Laman

Rabu, 29 November 2017

HAK ITU INI UNTUK SIAPA

Ilmu itu menetapkan bagimu suatu hak, dan bagi Allah suatu Hak pula.
.
Sedangkan makrifat itu pada umumnya menetapkan semua hak bagi Allah.
Dan tiada ia (makrifat) menjadikan bagimu suatu hak apapun.
.
Dalam kekhususannya, makrifat itu tidak menjadikan bagi dan atasmu suatu hak,
.
karena ia memperkenalkan padamu “mula pertama” dan “Pengulangan kembali dalam hukum Ketunggalan Ilahiat”.
.
Dan menghapus daripadamu apa-apa yang
nantinya akan kembali kepada erti dan makna dirimu,
.
maka tiadalah menjadikan atasmu suatu hak, karena engkau bukan lagi dengan engkau,
.
juga bukan untukmu karena engkau bukan daripadamu.
.
Dan ini adalah suatu “maqam pengguguran” segala peraturan dan urusan (Lemparkan semua ikhtiar,lemparkan semua usaha dan segala tuntutan).
.
Ini adalah derajat dalam lingkungan
makrifat yang menuju dalam masuk Al-Waqwah (berdiri tegak "ALIF").
.
Dan mula pertamanya memasuki Al
Waqwah ialah meniadakan siwa (selain Allah)
sebagai pendamping (seteru atau sekutu)
.
“Hanya sesungguhnya Al Waqwah itu dengan Al Haq (Allah) dimana “Tiada Tuhan Selain Allah” dan “Tiada selain Nya”.
.
Inilah maqam yang berkesudahan padanya yang menguntungkan jiwa.
“Maqam “ Dan tiadalah aku melakukan itu dari
kemauanku sendiri”(Qs. Al-Kahf 18 : 82)
.
Kalimat yang diucapkan Sayidina Al Khidr dalam Al Qur’an dikala ia “Melobangi perahu” “Membunuh seorang pemuda” dan “ Membangun tembok” tanpa alasan-alasan yang terang.
Dan inilah maqam-maqam :
.
“Tiadalah antara Ku dan antaramu antara”.
.
“Tiadalah antara Ku dan antaramu ‘Engkau”.
.
“Tiadalah antara Ku dan antaramu .. perbuatan
apapun”.
.
“Dan tiadalah engkau yang melempar ketika engkau melempar, malainkan Allah-lah yang melempar “ (Qs. Al-Anfal 8:17).
.
“Dan bukanlah engkau yang membunuh mereka, tetapi Allah-lah yang membunuh mereka”.
(Qs. Al-Anfal 8 : 17)
.
Tabarakallah.Aminullah

Cahaya Hati

HATI ADALAH BADAN DAN RUH ADALAH NYAWANYA. RUH PULA YANG LANGSUNG TERKAIT DENGAN TUHAN DAN KETERKAITAN ITU DINAMAKAN AS-SIR (RAHASIA). RUH ADALAH NYAWANYA HATI DAN SIR ADALAH NYAWANYA RUH. BOLEH JUGA DIKATAKAN BAHWA HAKIKAT HATI ADALAH RUH DAN HAKIKAT RUH ADALAH SIR. SIR ATAU RAHASIA YANG SAMPAI KEPADA TUHAN DAN SIR YANG MASUK KE HADRAT-NYA. SIR INILAH MAMPU UNTUK YANG MENGENAL ALLAH KARENA SIR ADALAH HAKIKAT SEMUA YANG BERWUJUD.
Cahaya Ilahi menerangi hati, ruh dan Sir. Cahaya Ilahi akan membuka hakikat-hakikat. Amal dan ilmu tidak mampu menyingkap rahasia hakikat-hakikat. Cahaya Ilahi berperanan menyingkap tabir hakikat. Orang yang mengambil hakikat dari buku atau memahami dari ucapan orang lain belumlah dikatakan mengetahui hakikat yang sebenarnya. Mereka hanyalah menyangka atau mengkhayal sudah mengetahui hakikat padahal sesungguhnya belum.
Hakikat akan diketahui apabila seseorang gigih mendalami pengetahuan tentang hakikat dari perenungan-perenungannya sendiri (berarti dia menggunakan akalnya sebagaimana yang dianjurkan Tuhan dalam agama) dan kemudian mempraktekkannya dalam perbuatan sehari-hari dengan mempertimbangkan dengan hati nuraninya. Ditambah dengan memohon ampunan, memuji Nama Tuhan sebagai pembersih hati. Kemudian bersabar menanti hadirnya sinar kebijaksanaan sambil terus juga berharap.
Alam ini pada hakikatnya adalah gelap. Alam menjadi terang karena ada kenyataan Tuhan padanya. Misalnya kita berdiri di atas puncak sebuah bukit pada waktu malam yang gelap gelita. Apa yang dapat dilihat hanyalah kegelapan. Apabila hari siang, matahari bersinar, akan terlihat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang menghuni bukit itu. Yang terlihat di atas bukit itu menjadi nyata karena diterangi oleh cahaya matahari. Cahaya mewujudkan yang gelap menjadi benda-benda yang nyata.
Sesungguhnya cahaya hanya satu jenis saja dan datangnya dari sumber yang satu jua. Begitu juga halnya pandangan mata hati. Mata hati melihat banyaknya hakikat karena banyaknya hakikat yang tercermin dari ragam Cahaya Ilahi, sedangkan Cahaya Ilahi datangnya dari cahaya yang satu yang bersumberkan Zat Yang Maha Esa.