Laman

Senin, 06 Juni 2016

Man Dzaqa ‘Araf, wa Man Lam Yadzuq Lam Ya’rif”.

Habib Ahmad bin Abdurrahman as-Seggaf ayah dari al-Qutb al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad as-Seggaf, suatu ketika menunaikan shalat subuh. Di waktu tasyahhud beliau mengalami fana (suatu keadaan yang membuat beliau lupa keadaan sekitarnya). Beliau tetap dalam keadaan duduk tasyahud menikmati ma'iyyatulloh (kebersamaan dengan Allah) selama kurang lebih sebulan lamanya. Ketika akhirnya mengakhiri sholatnya dengan mengucap salam, beliau berkata; "Duhai alangkah lamanya aku sholat. Apakah kini telah masuk waktu Dhuha?" Anak-anak beliau menjawab; "Wahai Abah!! Engkau telah Istighraq billah selama satu bulan." Beliau spontan berseru; "Astaghfirulaah" dan segera mengqodlo semua sholatnya.
inilah Shalatnya para Arifbillah Awliya Allah.Tak inginkah kita seperti ini?
Bila kita shalat tapi hati kita masih di bumi bukan terbang kelangit membawa shalat tersebut kepada Allah maka bukanlah dinamakan Shalat yg sesungguhnya,karna jiwa orang yg shalat dengan makrifat itu itu lebih besar dari shalat itu sendiri.Bahkan ada para Awliya Allah bila sedang melakukan Shalat sewaktu mengangkat Takbir maka tubuh mereka hilang dan tidak nampak oleh kasat mata seperti yg di alami Syekh Datuk Kenali kelantan Malaysia, karna tubuhnya itu ikut bersama rohnya mi'raj menghadap Allah ,assalatu mi' ratul mukminin,,shalat itu adalah mi'rajnya orang mukmin..setelah selesai mengucapkan salam maka baru tubuh itu kembali ke tempat sajadahnya.dan beberapa peristiwa atau kejadian rohanipun kerap dialami oleh orang yang uzlah/suluk/khalwat daranjaman,mereka fana dalam berdzikir,fana dalam muraqabah,fana dalam musyahadah, fana dalam hitungan waktu yang tak ditentukan, ada kalanya mereka mengalami fana dalam hitungan hari,minggu,bahkan bulan tergantung karunia dan limpahan Allah kepada mereka.
ketika seorang hamba lebur atau larut kedalam Af'al Allah, Asma Allah,Sifat Allah, Dzat Allah.,maka hamba tadi akan fana kepada Allah sehingga hamba tadi merasakan kenikmatan yg luar biasa ketika bersama Allah.,pengetahuan ini jarang sekali diketahui bagi mereka yg belajar tasawufnya yg masih baru,tapi bagi mereka sudah mengenal tasawuf lebih dalam maka ini hanya hal biasa dan mereka tidak akan bingung atau terkejut bila mengetahuinya.Ada kalanya seseorang tahu banyak teori tapi belum pernah merasakan buah dari teori yang diamalkan. adakalanya seseorang tidak banyak teori tapi sudah merasakan buah dari teori yang diamalkannya,menurut pengalaman saya yang dhaif ini adalah "rasa"/ "Dzuq" akan tiba dahulu lalu menyusul teori yang datang kemudian sebagai suatu petunjuk untuk menerangkan hal rohani yang dialami.
Man Dzaqa ‘Araf, wa Man Lam Yadzuq Lam Ya’rif”.
Siapa yang mengalami dia akan mengerti, dan siapa yang tak mengalami tidak akan mengerti.
Ini adalah kata-kata bijak para sufi dan para Arifbillah, seperti Imam al-Ghazali, Ibn Arabi, Jalal al-Din al-Rumi, Ibnu Athaillah al-Sakandari dan lain-lain.
Mengalami adalah pengetahuan paling otentik. Semoga kita selalu dalam petunjuk dan hidayah serta rahmat dari Allah Azza wa Jalla ,
Ilahi Robbana Zidna Ilman...
Ilahi Robbana Zidna Fi Katahayyuran...
Tambah-tambah juo Alemu akan kami didalam keadaan yang hairan.Salam Ya Aliim...
‪#‎HanyaOpiniSayaPribadi‬
NB: "Hairan" yang dimaksud disini adalah merasakan fana Fillah, seperti yang diterangkan oleh Syech Mudo Abdul Qadim Belubus