu akan Hakikat Nur yang ada hanya pada dirimu saja atau yang ada hanya pada orang yang engkau kagumi dan istemawakan saja membuktikan bahwa tanpa engkau sadari engkau telah tenggelam dan mabuk di dalam sifat JAMALULLAH/KEINDAHAN ALLAH. Ketahuilah! Bahwa untuk sampai kepada Allah Swt dengan melalui EMPAT tahapan, yaitu : JALALULLAH (Kebesaran dan Keagungan Allah) JAMALULLAH (Keindahan Allah) QOHARULLAH (Kekerasan/Kepastian Allah) KAMALULLAH (Kesempurna’an Allah) Untuk bisa menaiki tahapan-tahapan tersebut agar sampai kepada KAMALULLAH (KESEMPURNAAN ALLAH), maka wajib baginya Satu Pandangan yaitu Allah Swt tanpa melalui perantara selain Nur Muhammad.
Sedangkan Nur Muhammad itu meliputi setiap yang Maujud termasuk pada diri sendiri. Sehingga yang dikatakan sebenar-benarnya Guru/Mursyid Murobbi adalah Nur Muhammad Rosulullah Saw sebagai pemegang Kunci Pintu Surga/MIFTAHUL JANNAH. Siapapun mereka itu, jika Satu yang di pandang yaitu Allah Swt, melalui Hakikat Nur Muhammad yang meliputi sekalian Alam maka tidak ada sebutan yang pantas baginya selain “ARIFBILLAH”. Jika masih ada pandangan yang terbatas atau dibatasi tentang Hakikat Nur Muhammad itu pada beberapa diri saja maka belumlah pantas baginya menyandang sebutan “ARIFBILLAH” melainkan mereka itu masih di sebut dengan orang yang berada pada “TARIKAT/Perjalanan” menuju kepada Allah. Mursyid Murobbi tidak hanya ada pada satu diri Melainkan Meliputi setiap “Kaun Maujudi” Siapa yang sanggup mematikan Diri Itulah Langkah Awal menuju Diri Sejati
Jangan tertipu dengan apa yang dipandang Karena semuanya hanyalah bayang-bayang Tidak terpisah Al-Haq dengan selayang pandang. Tujulah kepada satu yang ada di dalam pandang. Belumlah dikatakan sebenar-benarnya mengenal. Sebelum engkau mengerti JALAL, JAMAL, QOHAR DAN KAMAL Empat sifat yang maujud dan Nyata pada Nur-Nya. Alif itu menunjukkan akan Zat-Nya Lam Awal adalah ketetapan Sifat-Nya Lam Akhir kenyataan Asma’ Nya Sedangkan Ha adalah bukti dari Af’al-Nya Kesempurnaan Allah dalam keserba meliputannya Pada Muhammad Rosulullah segala rahasianya Sebagai inti dasar dari sekalian alam Menjadi saksi kemaujudannya Alif adalah jati diri Muhammad Kaf itu adalah Ilmu Muhammad Ba’ adalah Kelakuan Muhammad Ro’ itu kehendak pada diri Muhammad Dari situlah Maha Agung Allah Ta’ala Dalam keserba meliputan sekalian Alam Allah dan Muhammad satu Rahasia Menjadi Kalimah ALLAH dan AKBAR Karena itulah Rosulullah bersabda “Agungkanlah dan besarkanlah Kalimah Allah : Allahu Akbar…. Allahu Akbar……
Allahu Akbar Walillahil hamd”.

Melihat Allah

AKIDAH Tauhid Iman Bahasan : Ingin Melihat Allah?
Hadist: Dari Abdullah bin Syaqiq, katanya: Kataku kepada Abu Zar: Sekiranya saya berjumpa dengan Rasulullah s.a.w. niscaya kutanyakan kepada beliau suatu soalan.
Kata Abu Zar:” Tentang apa?”
Jawab Abdullah:” Apakah tuan melihat Allah?”
Kata Abu Zar:” Itu pernah ku tanyakan kepada beliau, dan dijawabnya:” Saya hanya melihat sinar Wudullah serupa dengan saya tapi tidak sebanding, saya lemah dikuasa melihat diri di luar diri, engkau adalah aku, aku adalah engkau, begitulah sapaan Allah terhadap Hambanya (nur)”.
Allah Ta ala bisa dikenal Tapi tidak bisa diperkenalkan Kepada siapapun. Kata Rasulullah, aku menyembah Allah yang ku kenal, Dan Nabi Musa Menyembah Allah Yang dia Kenal. Begitu juga Pengenalan Nabi-nabi Yang lainya. Dan Begitu juga Nanti semua semua umat-umatku, Karena sangat-sangat Rahasia Peribadi.
Apabila tampak suara, tidak Tampak wujud , apa bilaTampak wujud Tidak Tampak suara. Seperti Yang dilakukan Nabi Musa di Bukit Tursiana, mau betul Melihat wujud Allah Yang Serupa tidak sebanding. melihat diri di luar diri, engkau adalah aku, aku adalah engkau. mengenalnya Allah satu persatu, itu yang betul, bukan satu untuk semua karena kita lahir, mati, musyahadah, murakabah, dan mujahadah sendiri tidak bisa berjamaah.., penyaksiannya…, mudahan paham, amin.
Jangan rampas, sifat Allah, Asma Allah dan Afal Allah dan wujud Allah. Dan Jangan Engkau aku itu. Itu adalah sifat-sifat Orang Yang Melampai Batas. Yang Apabila ditunjukkan Kebenaran, selalu Ragu Kemudian Berpaling Padahal sudah empat kitab dan 25 Nabi utusan. Itu semua Karena engkau sibuk mengurusi duniawi, lupa menuntut Ilmu:
Hadis: Menuntut ilmu itu Wajib fardu Ain Atas Muslim Laki-laki dan Muslim Perempuan: kewajiban Menuntut ilmu usuluddin Sama Wajib hukumnya sama Dengan rukun Islam, rukun iman, apa bila diLanggar Mutlak Hukumnya Haram.
Hadis Qudsi: Awaluddin Marifatullah,… artinya: Awal beragama mengenal Allah, dan Bermula sembah itu Atas kenal marifat kepada Allah. Seperti Nabi, sahabat, Dan Wali Allah dan hamba Allah Yang Mukarabin aridillah, hanya memperdalam mencari ke jenjang yang lebih baik dan tepat mengenal Allah .
Marifat adalah nikmat yang teramat besar. Namun, kenikmatan syurga tiada sebanding dengan nikmat menatap wajah Allah secara langsung. Itulah puncak dari segala puncak kenikmatan dan kebahagiaan. Rasulullah s.a.w sendiri menjanjikan hal ini dan baginda pernah menyebut bahawa umatnya akan dapat melihat Allah SWT di saat fana , maupun jaga, Kejahiranya Sangat Nampak Pada Hamba.
Hadis qudsi: Al insanu syirri wa ana syirrohu, artinya, Adapun Manusia itu Rahasiaku Dan aku pun rahasianya. Unsur Insan itu ada jasad ada nyawa, ada Allah: Maka hiduplah Hamba. Adapun Jasad, Nyawa, dan Allah ta ala, Bagaikan Barang senyawa, Yang tidak bisa di pisahkan Satu sama lain, Begitu juga, Lagit dan bumi, dan makhluk lainnya.
Allah Taala satu, Disembah Bersama-sama, beramai-ramai bukan begitu, itu hanya sangkaan saja, Marifatnya Allah Swt, Esa Pada wujud Hamba Masing-masing, sudah mutkak satu persatu diberi sesembahan, kenapa berpaling mencari yang jauh, sungguh melampaui batas. Dalilnya, aku beserta hambaku di mana dia berada.
Tentang melihat Allah ini, Allah SWT berfirman mengisahkan permintaan Musa untuk melihat-Nya: “Dan tatkala Nabi Musa datang pada waktu yang kami telah tentukan itu, dan Tuhannya berkata-kata dengannya, maka nabi Musa (merayu dengan) berkata:” Wahai Tuhan ku, perlihatkanlah kepadaku (Dzat-Mu Yang Maha Suci) supaya aku dapat melihat-Mu.”
Allah berfirman: ”Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku. Rahasianya, tidak ada (siapa) yang bisa melihat Allah Hanya Allah. Sebab Terdinding Hamba kepada Allah, selain wujud Allah, Masih ada Rasa Wujud Hamba Cuma itu.
Tetapi pandanglah ke gunung itu, Pada ketika Nabi Musa menandang gunung, Begitu juga Allah Taala berpisah sementara daripada jiwa Nabi Musa, maka pingsan nabi Musa Bukannya (kerana) mendengar Akan letusan gunung tersebut, jika ia tetap berada di tempatnya (sebagaimana sediakala) nescaya kamu dapat melihat-Ku.” Setelah Allah ‘Tajalla’ (menzahirkan kebesaran-Nya) kepada gunung itu, (maka) ‘Tajallinya’ menjadikan gunung itu hancur lebur dan nabi Musa pun jatuh pingsan.
Setelah sadar semula berkatalah Nabi Musa:” Maha Suci Engkau (wahai Tuhan ku), aku bertaubat kepada Engkau dan akulah orang pertama beriman (pada zamanku)” (QS Al- A’raf 7 : 143).
Maha Suci Allah Yang Maha Berkuasa, Tiada daya sekalian makhluk melainkan Allah pada Rahasia..
Sebenarnya :Banyak jalan untuk mengenal Allah. kenyataan Allah itu ada di alam sagir/alam insan, sebagian kecil saja di alam kabir/langit dan bumi, karena alam kabir itu saksi bisu, hanya bekas dari pada kudrad Allah dahulunya, yang di jaga oleh para malaikat dan bala tentaranya.
Sedangkan Alam insan, sempurna bentuk dan sempurna ahlaqnya dan penjagaanya. Pertanyaan, Sebenarnya yang sempurna bentuk itu bentuknya siapa??? jawabnya, tidak lain dan tidak bukan bentuk dia juga.
Jalan mengenal Allah adalah mengenal diri sebenar-benarnya, diri lahir maupun bathin. Mulai mengenal asal usul dan ke mana kita kembali. Mulai titik kejadian, dan melalui kesudahan segala sesuatu, ke mana melalui sifat-sifat Allah, nama-nama Allah.
Pengertian arasy/ kursi: otak /aqal.= 7 lapis aqal /langit..pengertian. bumi 7 alam insan 7 lapis aurat tubuh dari kulit sampai sum-sum. lailahaillah …menapikan /meniadakan akan tubuh, muhammad rasulullah… menapikan/meniadakan akan nyawa. Hua : hanya Allah yang maha ada. Sebagai hamba … lahaulawalakuata illabillah.
Asy Syafi’i mengatakan di bagian awal Muqoddimah Kitab Ar Risalah:
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻫُﻮَ ﻛَﻤَﺎ ﻭﺻﻒ ﺑِﻪِ ﻧﻔﺴﻪ، ﻭﻓﻮﻕ ﻣَﺎ ﻳﺼﻔﻪ ﺑِﻪِ ﺧﻠﻘﻪ .
“Segala puji bagi Alloh yang (terpuji) sebagaimana sifat yang Dia tetapkan untuk diri-Nya sendiri. Sifat-sifat yang tidak bisa digambarkan oleh makhluknya.”
Begitu pula yang dikatakan oleh Ahmad bin Hambal. Beliau mengatakan: Alloh tidak diberi sifat kecuali dengan yang Dia tetapkan sendiri, atau sifat yang diberikan oleh Rosul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam tanpa disertai tahrif (penyelewengan makna), tanpa takyif (memvisualisasikan), tanpa tamsil (menyerupakan dengan makhluk), tetapi mereka menetapkan nama-nama terbaik dan sifat-sifat luhur yang Dia tetapkan bagi diri-Nya. Mereka yakini bahwasanya:
ﻟَﻴْﺲَ ﻛﻤﺜﻠﻪ ﺷﻲﺀ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟﺴﻤﻴﻊ ﺍﻟﺒﺼﻴﺮ
“Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai dengan-Nya, Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” baik dalam sifat-sifatNya, Zat-Nya maupun dalam perbuatan-perbuatanNya
Nabi bersabda dalam konteks hadits budak perempuan yang cukup populer: “Di mana Alloh?” Budak tersebut menjawab, “(Alloh) di atas langit.” Akan tetapi bukan berarti maknanya Alloh berada di dalam langit, sehingga langit itu membatasi dan meliputi-Nya. Keyakinan seperti ini tidak ada seorang pun ulama salaf dan ulama yang mengatakannya; akan tetapi mereka semuanya bersepakat Alloh berada di atas seluruh langit ciptaan-Nya. Dia bersemayam (tinggi) di atas ‘Arsy, terpisah dari makhluk-Nya; tidak terdapat sedikit pun unsur Dzat-Nya di dalam makhluk-Nya, begitu pula, tidak terdapat sedikit pun unsur makhluk-Nya di dalam Dzat-Nya.
Malik bin Anas pernah berkata:
ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻓَﻮْﻕَ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ، ﻭﻋﻠﻤﻪ ﻓِﻲ ﻛﻞّ ﻣﻜﺎﻥ
“Sesungguhnya Alloh berada di atas langit dan ilmu-Nya berada (meliputi) setiap tempat.”
Ibnu Taimiyah berkata setelah penjelasan yang panjang, Orang yang mengatakan, “Barang siapa tidak meyakini Alloh di atas langit adalah sesat”, jika yang dimaksudkan adalah “barang siapa yang tidak meyakini Alloh itu di dalam lingkup langit sehingga Alloh terbatasi dan diliputi langit” maka perkataannya itu keliru. Sedangkan jika yang dimaksudkan dengan ucapan itu adalah “barang siapa yang tidak meyakini apa yang tercantum di dalam Kitab dan Sunnah serta telah disepakati oleh generasi awal umat ini dan para ulamanya -yaitu Alloh berada di atas langit bersemayam di atas ‘arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya- maka dia benar.
Ahlu ta’thil dan ta’wil (penolak dan penyeleweng sifat Alloh) memiliki syubhat dalam hal ini. Mereka benturkan Kitabullah dan Sunnah Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dengan syubhat ini, mereka tentang kesepakatan salaful ummah dan para ulama. Mereka tentang fitrah yang telah Alloh anugerahkan kepada hamba-hambaNya, mereka tentang sesuatu yang telah terbukti dengan akal sehat. Dalil-dalil ini semua bersepakat bahwa Alloh itu berada di atas makhluk-Nya, tinggi di atasnya. Keyakinan semacam ini Alloh anugerahkan sebagai fitrah yang dimiliki oleh orang-orang tua bahkan anak-anak kecil dan juga diyakini oleh orang badui; sebagaimana Alloh menganugerahkan fitrah berupa pengakuan terhadap adanya (Alloh) Pencipta Yang Maha tinggi.
Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits shahih:
ﻛﻞّ ﻣﻮﻟﻮﺩ ﻳﻮﻟﺪ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻔﻄﺮﺓ؛ ﻓﺄﺑﻮﺍﻩ ﻳﻬﻮﺩﺍﻧﻪ، ﺃَﻭْ ﻳﻨﺼّﺮﺍﻧﻪ، ﺃَﻭْ ﻳﻤﺠﺴﺎﻧﻪ، ﻛَﻤَﺎ ﺗﻨﺘﺞ ﺍﻟﺒﻬﻴﻤﺔ ﺑﻬﻴﻤﺔ ﺟﻤﻌﺎﺀ ﻫَﻞْ ﺗﺤﺴّﻮﻥ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣﻦ ﺟﺪﻋﺎﺀ؟
Kemudian Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu berkata: Jika kalian mau bacalah,
ﻓﻄﺮﺓ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻓﻄﺮ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ، ﻻَ ﺗﺒﺪﻳﻞ ﻟﺨﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ
Barang siapa berbicara tentang Alloh, Nama dan Sifat-Nya dengan pendapat yang bertentangan dengan Al Kitab dan As Sunnah maka dia termasuk orang-orang yang mempermainkan ayat-ayat Alloh secara batil.
Alloh ta’ala berfirman,
ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺟﻌﻠﻨﺎﻛﻢ ﺃﻣّﺔ ﻭﺳﻄﺎً
“Dan demikianlah Kami jadikan kamu umat yang pertengahan.”
Posisi Ahlusunnah di dalam Islam seperti posisi Islam di antara agama-agama.
Walhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

Keagungan Cahaya Allah


ﺣَﻤْﺪًﺍ ﻟِﺮَﺏٍّ ﺧَﺼَّﻨَﺎ ﺑِﻤُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﺃَﻧْﻘَﺬَﻧَﺎ ﻣِﻦْ ﻇُﻠْﻤَﺔِ ﺍﻟْﺠَﻬْﻞِ ﻭَﺍﻟﺪَّﻳَﺎﺟِﺮِ ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُﻟِﻠّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻫَﺪَﺍﻧﺎَ ﺑِﻌَﺒْﺪِﻩِ ﺍﻟْﻤُﺨْﺘَﺎﺭِ ﻣَﻦْ ﺩَﻋَﺎﻧَﺎ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺑِﺎْﻹِﺫْﻥِ ﻭَﻗَﺪْ ﻧﺎَﺩَﺍﻧَﺎ ﻟَﺒَّﻴْﻚَ ﻳﺎَ ﻣَﻦْ ﺩَﻟَّﻨَﺎ ﻭَﺣَﺪَﺍﻧَﺎ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ، ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُﻟِﻠّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺟَﻤَﻌَﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻫَﺬَ ﺍﻟْﺠَﻤْﻊِ ﺍْﻟﻌَﻈِﻴْﻢِ
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Maha Penguasa tunggal dan Maha membangkitkan keluhuran pada jiwa hamba-hambaNya untuk mencapai keluhuran yang lebih luhur, meninggalkan kehinaan menuju kemuliaan, meninggalkan kemuliaan menuju kemuliaan yang lebih mulia lagi, terus menuju gerbang-gerbang keluhuran Ilahi di dalam kenikmatan dan di dalam kesusahan, di dalam siang ataupun malam, dalam segala keadaan gerbang kedekatan kepada Allah selalu terbuka dari Al Qariib ( Yang Maha dekat ),
sebagaimana firmanNya:
“ Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku dekat. Aku menjawab permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi seruan Ku dan hendaklah mereka beriman kepada Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran ”. ( QS. Al Baqarah : 186 )
Sungguh Allah Maha dekat, Maha cepat menjawab dan mendekatkan Dzat Nya kepada hamba yang ingin mendekat kepada Nya dengan kedekatan yang cepat dan dahsyat . Diriwayatkan didalam riwayat yang shahih: “ Bahwa pengampunan Allah itu datang secepat hambaNya beristighfar atau bertobat ”, secepat itulah pengampunan Allah muncul. Jika seorang hamba berbuat
dosa , dan dalam kesempatan itu ia langsung menyesal dan menangis, merintih dan memohon maaf, maka secepat itulah pengampunan Allah datang.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Aku dan kalian dimana siang dan malam tiada henti-hentinya berlumur dosa, jatuh dalam hal-hal yang makruh, hal yang syubhat atau yang haram, semoga Allah subhanahu wata’al selalu mengikis dosa-dosa kita dan menghapusnya sepanjang siang dan malam, dan kita memohon kepada Allah agar pengampunanNya terus mengikuti setiap nafas kita di dalam kesalahan dan dosa-dosa kita, karena tiada sesuatu yang lebih menghalangi kita dari kelembutan Ilahi melebihi dosa, hanya dosalah yang merupakan hijab yang menutup hamba dari penciptaNya hingga ia tersulitkan untuk rindu kepada Allah. Namun ketika sudah muncul keinginan bertobat, menyesal dan merasa hina karena telah berbuat dosa, maka di saat itu Allah membuka pintu cahaya di dalam jiwanya , maka ia pun bergetar ingin mendekat kepada Yang Maha Suci, ia ingin suci dan tidak ingin hina, ia ingin mulia dan tidak ingin nista, ia ingin dekat dengan Rabbul ‘alamin dan rindu ingin berjumpa dengan Yang Maha Indah. Dimana ketika Nabiyullah Musa merintih, dalam firmanNya:
ﺭَﺏِّ ﺃَﺭِﻧِﻲ ﺃَﻧْﻈُﺮْ ﺇِﻟَﻴْﻚَ
‏( ﺍﻷﻋﺮﺍﻑ : 143 )
“ Ya tuhanku, tampakkanlah (diriMu) kepadaku agar aku dapat melihatMu”. ( QS. Al A’raf: 143)
Allah menjawab dengan firmanNya:
ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻦْ ﺗَﺮَﺍﻧِﻲ ﻭَﻟَﻜِﻦِ ﺍﻧْﻈُﺮْ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﺒَﻞِ ﻓَﺈِﻥِ ﺍﺳْﺘَﻘَﺮَّ ﻣَﻜَﺎﻧَﻪُ ﻓَﺴَﻮْﻑَ ﺗَﺮَﺍﻧِﻲ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺗَﺠَﻠَّﻰ ﺭَﺑُّﻪُ ﻟِﻠْﺠَﺒَﻞِ ﺟَﻌَﻠَﻪُ ﺩَﻛًّﺎ ﻭَﺧَﺮَّ ﻣُﻮﺳَﻰ ﺻَﻌِﻘًﺎ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺃَﻓَﺎﻕَ ﻗَﺎﻝَ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺗُﺒْﺖُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺃَﻭَّﻝُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦ
‏( ﺍﻷﻋﺮﺍﻑ : 143 )
“ Allah berfirman: engkau tidak akan ( sanggup ) melihatKu, namun lihatlah ke gunung itu jika ia tetap di tempatnya niscaya engkau dapat melihatKu, maka ketika tuhannya menampakkan (keagunganNya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan ”. ( QS. Al A’raf: 143 )
Firman Allah: “ Sungguh engkau tidak akan mampu melihatKu ”, maksudnya adalah penglihatan nabi Musa tidak akan mampu Allah. Ketika Allah membuka tabir cahaya kewibawaanNya kepada gunung, maka gunung itu hancur lebur dan tidak lagi terlihat. Diriwayatkan di dalam tafsir Imam Ibn Katsir, tafsir Imam thabari, tafsir Imam Qurthubi dan lainnya, bahwa keadaan gunung yang demikian tinggi dan besar itu, ketika Allah menunjukkan cahaya kewibawaanNya maka tiba-tiba gunung itu terpendam ke dalam bumi. Dan bahwa gunung itu tidak muncul lagi hingga hari kiamat karena takutnya dari cahaya kewibawaan Rabbul ‘alamin.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan di dalam tafsir Imam Ibn Katsir bahwa Allah menutup dzatNya dengan 70.000 tabir, dan setiap tabir itu adalah paduan dari cahaya, kegelapan dan air. Ketiga komponen itu, air, cahaya, dan kegelapan itu dipadu menjadi satu tabir yang demikian dahsyat, dan terdapat 70.000 tabir yang menutup antara makhluk dan Sang Khaliq, dijelaskan oleh Al Imam Ibn Katsir menukil salah satu riwayat yang shahih, bahwa apabila manusia mendengar suara gemuruh air yang menjadi salah satu tabir yang menutup makhluk dengan Allah maka hatinya akan lepas dan terlempar dari tubuhnya karena takut mendengar dahsyatnya gemuruh air dari salah satu 70.000 tabir yang membentengi antara makhluk dengan Allah. Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah bahwa jika tabir itu terbuka satu saja dan tersingkaplah sedikit cahaya Rabbul ‘alamin kepada gunung maka gunung itu lebur tidak tersisa dan tidak akan muncul lagi hingga hari kiamat. Dan dalam riwayat lain gunung itu hancur menjadi debu karena takutnya dari kewibawaan Ilahi, maka ketika itu robohlah nabiyullah Musa ‘alaihissalam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Demikianlah cahaya keagungan Ilahi yang tertup dengan tabir air, cahaya dan kegelapan. Air, cahaya dan kegelapan itu berpadu dan tidak bisa terbayangkan bagaimana dahsyatnya. Diriwayatkan oleh Al Imam At Тhabari dalam menafsirkan ayat ini bahwa ketika nabiyullah Musa meminta untuk melihat Allah maka Allah berfirman : “ Wahai Musa engkau tidak akan melihatKu bahkan melihat pasukan-pasukanKu pun engkau tidak akan mampu ”, maka Allah perlihatkan para tentaraNya di bumi dan berdatanganlah seluruh halilintar yang berada di bumi, seluruh awan hitam dan seluruh malaikat yang ada di bumi mengelilingi nabiyullah Musa dan bertakbir dan bertasbih, yang mana takbir dan tasbih mereka lebih dahsyat dari gemuruhnya ombak yang besar, kemudian Allah memerintahkan malaikat yang di langit pertama untuk turun dan diperlihatkan kepada Nabiyullah Musa, maka nabi Musa as melihat para malaikat yang demikian besar dan dahsyat dengan
bentuk -bentuk yang belum pernah dilihat, dengan warna warni yang belum pernah terlihat mereka bergemuruh dengan takbir dan tasbih mengagungkan nama Allah, dan suara satu dari mereka lebih dahsyat dari gemuruhnya guntur dan jumlah mereka yang demikian banyak mengelilingi nabiyullah Musa As. Maka Allah perintahkan malaikat yang berada di langit kedua untuk turun dan diperlihatkan kepada nabiyullah Musa, demikian pula malaikat yang ada di langit ketiga, keempat, kelima dan keenam turun untuk menghadap Nabi Musa As yang sudah tidak mampu lagi berdiri, sehingga ia roboh berdiri dengan lututnya, dan ia menyesal karena telah meminta untuk melihat Allah dan ia pun jatuh dan terduduk, maka Jibril As berkata : “ Bertahanlah wahai Musa, karena kau akan melihat yang lebih dahsyat dari hal ini sebgaimana permintaanmu ”, maka nabiyullah Musa pun merapatkan tubuhnya di dinding pegunungan seraya berkata : “ Wahai tuhanku, aku tidak berani berbuat apa-apa, jika aku diam niscaya aku akan mati karena ketakutan dan kerisauan, dan jika aku bergerak maka aku akan terbentur dengan triliyunan malaikatMu yang sedang mengelilingiku ”, maka disaat itulah Allah membuka langit ketujuh dan membuka salah satu dari 70.000 tabir yang menutupNya dengan makhlukNya, kemudian diperlihatkan kepada gunung maka gunung itu terpendam kedalam bumi dan tiada akan muncul lagi hingga hari kiamat.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Rahasia kewibawaan Ilahi Yang Maha menguasai seluruh jagad raya, Dia Allah subhanahu wata’ala Yang Maha mengenalkan dzatNya, Maha Pengampun, Maha dekat, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Maha berwibawa dan Maha berkuasa Yang berfirman:
ﻣَﺎ ﻳَﻔْﻌَﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻌَﺬَﺍﺑِﻜُﻢْ ﺇِﻥْ ﺷَﻜَﺮْﺗُﻢْ ﻭَﺁَﻣَﻨْﺘُﻢْ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺷَﺎﻛِﺮًﺍ ﻋَﻠِﻴﻤًﺎ
‏( ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ : 147 )
“ Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha berterimakasih lagi Maha Mengetahui ”. ( QS. An Nisa’: 147 )
Sungguh Allah Maha berterima kasih dan Maha mengetahui perbuatan kita dan getaran pemikiran kita, dan Allah Maha berterima kasih dan membalas setiap kebaikan kita dengan sepuluh kali lebih besar dari kebaikannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari :
ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻲ ﺣَﺎﺟَﺔِ ﺃَﺧِﻴﻪِ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻲ ﺣَﺎﺟَﺘِﻪِ
‏( ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )
“ Barangsiapa yang (peduli) terhadap kebutuhan saudaranya, maka Allah ( peduli ) pada hajatnya ”. ( Shahih Al Bukhari )
Hadirin hadirat, jika hajat ( kebutuhan ) orang lain kita pedulikan maka Allah akan peduli kepada hajat kita dan terlebih lagi jika kita peduli pada hajat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, apa hajat beliau?, Hajat beliau adalah tersebar luasnya dakwah beliau, dan banyak cara untuk menyebarkannya, mungkin dengan ucapan, perbuatan, internet, SMS, email, surat, harta, jabatan, bahkan dengan doa dan munajat. Hadirin hadirat, berkhidmahlah untuk hajat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka siang dan malam Allah subhanahu wata’ala akan menyelasaikan segala hajat kita . Rabbi, jadikanlah kami selalu berkhidmah kepada nabi yang paling Engkau cintai, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hadirin hadirat, terbuka segenap hijab di malam Isra’ dan Mi’raj untuk sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika 70.000 tabir dibuka maka Jibril pun mundur seraya berkata : “ Aku tidak akan melanjutkan lagi, jika aku melanjutkannya maka aku akan terbakar oleh cahaya Allah”, maka Allah subhanahu wata’ala membuka 70.000 tabir itu hingga sang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berhadapan dengan Allah. Allah subhanahu wata’ala yg berfirman:
ﺛُﻢَّ ﺩَﻧَﺎ ﻓَﺘَﺪَﻟَّﻰ ، ﻓَﻜَﺎﻥَ ﻗَﺎﺏَ ﻗَﻮْﺳَﻴْﻦِ ﺃَﻭْ ﺃَﺩْﻧَﻰ
‏( ﺍﻟﻨﺠﻢ : 9-8 )
“ kemudian dia mendekat (pada Muhammad), lalu bertambah dekat, sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi) ”. ( QS. An Najm: 8-9 )
Saat itu nabi Muhammad sangat dekat dengan Allah, sebgaiamana dijelaskan di dalam kitab As Syifaa oleh hujjatul islam wabarakatul anam Al Imam Qadhi ‘Iyadh Ar (Ar : alaihi rahmtaullah : semoga baginya Rahmat Allah), bahwa Allah subhanahu wata’ala befirman kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika ketika Rasulullah melihat langit pertama yang begitu dahsyat dengan gemuruh para malaikat yang bertasbih kepada Allah, demikian pula di langit kedua, ketiga, dan seterusnya, nabi berjumpa dengan para rasul dan para malaikat dan disetiap langit disambut oleh para malaikat, maka sampailah ke muntaha al khalaiq, yang batas itu tidak bisa ditembus, tetapi beliau menembusnya dan disaat itu hilanglah semua suara, dan segala bentuk pemandangan, dan disaat itulah nabi Muhammad berhadapan dengan Rabbul ‘alamin Allah subhanahu wata’ala, dan nabi saw mendengar suara yang sangat berwibawa namun penuh dengan kelembutan : “ mendekatlah wahai Muhammad dan singkirkan ketakutanmu wahai Muhammad ”, maka beliau bersujud dan mengucapkan kalimat:
ﺍﻟﺘَّﺤِﻴَّﺎﺕُ ﺍﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻛَﺎﺕُ ﺍﻟﺼَّﻠَﻮَﺍﺕُ ﺍﻟﻄَّﻴِّﺒَﺎﺕُ ﻟِﻠّﻪ
Kemuliaan, kesucian, keluhuran, keberkahan, milik Allah, dan beliau saw pun mendengarkan jawaban Allah :
ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ
“ Salam sejahtera, serta rahmat dan keberkahan Allah untukmu wahai nabi ”
Allah bersalam kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan nabi menjawab:
ﺍَﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻋِﺒَﺎﺩِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦَ
“ Salam sejahtera untuk kami, dan para hamba yang shalih ( nabi dan para malaikat )”.
Rasul membawa seluruh nama malaikat dan nama ummatnya untuk mendapatkan dan termuliakan dengan salam Allah kepada beliau, Rasul membagikan salam itu kepada seluruh nabi, rasul, malaikat dan ummatnya dengan jawaban : “ salam sejahtera untuk kami ( bukan untukku semata) dan para hamba Allah yang shalih ”, semua dibawa oleh Rasul didalam keagungan salam Allah subhanahu wata’ala, oleh sebab itulah sudah sepantasnya kita selalu bersalam kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka shalawat dan salam kepada nabi Muhammad saw merupakan rukun didalam shalat. Ucapan yang kita ucapkan didalam tahiyyat itu adalah rahasia kemuliaan mi’raj disaat terbukanya 70.000 tabir, Rasul berhadapan dengan Allah. Ucapan yang diucapkan antara Allah dan RasulNya itulah yang selalu kita ulang-ulang disaat kita shalat, betapa agungnya shalat itu.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﺮِﻳﺪُ ﺛَﻮَﺍﺏَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﻌِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺛَﻮَﺍﺏُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍﻟْﺂَﺧِﺮَﺓِ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺳَﻤِﻴﻌًﺎ ﺑَﺼِﻴﺮًﺍ
‏( ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ : 134 )
“ Barangsiapa menghendaki pahala di dunia, maka ketahuilah bahwa di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirah, dan Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat ”. ( QS. An Nisa’: 134 )
Barangsiapa yang menginginkan balasan di dunia atas amalan pahalanya, ia ingin kesuksesan di dunia, ia ingin kemakmuran dan kebahagiaan di dunia, Allah mengatakan agar niatnya disempurnakan karena sungguh Allah memiliki balasan di dunia dan di akhirah. Jadi, orang-orang yang beramal shalih yang mengikuti tuntunan sang pembawa keluhuran dari Yang Maha Luhur maka ia akan mendapatkan balasan kemuliaan di dunia dan di akhirah, demikian janji Rabbul ‘alamin. Namun ajakan-ajakan syaitan itulah yang membuat kita terjauhkan dari keluhuran, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﻳَﻌِﺪُﻛُﻢُ ﺍﻟْﻔَﻘْﺮَ ﻭَﻳَﺄْﻣُﺮُﻛُﻢْ ﺑِﺎﻟْﻔَﺤْﺸَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻌِﺪُﻛُﻢْ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓً ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻓَﻀْﻠًﺎ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺍﺳِﻊٌ ﻋَﻠِﻴﻢٌ
‏( ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ 268: )
“Syaitan itu menjanjikan ( menuntun pada ) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji ( kikir ), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia Nya kepadamu, dan Allah Maha Luas lagi Maha mengetahui ”. ( QS.Al Baqarah: 268 )
Sungguh syaitan selalu mengajak dan menuntun kepada kesusahan dan kefakiran, orang sudah susah ingin dijadikan lebih susah lagi oleh syaitan, dan syaitan juga selalu mengajak kepada kejahatan. Meskipun kau sudah terjebak oleh ajakan syaitan, tetapi Allah tetap mengajakmu kepada anugerah-anugerah dan pengampunan di sisiNya, dan Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui. Maha Luas pemberianNya dan Maha mengetahui kebutuhan hamba-hambaNya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Pada hakikatnya kekayaan dan kemiskinan bukanlah ukuran senang dan susah, bukanlah ukuran kenikmatan dan kesengsaraan, karena apa?, karena jika Allah subhanahu wata’ala mencabut kenikmatannya maka si pemilik harta itu akan merasa lebih susah dari orang yang miskin, banyak orang-orang yang kekayaannya dan hartanya berlimpah ruah tetapi ia sakit tidak bisa makan ini dan itu. Rumahnya, mobilnya, kantornya semua ber AC, tetapi ia tidak boleh menikmati makanan yang enak-enak, makan daging tidak boleh, makanan ini dan itu tidak boleh, makanan yang manis-manis tidak boleh, harus selalu makan yang pahit-pahit, maka ia akan iri dengan para petani atau para kuli, karena mereka sesukanya bisa makan nasi tiga kali sehari sebanyak-banyaknya dengan semua lauk yang di inginkan karena dia tidak sakit apa-apa, maka ia akan iri pada petani atau kuli itu dengan makanan-makanannya tetapi ia tidak boleh menyentuh dan memakannya karena takut gula darahnya akan naik, kolesterolnya naik dan lain sebagainya, ia seperti di penjara padahal ia dalam kekayaan, namun orang yang susah melihat orang kaya dengan pikirannya : “enak sekali ia tidak kepanasan di pagi, siang, sore atau malam, selalu sejuk dengan AC sedangkan kita selalu kepanasan, malam diserang nyamuk, siang diserang lalat terus kita dalam kesusahan ”, padahal kesemuanya dalam kesusahan jika tidak diberi kenikmatan oleh Allah, tetapi jika Allah memberi kenikmatan maka orang yang di penjara pun tetap bisa tertawa terbahak- terbahak, orang miskin atau gelandangan yang di jalanan pun bisa tersenyum dan tertawa, namun kenikmatan sempurna yang diberikan oleh Allah adalah kecukupan. Jika ia membutuhkan suatu hajat maka dicukupi oleh Allah, apalagi yang ia butuhkan selain hajatnya?, kalau hajatnya dikabulkan dan diberi oleh Allah sebelum ia meminta, apalagi yang ia butuhkan selain terus mendekat kepada Allah?!, ini adalah balasan Allah untuk para pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﻋَﻤِﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﻭَﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺑِﻤَﺎ ﻧُﺰِّﻝَ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻖُّ ﻣِﻦْ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻛَﻔَّﺮَ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺗِﻬِﻢْ ﻭَﺃَﺻْﻠَﺢَ ﺑَﺎﻟَﻬُﻢْ
‏( ﻣﺤﻤﺪ : 2 )
“ Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan kebajikan serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad, dia itulah kebenaran dari tuhan mereka, Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka ”. ( QS. Muhammad: 2 )
Mereka yang beriman dan beramal shalih dan mengikuti apa-apa yang dibawa oleh sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana beliau adalah Al Haqq ( kebenaran ) dari tuhan mereka maka Allah akan menghapus dosa-dosa mereka dan Allah perbaiki keadaan mereka di dunia dan di akhiratnya. Jika masalah akhiratnya masih berantakan maka Allah yang memperbaiki, nafkahnya masih berantakan maka Allah yang akan memperbaiki, masalah keluarganya berantakan maka Allah yang memperbaiki, usahanya berantakan Allah yang akan memperbaiki, jasadnya berantakan Allah yang memperbaiki, wafatnya Allah pula yang mengurusnya, ruhnya Allah juga yang mengurusnya, dan surganya Allah pula yang menyiapkannya, demikian keadaan para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga Allah menjadikan aku dan kalian ada diantara mereka, dipelihara dengan seindah-indah bimbingan Allah subhanahu wata’ala.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits yang mulia ini, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dikatakan oleh sayyidina Abdullah bin Umar bahwa ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengimami shalat isya’ dan itu adalah shalat Rasulullah yang terakhir sebelum wafatnya beliau, setelah itu beliau tidak lagi mengimami shalat karena terus sakit dan akhirnya wafat. Setelah beliau mengimami shalat maka beliau berdiri dan menoleh kepada jama’ah seraya bersabda: “ sungguh seratus tahun yang akan datang tidak ada lagi yang tersisa di muka bumi ini ”, maksudnya yang hidup di masa itu, 14 abad yang silam ketika beliau mengatakan hal itu beliau sudah melihat usia semua penduduk yang ada di daratan permukaan bumi dan tidak satu pun yang akan hidup lebih dari 100 tahun mulai dari beliau mengucapkan bahwa semua penduduk bumi yang ada pada saat itu akan wafat 100 tahun kemudian. Dijelasakan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari, menukil dari syarah Al Imam An Nawawy bahwa yang dimaksud adalah di masa itu ketika beliau mengucapkan 100 tahun kemudian tidak ada lagi yang tersisa hidup dari yang hidup di saat itu, tapi setelah beliau berucap, dan barangkali ada yang lahir, maka bisa saja usianya melebihi dari 100 tahun, tetapi mereka yang ada di saat nabi berucap , maka mulai dari bayi hingga orang yang paling tua tidak ada yang akan hidup melebihi 100 tahun, hadits ini mengandung hikmah yang sangat dalam, diantaranya banyak hal-hal ghaib yang diperlihatkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan beliau melihat usia seluruh penduduk di daratan permukaan bumi akan berakhir berapa usia mereka. Demikian Allah subhanahu wata’ala singkapkan tabir-tabir rahasia yang tidak diketahui oleh makhluk tetapi diketahui oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Yang kedua adalah kita renungkan bagaimana luasnya pemikiran Rasulullah saw bisa menguasai dan mengetahui seluruh usia penduduk bumi akan berakhir sebelum 100 tahun dari ucapan beliau. Dan salah satu hikmah yang perlu kita renungkan juga, barangkali di majelis ini juga hanya tersisa satu atau dua orang saja yang akan berusia sampai 100 tahun lagi, dan sisanya mungkin sudah tiada lagi, sebagian besar barangkali sudah dikubur dalam makamnya, semoga kita semua dalam husnul khatimah.
Kita yang berkumpul di malam hari ini mudah-mudahan selalu berkumpul bersama dengan Rasulullah shallallah ‘alaihi wasallam di alam barzakh. Acara ini juga disiarkan secara langsung di
www.majelisrasulullah.org, seluruh dunia bisa melihatnya. Semoga yang menyaksikan dari kejauhan menonton juga dilimpahi keberkahan oleh Allah, amin.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Ketahuilah bahwa dosa dan kesalahan sesungguhnya ada pada manusia, dan syaitan adalah hamba yang sangat takut kepada Allah, syaitan tidak pernah berbuat dosa, maksudnya kesalahannya adalah iblis, dan perbuatan dosa syaitan adalah menggoda, syaitan tidak berbuat dosa (berbeda dg Iblis pimpinan mereka yg menolak perintah Allah swt). Para Syaitan tidak minum arak tetapi dia hanya menggoda orang untuk meminumnya, syaitan tidak berzina tetapi menggoda manusia untuk berzina, dan syaitan tidak berjudi tetapi menggoda manusia untuk berjudi, demikian perbuatan syaitan. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
ﻛَﻤَﺜَﻞِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻠْﺈِﻧْﺴَﺎﻥِ ﺍﻛْﻔُﺮْ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻛَﻔَﺮَ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻲ ﺑَﺮِﻱﺀٌ ﻣِﻨْﻚَ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺭَﺏَّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ
‏( ﺍﻟﺤﺸﺮ : 16 )
“ (bujukan orang-orang munafik itu) seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia, “ membangkanglah kamu! ”, kemudian ketika manusia itu menjadi kufur ia berkata, “ sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, tuhan semesta alam ”. ( QS. Al Hasyr: 16 )
Dan jika orang itu telah kufur dan berpaling dari agama Allah dan kelak ketika bertemu di hari kiamat, maka syaitan itu berkata : “ aku berlepas diri darimu, aku takut kepada Allah ”. Syaitan takut kepada Allah, kesalahannya hanya menggoda, namun Allah jadikan syaitan itu bersama dengan yang digodanya, demikian pula makhluk yang mengajak kepada kebaikan maka Allah jadikan dia bersama dengan orang yang diajaknya dan yang mengikutinya, dan orang yang mengajak kepada kejahatan, akan bersama dengan orang-orang yang diajaknya, dan semoga kita termasuk orang-orang yang terajak oleh tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan bersama nabi Muhammad bukan bersama syaitan.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sisakan hari-hari kita di dalam keluhuran, sisakan hari-hari kita dalam rindu kepada Allah subhanahu wata’ala. Kita telah dengar Allah subhanahu wata’ala begitu dahsyat kewibawaannya dan tabir yang menutup antara makhluk dengan khaliq adalah hijab jasadiah, tetapi kalau sanubari, sungguh sanubari itu bisa melihat atau merasa dilihat Allah subhanahu wata’ala, karena dikatakan oleh hujjatul islam wabarakatul anam Al Imam An Nawawy AR di dalam syarah nawawiyah ‘ala Shahih Muslim, bahwa bukanlah hal yang mustahil seseorang di dunia melihat Allah, namun tentunya dengan perasaan dan hatinya bukan dengan matanya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Ketika ditanyakan kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra : “ Wahai Ali, apakah engkau telah melihat Allah?, sampaikah derajatmu untuk melihat Allah? ”, maka sayyidina Ali menjawab: “ bagaimana aku beriman kepada yang tidak aku lihat, aku sudah melihat Allah ”, bagaimana engkau melihatNya?, sayyidina Ali berkata: “ Aku melihatNya dengan sanubari dan kekuatan iman ”, karena Rasul telah bersabda:
ﺍَﻟْﺈِﺣْﺴَﺎﻥُ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﺒُﺪَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻛَﺄَﻧَّﻚَ ﺗَﺮَﺍﻩُ ﻓَﺈﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺗَﺮَﺍﻩُ ﻓَﺈﻧَّﻪُ ﻳَﺮَﺍﻙَ
“ Ihsan adalah menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya, jika engkau tidak melihatNya maka sungguh Allah melihamu ”
Ingat Allah tidak sama dengan segala sesuatu, jika muncul hayalan dalam perasaan kita tentang bentuk-bentuk Allah, sungguh hal itu adalah bisikan syaitan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari, ketika syaitan berkata : “ ini ciptaan siapa, itu ciptaan siapa, maka hati kita akan terus menjwab: “ Allah, Allah, Allah ”, lalu syaitan akan berkata: “ Lalu siapa yang menciptakan Allah?”, maka Rasul bersabda : “ jika kalian sampai pada hal itu maka berlindunglah kepada Allah karena hal itu sudah berada di jurang kekufuran ”.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Hati-hati dengan lintasan perasaan keraguan dengan Allah, karena itu adalah bisikan syaitan. Allah itu ada sebelum segala sesuatu ada, pertanyaan yang akan muncul sejak kapan Allah itu ada? Sudah sejak ribuan tahun alam semesta ada, maka sejak kapan Allah ada? Apakah ada begitu saja?. Maka jawabannya adalah Allah itu ada sebelum kalimat “kapan” itu ada. Kalimat “kapan” belum ada, Allah subhanahu wata’ala sudah ada. Jadi Allah tidak bisa diikat dengan kalimat “kapan”, karena kalimat “kapan” yang ditanyakan adalah waktu, sedangkan Allah lah yang menciptakan waktu dan menciptakan kalimat “kapan” itu. Demikianlah Allah subhanahu wata’ala yang maha luhur, membukakan bagi kita rahasia keluhuran setiap waktu dan saat.
Muncul pertanyaan kepada saya tentang foto-foto wali Allah bagaiamana hukumnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari : “ Wahai Umar, apabila syaitan berjalan dan berhadapan denganmu maka syaitan akan menghindar darimu dan mencari jalan lain ”, diperkuat dengan riwayat lain bahwa syaitan itu lari ketika melihat bayangan sayyidina Umar ra. Dijelaskan oleh hujjatul islam wabarakatul anam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa tidak hanya sayyidina Umar yang mencapai derajat ini, tapi banyak dari para sahabat, para tabi’in dan para imam-imam dan shalihin setelahnya yang mencapai derajat ditakuti oleh syaitan, berlandaskan firman Allah:
ﺇِﻥَّ ﻋِﺒَﺎﺩِﻱ ﻟَﻴْﺲَ ﻟَﻚَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺳُﻠْﻄَﺎﻥٌ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦِ ﺍﺗَّﺒَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻐَﺎﻭِﻳﻦَ
‏( ﺍﻟﺤﺠﺮ 42: )
“ Sesungguhnya kamu (iblis) tidak mampu berkuasa atas hamba-hambaKu, kecuali mereka yang mengikutimu yaitu orang-orang yang sesat ”. ( QS.Al Hijr: 42 )
Ini menunjukkan bahwa tidak hanya sayyidina Umar yang ditakuti oleh syaitan, tetapi hamba-hamba Allah yang shalih pun tidak bisa terkecohkan oleh syaitan, dan juga berdasarkan sabda Rasulullah kepada para sahabat riwayat Imam Al Bukhari di dalam kitabnya Adab Al Mufrad : “ Maukah kalian kukabarkan tentang orang-orang yang terbaik diantara kalian?”, maka para sahabat menjawab: “ betul wahai Rasulullah, saya ingin mendengar siapa orang-orang yang terbaik diantara kami ”, Rasulullah menjawab: “ mereka adalah orang-orang yang ketika kalian memandangnya maka kalian akan mengingat Allah, membuat kalian ingin dekat kepada Allah, membuat kalian malu kepada Allah, membuat kalian enggan berbuat dosa ”. Wajah-wajah yang seperti itulah wajah yang terbaik diantara kalian.
Hadirin hadirat, lalu bagaimana dengan foto-foto para shalihin?, segala sesuatu yang bisa membuat kita semakin dekat dan ingat kepada Allah maka hal itu baik dipandang. Bagaimana dengan Ka’bah manakah yang lebih afdhal, bangunan batu atau wajah seorang shalih? Tentunya wajah orang yang shalih lebih afdhal. Sebagaimana hajar al aswad yang mana sayyidina Umar bin Khattab berkata:
ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺃَﻧَّﻚَ ﺣَﺠَﺮٌ ﻟَﺎ ﺗَﻀُﺮُّ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻨْﻔَﻊُ ﻭَﻟَﻮْﻟَﺎ ﺃَﻧِّﻲ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻘَﺒِّﻠُﻚَ ﻣَﺎ ﻗَﺒَّﻠْﺘُﻚَ
“ Sesungguhnya aku mengetahui kau adalah batu yang tidak memberi bahaya dan manfaat, kalau bukan karena aku melihat Rasulullah menciummu, niscaya aku tidak menciummu ”(Shahih Bukhari)
Berbeda dengan orang-orang shalih karena Allah turunkan malaikat dengan keberadaan mereka, dimanapun mereka berada maka Allah turunkan malaikat disana. Hadirin hadirat, boleh dibuktikan orang-orang yang asyik hadir di maulid nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan bersih dari makanan yang syubhat maka mereka tidak akan melihat jin atau syaitan yang menakutkan, bukan mereka tidak melihat tetapi jin atau syaitan tidak berani memperlihatkan dirinya kepada mereka karena mereka diikuti para malaikat, tetapi orang-orang yang terus makan makanan haram, jarang hadir maulid nabi, jarang berdzikir, jarang shalat, maka jin dan syaitan akan terus menampakkan dirinya dengan bentuk yang berbeda-beda, mungkin berambut panjang, dengan rupa nenek-nenek atau kakek-kakek atau dengan rupa bayi dan lain sebgainya agar manusia takut, tetapi jika ia adalah orang yang beriman dan mencintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, cahaya para malaikat muqarrabin mengelilinginya, maka jin atau syaitan tidak berani mendekat atau menampakkan dirinya.
Hadirin hadirat, sampaikanlah dirimu pada derajat itu, maka engkau akan tenang dari semua gangguan, di saat seorang hamba berdzikir mengingat Allah maka Allah jaga dia dari segala sesuatu.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Betapa mulianya orang-orang yang merindukan Allah, oleh sebab itu wajah-wajah mereka dipajang. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari mencantumkan satu riwayat yang tsiqah bahwa salah satu istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika didatangi oleh salah seorang sahabat dan berkata: “ wahai ummul mu’minin, aku belum sempat memandang wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena ketika itu aku masih kecil, maka gambarkanlah kepadaku seperti apa wajah beliau ”, berkatalah ummul mu’minin Ra: “ apakah engkau ingin melihat wajah Rasulullah?”, sahabat itu berkata: “iya, wahai ummul mu’minin”, maka ummul mu’minin mengeluarkan sebuah cermin kecil dan di cermin itu tergambarkan wajah wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Cermin itu ketika dipakai bercermin oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka cermin itu tidak mau lahi memunculkan wajah yang lainnya kecuali wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka cermin itu tidak mau menangkap pemandangan yang lain selain wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ummul mu’minin berkata: “ Jika aku merindukan Rasulullah maka aku buka cermin ini dan aku melihat wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ”. Kita tidak bisa melihat wajah Rasulullah, maka dipajanglah wajah-wajah orang yang dicintai oleh Rasulullah dari para shalihin dan para awliyaa’, karena hal itu akan mengingatkan kita kepada Allah, bukan membuat kita musyrik justru membuat kita semakin taat, hanya saja syaitan tidak suka karena syaitan terbakar jika melihat wajah-wajah mereka. Maka syaitan berkata singkirkan foto-fotonya karena hal itu musyrik, kalau foto artis dipajang di rumah tidak apa-apa, atau foto gedung-gedung yang mengingatkan kepada hal-hal keduniawian dipajang di rumah tidak apa-apa, tapi kalau foto orang shalih maka musyrik..!, hal yang seperti ini ajaran seorang muslim atau ajaran syaitan?!. Hadirin hadirat, ada logika yang menjelaskannya. saya tidak berpanjang lebar menjelasakan.
Kita bermunjat semoga Allah memuliakan kita dalam keluhuran, semoga Allah subhanahu wata’ala terus memberikan keindahan dzatnya kepada sanubari kita sehingga kita selalu merasa dekat kepada Allah. Rabbi, singkapkan 70.000 tabir yang menutup antara kami dan diriMu, bukakan seluruh tabir itu untuk sanubari kami sehingga kami selalu asyik dan rindu padaMu , kami mendengar dari sang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “ Barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, maka Allah pun rindu berjumpa dengannya ”. Dan kami mendengar sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Engkau berfirman dalam hadits qudsy riwayat Shahih Al Bukhari :
ﻣَﻦْ ﺃَﺣَﺐَّ ﻟِﻘَﺎﺋِﻲْ ﺃَﺣْﺒَﺒْﺖُ ﻟِﻘَﺎﺀَﻩُ ﻣَﻦْ ﻛَﺮِﻩَ ﻟِﻘَﺎﺋِﻲْ ﻛَﺮِﻫْﺖُ ﻟِﻘَﺎﺀَﻩُ
“ Barangsiapa yang ingin perjumpaan denganKu maka Aku pun rindu berjumpa dengannya, barangsiapa yang benci untuk berjumpa denganKu Akupun benci berjumpa dengannya ”.
Pastikan kami adalah orang yang selalu rindu berjumpa denganMu wahai Rabbi, munculkan kerinduan di dalam sanubari kami untuk berjumpa denganMu wahai Rabbi. Wahai Yang Maha Indah, wahai yang maha melimpahkan anugerah, wahai yang maha menyiapkan surga terindah bagi hamba-hamba yang merindukanMu, dari cahaya kerinduan yang terbit dari jiwa kami Engkau munculkan keberkahan dan kemudahan di dunia dan akhirah, pengabulan hajat dunia dan akhirah…