Laman

Selasa, 27 November 2018

KENALI MAKNA "WUJUD"


Sifat Wujud adalah sebenarnya sifat Allah. Sifat wujud itu Esa, hanya Allah sahaja yang layak bersifat dengan sifat wujud/ada. Selain daripada Allah sebenarnya bersifat dengan sifat tidak ada atau tiada..Selain dari Allah adalah "diadakan" atau "diwujudkan"(maujud).

Untuk memperkenalkan diriNya, Allah telah tajalli atau zahirkan sifat adaNya..
Apabila Allah zahirkan sifat wujudNya, sifat ada itu tetap menjadi milik Allah juga dan tidak akan menjadi milik selain dari Allah termasuk juga tidak akan menjadi milik kita sendiri.
Sepatutnya apabila Allah memperkenalkan sifat adaNya, hendaklah diakui sifat wujud yang sedang diperkenalkan itu adalah sifat Allah...

Tetapi kebanyakkan manusia diatas muka bumi ini telah salah sangka ada Allah yang sedang diperkenalkan itu telah dianggap sebagai ada diri sendiri..
Sangkaan ada Allah yang sedang diperkenalkan yang dianggap sebagai ada diri sendiri itulah sebenarnya hawa nafsu...
Sedang merasakan keberadaan diri sendiri jika dihuraikan dengan perkataan sedang berlaku sepertimana firman Allah
Surah Al-'Anbyā' (ayat 29)
وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَٰهٌ مِّن دُونِهِ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ
Dan (jika ada) sesiapa di antara mereka berkata: "Sesungguhnya aku ialah tuhan selain dari Allah", maka yang berkata sedemikian itu, Kami akan membalasnya dengan (azab) neraka jahannam; demikianlah Kami membalas golongan yang zalim.

Apabila rasa ada diri sendiri, maka timbullah rasa Aku (diri sendiri) yang hidup, Aku (diri sendiri) yang tahu, Aku (diri sendiri) yang berkuasa, Aku (diri sendiri) yang berkehendak, Aku (diri sendiri) yang melihat, Aku (diri sendiri) yang mendengar, Aku (diri sendiri) yang berkata-kata sedangkan sifat hayat, ilmu, kudrat, iradah, basor, sama' dan kalam adalah sifat-sifat yang wajib bagi Allah. Sifat-sifat yang wajib bagi Allah adalah hanya milik Allah sendiri sahaja..

Apabila kita merasa ada diri sendiri disamping wujud Allah, maka secara automatik segala sifat milik Allah itu akan dianggap atau disangka sebagai sifat milik diri sendiri yang disangka atau diri yang sedang dirasai ada itu..

Rasa ada diri (sedang menyangka sifat ada Allah sebagai sifat ada diri sendiri) itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan hawa nafsu sendiri. Pengakuan dan penyaksian terhadap ada diri sendiri itulah yang wajib dinafikan. Tempat penafian adalah didalam hati.

PERANAN KITA SEMUA IALAH MELAKUKAN PERANG DENGAN NAFSU (RASA ADA DIRI SENDIRI)
SEPERTI APA YANG TELAH DISABDAKAN NABI MUHAMMAD SAW "PERANG YANG PALING BESAR IALAH BERPERANG DENGAN HAWA NAFSU SENDIRI"
Selama ini kita telah menganggap / menyangka sifat ada Allah yang sedang diperkenalkan untuk memperkenalkan dirinya sebagai sifat ada diri kita sendiri (sedang merasa diri kita ada disamping wujud Allah)
Oleh kerasa sifat wujud adalah sifat yang wajib bagi Allah, dan sifat yang wajib bagi Allah ini Esa dan tidak ada selain dari Allah yang bersifat dengan sifat Ada.
Tidak ada sesuatu yang lain yang bersamaan dengan sifat Allah.....
Jika Allah tidak memperkenalkan sifat adaNya, Dia tidak akan dikenali... Untuk memperkenalkan diriNya Allah mentajalli dan menzahirkan segala wujud, sifat, nama dan perbuatan Nya...
Penzahiran wujud, sifat, nama dan perbuatan Allah inilah yang dinamakan sebagai maklok..
Maksudnya makhluk Allah adalah apa yang Allah sedang memperkenalkan tentang wujud, sifat, nama dan perbuatanNya,
Setiap satu pengenalan yang berbeza diberikan satu nama panggilan yang lain...
Perbezaan nama adalah sedang menunjukkan perbezaan penzahiran wujud, sifat, nama dan perbuatan Allah yang berbeza...
Kesemua makhluk Allah adalah merupakan atau sedang menzahirkan wujud, sifat, nama dan perbuatan Allah, dan makhluk tidak mempunyai sifat ada yang tersendiri..
Wujud makhluk sebenarnya adalah sedang menerangkan tentang wujud Allah...
Sebenarnya makhluk tidak mempunyai Wujud sendiri, sesuatu yang tidak mempunyai wujud sendiri adalah sesuatu yang tidak ada. Pada hakikatnya, makhluk bukan wujud tapi diwujudkan.

Yang ada wujud sendiri atau YANG ADA DENGAN SENDIRI SAHAJA YANG BERSIFAT DENGAN SIFAT ADA YAITU ALLAH.
Selain dari Allah bersifat dengan sifat tiada. Sifat ada yang terlihat, sifat ada yang terasa, sifat ada yang sedang dijiwai adalah sifat ADA ALLAH YANG SEDANG DIPERKENALKAN...
Selama ini kita telah salah sangka wujud Allah telah dianggap atau disangka sebagai wujud diri sendiri dan sebagai wujud selain dari Allah...
"PERANAN UTAMA ADALAH MENGISTIHARKAN PERANG DENGAN DIRI YANG SEDANG DISANGKA ADA (SEDANG MERASAI ADA ALLAH SEBAGAI ADA DIRI SENDIRI) seperti firman Allah didalam Al-Quran
Surah Al-'Anbiyā' (ayat 29)
وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَٰهٌ مِّن دُونِهِ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ
Dan (jika ada) sesiapa di antara mereka berkata: "Sesungguhnya aku ialah tuhan selain dari Allah", maka yang berkata sedemikian itu, Kami akan membalasnya dengan (azab) neraka jahannam; demikianlah Kami membalas golongan yang zalim.
Surah Al-Jathiah (ayat 23)
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ
Ertinya: Apakah engkau melihat orang yang menjadikan hawa nafsu dirinya sendiri sebagai ilah (tuhan)nya?
Kembali menyangka yang Ada Allah itulah sebenarnya Ada Allah. Selain daripada Allah hakikatnya adalah tidak ada .. Kita dan semua makhluk adalah "diadakan". Yakni wujud kita bergantung kepada wujud Allah.

Kembali kepada firman Allah
Surah Ţāhā (ayat 14)
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
"Sesungguhnya Akulah Allah; tiada tuhan melainkan Aku; oleh itu, sembahlah akan Daku, dan dirikanlah solat untuk mengingati Daku.
Demikianlah intipati pengakuan kalimah nafi(penolakan) dan isbat(penetapan secara mantap) iaitu La ilaha illa Allah. Menafikan segala -galanya termasuk diri sendiri dan meng-isbat hanya ALLAH.

Minggu, 11 November 2018

Kelahirannya Nabi MUHAMMAD shallalhualaihi wassallam dari tanggal 1 sampai tanggal 12 rabiul awaal

Kisah Detik-detik kelahirannya nabi MUHAMMAD shallalhualaihi wassallam dari tanggal 1 sampai tanggal 12 rabiul awaal
Berkatalah Al-Waqidy rahmatullah alaihi
Malam Pertama Rabiul Awwal
Allah swt melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa sehingga Sayyidah Aminah merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Pada malam ke 2 :
Datang seruan berita gembira kepada ibunda Nabi Muhammad saw yang menyatakan dirinya akan mendapati anugerah yang luar biasa dari Allah swt.

Pada malam ke 3 :
Datang seruan memanggil :
“Wahai Aminah sudah dekat saat engkau melahirkan Nabi yang agung dan mulia, Muhammad Rasulullah saw yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah swt.

Pada malam ke 4 :
Sayyidah Aminah mendengar seruan beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan jelas.

Pada malam ke 5 :
Sayyidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabi Allah Ibrahim as.

Pada malam ke 6 :
Sayyidah Aminah melihat cahaya Nabi Muhammad saw memenuhi alam semesta.

Pada malam ke 7 :
Sayyidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira sehingga kebahagiaan dan kedamaian semakin memuncak.

Pada malam ke 8 :
Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut terdengar dengan jelas mengumandangkan :
“Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat kelahiran Nabi agung, Kekasih Allah swt Pencipta Alam Semesta.

Pada malam ke 9 :
Allah swt semakin mencurahkan rahmat kasih sayang kepada Sayyidah Aminah sehingga tidak ada sedikitpun rasa sakit, sedih, susah, dalam jiwa Sayyidah Aminah.

Pada malam ke 10 :
Sayyidah Aminah melihat tanah Tha’if dan Mina ikut bergembira menyambut akan kelahiran Nabi Muhammad saw.

Pada malam ke 11 :
Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Sayyidina Muhammad saw.

Malam detik-detik kelahiran Nabi Muhammad saw, tepat tanggal 12 Rabi’ul-Awwal di sepertiga malam. Di malam ke 12 langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun. Saat itu Abdul Muthalib (kakek Nabi Muhammad saw) sedang bermunajat kepada Allah swt di sekitar Ka’bah. Sedangkan Aminah sendiri di rumah tanpa ada seorang pun yang menemaninya.
Tiba-tiba Aminah melihat tiang rumahnya terbelah dan perlahan-lahan muncul 4 wanita yang sangat masing jelita, anggun dan cantik, diliputi dengan cahaya kemilau yang memancar serta semerbak harum memenuhi seluruh ruangan.

Wanita pertama datang berkata :
”Sungguh berbahagialah engkau wahai Aminah, sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi yang agung, junjungan semesta alam. Beliaulah Nabi Muhammad saw. Kenalilah aku, bahwa aku adalah istri Nabi Allah Adam as, ibunda seluruh ummat manusia, aku diperintahakan Allah untuk menemanimu.

Kemudian datanglah wanita kedua yang menyampaiakan kabar gembira :
“Aku adalah istri Nabi Allah Ibrahim as yang diperintahkan Allah swt untuk menemanimu.
Begitu pula menghampiri wanita yang ketiga :
Aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Allah untuk menemanimu.
Datanglah wanita ke empat :
”Aku adalah Maryam, ibunda Isa as datang untuk menyambut kehadiran putramu Muhammad Rasulullah.”

Sehingga semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan ibunda Nabi Muhammad saw yang tidak bisa terlukiskan dengan kata2.

Keajaiban berikutnya Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya berdatangan silih berganti memasuki ruangannya dan mereka memanjatkan puji-pujian kepada Alloh swt dengan berbagai macam bahasa yang berbeda.

Detik berikutnya Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh beliau bermacam-macam bintang di angkasa beterbangan yang sangat indah berkilau cahayanya.

Detik berikutnya Allah swt memerintahkan kepada Malaikat Ridhwan agar mengomandokan seluruh bidadari surga agar berdandan cantik dan rapi, memakai kain sutra dan segala macam bentuk perhiasan dengan bermahkotan emas, intan permata yang bergemerlapan, dan menebarkan wangi-wangian surga yang harum semerbak ke segala penjuru, lalu beribu2 bidadari2 itu dibawa ke alam dunia oleh Malaikat Ridhwan, terlihat wajah bidadari2 itu gembira.
Lalu Allah swt memanggil :

“Yaa Jibril serukanlah kepada seluruh arwah para Nabi, para Rasul, para wali agar berkumpul, berbaris rapi, bahwa sesungguhnya Kekasih-Ku cahaya di atas cahaya, agar disambut dengan baik dan suruhlah mereka mnyambut kedatangan Nabi Muhammad saw.

Yaa Jibril perintahkanlah kepada Malaikat Malik agar menutup pintu2 neraka dan perintahakan kepada Malaikat Ridhwan untuk membuka pintu2 surga dan bersoleklah engkau dengan sebaik-baiknya keindahan demi menyambut kekasih-Ku Nabi Muhammad saw.

Yaa Jibril bawalah beribu ribu malaikat yang ada di langit, turunlah ke bumi, ketahuilah Kekasih-Ku Muhammad saw telah siap untuk dilahirkan dan sekarang tiba saatnya Nabi Akhiruzzaman.”

Dan turunlah semua malaikat, maka penuhlah isi bumi ini dengan beribu ribu malaikat. Aminah melihat malaikat itupun berdatangan membawa kayu2 gahru yang wangi dan memenuhi seluruh jagat raya. Pada saat itu pula mereka semua berdzikir, bertasbih, bertahmid, dan pada saat itu pula datanglah burung putih yang berkilau cahayanya mendekati Aminah dan mengusapkan sayapnya pada Aminah, maka pada saat itu pula lahirlah Nabi Muhammad Rasulullah saw dan tidaklah Aminah melihat kecuali cahaya, tak lama kemudian terlihatlah jari-jari Nabi Muhammad saw bersujud kepada Allah.


Kegembiraan memancar dari setiap sudut alam raya, gemuruh shalawat memenuhi semesta dengan bahasa yang berbeda beda dan dengan cara yang bermacam macam pula.
كتاب النعمۃ الكبری علی العالم فی مولد السيد ولد آدم لإمام شهاب الدين احمد بن حجر الهيتمي
Hal 25.

Selamat datang bulan Rabiul Awwal Selamat datang Bulan Maulid.
Mari memperbanyak shalawat dibulan rabiul Awwal supaya ketika malam 12 rabiul Awwal akan terasa bahwa pada tanggal itu nabi MUHAMMAD dilahirkan kedunia.

Kamis, 08 November 2018

"ANTARA JASAD DAN RUH"

Solat adalah merupakan hadiah yang terhebat yang dianugerahkan oleh Allah sebagai bekalan buat hamba-hambaNya yang beriman, yang telah diutuskan ke dunia ini sebagai khalifah di bawah lembayung pengabdian tulus.

Solat adalah satu method perhubungan spiritual yang membolehkan sang hamba berhubung secara terus dengan Penciptanya. Melalui solat, kita diberikan peluang untuk menghadap ke bawah duli Yang Maha Mulia, Raja Segala Raja Kepada Segala Kerajaan di tujuh lapisan Langit dan tujuh lapisan Bumi.

Perhubungan spiritual ini berlaku di peringkat ruh yang tidak dapat dilihat dengan mata kasar. Apabila kita solat, ketahuilah bahawasanya bukan jasad kita sahaja yang berdiri, rukuk dan bersujud, tetapi ruh kita juga sebenarnya turut bersolat menghadap Allah.

Apabila kita solat, ruh kita berpeluang untuk “bertemu” dengan Allah, untuk menyatakan kerinduan kepada Penciptanya dan kepada Syurga yang pernah didiami suatu masa dahulu.
Bukti bahawa solat itu merupakan satu pertemuan spiritual di antara hamba dengan Tuhannya tidak dapat saya persembahkan dengan lojik akal dan pandangan mata zahir yang terhalang oleh hijab dan dalam ruang lingkup dimensi yang kita huni.

Ia harus dirasai sendiri dan dilihat dengan mata hati yang bersih dan dengan keyakinan yang mendalam terhadap kewujudan alam ghaib.
Harus ditegaskan bahawa penjelasan yang lebih mendalam mengenai apakah ruh adalah dalam rahsia Allah semata-mata.

“Bertanya mereka kepada Engkau Hai Muhammad tentang roh, katakan roh itu adalah urusan Tuhanmu, sedang kamu diberi pengetahuan hanya sedikit saja.”(Al-Isra’: 85)
Sudi saya lontarkan satu persoalan di sini, siapakah kita yang sebenarnya? Jika anda renung jauh ke dalam anak mata anda apabila berdiri di hadapan cermin, siapakah yang dapat anda lihat?
Sesungguhnya, awalan agama itu adalah ma’rifatullah dan untuk kita mengenal Allah kita mestilah melihat ke alam ini dan ke dalam diri sendiri.

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda [kekuasaan Allah] bagi orang-orang yang yakin, (20) dan [juga] pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan? (21)”(Adz-Dzariyat: 20-21).
Diriwayatkan daripada Saidatina Aisyah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. ditanya: من أعرف الناس بربه؟
Maksudnya: "Siapa yang paling kenal Allah dari kalangan manusia?"
Rasulullah s.a.w. menjawab: أعرفهم بنفسه Maksudnya: "Orang yang paling kenal dirinya".(Adab Ad-Dunwa wa Ad-Din, Imam Al-Mawardi)
(Ingatlah peristiwa) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia, Adam dari tanah; (71) Kemudian apabila Aku sempurnakan kejadiannya, serta Aku tiupkan ke dalamnya roh-Ku, maka hendaklah kamu sujud kepadanya. (72)”(Sod: 71-72)

Ketahuilah bahawasanya jasad hanyalah satu kepompong yang kita diami di dunia ini dan akan kita tinggalkan apabila kita berpindah ke alam barzakh kelak. Jasad umpama sebuah kereta yang kita sedang pandu, apabila tiba ke destinasi yang dituju, kita akan keluar dari kereta itu.
Maka fahamilah hakikat bahawa solat kita bukan sekadar fizikal jasad tetapi ruh kita yang berasal drp-Nya, yang rindu untuk bertemu dengan-Nya.

Solat yang tidak diringi dengan ruh adalah umpama solat si mayat kerana hanya jasad sahaja yang bersolat.

Bagi mereka yang telah dihadiahkan dengan keilmuan dan kefahaman mengenai persoalan ruh,solatnya akan menjadi sumber kebahagiaan hakiki yang tiada bandingnya dengan segala kemewahan dunia dan segenap isinya.

Allah SWT berfirman:“Jadikanlah Sabar dan Solat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya solat itu amatlah berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yakni) orang-orang yang meyakini, bahawa mereka akan menemui Tuhannya dan bahawa mereka akan kembali kepada-Nya” (Al-Baqarah: 45-46).

ISTIADAT TERAGUNG.
Solat adalah merupakan satu istiadat mempersembahkan diri kepada Raja Segala Raja. Istiadat ini mestilah disantuni dengan upacara penuh peradaban dan kecantikan kerana ini adalah merupakan istiadat yang teragung.

Penampilan kita, pertuturan kita, persembahan kita mestilah dilakukan dengan penuh rasa takzim terhadap Allah SWT kerana Dialah Raja kepada segala kerajaan di langit dan di bumi.Istiadat teragung ini bermula semasa kita berwudhuk lagi, iaitu apabila kita mula mensucikan hati dan diri tatkala mendengar panggilan azan.

Apakah pengertian wudhuk buat anda ?
Adakah ia hanya sekadar satu proses penyucian zahir semata-mata atau lebih dari itu ?
Wudhuk yang sempurna adalah wudhuk yang bukan sekadar pada zahirnya sahaja tetapi juga pada batinnya, di mana kita dibersihkan daripada dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh pancaindera dan anggota badan.

Nabi SAW bersabda:“Apabila seseorang hamba muslim atau mukmin berwudhu’
maka setelah ia membasuh wajahnya, keluarlah dari wajahnya segala dosa yang telah dilihat oleh kedua matanya melalui air atau bersama titisan air yang terakhir.

Ketika membasuh kedua tangannya keluarlah dari kedua tangannya setiap dosa yang telah dilakukan oleh kedua tangannya bersama air atau bersama titisan air yang terakhir.
Sewaktu ia membasuh kedua belah kakinya, keluarlah dari kedua kakinya setiap dosa yang dilangkah oleh kedua kakinya bersama air atau bersama air terakhir sehinggalah setelah ia selesai berwudhu’ ia bersih dari dosa-dosanya”.(Riwayat Muslim).

Maka apabila kita berwudhuk, lakukanlah ia dengan penuh perasaan, keinsafan dan pengharapan. Rasakan wudhuk itu sebagai satu upacara mensucikan diri dengan air yang bercahaya dan menyegarkan jiwa sebelum dibenarkan menjunjung duli menghadap Allah SWT.
Apabila disapukan air ke kepala, maka insafilah dosa-dosa yang dilakukan oleh fikiran kita yang liar dan songsang.

Apabila disapukan air wudhuk kepada mata, maka insafilah dosa-dosa zina mata yang telah dilakukan selama ini dan begitulah seterusnya sehingga kepada kedua kaki yang melangkah.
Setelah menyempurnakan wudhuk, lantas kita membaca doa wudhuk dengan penuh pengharapan :

" Ya Allah, jadikanlah aku golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku golongan orang-
orang yang membersihkan diri (Riwayat at-Tirmidzi)
Seterusnya kita berdiri menghadap Kaabah iaitu kiblat di bumi yang berkait langsung dengan kedudukan ‘arasy Allah di atas langit yang ketujuh, bersedia untuk mempersembahkan diri di hadapan Allah.

Lalu kita pun mengangkat takbiratul ihram menyerah diri dalam keadaan yang lemah dan hina.
Takbiratul Ihram adalah tempat di mana bermulanya segala pantang larang apabila kita berhadapan dengan Allah.

Jika niat adalah merupakan “pintu” yang kita buka maka takbiratul ihram adalah ketika mana kita “dimi’rajkan” untuk menghadap Allah SWT.

Kata hukamak: “Solat itu adalah mi’raj bagi orang mukmin”.
Kemudian kita pun membaca doa iftitah atau doa tawajjuh sebagai satu kesaksian:“Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah dengan banyaknya. Maha suci Allah sepanjang pagi dan petang. Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan yang mencipta langit dan bumi, dengan keadaan lurus dan berserah diri dan aku bukan dari golongan orang musyrik…”

Setelah mengisytiharkan diri menghadap Allah dan menyatakan kesaksian kita, kita pun bersedia untuk berbicara dengan Allah dengan membaca surah Al-Fatihah.
Apakah pengertian surah Al-Fatihah buat anda?
Adakah Al-Fatihah ini sekadar bacaan yang wajib dibaca sahaja ?

Di dalam surah Al-Fatihah terkandung intipati kepada solat yang khusyuk. Ketahuilah bahawa solat adalah merupakan hubungan komunikasi dua hala di antara hamba dan TuhanNya.
Cuma hati kita yang kotor mana mungkin akan dapat merasai hubungan spiritual ini yang hanya dialami oleh golongan Nabi dan para salafussoleh.

Firman Allah di dalam sebuah hadis Qudsi:“Aku telah membahagikan solat di antara Aku dan hambaKu, kepada dua bahagian, dan hambaKu akan mendapat apa yang dimintanya.
Apabila hamba itu berkata, “Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam”
Allah berkata, “hambaKu telah memujiKu.”
Apabila hamba itu berkata “Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Allah berkata, “hambaKu telah menyanjungKu.”
Apabila hamba itu berkata “Yang Menguasai Hari Pembalasan”
Allah berkata, “hambaKu telah memuliakanKu.”
Apabila hamba itu berkata “Kepada Engkau kami sembah dan kepada Engkau kami meminta pertolongan,”

Allah berkata, “ini adalah antara Aku dan hambaKu, dan hambaKu akan mendapat apa yang dipintanya.”
Apabila hamba itu berkata “Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, iaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukannya jalan orang-orang yang Engkau murkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat,”
Allah berkata, “semua ini adalah untuk hambaKu, dan hambaKu akan mendapat apa yang dipintanya.”(Riwayat Muslim)

Maka, setiap kali kita solat, cuba renungkan perbualan seorang hamba dengan Allah tatkala kita membaca Al-Fatihah. Perhatikan apa yang kita minta dari Allah di dalam surah Al-Fatihah. Sesungguhnya Allah telah memakbulkan permintaan kita untuk mendapatkan pertolongan drp-Nya, iaitu untuk diberikan petunjuk ke jalan yang lurus.
Sesungguhnya janji Allah adalah benar kerana pada hakikatnya, kita semua senantiasa diberikan petunjuk dan hidayah oleh Allah yang membantu kita membezakan antara yang hak dan yang batil, antara yang baik dan yang buruk.

Tetapi, oleh kerana hati yang kotor dengan maksiat dan nafsu yang gagal dibendung, kita masih jua memilih kebatilan lantas tambah menjauhkan diri "ANTARA JASAD DAN RUH".
Solat adalah merupakan hadiah yang terhebat yang dianugerahkan oleh Allah sebagai bekalan buat hamba-hambaNya yang beriman, yang telah diutuskan ke dunia ini sebagai khalifah di bawah lembayung pengabdian tulus.

Solat adalah satu method perhubungan spiritual yang membolehkan sang hamba berhubung secara terus dengan Penciptanya. Melalui solat, kita diberikan peluang untuk menghadap ke bawah duli Yang Maha Mulia, Raja Segala Raja Kepada Segala Kerajaan di tujuh lapisan Langit dan tujuh lapisan Bumi.

Perhubungan spiritual ini berlaku di peringkat ruh yang tidak dapat dilihat dengan mata kasar. Apabila kita solat, ketahuilah bahawasanya bukan jasad kita sahaja yang berdiri, rukuk dan bersujud, tetapi ruh kita juga sebenarnya turut bersolat menghadap Allah.

Apabila kita solat, ruh kita berpeluang untuk “bertemu” dengan Allah, untuk menyatakan kerinduan kepada Penciptanya dan kepada Syurga yang pernah didiami suatu masa dahulu.Bukti bahawa solat itu merupakan satu pertemuan spiritual di antara hamba dengan Tuhannya tidak dapat saya persembahkan dengan lojik akal dan pandangan mata zahir yang terhalang oleh hijab dan dalam ruang lingkup dimensi yang kita huni.

Ia harus dirasai sendiri dan dilihat dengan mata hati yang bersih dan dengan keyakinan yang mendalam terhadap kewujudan alam ghaib. Harus ditegaskan bahawa penjelasan yang lebih mendalam mengenai apakah ruh adalah dalam rahsia Allah semata-mata.

“Bertanya mereka kepada Engkau Hai Muhammad tentang roh, katakan roh itu adalah urusan Tuhanmu, sedang kamu diberi pengetahuan hanya sedikit saja.”(Al-Isra’: 85)
Sudi saya lontarkan satu persoalan di sini, siapakah kita yang sebenarnya? Jika anda renung jauh ke dalam anak mata anda apabila berdiri di hadapan cermin, siapakah yang dapat anda lihat? Sesungguhnya, awalan agama itu adalah ma’rifatullah dan untuk kita mengenal Allah kita mestilah melihat ke alam ini dan ke dalam diri sendiri.Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda [kekuasaan Allah] bagi orang-orang yang yakin, (20) dan [juga] pada dirimu sendiri.

Maka apakah kamu tiada memperhatikan? (21)”(Adz-Dzariyat: 20-21)Diriwayatkan daripada Saidatina Aisyah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. ditanya: من أعرف الناس بربه؟
Maksudnya: "Siapa yang paling kenal Allah dari kalangan manusia?"Rasulullah s.a.w. menjawab: أعرفهم بنفسه Maksudnya: "Orang yang paling kenal dirinya".(Adab Ad-Dunwa wa Ad-Din, Imam Al-Mawardi)
(Ingatlah peristiwa) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia, Adam dari tanah; (71) Kemudian apabila Aku sempurnakan kejadiannya, serta Aku tiupkan ke dalamnya roh-Ku, maka hendaklah kamu sujud kepadanya. (72)”(Sod: 71-72)

Ketahuilah bahawasanya jasad hanyalah satu kepompong yang kita diami di dunia ini dan akan kita tinggalkan apabila kita berpindah ke alam barzakh kelak. Jasad umpama sebuah kereta yang kita sedang pandu, apabila tiba ke destinasi yang dituju, kita akan keluar dari kereta itu.
Maka fahamilah hakikat bahawa solat kita bukan sekadar fizikal jasad tetapi ruh kita yang berasal dari-Nya, yang rindu untuk bertemu dengan-Nya.

Solat yang tidak diringi dengan ruh adalah umpama solat si mayat kerana hanya jasad sahaja yang bersolat.
Bagi mereka yang telah dihadiahkan dengan keilmuan dan kefahaman mengenai persoalan ruh,solatnya akan menjadi sumber kebahagiaan hakiki yang tiada bandingnya dengan segala kemewahan dunia dan segenap isinya.

Allah SWT berfirman:“Jadikanlah Sabar dan Solat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yakni) orang-orang yang meyakini, bahawa mereka akan menemui Tuhannya dan bahawa mereka akan kembali kepadaNya” (Al-Baqarah: 45-46).

ISTIADAT TERAGUNG
Solat adalah merupakan satu istiadat mempersembahkan diri kepada Raja Segala Raja. Istiadat ini mestilah disantuni dengan upacara penuh peradaban dan kecantikan kerana ini adalah merupakan istiadat yang teragung.

Penampilan kita, pertuturan kita, persembahan kita mestilah dilakukan dengan penuh rasa takzim terhadap Allah SWT kerana Dialah Raja kepada segala kerajaan di langit dan di bumi.Istiadat teragung ini bermula semasa kita berwudhuk lagi, iaitu apabila kita mula mensucikan hati dan diri tatkala mendengar panggilan azan.
Apakah pengertian wudhuk buat anda?
Adakah ia hanya sekadar satu proses penyucian zahir semata-mata atau lebih dari itu?

Wudhuk yang sempurna adalah wudhuk yang bukan sekadar pada zahirnya sahaja tetapi juga pada batinnya, di mana kita dibersihkan daripada dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh pancaindera dan anggota badan.

Nabi SAW bersabda:“Apabila seseorang hamba muslim atau mukmin berwudhu’
maka setelah ia membasuh wajahnya, keluarlah dari wajahnya segala dosa yang telah dilihat oleh kedua matanya melalui air atau bersama titisan air yang terakhir.

Ketika membasuh kedua tangannya keluarlah dari kedua tangannya setiap dosa yang telah dilakukan oleh kedua tangannya bersama air atau bersama titisan air yang terakhir.
Sewaktu ia membasuh kedua belah kakinya, keluarlah dari kedua kakinya setiap dosa yang dilangkah oleh kedua kakinya bersama air atau bersama air terakhir sehinggalah setelah ia selesai berwudhu’ ia bersih dari dosa-dosanya”.(Riwayat Muslim)

Maka apabila kita berwudhuk, lakukanlah ia dengan penuh perasaan, keinsafan dan pengharapan. Rasakan wudhuk itu sebagai satu upacara mensucikan diri dengan air yang bercahaya dan menyegarkan jiwa sebelum dibenarkan menjunjung duli menghadap Allah SWT.
Apabila disapukan air ke kepala, maka insafilah dosa-dosa yang dilakukan oleh fikiran kita yang liar dan songsang.

Apabila disapukan air wudhuk kepada mata, maka insafilah dosa-dosa zina mata yang telah dilakukan selama ini dan begitulah seterusnya sehingga kepada kedua kaki yang melangkah.
Setelah menyempurnakan wudhuk, lantas kita membaca doa wudhuk dengan penuh pengharapan:“Ya Allah, jadikanlah aku golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku golongan orang-orang yang membersihkan diri!”(Riwayat at-Tirmidzi)

Seterusnya kita berdiri menghadap Kaabah iaitu kiblat di bumi yang berkait langsung dengan kedudukan ‘arasy Allah di atas langit yang ketujuh, bersedia untuk mempersembahkan diri di hadapan Allah. Lalu kita pun mengangkat takbiratul ihram menyerah diri dalam keadaan yang lemah dan hina.
Takbiratul Ihram adalah tempat di mana bermulanya segala pantang larang apabila kita berhadapan dengan Allah.

Jika niat adalah merupakan “pintu” yang kita buka maka takbiratul ihram adalah ketika mana kita “dimi’rajkan” untuk menghadap Allah SWT. Kata hukamak: “Solat itu adalah mi’raj bagi orang mukmin”.

Kemudian kita pun membaca doa iftitah atau doa tawajjuh sebagai satu kesaksian:“Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah dengan banyaknya. Maha suci Allah sepanjang pagi dan petang. Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan yang mencipta langit dan bumi, dengan keadaan lurus dan berserah diri dan aku bukan dari golongan orang musyrik…”

Setelah mengisytiharkan diri menghadap Allah dan menyatakan kesaksian kita, kita pun bersedia
untuk berbicara dengan Allah dengan membaca surah Al-Fatihah.
Apakah pengertian surah Al-Fatihah buat anda?

Adakah Al-Fatihah ini sekadar bacaan yang wajib dibaca sahaja?
Di dalam surah Al-Fatihah terkandung intipati kepada solat yang khusyuk. Ketahuilah bahawa solat adalah merupakan hubungan komunikasi dua hala di antara hamba dan TuhanNya.
Cuma hati kita yang kotor mana mungkin akan dapat merasai hubungan spiritual ini yang hanya dialami oleh golongan Nabi dan para salafussoleh.

Firman Allah di dalam sebuah hadis Qudsi:“Aku telah membahagikan solat di antara Aku dan hambaKu, kepada dua bahagian, dan hambaKu akan mendapat apa yang dimintanya.
Apabila hamba itu berkata, “Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam”
Allah berkata, “hambaKu telah memujiKu.”

Apabila hamba itu berkata “Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Allah berkata, “hambaKu telah menyanjungKu.”
Apabila hamba itu berkata “Yang Menguasai Hari Pembalasan”
Allah berkata, “hambaKu telah memuliakanKu.”
Apabila hamba itu berkata “Kepada Engkau kami sembah dan kepada Engkau kami meminta pertolongan,”

Allah berkata, “ini adalah antara Aku dan hambaKu, dan hambaKu akan mendapat apa yang dipintanya.”
Apabila hamba itu berkata “Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, iaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukannya jalan orang-orang yang Engkau murkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat,”
Allah berkata, “semua ini adalah untuk hambaKu, dan hambaKu akan mendapat apa yang dipintanya.”(Riwayat Muslim)

Maka, setiap kali kita solat, cuba renungkan perbualan seorang hamba dengan Allah tatkala kita membaca Al-Fatihah. Perhatikan apa yang kita minta dari Allah di dalam surah Al-Fatihah. Sesungguhnya Allah telah memakbulkan permintaan kita untuk mendapatkan pertolongan daripada Allah, iaitu untuk diberikan petunjuk ke jalan yang lurus.
Sesungguhnya janji Allah adalah benar kerana pada hakikatnya, kita semua senantiasa diberikan petunjuk dan hidayah oleh Allah yang membantu kita membezakan antara yang hak dan yang batil, antara yang baik dan yang buruk.

Tetapi, oleh kerana hati yang kotor dengan maksiat dan nafsu yang gagal dibendung, kita masih jua memilih kebatilan lantas tambah menjauhkan diri kita drp jalan yang lurus.

DIRI MANUSIA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM...

>> DIRI MANUSIA TERDIRI DARI <<
1. DIRI BERDIRI ( JASAD )
2. DIRI TERDIRI ( RUHANI/JIWA )
3. DIRI SEBENARNYA DIRI ( NURANI/RUH SUCI )
4. DIRI BERDIRI SENDIRI ( ROBBANI )

.
ADA GERAK ADA RASA.
GERAK BADAN ITU RASA NAFSU ( AKAL FIKIRAN,KEINGINAN,ANGAN2 DLL )
GERAK NUHANI/JIWA ITU BISA CONDONG KEPADA JASAD,BISA CONDONG KEPADA NYAWA.

( NURANI ) TENTUNYA NURANI LEBIH BANYAK MENJIWAIN DUNIA ATAU AKHIRAT.
GERAK NURANI BERUPA PANCARAN ILLAHI.

YANG MEMANCARKAN MENERANGIN JIWA DAN AKAL FIKIRAN MANUSIA.
DAN PANCARAN CAHAYA NYA INI DAPAT DIRASA OLEH JIWA DAN JASAD BERUPA RASA YANG TERASA TANPA DITERKONTROL OLEH AKAL FIKIRAN/ GERAK DIDALAM BAWAH ALAM SADAR KITA TAPI KITA SADAR DAN BISA KITA KENDALIKAN OLEH AKAL KITA.

JADI RASA YANG TERASA DENGAN SENDIRINYA
INILAH YANG MELAHIRKAN GERAK BADAN KITA YANG HALUS LEMBUT TENANG , MESRA YANG KITA RASAKAN BILA KITA AMATI DENGAN HATI/PERASAAN DAN FIKIRAN DIAM.

INILAH AWAL MULA KITA MERASAKAN HADIRNYA ALLAH PADA JIWA RAGA KITA.
DARI SINILAH MULANYA RASA SEBENARNYA DIRI ITU ( KESADARAN RUH ).
PANCARAN DARI DIRI ROBBANI KEPADA NURANI ( NYAWA ) KEPADA JIWA.
TERASA PADA BTG TUBUH KITA.

HINGGA KEYAKINAN DIRI KEPADA ALLAH SEMAKIN KUAT,TERASA,SELALU TETAP ISTIQOMAH DAN SELALU MENGHADAP KEPADANYA.
DARI SINILAH AWAL MULA BERSERAH DIRI KITA LAHIR BATIN KEPADA DZAT YANG HIDUP. MESRA DIDALAM DIRI KITA.

SETELAH INI AKAN BERLANJUT KEPADA TAHAP BERIKUTNYA IAITU KALAM DIRI ( KITAB SEJATI ) ( GURU SEJATI ) YANG SAYA SEBUT RASUL ( RASANYA ALLAH ) YANG MENJAHIRKAN KELAM SEJATI DIRI DALAM HATI.
YANG MENJADI SUMBER KEHIDUPAN.

YANG MENJADI BERTEMPATNYA ASMA ALLAH,
MENGHADAP KEPADA ALLAH.
YANG MEMBIMBING JIWA DAN RAGA KEBENARAN YANG SEJATI ( YANG HAQ )
DAN MEMBERI PELAJARAN,WAWASAN PADA AKAL FIKIRAN KITA.
KARNA IA DARI QUDRAD IRADAT ALLAH YANG TAK TERBATAS...
****
ALLAHU AKBAR

Rabu, 07 November 2018

ISTERIKU BERHENTILAH MENGELUH !!!

Bismillahirrahmaa nirrahiim


●Kisah ini menceritakan sepasang suami isteri yang memiliki enam orang anak.

●Suatu hari, suaminya melihat sang isteri sedang menangis sambil memasak makanan.

●Melihat hal itu, suami bertanya,
“Wahai Isteriku, apa yang terjadi denganmu ?
Apa yang membuatmu menangis ?”

●“Aku menangis karena merasa sangat lelah dalam mengurus keluarga dan melakukan semua pekerjaan rumah,” sahutnya.

●“Aku mengurus enam anak kita dengan berbagai tabiat mereka.

●Aku harus menyediakan makanan, membereskan rumah, mencuci baju yang sangat banyak.

●Aku bekerja 24 jam sehari. Rasanya, aku tidak sanggup lagi untuk melakukan semua ini.”
Sang suami bertanya.

●“Apa yang harus aku lakukan •?”

●“Tolong carikan aku asisten perempuan yang dapat membantuku mengurus semuanya.

●“Tentu saja, aku akan mencarikannya. Tapi, tolong dengarkan aku sebentar saja,

●” kata sang suami sambil membelai isterinya dengan penuh kasih sayang.

●“Allah senantiasa membantu hamba-Nya yang tidak pernah berputus asa dan ikhlas dalam mengerjakan apa pun yang mengandung kebaikan.

●Kau adalah seorang isteri yang sangat sabar dalam menjaga keluargamu, seorang ibu yang menjadi teladan bagi keenam anakmu, dan menjadi pendampingku yang salihah dengan beratnya tugas-tugasmu.

●Aku bisa saja mencarikan seorang asisten untuk meringankan pekerjaanmu.

●Namun, jika kau tetap mengerjakan semua kebaikan itu untuk keluarga kita maka Allah akan menghapus semua salah dan dosamu.

●” Ujar suaminya.
Sang suami kemudian berkata lagi,

●“Isteriku yang salihah, perempuan yang tidak pernah lelah menjaga keluarganya dan ikhlas dengan apa yang dilakukannya, Allah akan menetapkan setiap butiran keringatnya menjadi kebaikan yang dapat melebur keburukannya sekaligus mengangkat derajatnya.”

●Sang Suami membelai Isterinya yang masih terisak menahan malu, lalu diajaknya duduk santai di ruang dapur mungil yang sangat sederhana itu, lalu Sang Suami melanjutkan nasehatnya,

●“Coba ingat kembali Wasiat Rosulullah SAW kepada Fatimah puteri Beliau, yang dipersunting Ali Bin Abi Thalib yang sangat miskin, yang ketika itu juga sedang mengeluh kepada Ayahnya Rosulullah SAW karena tangannya yang dulunya halus kini berubah menjadi kasar dan lecet-lecet karena setiap hari harus menumbuk gandum sendiri, mengolah dan memasaknya.
Ada 10 WASIAT Beliau kepada Puterinya :

1. Wahai Fatimah !
Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, kelak Allah akan tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya, dan juga Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya.

2. Wahai Fatimah !
Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.

3. Wahai Fatimah !
Sesungguhnya wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya, maka Allah akan tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

4. Wahai Fatimah !
Sesungguhnya wanita yang membantu kebutuhan tetangga-tetangganya, maka Allah akan membantunya untuk dapat meminum Telaga Kautsar pada hari kiamat nanti.

5. Wahai Fatimah !
Yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap isteri.
Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu,maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah Fatimah, Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.

6. Wahai Fatimah !
Disaat seorang wanita hamil, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan, serta melebur seribu kejelekan.
Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para Pejuang Allah.
Disaat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya.
Disaat seorang wanita meninggal karena melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun, didalam kubur akan mendapat taman yang indah yang merupakan bagian dari taman surga.
Allah memberikan padanya pahala yang sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7. Wahai Fatimah !
Disaat seorang isteri melayani suaminya selama sehari semalam, dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya dihari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan.
Allahpun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah.

8. Wahai Fatimah !
Disaat seorang isteri tersenyum dihadapan suaminya, maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih.

9. Wahai Fatimah !
Disaat seorang isteri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10. Wahai Fatimah !
Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggotnya dan memotong kumisnya serta kuku-kukunya, maka Allah akan memberi minuman yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga.
Allah pun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allah pun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal mustaqim dengan selamat.

Isterinya pun menangis karena merasa malu.
Sejak itu, dia tak pernah lagi mengeluh.
Subhaanallah, wasiat ini merupakan mutiara termahal nilainya, khususnya bagi setiap isteri yang mendambakan kesalehan.
Betapa Agung dan Mulianya Posisi Wanita dalam rumah tangga ketika ia rela dan ikhlas menjalani Fitrahnya.

Smg kita dapat menjalankan amanah mulia ini...
Aamiin Allahuma Aamiin..

Wa Istiqomah Slalu..