Laman

Jumat, 29 Agustus 2014

PANTUN INGAT MATI .


Bila ingat mati.
Taubat tak henti-henti.
Takut disoalnya nanti.
Amal ibadah aku jagai.


Bila ingat mati.
Air wuduk ku basahi.
Bersuci sentiasa diri ini.
Mudahan dosa diampuni.

Bila ingat mati.
Bersedia aku hari-hari
Melangkah setapak aku berhenti.
Takut jalan dimurkai.

Bila ingat mati.
Harta yang ada tiada erti.
Tinggallah aku menyendiri.
Munajat musyahadah ingat illahi.

Bila ingat mati
Dunia sudah cemburui.
Tiada lekat kasih lagi.
Semua fana tiada arti.

Bila ingat mati.
Akhlak budi aku hiasi.
Takut tersangkut pada duniawi.
Bersenda seloka aku jauhi.

Bila ingat mati.
Tujuh anggota diangkat pergi.
Tiada lagi ampunya diri.
Hanya isbat ingat illahi.

Bila ingat mati.
Apa lagi nak ku cari.
Berjalan bertahun tiada henti.
Ingatkan Allah aku lebihi.

Bila ingat mati.
Rakan taulan aku jauhi.
Hidup aku menyendiri.
Takut lalai sesaat nanti.

Bila ingat mati.
Makanan jasad ku kurangi.
Sanrapan roh ku tambahi.
Agar penuh setiap inci.

Bila ingat mati.
Tidur malam ku kurangi.
Jaga malam aku hiasi.
Sentiasa munajat pada illahi.

Bila ingat mati.
Siang malam ku tangisi.
Kenapa mereka tak fahami.
Hidup ini pasti akan mati.

Bila ingat mati.
Aku senang dok menyendiri.
Muhasabah tilik kebenaran hakiki.
Supaya aku diredoi.

Bila ingat mati.
Bergetar jiwa ingatkan janji.
Amanah janji harus ku tepati.
Kembali suci sesuci-suci.

Bila ingat mati.
Ingatkan Allah tiada henti.
Dosa yang lalu aku taubati.
Mudahan kasih Allah aku diredhoi.

Bila ingat mati.
Carilah jalan mendekati.
Cara untuk mengingati.
Guru yang sentiasa memberkati.

Bila ingat mati..
Ingin ku nasihati
Ingatlah Allah jangan berhenti.
Semoga kita semua diberkati dan diredoi.

Bila ingat mati.
Selalu aku mengingati diri
Kerana yang dihati ianya bersembunyi
Menyepikan diri menunggu kembali

Bila ingat mati.
Rahsia diri bersemadi dihati
Antara manikam dan serkam ku simpan sendiri
Akhirnya kelak bertemu AKU pasti

MUKJIZAT SURAT AL-FATIHAH


Dalam kitab Jamiun Nuraini, Wa’izh Sabzawari menulis sebuah kisah bahwa salah seorang sahabat Imam Ali yang tangannya terputus mendatangi beliau. Imam Ali kemudian mengambil bagian tangannya itu. Secara perlahan, beliau membacakan sesuatu hingga pulih.
Sahabat Imam itu pun merasa senang, kemudian pamit dan pergi. Akan tetapi, di hari lain, dia bertanya kepada Imam Ali, “Apa yang telah Anda bacakan waktu itu, sehingga tangan saya yang terputus normal kembali.”
Imam Ali menjawab, “Saya membaca surat Al-Fatihah.”
Sambil memandang rendah, lelaki itu berkata, “Anda hanya membacakan Al-Fatihah?”
Usai mengucapkan kata-kata itu, tiba-tiba tangannya kembali putus dan terus dalam keadaan seperti itu.


MEMAHAMI AL-QURAN
Seseorang menemui Imam Ja’far Shadiq lalu berkata kepada beliau, “Ada dua ayat dalam Al-Quran dan saya telah menjalankan perintah yang termuat dalam kedua ayat itu, tetapi tidak meraih apapun setelah mengamalkannya.”
“Dua ayat suci mana yang kau maksud?” Tanya Imam Ja’far Shadiq. Orang itu menjawab, “Pertama, ayat suci ini : Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan (Ku) kabulkan untuk kalian. Adapun ayat suci yang kedua adalah : Dan apa-apa yang kau infakkan dari sesuatu, maka Dia tidak akan mengingkari janjinya, dan Dialah sebaik-baik pemberi rezeki. Aku berdoa, tetapi doaku tidak dikabulkan. Dan aku pun berinfak, tetapi tidak mendapatkan imbalan apapun.”
Berkenaan dengan ayat pertama, Imam Ja’far Shadiq berkata, “Apakah engkau mengira Allah SWT, tidak menepati janji-Nya?”
“Tidak!” jawab orang itu. Imam Shadiq berkata lagi, “Kalau begitu, apa kiranya yang menyebabkan tak terkabulnya doamu?”
“Saya tidak tahu,” jawab orang itu. Imam Shadiq berkata kembali, “Oleh karena itu, Aku akan menjelaskan masalah ini kepadamu. Apabila seseorang menaati perintah-perintah Allah SWT yang berhubungan dengan doa, dan dia juga menjaga adab-adab dalam berdoa, maka doanya pasti akan dikabulkan.”
Orang itu bertanya kepada Imam Shadiq, “Apa adab dan syarat-syarat berdoa itu?”
“Pertama, pujilah Allah SWT dan ingatlah segala nikmat yang telah diberikan-Nya, lalu syukurilah semua itu. Kemudian, sampaikan shalawat kepada Rasulullah SAW. Dan ingatlah semua dosa-dosamu yang telah lalu, lalu mohonlah perlindungan kepada Allah SWT,” jawab Imam Ja’far Shadiq.
Adapun berkenaan dengan ayat kedua, Imam Shadiq bertanya kepada orang itu, “Apakah engkau mengira Allah SWT, tak menepati janji-Nya?”
AL-QURAN ADALAH PEMBERI REZEKI
Alkisah, ada seorang lelaki yang selalu berkunjung ke rumah Umar, agar dia selalu dibantu. Akhirnya, Umar pun merasa bosan dengan tingkah laku orang tersebut.
Umar berkata kepadanya, “Hai lelaki, apakah kamu hijrah ke rumah Tuhan atau ke rumah Umar? Pergilah dan bacalah Al-Quran, lalu ambillah pelajaran-pelajaran Al-Quran yang dapat membuatmu tidak butuh lagi untuk pergi ke rumah Umar.”
Lelaki itu pun pergi. Telah berbulan-bulan dia tak datang lagi dan Umar pun tak pernah melihatnya. Hingga akhirnya Umar beroleh informasi bahwa dia telah menjauhi masyarakat. Dia kini berada di suatu tempat yang sunyi untuk beribadah. Di samping itu, dia memohon pertolongan kepada Tuhan agar diberi taufik untuk berusaha mencari rezeki yang halal dan memohon agar kebutuhan hidupnya dipenuhi oleh-Nya.
Umar mengunjunginya, lalu berkata kepadanya, “Aku rindu bertemu denganmu dan kedatanganku ini hanya ingin tahu tentang keadaanmu sekarang. Katakanlah, apa kiranya yang menyebabkanmu menjauh dan lari dari kami?”
Lelaki itu menjawab, “Aku telah membaca Al-Quran, dan Al-Quran telah membuatku tak membutuhkan Umar dan keluarganya.”
Umar bertanya lagi, “Ayat manakah yang telah kau baca itu, sehingga kau seperti ini?”
Dia menjawab, “Ketika aku membaca Al-Quran dan sampai pada ayat ini : Dan di langitlah berada rezeki-rezeki kalian dan apa-apa yang telah dijanjikan kepada kalian (Az-Zariyat : 22). Aku berkata kepada diri sendiri, “Ternyata rezekiku ada di langit, tetapi aku selalu mencarinya di bumi. Sungguh aku adalah lelaki yang buruk.”

AIR MENGALIR KARENA AL-QURAN
Dikisahkan bahwa pada suatu hari, beberapa orang dari kalangan sayyid warga kota Najafabad, Isfahan, mengunjungi Ayatullah Bid Abudi. Mereka berkata, “Sebuah sumber mata air yang berasal dari gunung telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya. Namun, sumber itu akhir-akhir ini mengering, sehingga kami menjadi susah. Kami mohon, doakanlah agar mata air itu kembali mengalir.”
Sang Ayatullah itu lalu menuliskan sebuah ayat pada selembar kertas, yakni ayat : Apabila Kami turunkan Al-Quran kepada gunung, maka kamu akan melihatnya tunduk dan terpecah belah karena takut kepada Allah SWT.
Lalu, beliau memberikan itu kepada mereka seraya berkata, “Letakkan ini di puncak gunung itu di awal malam, kemudian kalian pulanglah.”
Mereka lantas melaksanakan perintah itu. Ketika dalam perjalanan pulang ke rumah masing-masing, tiba-tiba mereka mendengar suara yang menggetarkan dari gunung itu. Semua penduduk mendengar suara itu. Saat subuh tiba, sumber mata air itu telah kembali mengalir. Dan penduduk pun bersyukur kepada Allah SWT.


TITIK YANG TAKKAN BERPINDAH TEMPAT
Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman : Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka.
Rasulullah SAW menjelaskan, “Penduduk negeri itu adalah orang-orang yang celaka karena tidak mau menerima dua orang nabi yang mulia sebagai tamunya.”
Disebutkan dalam sejarah bahwa negeri itu bernama Inthakiyah (Anthiokia). Ketika mendengar ayat suci itu turun, penduduk negeri itu menghadap Rasulullah SAW sambil membawa sekarung emas, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, kami akan menyerahkan sekarung emas ini kepada Anda apabila Anda mau menukar huruf ba dengan ta.”
(Artinya cuma satu) maksudnya, “Ambillah emas-emas ini sebagai imbalan apabila Anda menghapus titik pada kata (bauw) dan sebagai gantinya Anda meletakkan dua titik di atasnya hingga menjadi (tauw). Sehingga, makna ayat suci itu menjadi seperti ini : Penduduk negeri itu menyambut kedatangan kedua nabi yang mulia itu untuk dipersilahkan sebagai tamu mereka. Dengan begitu, sebutan sebagai orang-orang yang tak tahu malu tak akan kami sandang lagi.
Rasulullah SAW tak menyetujui keinginan mereka itu dan bersabda, “Perubahan titik ini akan menyebabkan adanya kebohongan pada firman Tuhan dan akhirnya akan merendahkan maqam ketuhanan.”

73 Manfaat Dzikir Bagi Manusia


Dzikir atau mengucapkan kata-kata pujian yang mengingat kebesaran Allah SWT, adalah amalan
istimewa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Dzikir merupakan media yang membuat
kehidupan Nabi dan para sahabat benar-benar hidup.
Ibnu al-Qoyyim Rahimahullah mengatakan bahwa dzikir memiliki tujuh puluh tiga manfaat yaitu:
1. Mengusir setan dan menjadikannya kecewa.
2. Membuat Allah ridah.
3. Menghilangkan rasa sedih,dan gelisah dari hati manusia.
4. Membahagiakan dan melapangkan hati.
5. Menguatkan hati dan badan.
6. Menyinari wajah dan hati.
7. Membuka lahan rezeki.
8. Menghiasi orang yang berdzikir dengan pakaian kewibawaan, disenangi dan dicintai manusia.
9. Melahirkan kecintaan.
10. Mengangkat manusia ke maqam ihsan.
11. Melahirkan inabah, ingin kembali kepada Allah.
12. Orang yang berdzikir dekat dengan Allah.
13. Pembuka semua pintu ilmu.
14. Membantu seseorang merasakan kebesaran Allah.
15. Menjadikan seorang hamba disebut disisi Allah.
16. Menghidupkan hati.
17. Menjadi makanan hati dan ruh.
18. Membersihkan hati dari kotoran.
19. Membersihkan dosa.
20. Membuat jiwa dekat dengan Allah.
21. Menolong hamba saat kesepian.
22. Suara orang yang berdzikir dikenal di langit tertinggi.
23. Penyelamat dari azab Allah.
24. Menghadirkan ketenangan.
25. Menjaga lidah dari perkataan yang dilarang.
26. Majlis dzikir adalah majlis malaikat.
27. Mendapatkan berkah Allah dimana saja.
28. Tidak akan merugi dan menyesal di hari kiamat.
29. Berada dibawah naungan Allah dihari kiamat.
30. Mendapat pemberian yang paling berharga.
31. Dzikir adalah ibadah yang paling afdhal.
32. Dzikir adalah bunga dan pohon surga.
33. Mendapat kebaikan dan anugerah yang tak terhingga.
34. Tidak akan lalai terhadap diri dan Allah pun tidak melalaikannya.
35. Dalam dzikir tersimpan kenikmatan surga dunia.
36. Mendahului seorang hamba dalam segala situasi dan kondisi.
37. Dzikir adalah cahaya di dunia dan ahirat.
38. Dzikir sebagai pintu menuju Allah.
39. Dzikir merupakan sumber kekuatan qalbu dan kemuliaan jiwa.
40. Dzikir merupakan penyatu hati orang beriman dan pemecah hati musuh Allah.
41. Mendekatkan kepada ahirat dan menjauhkan dari dunia.
42. Menjadikan hati selalu terjaga.
43. Dzikir adalah pohon ma’rifat dan pola hidup orang shalih.
44. Pahala berdzikir sama dengan berinfak dan berjihad dijalan Allah.
45. Dzikir adalah pangkal kesyukuran.
46. Mendekatkan jiwa seorang hamba kepada Allah.
47. Melembutkan hati.
48. Menjadi obat hati.
49. Dzikir sebagai modal dasar untuk mencintai Allah.
50. Mendatangkan nikmat dan menolak bala.
51. Allah dan Malaikatnya mengucapkan shalawat kepada pedzikir.
52. Majlis dzikir adalah taman surga.
53. Allah membanggakan para pedzikir kepada para malaikat.
54. Orang yang berdzikir masuk surga dalam keadaan tersenyum.
55. Dzikir adalah tujuan prioritas dari kewajiban beribadah.
56. Semua kebaikan ada dalam dzikir.
57. Melanggengkan dzikir dapat mengganti ibadah tathawwu’.
58. Dzikir menolong untuk berbuat amal ketaatan.
59. Menghilangkan rasa berat dan mempermudah yang susah.
60. Menghilangkan rasa takut dan menimbulkan ketenangan jiwa.
61. Memberikan kekuatan jasad.
62. Menolak kefakiran.
63. Pedzikir merupakan orang yang pertama bertemu dengan Allah.
64. Pedzikir tidak akan dibangkitkan bersama para pendusta.
65. Dengan dzikir rumah-rumah surga dibangun, dan kebun-kebun surga ditanami tumbuhan dzikir.
66. Penghalang antara hamba dan jahannam.
67. Malaikat memintakan ampun bagi orang yang berdzikir.
68. Pegunungan dan hamparan bumi bergembira dengan adanya orang yang berdzikir.
69. Membersihkan sifat munafik.
70. Memberikan kenikmatan tak tertandingi.
71. Wajah pedzikir paling cerah didunia dan bersinar di ahirat.
72. Dzikir menambah saksi bagi seorang hamba di ahirat.
73. Memalingkan seseorang dari membincangkan kebathilan.
Sungguh luar biasa manfaatnya, tetapi orang tidak akan yakin dengan manfaat-manfaat diatas
kecuali yang telah merasakan dan menikmatinya. Mari kita coba memulainya dari sekarang.

Syekh adalah

Syekh adalah orang yang
menyingkap semua hijab yang
menghalangimu, dan yang
meminta idzin Allah untuk
kedekatanmu.

Syekh adalah yang telah
mematikan nafsumu sebelum
engkau mematikannya, dan yang
membawa ruhmu ke dalam alam-
alam ketuhanannya.

Syekh adalah orang yang
memindahkanmu dari api
kejauhan dan keterputusan
kepada surga kedekatan dan
ketersambungan (kepada Allah).

Syekh adalah seorang yang
membawa namamu dan
menghapus bentuk dan sifatmu(membawa kepada Fana).

Syekh adalah seorang yang
menampkan kondisi jiwamu
kepadamu dan bukan yang
mengambil hartamu.
Salam duhur..

COBAAN/ BENCANA

Bacalah oleh kalian yang suka mengeluh saat mendapat COBAAN/ BENCANA
CObaan atas manusia – kadang berupa hukuman atas pelanggaran terhadap hukum Allah dan atas dosa yang telah diperbuatannya.
Kadang berupa pembersihan noda, dan kadang pula berupa
pemuliaan maqam ruhani manusia, yang baginya rahmat Tuhan semesta terkaruniakan
sebelumnnya, yang melakukannya dari bencana dengan kelembutan, sebab cobaan semacam itu tak dimaksudkan untuk menghacurkan dan mencamapakkan ke dasar neraka, tapi, dengan begini, Allah mengujinya untuk dipilih dan mewujudkan darinya hakikat iman,
mensucikannya dan bersih dari kesyirikan, kebanggaan diri, kemunaffikan, dan membuat karunia Cuma-Cuma sebagai pahala baginya, dari berbagai pengetahuan, rahasia dan nur.

Nah. Bila orang ini menjadi bersih ruhani dan Jasmani, dan hatinya menjadi tersucikan, berarti DIa telah memilihnya di dunia ini dan diakhirat –di dunia ini yakni melalui hatinya, sedang di akhirat yakni melalui jasmaninya.
Maka segala bencana menjadi pencuci noda kesyirikan dan
pemutus hubungan dengan manusia, sarana duniawi dan dambaan-dambaan dan menjadi
pelebur kesombongan, ketamakan dan harapan akan imbalan surga atas penunaian perintah-perintah.

Sejuta sholawat

بسم الله الرحمن الرحيم
Bismillâhir rohmânir rohîm
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد المرسلين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidal Mursaliin.
Sejuta sholawat (rahmat) dan sejuta salam (keselamatan) untukmu wahai penghulu para utusan.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا سيد النبيين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidan-Nabiyyiin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penghulu para nabi.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد الصديقين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidash-Shiddiiqiin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penghulu para shiddiqin.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد الراکعين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidar-Rooki’iin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penghulu orang-orang yang ruku’.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد القاعدين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidal Qoo’idiin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penghulu orang-orang yang duduk.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد الساجدين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidas Saajidiin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penghulu orang-orang yang sujud.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد الذاکرين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidadz-Dzaakiriin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penghulu orang-orang yang berdzikir.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد المگبرين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidal Mukabbiriin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penghulu orang-orang yang mengagungkan.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد الطاهرين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidath-Thoohiriin.
Sejuta sholawat dan salam untukmu wahai pemimpin orang orang yang suci
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد الظاهرين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidadh-Dhoohiriin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penghulu orang-orang yang Nampak
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد الشاهدين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidasy Syaahidiin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penghulu orang-orang yang bersaksi.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد الأولين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidal Awwaliin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penghulu orang-orang yang terdahulu.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد الأخرين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidal Aakhiriin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam keselamatan untukmu wahai penghulu orang-orang yang akhir.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيدی يارسول الله
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidii Yaa Rosuulallaah.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai Junjunganku ya Rasulallah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يانبي الله
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Nabiyyallaah.
Sejuta sholawat dan sejuta salam keselamatan untukmu wahai Nabi Allah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيدي ياجبيب الله
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa sayyidii Yaa Habiiballaah.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai junjunganku wahai kekasih Allah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يامن أکرمه الله
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Man Akromahullaah.
Sejuta sholawat dan sejuta salam keselamatan untukmu wahai orang yang dihormati Allah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا من عظمه الله
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Man ‘Adhdhomahullaah.
Sejuta sholawat dan sejuta salam keselamatan untukmu wahai orang yang diagungkan Allah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يامن شرفه الله
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Man Syarrofahullaah.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai orang yang dimuliakan Allah
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يامن أظهره الله
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Man Adh-Harohullaah.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai orang yang didhohirkan Allah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يامن اختاره الله
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Man Ikhtaarohullaah.
Sejuta sholawat dan sejuta salam keselamatan untukmu wahai orang yang dipilih Allah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يامن صوره الله
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Man Showwarohullaah.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai orang yang dilukiskan Allah
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يامن عبد الله
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Man ‘Abadallaah.
Sejuta sholawat dan sejuta Salam untukmu wahai orang yang berbakti kepada Allah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا خير خلق الله
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Khoiro Kholqillaah.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai sebaik-baik makhluk Allah
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياخاتم رسول الله
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Khootama Rusuulillaah.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penutup para utusan Allah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسلطان الأنبياء
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sulthoonal Anbiyaa-i
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai Raja para Nabi.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يابرهان الأصفياء
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Burhaanal Ashfiyaa-i
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai Hujjah para Sufi.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يامصطفی
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Mushthofaa.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai manusia pilihan.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا معلی
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Mu’laa.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai manusia yang ditinggikan.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يامجتبی
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Mujtabaa
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai manusia yang dipilih.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يامزکی
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Muzakkaa.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai orang yang disucikan.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا مکي
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Makkiyyu.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai orang Mekkah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا مدني
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Madaniyyu.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai orang Madinah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياعربي
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa‘Arobiyyu.
Sejuta sholawat dan sejuta salam keselamatan untukmu wahai orang Arab.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا قرشي
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Qurosyiyyu.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai bangsa Quraiys.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك هاشمي
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Haasyimiyyu.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai keturunan Hasyim.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياابطحي
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Abthohiyyu.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai bangsa Abthahiyyah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يازمزمي
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Zamzamiyyu.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai bangsa Zamzam.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا تهامي
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Tihaamiyyu.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai bangsa Tihamah.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياأمي
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Ummiyyu.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai nabi yang Ummi.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك سيد ولد أدم
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyida Waladi Aadam.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penghulu anak Adam (manusia)
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياأحمد
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Ahmad.
Sejuta sholawat dan sejuta salam keselamatan untukmu wahai Nabi Ahmad.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا محمد
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Muhammad.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai Nabi Muhammad.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياطه
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Thooha.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai Nabi Thoha.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يايس
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Yaasiin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai Nabi Yaasiin.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا مدثر
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Mudatstsir.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai orang yang berselimut.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا صاحب الگوثر
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Shoohibal kautsar.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai pemilik telaga Kautsar.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياشفيع يوم المحشر
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Syafii’u yaumal mahsyar.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai pemberi syafa’at di padang mahsyar.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياصاحب التاج
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Shoohibat-taaji.
Sejuta sholawat dan sejuta salam keselamatan untukmu wahai orang yang memiliki mahkota.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياصاحب المعراج
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Shoohibal Mi’rooji.
Sejuta sholawat dan sejuta salam keselamatan untukmu wahai orang yang bermi’raj
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا سيد الأولين والأخرين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidal Awwaliina wal Aakhiriin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai penghulu orang-orang yang terdahulu dan kemudian.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيد المحسنين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidal Muhsiniin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam keselamatan untukmu wahai penghulu orang yang baik-baik.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا سيد الگونين والثقلين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidal kaunaini watstsaqolain.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai pemimpin dunia dan akhirat, pemimpin jin dan manusia
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك يا صاحب النعلين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Shoohiban-Na’laiin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai yang memiliki dua sandal.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيدى يارسول الله ياخاتم الأنبياء والمرسلين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidii Yaa Rosuulallaah Yaa Khootamal Anbiyaaa-i Wal Mursaliin.
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai junjunganku wahai utusan Allah, wahai penutup para Nabi dan para Rasul.
ألف ألف صلاة وألف ألف سلام عليك ياسيدی يانبي الله إلی يوم الدين والحمد لله رب العالمين
Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidii Yaa Nabiyyallaah Ilaa yaumiddiin walhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin
Sejuta sholawat dan sejuta salam untukmu wahai junjunganku wahai nabi Allah hingga hari pembalasan dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

MARI BASAHI LIDAH DENGAN DZIKIR!


Allah SWT berfirman: “Kami telah jadikan untuk isi Neraka Jahannam kebanyakan dari Jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah). Mereka punya mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan-Nya). Mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak digunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka laksana binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS Al-‘Araf [7]: 179)
Buah dari lidah adalah dzikir. Lidah orang yang beriman sibuk mengingat Allah. Jika lisan lebih suka menggunjing, mengadu domba, mencela, merusak kehormatan orang lain, serta berbicara sia-sia, maka sedikit demi sedikit hati si pemilik lidah akan menjadi gelap dan kesat. Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah lidahmu basah dengan mengingat Allah.” (HR At-Tirmidzi, Ibn Majah dan Ahmad)
Sofyan Ibn Abdillah menuturkan, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang paling kau khawatirkan atas diriku?’ Rasulullah memegang lidahnya sendiri lalu bersabda, “INI” (HR At-Tirmidzi dan Ibn Majah)

Meninggal Tubuhnya Dikafani Malaikat


Kisah Islamiah malam dengan kisah Sakaratul Maut,kisah yang menceritakan tentang dicabutnya roh seorang manusia pecinta Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Kisahnya.
Semasa hidupnya Abu Abdillah adalah seorang yang sangat mencintai Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Apapun yang dikatakan oleh Rasulullah SAW, dia selalu mentaatinya.
Subhanallah….
Ketika meninggal dunia tubuhnya dikafani sendiri oleh Malaikat.

Sungguh sangat beruntung apa yang dialami oleh Abu Abdillah tersebut.
Dia manusia yang mati dalam kondisi yang baik atau Khusnul Khatimah.
Cerita ini bersumber dari Kitab Al Husayn ibn Sa’id Al Ahwani.
Diceritakan bahwa pada suatu saat Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib ra, Malaikat Jibril, Malaikat Mikail dan malaikat Isroil sedang berada di suatu tempat.
Di hadapan mereka terdapat seorang sahabat Nabi SAW, Abu Abdillah yang tengah sakit keras.
“Demi Allah, amalmu akan diterima dan dosamu akan diampuni oleh Allah,” ujar Rasulullah SAW kepada Abu.
Pada saat itu Abu tidak dapat berbuat apa-apa, ia hanya terbaring lemah di hadapan mereka. Kemudian Malaikat Jibril mendekati Abu dan berkata kepada Rasulullah SAW,
“Orang ini mencintaimu, maka sayangilah ia.”
Mencintai Rasulullah SAW.
Rasul SAW berkata kepada Malaikat Jibril,
“Wahai Jibril, sesungguhnya orang ini telah mencintai Allah, RasulNya, dan aku juga menyayanginya.”
Begitu mendengar penuturan Rasulullah yang demikian, maka Malaikat Jibril kemudian mendekati Malaikat Maut,
“Wahai Malaikat maut, orang ini telah mencintai Allah, RasulNya selama hidupnya, maka sayangi dia dan lemah lembutlah terhadapanya.”
Kemudian Malaikat Maut tersebut mendekat ke tubuh Abu yang lemah lunglai dan berbisik kepadanya,
“Wahai makhluk Allah, apakah kamu telah mendapatkan kebebasanmu, keselamatanmu dan ampunanmu?”
Terasa aneh, meskipun Abu yang sebelumnya tidak mampu berbicara karena tubuhnya lemah, mendadak saja ia mampu berbicara.
“Ya,” jawab Abu.
“Apakah engkau berpegangan pada pegangan besar dalam kehidupan di dunia?” tanya Malaikat Maut lagi.
“Benar,” jawab Abu lirih.
Tubuh berbau Harum.
“Siapakah mereka,” tanya Malaikat Maut.
“Mereka adalah Nabi Muhammad SAW kekasihku dan Ali bin Abi Thalib,” jawab Abu.
Kemudian Malaikat Maut berkata,
“Kamu telah berkata dengan benar. Allah SWT telah menganugerahimu keselamatan dari apa yang menakutkanmu dan kamu telah menerima apa yang kamu dambakan. Terimalah berita baik ini bahwa kamu telah bersama dengan para pendahulumu yang lurus.”
Kemudaian Malaikat Maut menarik roh dari Abu dan menurunkan kain kafan serta minyak kasturi dari surga. Tak hanya itu, tubuh Abu dilumuri dengan minyak kasturi dari surga.
“Tidurlah seperti tidurnya seorang pengantin di ranjangnya. Terimalah berita gembira, kesegaran, keharuman dan kenikmatan dari Allah SWT,” ujar Malaikat Maut.

SANG ZAHID ITU


Seorang kiai yang perlente, dengan celana bermerk sangat mahal, baju yang necis, dan sepatu mengkilat, tiba-tiba jadi bahan diskusi di majlis kedai kopi Cak San. Pasalnya, kemarin sang kiai yang sangat dihormati itu baru saja bertemu dengan sejumlah kiai lain di Muktamar NU, tetapi tidak digolongkan oleh para muktamirin sebagai kiai Khos, atau kiai
dengan dunia metafisika khusus yang memiliki kelebihan batin.
“Bagaimana dengan muktamar para kiai kemarin, Di….punya kesan-kesan khusus?” tanya Dulkamdi pada Pardi.
“Wah, soal kesan khusus ada Dul. Tapi saya ini kan penggembira. Saya juga hanya senang beramai-ramai, nguping sana, nguping sini, sambil mencari berkah. Siapa tahu saya nanti bisa menjadi pengganti Gus Dur yang sebenarnya…haaa..ha…ha…”
“Kamu jadi Banser saja Di!”
“Maksudmu banserep atau banseser.”
“Wah, jangan mentang-mentang ada anak PMII yang menuntut pembubaran Banser, kamu menghina singkatan Banser. Kalau nggak
ada Banser, Indonesia ini bisa berbahaya Di…” ucap Dulkamdi sedikit emosi.
“Iya, deh. Saya hanya bercanda. Tapi ketahuilah wahai umat manusia, saya benar-benar menyaksikan suatu teater yang sangat menyedihkan. Kisah-kisah pahit dan kezaliman, yang mengingatkan tragedi perang Uhud di masa lalu…”
Pardi yang semula bicara sambil cengengesan itu tiba-tiba jadi serius dan suaranya terputus-putus seperti nyantol di kerongkongan. Ia sulit mengungkapkan bahasa kepahitan, kecuali hanya bisa dirasakan sendiri, ketika luka-luka hatinya harus tergores lagi oleh duri yang masih mengganjal dalam dagingnya.
“Maksudmu bagaimana Di…”
“Banyak pelajaran yang kita terima di sana Dul. Bayangkan, ada model banyak kiai menurut istilah muktamirin, tetapi menurut hati saya tidak demikian. Kiai yang perlente yang sedang kita bicarakan itu, sebenarnya malah menjadi mbahnya kiai Khos, tetapi karena soal penampilan para muktamirin mengabaikan. Mereka juga masih ada yang mengagungkan keangkeran, jubah, jenggot dan atribut yang berbau religius. Saya nggak tahu, dunia para kiai pun bisa keblinger, apalagi dunia awam seperti kita….”
Kang Soleh sedari tadi yang mengepulkan asap-asap rokoknya saja, sambil memperhatikan Cak San yang asyik menggiling kopinya di pagi itu. Dia tahu ke mana arah pembicaraan Pardi, dan bagaimana seharusnya bersikap terhadap tragedi kemunafikan hati itu sendiri…
“Bagaimana sih Kang, saya malah jadi sumpek melihat wolakwaliking zaman ini…” tanya Pardi kepada Kang Soleh.
“Nggak usah gelisah. Kita harus bisa berdamai dengan diri sendiri dan berbaik sangka kepada Tuhan. Memang Allah masih menakdirkan kondisi hati para kiai seperti itu kok, kita mau apa. Kalau kita susah, itu berarti kita ikut campur urusan Tuhan. Soal hidayah itu urusan Tuhan. Bukan urusan kita-kita ini.”
“Ya, tapi mestinya, mereka ini kan menjadi pemuka umat…”
“Itu kan karepmu, tapi karepe Gusti Allah tidak begitu, kok…”
“Jadi bagaimana dong…:”
“Ya, kita mulai dari diri sendiri. Allah memberi petunjuk kepada kita, untuk meneladani hati seseorang. Bukan pada penampilannya. Kiai perlente yang jadi pembicaraan kita itu, sebenarnya, hatinya lebih perlente di hadapan Allah.
Sepatu, jas, dasi, pakaian yang sangat mahal dan bermerk itu, sama sekali tidak berpengaruh pada hatinya. Nilainya sama dengan suwal bodol dan kolor dobol kamu… Itulah Zuhud yang sebenarnya…”
“Nah, itu yang saya tunggu Kang!” potong Dulkamdi. “Kita ini kadang tertipu oleh penampilan seseorang. Coba, banyak umat kita terpedaya hanya karena popularitas kehebatan seseorang dengan jubah ahli hikmah, ahli batin, dan kehebatan atau pun kharisma. Lalu umat berbondong-bondong mencari berkah.
“Ya, tapi kamu tidak boleh emosi menghadapi kenyataan seperti itu. Yang penting harus kita pegang bersama, bahwa yang disebut Zuhud dalam tasawuf itu bukan berarti kita tinggalkan dunia ini, lalu kita jadi jembel, kita terlantarkan keluarga dan masyarakat kita, kita abaikan hiruk pikuk dunia dini. Tidak. Zuhud yang hakiki adalah lahiriyah kita tetap dalam gerak gerik duniawi, fisik kita tetap di kandang babi, tapi hati kita bersemai damai di Rumah Ilahi sana, di Arasy sana, tanpa peduli dengan gejolak atau tragedi, sekalipun kemunafikan menimpa para tokoh umat kita.”
Kang Soleh lalu diam. Wajahnya juga tampak duka. Tidak jelas apakah ia juga turut bersalah diri karena berduka atas kenyataan Ilahi yang ditakdirkan pada para tokoh umat ini, atau sekadar tidak mampu menahan haru melihat kepedulian teman-temannya di kedai itu. Wallahu A’lam.

Gantungkan kepada Alloh bukan yang lain


“Saya sudah terlalu pusing kang… strategi sudah saya persiapkan, dari skenario satu, dua, tiga sudah saya planning dengan penuh matang. Namun yang terjadi bisnis saya kandas juga, yang terjadi di lapangan justru diluar strategi yang sudah saya persiapkan sebelumnya.” Keluh kesah Firman kepada Kang Soleh.
Kang Solehpun masih terdiam, sambil sesekali meminum air putih yang ada di mejanya.
“Saya tidak hanya itu kang yang saya lakukan, berdo’apun setiap selesai sholat saya lakukan. Shalat malam saya lakukan, sedekah saya lakukan. Kok hasilnya malah begini kang …….” agak mengeras suara Firman.
Mendengar keluhan Firman, Kang Soleh justru nyengir.
” Kok, malah ngejek saya kang ? ” suara Firman agak sedikit mengeras.
” Kamu kesini, mau diskusi, sharing bareng, atau mau ngajak berantem ?” balas Kang Soleh.
” Ya diskusi kang, siapa tahu saya dapat pencerahan.”
” Kalau mau cari pencerahan, kita ngobrolnya abis subuh saja, dan ngobrolnya di halaman, jangan di dalam rumah….” celoteh Kang Soleh sambil terkekeh.
Firmanpun, masih belum paham maksud Kang Soleh.
“Maksudnya gimana kang ?”
” Ya…. sambil lihat matahari yang baru terbit…. kang cerah….he…he….” jawab Kang Soleh.
Firmanpun, sedikit ikut tersenyum mendengar gurauan Kang Soleh.
Sesaat kemudian, Kang Soleh mulai berkata,
” Kamu masih ingatkan, saat kita ngaji Al Hikam sama Kyai Ilyas, saat pertama kajian ada kalimat indah seperti ini, “salah satu tanda bergantung pada amal adalah berkurangnya harapan tatkala gagal”.
Sikap keluhanmu itu, muncul karena hatimu bergantung kepada usahamu, strategimu, lobby – lobbymu, perhitungan matematis untung rugimu….. ya kan ?
Ketika hatimu menggantungkan kepada usahamu, strategimu, lobby – lobbymu dan hasilnya tidak sesuai seperti yang kamu harapkan…… yang muncul yang kecewa…., ketika kecewa yang muncul selanjutnya… harapanmu berkurang ……
Itu karena apa ? karena ketergantunganmu terhadap amal – amalmu.
Bergantunglah kepada Alloh semata, bukan yang lain. Ingatlah bahwa “do’a lebih utama dibanding ijabahnya”.
Ketika bergantungmu kepada Alloh semata, kamu bisa melihat bahwa “tiada daya dan upaya kecuali beserta Alloh”. Ketika bisa melihat ini, maka ketika gagal tidak kecewa, ketika berhasil tidak menghasilkan kesombongan.

Kerikil Dapat Bertasbih


Kisah Islamiah hadir kembali pada pagi hari ini, menghidangakn santapan sahur rohani kepada para pembaca yang budiman. Kali ini berkisah tentang benda mati yang mampu bertasbih di hadapan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Sungguh mukjizat tiada tara dan di luar nalar, namun inilah kenyataan.
Bagi orang lain, hal ini pastilah dianggap tidak masuk akal, namun bagi kita, Umat Islam, patilah percaya bahwa Rasulullah SAW sebenarnya memiliki banyak sekali mukjizat yang belum kita ketahui.

Salah satu diantaranya adalah kerikil yang ada pada telapak tangan beliau bertasih.
Orang yang mendengarnya pastilah seorang Nabi atau Rasul, kalau tidak, bagaimana mungkin dia bisa mendengar tasbihnya, kecuali atas izin Allah SWT.
Batu kerikil
Kisahnya.
Diriwayatkan oleh Abu Dzar.
Beliau berkata,
Sesungguhnya aku menyaksikan Rasulullah SAW dalam suatu tempat. Di tangannya ada batu kerikil, lalu batu kerikil tersebut bertasbih di telapak tangannya.
Saat itu, ada para sahabat beliau, Abu Bakar ra, Umar bin Khattab ra, Utsman bin Affan ra, serta Ali bin Abi Thalib ra.
Semua yang ada di tempat itu mendengarnya tasbihnya dengan jelas sekali.
Subhanalloh…
Kerikil Bertasbih.
Sesaat kemudian, kerikil tersebut diberikan kepada Abu Bakar ra, lalu batu tersebut pun bertasbih di tangannya. Dan semua yang hadir telah mendengar tasbihnya.
Kemudian diberikan kepada Rasulullah SAW kembali, kerikil tersebut bertasbih lagi di tangannya. Kemudian diberikan kepada Umar bin Khattab ra, lalu bertasbih di telapak tangannya dan semua yang ada di tempat itu mendengarnya.
Kemudian diberikan kepada Utsman bin Affan ra, lalu kerikil tersebut bertasbih lagi dan semua yang hadir mendengarnya.
Dan yang terakhir diberikan kepada Ali bin Abi Thalib, hasilnya sama saja bertasbih lagi.
Tidak bertasbih di tangan Orang Biasa.
Selanjutnya, kerikil tersebut diberikan kepada kami, akan tetapi kerikil tersebut tidak bertasbih ketika berada di tangan salah seorang dari kami.
Subhanalloh…
Itulah salah satu mukjizat lain yang diberikan kepada Rasulullah SAW.
(HR. Ath-Thabrani).

MUNAJAH MAHABAH IBU ATHAILLAH.


Illahi,
dalam kekayaan-Mu aku adalah faqir
sedangkan di dalam kefaqiran aku tetap faqir
karena aku adalah si faqir
Illahi,
akulah orang jahil dalam ilmu
betapa hal ini lama berlalu
tiada lebih bodoh dari kebodohanku
Illahi,
sungguh perubahan ketetapan-Mu
cepat sampainya takdir-Mu
itu semua telah menahan orang-orang arifin
merasa puas atas pemberian
berputus asa dalam ujian
Illahi,
diriku adalah kehinaan yang tak layak
mendapat kemuliaan-Mu yang marak
namun dalam hatiku yang kusam retak
beriman akan asma-Mu yang lembut
pemberian-Mu santun merajut
hidupku dengan welas asih
kerena Engkau Maha Mengetahui aku adalah lemah
tengadah tanganku dalam munajah
Engkau tak menolak
menjawab dengan kata kasih
karena Engkau telah tahu diriku yang lemah
Illahi,
bila ada padaku secuil kebaikan
karena kasih dan karunia-Mu
Engkau berhak menuntutku
jika datang kejahatanku
semua itu karena keadilan-Mu
Illahi,
bagaimana aku bisa jadi wakil-Mu
untuk mengurus diriku
padahal Engkau menjamin bagiku
betapa aku akan terhina
padahal Engkau Sang Penolong
bagaimana aku kecewa
padahal Engkau Maha Pengasih
Illahi,
aku datang kepada-Mu dengan tanganku yang fakir
bagaimana aku berperantara
padahal aku tak sampai kepada-Mu
aku adukan diriku kepada-Mu
karena tiada yang tersembunyi di sisi-Mu
betapa ku mesti memberi penjelasan
semua datang dari-Mu jua
mengapa aku harus kecewa
padahal di hadapan-Mu aku selalu berdoa
mengapa aku tidak menjadi baik
sedangkan semuanya datang dan pergi karena kodrat-Mu
Illahi,
ketika diriku mendapat elus kehalusan-Mu yang Maha Lembut
padahal aku sangat dungu dalam kejahilanku
begitu besar nian rahmat-Mu
namun begitu buruk kelakuanku
begitu dekatnya Engkau dariku
begitu jaunya aku dari-Mu
sangat besar kasih-Mu
anugerah dari waktu ke waktu
ada apa gerangan padaku
telah menuju antara aku dengan-Mu
tolonglah Engkau beri cahaya pintu hatiku
Illahi,
dosa telah menutup pandanganku
mataku rabun meraba dalam gulita jiwaku
kemurahan-Mu membisikkan padaku
ketika putus asa gerogoti jiwaku
aku menemukan rahmat-Mu
karena aku insan di bawah peduli kaki-Mu
adalah karena karunia-Mu jua membuka haranku
Illahi,
di antara kesalahan dan kebaikan insan
betapa kesalahan itu bukan suatu dosa
ketika ilmu jadi pengakuan belaka
betapa pengakuan itu bukan kepalsuan juga?
Illahi,
hukum-Mu memang selalu pasti
kehendak-Mu juga harus terjadi
tiada kesempatan bagi yang pandai
tiada satu angka pun dapat terbagi
ketika "kun fa yakun" menjadi saksi
siapapun itu tiada lagi berarti
Illahi,
berapa pun jumlah ketaatanku
berapa besar juga ibadahku
kubaguskan dan kupelihara jumlah tejangkau
namun keadilan-Mu jua yang berlaku
karena keadilan-Mu jua
Illahi,
Engkau lebih mengetahui hal diriku
dalam gerakan setiap amalku
tiada kulakukan berkesinambungan
namun tiada letih tanganku memohon pengasihan
menempatkan niat dan cintaku pada Sang Junjungan
karena secuil amalku adalah bukanlah jaminan
betapa aku mesti berniat dan berjalan
padahal Engkau adalah penentu perjalanan.

Bergantung kepada Alloh semata


Mendengar penjelasan Kang Soleh, tentang kebergantungan hanya kepada Alloh, Firman masih duduk termenung. Raut wajahnya kelihatan sedikit agak tenang, namun sorot matanya terlihat membumbung tinggi ke awan. Nafasnya terdengar memanjang. Perlahan – lahan iapun mulai berbicara.
“ Berarti berkurangnya harapan, karena masih menggantungkan kepada amal, ya kang ?” tanya Firman.
“ Mestinya, kamu sudah bisa menjawab pertanyaanmu….” Jawab Kang Soleh.
“ Supaya hati tidak bergantung kepada amal, gimana Kang ?” tanya Firman.
Kang Soleh, ikut termenung mendengar pertanyaan Firman.
“ Kamu ngaji yang bener…. cari guru pembimbing yang bener…….” jawab Kang Soleh sekenanya.
“ Itu sudah pasti lah kang……, kasih sedikit pencerahan ya….?” Pinta Firman.
“ Pertama – tama seorang dalam beramal, biasanya melihat dengan beramal itulah yang membawanya kehadirat Alloh. Segala aktivitasnya dijadikan kendaraan untuk menuju Alloh. Bila kamu dalam berbisnis, itupun bisa dijadikan kendaraan menuju Alloh.
Ia melihat melalui penyebab amalnya, aktivitasnya, ia berharap menuju Alloh. Amaliahnya ini yang dijadikan alat menuju Alloh.
Pada tahap selanjutnya, pandangannya akan berubah. Ia melihat amaliah, aktivitas yang ia lakukan bukan lagi sebagai alat, namun mutlak karunia Alloh semata, dan kehampirannya kepada Alloh juga mutlak karena karunia Alloh semata.”
“ Masih agak bingung kang ??????” tanya Firman.
“ Dengarkan dengan hatimu…..”
“ Rubahlah dari bergantung kepada amal, kepada pemberi amal itu sendiri….. karena kamu bisa beramal, bukan karena kemampuanmu, kepintaranmu… namun karunia Alloh semata.”
“ Terus ????? “ sela Firman.
“ Kalau kamu mau dikasih proyek sama seseorang saja, kamu semangat, masa….. mau dikasih pemberi maha proyek, kamu ga semangatttt ? “
“ Tandanya saya lagi dikasih karunia gimana kang ? “ sela Firman lagi.
“ Kamu diberi taat dalam ibadahmu…….”

Pohon Bersujud kepada Rasulullah


Kisah islamiah malam hadir setelah shalat tarawih. Kali ini berkisah tentang salah satu mukjizat Rasulullah SAW. Memang selain Rasulullah SAW mampu membelah bulan, Beliau juga memiliki mukjiza yang tak banyak diketahui orang.
Pohonpun bersujud dan bershalawat kepadanya.
Sungguh keajaiban, sungguh mukjizat tiada bandingnya.
Subhanalloh…..

Kisahnya.
Sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul terakhir, beliau ini dulunya sering diajak berdagang oleh pamannya, Abu Thalib. Pada suatu hari Abu Thalib pergi ke Syam untuk berdagang, diajak pulalah Muhammad yang masih berusia muda dan beberapa pemuka Quraisy lain.
Dalam perjalanan, pada saat di suatu tempat, mereka singgah di sebuah rumah rahib untuk beristirahat. Sang rahib menerima tamunya dengan suka cita. Setelah meletakkan perbekalan, rahib keluar untuk menemui mereka.
Sang rahib menuju tamunya, diamati satu persatu dan tepat di hadapan Muhammad SAW rahib tersebut berhenti sejenak lalu memegang tangannya sambil berkata,
“Inilah penghulu alam semesta, inilah utusan Rabb alam semesta, dia diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi alam semesta.”
“Apa yang Anda ketahui tentang hal ini?” tanya Abu Thalib.
Pengakuan Sang Rahib.
Sang rahib menjawab,
“Sesungguhnya ketika kalian muncul dan naik bebukitan, tidak ada satupun dari bebatuan dan pohon-pohon melainkan bersujud kepadanya dan mereka tidak akan bersujud kecuali kepada seorang Nabi. Dialah Nabi yang lama dinanti.”
“Apa artinya semua itu?” tanya orang Quraisy yang ada di dalam pendapa.
“Sesungguhnya aku dapat mengetahuinya melalui tanda kenabian yang terletak pada bagian bawah tulang rawan di pundaknya yang mirip buah apel,” kata sang Rahib.
Sang rahib pun membuatkan makanan buat perbekalan mereka.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW pun dipanggil untuk menemui si rahib,
Saat itu pula, ketika Rasulullah SAW berjalan, tiba-tiba saja awan menaungi beliau.
Rahib pun semakin yakin dengan kenabian Muhammad SAW.
Lebih mencengangkan lagi.
Ketika Muhammad berjalan selain dinaungi awan, pohon yang sebelumnya menaungi orang Quraisy di tempat duduknya, tiba-tiba saja pohon-pohon itu beralih menaungi Muhammad.
Semua dibuat takjub dengan apa yang terjadi.
“Lihatlah, naungan pohon ini pinda kepadanya,” kata si rahib.
“Bukankah ini suatu mukjizat dan bukan sihir?” kata rahib lebih lanjut.

Mampu Mendatangkan Pakaian dari Surga


Kisah Islami Teladan dengan Kisah Mukjizat Rasulullah SAW.
Mukjizat Rasulullah SAW ada lagi selain mampu membelah bulan yang terkenal itu. Salah satunya adalah bahwa Nabi SAW mampu mendatangkan pakaian surga untuk dikenakan putrinya, Fatimah Az-Zahra.
Kisahnya.
Pada suatu hari Rasulullah SAW sedang duduk berzikir di samping Ka’bah.
Tiba-tiba saja para pembesar dan para bangsawan Makkah datang dan menemui beliau sambil mengucapkan salam.
“Wahai Rasulullah, kami datang kepadamu untuk memberi kabar bahwa kami akan mengadakan akad nikah dan resepsi pernikahan antara si fulan dan si fulanah. Kami bermaksud mengundang Fatimah Az-Zahra untuk menghadiri pernikahan tersebut,” kata salah seorang pembesar Makkah.
“Bersabarlah, aku akan menyampaikan hal ini kepada putriku. Jika dia berniat datang, maka akan aku kabari kalian,” tutur Rasulullah SAW.
Pakaian Fatimah Usang dan Bertambal.
Setelah itu Rasulullah SAW segera pergi ke rumah putrinya.
Sesampainya di sana, Beliau mengucapkan salam dan menceritakan perihal undangan pernikahan tersebut. Beliau ingin mengetahui apakah putrinya ingin menghadiri undangan tersebut atau tidak.
“Ya Rasulullah, jiwa saya sebagai tebusan Anda, wahai kekasih Allah Yang Maha Mulia. Saya berpikir bahwa undangan mereka bertujuan untuk mengejek dan memperolok-olok diri saya,” ujar Fatimah.
“Mengapa demikian,” tanya Rasulullah SAW.
“Karena para wanita dan gadis-gadis bangsawan Arab pada pesta pernikah itu mengenakan pakaian mewah dan mahal. Akan tetapi, saya tak punya apa-apa selain pakaian usang yang bertambal dan sepatu rusak pula. Jika aku datang, pastilah mereka akan memperolokku, menghina dan mengejek diriku,” jelas Fatimah.
Mukjizat Rasulullah SAW: Mampu Mendatangkan Pakaian dari Surga.
Rasulullah SAW pun menjadi sedih, tak terasa beliau meneteskan air mata.
Nabi SAW menarik nafas panjang dan matanya berair mendengar penuturan anaknya tersebut.
Dalam kesedihan hati itu, saat itulah mukjizat kemabali datang. Malaikat Jibril datang atas perintah Allah SWT untuk menjumpai Rasulullah SAW.
“Wahai Rasulullah, katakanlah kepada Fatimah agar dia mengenakan pakaian yang dia miliki itu dan pergi ke acara resepsi tersebut. Sesungguhnya Kami menyimpan Hikmah dalam hal ini,” kata Malaikat Jibril.
Rasulullah SAW menyampaikan pesan Allah SWT ini kepada Fatimah.
Fatimah pun langsung sujud syukur kemudian berdiri dan mengenakan pakaian usang dan bertambal. Kemudian Fatimah minta izin kepada ayahnya untuk menghadiri acara pernikahan tersebut.
Kemudian apa yang terjadi?
Saat itulah Allah SWT memerintahkan Malaikat Jibril agar mengambil pakaian dari surga untuk turun ke bumi bersama dengan ribuan bidadari yang bertugas memakaikan pakaian surga pada tubuh Fatimah. Fatimah pun terliaht sangat agung dan terhormat dengan pakaian itu.
Penuh keagungan dan kemuliaan melekat dalam diri Fatimah.
Begitu sampai di tempat acara, cahaya suci terpancar menerangi seluruh wanita yang hadir dalam acara tersebut. Seluruh wanita memandangi wajah dan pakaian yang dikenakan Fatimah yang bak cahaya dengan penuh tgakjub dan kagum.
Secara spontan, para wanita menyambut kedatangan wanita agung dan mulia ini hingga tak seorang pun yang mendampingi si pengantin wanita.
Sebagian ada yang mencium tangan dan kaki Fatimah serta mengantar masuk ke majelis pernikahan dengan penuh penghormatan dan kemuliaan.

Wirid Lebih Utama Ketimbang Pahalanya


Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary
Tidak ada yang meremehkan konsistensi wirid (ketaatan di setiap waktu) kecuali orang yang sangat bodoh, karena warid ( pahala wirid) itu akan di dapat di negeri akhirat, sedangkan taat atau wirid itu akan lenyap bersama lenyapnya dunia ini.
Sedangkan yang lebih utama untuk diprioritaskan adalah yang wujudnya tidak bisa diabaikan. Wirid adalah HakNya yang harus anda laksanakan. Sedangkan warid adalah sesuatu yang anda cari dariNya. Mana yang lebih utama antara sesuatu yang dituntut oleh Allah padamu, dibanding apa yang anda tuntut dari Allah?
Mayoritas ummat ini lebih banyak berburu pahala dan janjinya Allah swt. Dalam segala gerak gerik ibadahnya. Padahal yang lebih utama adalah ibadah dan kepatuhannya itu sendiri. Sebab kepatuhan dan ubudiyah yang dituntut oleh Allah swt, dan menjadi HakNya, itu lebih utama dibanding hak kita yang besok hanya akan bisa kita raih di akhirat.
Sebab kesempatan melaksanakan HakNya saat ini dibatasi oleh waktu dunia, dan akan habis ketika usia seseorang itu selesai. Karena itu semampang di dunia, ibadah, amal, wirid harus diperbanyak sebanyak-banyaknya. Soal pahala dan balasan di akhirat itu bukan urusan kita. Manusia tidak berhak mengurus dan menentukan pahalanya. Semua itu adalah haknya Allah swt. Yang telah dijanjikan kepada kita, karena merasa menginginkannya.
Ibnu Athaillah lalu menegaskan, mana lebih utama tuntutan anda apa tuntutan Allah?
Disinilah lalu berlaku pandangan:
1. Taat itu lebih utama dibanding pahalanya.
2. Doa itu lebih utama dibanding ijabahnya.
3. Istiqomah itu lebih utama dibanding karomahnya.
4. Berjuang itu lebih utama dibanding suksesnya.
5. Sholat dua rekaat itu lebih utama ketimbang syurga seisinya.
6. Bertobat itu lebih utama ketimbang ampunan.
7. Berikhtiar itu lebih utama ketimbang hasilnya.
8. Bersabar itu lebih utama ketimbang hilangnya cobaan.
9. Dzikrullah itu lebih utama dibanding ketentraman hati.
10. Wirid itu lebih utama ketimbang warid.
11. dan seterusnya.
Para sufi sering mengingatkan kita, “Carilah Istiqomah dan jangan anda menjadi pemburu karomah. Sebab nafsumu menginginkan karomah sedangkan Tuhanmu menuntutmu istiqomah. Jelas bahwa Hak Tuhanmu lebih baik dibanding hak nafsumu.”
Abu Syulaiman ad-Darany menegaskan, “Seandainya aku disuruh memilih antara sholat dua rekaat dan masuk syurga firdaus, sungguh aku memilih sholat dua rekaat. Karena dalam dua rekaat itu ada Hak Tuhanku, sedangkan dalam syurga firdaus hanya ada hak diriku.”