Laman

Senin, 30 Juni 2014

Rindu kepada Rasulullah akan selalu terbalas..jika tidak di dunia maka kelak di akhirat..


Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..
Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa, pernah mengatakan :
"Diriwayatkan dalam Riwayat yang Tsiqah (Maksudnya 'Tsiqah' itu Kuat) bahwa ketika salah seorang yang Sholeh bermimpi bertemu Rasulullah SAW, dimana dia adalah seorang yang selalu Rindu kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam, yang tidak pernah Tidur kecuali setelah Air matanya mengalalir karena ingin berjumpa dengan Rasulullah SAW.
Karena kerinduannya yang amat sangat kepada Rasulullah (Sehingga belum akan tertidur , sebelum meneteskan Air mata rindunya karena ingin jumpa dengan Sayyidina Muhammad SAW). Maka ia pun sering bermimpi Jumpa dengan Rasulullah SAW didalam mimpinya.
Ketika ia bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW, ia bermimpi sedang berada di Padang Mahsyar ia melihat kumpulan Manusia yang memenuhi padang Mahsyar, mereka saling tindih satu sama Lain, yang masing-masing ada yang berubah wajahnya, ada yang berbau busuk dan lain sebagainya.
Mereka semua yang berada didalam Padang Mahsyar sedang dalam keadaan bingung yang teramat sangat, Ketika tiba-tiba Barisan para Malaikat melintas dan lewatlah rombongan Sayyidina Muhammad SAW BERSAMA para Nabi, Syuhada' , para Aqliyaa' , dan Shalihin.
Maka Orang Sholeh tadi hanya melihat dari kejauhan dan tidak bisa mendekat kepada Rasulullah SAW karena desakan para Malaikat yang membatasi orang-orang yang mendekat.
Ketika barisan para Malaikat itu melintas maka lewatlah Nabi Muhammad SAW, dan orang Sholeh itu tidak bisa mendekat apalahi berbicara kepada Rasulullah SAW, maka orang sholeh itu didalam mimpinya berkata dengan orang yang disebelahnya : "Jika kelak kamu bertemu dengan Rasulullah maka sampaikan salamku bahwa aku rindu kepadanya, dulu di masa hidupku di dunia akau selalu merindukan Rasulullah, jika aku masuk Neraka sampaikan kepadanya bahwa aku telah berada di tempat yang layak untukku sebagai pendosa (yaitu Neraka)".
Maka setelah ia berkata demikian barisan yang melintas tadi tiba-tiba BERHENTI karena Rasulullah SAW berhenti, kemudian Rasulullah SAW berbalik dan berkata : "Wahai Fulan, aku tidak melupakan orang yang merindukanku", lalu beliau membuka kedua tangannya kemudian orang itu berlari dan memeluk sang Nabi Muhammad SAW dan menciumnya.

Kisah waliyah besar dan sayid/habib kecil(yang cinta pada Rasulullah SAW)


Dahulu hiduplah seorang Waliyah (wali Allah perempuan) yang sangat ternama di zamannya dengan kecintaan beliau kepada Allah SWT.
Sekali waktu beliau ini ditanyai orang: “Apakah engkau mencintai Rasulullah SAW, selain engkau juga cinta kepada Allah SWT?” jawab
beliau: “Hatiku sudah dipenuhi cinta kepada-Allah dan tidak bisa mencintai selain-Allah.”
Malamnya beliau bermimpi, mendengar suara dari Arsy: “Wahai fulanah, engkau kami cintai,
tapi bukan engkau yang paling kami cintai”.
Terkejutlah beliau didalam mimpinya dan beliau bertanya: “Siapakah yang lebih dicintai dari diriku?”

Didalam mimpinya beliau melihat seorang pemuda yang sedang lelap tertidur di pangkuan Baginda Rasulullah SAW. “Dialah yang lebih
kami cintai dari engkau, karena dia cinta kepada kekasih kami(Muhammad SAW), dan kekasih kami pun cinta kepadanya, kami cinta kepadanya melebihi cinta
kami kepada engkau”.
Terbangunlah waliyah ini dan di carilah olehnya pemuda ini.
Akhirnya si waliyah ini berjumpa dengan sang pemuda tadi, di lihatnya apa amal dan kerjanya,
si pemuda ini rupanya hanyalah seorang sayyid miskin yang menjadi kuli di pasar, pulang dari
pasar, dia merawat ibunya yang sakit, malamnya ia beribadaH, itu saja.
Dihari yang kedua, di lihatnya si pemuda kembali bekerja di pasar, tapi di hari itu tidak ada yang menggunakan tenaganya, akhirnya dia pulang dengan tangan kosong. Waliyah ini mengikuti si pemuda sampai di depan rumahnya, tiba-tiba si pemuda menengadahkan
tangannya ke langit dengan tanpa
berdoa dan berkata-kata, dengan seizin Allah SWT tiba-tiba ditangannya sudah di penuhi uang.
Di Hari yang ketiga, di lihatnya si pemuda ini tidak bekerja, ketika di cari-carinya ternyata sang pemuda terbaring sakit, kata si pemuda:
“Wahai fulanah, kemarilah!”.
Berkata si sayyid
miskin ini: “Aku tahu engkau fudhul (usil ingin tahu) dengan diriku selama 3 hari ini, ketahuilah
olehmu, cintamu itu sudah cacat bercela, engkau mencintai satu kekasih saja, kekasih yang lain tidak engkau cintai, jawablah aku,
kekasih mana yang bisa meridhoimu?.”
Terkejutlah si Waliyah ini dan iapun sadar, bahwa si pemuda adalah soerang Wali Allah yang lebih utama dari dirinya. kemudian di dengarnya si pemuda bermunajah: “Wahai Allah, sudah terbuka rahasia antara kita berdua, tiada guna aku berlama-lama disini(dunia),
jemputlah aku untuk berjumpa dengan-Mu.” Lalu si pemuda menyebut: “Allah”, wafatlah beliau
pada saat itu juga, si Waliyah inipun menangis tersedu-sedu dan menyadari kesalahannya.
Allahumma Shali 'alaa sayyidina Muhammad