Laman

Jumat, 05 Januari 2018

Aliran jasmani & Rohani


Kita sebenarnya mempunyai 2 aliran:
1. Aliran Zahir atau Jasmani
Aliran ini bertitik tolak dari bekerjanya Jantung kita. Dan ianya mengaliri keseluruh batang tubuh kita, dan isi kepada aliran zahir ini ialah Darah.
2. Aliran Batin atau Rohani
Aliran ini berisikan daya hidup yang pangkalnya dari "Hidup" yang mengaliri aliran tertentu saperti aliran Jasmani, cuma beza nya aliran ini ialah cahaya kehidupan dan ianya berupa arus letrik. Ini telah di buktikan oleh ahli sain dari Cina dimana mereka berjaya mengambil gambar arus letrik yang mengalir dalam badan manusia ini.
DIRI
Ianya duduk didalam jasad
Rupa nya sama saperti jasad tapi ghaib
Dia lah yang Menghidupkan kita
Punca tenaga
Ia serba tahu kerana datang dari yang Maha Tahu
Dialah yang mengenal Allah kerana dia berasal dari sana

KEHIDUPAN KITA DI DALAM
"Diri" ini lah sebenarnya kehidupan kita yang hidup di dalam jasad dan sememangnya kehidupan kita bermula dari dalam badan kasar kita ini, dia mengisi kehidupan kita dan meliputi keseluruhannya, dan di tutup serta di batasi dengan bulu dan kulit kita, dimana bagi orang luar atau orang nyata, kehidupan di dalam ini nagetif kerana tidak nyata. Tetapi kalau kita mau tau dan mau cuba memahami bahawa sebenarnya, perbetulkan lah kehidupan dalaman kita ini dahulu dan dengan sendirinya kehidupan luaran kita akan sempurna....In sya Allah
Oleh itu kenalilah Diri Sebenar Diri anda dan in sy Allah kenal lah ia akan Tuhannya saperti Sabda Nabi junjungan kita" Barang siapa mengenal Diri nescaya kenal lah ia akan Tuhannya"



Maqam Diri


1. Makam Qalbi
2. Makam Roh
3. Makam Sirri
4. Makam Khafi
5. Makam Akhfa
6. Makam Nafsun Natiqa
7. Makam Kullu Jasad
Ringkasnya sebagai berikut:
1. Makam Qalbi letaknya dua jari dibawah susu kiri, tepatnya berada pada Jantung jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan kemusrikan, kekafiran, ketahyulan dan sifat-sifat iblis dan inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Iman, Islam, tauhid, ma’rifah pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.
2. Makam Roh letaknya dua jari dibawah susu kanan, tepatnya berada pada Rabu jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan Bahimiyah (Sifat biunatang jinak) dan sifat-sifat menuruti hawa nafsu. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Sabar tawakkal pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.
3. Makam Sirri letaknya dua jari diatas susu kiri, tepatnya berada pada Paru-paru jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan Syabiyah (sifat binatang buas) yaitu sifat pemarah, pendendam, dhalim dan aniaya. maka inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Kasih sayang juga ramah tamah pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.
4. Makam Khafi letaknya dua jari diatas susu kanan, tepatnya berada pada Limpa jasmani. Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan hjasad, dengki juga khianat dan sifat-sifat iblis yang tercela ini membawa kecelakaan dunia akhirat. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Kebaikan dan sifat syukur pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.
5. Makam Akhfa letaknya ditengah dada, tepatnya berada pada empedu jasmani.
Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan ria, takabur, sombong, ujub, dan sama’ atau mempamerkan kebaikan diri. Sifat-sifat iblis inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah Ikhlas, khusyu’, tadarru tafakkur pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.
6. Makam Nafsun Natiqa letaknya diantara kening, tepatnya berada pada pikiran jasmani.
Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan nafsu amarah yang senantiasa mendorong orang untuk melakukan kejahatan tidak berperikamunisiaan, sifat ini juga selalu biang penghambat dalam meciptakan perbaikan masyarakat, juga sifat banyak hayalan dan panjang angan-angan. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Sifat tentram dan pikiran tenang pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.
7. Makam Kullu Jasad letaknya ada dua (1) di pusat (2) di ubun-ubun, tepatnya meliputi seluruh tubuh.
Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan gahflah atau sifat kejahilan, kebendaan, kelalaian atau alfa. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Ilmu dan amal pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji tadi akan bertukar menjadi Pilot.
Dengan Apa Peribadi Seorang Membersihkan Makam Diri Yang Kotor…?
Sabda Rasululloh SAW:
“Bahwasanya bagi tiap-tiap sesuatu itu ada alat untuk mensucikan dan alat untuk mensucikan hati itu ialah dzikrullah. Tidak ada sesusatu yang dapat melepaskan manusia dari azab selain daripada dzikrullah”.
Untuk membersihkan kotornya makam diri adalah dengan Dzikrullah, yaitu berzikir kepada Allah. Disini kita memakai pembersihnya dengan Asma’ Allah atau Nama Allah. dibaca: “Allah-Allah” pada setiap makam.
Allah SWT Berfirman Dalam Al Qur’an Surat Al-Furqan-70:
“Bahwasanya Allah menukarkan akan keburukan-keburukan itu dengan kebaikan-kebaikan dan adalah Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
1. Makam Qalbi: Zikir Allah-Allah sebanyak 5000 x
2. Makam Roh: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
3. Makam Sirri: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
4. Makam Khafi: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000x
5. Makam Akhfa: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
6. Makam Nafsun Natiqa: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
7. Makam Kullu Jasad: Zikir Allah-Allah sebanyak 1000 x
Firman Allah SWT dalam Al Quran Surat Asysyam ayat 7-10:
“Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensuciikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya”
Maka, Zikir “Allah-Allah” tersebut kalau dijumlahkan keseluruhan menjadi 11.000 x (hatam besar) dan kalau mampunya hanya 5000x pada makam qalbi maka itu disebut hatam kecil.
Selama kotoran makam itu belum di bersihkan maka IBLIS akan senantiasa menjadi PILOT dengan mengendarai seorang manusia untuk senantiasa melakukan perbuatan tercela, sementara manusia itu sendiri sulit untuk berkelakuan terpuji karena jiwanya telah dirasuki oleh iblis.Jangan heran apabila dimuka bumi ini kita melihat banyaknya kehancuran akibat tangan-tangan manusia. Semua itu dalangnya adalah iblis yang bersemayam dikerajaannya.
Apa Keuntungan Utama Melebihi Segalanya dari Bersihkan makam Diri Itu?
Kebersihan adalah sebagian dari pada iman, dan kebersihan itu pangkal kesehatan. Tentunya, kalau makam diri sudah bersih dan senantiasa dijaga kebersihannya maka prilaku seseorang itu akan sehat dan iman seseorang itu akan kokoh tidak berbuat sesuatu yang tercela.
Dengan seseorang memiliki perbuatan terpuji itu baik lahir maupun bathinnya tentulah permukaan bumi ini akan aman dan kehancuran akibat tangan manusia tadi tidak akan terjadi. Tidak akan saling mengahancurkan satu sama, dan masih banyak lagi cerita indah yang tidak cukup dilukiskan disini.
Dari semua itu, ada keuntungan utama melebihi semua yang saya sebutkan sebelumnya yaitu Sucinya “Makam Robbaniyah”. Dialah implementasi Roh yang Suci dan paling halus yang disebut “Hakekat diri sebenarnya diri.”
Dialah induk dari semua makam. Dialah yang dapat mendekati Tuhan. Rasululloh bersabda:
“Di dalam tubuh anak adam ada segumpal daging apabila baik, maka baiklah seluruh jasad dan apabila rusak maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa dia itu adalah “Hati”.
Oleh karena itu, dengan mendahulukan penelitian dan pengenalan diri sendiri akan menjadi kunci mengenal “Sang Maha Pencipta.” Mengenal Sang Maha Pencipta” itu adalah awal agama.
“Awaluddin Ma’rifatulloh: Awal Agama Mengenal Allah”
Bagaimana cara mengenal Allah?
Untuk mengenal Allah maka Kenal Dulu diri.
Rasululloh SAW bersabda:
“Barang siapa yang mengenal dirinya, niscaya ia akan mengenal
Tuhannya”
Mudah2an bermanfaat..
Waalahu'alam

MAKNA Wukuf

MAKNA Wukuf di dalam bahasa Arab adalah berhenti, sedangkan yang dimaksud di dalam tarekat adalah berhenti mengingat zat Allah dalam keadaan badan tetap dan hati tenang.
Kaifiahnya ada dua. Pertama, hadirkan lathaif-lathaif yang tujuh dari semua lathaif yang lalu. Kedua, hadirkan pula seluruh anggota badan pada menghadirkan Allah.
Apabila telah hadir dua macam tersebut, maka barulah dilakukan wukuf, yakni berhenti mengingat zat Allah, zat yang tidak ada misel (contoh) dan kaifiah dengan ingatan yang bulat, sehingga semua ingatan dan perasaan hanya tertuju pada zat Allah dan merasakan hadir di hadapan-Nya.
Maqam Muraqab
Pertama Muraqabah Itlak. Muraqabah ini disebut juga dengan Muraqabah Ula, atau muraqabah pertama. Muraqabah ialah menghadap hamba kepada Zat Allah SWT.
Adapun cara muraqabah ini adalah: pertama, kita merasa di dalam hati bahwa Allah selalu melihat kita selaku hamba-Nya dahir dan batin, tiada tersembunyi segala sesuatu bagi-Nya. Kedua, kita hendak merasa malu jika kita seorang yang pernah melakukan maksiat. Inilah yang dimaksud oleh ahli sufi akan istilah muraqabah itlak.
Kedua Muraqabah Wahdah. Af’al. Muraqabah ini disebut juga dengan muraqabah tsaniyah (muraqabah kedua), sedangkan makna muraqabah wahdah adalah mengumpulkan ingatan, perasaan kita dan makrifah kita semata-mata kepada zat Allah SWT. Sebelum mengumpulkan ingatan itu, lebih dahulu kita pandang, kita pikirkan dengan akal yang waras dan kita i’tikatkan serta kita rasakan dengan panca indera secara perasaan yang sangat mendalam, bahwa semua kejadian dan perbuatan dalam alam ini semuanya perbuatan Allah dan datang dari pada-Nya.
Di dalam amalan suluk Tarekat Naqsyabandiyah, wahdah af’al artinya pengakuan hati kita bahwa Allah SWT itu Maha Esa pada segala perbuatan-Nya.
Ketiga Muraqabah Ma’iyah. Muraqabah ini juga sering disebut Muraqabah Tsalisah (murakabah yang ketiga), yaitu mengumpulkan pikiran dan ingatan kita dengan ingatan yang mendalam, bahwa Allah SWT selamanya menyertai kita di mana saja kita berada. Kaifiyahnya adalah selalu kita yakini dan kita rasakan bahwa Allah SWT tetap selamanya beserta kita, kemudian kita selalu mengharapkan kasih sayang-Nya dan keampunan-Nya, tentulah dengan demikian kita selamanya pula tidak akan melakukan kesalahan sedikitpun kepada-Nya.
Maqam Zikir Tahlil
Maksud dengan zikir tahlil di sini adalah zikir “laa ilaaha illallah’’. Zikir ini merupakan zikir yang terakhir dalam suluk.
Demikianlah metode zikir tahlil ini dikerjakan dengan sebaik-baiknya, zikir tahlil ini terbagi tujuh khatam zikir, tiap-tiap khatam akan dihadiahkan pahala dengan ketentuan, yaitu: khatam pertama dihadiahkan kepada Nabi Muhammad Saw, khatam kedua dihadiyahkan pahala untuk dirinya sendiri, khatam ketiga dihadiahkan pahala kepada ibu bapak.
Khatam keempat dihadiahkan pahala kepada Syekh Muhammad Thahir dan Syekh Muhammad Jamil, dan ibu bapak keduanya, khatam kelima dihadiyahkan pahala kepada Syekh Muhammad Waly, Abuya Muhibbudin Waly dan Kyai Jamaluddin Waly, khatam keenam dihadiyahkan pahala untuk imam tarekat yang masyhur dengan nama Bahauddin Naqsyabandi, dan khatam ketujuh dihadiyahkan kepada Syekh Abi Yaziz al-Bustami al-Taifuri dan seluruh syekh-syekh tarekat.

Lathifah-lathifah

1. Latifatul-Qolby:
Di sini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, ketahayulan dan lain-lain, letaknya jarak dua jari di bawah susu sebelah kiri.
Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya, Insya Allah pada tingkat ini diganti dengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat.

2. Latifatul-Roh :
Di sini letaknya sifat bahimiyah (binatang jinak) menuruti hawa nafsu, letaknya jarak dua jari di bawah susu sebelah kanan.
Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah di isi dengan khusyu’ dan tawadhu’.

3. Latifatus-Sirri:
Disini letaknya sifat-sifat syalbiyah (binatang buas) yaitu sifat zalim atau aniaya, pemarah dan pendendam, letaknya jarak dua jari diatas susu sebelah kiri.
Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat kasih sayang dan ramah tamah.

4. Latifatul-Khafi:
Di sini letaknya sifat-sifat pendengki, khianat dan sifat-sifat syaitoniyah, letaknya jarak dua jari diatas susu sebelah kanan. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat syukur dan sabar.

5. Latifatul-Akhfa:
Di sini letaknya sifat-sifat robbaniyah, bercokol riya’, takabbur, ujub, suma’
dan lain-lain, letaknya di tengah-tengah dada.
Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ikhlas, khusyu’, tadarru dan tafakur.

6. Latifatun-Nafsun-Natiqo (latifatul Nafsi) :
Disini letaknya sifat-sifat nafsu amarrah banyak
hayalan dan panjang angan-angan(tulul amal), letaknya tepat diantara dua kening.
Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat tenteram dan pikiran tenang.

7. Latifah Kullu-Jasad (latifatul qalab):
Di sini letaknya sifat-sifat jahil “ghaflah” kebendaan dan kelalaian, letaknya diseluruh tubuh mengendarai semua aliran darah kita yang letak titik pusatnya ditepat ditengah-tengah ubun-ubun kepala kita.
Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ilmu dan amal.
Mengenal Lathifah-lathifah Batin dalam Thariqat Sufi Acuan dalam pengamalan tarekat bertumpu kepada tradisidan akhlak nubuwah(kenabian), dan mencakup secara esensial tentang jalan sufi dalam melewati maqomat dan ahwal tertentu.

Setelah ia tersucikan jasmaniahnya, kemudian melangkah kepadaaktivitas-aktivitas, yang meliputi:

1. Tazkiyah an nafs atau pensucian jiwa,
artinya mensucikan diri dari berbagai kecenderungan buruk, tercela, dan hewani serta menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji dan malakuti.

2. Tashfiyah al qalb atau pensucian kalbu.
Ini berarti menghapus dari hati kecintaan akan kenikmatan duniawi yang sifatnya sementara dan ke khawatirannya atas kesedihan, serta memantapkan dalam tempatnya kecintaan kepada Allah semata.

3. Takhalliyah as Sirrat atau pengosongan jiwa dari segenap pikiran yang bakal mengalihkan perhatian dari dzikir atau ingat kepada Allah.

4. Tajalliyah ar-Ruh atau pencerahan ruh, berarti mengisi ruh dengan cahaya Allah dan gelora cintanya.
# Qosrun : Merupakan unsur jasmaniah, berarti istana yang menunjukan betapa keunikan struktur tubuh manusia.
# Shodrun = (Latifah al-nafs) sebagai unsur jiwa Qalbun = (Latifah al-qalb) sebagai unsur rohaniah
# Fuadun = (Latifah al-ruh) Unsur rohaniah
# Syaghofun = (Latifah al-sirr) unsur rohaniah
# Lubbun = (Latifah al-khafi) unsur rohaniah
# Sirrun = (Latifah al-akhfa) unsur rohaniah

Hal ini relevan dengan firman Allah SWT.
dalam Hadist Qudsi : “Aku jadikan pada tubuh anak Adam (manusia) itu qasrun(istana), di situ ada sadrun(dada), di dalam dada itu ada qalbu (tempat bolak balik ingatan), didalamnya ada lagi fu’ad (jujur ingatannya), didalamnya pula ada syagaf(kerinduan), di dalamnya lagi ada lubbun (merasa terialu rindu), dan di dalam lubbun ada sirrun(mesra), sedang kan di dalam sirrun ada “Aku”.
Ahmad al-Shir hindi dalam Kharisudin memaknai hadist qudsi di atas melalui system interiorisasi dalam diri manusia yang strukturnya yang dapat diperhatikan dalam gambar di atas.
Pada dasarnya lathifah-lathifah tersebut berasal dari alam amri(perintah) Allah “Kunfayakun”, yang artinya, “jadi maka jadilah” (QS.36:82).

Merupakan al-ruh yang bersifat immaterial.
Semua yang berasal darialam al-khalqi(alam ciptaan) bersifat material.
Karena qudrat dan iradat Allah ketika Allah telah menjadikan badan jasmaniah manusia, selanjutnya Allah menitipkan kelima lathifah tersebut ke dalam badan jasmani manusia dengan keterikatan yang sangat kuat.

Lathifah-lathifah itulah yang mengendalikan kehidupan batiniah seseorang, maka tempatnya ada di dalam badan manusia. Lathifah ini pada tahapan selanjutnya merupakan istilah praktis yang berkonotasi tempat.
– Umpamanya:
Lathifah al-nafsi sebagai tempatnya al-nafsu al-amarah.
Lathifah al-qalbi sebagai tempatnya nafsu allawamah.
Lathifah al-Ruhi sebagai tempatnya al-nafsu, al-mulhimmah, dan seterusnya.
Dengan kata lain bertempatnya lathifah yang bersifat immaterial kedalam badan jasmani manusia adalah sepenuhnya karena kuasa Allah.
Lathifah sebagai kendaraan media bagi ruh ber eksistensi dalam diri manusia yang bersifat barzakhiyah (keadaan antara kehidupan jasmaniah dan rohaniah).
Pada hakekatnya penciptaan ruh manusia (lima lathifah), tidak melalui system evolusi.
Ruh ditiupkan oleh Allah kedalam jasad manusia melalui proses. Ketika jasad Nabi Adama.s telah tercipta dengan sempurna, maka Allah memerintah kan ruh Nya untuk memasuki jasad Nabi Adam a.s. Maka dengan enggan ia menerima perintah tersebut.
Ruh memasuki jasad dengan berat hati karena harus masuk ke tempat yang gelap.
Akhirnya ruh mendapat sabda Allah: “Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar dengan mudah dan senang, tetapi bila kamu masuk dengan paksa, maka kamu pun akan keluar dengan terpaksa”.

Ruh memasuki melalui ubun-ubun, kemudian turun sampaike batas mata, selanjutnya sampai ke hidung, mulut, dan seterusnya sampai ke ujung jari kaki.
Setiap anggota tubuh Adam yang dilalui ruh menjadi hidup, bergerak, berucap, bersin dan memuji Allah. Dari proses inilah muncul sejarah mistis tentang karakter manusia, sejarah salat (takbir,ruku dan sujud), dan tentang struktur ruhaniah manusia (ruh, jiwa dan raga).
Bahkan dalam al Qur’an tergambarkan ketika ruh sampai ke lutut, maka Adam sudah tergesa gesa ingin berdiri. Sebagaimana firman Allah : “Manusia tercipta dalam ketergesa-gesaan” (QS.21:37).
Pada proses penciptaan anak Adam pun juga demikian, proses bersatunya ruh ke dalam badan melalui tahapan. Ketika sperma berhasil bersatu dengan ovum dalam rahim seorang ibu,maka terjadilah zygot (sel calon janin yang diploid ).

Ketika itulah Allah meniupkan sebagian ruhnya (QS.23:9),
yaitu ruh al-hayat. Pada tahapan selanjutnya Allah menambahkan ruhnya, yaitu ruh al-hayawan, maka jadilah ia potensi untuk bergerak dan berkembang, serta tumbuh yang memang sudah ada bersama dengan masuknya ruh al-hayat.

Sedangkan tahapan selanjutnya adalah peniupan ruh yang terakhir, yaitu ketika proses penciptaan fisik manusia telah sempurna (bahkan mungkinsetelah lahir).
Allah meniupkan ruh al-insan (haqiqat Muhammadiyah).
Maka dengan ini, manusia dapat merasa dan berpikir.
Sehingga layak menerima taklif syari’ (kewajiban syari’at) dari Allah dan menjadi khalifahNya.
Itulah tiga jenis ruh dan nafs yang ada dalam diri manusia, sebagai potensi yang menjadi sudut pandang dari focus pembahasan lathifah(kesadaran).
Lima lathifah yang ada di dalam diri manusia itu adalah tingkatan kelembutan kesadaran manusia. Sehingga yang dibahas bukan hakikatnya, karena hakikat adalah urusan Tuhan (QS.17:85),
tetapi aktivitas dan karakteristiknya.
Lathifah al-qalb, bukan qalb(jantung) jasmaniah itu sendiri, tetapi suatu lathifah(kelembutan), atau kesadaran yang bersifat rubbaniyah(ketuhanan) dan ruhaniah.
Walaupun demikian, ia berada dalam qalb (jantung) manusia sebagai media bereksistensi.
Menurut Al Ghazall, di dalamjantung itulah memancarnya ruh manusia itu. Lathifah inilah hakikatnya manusia.

Ialah yang mengetahui, diayang bertanggung jawab, diayang akan disiksa dan diberi pahala. Lathifah ini pula yang dimaksud kan sabda Nabi“Sesungguhnya Allah tidak akan memandang rupa dan hartamu, tetapi ia memandang hatimu”.
Latifiah al-qalb ber eksistensi di dalam jantung jasmani manusia, maka jantung fisik manusia ibarat nya sebagai pusat gelombang, sedang kan letak di bawah susu kiri jarak dua jari (yang dinyatakan sebagai letaknya lathifah al-qalb) adalah ibarat “channelnya”.
Jika seseorang ingin berhubungan dengan lathifah ini, maka ia harus berkonsentrasi pada tempat ini.

Lathifah ini memiliki nur berwarna kuning yang tak terhinggakan (di luar kemampuan indera fisik). Demikian juga dengan lathifah al-ruh, dia bukan ruh atau hakikat ruh itu sendiri. Tetapi lathifah al-ruh adalah suatu identitas yang lebih dalam dari lathifah al-qalb.
Dia tidak dapat diketahui hakikatnya, tetapi dapat dirasakan adanya, dan diketahui gejala dan karakteristiknya.

Lathifah ini terletak di bawah susu kanan jarak dua jari dan condong kearah kanan.
Warna cahayanya merah yang tak terhinggakan. Selain tempatnya sifat-sifat yang baik,dalam lathifah ini bersemayam sifat bahimiyah atau sifat binatang jinak. Dengan lathifah ini pula seorang salik akan merasakan fana al-sifat (hanya sifat Allah saja yang kekal),
dan tampak pada pandangan batiniah.

Lathifah al-sirri merupakan lathifah yang paling dalam, terutama bagi para sufi besar terdahulu yang kebanyakan hanya meng informasikan tentang tiga lathifah manusia, yaitu qalb, ruh dan sirr. Sufi yang pertama kali mengungkap sistem interiorisasi lathifah manusia adalah Amir Ibn Usman Al Makki (w. 904 M),

yang menurutnya manusia terdiri dari empat lapisan kesadaran, yaitu raga, qalbu, ruh dan sirr.
Dalam temuan Imam al Robbani al Mujaddid, lathifah ini belum merupakan latifiah yang terdalam.
Ia masih berada di tengah tengah lathifah al ruhaniyat manusia. Tampaknya inilah sebabnya sehingga al Mujaddid dapat merasakan pengalaman spiritual yang lebih tinggi dari para sufi sebelumnya, seperti Abu Yazid al Bustami, al-Hallaj(309 H), dan Ibnu Arabi (637 H).
Setelah ia mengalami “ittihad”dengan Tuhan, ia masih mengalami berbagai pengalaman ruhaniah, sehingga pada dataran tertinggi manusia ia merasakan sepenuhnya, bahwa abid dan ma’bud adalah berbeda, manusia adalah hamba, sedangkan Allah adalah Tuhan.
Hal yang diketahui dari lathifah ini adalah, ia memiliki nur yang berwarna putih berkilauan. Terletak di atas susu kiri jarak sekitar dua jari, berhubungan dengan hati jasmaniah (hepar). Selain lathifah ini merupakan manifestasi sifat-sifat yang baik, ia juga merupakan sarangnya sifat sabbu’iyyah atau sifat binatang buas.

Dengan lathifah ini seseorang salik akan dapat merasakan fana’ fi al-dzat, dzat Allah saja yang tampak dalam pandangan batinnya.
Lathifah al-khafi adalah lathifah al-robbaniah al-ruhaniah yang terletak lebih dalam dari lathifah al-sirri.

Penggunaan istilah ini mengacu kepada hadis Nabi : “Sebaik-baik dzikir adalah khafi dan sebaik baik rizki adalah yang mencukupi”.
Hakikatnya merupakan rahasia Ilahiyah.
Tetapi bagi para sufi,keberadaanya merupakan kenyataan yang tidak dapat dimungkiri. Cahayanya berwarna hitam, letaknya berada di atas susu sebelah kanan jarak dua jari condong ke kanan, berhubungan dengan limpa jasmani. Selain sebagai realitas dari nafsu yang baik, dalam lathifah ini bersemayam sifat syaithoniyyah seperti hasad, kibir (takabbur,sombong), khianat dan serakah.Lathifah yang paling lembut dan paling dalam adalah lathifah al-akhfa. Tempatnya berada di tengah-tengah dada dan berhubungan dengan empedu jasmaniah manusia.
Lathifah ini memiliki nur cahaya berwarna hijau yang tak terhinggakan. Dalam lathifah 7 ini seseorang salik akan dapat merasakan ’isyq(kerinduan) yang mendalam kepada Nabi Muhammad S.a.w.

sehingga sering sering ruhaniah Nabi datang mengunjungi.
Relevan dengan pendapat al-Qusyairi yang menegaskan tentang tiga alat dalam tubuh manusia dalam upaya kontemplasi,
yaitu:
Pertama : Qolb yang berfungsi untuk mengetahui sifat-sifat Alloh.
Kedua : Ruh berfungsi untuk mencintai Alloh, dan
Ketiga : Sirr berfungsi untuk melihat Alloh.

Dengan demikian proses ma’rifat kepada Alloh menurut al Qusyairi dapat digambarkan sebagai berikut dibawah ini.
“Aktiviti spiritual itu mengalir di dalam kerangka makna dan fungsi rahmatan lil ‘alamin.
Tradisi kenabian pada hakekatnya tidak lepas dari mission sacred,
misi yang suci tentang kemanusiaan dan ke alam semestaan untuk merefleksikan asma Allah”.
Semoga dgn prkongsian ini akan meningkatkn lg keimanan dan ketaqwaan kita pd Allah swt sekaligus mendekatkn diri kpd Sang Pencipta...

D O A

Sahabat
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sambutlah pagi membaca doa ini 11x
اَللّٰهُمَّ اَكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Allahumak-finii bi
halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak.” Artinya :
“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.”
Kemudian doa ini 11x
للَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa. Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku mhemohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik
Kemudian membaca doa ini 11x
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“..Rabbi aw zi’niy an asykura ni’matakallatiy an’amta ‘alayya wa’alaa waalidayya wa an a’mala shaalihan tardhaahu wa ashlihliy fii dzurriyyatiy inniy tubtu ilayka wa inniy minal muslimiin..”
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. Al-Ahqaf : 15)
Sahabat bacalah doa ini menjelang sore hari 11x
اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ
Artinya : “Ya Allah, aku berlindung dari kekufuran, kemiskinan dan siksa kubur.”
Bacalah 11x
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
“..Rabbi aw zi’niy an asykura ni’matakallatiy an’amta ‘alayya wa’alaa waalidayya wa an a’mala shaalihan tardhaahu wa adkhilniy birahmatika fiy ‘ibadikashshaalihiin..”
“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (Q.S. An-Naml : 19
Bacalah 11x
اَلّلهُمَّ بِكَ اَمْسَيْنَا وَبِكَ اَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ.
Allaahumma bika-amsaynaa wabika-ashbahnaa wabika nahya wabika namuutu wa-alaikal mashiiru.
"Ya Allah,karena Engkau kami menemui waktu petang, karena Engkau kami menemui waktu pagi, karena Engkau kami mati, dan hanya kepada-Mu kami kembali
Bacalah 11x
اَللهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَالْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَالْمَوْتِ
ALLOOHUMMA INNAA NAS-ALUKA SALAAMATAN FID DIINI WA ‘AAFIYATAN FIL JASADI WA ZIYAADATAN FIL ‘ILMI WA BAROKAATAN FIL RIZQI WA TAUBATAN QOBLAL MAUTI WA ROHMATAN ‘INDAL MAUTI WA MAGHFIROTAN BA’DAL MAUTI
Artinya :
Ya Allah kami memohon kepadaMu keselamatan dalam agama, dan kesejahteraan/kesegaran pada tubuh dan penambahan ilmu, dan keberkahan rizqi, serta bertaubat sebelum mati, dan rahmat di waktu mati, dan kemampuan sesudah mati.
Sahabat
tidak ada satupun manusia yang suka dengan adanya masalah atau kesulitan lainnya. Oleh karena itu berikut ini adalah doa agar dijauhkan dari masalah dunia dan akhirat serta doa untuk menenangkan diri dari rasa takut.
Bacalah setelah waktu malam 11x
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنَ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
ALLAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AFWA WAL ‘AAFIYAH FID DUN-YAA WAL AAKHIRAH. ALLAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AFWA WAL ‘AAFIYAH FI DIINI WA DUNYAA-YA WA AHLII WA MAALII. ALLAHUMMAS-TUR ‘AU-RAATII WA AAMIN RAU-’AATII.ALLAHUMMAH-FADZ-NII MIN BAINI YADAYYA WA MIN KHALFII WA ‘AN YAMIINII WA ‘AN SYIMAALII WA MIN FAUQII.WA A-’UUDZU BI ‘ADZMATIKA AN-UGHTAALA MIN TAHTII.
Artinya:
Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon ampunan dan terbebas dari masalah di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan dan terbebas dari masalah dalam urusan agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku dan tenangkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Jagalah aku dari arah muka, belakang, kanan, kiri dan dari atasku, dan aku berlindung dengan kebesaranMu, agar aku tidak dihancurkan dari bawahku
َتَوَكَّلْ عَلَى اَللَّهُ حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Kami bertawakal kepada allah swt. Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”.

SUFI DAN DURI


Dalam mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, hendaklah para penempuh jalan tasawuf bersikap fokus.
Bergegas dan terpusat menuju tujuan utama, layaknya penunggang kuda yang disitir oleh Muhammad Iqbal dalam syairnya.
Wahai kawanku, jika sesaat saja engkau lalai
seribu mil kau tempuh semakin jauh dari rumah santai
Sekejap saja kau cabut duri pada paha kudamu
tiba-tiba iringan pun lenyap dari pandangmu
Sebuah syair yang indah nan penuh hikmah tentang kemestian bagi para penempuh jalan menuju Allah Ta’ala. Ialah seorang penunggang kuda yang tengah tersesat.
Bingung.
Tak tahu arah yang dituju.
Tak mengenal jalan mana yang mesti ditempuh.
Buntu.
Dalam kebuntuan yang memuncak, saat ia berjalan gontai menunggangi kudanya, terlihatlah iring-iringan kuda. Kompak.
Bersatu padu.
Ialah sekelompok orang-orang cerdik yang memahami jalan keharusan. Namun, mereka segera memacu kudanya. Kencang.
Memahami bahwa kumpulan tersebut adalah penunjuk jalan, sang pengunggang kuda tersesat pun segera memacu kudanya. Cepat.
Mengejar. Agar tidak tertinggal.
Hidayah dan petunjuk terlihat jelas
Namun
Dalam gegasnya itu, ada duri yang menusuk kaki kudanya.
Hanya duri kecil, tapi dia salah mengambil keputusan hingga berakibat fatal. Dihentikanlah kuda yang sudah terpacu demi mengambil duri yang menancap di kaki kudanya. Padahal kecil dan tiada berakibat fatal bagi kuda yang ditungganginya.
Tanpa disadari, setelah ia kelar mencabut duri tersebut, iring-iringan kuda yang merupakan petunjuk jalan sudah terlampau jauh. Sudah hilang dari pandangan si laki-laki. Hilang dari tatapannya dan hanya fatamorgana yang tampak.
“Tidaklah patut bagi siapa saja yang sedang berupaya mencapai suatu tujuan Ridho Allah swt tiba tiba memalingkan fokusnya dari tujuan itu, kendati dia harus menghadapi berbagai aral melintang yang menghalangi jalannya.
Maka semakin sulitlah dia mencari petunjuk ke dua...
” tutur Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah menafsirkan makna syair Muhammad Iqbal ini.
Fokuslah, wahai para salikin.
Tujulah Allah Ta’ala dengan semua yang Dia perintahkan dan semua yang disunnahkan oleh Nabi-Nya yang mulia.
Jangan sekali pun lalai dengan menuruti nafsu dan bisikan iblis yang terlaknat.
Wallahu a’lam.

Imam Abu Hanifah dan Atheis


Ada seorang ilmuwan besar, Atheis (tidak percaya tuhan itu ada) dari kalangan bangsa Rom, tapi ia orang kafir.
Ulama-ulama Islam membiarkan saja, kecuali seorang, yaitu Hammad guru Abu Hanifah, oleh karena itu dia segan bila bertemu dengannya.
Pada suatu hari, manusia berkumpul di masjid, orang kafir itu naik mimbar dan mau mengadakan debat atau tukar fikiran dengan siapa saja, dia hendak layak di debat ulama-ulama Islam.
Di antara shaf-shaf masjid bangunlah seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah dan ketika sudah berada dekat depan mimbar, dia berkata: "Inilah saya, hendak tukar fikiran boleh atau debat dengan tuan juga boleh".
Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri karena usia mudanya. Namun dia pun angkat berkata: "Katakan pendapat tuan!". Ilmuwan kafir itu hairan akan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya:
Atheis :
Pada tahun berapakah Rabbmu dilahirkan?
Abu Hanifah :
Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan"
Atheis :
Masuk akalkah bila dikatakan bahwa Allah ada pertama yang tiada apa-apa sebelum-Nya?, Pada tahun berapa Dia ada?
Abu Hanifah :
Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis :
Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan !
Abu Hanifah : Tahukah tuan tentang perhitungan?
Atheis :
Ya.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis :
Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah :
Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan heran kalau sebelum Allah Yang Maha satu yang hakiki tidak ada yang mendahuluiNya?
Atheis :
Dimanakah Rabbmu berada sekarang?, sesuatu yang ada pasti ada tempatnya.
Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?,
apakah di dalam susu ada lemak ?
Atheis :
Ya, sudah tentu.
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan kepadaku di mana, di bagian mana tempatnya lemak itu sekarang ?
Atheis :
Tak ada tempat yang khusus. Lemak itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu diseluruh bagian.
Abu Hanifah :
Kalau lemak makhluk itu tidak ada tempat khusus di dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta'ala?, Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!
Atheis :
Tunjukkan kepada kami zat Rabbmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Abu Hanifah : Pernahkan tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis :
Ya, pernah.
Abu Hanifah : Apakah ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis :
Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?
Atheis :
Ya, masih ada.
Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seprti gas?
Atheis :
Entahlah, kami tidak tahu.
Abu Hanifah :
Kalau tuan tidak mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah makhluk, bagaimana tuan bertanya dan memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta'ala?!!
Atheis :
Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?
Abu Hanifah :
Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?
Atheis :
Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.
Abu Hanifah :
Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta'ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.
Atheis :
Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?
Abu Hanifah : Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya.
Atheis :
Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil dan besar?
Abu Hanifah :
Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.
Atheis :
Bagaimana kebaikan nikmat syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dinikmati?
Abu Hanifah :
Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinikmati malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang.
"Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?" tanyak Atheis.
"Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari lantai bawah. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan", pinta Abu Hanifah. Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas.
"Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?".
Ilmuwan kafir mengangguk.
"Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang ialah bahwa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir yang tidak hak seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai bawah yang berhak, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu".
Para hadirin puas dengan jawapan yang diberikan oleh Abu Hanifah dan begitu pula dengan orang kafir itu.
SEMOGA KALIAN DAN KAMI DI ANUGERAHKAN OLEH ALLAH SWT MAMPU CERDAS SEPERTI ABU HANIFAH
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن.
السَّلاَمُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

TAUBATNYA TERBUKTI MULIA


Mawar masih terus bergulat dengan laki-laki manapun. Dari orang kantoran sampai kuli bangunan Ia layani. Mereka bebas menikmati tubuhnya yang Indah, asalkan memiliki uang.
Seluruh warga kampung tersebut sudah muak dengan tingkah polah Mawar, ya. Mawar Lia Amelia si *******.
Ia hanya dianggap sebagai biang kesialan di kampung.
Tidak ada saudara yang bisa membujuk Mawar untuk kembali ke jalan yang benar. Karena Mawar tidak pernah mau menggubrisnya.
Sebenarnya Mawar anak yang baik, hanya karena disakiti pacarnya, yang menjadikan ia nekad, terjun dalam lembah hitam.
COBA TANYA KANG RUDI KENAPA MAWAR SAMPAI TERJUN KE LEMBAH HITAM
mungkin tau sebabnya 😄🙏🏻
Sabtu sore
Seorang kawannya menunjukkan jalan terbaik melampiaskan dendam Mawar pada laki-laki, pada keadaan yang kejam terhadapnya. Hari-harinya dilalui dalam pelukan laki-laki yang berbeda-beda, silih berganti.
Bertahun sudah waktu berlalu, Mawar terjangkit penyakit kronis. Tidak seorang pun kawan, saudara, atau tetangga desa yang peduli padanya. Apalagi menengok melihat sakitnya.
Penyakit wanita nakal yang susah obatnya.
Bahkan pas meninggalpun dianggap biasa saja.
Layaknya kematian binatang.
Mawar tidak dikuburkan dengan layak.
Orang kampungnya memang termasuk kolot. Jasadnya saja tidak boleh dikuburkan di Pemakaman desa.
Terkuburlah Mawar, sang pelacur pada suatu tempat, di tanah kosong.
Dia dikuburkan alakadarnya oleh seorang teman dekat sesama *******,
dian meratapi kematian mawar seorang diri.
Lima tahun sudah waktu berlalu dari saat itu. Saat penguburan Mawar. Tidak seorangpun yang mengenang Mawar. Mawar hanyalah satu potret yang harus dirobek dari sejarah kampung, dari riwayat kampung yang teramat kolot. Yang masih menganggap kesalahan fatal, adalah hukuman seumur hidup bagi si pelaku. Apalagi bagi seorang Mawar, yang tidak berdaya apa-apa.
Lima bulan yang lalu kampung tersebut geger. Kampung di mana Mawar terkubur dengan begitu saja, tanpa tata cara tanpa ritual. Sebuah proyek besar untuk Pembuatan jalan tol, kebetulan melewati kampung tersebut. juga melewati kuburan Mawar.
Buldozer yang memiliki kekuatan ratusan ton, tidak mampu menembus tanah di mana Mawar dikuburkan.
Berkali-kali moncongbulldozer diarahkan, berkali pula orang terkesima. Karena tanah itu bagaikan batu karang yang teramat kokoh, tidak tersentuh sama sekali. Namun saat gali dengan cangkul petani biasa, tanah itu begitu mudah dikeruk. Seakan tidak pernah terjadi keanehan apa-apa.
Semua mata terbelalak menyaksikan jasad yang masih membujur, dengan kondisi tubuh yang masih kelihatan segar, masih tetap utuh tidak seperti layaknya mayat yang sudah terkubur lima tahun lamanya.
Bau harum semerbak tercium dari jasad itu. Harum yang lain dari parfum manapun. Harum yang belum pernah ada sebelumnya dibumi. Harum yang keluar dari jasad seorang Mawar yang sudah terkubur lima tahun lamanya.
Teman saya yang kebetulan sebagai mandor di situ, ikut kaget dan bingung juga. Semua warga gempar.
Oleh penduduk, dilacaklah keberadaan si jasad. Dari teman almarhum Mawar yang masih menjalankan profesinya sebagai gadis malam
Terungkap bahwa
“Dia sudah taubat satu tahun sebelum meninggal, dia tidak menceritakan taubatnya itu kepada siapapun, termasuk kepada saya”
Ujar Dian teman dekatnya Mawar Lia Amelia.
sebenarnya, satu tahun sebelum kematiannya, Mawar sudah bertaubat. Tapi taubat itu tidak pernah Mawar ungkapkan kepada siapapun. Termasuk kepada teman akrabnya.
Semua Mawar curahkan pada buku hariannya. Tertulis lengkap.
Mawar berusaha menjalankan semua perintahNya. Dari yang wajib dan yang sunah, bahkan semua yang sunah dia kerjakan.
Mawar menjalankan dengan Ikhlas. Buku harian itulah saksi utama semua ratapan dan jerit penyesalan seorang Mawar, seorang gadis malam yang bertobat dengan diam-diam?
Semua mata berkaca-kaca. Terlihat begitu sedih dengan roman penyesalan yang jelas tergambar. Hari itu pemakaman Mawar. Pemakaman kembali seorang (bekas) gadis malam yang pernah terhina begitu rupa.
Setelah terkubur selama lima tahun, Mawar di
makamkan kembali dengan layak. Dimakamkan selayaknya pemakaman seorang manusia biasa.
Diiringai doa-doa dan ratap penyesalan dari saudara dan warga kampung.
Kisah ini benar-benar terjadi, pada suatu tempat bogor.
Mohon Doanya bagi semua sahabat sahabat kita yang pernah salah jalan dan telah bertaubat.
Semoga di maafkan segala dosa dan salahnya dan di rahmati Allah swt di alam kubur dan di akherat.
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن.
Seluas apapun dosa mu maka bertaubatlah
“Katakanlah, ‘hai, hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(QS. Az-Zumar [39]: 53).

SIAPA AKU...


Sahabat Apakabar Kalian..
Semoga Renungan ini bermanfaat
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
Siapakah Aku ?
Diriku Adalah Dirimu Tapi Aku Bukanlah Engkau !
Yaa Tuhan… alangkah menakjubkan ketika aku hidup, aku tidak tahu dimana Kau berada.
Padahal Kaulah yang ADA, tapi mengapa yang ADA menjadi TIDAK ADA, apakah yang ADA itu TIDAK ADA? Ataukah yang TIDAK ADA itu yang ADA? kalau begitu matikan aku biar aku tidak ada sehingga aku mengenal yang ada dan lebur kedalamnya .
Kalau begitu siapa hakikat aku ?.......
Yaa ILAHI…
aku tahu ketika aku jatuh, hancur itu karena diriku yang ada disana, dan ketika diriku tidak ada disana semua berubah kulihat tidak ada siapa siapa, dan ketika aku tidak bisa melihat apa-apa nyatalah hanya Engkau, Engkau sendiri. tidak ada siapa-siapa lagi. karena Engkaulah ROBBI ILAHI Tuhan yang tiada apapun selain Engkau.
Dan siapakah diriku ini? Yang pasti aku bukanlah Engkau, karena aku bukanlah apa apa dan bukan siapa-siapa.
Yaa Tuhan…
ketika mata melihat dan telinga mendengar, hati merasakan semakin kulihat, kudengar dan kurasakan semakin buta, tuli dan pekak jiwa ini.
Yaa Salam.. Yaa Tuhanku.. kucoba kucari disana tak kutemukan kau disana, sehingga aku tersesat disana. semakin aku meronta, berusaha semakin jauh aku tersesat. jalanku buntu akhirnya aku diam, pasrah siap hancur, dan mati.
Dan ketika selimut mati kau selimutkan padaku.
maka tiadalah aku. dan alangkah terkejutnya diriku karena nampak semuanya itu palsu, fatamorgana, tidak ada dan kosong belaka.
Yaa ROBBI ILAHI.. Tuhanku mengapa aku melihat ?
Mengapa aku mendengar dan merasakan sesuatu yang tidak ada dan kosong ?
Alangkah Agungnya Kau Tuhanku, ciptaan, makhluk-Mu dari yang tidak ada kau jadikan ada, menjadi aku buta tidak mengenalMu sama sekali. maka kembalikan aku dalam ketiadaan karena sesungguhnya aku tak kan pernah ada.
Yaa Allah Tuhanku kalau begitu siapakah aku ini ? karena aku tidak pernah ada, dan aku bukan apa apa dan bukan siapa siapa.
Firman Allah :
"Karena itu, ingatlah kepada-Ku, niscaya aku akan mengingatmu pula. Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku." (QS. Al-Baqarah 152)
Hebat dan mulya sekali Tuhan yang Maha Agung dan Maha Wujud mengingat hamba yang lemah dan tidak wujud.Hanya karena mengingat-Nya.
Maka Siapa yang bisa mengingat-Nya ?
Apakah yang tidak ada bisa mengingat yang ada ?
Apakah DIA mengingat DIA? tentu tiada keraguan lagi.
Mungkinkah yang TIDAK ADA bisa bersukur kepada yang MAHA ADA ? tentu tidak dan mustahil.
Maka DIALAH Yang Bersukur Pada DIA'
Didalam Azzumar 30 :
"Innaka Mayyitun Wa Innahum Mayyitun"
Sesungguhnya kau adalah mati dan kamu semua adalah mati.
Karena yang hidup dan yang ada hanya satu ALLAH SWT !
Didalam surat Al Anbiya' 21
Sekiranya ada di langit dan di bumi (jagad) tuhan-tuhan selain Allah, maka rusaklah jagad ini.
Karena mustahil ada dua yang wujud dan mustahil ada dua yang MAHA.
Firman Allah : "Kullu Syai In Haalikun Illaa Waj Hah"
"Segala sesuatu rusak hancur kecuali ALLAH SWT.
Karena semuanya adalah ciptaan dan tidak ada, hancur dan binasa.
Rasulullah SAW bersabda : "Alaa Kullu Syai In Maakholalloha Baatil."
"Camkanlah, bahwa segala sesuatu selain Allah itu palsu, kosong, tidak ada. Dan tiap nikmat kesenangan dunia pasti rusak lenyap".
Firman Allah surat Al Anfal l1 :
Dan bukanlah Kau yang melempar (ingat,syukur,ibadah,dll)tetapi Allah lah yang melempar (ingat,sukur,ibadah.dll.)
Maka barang siapa yang lebur kedalamnya, maka Allah berfirman :
"….maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Al Furqon70)
Ya Allah ,Ya Robbi Ya Tuhan Kami…. Siapakah Kau ?
Apakah Kau ada didalam diriku ?
Sesuci inikah diri ini ?Apakah kau dihatiku ?
Apakah juga sesuci inikah hati ini ?
Kau yang suci adalah hanya sebuah nama. Perkenankanlah kami Ya Allah untuk mengenal dibalik asma Agung itu.
Kusebut AsmaMu, kuingat asmaMu tapi aku tidak tahu siapakah diriMu, sehingga ku ucap ALLOHU AKBAR, ALLOHUSSOMAD, ALLOHU KHOLAQOSSAMAWAA TI WAL ARD tapi tetap aku tidak tahu.
Butakah diriku ini ? Kusebut asmaMu tapi lupa, ku ingat asmaMu tapi lupa, kusembah DIRIMU tapi aku tidak tahu.
Dimana Kau kucari ya Tuhanku ? yang tau Kau adalah Kau, yang ingat Kau adalah Kau,yang melihat Kau adalah Kau.
Semuanya ini ada di genggaman Mu karena semuanya adalah IRODATMU.
Apa arti diri ini?
Diri ini tiada arti, tidak ada apa apa dan bukan siapa siapa.
Tapi mengapa harus ada? mengapa harus hidup ?
Zalim amat diri ini bila harus ada dan harus hidup. Lenyapkanlah Ya Allah semuanya ini kembalikanlah kami kepangkuanMu agar aku tahu tentang diriMu
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ"

*DULU AKU INI SIAPA dan SEKARANG MAU KEMANA ?*

Renungan Diri

Ini ada tulisan bagus, tidak mudah untuk dilakukan tetapi baik untuk di *RENUNG*kan
*Dulu..,*
Aku sangat *KAGUM* pada manusia yang :
» Cerdas..,
» Kaya..,
» Berhasil dalam Karir..,
» Hidup sukses..,
» dan Hebat Dunianya...
*Sekarang..,*
Aku memilih untuk mengganti kriteria kekagumanku...
Aku kagum dengan :
» *Manusia yang Hebat di mata Tuhan ..,*
» *Sekalipun kadang penampilannya begitu biasa dan sangat bersahaja* ...
*Dulu..,*
Aku memilih *MARAH* ketika merasa *'Harga Diriku'* dijatuhkan oleh orang lain yang 'Berlaku Kasar Kepadaku' dan menyakitiku dengan 'Kalimat-Kalimat Sindiran...'
*Sekarang..,*
Aku memilih untuk
*BERSABAR**, Karena aku yakin *'Ada Hikmah Lain'* yang datang dari mereka ketika aku mampu untuk *Bersabar*..'
*Dulu..,*
Aku memilih *MENGEJAR DUNIA* dan *'Menumpuknya'* sebisaku....
Ternyata aku sadari kebutuhanku hanyalah
*'Makan dan Minum'* untuk hari ini...
*Sekarang..,*
Aku memilih untuk *BERSYUKUR & BERSYUKUR* dengan apa yang ada dan memikirkan bagaimana aku bisa *'Mengisi Waktuku'* hari ini dengan apa yang bisa aku lakukan/perbuat dan bermanfaat *'Untuk Sesamaku'*...
*Dulu..,*
Aku berpikir bahwa aku bisa *MEMBAHAGIAKAN*
» Orang tua..,
» Saudara..,
» dan teman-temanku
jika aku berhasil dengan duniaku... Ternyata yang membuat mereka bahagia *'Bukan Itu'*.., melainkan :
» Ucapan..,
» Sikap..,
» Tingkah..,
» dan Sapaanku kepada mereka...
*Sekarang..,*
Aku memilih untuk *'Membuat Mereka Bahagia'* dengan apa yang ada padaku.., karena aku ingin ke-Manfaat-an ku ditengah-tengah mereka...
*(Sebaik-baik Manusia adalah yang Bermanfa'at buat Manusia lainnya)* ...
*Dulu..,*
Fokus pikiranku adalah membuat *RENCANA-RENCANA DAHSYAT* untuk *Duniaku*...
Ternyata aku menjumpai teman dan saudara-saudaraku begitu *cepat menghadap kepada-NYA*...
*Sekarang..,*
yang menjadi *'Fokus Pikiran'* dan *'Rencana-Rencana'* ku adalah: *Bagaimana agar Hidupku dapat Berkenan di mata Tuhan jika suatu saat nanti diriku dipanggil oleh-NYA*...
→ *Τak ada yang dapat menjamin* bahwa : *aku* dapat menikmati *'Teriknya Matahari Esok Pagi'*...
→ *Τak ada yang bisa memberikan jaminan kepadaku* bahwa : *aku* masih bisa *'Menghirup udara Besok Hari'*...
Jadi apabila *'Hari Ini dan Esok Hari'* aku masih hidup.., itu adalah karena *kehendak Tuhan dan anugerahNya semata*.., bukan kehendak siapa-siapa...
*Renungan ini* mengintrospeksi kita agar lebih mawas diri bahwa :
*'DULU' aku ini siapa....?*
Dan *'SEKARANG' aku mau kemana...?*



MEMILIH MISKIN

sebuah renungan
Taukah kita ada salah satu doa yang NABI MUHAMMAD SAW ucapkan sehingga Aisyah istrinya terkejut ?.
Aisyah mendengar Rasulullah berdoa : “ Ya Allah, jadikanlah gaya hidupku seperti gaya hidup orang miskin, cabutlah nyawaku dalam keadaan miskin, lalu kumpulkanlah aku pada Hari Kiamat bersama kelompok orang miskin “.
Mendengar doa itu Aisyah protes : “ Mengapa engkau berdoa seperti itu wahai Rasulullah ? “, Beliau menjawab :
“ orang-orang miskin akan masuk Sorga 40 tahun lebih awal dari pada orang-orang kaya, wahai Aisyah jangan pernah menolak orang-orang miskin meski engkau hanya bisa memberi separuh biji korma, cintailah orang miskin dan dekatkanlah mereka kepadamu agar Allah juga mendekatkanmu kepadaNYA pada Hari kiamat nanti “
( HR.Tirmidzi, Baihaqi dan Mundziri )
Dengan segenap kemampuan
Aku mulai banyak belajar bercermin pada RASULULLAH SAW
Bila aku tak suka pada rasa makananku
aku teringat pada baginda Muhammad ﷺ
yang pernah meletakkan batu pada keliling perutnya untuk menahan lapar
Bila aku merasa pakaian ku cuma sedikit
aku teringat pada baginda Muhammad ﷺ
yang hanya punya dua helai baju seumur hidupnya
Bila aku merasa tidak nyaman dengan tempat pembaringan ku
aku teringat pada baginda Muhammad ﷺ
yang tidur hanya beralas pelepah kurma dan kain kasar dalam hidupnya
Apabila aku menjadi begitu pelit untuk memberi dan berbagi dengan orang lain..
aku teringat pada baginda Muhammad ﷺ
yang pernah memberi segala-galanya sehingga dia hampir tiada apa-apa untuk dirinya
Bila aku fikir betapa miskinnya hidupku, aku teringat pada baginda Muhammad ﷺ
yang begitu cinta pada orang miskin dan ingin bersama si miskin di syurga, ia menaikkan semangatku
Bila aku terasa ada yang menyakiti aku, aku teringat pada baginda Muhammad ﷺ
yang senantiasa memaafkan siapa saja yang berbuat jahat padanya
Bila aku terfikir mungkin ada yang membenci aku,
aku teringat pada bagindaMuhammad ﷺ
yang senantiasa berdoa untuk orang-orang yang telah menghinanya
Bila aku teringinkan ganjaran dalam perbuatan ku,
aku teringat pada baginda Muhammad ﷺ
yang mengingatkan aku bahwa ganjaran yang hebat hanya dari Allah SWT
Bila tiada siapa menyayangi aku, aku teringat pada baginda Muhammad ﷺ
yang mencintaiku semenjak beribu tahun dulu
Apabila aku berfikir betapa sengsaranya hidup aku..
aku teringat pada Baginda Muhammad ﷺ
yang menempuh segala kepayahan hidup demi nikmat Iman dan Islam pada ummatnya yang dicintai dan itu bagai cas positif yang menguatkan aku !
Obat Hati mu dan hati ku mengingat selalu Baginda
Nabi Muhammad s.a.w
اَللَّهُمَّ صَلِّ َعلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آِل سيدنا مُحَمَّد


Foto Telagaasufi Akhirzaman.