Laman

Minggu, 16 Juni 2013

AKU DAN JIWAKU

Karena tidak melakukan dosa besar,
sering aku merasa tak memiliki dosa besar….
Padahal kumpulan dosa-dosa kecilku menjadi dosa besar

Jiwaku berkata :” Ingatkah kamu betapa banyak dosa kecil yang
menyebabkan pelakunya Su’ul Khatimah (akhir yang buruk)?
Terkadang dosa kecil bisa berubah menjadi dosa besar, ketika: rutin dilakukan;. Menganggap kecil dosa; Merasa senang dengan dosa;Menyepelekan perlindungan Allah; Pamer dosa; Menginspirasi pendosa lain.
Dan ingatlah ketika Ibnu Abbas r.a berkata :” Wahai pemilik dosa, kamu pasti akan mengikuti dosa besar dari dosa yang lain, Kurangnya rasa malumu kepada orang yang sebelah kanan dan kirimu adalah dosa besar, Kamu tertawa sedangkan kamu tidak tahu apa yang akan diperbuat Allah padamu adalah Dosa besar.. Kebahagiaanmu dengan dosa yang kamu lakukan adalah dosa besar, Kesedihanmu terhadap dosa ketika kamu kehilangannya adalah dosa besar. Dan ketakutanmu dari angin yang jika menggetarkan pintumu , namun dosa yang kamu lakukan tidak menggetarkan hatimu dari pandangan Allah terhadapmu adalah dosa paling besar . "

Karena ibadah wajib sudah kukerjakan.
Sering ku merasa amal kebajikanku sudah cukup.
Padahal tidak ada jaminan kualitas atas hal itu.

Jiwa ku berkata :” Benar, Tidak ada jaminan kualitas atas hal itu”.
Jika ibadah yang kamu lakukan semata-mata hanya sebatas penggugur kewajiban, alangkah kasihannya kamu.Ibadah hanya beban, ritual, alakadarnya.
Kebohongan terbesar manusia adalah ketika mengganggap ibadah bukan kebutuhan. Bagaimana mungkin kamu mengharap “Dicintai Allah” bila kamu tidak pernah melakukan” amalan-amalan yang dicintainya?
”Energi ibadah akan memancar kuat jika kamu beribadah dengan amalan yang sangat dicintai Allah SWT dan digemari Rasulullah SAW,

Karena kedua perekam itu tidak terlihat,
begitu nikmatnya kubicarakan kejelakan orang lain.
Padahal suara hatipun terekam oleh keduanya.

Jiwaku berkata :”Hindarilah Ghibah”. Ingatlah ketika seseorang mengalami azab kubur yang sangat pedih disebabkan karena ia suka menggunjing.
"Jauhilah kebanyakan dari prasangka
Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa
Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain
Sukakah diantara kamu memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya
Dan bertakwalah kepada Allah
Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang"(QS Al-hujarat:12)

Karena tak tahu kapan datangnya ajal.
Hampir tidak pernah kutulis dan kuucapakan wasiat.
Padahal utang dan janjikupun tak hanya satu dua.

Jiwa ku berkata : “Bayarlah utang, tuliskan wasiat, sebab utang kalau tidak dibayarkan didunia maka akan di bayar diakhirat”.
Dihari kiamat kelak , Allah SWT akan mengundang para penghutang (Shaahibud dain) dihadapan Qudratnya. Allah SWT berfirman “Wahai anak Adam! , mengapa kalian berhutang dan mengambil pinjaman atas orang lain?” . Mereka menjawab. “Wahai Tuhan kami, Engkau Maha Mengetahui bahwa kami mengambil hutang disebabkan kami tidak bisa makan, tidak bisa minum dan tidak berpakaian. Kami tidak menghambur-hamburkannya melainkan kami ditimpa kebakaran, kemalingan dan kebangkrutan”.
Allah SWT kembali berfirman, “Benar hamba-ku!, Aku lebih berhak membayar atas diri kalian semua”
Maka ditimbanglah amal mereka, sehingga lebih condong kepada kebaikan mengalahkan amal keburukan. Mereka dimasukkan ke dalam surga karena Rahmatnya (HR Ahmad dan Thabrani)

Lalu jiwaku melanjutkan, Sedang bagi yang berpiutang.
Allah SWT merahmati dan memuliakan orang yang memberi pinjaman pahala malah lebih baik dari sadaqah.
Rasulullah bersabda: “Rahmat Allah atas siapa-siapa yang mudah dalam membeli , mudah dalam menjual,mudah dalam membayar dan mudah dalam menagih”(HR :Bukhari)
( Memberikan kemudahan berarti meniadakan unsur yang memberatkan. Bisa dengan keleluasaan tempo pembayaran, memundurkan atau menghapus utang sama sekali)
Jiwakupun berkata : Tepatilah janji, salah satu ciri orang munafik adalah orang yang tidak menepati janji

Karena kematian belum menghampiriku.
Sedikit kuperbuat untuk menghadapinya.
Padahal ketika itu keputusasaan pun tak ada guna.

Jiwaku berkata :” Ingatlah kematian!!! Persiapkanlah bekal untuk kehidupan yang abadi. Jadikanlah dunia sebagai ladang amal untuk akhiratmu "
Sesungguhnya kematian itu pasti datang.
Tidak ada yang tau kapan dia akan menjemputmu, mungkin esok. Lusa, seminggu lagi, sebulan lagi atau bahkan mungkin beberapa menit lagi.
Lihatlahlah usia mu, berapa banyak yang kamu investasikan untuk akhirat.
Berapa banyak yang digunakan untuk beribadah dan mengerjakan amal shaleh
Padahal tidurpun adalah kebaikan bila diniatkan.
Padahal bekerjapun adalah kebaikan bila di niatkan
Di Yaumil akhir kelak di hadapan Allah SWT setiap menit, setiap detik akan diminta pertanggungjawabannya.

Akupun tercenung, gemetar dan merinding
Ya ALLAH.... , ampunilah aku hambamu yang telah lalai ini...
Yang telah mendhalimi diri sendiri...,atas Hidup yang belum memberi arti, atas usia yang tersia-siakan, atas waktu yang terbuang percuma, atas janji yang terabaikan, ibadah yang tidak seberapa... Ya Allah aku Malu terhadap-Mu... Aku takut atas Murka-Mu..., Aku tidak Kuat menghadapi Azab-Mu....

Jiwaku berkata :”Menangislah....,
Tangisilah dosa-dosa yang telah kamu lakukan
Yang telah menjadikan kamu orang yang lalai.
Sebelum hatimu benar-benar sakit dan mati....
Hati yang tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk
Hidupkanlah hatimu dengan Zikrullah
Lakukanlah ibadah-ibadah sunnah yang di cintai ALLAH.
bergaullah dengan orang-orang shaleh, kendalikan hawa nafsu,
Jauhkan diri dari hal-hal yang merusak iman, hindari kemaksiatan,
Pelihara matamu dari melihat yang diharamkan
Carilah seribu celah untuk melakukan kebaikan.

Teteskanlah airmata penyesalan,
Minumlah cawan kesedihan,
Taburkanlah debu diatas kepalamu
Nyaringkanlah tangismu didepan Sang Kekasih,
Serta bermunajatlah kepada Allah dikeheningan malam
Lalu ucapkan, “Wahai Tuhan, pindahkan aku dari hinanya maksiat kepada kemuliaan Taat!”
Mohonlah kepada Allah Tobat Nasuha,Tobat yang tulus kepada Allah, bersih dari segala kotoran, dan disertai penyesalan…
Jangan berputus Asa dari Rahmat Allah …
KARENA… .....
NERAKA...BUKANLAH UNTUKMU !!!...

YA ALLAH... hamba mohon…. Ya Allah, Walaupun aku begitu jauh dari hamba-hamba Mulia Pilihan-Mu, Hamba Mohon… kokohkanlah kakiku untuk melangkah dijalan-Mu... Kokohkan Jiwa dan hati-ku untuk menggapai Ridha-Mu, Kokohkan Iman-ku sampai akhir nanti...
YA ALLAH Yang Maha Mulia, muliakanlah kami dengan ketakwaan...
Ya Allah Seandainya ini adalah hari terakhir hidup-ku maka terimalah taubat-ku ini karena begitu banyak dosa yang telah kulakukan
YA ALLAH Ampunilah dosa- dosa kami...
Amin...

MENGHADAPI USIA TUA

ALLAH memandang muka orang yang sudah tua pada waktu pagi dan sore. Wahai hambaku, benar-benar telah tua usiamu dan keriput kulitmu, rapuh tulang2mu, kematianmu sudah dekat dan sudah saatnya kamu menghadapKU. Oleh karena itu, malulah kepada KU, Karena AKU juga malu pada sifat ketuaanmu bila AKU menyiksamu di neraka


Ada kisah yang terkait dengan ujaran Nabi diatas :

ALI BIN ABI THALIB DAN SEORANG MANULA

Pada suatu pagi, Ali Bin Abi Thalib bergegas ke mesjid hendak melaksanakan shalat subuh berjamaah. Ali berjalan dengan cepat menuju mesjid. Di tengah perjalanan, Ali bertemu dengan seorang yang sudah tua. Orang tersebut berjalan pelan dan tenang di depannya. Ali tidak mau mendahuluinya untuk memuliakan dan menghormati orang tua itu. Ia berjalan pelan dan sabar di belakang orang tua tersebut, sehingga matahari hampir terbit.

Dan Ali nyaris terlambat shalat subuh berjamaah. Ketika telah dekat dengan pintu mesjid , ternyata orang tua itu tidak masuk ke dalam mesjid. Akhirnya diketahui oleh Ali, bahwa orang tua itu bukan seorang muslim. Maka segera Ali masuk kedalam mesjid. Sedangkan saat itu nabi Muhammad SAW, sedang dalam keadaan rukuk. Nabi memanjangkan rukuknya kira-kira sepanjang 2x pelaksanaan rukuk biasanya , sehingga Ali sempat mengikuti rukuk.

Tatkala selesai sholat, Ali bertanya kepada nabi Muhammad SAW, “Wahai utusan ALLAH, mengapa engkau memanjangkan rukuk pada shalat subuh ini ?
Tidak biasanya engkau melakukan hal seperti ini. “

Rasulullah SAW menjawab,
“ Ketika aku sedang rukuk, sebagaimana biasa dan kemudian hendak mengangkat kepalaku, tiba2 malaikat Jibril datang dan meletakkan sayapnya di atas punggungku. Dan lama sekali dia memegang punggungku. Setelah sayapnya diangkat, maka akhirnya aku dapat mengangkat kepalaku.”

Para sahabatpun ikut bertanya ,
“Mengapa jibril melakukan hal demikian. “

Nabi Muhammad SAW menjawab,
“Aku belum bertanya tentang hal itu”

Maka datanglah malaikat jibril menemui Rasulullah SAW. Ia berkata , “Wahai Muhammad, saat subuh tadi sebenarnya Ali sedang bergegas ke mesjid untuk shalat berjamaah. Tetapi di tengah perjalanan dia bertemu dengan seorang tua. Dia memuliakan orang tua itu karena ketuaannya. Dan tidak berusaha untuk mendahuluinya.
Dia sengaja menjaga hak-hak orang tua itu. Oleh karena itu, ALLAH memerintahkan aku untuk memegang kepalamu pada saat rukuk. Sehingga Ali punya kesempatan untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. “

Adapun perintah ALLAH kepada Jibril untuk memegang kepalaku bukanlah hal yang luar biasa. Ada suatu hal yang lebih luarbiasa lagi, yaitu ALLAH memerintahkan malaikat mikail agar memegang matahari dengan sayapnya. Sehingga matahari tidak terbit dalam kurun waktu yang lama. Dan memberi kesempatan pada Ali untuk shalat subuh tadi pagi.

Peristiwa itu menunjukkan tingginya derajat Ali disisi ALLAH karena penghormatannya kepada seorang yang sudah lanjut usia, walaupun orang tua itu bukan seorang muslim.




Wallahu a'lam bishawab

EMPAT MALAIKAT YANG MENGUNJUNGI ORANG SAKIT

“Apabila seorang hamba yang beriman menderita sakit, maka Allah memerintahkan kepada para malaikat agar menulis perbuatan yang terbaik yang dikerjakan hamba mukmin itu pada saat sehat dan pada saat waktu senangnya.”

Ujaran Rasulullah SAW tsb diriwayatkan oleh Abu Imamah al Bahili. Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda :

Apabila seorang hamba mukmin sakit, maka Allah mengutus 4 malaikat untuk datang padanya.

Allah memerintahkan :
1. Malaikat pertama untuk mengambil kekuatannya sehingga menjadi lemah.
2. MAlaikat kedua untuk mengambil rasa lezatnya makanan dari mulutnya
3. Malaikat ketiga untuk mengambil cahaya terang di wajahnya sehingga berubahlah wajah si sakit menjadi pucat pasi.
4. Malaikat keempat untuk mengambil semua dosanya , maka berubahlah si sakit menjadi suci dari dosa.


Tatkala Allah akan menyembuhkan hamba mukmin itu, Allah memerintahkan kepada malaikat 1, 2 dan 3 untuk mengembalikan kekuatannya, rasa lezat, dan cahaya di wajah sang hamba.

Namun untuk malaikat ke 4 , Allah tidak memerintahkan untuk mengembalikan dosa2nya kepada hamba mukmin.
Maka bersujudlah para malaikat itu kepada Allah seraya berkata :
"‘Ya Allah mengapa dosa2 ini tidak Engkau kembalikan ?”

Allah menjawab : “ Tidak baik bagi kemuliaanKu jika Aku mengembalikan dosa2nya setelah Aku menyulitkan keadaan dirinya ketika sakit. Pergilah dan buanglah dosa2 tersebut ke dalam laut.”


Dengan ini , maka kelak si sakit itu berangkat ke alam akhirat dan keluar dari dunia dalam keadaan suci dari dosa sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“ Sakit panas dalam sehari semalam, dapat menghilangkan dosa selama setahun.”



Wallahu a'lam bishawab
Dari : Oase Spiritual 2 Hikmah dalam Ujaran & Kisah
(Disadur dari Kitab Klasik Al Mawa'izh al Ushfuriah)

Semoga kisah ini dapat memberi hikmah dan manfaat bagi kita semua... amin.

TAFAKUR

Tafakur ( berpikir ) yang baik dan lurus adalah amat besar sekali kegunaan dan manfaatnya. Dalam Al-Quran terdapat banyak ayat yang menganjurkan untuk berpikir.Diantaranya firman Allah Subhannahu Wa Ta'ala :
'' Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir.''( Surat
Al-Baqarah 2-219 )


Firman Allah Subhannahu Wa Ta'ala:
'' Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda Kekuasaan ( Kami ) Kepada orang-orang yang berfikir.'' ( Surat Yunus 10-:24 )

Firman Allah Subhannahu Wa Ta'ala selanjutnya:
'' Katakanlah; Perhatikanlah apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi'.. ( Surat Yunus 10 : 101 )

Sabda Rasulullah Saw:
'' Tafakkur sesaat ( sebentar ) lebih baik dari pada ibadah satu tahun''.
Ali bin Abi Thalib berkata:
'' Tidak ada ibadah yang menyamai tafakkur.''


Tafakkur banyak jenis dan ragamnya.Tafakkur yang paling mulia dan agung adalah tafakkur atau merenung tehadap segala ciptaan Allah Subhannahu Wa Ta'ala; Memikirkan Ayat-Ayat-Nya dan memperhatikan dengan seksama pada keajaiban-keajaiban ciptaan-Nya, baik yang ada dibumi maupun yang ada dilangit.Orang yang bertafakkur seperti ini akan lebih banyak mengenal ( makrifat ) terhadap PenciptaNya.Ia semakin tahu akan Kebesaran dan Keperkasaan Khaliknya itu, yaitu Allah Subhannahu Wa Ta'ala Semesta Alam.

Yang perlu direnungkan lagi ialah tentang kebesaran Karunia Allah Subhannahu Wa Ta'ala yang telah dianugerahkan kepada kita. Anugerah ini merupakan Nikmat yang tiada taranya , Nikmat Agung yang tiada Bandingnya baik Nikmat dunia maupun Nikmat petunjuk agama, yaitu Iman dan Islam . Renungan seperti ini amat diperlukan. Ini karena dengan tafakkur begini akan membuahkan cinta kepada Allah Subhannahu Wa Ta'ala dan mendorong untuk selalu Mensyukuri Nikmat Pemberian-Nya.

Begitu juga tafakkur tentang keagungan hak-hak Allah Subhannahu Wa Ta'ala yang harus dipenuhi dan ditaati sekaligus berfikir tentang kelalaian kita yang tidak dapat memenuhi perintah-perintah-Nya dengan baik serta sempurna.Renungan seperti ini janganlah ditangguhkan agar dapat menimbulkan rasa takut ,cemas,dan malu kepada Allah Subhannahu Wa Ta'ala sehingga mendorong kita untuk menjadi giat,aktif,dan bersungguh - sungguh mengerjakan ibadah dan memenuhi segala tuntunan-Nya.

Kemudian kita bertafakkur pula tentang kehidupan dunia , kehidupan yang penuh fitnah dan malapetaka.Renungkan tentang tidak kekalnya dunia,tentang kebinasaannya,tentang kesibukannya,bahkan tentang beberapa hari lagi kita akan tinggal didalamnya.Semua ini perlu kita renungkan agar kita tidak terlalu cenderung atau tertarik dengannya,tidak rakus dan tidak terpedaya olehnya.Begitu juga agar kita selamat dan aman dari segala rayuan dan bujuk rayu yang penuh keindahan itu.

Begitupula sebaliknya,Kita renungkan tentang Kehidupan Akhirat, Hidup yang kekal abadi,Hidup yang tiada akhir dan tiada kesesudahannya.Kita Renungkan tentang kebesaran Nikmat-Nya yang tidak habis-habis,kesenagan yang tiada bercampur dengan duka dan berbagai kenikmatan yang tidak pernah kita bayangkan di pikiran kita,kenikmatan yang belum pernah dilihat mata,tidak pernah didengar telinga,dan tidak pernah terlintas di dalam hati. Dengan merenung begini akan membuahkan cinta kepada Akhirat dan bersungguh-sungguh untuk mengumpulkan bekal untuk menyusul hidup bahagia disana kelak.


Renungan-Renungan seperti di atas banyak sekali cabang dan dahannya.Ini tergantung kepada siapa yang bertafakkur.Semakin cerdas otak seseorang,semakin banyak dan besar pula renungannya.Semakin dalam ilmu seseorang,semakin dalam pula penghayatannya. Wallahu a'lam....

BERSUCI SEBELUM MEREBAHKAN DIRI ... (SATU HAL YANG DIJAGA OLEH PARA KEKASIH ALLAH)


  Bismillahirahmannirahim,

Kematian, tidak ada seorangpun yang bisa memperkirakan kedatangannya. Sakit memang terkadang merupakan pendahuluan sebelum datangnya kematian. Namun tidak jarang orang yang sebelumnya sehat wal alfiat, tanpa adanya sebab akhirnya meninggal dunia. Bahkan kematian mungkin akan datang disaat manusia sedang tidur.

Tidur merupakan kematian kecil, yaitu perpaduan antara kehidupan dan kematian. Ketika seorang sedang tidur berarti ruhnya berpisah sementara dari badannya. Maka saat ia bangun dari tidurnya berarti Allah berkenan mengembalikan ruh ke dalam jasad orang itu. Namun jika Allah berkehendak lain, Dia akan menahan ruh orang itu untuk selamanya sehingga tidak kembali ke badannya. Dan inilah yang disebut dengan peristiwa kematian.


"Allah menggenggam jiwa manusia ketika matinya dan menggenggam jiwa (manusia) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka dia tahanlah jiwa orang yang telah ditetapkan kematiannya, dan dia lepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya dalam hal ini terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir." (QS. Az Zumar: 42)


Seorang mukmin yang mengerti dan meyakini konsep ini tentu tidak akan berangkat tidur begitu saja tanpa mempersiapkan kemungkinan dirinya tidak bangun lagi untuk selamanya. Rasulullah SAW telah memberikan teladan kepada kita untuk melazimi amalan-amalan sunah sebelum tidur, salah satunya adalah wudhu. Tujuannya agar setiap muslim dalam kondisi suci pada setiap keadaannya, termasuk saat tidur. Hingga bila memang ajalnya datang menjemput, maka diapun kembali kehadapan Rabb-Nya dalam keadaan suci.


Suatu ketika sahabat Al-Bara' bin 'Azib berkata, Rasulullah SAW bersabda kepadaku:

"Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhumu ketika hendak shalat. Kemudian berbaringlah di atas bagian tubuh yang kanan. Lalu ucapkanlah: "Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu, aku menyerahkan urusanku kepada-Mu, aku menyandarkan punggungku kepada-Mu, karena senang dan takut. Tidak ada tempat perlindungan dan penyelematan dari-Mu kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab yang telah Engkau turunkan dan Nabi yang telah Engkau utus." Apabila kamu meninggal dunia, maka kamu meninggal dalam keadaan fitrah. Dan jadikanlah ia ucapan terakhirmu." (HR. Bukhari)


Maksud firah dalam hadits ini adalah berada diatas dinul Islam, yaitu bertauhid kepada Allah subhana wa Ta'ala. Orang yang meninggal dunia dalam keadaan bertauhid maka akan dimasukkan ke dalam jannah. Dengan menjalankan sunnah ini, juga akan menyebabkan seseorang bermimpi baik dalam tidurnya dan terjauhkan diri dari permainan setan yang selalu mengincarnya.


Sedang manfaat lainnya, Malaikat - makhluk Allah yang mulia, yang memiliki penampilan istimewa, dimana tahlil dan tasbih makan dan minumnya, yang selalu taat terhadap perintah Rabbnya- akan selalu menyertai para hambanya yang selalu bersuci dan memohonkan ampunan kepada Allah atas dosa-dosanya.

Dari Ibnu Abbas ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sucikanlah badan kalian niscaya Allah mensucikan kalian. Tidaklah seorang hamba bermalam dalam keadaan suci kecuali pada baju dalamnya terdapat malaikat yang bermalam bersamanya. Dia tidak berbalik di waktu malam kecuali malaikat itu berdoa, 'Ya Allah, ampunilah hamba-Mu karena ia bermalam dalam keadaan suci". (Diriwayatkan oleh At Thabrani)


Ketika harus tidur dalam keadaan junub ..

Memang ketika seorang dalam keadaan junub, lebih utama jika ia bersegera untuk mandi. Namun Rasulullah SAW memberikan rukhsah kepada orang yang sedang junub untuk menunda mandi dan menggantinya dengan berwudhu sebelum tidur.

Dari Aisyah, ia berkata bahwa apabila Rasulullah SAW hendak tidur, padahal beliau sedang junub, maka beliau berwudhu terlebih dahulu seperti wudhu untuk mengerjakan shalat, sesudah itu barulah beliau tidur. (HR. Bukhari dan Muslim). Salah satu sebabnya adalah karena malaikat enggan mendekati seseorang yang tidur dalam keadaan junub, padahal ia belum berwudhu.

Dari Ammar bin Yasir, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya malaikat tidak akan mendekati jenazah orang kafir, orang yang melumuri tubuhnya dengan za'faran (kunyit) dan seorang yang sedang junub; kecuali ketika hendak makan, minum, dan tidur ia berwudhu terlebih dahulu." (HR Abu Dawud dan Ahmad)


Dari Abu Hurairah , pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
Ssungguhnya umatku dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bersinar muka, tangan dan kakinya karena "wudhu". Maka barangsiapa diatara kamu mampu memperpanjang sinarnya, hendaklah dia (sering) melakukannya
(HR. Bukhari - Muslim).


Perhiasan orang mukmin (di surga) akan sampai pada tempat-tempat yang dibasahi oleh air wudhu (HR. Muslim)

Barangsiapa wudhu lalu membaguskan wudhunya maka kesalahan2nya keluar dari jasadnya hingga keluar dari bawah kukunya (HR Muslim)

Tidak seorangpun dari kamu berwudhu lalu dia bersungguh-sungguh (menyempurnakan wudhunya ) kemudian berdoa : Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah , tiada sekutu bagiNYA, dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah" melainkan dibukakan untuknya pintu-pintu surga yang delapan, ia boleh masuk dari pintu mana saja ia suka
(HR Muslim)


Subhanallah, begitu banyak manfaat yang akan kita dapat jika mau melazimi bersuci setiap saat.



Wallahua'lam bishawab,
Barakallahufikum,

JIWAI DENGAN KASIH SAYANG.


Anakku,
taburi lisanmu dengan keLEMBUTan,
sayangi yang membecimu.

taburi hatimu dengan ke CINTAan,
maafkan yang menyakitimu.

taburi pikirmu dengan ke RISAUan,
do'akan yang mendzalimimu.

Batu yang keras akan berlubang,
bila ditetesi berulang ulang.

Sabarlah dan jiwai UJIAN dengan kasih sayang, maka ALLAH akan beresi masaalah yang menghadang.

Tanda ALLAH CINTA akan seorang hamba,
dia akan di sibukkan dengan perkara AGAMA.

Ujian yang dihadirkan tak seberapa, bila perihnya cobaan di ubah rasa, jadi anugerah nikmat dari NYA.

Amiiin.



Bekasi, 02.11.10
Abuaisyah.

HUBUNGAN INTIM DENGAN ALLAH.

Anakku,
bila hubungan telah tersambung dengan NYA
getaran lembut dari QOLBU menjalar ke sendi sendi jiwa.

hangatkan...,
sukma yang beku.

kokohkan...,
jiwa yang rapuh,

tenangkan...,
hati yang galau.

inilah makna...,
hubungan INTIM yang HAQIQI.

anakku,
maka dikatakan engkau dalam kerugian yang nyata.
tak memiliki hubungan INTIM dengan ALLAH.

waktu mu berlalu percuma..,
karena selain NYA telah memalingkan perhatianmu.
kenikmatan CINTA yang dahsyat terlepas dari genggaman.
engkau tertipu dengan cinta cinta selain NYA.

angan angan birahi menyesatkan..,
impian kosong dibangkitkan MUSUH mu.
engkau di jebak dengan dirimu sendiri.
rantai ikatannya kuat sekali.


anakku,
bangkitlah...,
bermujahadahlah.


lepaskan ikatan kemalasan yang pasung sukma.
sentakkan buhul kelalaian yang belenggu jiwa.
berlindung lah pada NYA.
sesali diri dalam istighfarmu.

DIA memandang penuh mesra.
RAHMAT NYA menepiskan murka NYA.
saat langkah mu digerakkan.
hamparan karpet merah seketika di hamparkan .


tetesan wudhu membasuh kotoran jiwamu.
ber akrab akrablah dengan NYA.
DIA memang dekat..,
dan sangatlah dekat.
rugi.....,
bila tak INTIM dengan NYA.

MENJADI BIDADARI SURGA UNTUK LELAKI , UNTUK WANITA YANG MANA ...

HARAPAN dan tujuan hidup setiap manusia di dunia ini adalah, untuk memperoleh tempat terindah setelah kematiannya kelak, mendapatkan kenikmatan dan kebahagian hakiki, syurga الله سبحانا وتعاﱃ yang penuh keindahan disana. Karena itu merupakan tujuan utama kehidupan manusia di alam fana.


Tidak ada seorang manusiapun yang ingin terjerumus kedalam siksaan pedih api neraka. Namun sangat disayangkan, tujuan utama itu terkadang hanya dijadikan angan-angan dan hayalan belaka oleh majoritas manusia tanpa menempuh jalan dan beramal sholeh yang membawa dirinya masuk ke dalam Syurga. Tentu tindakan dan sikap seperti ini merupakan hal yang lucu bahkan termasuk golongan yang tidak tahu diri. Naudzubillahi mindzalik…


Syurga hanya diperuntukkan sebagai ganjaran bagi hamba-hamba الله yang sholeh, yang taat terhadap perintah-NYA dan menjauhi segala larangan-NYA. الله سبحانا وتعاﱃ menceritakan berbagai macam fasilitas dan kenikmatan yang didapatkan di dalam syurga agar manusia tertarik dan termotivasi untuk beramal shaleh (soleh), bergegas untuk beribadah dan berlumba dalam kebaikan.


Ketika kita membuka lembaran-lembaran ayat suci الْقُرْآنَ, kita menemukan bahwa الله سبحانا وتعاﱃ ketika menyebut amalan shaleh, DIA mengiringinya dengan menyebut ganjaran pahala dan perolehan syurga yang dihiasai dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, berbagai macam buah-buahan kesukaan manusia, kebun yang indah, istana megah yang terbuat dari emas dan mutiara, tempat tidur, permadani dan bantal dari emas dan permata. Tak ada kehidupan yang paling indah selain di alam syurga sana.


Selain itu, الله سبحانا وتعاﱃ juga menceritakan bahwa di dalamnya terdapat BIDADARI-BIDADARI cantik bermata jeli yang menjadi isteri bagi kaum Adam yang berada di Syurga.


Dalilnya adalah firman الله سبحانا وتعاﱃ dalam surat Ar Rahman, ayat 56-60, artinya:

"Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)."

dan surat al Waaqi'ah, ayat 35-38, artinya:

"Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya,"



الله juga berfirman (yang artinya):

“Tetapi hamba-hamba الله yang dibersihkan (dari dosa). Mereka itu memperoleh rezki yang tertentu, yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, di dalam syurga-syurga yang penuh nikmat, di atas tahta tahta kebesaran berhadap-hadapan. Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamer dari sungai yang mengalir. Warnanya putih bersih, sedap rasanya bagi orang orang yang minum. Tidak ada dalam khamer itu al kohol dan mereka tiada mabuk karenanya. Disisi mereka ada BIDADARI-BIDADARI yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya, seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik.” (Ash Shaaffaat, 40-49)


Kenapa الله سبحانا وتعاﱃ menceritakan BIDADARI bermata jeli yang merupakan isteri untuk kaum lelaki syurga dan tidak menceritakan suami-suami untuk kaum wanita?



الله menciptakan putera-putera Adam dengan tabiat yang unik, yaitu sangat tertarik dan senang terhadap wanita yang cantik. Anak Adam ini sanggup berkorban dan melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang disukainya. Maka الله سبحانا وتعاﱃ menyebut para BIDADARI yang cantik, bermata jeli sebagai ganjaran bagi mereka yang beriman. Dengan tujuan, agar anak Adam yang penuh ego ini tertarik dan berlumba-lumba beribadah kepada الله, antusias (Eng: enthusiastic) beramal shaleh, dan berbuat baik terhadap sesama dan lingkungan alam sekitarnya.


Berbeda dengan wanita yang memiliki sifat malu, bahkan sangat malu sekali. Tabiat wanita sekalipun suka terhadap lelaki namun perasaan malu yang dimilikinya dapat menahan dirinya untuk menampakan rasa suka itu.

Muslim Newly-wed Couple
Dengan demikian الله سبحانا وتعاﱃ tidak mendorong dan memotivasi kaum hawa untuk beramal shaleh dengan cara menceritakan ganjaran yang membuat mereka malu ketika dibaca atau didengar. Misalnya, dengan menceritakan keperkasaan, ketampanan, keanggunan, dan keshalehan pasangan yang mereka dapatkan di syurga kelak.


الله سبحانا وتعاﱃ tidak memotiviasi mereka dengan hal seperti itu. Namun dengan tidak menyebut pasangan yang mereka dapatkan, bukan berarti الله سبحانا وتعاﱃ tidak memberikan pasangan di syurga. Wanita sholehah yang tidak menikah di dunia atau wanita sholehah yang sudah menikah di dunia tetapi suaminya kelak masuk nereka, mereka akan mendapatkan pasangan lelaki perkasa, tampan, penuh romantis dari golongan manusia yang menyejukan hati dan pandangan mata mereka di dalam syurga.


Bagaimanapun cantik jelitanya BIDADARI di Syurga sana, namun tetap lebih cantik dan mulia wanita sholehah yang pernah hidup di dunia. Disebabkan ibadah dan ketaatan yang mereka lakukan semasa hidup di dunia. Mereka tidak akan mengalami rasa letih, tidak akan tua dan mereka akan tetap perawan selama-lamanya. Subhanallah...


Dari Aisyah Radhiyallahu anha, ﺮﺴﻮلﷲ صلی الله علیﻪ و سلم bersabda :

“Sungguh syurga itu tidak dimasuki oleh wanita tua, sesungguh الله apabila memasukan mereka kedalam syurga DIA akan merubahnya menjadi perawan-perawan. (HR Ath Thabrani)

(Hadis ini dhaif, karena di dalam sanadnya terdapat perawi bernama Mus'idah Bin al Yasa', dia adalah perawi lemah. Begitu penuturan Ibnu Hajr al Haitsami dalam kitab Majmauz zawaidnya.)

Di dalam syurga tidak ada seorangpun manusia yang tidak memperoleh pasangan, baik laki-laki maupun wanita. Sebagaimana hadis ﺮﺴﻮلﷲ صلی الله علیﻪ و سلم yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya dari Abu Hurairah رضي الله عنه beliau bersabda (artinya):

”Tidak ada seorang pun di dalam syurga itu yang sendirian (tidak mempunyai pasangan)."

Jadi baik laki-laki atau perempan penghuni syurga yang tidak mendapatkan pasangan di dunia, الله akan menikahkan mereka di syurga kelak dengan pasangan penghuni syurga.



Tidak usah merasa terzalimi karena sekedar الله tidak menyebutkan pasangan bagi kaum wanita di Syurga kelak. الله سبحانا وتعاﱃ Maha Adil terhadap hamba-NYA, tak ada seorang hambapun yang dizalimi-NYA.



الله a'lam bisshawab.

PADANG MAHSYAR , LADANG PENGHITUNGAN AMAL MANUSIA

Manusia-manusia akan digiring ke Mahsyar pada hari kiamat nanti yang pertama dalam keadaan berjalan, kedua mereka yang berkendaraan, dan ketiga mereka yang berjalan dengan menggunakan mukanya (HR. Ath Tirmidzi)

Berkumpulnya manusia di padang Mahsyar adalah suatu kepastian. Mereka berada disana setelah bunyi sangkakala ditiup kembali untuk kesekian kalinya membangkitkan mereka yang telah mati.

“Dan ditiuplah sangkakala maka matilah semua yang dilangit dan dibumi. Kecuali yang Allah kehendaki. Kemudian ditiup kembali , maka berdirilah mereka menunggu (QS AZ Zumar : 68)


Setelah itu mereka digiring oleh Tuhan ke suatu tanah lapang yang sangat luas, rata , warnanya putih dan tidak ada tempat persembunyiannya . Itulah gambaran padang mahsyar kata Imam Al Ghazali dalam : Rahasia Hari Kebangkitan.

“Dan ingatlah hari ketika kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami . lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok). (QS An Naml : 83)

Manusia pada saat itu ada yang mukanya seperti kera, babi, dalam keadaan terjungkir kakinya diatas kepalanya dibawah, dalam keadaan buta dan tuli serta tidak berakal, dalam keadaan mengunyah ludahnya sendiri. Sedang lidahnya itu menjulur kebawah sampai dadanya. Dan dari mulutnya keluar nanah yang menjijikkan, dalam keadaan terpotong kedua tangannya dan kedua kakinya , dalam keadaan tersalib di pohon kurma, dalam kedaan berbau busuk, dan dalam keadaan menggunakan pakaian dari ter yang panas. Mereka inilah orang-orang yang tidak mendengarkan ajaran Tuhan.
Sementara bagi orang yang bertakwa , wajah mereka berseri-seri dan terlihat tampan sekali. Adanya perbedaan penggambaran beberapa golongan ini secara persis di isyaratkan oleh Tuhan dalam QS Maryam : 85-86,

“Dan ingatlah hari ketika kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan yang Maha Pemurah, sebagai perutusan yang terhormat dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka jahanam dalam keadaan dahaga. “
Ketika Siti Aisyah mendengar Rasulullah bersabda :
Manusia diikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan telanjang kaki, telanjang badan dan tidak dikhitan, ia bertanya : wahai rasulullah , semua laki-laki dan perempuan saling melihat satu sama lain. Dan Rasul menjawab, wahai Aisyah : Urusan pada saat itu jauh lebih penting ketimbang sekedar memandang satu sama lain (HR Bukhari Muslim)
Allah pun berfirman :

“Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan yang pertama, begitulah Kami mengulanginya. Itulah janji Kami , Kami sungguh akan melaksanakannya” (QS An Ambiya : 104)

Setelah berkumpul di padang mahsyar semua amal perbuatan manusiapun siap-siap untuk dihitung. Namun sebelum itu, mereka mengadakan upacara terlebih dahulu. Dalam upacara itu semua manusia berbaris dan berkumpul dengan pemimpin-pemimpinnya dan imam-imamnya yang mereka ikuti sewakti hidup di dunia.

“ Ingatlah suatu hari yang di hari itu Kami panggil tiap umat dengan pemimpinya “
(QS Al Isra : 71)



Bersamaan dengan itu bendera-bendera spanduk dan panji-panji dipasanng dan dikibarkan sebagai tanda pengenal dan identitas golongan umat manusia. Bendera panji-panji itulah yang disebut Liwaa’ul Hamdi, yang artinya bendera pujian. Umat Islam akan berbaris dengan beberapa barisan dibawah panji-panji sesuai apa yang telah mereka lakukan dalam hidupnya.


Bendera itu dipasang dan dikibarkan oleh orang-orang pilihan :

Bendera Kebenaran (Liwa al shidqi) dikibarkan oleh Abubakar Al Shiddiq
Bendera Fuqaha’ , dikibarkan oleh Mu’adz bin Jabal
Bendera Zuhud , oleh Abu Zarr
Bendera Amal Jariyah (social) oleh Utsman Bin Affan
Bendera Syuhada oleh Ali
Bendera Qurra , oleh Ubay Bin Ka’ab
Bendera Muazin , oleh Bilal

Bendera orang-orang yang dibunuh dengan dianiaya, oleh Sayidina Husein ra

(ref : M Ali Chasan Umar dalam : Mahkamah di Padang Mahsyar , digali dari al Quran dan Hadist , Semarang , CV Toha Putra, 1979)

Selain kondisi manusia yang berbeda-beda sesuai kadar keimanannya , di padang Mahsyar juga cuaca sangat panas. Karena jarak matahari sangat dekat dengan kepala-kepala manusia. Sehingga mereka mengeluarkan peluh yang dapat menenggelamkan mereka.
Sesungguhnya matahari itu dekat pada hari kiamat , sehingga keringat seseorang itu dapat sampai setengah telinganya (Abu Dawud dan Al Hakim)

Namun Allah berkehendak memberikan naungan bagi 7 golongan , yakni :
1. Pemimpin yang adil
2. Remaja yang mengawali keremajaannya dengan beribadah kepada Allah
3. Seorang laki-laki yang hatinya dipertautkan dengan mesjid
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah
5. Seorang laki-laki yang dirayu oleh seorang wanita , namun menolaknya dan berkata : Sungguh aku takut kepada Allah
6. Seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembuyi
7. Seseorang yang berdikir kepada Allah di tempat yang sunyi sehingga kedua matanya mencucurkan airmata
(Imam Bukhari – Muslim)



Setelah manusia selesai melaksanakan upacara , barulah kemudian amal-amal mereka ditimbang , tidak ada seorangpun yang bisa membantah segala keputusan Allah. Karena sistim peradilan Tuhan sangat adil. Semua anggota badan kita akan menjadi saksi bagi dirinya sendiri.

Menurut riwayat sahabat Ka’ab dan Qatadah, lamanya manusia dan makhluk di padang mahsyar sekitar 300 tahun.


Adapun menurut sahabat Ibnu Umar : lamanya sekitar 50.000 tahun , berdasar pada firman Allah dalam Al Quran Al Ma’arij ayat 4 :
“Naik para malaikat dan jibril kehadirat Allah pada hari kiamat yang lamanya kira-kira 50.000 tahun. “
Demikianlah gambaran keadaan manusia kelak, sangat sulit dibayangkan betapa pedihnya siksa disana , kecuali bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Semoga kita termasuk dalam golongan yang mendapatkan naungan Allah … amin Allahumma amin ..



Wallahu'allam,
Segala Kebenaran adalah milik Allah semata ..

DZIKIR KHAFI

Rasulullah saww bersabda, “Wahai Abu Dzarr! Berzikirlah kepada Allah dengan zikir khamilan!”, Abu Dzarr bertanya : “Apa itu khamilan?”
Sabda Rasul : “Khafi (dalam hati)” (Mizan al-Hikmah 3 : 435)

TAHAP pertama zikir adalah zikir lisan. Kemudian zikir kalbu yang cenderung diupayakan dan dipaksakan. Selanjutnya, zikir kalbu yang berlangsung secara lugas, tanpa perlu dipaksakan. Serta yang terakhir adalah ketika Allah sudah berkuasa di dalam kalbu disertai sirnanya zikir itu sendiri. Inilah rahasia dari sabda Nabi saw : ” Siapa ingin bersenang – senang di taman surga, perbanyaklah mengingat Allah”

TANDA bahwa sebuah zikir sampai pada sir (nurani yang terdalam yang menjadi tempat cahaya penyaksian) adalah ketika pelaku zikir dan objek zikirnya lenyap tersembunyi. Zikir Sir terwujud ketika seseorang telah terliputi dan tenggelam di dalamnya. Tandanya, apabila engkau meninggalkan zikir tersebut, ia takkan meninggalkanmu.

Zikir tersebut terbang masuk ke dalam dirimu untuk menyadarkanmu dari kondisi tidak sadar kepada kondisi hudhur (hadirnya kalbu). Salah satu tandanya, zikir itu akan menarik kepalamu dan seluruh organ tubuhmu sehingga seolah–olah tertarik oleh rantai. Indikasinya, zikir tersebut tak pernah padam dan cahayanya tak pernah redup.

Namun, engkau menyaksikan cahayanya selalu naik turun, sementara api yang ada di sekitarmu senantiasa bersih menyala. Zikir yang masuk ke dalam sir terwujud dalam bentuk diamnya si pelaku zikir seolah–olah lisannya tertusuk jarum. Atau, semua wajahnya adalah lisan yang sedang berzikir dengan cahaya yang mengalir darinya.


KETAHUILAH, setiap zikir yang disadari oleh kalbumu didengar oleh para malaikat penjaga. Sebab, perasaan mereka beserta perasaanmu. Di dalamnya ada sir sampai saat zikirmu sudah gaib dari perasaanmu karena engkau sudah sirna bersama Tuhan, zikirmu juga gaib dari perasaan mereka.
Kesimpulannya, berzikir dengan ungkapan kata–kata tanpa rasa hudhur (kehadiran hati) disebut zikir lisan, berzikir dengan merasakan kehadiran kalbu bersama Allah disebut zikir kalbu, sementara berzikir tanpa menyadari kehadiran segala sesuatu selain Allah disebut Zikir Sir. Itulah yang disebut dengan Zikir Khafiy.

Allah SWT berfirman: “Dan berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu (nafsika) dengan merendahkan dirimu dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai” (QS 7 : 205)
REZEKI lahiriah terwujud dengan gerakan badan, rezeki batiniah terwujud dengan gerakan kalbu, rezeki sir terwujud dengan diam, sementara rezeki akal terwujud dengan fana dari diam sehingga seorang hamba tinggal dengan tenang untuk Allah dan bersama Allah.


Nutrisi dan makanan bukanlah konsumsi rohani, melainkan komsumsi badan. Adapun yang menjadi konsumsi rohani dan kalbu adalah mengingat Allah Zat Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.

Allah SWT berfirman, “Orang–orang beriman dan kalbu mereka tenteram dengan mengingat (zikir kepada) Allah.”
Semua makhluk yang mendengarmu sebenarnya juga ikut berzikir bersamamu. Sebab, engkau berzikir dengan lisanmu, lalu dengan kalbumu, kemudian dengan nafs–mu , kemudian dengan rohmu, selanjutnya dengan akalmu, dan setelah itu dengan sirmu.


Bila engkau berzikir dengan lisan, pada saat yang sama semua benda mati akan berzikir bersamamu. Bila engkau berzikir dengan kalbu, pada saat yang sama alam beserta isinya ikut berzikir bersama kalbumu. Bila engkau berzikir dengan nafs–mu, pada saat yang sama seluruh langit beserta isinya juga turut berzikir bersamamu.

Bila engkau berzikir dengan rohmu, pada saat yang sama singgasana Allah (‘Arsy) beserta seluruh isinya ikut berzikir bersamamu. Bila engkau berzikir dengan akalmu, para malaikat pembawa Arsy dan roh orang–orang yang memiliki kedekatan dengan Allah juga ikut berzikir bersamamu. Bila engkau berzikir dengan sirmu, Arsy beserta seluruh isinya turut berzikir hingga zikir tersebut bersambung dengan zat–Nya.


Imam al-Baqir dan Imam ash-Shadiq as berkata : “Para malaikat tidak mencatat amal shalih seseorangkecuali apa-apa yang didengarnya, maka ketika Allah berfirman : “Berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu (nafsika)”, tidak ada seorangpun yang tahu seberapa besar pahala zikir di dalam hati dari seorang hamba-Nya kecuali Allah Ta’ala sendiri” 58]

DI DALAM riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda : “Zikir diam (khafiy) 70 kali lebih utama daripada zikir yang terdengar oleh para malaikat pencatat amal. “ (Al-Hadits)


Bila sang hamba mampu melanggengkan Zikir Khafi serta meyakini bahwa semua Alam Lahir dan Alam Batin merupakan pengejewantahan dari nama-nama-Nya maka ia akan merasakan kehadiran-Nya di semua tempat dan merasakan pengawasan-Nya dan jutaan nikmat-nikmat-Nya.

Perasaan akan kehadiran-Nya ini akan mencegah sang hamba dari berbuat dosa dan maksiat. Jika di hadapan anak yang sudah akil baligh saja manusia malu untuk berbuat dosa dan membuka auratnya, maka bagaimana ia tidak malu untuk membuka auratnya dihadapan Sang Khaliq

Mengapa kita tidak merasa sungkan dan malu berbuat hal-hal yang tidak layak di hadapan Sang Khaliq? Itu karena keyakinan kita atas kehadiran-Nya di setiap eksistensi tidak sebagaimana keyakinan kita ketika kita melihat kehadiran sang anak yang akil baligh tersebut.

Apabila kita ingin mencapai keyakinan seperti ini kita mesti mempersiapkan latihan-latihan untuk melaksanakan Zikir Khafi sampai pada suatu tahapan di mana hati kita berzikir secara otomatis seperti gerak detak jantung dan tarikan-tarikan nafas kita (yang tidak kita kendalikan)


Imam Ali Zainal ‘Abidin as di dalam do’anya :

"Ilahi, Ilhamkanlah kepada kami Zikir kepada-Mu
di kesendirian maupun di keramaian,
di malam hari maupun di siang hari,
secara terang-terangan, maupun secara rahasia (sembunyi),
di saat gembira maupun di saat kesusahan,
jadikanlah hati kami menjadi senang dengan berzikir al-khafi “
(Bihar al-Anwar 94 : 151)


Laa haula wa laa quwwata illa billah –
Tiada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah jua