Laman

Selasa, 25 Maret 2014

Betapa Allah sangat menyayangi kita sebagai hambanya...

Wahai anak adam, Aku jadikan untukmu tempat yang kokoh dalam rahim Ibumu, Aku tutupi engkau dengan selaput agar tidak merasa sakit ( karena himpitan rahim ). Aku jadikan wajahmu menghadap ke punggung Ibumu, supaya aroma makanan tidak menyengatmu, serta Aku jadikan engkau bisa bersandar ke kanan dan ke kiri, disebelah kanan engkau bisa bersandar ke hati, di sebelah kiri engkau bisa bersandar ke limpa. Aku ajari pula engkau berdiri dan duduk dalam perut ibumu, apakah selain-Aku mampu melakukan itu..?!

Tatkala engkau telah menghabiskan waktumu di dalam rahim, Aku kirim kepadamu Malaikat petugas rahim. Lalu ia mengeluarkanmu diatas bulu sayapnya, ketika itu engkau belum memiliki gigi yang bisa menggigit, tangan yang bisa menyerang dan kaki yang bisa berjalan...

Aku gilirkan dua pembuluh halus dalam dada Ibumu, dari situlah susu hangat mengalir untukmu dimusim dingin dan susu dingin dimusim panas, selanjutnya Aku limpahkan rasa cinta kepadamu dalam hati Ayah-Ibumu, karena itu keduanya tidak tidur sampai engkau memejamkan mata dan tidak makan sebelum engkau kenyang...

Saat fisikmu telah kuat dan punggungmu telal kokoh, kau malah bermaksiat kepada-Ku, kendati begitu jika engkau kembali kepada-Ku niscaya Aku menerimamu dan jika engkau memohon ampunan-Ku niscaya Aku mengampunimu...

[Hadis Qudsi]

HUKUM MEMILIH PEMIMPIN NON MUSLIM BESERTA WAKIL NYA..


tidak boleh memilih pemimpin non muslim/Haram hukum nya, dan juga tidak boleh memilih wakil pemimpin yg non muslim/haram hukum nya ,pemimpin dan wakil bagaikan sekeping logam yg mempunyai dua sisi, pemimpin adalah wakil dan wakil adalah pemimpin...
Beberapa anjuran ini sudah banyak termaktub dalam alquran diantaranya;
ياايها الذين امنوا لاتتخذوا اليهود و النصرى اولياء بعضهم او لياء بعض ومن يتولهم منكم فانه منهم ان الله لا يهدى القوم الظلمين
المائدة ٥١
Hai orang2 yg beriman,janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan nasroni menjadi pemimpin pemimpin (mu).Sebahagian mereka adalah pemimpin sebahagian yg lain.barang siapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.sesungguhnya Alah tidak akan memberi petunjuk kepada orang2 yg dholim.
Keterangan ayat pendukung-. Surat annisa ayat 59,83,141-surat al imron 118
تسليطه على المسلمين قوله ولا يستعان فيحرم الا لضرورة
المحلي على المنهاج ٤/١٧٢
Orang islam tidak boleh meminta bantuan kepada orang kafir,karena haram menguasakan orang kafir terhadap umat islam kecuali karena dhorurot
نعم ان قتضت المصلحة توليته في شىء لا يقوم به غيره من المسلمين او ظهر من المسلمين خيانة و امنت في ذمي فلا يبعد جواز توليته لضرورة القيام بمصلحة ما ولى فيه، و مع ذلك يجب على من ينصبه مراقبته و منعه من التعرض لاحد من المسلمين
الشرواني على التحفة ٩/٧٢—٧٣
Jika suatu kepentingan mengharuskan penyerahan yang tidak bisa dilakukan orang lain dari kalangan umat islam atau tampak adanya sifat khianat pada diri si pelaksana dari kalangan umat islam dan akan aman di tangan kafir dzimmi,maka boleh menyerahkannya karena darurat.Namun,bagi pihak yg menyerahkan harus ada pengawasan terhadap org kafir tsb dan mampu mencegahnya dari adanya gangguan terhadap siapapun dari kalangan umat islam
tambahan ta`bir:
الشروانى الجزء التاسع ص 72-73نعم ان اقتضت المصلحة توليته فى شئ لايقوم به غيره من المسلمين او ظهر فيمن بقوم به من المسلمين خيانة وامنت فى ذمى ولو لخوفه من الحاكم مثلا فلا يـبعد جواز توليته لضرورة القيام بمصلحة ما ولى فيه, ومع ذلك يجب على من ينصـبه مراقيـتة ومنعه من التعرض لأحد من المسلمين بما فيه استعلاء المسلمين
IBAROH......
ففي تفسير أيات الأحكام الجزء الأول صحيفة 403 ما نصه :
الحكم الثالث : هل يجوز تولية الكافر واستعماله في شؤون المسلمين ؟ استدل بعض العلماء هذه الأيات الكريمة على أنه لا يجوز تولية الكافر شيئا من أمور المسلمين ولا جعلهم عمالا ولا خداما كما لا يجوز تعظيمهم وتوقيرهم في المجلس والقيام عند قدومهم فإن دلالته على التعظيم واضحة وقد أمرنا باحتقارهم (إنما المشركون نجس). اهـ
TUHFAH...
ولايسـتـعان عليهم بكافر ذمي او غيره إلا إن اضطررنا لذلك. ظاهر كلامهم ان ذلك لا يجـوز ولو دعت الضرورة. لكنه فى التتمة صرح بجواز الإستعانة به اى الكافر عند الضرورة
dari kitab al talkhiish (التلخيص الحبير في تخريج أحاديث الرافعي الكبير) karya al hafzh Ibnu Hajar........
Imam Rafi'i (pensyarah kitab al Wajiz) mengutip dua buah hadits: Pertama: Yang melarang minta tolong orang musyrik yaitu: أن النبي صلى الله عليه وسلم خرج إلى بدر ، فتبعه رجل من المشركين ، فقال : تؤمن بالله ورسوله ؟ قال : لا ، قال : فارجع فلن نستعين بمشرك
dan juga: خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى إذا خلف ثنية الوداع ، إذا كتيبة قال : من هؤلاء ؟ قالوا : بني قينقاع رهط عبد الله بن سلام ، قال : وأسلموا ؟
Kedua: yang berbeda, yaitu: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم استعان بناس من اليهود في حربه ، وأسهم لهم
dan juga: أنه صلى الله عليه وسلم استعان بيهود بني قينقاع في بعض الغزوات ، ووضع لهم
dan : ويجمع بينه وبين الذي قبله بأوجه ذكرها المصنف ، منها : وذكرها البيهقي عن نص الشافعي : { أن النبي صلى الله عليه وسلم تفرس فيه الرغبة في الإسلام ، فرده رجاء أن يسلم فصدق ظنه } وفيه نظر من جهة التنكير في سياق النفي ، ومنها : أن الأمر فيه إلى رأي الإمام ، وفيه النظر بعينه ، ومنها : أن الاستعانة كانت ممنوعة ، ثم رخص فيها وهذا أقربها ، وعليه نص الشافعي .
fokus: أن الاستعانة كانت ممنوعة ، ثم رخص فيها وهذا أقربها
الاستعانة hemat nya tidak sama dengan تولية .
عبارة المغني والنهاية ظاهر كلامهم أن ذلك لا يجوز ولو دعت الضرورة إليه لكنه في التتمة صرح بجواز الاستعانة به أي الكافر عند الضرورة وقال الأذرعي وغيره أنه المتجه اهـ. قول المتن بكافر أي لأنه يحرم تسليطه على المسلم نهاية ومنهج زاد المغني ولذا لا يجوز لمستحق القصاص من مسلم أن يوكل كافرا في استيفائه ولا للإمام أن يتخذ جلادا كافرا لإقامة الحدود على المسلمين اهـ. وقال ع ش بعد نقل ما ذكر عن الزيادي أقول وكذا يحرم نصبه في شيء من أمور المسلمين نعم إن اقتضت المصلحة توليته في شيء لا يقوم به غيره من المسلمين أو ظهر فيمن يقوم به من المسلمين خيانة وأمنت في ذمي ولو لخوفه من الحاكم مثلا فلا يبعد جواز توليته فيه لضرورة القيام بمصلحة ما ولي فيه ومع ذلك يجب على من ينصبه مراقبته ومنعه من التعرض لأحد من المسلمين بما فيه استعلاء على المسلمين اهـ
ولا يستعان عليهم بكافر ) ولو ذميا ؛ لأنه يحرم تسليطه على المسلم ، ولأن القصد ردهم للطاعة ، والكفار يتدينون بقتلهم ، نعم يجوز الاستعانة بهم عند الضرورة كما نقله الأذرعي وغيره عن المتولي وقالوا : إنه متجه ، وعلم أنه لا يجوز له أن يحاصرهم ويمنعهم الطعام والشراب ( ولا بمن يرى قتلهم مدبرين ) [ ص: 408 ] لعداوة أو اعتقاد كالحنفي والإمام لا يرى ذلك إبقاء عليهم ، فلو احتجنا للاستعانة به جاز إن كان فيه جراءة وحسن إقدام وتمكنا من منعه لو اتبع منهزما ، والأوجه أن ما ذهب إليه الإمام زيادة على ذلك من أن نشترط ذلك عليهم ونثق بوفائهم به ليس بشرط ؛ إذ في قدرتنا على دفعهم غنية عن ذلك

Dalil Al-Quran
1. Al-Qur'an melarang menjadikan orang kafir sebagai Pemimpin
QS. 3. Aali 'Imraan : 28.
" Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir
menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya
lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat)
memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah
memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada
Allah kembali(mu)."
QS. 4. An-Nisaa' : 144.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-
orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan
alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?"
QS. 5. Al-Maa-idah : 57.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi
PEMIMPINMU, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah
ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah
diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang
musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul
orang-orang yang beriman."
2. Al-Qur'an melarang menjadikan orang kafir sebagai Pemimpin
walau Kerabat sendiri :
QS. 9. At-Taubah : 23.
"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan BAPAK-BAPAK
dan SAUDARA-SAUDARAMU menjadi WALI (PEMIMPIN /
PELINDUNG) jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas
keimanan, dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
QS. 58. Al-Mujaadilah : 22.
"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari
akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya, sekali pun orang-orang itu
BAPAK-BAPAK, atau ANAK-ANAK atau SAUDARA-SAUDARA atau
pun KELUARGA mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah
menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka
dengan pertolongan yang datang daripada- Nya. Dan dimasukan-
Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan
mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka
itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah
itu adalah golongan yang beruntung."
3. Al-Qur'an melarang menjadikan orang kafir sebagai teman setia
QS. 3. Aali 'Imraan : 118.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi
TEMAN KEPERCAYAANMU orang-orang yang di luar kalanganmu
(karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan
bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah
nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan
oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami
terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya."
QS. 9. At-Taubah : 16.
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan sedang Allah
belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di
antara kamu dan tidak mengambil menjadi TEMAN SETIA selain
Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman ? Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
4. Al-Qur'an melarang saling tolong dengan kafir yang akan
merugikan umat Islam
QS. 28. Al-Qashash : 86.
"Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-Quran diturunkan
kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar
dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi
PENOLONG bagi orang-orang kafir."
QS. 60. Al-Mumtahanah : 13.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan
PENOLONGMU kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka
telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang
kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa."
5. Al-Qur'an melarang mentaati orang kafir untuk menguasai
muslim
QS. 3. Aali 'Imraan : 149-150.
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu MENTAATI orang-orang
yang KAFIR itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang
(kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi
(ikutilah Allah), Allah lah Pelindungmu, dan Dialah sebaik-baik
Penolong."
6. Al-Qur'an melarang beri peluang kepada orang kafir sehingga
menguasai muslim
QS. 4. An-Nisaa' : 141.
"...... dan Allah sekali-kali tidak akan MEMBERI JALAN kepada
orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman."
7. Al-Qur'an memvonis munafiq kepada muslim yang menjadikan
kafir sebagai pemimpin
QS. 4. An-Nisaa' : 138-139.
"Kabarkanlah kepada orang-orang MUNAFIQ bahwa mereka akan
mendapat siksaan yang pedih. (yaitu) orang-orang yang
mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong
dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka
mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya
semua kekuatan kepunyaan Allah."
8. Al-Qur'an memvonis ZALIM kepada muslim yang menjadikan
kafir sebagai pemimpin
QS. 5. Al-Maa-idah : 51.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-
orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu);
sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.
Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang ZALIM."
9. Al-Qur'an memvonis fasiq kepada muslim yang menjadikan kafir
sebagai pemimpin
QS. 5. Al-Maa-idah : 80-81.
"Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan
orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah
apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah
kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya
mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan kepada apa yang
diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil
orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi
kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang FASIQ."
10. Al-Qur'an memvonis sesat kepada muslim yang menjadikan
kafir sebagai pemimpin
QS. 60. Al-Mumtahanah : 1.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu
sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa
kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada
kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan
(mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu.
Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan
mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu
memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada
mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang
kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa
di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah
TERSESAT dari jalan yang lurus."
11. Al-Qur'an mengancam azab bagi yang jadikan kafir sbg
Pemimpin / Teman Setia
QS. 58. Al-Mujaadilah : 14-15.
"Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu
kaum yang dimurkai Allah sebagai teman ? Orang-orang itu bukan
dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan
mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka
mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka AZAB yang
sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka
kerjakan."
12. Al-Qur'an mengajarkan doa agar muslim tidak menjadi sasaran
fitnah orang kafir
QS. 60. Al-Mumtahanah : 5.
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (SASARAN) FITNAH
bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Wallahu A'lam...

MENYEKOLAH KAN ANAK PADA SEKOLAH NON MUSLIM...


Bersekolah/Mengajar di Institusi Non Muslim
Hasil Bahtsul Masail PWNU Jatim 2009 di Gresik
Deskripsi Masalah
· Pada saat ini masih banyak putra-putri kita yang masuk lembaga-lembaga pendidikan non muslim atau yang berbeda aqidah, karena lembaga-lembaga tersebut mampu memberi fasilitas-fasilitas lebih memadai.
· Undang-undang pendidikan menyatakan bahwa siswa peserta didik berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan keyakinannya dan lembaga pendidikan wajib menyediakan guru agama sesuai keyakinan siswa, namun kenyataan siswa-siswi peserta didik harus mengikuti mata pelajaran agama sesuai dengan keyakinan pemilik yayasan dengan dalih belum mampu menyediakan guru agama Islam.
Pertanyaan
a. Bagaimana menurut pandangan fiqih orang tua menyekolahkan anak-anaknya di lembaga-lembaga pendidikan non muslim atau yang tidak se-aqidah dengan alasan lebih maju dan lebih baik mutu pendidikannya ?
b. Bagaimana hukumnya tenaga pendidik yang beraqidah ahlussunnah wal jama'ah mengajar di lembaga-lembaga tersebut ? (PCNU Kab. Nganjuk)
KEPUTUSAN
a. Menyekolahkan anak di sekolah non muslim atau yang tidak seaqidah hukumnya haram, sebab bisa berdampak memperbanyak golongan mereka dan bahkan membahayakan akidah anak-anak Islam.
Namun apabila disana ada tujuan mempersiapkan strategi menegakkan agama atau aqidah aswaja maka boleh, bahkan bisa menjadi wajib, dengan syarat :
1. Yang bersangkutan diduga kuat tidak akan berubah akidahnya.
2. Pada sebolah itu memiliki keunggulan yang maslahah buat Islam yang tidak bisa ditemukan pada sekolah-sekolah Islam atau yang seakidah
3. Dalam proses belajar-mengajar tidak boleh terjadi hal-hal yang dilarang dalam agama
المقررات النهضية، صـ40
من ارشاد الحيارى فى تحذير المسلم من مدارس النصارى للشيخ يوسف النبهاني ونصه اعلم ان من اعظم المصائب على االملة الا سلا مية والامة الحمدية ما هو جار فى هذه الايام في كثير من بلاد الاسلام من ادخال بعض جهلة المسلمين اولادهم فى المدارس النصرانية لتعلم بعض العلوم الد نيا وية واللغات الافرنجية و فى ضمن ذلك يتطمون الديانة المسمية ويشار كون اولاد النصارى فى عبا دتهم الدينية مما هو كفر صريح لايرضى به الله تعالى ولا محمدصلى الله عليه و سلم ولا المسيح ان مدارس الافرنج التى يفتحو نها فى البلاد الاسلامية يجعلون من اهم ودخوله فى الشروط تعليم التلميذولو كا ن مسلما دين النصرانية ودخوله فى جملة التلا ميذ النصارى الى الكنيسة فى كل يوم الى الهبادة وفعله معهم الافعال الدينية ومن لا يقبل هذا الشرط يقبلونه المارونية وهم لا يلامون على ذلك لانهم يفعلون فى مدارسهم ما يوافقه ويبينون شروطهم ولا يجبرون احدا على الدخول وانما اللوم العظيم على المسلم الذى يرضى بدخول ولده الى هذه المدارس ينام ويقوم ويدخل الكنيسة على شرط المعلوم.
سبعة كتب ص 20-21
وفى الفتاوى الحديثية لا بجوز قراة سيرة الكبرى لان غالبها باطل وكذب وقد اختلط فحررم الكل حيث لا مميز ومن ذلك تعلم حرمة قراة نزهة المجالس ونحوها مما اختلط فيه بغير حيث لا مميز … الى ان قال … وفى التحفة يحرم على غير عالم متبحر مطالعة نحو توراة علم تبديلها او شك فيه اه الى غير ذلك مما لا يحتمله هذا المحل مما لا ينبغى للطالب ان يهجم عليه الا بعد التروى والفحص عنه والا اشتبه عليه الحق والباطل وارتفعت الثقة به فى اقواله واقواله
b. Haram ketika para tenaga pendidik itu melaksanakan tugas sesuai dengan visi dan misi di lembaga tempat mereka mengajar atau menimbulkan kebimbangan hati orang-orang awam dari kalangan muslimin. Tetapi apabila mengajar itu justru dijadikan kesempatan dan peluang berdakwah dan melindungi anak-anak muslim yang bersekolah disana, maka wajib.
تفسير المنير ج1 ص 93
واعلم أن كون المؤمن موالياً للكافر يحتمل ثلاثة أوجه أحدها : أن يكون راضياً بكفره ويتولاه لأجله ، وهذا ممنوع منه لأن كل من فعل ذلك كان مصوباً له في ذلك الدين ، وتصويب الكفر كفر والرضا بالكفر كفر ، فيستحيل أن يبقى مؤمناً مع كونه بهذه الصفة . فإن قيل : أليس أنه تعالى قال : { وَمَن يَفْعَلْ ذلك فَلَيْسَ مِنَ الله فِي شَىْء } وهذا لا يوجب الكفر فلا يكون داخلاً تحت هذه الآية ، لأنه تعالى قال : { يا أيها الذين آمنوا } فلا بد وأن يكون خطاباً في شيء يبقى المؤمن معه مؤمناً وثانيها : المعاشرة الجميلة في الدنيا بحسب الظاهر ، وذلك غير ممنوع منه. والقسم الثالث : وهو كالمتوسط بين القسمين الأولين هو أن موالاة الكفار بمعنى الركون إليهم والمعونة ، والمظاهرة ، والنصرة إما بسبب القرابة ، أو بسبب المحبة مع اعتقاد أن دينه باطل فهذا لا يوجب الكفر إلا أنه منهي عنه ، لأن الموالاة بهذا المعنى قد تجره إلى استحسان طريقته والرضا بدينه ، وذلك يخرجه عن الإسلام
تفسير الخازن ج 1 ص 238
وقوله : { لا يتخذ المؤمنون الكافرين أولياء } يعني أنصاراً وأعواناً من دون المؤمنين يعني من غير المؤمنين ، والمعنى لا يجعل المؤمن ولايته لمن هو غير مؤمن نهى الله المؤمنين أن يوالوا الكفار أو يلاطفوهم لقرابة بينهم أو محبة أو معاشرة ، والمحبة في الله والبغض في الله باب عظيم وأصل من أصول الإيمان { ومن يفعل ذلك } يعني موالاة الكفار من نقل الأخبار إليهم وإظهار عورة المسلمين أو يودهم ويحبهم { فليس من الله في شيء } أي فليس من دين الله في شيء . وقيل : معناه فليس من ولاية الله في شيء وهذا أمر معقول من أن ولاية المولى معاداة أعدائه وموالاة الله وموالاة الكفار ضدان لا يجتمعان { إلا أن تتقوا منهم تقاة } اي إلاّ أن تخافوا منهم مخافة .
الفقه الاسلامى
السؤال الزابع والعشرون ما حكم عمل المسلم فى دوائر ووزرات الحكومة اللامركية او غيرها من حكومات البلاد الكافرة خاصة فى مجالات عامة كالصناعة الذرية او الدراسات الاسترائيحية ونحوها الجواب يجوز للمسلم العمل المباح شرعا فى دوائر ومؤسسات حكومات قير اسلامية اذا لم يؤد الى إلحاق الضرر
روح المعانى ج 2 ص 116
ولعل الصحيح ان كل ما عده العرف تعظيما وحسبه المسلمون موالاة فهو منهى عنه ولو مع اهل الذمة لا سيما اذا أوقع شيئا فى قلوب ضعفاء المؤمنين ولا ارى القيام لاهل الذمة فى المجلس الا من الامور المحظورة لان دلالته على التعظيم قوية وجعله من الاحسان لا اراه من الاحسان كما لا يخفى
المجموع ج 19 ص 336
قوله (وان أصابوا كتبا..) لم يقل أحد أن النظر في كتب الديانات الاخرى معصية، بل الواجب يحتم علينا أن تعلم ما عندهم حتى تكون على بينة من أمرهم، وهاهم علماء المسلمين وأئمتهم ألفوا كتبا في الرد عليهم كابن حزم وغيره، وان عبد الله بن عمرو وقع له كتاب من كتبهم فكان يقرأه ويروى منه وكتب الفلسفة التى عربت والطب وغيرها من العلوم لم يقل أحد أن النظر فيها معصية.

" ANTARA KETAMPANAN NABI YUSUF AS DAN NABI MUHAMMAD SAW "


YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
Kemuliaan Wajah Rasulullah dan wajah Nabiullah Yusuf as

Sayyid Muhammad bin 'Alawy Bin Abbas Al Maliki tentang perbedaan wajah nabiyullah Yusuf As dengan wajah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Sebagaimana dahulu di masa nabi Yusuf para wanita memotong jari-jarinya karena indahnya wajah nabi Yusuf As, "Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya , mereka terpesona kepada (keelokan rupanya) dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri, seraya berkata:

"Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia, sungguh ini adalah malaikat yang sempurna" (QS. Yusuf : 31 ).

Maka berkatalah As Syaikh Muhammad bin 'Alawy Al Maliki Ar menukil salah satu riwayat sahabat bahwa Allah tidak menampakkan keindahan wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam secara keseluruhan di muka bumi, hanya 1 keindahan dari 10 bagian yang diperlihatkan, jika seandainya yang 9 bagian itu ditampakkan juga maka orang-orang akan mengiris hatinya tanpa terasa karena indahnya wajah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, ٍNabi Muhammad Saw dan Nabi Yusuf As keduanya mendapatkan keistimewaan ketampanan yang masyhur.

Namun Nabi Muhammad Saw memiliki sebuah kelebihan yang tidak dimiliki oleh Nabi Yusuf As yaitu al Haibah al Jalaliyah wa Dlou-un Nuroniyah. Haibah yang tidak di miliki oleh Nabi Yusuf As ini membuat ketampanannya menghipnotis para wanita dan digandrungi banyak orang. Haibah yang tidak dimiliki Nabi Yusuf As ini juga menyebabkan kakak-kakaknya mendengki padanya dan berusaha mencelakainya.

al Haibah al Jalaliyah yang dimiliki Nabi Muhammad Saw menjadikan kewibawaannya lebih mendominasi daripada ketampanannya, hingga tak seorangpun wanita berani menatapnya karena rasa hormat kepadanya, apalagi tergila-gila seperti yang dilakukan tuan putri Zulaiha pada Nabi Yusuf As Rasulullah Saw juga memiliki Dlou-un Nuroniyah, cahaya yang menerangi....

Dikisahkan suatu saat isteri nabi menjahit baju, tiba-tiba lampunya mati, karena saking terkejutnya jarum yang digunakan menjahit itu terlempar entah kemana. Ketika Nabi Saw keluar dan bertanya ada apakah gerangan? Seketika itu isteri nabi Saw melihat cahaya dari tubuh Nabi Saw hingga jarum yang terlempar itu bisa terlihat.

Berikut pemaparan dari para sahabat Rasulullah saw tentang "Penampilan dan Ketampanan Rasulullah Saw" :

1. Imam Ghazzali ra' Ihya Ulum-Id-Din :

" Rasulullah saw. memiliki jasmani yang tampan. Sebagian orang menyatakan senyuman beliau seindah bulan purnama. Hidungnya tipis. wajahnya halus. janggutnya tebal. lehernya indah. jika cahaya matahari menyinari lehernya, hal itu tampak seperti campuran antara perak dan emas. bagian diantara pundaknya begitu lebar".

2. Dari Anas bin Malik ra :

"Rasulullah, tidak terlalu tinggi atau pendek. beliau tidak pucat pasi atau pun gelap. tidak memiliki rambut keriting atau pun lurus. Allah mengutusnya sebagai Rasul pada umur empat puluh. Beliau tinggal di Mekah selama sepuluh tahun dan di Madinah selama sepuluh tahun dan Allah Yang Maha Agung, mengambil nyawa beliau pada usia enam puluh. Tidak lebih dari dua puluh uban yang berada di rambut dan janggutnya. Semoga Allah memberkahi dan memberi kedamaian padanya".

3. Shamaa-il Tirmidhi ra :

"Rasulullah saw. begitu bersih, rapi, indah dan tampan".

4. Bara' bin Azib r.a :

" Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih tampan daripada Rasulullah saw. Rambut beliau panjang sampai ke pundaknya. Bagian di antara pundaknya begitu lebar. Beliau tidak terlalu tinggi ataupun pendek ".

5. Ibrahim bin Muhammad r.a :

" Ketika Ali r.a menggambarkan Rasulullah saw, ia berkata, 'Beliau tidak terlalu tinggi atau pendek, melainkan seorang pria dengan tinggi sedang. Rambut beliau tidaklah keriting ataupun bergelombang namun paduan daripadanya. Kulit beliau agak putih kemerahan. Beliau memiliki bagian mata yang hitam dan bulu mata yang panjang. Beliau memiliki bagian yang menonjol dari tulang belikatnya. Diantara pundak beliau terdapat tanda kenabian. Beliau memiliki dada yang paling sempurna dibanding orang lain. Memiliki perangai yang lemah lembut dan silsilah yang paling mulia. Mereka yang melihatnya langsung berdiri dengan perasaan kagum kepadanya dan mereka yang berkenalan langsung mencintainya. Mereka menggambarkan beliau mengatakan bahwa mereka belum pernah melihat seorang pun seperti beliau dulu ataupun setelahnya ".

6. Hasan r.a :

"Beliau memiliki kualitas dan penampilan yang sempurna; yang lain juga menghargainya begitu tinggi. Wajahnya yang penuh berkah bersinar seperti bulan purnama. Beliau lebih tinggi daripada pria yang tinggi. Rambutnya ikal. Jika rambutnya terbelah tanpa sengaja, beliau akan membiarkannya saja, kalau tidak, maka beliau tidak membuatnya menjadi terbelah di tengah. Rasulullah saw memilki corak kulit yang berkilauan dan dahi yang lebar. Alis beliau begitu tebal dan rapi. Leher beliau begitu indah dan tipis, seperti patung yang terpahat dengan rapi.Warna kulitnya begitu jelas, bersinar dan indah laksana perak. Seluruh bagian tubuhnya memiliki ukuran yang sempurna. Tubuh beliau tersusun dengan sempurnanya..".

Ya Allah Ya Allah Ya Allah Allahumma shalli ala sayyidina Muhamad kelak wajah itu akan diperlihatkan di telaga Haudh.
Semoga kita diizinkan memandang wajah yang indah itu, amin....

YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !.

Pembakaran Bukhur..


Pembakaran dupa pada majelis ilmu (lebih khusus pembacaan hadist Nabi SAW), maulid, dan dzikir. ini penjelasannya:
ﻛﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺇﺫﺍ ﺍﺳﺘﺠﻤﺮ ﺍﺳﺘﺠﻤﺮ ﺑﺎﻟﻮﺓ ﻏﻴﺮ ﻣﻄﺮﺍﺓ ﺃﻭ
ﺑﻜﺄﻓﻮﺭ ﻳﻄﺮﺣﻪ ﻣﻊ ﺍﻷﻟﻮﺓ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﻫﻜﺬﺍ ﻛﺎﻥ
ﻳﺴﺘﺠﻤﺮﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Apabila ibnu umar beristijmar (membakar dupa)
maka beliau beristijmar dengan uluwah yang
tidak ada campurannya, dan dengan kafur yang
di campur dengan uluwah, kemudian beliau
berkata; "Seperti inilah Rosululloh SAW,
beristijmar". (HR. Nasa'i No seri hadits: 5152)
Imam nawawi mensyarahi hadits ini sebagai
berikut:
ﺍﻻﺳﺘﺠﻤﺎﺭ ﻫﻨﺎ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﻟﻄﻴﺐ ﻭﺍﻟﺘﺒﺨﺮ ﺑﻪ ﻭﻫﻮ
ﻣﺄﺧﻮﺫ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺠﻤﺮ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺒﺨﻮﺭ ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻷﻟﻮﺓ ﻓﻘﺎﻝ
ﺍﻻﺻﻤﻌﻲ ﻭﺃﺑﻮ ﻋﺒﻴﺪ ﻭﺳﺎﺋﺮ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﻭﺍﻟﻐﺮﻳﺐ ﻫﻲ
ﺍﻟﻌﻮﺩ ﻳﺘﺒﺨﺮ ﺑﻪ
Yang di maksud dengan istijmar di sini ialah
memakai wewangian dan berbukhur "berdupa"
dengannya. Lafadz istijmar itu di ambil dari
kalimat Al majmar yang bermakna al bukhur
"dupa" adapun Uluwah itu menurut Al ashmu'i
dan abu ubaid dan seluruh pakar bahasa arab
bermakna kayu dupa yang di buat dupa. (Syarh
nawawi ala muslim: 15/10. )
Di tambah komentar imam nawawi pensyarah
hadits ulung tentang hadits ini:
ﻭﻳﺘﺎﻛﺪ ﺍﺳﺘﺤﺒﺎﺑﻪ ﻟﻠﺮﺟﺎﻝ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻭﺍﻟﻌﻴﺪ ﻭﻋﻨﺪ
ﺣﻀﻮﺭ ﻣﺠﺎﻣﻊ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﻣﺠﺎﻟﺲ ﺃﻟﺬﻛﺮ ﻭﺍﻟﻌﻠﻢ
Dan sangat kuat kesunahan memakai wewangian
(termsuk istijmar) bagi laki laki pada hari jumat
dan hari raya, dan saat menghadiri perkumpulan
kaum muslimin dan majlis dzikir juga majlis
ilmu. (Syarah nawawi ala muslim: 15/10)
Dan membakar dupa saat majlis dzikir, atau
majlis pengajian itu sudah di contohkan oleh
imam malik RA, seperti yang di jelaskan dalam
biografi imam malik yang di tulis di belakang
kitab tanwirul hawalik syarah muwattho' malik
imam suyuti. Juz 3 no 166
ﻗﺎﻝ ﻣﻄﺮﻑ ﻛﺎﻥ ﻣﺎﻟﻚ ﺇﺫﺍ ﺃﺗﺎﻩ ﺍﻟﻨﺎﺳﺨﺮﺟﺖ ﺍﻟﻴﻬﻢ
ﺍﻟﺠﺎﺭﻳﺔ ﻓﺘﻘﻮﻝ ﻟﻬﻢ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻜﻢ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺗﺮﻳﺪﻭﻥ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
ﺃﻭ ﺍﻟﻤﺴﺎﺋﻞ؟ ﻓﺈﻥ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺍﻟﻤﺴﺎﺋﻞ ﺧﺮﺝ ﺍﻟﻴﻬﻢ ﻭﺍﻓﺘﺎﻫﻢ
ﻭﺍﻥ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻗﺎﻝ ﻟﻬﻢ ﺍﺟﻠﺴﻮﺍ ﻭﺩﺧﻞ ﻣﻐﺘﺴﻠﻪ
ﻓﺎﻏﺘﺴﻞ ﻭﺗﻄﻴﺐ ﻭﻟﺒﺲ ﺛﻴﺎﺑﺎ ﺟﺪﺩﺍ ﻭﺗﻌﻤﻢ ﻭﻭﺿﻊ ﻋﻠﻰ
ﺭﺃﺳﻪ ﺍﻟﻄﻮﻳﻠﺔ ﻭﺗﻠﻘﻰ ﻟﻪ ﺍﻟﻤﻨﺼﺔ ﻓﻴﺨﺮﺝ ﺍﻟﻴﻬﻢ ﻭﻋﻠﻴﻪ
ﺍﻟﺨﺸﻮﻉ ﻭﻳﻮﺿﻊ ﻋﻮﺩ ﻓﻼ ﻳﺰﺍﻝ ﻳﺘﺒﺨﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﻔﺮﻍ ﻣﻦ
ﺣﺪﻳﺚ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻬﺼﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
"Mutrif berkata: apabila orang orang mendatangi
kediaman imam malik, maka mereka di sambut
oleh pelayan wanita beliau yang masih kecil lalu
berkata kepada mereka, "imam malik bertanya
apakah anda semua mau bertanya tentang
hadits atau masalah keagamaan?
Jika mereka berkata "masalah keagamaan"
maka, imam malik kemudian keluar kamar dan
berfatwa, jika mereka berkata"hadits" maka
beliau mempersilahkan mereka untuk duduk,
kemudian beliau masuk kedalam kamar mandi,
lalu mandi, dan memakai minyak wangi,
kemudian memakai pakaian yang bagus, dan
memakai sorban. Dan di atas beliau memakai
selendang panjang di atas kepalanya, kemudian
di hadapan beliau di letakkan mimbar (dampar)
dan setelah itu beliau keluar menemui mereka
dengan khusu' lalu di bakarlah dupa hingga
selesai dari menyampaikan hadits Rosululloh
SAW".
ﻣﺴﺌﻠﺔ ﺝ ﺍﺧﺮﺍﻕ ﺍﻟﺒﺨﻮﺭ ﻋﻨﺪ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﻧﺤﻮﻩ ﻛﻘﺮﺍﺀﺓ
ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﻭ ﻣﺠﻠﺲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻟﻪ ﺍﺻﻞ ﻓﻰ ﺍﻟﺴﻨﺔﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺍﻥ
ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺮﻳﺢ ﺍﻟﻄﻴﺐ
ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻭ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﻄﻴﺐ ﻭ ﻳﺴﺘﻌﻤﻠﻬﺎ ﻛﺜﻴﺮﺍ ﺑﻠﻐﺔ ﺍﻟﻄﻼﺏ
ﺹ 53-54
“Membakar dupa atau kemenyan ketika berdzikir
pada Allah dan sebagainya seperti membaca al-
Qur’an atau di majlis-majlis ilmu, mempunyai
dasar dalil dari al-Hadits yaitu dilihat dari sudut
pandang bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad
Saw menyukai bau wangi dan menyukai minyak
wangi dan beliau pun sering
memakainya .” (Bulghat ath-Thullab halaman
53-54).
ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺒﺨﺮ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻣﻦ
ﺣﻴﻦ ﻳﻤﻮﺕ ﻻﻧﻪ ﺭﺑﻤﺎ ﻇﻬﺮ ﻣﻨﻪ ﺷﺊ ﻓﻴﻐﻠﺒﻪ ﺭﺍﺋﺤﺔ
ﺍﻟﺒﺨﻮﺭ
“Sahabat-sahabat kita (dari Imam Syafi’i)
berkata: “Sesungguhnya disunnahkan membakar
dupa di dekat mayyit karena terkadang ada
sesuatu yang muncul maka bau kemenyan
tersebut bisa mengalahkan/
menghalanginya.”(Al-Majmu’ Syarh Muhadzdzab
juz 5, halaman 160).

BUKTI KEWALIAN (Ibnu Athaillah as-Sakandary)



Maha Suci Allah Dzat yang tidak menjadikan bukti atas para waliNya, kecuali bukti itu mengarah padanya (karakteristiknya), dan Allah swt tidak menyambungkan pada mereka (mengenalkan pada mereka) kecuali pada orang yang dikehendaki untuk sambung kepadaNya.

Ibnu Athaillah as-Sakandary dalam memasuki ungkapan hikmah ini diawali dengan tasbih kepada Allah Swt, semata karena tiga faktor: Merasakan keagungan dan kebesaran perkaraNya, Mengingatkan bahwa para wali Allah itu disucikan melalui penyucianNya.

Isyarat tidak adanya kesamaan indikator dari ungkapan rasa dan tujuan ucapan, sebagaimana Allah Swt tidak dikenal kecuali dari yang tampak dari tindakanNya, begitu juga wali tidak dikenal kecuali dari sifat-sifatnya yang tampak, juga mengenal wali itu tidak bisa digambarkan kecuali setelah mengenal Allah Swt, yaitu futuh dari Allah Swt.

Dalam kitab at-Tanswir, Ibnu Athaillah menegaskan, “Dan hal demikian, dikarenakan iman itu disebabkan oleh keterbukaan dari Allah Swt, sehingga tidak akan ada iman kecuali karena dibuka oleh Allah Swt.”

Wali itu sendiri menurut Syeikh Zarruq r.a. dikenal melalui tiga karakter: Memprioritaskan Allah Swt. Berpaling (hatinya) dari makhluk. Disiplin terhadap Sunnah dengan benar.

Abu Ali al-Jurjany mengatakan, “Sang wali senantiasa fana’ dalam ruhaninya, Baqa’ dalam musyahadah kepada Allah Swt, dan Allah Swt memberikan limpahan pengaturan, sehingga cahaya-cahaya kewaliannya melimpah padanya. Kemudian ia tidak memiliki kabar dari dirinya, dan tidak memiliki tempat berteguh kecuali hanya pada Allah Swt. Dan dalam Isyarah dari Allah Swt, bahwa Auliya’ Aku sebut sebagai Auliya’ karena mereka mereka hanya (cinta) kepadaKu, bukan pada yang lain (makhluk) “

Simpulnya sang wali itu senantiasa mendapatkan limpahan ruhani dari Allah Swt, sehingga tak pernah sekalipun meninggalkan Allah Swt untuk selain Allah Swt., lahir maupun batin. Allah Swt, melimpahkan kewalian dan tak pernah menanjak pada yang lainNya, dan karena itulah yang terpenting mereka ini senantiasa dijaga oleh Allah Swt, dan bersambung dengan Allah Swt menurut kadar dan bagian masing-masing.

Siapa pun tidak akan sampai mengenal para wali itu, sepanjang ia tidak wuquf (perteguh) pada perintah dan menjauhi larangannya, berkait dengan hasrat dan ruhaninya, karena itu tidak diragukan lagi merupakan kunci wushul pada Allah Swt.
Dalam sebuah riwayat dijelaskan, “Bersamalah kalian dengan Allah Swt, bila kalian tidak bisa bersamaNya, bersamalah dengan orang yang bersama Allah Swt, karena ia Menyambungkan dirimu denganNya.”

Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily r.a. mengatakan, “Bergabunglah (bergurulah) pada orang yang apabila ia menyebut senantiasa ia mengingat Allah, sesungguhnya Allah Swt mencukupinya ketika ia hadir, dan menjadi Penggantinya ketika ia tidak ada. Ungkapannya adalah cahaya bagi hati, dan penyaksiannya merupakan kunci-kunci rahasiaNya.”

PERILAKU KAUM WANITA DEWASA INI

Ketahuilah bahwa sebagian besar wanita dewasa ini telah kena penyakit suka memperlilhatkan dandanannya secara berlebihan kepada kaum lelaki.
Mereka sedikit sekali mempunyai rasa malu. Kalau berjalan mereka suka membuat buat, dengan melenggak lenggokkan pinggulnya.
Kenyataaan itu sering mereka perlihatkan di muka golongan kaum lelaki, baik sewaktu di pasar atau bahkan ketika berjalan menuju masjid. terutama di waktu siang atau malam hari di bawah cahaya lampu.

Ada yang mengatakan bahwa, apabila seorang perempuan perilakunya menyimpan tiga perkara ini maka di namakan Qahbah(semacam biduan) yang sangat buruk.

Pertama, kalau perempuan itu keluar rumah diwaktu siang hari dengan mengenakan dandanan yang berlebihan untuk di pamerkan kepada kaum lelaki secara umum.

Kedua, perempuan yang mempunyai kebiasaan meperhatikan kaum lelaki lain.

Ketiga, perempuan yang gemar memperdengarkan suaranya di telinga orang lain, sekalipun perempuan itu tergolong bisa menjaga kehormatannya.

Karena dengan begitu dirinya mempersamakan dengan perempuan yang tidak baik.

Tentang mempersamakan (penyerupaan itu) Rasulullah S.A.W memperingatkan : ”MANTASABBAHA BIQAUMIN FAHUWA MINHU” “Barang siapa yang membuat penyerupaan dengan suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka”.

Orang yang menyerupakan dirinya sebagai golongan orang shalih (maksudnya bergaul dengan mereka), niscaya akan ikut di hormati, sebagaimana orang yang shalih itu menerima penghormatan.

Sebaliknya orang yang bergaul dengan orang orang yang fasik, niscaya akan menjadi sasaran cercaan. Yang berarti tidak akan dihormati oleh orang lain. Perempuan hendaknya membersihkan diri dan memperhias perangainya dengan sikap pemalu.

Jangan sampai seorang perempuan berperangai yang menyebabkan dirinya memperoleh predikat “Quhbah”.
Maka alangkah baiknya bagi perempuan yang mempunyairasa takut keada Allah dan rasul-NYA, serta bagi orang orang yang mempunyai budi pekerti yang tinggi, supaya mencegah isterinya(atau anak perempuannya)keluar rumah dengan dandanan yang mencolok. larangan keluar rumah itu memang tidak mutlak tanpa ada pengecualian dalam suatu waktu. Setidaknya Rasulullah S.A.W memberi kelonggaran kepada kaum wanita pada hari raya. Di hari raya itu, kaum wanita yang dapat menjaga kehormatannya di beri izin keluar rumah, setelah mendapat keridhoan suaminya.
Tetapi berdiam diri tinggal di rumah itu lebih menyelamatkan diri dari godaan..


Hendaknya seorang perempuan jangan kemana-mana.
Jangan keluar rumah kecuali ada keperluan yang mendesak.
Kalau keluar rumah hendaknya menundukkan pandangannya dari kaum lelaki.
Memang kami tidak mengatakan bahwa wajah lelaki menurut haknya adalah aurat, sebagaimana wajah perempuan menurut haknya. Tetapi wajah anak lelaki itu seperti wajah anak lelaki yang tampan.
Orang di haramkan memperhatikan wajah anak lelaki yang tampan, jika dikhawatirkan timbulnya fitnah.
Hanya itu. Kalau tidak mengkhawatirkan terjadinya fitnah tidak di haramkan.

Sebab, sejak semula tidak ada perintah kepada kaum lelaki untuk menutup wajah. Sebagaimana perintah yang di tekankan kepada kaum wanita supaya menutup wajahnya.
Sekiranya wajah kaum lelaki itu termasuk auratnya dalam pandangan kaum perempuan niscaya mereka di perintah untuk menutup wajahnya, atau bahkan dilarang keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak.

Bagi kaum lelaki yang mempunyai tangggung jawab dalam rumahtangganya, berkewajiban untuk menjaga orang orang perempuan yang berada di bawah kekuasaanya.
Terutama dizaman sekarang. Jangan sampai memberi kelonggaran kepada mereka yang memungkinkan mereka melakukan "pelanggaran".

Hendaknya mereka tidak diberi izin keluar rumah, kecuali dimalam hari beserta muhrimnya, atau dengan perempuan lainnya yang dapat di percaya.
Pembantu saja belum cukup di percaya (hehehe), jika tidak disertai perempuan yang lain yang lebih dapat dipercaya.
Sebab kelurusan amanat yang di berikan kepada pembantu sangat jarang dilaksanakan(nyatanya bgtu..mlah biasanya sekongkol).

Dalam sejarah, dimasa jahilliyah ada seeorang perempuan anak Taimilah bin tsa’labah bekerja sebagai penjual samin.

Suatu ketika Khawat bin Jubair Al Anshari datang untuk membeli minyak samin.
lalu mereka terlibat tawar menawar. Perempuan itu membuka tali penutup wadah yang penuh berisi samin.
Khawwat berkata:”Pegangi wadah ini, aku hendak melihat lihat wajah yang lain”.
Lalu Khawaat membuka wadah yang lain.
Setelah dilihat, Ia berkata :”Pegagi Wadah ini”.
Ketika perempuan itu sedang terlena dengan wadah wadah samin yang di peganginya.
tanpa terduga Khawat menubruk dirinya lalu berbuat yang tidak senonoh hingga terlampiaskan keinginannya.

Setelah melakukan perbuatan itu Khawwat lari dan masuk Islam.
Ia ikut perang badar.
Suatu hari Rasulullah S.A.W berkata kepadanya :
”Hai khawwat, bagaimana ceritanya ketika membeli samin”, Rasulullah S.A.W tersenyum.
Khawwat menjawab:”Wahai Rasulullah benar benar Allah telah melimpahkan rezki pada saya, Rizki yang baik. Sekarang aku berlindung kepada Allah dari kekurangan setelah mengalami penambahan”. (Jawaban yang sangat halus, takut mengatakan aib )