Laman

Senin, 31 Maret 2014

Hukum Berjabatan Tangan Antara Murid Dan Guru.


Tidak diragukan lagi,berjabat tangan adalah sesuatuyang baik dan bagian dari kesopanan, bahkan orang yang tidak mau berjabattangan ketika bertemu atau hadir di suatu pertemuan, biasanya, dianggap sebagaiorang sombong dan kurang beradab.Untuk itu, menanggapi pertanyaan yang saudariutarakan diatas kami menyimpulkan sebagai berikut:
(1). Berjabat tangan antara laki laki dan perempuanyang bukan mahramnya hukumnya haram secara mutlak berdasarkan keumuman hadist.
(2). Disunnahkan berjabat tangan jika lawannya satujenis ( laki laki dengan laki laki atau perempuan dengan perempuan ). Akantetapi jika berlainan jenis, namun masih termasuk hubungan mahram,sepertiistri,anak, saudara ,paman atau yang lain, maka yang demikian tidak mengurangikesunnahan dalam berjabat tangan.
NB: 'Ulama berpendapat tentang bolehnya berjabattangan dengan memakai penghalang (بحائل) walaupun orang tersebut bukan termasukmahrom dengan syarat tidak adanya gairah atau syahwat.
Dasar Pengambilan (1) Oleh:
عن معقل بن يسار أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "لأن يطعن في رأس أحدكم بمخيط من حديد خير له من أن يمس امرأة لا تحل له" رواه الطبراني والبيهقي في شعب الإيمان.
حدثني أبو الطاهر أحمد بن عمرو بن سرح أخبرنا ابن وهب أخبرني يونس بن يزيد قال قال ابن شهاب أخبرني عروة بن الزبير أن عائشة زوج النبي صلى الله عليه وسلم قالت كانت المؤمنات إذا هاجرن إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم يمتحن بقول الله عز وجل يا أيها النبي إذا جاءك المؤمنات يبايعنك على أن لا يشركن بالله شيئا ولا يسرقن ولا يزنين إلى آخر الآية قالت عائشة فمن أقر بهذا من المؤمنات فقد أقر بالمحنة وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أقررن بذلك من قولهن قال لهن رسول الله صلى الله عليه وسلم انطلقن فقد بايعتكن ولا والله ما مست يد رسول الله صلى الله عليه وسلم يد امرأة قط غير أنه يبايعهن بالكلام قالت عائشة والله ما أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم على النساء قط إلا بما أمره الله تعالى وما مست كف رسول الله صلى الله عليه وسلم كف امرأة قط وكان يقول لهن إذا أخذ عليهن قد بايعتكن كلاما. صحيح إمام مسلم في كتاب الإمارة .
Dasar Pengambilan (2) Oleh:
قَوْلُهُ : ( وَتُسَنُّ مُصَافَحَةُ ) أَيْ عِنْدَ اتِّحَادِ الْجِنْسِ ، فَإِنْ اخْتَلَفَ فَإِنْ كَانَتْ مَحْرَمِيَّةً أَوْ زَوْجِيَّةً أَوْ مَعَ صَغِيرٍ لَا يُشْتَهَى أَوْ مَعَ كَبِيرٍ بِحَائِلٍ جَازَتْ مِنْ غَيْرِ شَهْوَةٍ وَلَا فِتْنَةٍ ؛ نَعَمْ يُسْتَثْنَى الْأَمْرَدُ الْجَمِيلُ فَتَحْرُمُ مُصَافَحَتُهُ كَمَا قَالَهُ الْعَبَّادِيُّ ا هـ مَرْحُومِيٌّ . ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺍﻟﺒﺠﻴﺮﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ – ﺝ / 10 ﺹ 113.
ﺍﻥ ﺫﻟﻚ ﺍﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺑﻐﻴﺮ ﺣﺎﺋﻞ ﺣﺮﺍﻡ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺍﺳﺘﺜﻨﺎﺀ , ﻓﺎﻥ ﻛﺎﻥ ﺑﺤﺎﺋﻞ ﺟﺎﺯ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺜﺮ ﺷﻬﻮﺓ. فتاوى الشيخ إسماعيل. الجز 1. صفحة 207
قال محمد بن أحمد ( عليش ) : ولا يجوز للأجنبي لمس وجه الأجنبية ولا كفيها ، فلا يجوز لهما وضع كفه على كفها بلا حائل ، قالت عائشة رضي الله تعالى عنها " ما بايع النبي صلى الله عليه وسلم امرأة بصفحة اليد قط إنما كانت مبايعته صلى الله عليه وسلم النساء بالكلام " ، وفي رواية " ما مست يده يد امرأة وإنما كان يبا يعهن بالكلام. منحل الجليل على شرح مختصر خليل. الجز 1. صفحة 223.
Referensi Kitab:
(1). Hadist Imam Thobroni Dan Imam Baihaqi Syu'abulIman.
(2). Shohih Imam Muslim Bab Kaifiyatul Bai'atun Nisa'.
(3). Hasyiyah Al_Bujairomi. Juz 10. Hal 113.
(4). Fatawa Syeikh Ismail. Juz 1. Hal 207.
(5). (Minhal-Jalil 'ala Syarh Mukhtasar Khalil. Juz I.Hal223.

Sayyidina Ali R.A Bertanya Kepada Rasulullah.

Sayyidina Ali R.A Bertanya Kepada Rasulullah.
Ali ra. bertanya kepada Rasulallah SAW, "Wahai Rasulullah, jalan manakah yang terdekat untuk sampai kepada Allah, paling mudah bagi hambanya dan paling afdhal di sisi-Nya. Rasulallah berkata, "Ali, hendaknya jangan putus berzikir (mengingat) kepada Allah dalam khalwat (kontemplasinya)". Kemudian, Ali ra.
kembali berkata, "Hanya demikiankah fadhilah zikir, sedangkan semua orang berzikir".
Rasulullah berkata, "Tidak hanya itu wahai Ali, kiamat tidak akan terjadi di muka bumi ini selama masih ada orang yang mengucapkan 'Allah', 'Allah'. "Bagaimana aku berzikir?" tanya Ali.
Rasulallah bersabda, "Dengarkan apa yang aku ucapkan.
Aku akan mengucapkannya sebanyak tiga kali dan aku akan mendengarkan engkau mengulanginya sebanyak tiga kali pula".
Lalu, Rasulallah berkata, "Laa Ilaaha Illallah" sebanyak tiga kali dengan mata terpejam dan suara keras. .
Ucapan tersebut di ulang oleh Ali dengan cara yang sama seperti yang Rasulullah lakukan. Inilah asal talqin kalimat Laa Ilaaha Illallah.
Semoga Allah memberikan taufiknya kepada kita dengan kalimat tersebut.

H A T I

Banyak ahli muslim terutama yang memperhatikan masalah akhlak kepada Allah, mengemukakan bahwa hati manusia merupakan kunci pokok pembahasan menuju pengetahuan tentang Tuhan. Hati, sebagai pintu dan sarana Tuhan memperkenalkan kesempurnaan diri-Nya. "Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi dan langit-Ku, kecuali "Hati" hamba-Ku yang mukmin lunak dan tenang ( HR Abu Dawud). Hanya melalui "hati manusialah" keseimbangan sejati antara Tuhan dan kosmos bisa dicapai.
Al Qur'an menggunakan istilah qalb (hati) 132 kali, makna dasar kata itu ialah membalik, kembali, pergi maju mundur, berubah, naik turun. Diambil dari latar belakangnya hati mempunyai sifat yang selalu berubah, sebab hati adalah lokus dari kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan.
Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia. Kehadiran-Nya terasa didalam hati, dan wahyu maupun ilham diturun-kan kedalam hati para Nabi maupun wali-Nya.
"Ketahuilah bahwa Tuhan membuat batasan antara manusia dan hatinya, dan bahwa kepada-Nya lah kamu sekalian akan dikumpulkan" (QS 8: 24)
"(Jibril) menurunkan wahyu kedalam hati nuranimu dengan izin Tuhan, membenarkan wahyu sebelumnya, menjadi petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman" (QS 2:97)
Hati adalah pusat pandangan, pemahaman, dan ingatan (dzikir)
"Apakah mereka tidak pernah bepergian dimuka bumi ini supaya hatinya tersentak memikirkan kemusnahan itu, atau mengiang ditelinganya untuk didengarkan, sebenarnya yang buta bukan mata, melainkan " hati" yang ada didalam dada." (QS 22:46)
"memang hati mereka telah kami tutup hingga mereka tidak dapat memahaminya, begitu pula liang telinganya telah tersumbat" (QS 18:57)
"Apakah mereka tidak merenungkan isi Al Qur'an? atau adakah hati mereka yang terkunci?" (QS 47:24)
"Janganlah kamu turutkan orang yang hatinya telah Kami alpakan dari mengingat Kami (dzikir), orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya saja, dan keadaan orang itu sudah keterlaluan" (QS 18:28)
"Sesungguhnya telah Kami sediakan untuk penghuni neraka dari golongan jin dan manusia; mereka mempunyai hati, tetapi tidak menggunakannya untuk memaha-mi ayat-ayat Allah, mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat, mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka adalah orang -orang yang alpa (tidak berdzikir) " (Qs 7:179)
Iman tumbuh dan bersemayam didalam hati,begitu juga kekafiran, kemungkaran serta penyelewengan dari jalan yang lurus. Oleh sebab itu, Allah tetap menegaskan bahwa perilaku seseorang tidak bisa hanya sekedar syarat sah rukun syariat saja, akan tetapi harus sampai kepada pusat iman yaitu " hati ".
Mungkin kita hampir lupa bahwa peribadatan selalu menuntut pemurnian hati (keikhlasan), sehingga akan menghasilkan sesuatu yang haq serta dampak iman secara langsung.
Iman yang pernah diikrarkan oleh kaum Arab badwi dihadapan Rasulullah bukan kategori iman yang sebenarnya, sehingga seketika itu Allah menurunkan wahyu untuk memperingatkan kepada mereka (Arab badwi)
"Orang-orang Badwi itu berkata: "kami telah beriman ". Katakanlah (kepada mereka) " Kamu belum beriman ",tetapi katakanlah " kami telah tunduk ", karena iman itu belum masuk kedalam hatimu (Qs 49:14) .
Iman yang benar mempunyai ciri tersendiri dan diakui oleh al Qur'an. Ia tertegun dan terharu tatkala nama Allah disebut ... dan bahkan ia terdorong ingin meluap-kan kegembiraan dan kerinduannya dengan menjerit seraya bersujud dan menangis. Bergetar hatinya dan bertambahlah imannya. Ia begitu kokoh dan mantap dalam setiap langkahnya karena keihsanan bersama dengan Allah yang selalu menjaga. Ia akan selalu berbisik kedalam lubuk hatinya tatkala menghadapi persoalan dan kesulitan didunia, karena disitulah Allah meletakkan ilham sebagai pegangan untuk menentukan sikap. Sehingga kaum beriman akan selalu terjaga dalam hidayah dan bimbingan Allah Swt.
Firman Allah Swt:
"Suatu musibah tidak akan menimpa seseorang kecuali atas izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, tentu Dia akan menunjuki "hatinya". Dan Tuhan Maha Mengetahui segala-galanya" (Qs 64:11)
"Keimanan telah ditetapkan Allah ke dalam " hatinya " serta dikokohkan pula Ruh dari diri-Nya" (Qs 58:22)
"Dan kami tunjang pula mereka dengan petunjuk, dan kami teguhkan hati mereka" (QS 18: 13-14)
"Dialah yang telah menurunkan ketentraman didalam hati orang-orang yang beriman supaya bertambah keimanannya di samping keimanan yang telah ada" (QS 48:4)
Syetan menggantikan kedudukan Allah bersemayam di istana hati manusia yang lalai. Allah akan memalingkan dan menghinakan orang yang lalai akan Allah, Allah akan mengunci dan mematikan hati sehingga ia diberi gelar " binatang ternak! Bahkan lebih sesat dari itu. Kalau sampai terjadi seperti ini maka tertutuplah hati untuk menerima cahaya dari Allah Swt. Maka tidak heran jika perbuatan nya akan cenderung mengikuti langkah-langkah syetan yang dilarang oleh Allah, syetan menggantikan posisi Allah menduduki hati yang tertutup dan dialah yang akan menasehati dan membimbing kejalan yang sesat. Kekejian itu akan menyeruak kedalam kalbu melalui hembusan ilham sehingga akal fikiran tidak mampu menghalau datangnya petunjuk tersebut. Marah dan benci tidak pernah direncanakan, akan tetapi ia datang langsung kepusat hati, dan tubuh tanpa daya mengikuti kemauan sihir sang iblis . Hati menjadi buta ...!!!
Allah berfirman:
"Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syetan (yang menyesatkan) maka syetan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertai" (Qs 43: 36)
"Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya niscaya tidak seorangpun dari kamu sekalian bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS 24: 21)
Iman dan kafir terletak didalam hati, Allah telah membeberkan berikut contoh-contohnya antara orang yang dibukakan hatinya dan yang ditutup hatinya, serta perilaku keduanya. Maka keputusannya terletak kepada kebebasan manusia itu sendiri untuk memilih jalan yang sesat ataupun yang lurus. Karena disitu akan mendapatkan bimbingan langsung baik jalan kesesatan maupun jalan ketaqwaan.
Firman Allah:
"Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan-Nya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaanya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan merugilah orang yang mengotorinya". (Asy Syams 7-10)
Ayat diatas memberikan pengertian atas pentingnya membersihkan jiwa, sehingga apabila hal ini terjadi, maka Allah-lah yang akan membimbing ketaqwaan, keimanan, serta ketulusan. Namun sebaliknya Allah akan menistakan manusia yang melalaikan akan Allah serta mengotori hatinya dengan mengirim musuh Allah sebagai penasehat dan menuntunnya kejalan kesesatan.
Kemudian apa langkah selanjutnya, serta bagaimana terapi untuk mengembalikan hati yang sudah terlanjur karam dilumpur nista?
Pertama kita sudah memahami bahwa, penyebab utama dari ketidak mampuan berbuat baik dan kesulitan menjaga dari perbuatan keji dan mungkar serta tidak didengarnya setiap doa, adalah "tertutupnya mata hati oleh NUR ILAHY".
Kedua, konsentrasikan masalah mengurus hati dulu, jangan mempersoalkan hal yang lain, karena "hati sedang menderita sakit kronis. Kita harus perhatikan dengan sungguh-sungguh, dan memasrahkan diri kepada Sang Pembuka Hati ... Dialah yang menutup hati kita, membutakan, mentulikan, dan mengunci mati dan tidak memberikan kefahaman atas ayat-ayat Allah yang turun kedalam hati.
Mari kita perhatikan kedalam, kita jenguk hati kita yang sedang berbaring tak berdaya, disitu terlihat syetan dengan leluasa memberikan wejangan dan petunjuk bagaimana berbuat keji dan mungkar. Ia menuntun pikiran untuk menerawang keangkasa, mengajaknya mi'raj keangan-angan panjang dan melupakannya ketika badan sedang Shalat, sedang berwudhu' dan membaca AlQur'an dan ibadah yang lain. Kita sudah beberapaka kali mencoba menepis ajakan itu namun apa daya kekuatan iblis memang luar biasa, kita bukan tandingannya untuk melawan dan mengusir nya. Ia ghaib dan licik ... ia berjalan melalui aliran darah manusia, ia bisa menembus tembok ruang dan waktu, ia ada dalam fikiran, dan bahkan bersemayam didalam hati manusia. Cukup sudah usaha kita untuk melawannya, namun gagal dan gagal lagi ...
Namun ada yang yang tidak "MATI", yaitu diri sejati yang selalu melihat keadaan hati kita yang sakit. Ialah "Bashirah" (Al Qiyamah: 14), ia tidak pernah bersekongkol dengan syetan, Ia yang mengetahui kebohongan hati, kejahatan, dan ia selalu mengikuti fitrah Allah, ia jujur, tawadhu', khusyu', kasih sayang dan adil (lihat tafsir Sofwatut Tafasir, oleh Prof Ali As Shobuni).
Kita harus cepat mendengarkan suara dia yang selalu mengajaknya ke arah kebajikan, Ia sangat dekat dengan Allah, Ia sangat patuh, Ia penuh iman, Ia berbicara menurut kata Allah (ilham), dan kedudukannya sangat tinggi diatas Syetan dan jin sehingga mereka tidak bisa menembus untuk menggodanya (As Shafat:8) Anda bisa merasakannya sekarang ... tatkala anda berbohong, ia berkata lirih ... kenapa kamu berbohong ... ia tidak tidur tatkala kita tidur ... ia melihat tatkala kita bermimpi dikejar anjing ... ia melihat ketika jin menggoda dan syetan menyesatkan, namun hati tidak kuasa mengikuti kata bashirah yang oleh Allah digelari "RUH-KU". Maka beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan celakalah orang yang mengotorinya (As Syam:9-10)
Kita kembali kepada persoalan hati,
Mari kita perbaiki hati kita dengan cara mendatangi Allah, kita serahkan persoalan ini ... kerumitan hati yang selalu ragu-ragu ... ketidak mampuan menahan syahwat yang bergolak keras ...
Mari kita contoh Nabi Yusuf ketika gejolak nafsu sudah menguasai hatinya, Ia tidak kuasa lagi menahan syahwatnya tatkala Julaiha datang menghampiri untuk mengajaknya berbuat mesum ... Ia cepat berpaling dan menghampiri Allah dan mengadukannya keadaan syahwatnya yang terus menerus mengajak kepada keburukan. Kemudian Allah mendatangkan rahmat-Nya dan memalingkan hatinya, mengangkat kekejian didalam hatinya, dan akhirnya Nabi Yusuf terbebas dari perbuatan yang dilaknat Allah Swt.
Allah sendiri yang akan memalingkan hati dari perbuatan keji dan mungkar sehingga terasa sekali sentuhan Ilahy tatkala mengangkat kotoran hati dengan cara menggantikannya dengan perbuatan baik dan ikhlas .
Allah berfirman:
"Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu, andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih ( ikhlash)" (Yusuf:24)
Mungkin kita masih ragu-ragu ... apa mungkin kita bisa mendapatkan burhan dan bimbingan Allah dalam menghindari perbuatan keji dan mungkar? Mari kita hindari prasangka yang buruk terhadap Allah, kita timbulkan rasa percaya bahwa hanya Allah lah yang mampu memberikan hidayah dan bimbingan serta mencabut persoalan yang kita hadapi.
Pada bab penyucian jiwa, telah saya sampaikan praktek berkomunikasi kepada Allah. saya mengharap anda telah melakukannya dengan penuh hudhu' dan ikhlas, sehingga anda juga akan dibukakan rahmat dan hidayah-Nya. Amin...
Mari kita kembali mecoba berkomunikasi kepada Allah seperti tercantum dalam bab sebelumnya.
Ketika Allah membuka Hidayah kedalam " Hati "
Hilangkan rasa takut tersesat didalam menempuh jalan ruhani ... bekal kita adalah tauhid, lambungkan jiwa melayang menuju Allah ... dekatkan dan berbisiklah dengan kemurnian hati ... jangan menghadap dengan konsentrasi pikiran, sebab anda akan mengalami pusing dan tegang. Usahakanlah tubuh anda rileks dan pasrah ... biarkan hati bergerak menyebut Asma-Nya yang Maha Agung ... Ajaklah perasaan dan fikiran untuk hadir bersujud dihadapan-Nya.
Jangan hiraukan kebisingan diluar ... usahakan hati tetap teguh menyebut nama Allah berulang-ulang ... sampai datang ketenangan dan hening serta rasa dingin didalam kalbu ... kalau anda mengalami pusing dan penat ... berarti cara berdzikirnya menggunakan kosentrasi didalam fikiran, maka ulangi dengan cara berkomunikasi didalam jiwa/hati ...
Mohonlah kepada Allah agar dibukakan hati dan dimudahkan menempuh jalan menuju makrifat ...
Biasanya ... kalau kita mendapatkan ketenangan dan kekhusyu'an didalam berkomunikasi dengan Allah ... mula-mula hati menjadi sangat terang ... mudah sekali menangis terharu tatkala kita menyebut Asma-Nya ... kita tidak kuasa membendung air mata ketika shalat ... membaca AlQur'an dan melihat keagungan Allah yang lain ... hati sering bergetar manakala kita berhadapan dengan-Nya ... badan turut berguncang dan berat dirasa seakan ada yang mendorong untuk bersujud dan menangis ... keihsanan dan tauhid kepada Allah bertambah kuat. Keyakinan bertambah lekat, serta perubahan demi perubahan didalam kalbu semakin terlihat. Perilaku kita akan dibimbing ... perilaku hati yang semula kaku dan cenderung kasar berubah dengan sendirinya ..menjadi lembut ... Yang semula shalat fikiran turut melayang-layang berubah dengan kekhusyu'an dan terasa nikmatnya ... dan seterusnya ...
HAL INI TIDAK AKAN PERNAH TERJADI, APABILA KITA HANYA MENJADIKAN ARTIKEL INI SEBAGAI REFERENSI ILMU YANG HANYA UNTUK DIPERDEBATKAN, LALU DISIMPAN DALAM ALMARI ...
Untuk lebih jelasnya mari kita lanjutkan perjalanan kita ini dengan mengikuti bagaimana Allah mengajarkan manusia, binatang, para Nabi dan Rasul. Selanjudnya anda akan saya ajak berguru kepada Yang Maha Mursyid ... Maha Mengetahui, Maha guru dari segala guru, Yang Maha Sakti. Dialah yang mengajarkan manusia apa-apa yang belum diketahuinya. Dia mengajarkan binatang lebah untuk membuat sarangnya. Dan ... kepada Dia lah segala makhluk bergantung ... Dialah Sang Guru Sejati ... Gurunya para Guru ... Gurunya para Nabi dan Rasul gurunya para Wali dan gurunya KITA yang bertaqwa!!!

Tasawuf


Barang siapa bertasawuf tanpa berfikih maka dia zindiq
Barang siapa berfikih tanpa bertasawuf maka dia fasik
Barang siapa menggabung keduanya maka dia akan sampai pada hakikat
(Imam Malik)
Fenomena kajian dan pengamalan tasawuf semakin menjadi tren di sejumlah kota besar. Hal ini juga bukan hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga menjadi fenomena global. Tak heran jiwa ilmuwan dan praktisi tasawuf semakin mobile. Jaringan berbagai tarekat semakin mengglobal.
Pertanyaannya adalah mestikah manusia bertasawuf? Kalau itu mesti, mengapa kehidupan tasawuf dalam era permulaan Islam tidak begitu populer? Mengapa kajian tasawuf menjadi fenomena kelas menengah? Apakah fenomena ini hanya tren sesaat?
Apa itu tasawuf?
Tasawuf merupakan bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Imam Al-Junaidi mengartikannya berakhlak mulia dan meninggalkan semua akhlak tercela. Zakaria Al-Anshari berpendapat, tasawuf merupakan ilmu tentang kebersihan jiwa, perbaikan budi pekerti, serta pembangunan lahir dan batin guna memperoleh kebahagiaan abadi.
Jika fikih bertujuan untuk memperbaiki amal, memelihara aturan syar’i, dan menampakkan hikmah dari setiap hukum, maka tasawuf bertujuan memperbaiki hati dan memfokuskannya hanya kepada Allah SWT. Orang yang ahli fikih disebut faqih, jamaknya fiqha’. Sedangkan ahli atau praktisi tasawuf biasa diartikan dengan sufi.
Tasawuf terkadang sulit dijelaskan kepada orang-orang yang selalu mengedepankan logika dan pragmatisme. Tasawuf lebih merupakan ilmu personal. Dalam arti, tasawuf sulit dikenal dan dipahami bagi orang yang tidak mengalaminya. Dengan kata lain, ilmu ini harus dialami sendiri jika ingin memahaminya. Ibarat mengajarkan manisnya gula, tidak mungkin memberikan penjelasan tanpa mencicipinya.
Mengapa tasawuf tidak populer di masa awal Islam?
Pertanyaan ini dijawab oleh Dr Ahmad Al-Wasy. Menurut dia, tak populernya tasawuf pada masa awal Islam yakni di masa sahabat dan tabi’in karena pada kurun waktu itu hampir semua umat Islam ahli takwa, wara, dan ahli ibadah. Jaraknya dengan Rasulullah yang menjalani kehidupan asketis dan sufistik masih relatif dekat.
Sehingga, tidak diperlukan pembahasan secara khusus. Tidak perlu diragukan juga nilai-nilai asketisme di masa Nabi Muhammad SAW dan sahabat sampai tabi’in. Banyak ilmu keislaman dikembangkan justru ketika sudah jauh dari masa kehidupan Rasulullah. Tradisi penulisan Alquran, misalnya, populer setelah Rasulullah wafat.
Pada abad ketiga dan keempat Hijriah, saat Islam mengalami globalisasi dan perluasan wilayah serta mengalami puncak kejayaan, termasuk puncak kekuasaan politik dan kebebasan ekspresi intelektual, tasawuf menjadi alternatif dalam kehidupan kosmologi Islam.
Terutama pula setelah umat Islam mengalami kemunduran sebagai akibat penaklukan pusat-pusat kekuasaan dan peradaban Islam di pengujung abad ketiga dan keempat Hijriah. Pada saat itu, tasawuf mengalami perkembangan pesat. Ditandai dengan lahirnya tokoh-tokoh tasawuf.
Sebut saja Abu Sulaiman Ad-Darimi (w. 215 H), Ahmad ibn Al-Hawari Al-Damisqi (w. 230 H), Dzun Nun Al-Mishri (w. 261 H), Junaid Al-Bagdadi (w. 298 H), Husain ibn Mansur Al-Khallaj (w. 309 H), Abu Bakar Asy-Syibli (w. 334 H), dan Abu Nasr Sarraj At-Tusi (w. 378 H). Pada abad kelima dan keenam, tasawuf kian berkembang.
Pada periode ini, lahir Imam Gazali (w. 505 H/1111 M) yang ajarannya paling banyak berpengaruh di India dan termasuk di kepulauan nusantara. Lalu muncul pertanyaan, apakah ada kaitan antara kemerosotan peradaban dan intelektualitas dunia Islam dengan berkembangnya tasawuf? Masih perlu kajian mendalam.
Hal yang sudah jelas, Islam yang masuk ke Indonesia adalah Islam yang sudah mengalami degradasi politik dan intelektual. Akan tetapi, ini mungkin ada hikmahnya. Islam sufistis yang masuk ke Indonesia lebih mudah beradaptasi dan berpenetrasi, sehingga tak menimbulkan resistensi. Seperti masuknya Islam ke Spanyol dan daratan Eropa lainnya.
Mengapa Tasawuf banyak digemari kelas menengah?
Fenomena kelas menengah baru Indonesia sesungguhnya adalah fenomena kelas menengah santri. Mereka berlatar belakang keagamaan Islam yang relatif taat meskipun sebatas formal. Kelas menengah di sini meliputi kelas menengah dalam dunia bisnis dan perekonomian, akademisi, militer, dan dunia LSM.
Secara ekonomi mereka sudah berada pada post basic-needs. Mereka sudah mempunyai kecukupan untuk melengkapi kehidupannya dengan aksesoris kebutuhan sekunder. Mereka ini kebanyakan berdiam di kota-kota besar. Karena, mereka kebanyakan dari latar belakang santri, maka mereka tahu peta jalan keagamaan.
Mereka sadar, kebahagiaan mempunyai banyak sisi, termasuk kebahagiaan melalui jalur agama. Mereka ini lebih tertarik untuk memahami agama lebih dari sekadar hal formalistis, yang memang sudah tertanam dari dalam lingkungan keluarganya. Mereka ingin memahami sisi-sisi lain dari agama.
Di antara sisi yang mengasyikkan itu adalah kajian spiritual atau tasawuf. Kajian tasawuf menjadi sesuatu yang dibutuhkan mereka yang setiap hari bergelimang dunia materi yang lebih dari cukup. Mereka sangat percaya dunia eskatologis, kehidupan setelah mati.
Namun, mereka tidak lagi cukup memahami agama dari sudut fikih yang dinilainya terlalu dogmatis, normatif, rutin, deduktif, dan terkesan kering. Mereka menginginkan sesuatu yang bersifat mencerahkan, menyejukkan, dan menyentuh aspek paling dalam di dalam batin mereka.
Ternyata, kajian yang seperti ini mereka temukan dalam kajian tasawuf. Maka itu, wajar kalau kajian-kajian spiritual-tasawuf semakin ramai dikunjungi orang. Lihatlah, misalnya, lembaga ESQ yang mempunyai members jutaan orang dari kelas menengah. Lihat pula pengajian rutin tasawuf setiap Senin dan Rabu di Masjid Agung Sunda Kelapa yang menyedot jamaah kelas menengah.
Fenomena yang sama juga terjadi di sejumlah kota besar di Indonesia seperti di Surabaya, Bandung, Makassar, dan Medan. Kajian tasawuf menarik karena dalam substansi dan ajaran tasawuf mereka menemukan sesuatu yang klop dengan kegelisahan dan kegersangan hati mereka.
Mereka juga merasakan rasionalitas dunia tasawuf, yang menekankan aspek humanity seperti mengedepankan persamaan, bukannya perbedaan. Selain itu, tasawuf mengedepankan kesatuan bukannya perpecahan, serta mengedepankan kelembutan dan femininity bukannya kekerasan dan masculinity.
Melalui tasawuf, mereka mendapatkan penjelasan bahwa Tuhan itu imanen bukannya transenden seperti banyak dikesankan dunia fikih.
Haruskan bertasawuf?
Tasawuf dalam arti jalan hidup spiritual secara perorangan, tidak mesti. Namun, tasawuf sebagai ajaran yang mengajarkan kesalehan individual dan sosial, itu mesti karena hal itu merupakan substansi ajaran Islam. Dunia fikih dan tasawuf tidak mesti dipetentangkan.
Kedua hal tersebut ibarat dua sisi dari satu mata uang, sebagaimana disebutkan Imam Malik dalam pernyataan di atas. Tidaklah substansial jika seseorang menjelek-jelekkan tasawuf apalagi menganggap tasawuf itu bid’ah. Sebaliknya, tidak tepat mengatakan tasawuf itu wajib.
Seolah-olah mereka yang tidak menjalani praktik tasawuf , kelasnya masih awam atau di bawah. Yang ideal, pengamalan syariat sebaiknya dikukuhkan dengan nilai spiritual yang menukik ke dalam perasaan. Mungkin yang perlu dicermati adalah tasawuf yang menafikan kehidupan duniawi, rasionalitas intelektual, dan menghindari dunia peradaban modern.
Hal yang tak kalah penting, jangan sampai jatuh di dalam praktik tasawuf yang menyimpang dari pokok ajaran Islam, sebagaimana tertera di dalam Alquran dan hadits.

Dikisahkan bahwa Rabi’ah binti Isma’il Asy Syamsiah

K I S A H
Dikisahkan bahwa Rabi’ah binti Isma’il Asy Syamsiah, Seorang istri Ahmad bin Abu Al huwari, suatu hari memasak makanan yang enak. Masakan itu di beri campuran aroma yang harum. Suami Rabi’ah juga mempunyai istri yang lain. Setelah masak dan menyantap makanan itu, Rabi’ah berkata pada suaminya:”pergilah kamu keistri yang lain dengan tenaga yang baru”. Rabi’ah yang satu ini memang mirip dengan rabi’ah Adawiyah yang berdomisili di bashrah.
Rabi’ah Asy Syamsiah ini setelah menunaikan shalat ‘isya ia berdandan lengkap dengan busananya. Setelah itu baru mendekati tempat tidur suaminya. Ia tawarkan pada suaminya, ”Apakah malam ini kamu membutuhkan kehadiranku atau tidak”. Jika suaminya sedang berhasrat untuk menggaulinya, maka ia melayaninya hingga puas. kalau malam itu suaminya sedang tidak berminat menggaulinya, maka ia menukar pakaian yang ia kenakan tadi dan berganti dengan pakaian lain yang di gunakan untuk beribadah. malam itu ia tenggelam di tempat shalatnya hingga subuh .
Rabi’ah binti Isma’il Asy Syamsiah bersuamikan Ahmad bin Abu huwar itu memang dikehendaki Rabi’ah sendiri. Ia pula yang pertama-tama melamar syeikh Ahmad supaya berkenan memperistri dirinya. Ceritanya demikian, Rabi’ah binti Ismail itu semula mempunyai suami yang kaya. Setelah kematiannyaIa memperoleh harta waris yang sangat besar. Ia kesulitan menafkahkan harta itu, Mengingat ia seorang perempuan yang terbata gerakannya. maka ia bermaksud melamar syeikh Ahmad, dengan tujuan agar dapat menasarufkan (menghibahkan) hartanya demi kepentingan islam dan di berikan kepada orang orang yang membutuhkan. yang deemikian itu karena Rabi’ah binti Ismail memandang syeikh Ahmad sebagai orang yang dapat menjalankan amanat, sedang Rabi’ah sendiri seorang yang adil. Ketika mendapat lamaran dari Rabi’ah syeikh Ahmad berkat :”Demi Allah, sesungguhnya aku tidak berminat lagi untuk menikah. Sebab aku ingin berkonsentrasi untuk beribadah”. Rabi’ah menjawab :”Syeikh Ahmad, sesungguhnnya kosentrasiku dalam beribadah adalah lebih tinggi dari pada kamu. Aku sendiri sudah memutuskan untuk tidak menikah lagi. tetapi tujuanku menikah kali ini tidak lain adalah agar dapat menasarufkan harta kekayaan yang kumiliki kepada saudarasaudara yang muslim, Dan untuk kepentingan islam sendiri. Akupun mengerti bahwa engkau itu orang yang shalih, tapi justru dengan begitu aku akan memperoleh keridhoan dari Allah S.W.T”. Syeikh Ahmad berkata :”Baiklah, tapi aku minta waktu, Aku hendak meminta izin dari Guruku”. Lalu syeikh Ahmad mengahadap gurunya, yakni Syeikh Abu Sulaiman AD Darani. Sebab gurunya itu dulu pernah melarang dirinya untuk menikah lagi. Katanya:”Setiap orang yang menikah, sedikit atau banyak pasti akan terjadi perobahan atas dirinya”. Tetapi setelah Abu Sulaiman mendapat penjelasan dari muridnya mengenai rencana Rabi’ah, ia berkata:”kalau begitu Nikahilah Ia. Karena perempuan itu seorang wali”.
Kisah kisah yang serupa seperti kisah Rabi’ah Adawiyah itu sesunggguhnya cukup banyak. lazimnya terjadi pada masa lalu, tetapi untuk masa sekarang, hampir tidak pernah di jumpai, adanya seorang wanita yang bertingkah baik seperti mereka

NASEHAT IMAM SYAFIE

(NASEHAT IMAM SYAFIE]
Empat perkara menguatkan badan
1. makan daging
2. memakai haruman
3. kerap mandi
4. berpakaian dari kapas

Empat perkara melemahkan badan
1. banyak berkelamin (bersetubuh)
2. selalu cemas
3. banyak minum air ketika makan
4. banyak makan bahan yang masam
Empat perkara menajamkan mata
1. duduk mengadap kiblat
2. bercelak sebelum tidur
3. memandang yang hijau
4. berpakaian bersih
Empat perkara merosakan mata
1. memandang najis
2. melihat orang dibunuh
3. melihat kemaluan
4. membelakangi kiblat
Empat perkara menajamkan fikiran
1. tidak banyak berbual kosong
2. rajin bersugi (gosok gigi)
3. bercakap dengan orang soleh
4. bergaul dengan para ulama
4 CARA TIDUR
1. TIDUR PARA NABI
Tidur terlentang sambil berfikir tentang kejadian langit dan bumi.
2. TIDUR PARA ULAMA' & AHLI IBADAH
Miring ke sebelah kanan untuk memudahkan terjaga untuk solat malam.
3. TIDUR PARA RAJA YANG HALOBA
Miring ke sebelah kiri untuk mencernakan makanan yang banyak dimakan.
4. TIDUR SYAITAN
Menelungkup/tiarap seperti tidurnya ahli neraka.
doa.
zikir.
itulah kekuatan seorang muslim
Kalau rajin..tolong sebarkan maklumat ini kpd saudara Muslim Muslimat yg lain agar menjadi amalan kpda kita semua. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun beliau sudah meninggal.

Berguru Kepada Allah


Banyak orang meragukan bagaimana kalau kita "tersesat" dan ternyata syetan yang menjadi guru kita? Saya akan kutib perkataan Syaikh Ar Rifa'i, dalam kitab Jalan Ruhani oleh Syaikh Sa'id Hawwa hal 73:
"Sebenarnya tujuan akhir para ulama dan para sufi adalah satu". Ini perlu kami utarakan disini, sebab beberapa ulama yang kurang faham selalu menghujat setiap orang dengan perkataan: "Orang yang tidak memiliki syaikh, maka syaikh-nya adalah syetan. ungkapan ini dilontarkan oleh seorang sufi yang berpropaganda untuk syaikh-nya yang alim atau dilontarkan oleh sufi yang keliru, yang tidak tahu bagaimana seharusnya ia mendudukkan tasawuf pada tempat yang sebenarnya. Sebenarnya orang yang tidak memiliki syaikh adalah orang bodoh yang tidak pernah belajar, menolak dan lari dari pendidikan. Manusia macam inilah yang bersyaikh pada syetan!! Sedangkan yang berjalan atas dasar ilmu pengetahuan, itu berarti imam dan syaikh nya adalah ilmu dan syariat.
Syaikh Abdul Qadir Jaelani mengisahkan perjalanan keruhaniannya yang ditulis dalam kitab "Rahasia Kekasih Allah", saat dimana ia bertawajjuh dalam tafakkur dengan khusyu', saat ia meluruskan jiwanya melayang menuju yang maha ghaib, saat ia melampiaskan rohnya yang penat terkungkung oleh sibuknya dunia, ia tinggal kan seluruh ikatan syahwati yang sering mengajak kejalan kefasikan. Ketika roh sang Syaikh mulai ekstase dalam puncak keheningan dan kecintaan yang mendalam kepada Sang Maha Kuasa, baru selangkah rohnya meluncur lepas untuk memasuki kefanaan,tiba-tiba muncul cahaya yang terang benderang meliputi ruangan alam ruhani Syaikh. Dan kepada sang Syaikh di wangsitkan sebuah amanah yang membebaskan darinya dari ikatan "syari'at Allah" dengan memberikan alasan bahwa sang Syekh sudah mencapai kedekatan kepada Allah. Perjalanannya sudah sampai (wushul) dan tidak perlu lagi shalat, haji zakat dan dihalalkan semua yang pernah Allah haramkan. Namun sang Syaikh ini rupanya telah memiliki ilmu ma'rifat kepada Allah dengan landasan Al Quran dan Al Hadist, dimana ia diselamatkan oleh pengetahuan tentang Allah, bahwa Allah tidak sama dengan makhluq-Nya, tidak berupa suara, tidak satupun yang bisa membandingkan-Nya. Dia Maha Ghaib dan Maha Latif. Pengetahuan yang cukup, yang dimiliki sang Syaikh mengalahkan wangsit yang keliru tadi, dengan tuntunan syari'at yang ditentukan oleh Allah sendiri. Ia selamat dari jebakan syetan yang terkutuk . Allah-lah sebagai penuntun menuju hadirat-Nya. Dialah sang Mursyid sejati, tidak satupun manusia yang mampu menghantar roh manusia lain menuju kehadirat Allah 'azza wajalla.
Kita perhatikan para nabi seperti nabi Ibrahim, beliau mengetahui dengan jelas siapa yang menggoda ketika beliau mendapatkan perintah untuk mengorbankan putranya Ismail untuk disembelih. Namun nabi Ibrahim memiliki jiwa yang bersih dan berada pada wilayah keruhanian yang tinggi. Sehingga beliau mengetahui siapa sebenarnya yang menggodanya. Sebab kedudukan dimensi syetan masih berada jauh dibawah kedudukan orang mukmin yang mukhlisin (berserah diri kepada Allah). Hal ini juga pernah dialami oleh nabi Yusuf saat gejolak syhwatnya menguasai jiwanya. namun saat itu pula sabi berserah diri dengan ikhlas kepada Allah, sehingga Allah menurunkan burhan dihatinya, yang pada akhirnya nabi Yusuf selamat dari perbuatan mesum dengan wanita cantik jelita yang menggodanya. Hal ini pernah dikeluhkan oleh syetan kepada Allah bahwa dirinya akan selalu menggoda setiap anak cucu Adam sampai hari kiamat. Namun ia tidak mampu menjerumuskan kedalam kesesatan bagi orang-orang yang berserah diri kepada Allah.
Banyak informasi mengenahi Allah yang keliru, sehingga belajar ketuhanan terkesan sulit dan sangat membingungkan. Kita lihat banyak buku-buku mengenai theologi, ia berbicara eksistensi "Tuhan" namun kita tidak pernah diajak melihat secara sederhana. Atau kita banyak berbicara mengenai Allah, tentang kekuasaan-Nya, kehebatan-Nya, dan kemaha pengasihan-Nya, akan tetapi kita merasakan sedang membicarakan sosok yang jauh disana. Padahal kita sedang berada didekat-Nya, dan sangat dekat É Keseder-hanaan firman-firman Allah dalam mengungkapkan keberadaan diri-Nya sering disalah tafsirkan. Sehingga bertambah jauhlah dia dari pengertian yang seharusnya.
Kita banyak terhijab oleh pengetahuan yang menutup eksistensi Tuhan dalam hubungannya mengenai pengajaran dan bimbingan melalui "ilham". Kita sudah terlanjur terbelenggu oleh pengertian bahwa Allah tidak berkata-kata lagi kecuali hanya kepada nabi-nabi, para rasul dan para wali. Namun disisi lain mereka mengharapkan Allah memberikan jawaban-jawaban atas doa-doanya, bimbingan-nya, ismatnya dan taufiqnya. Dan mereka menolaknya kalau kita katakan bahwa kita akan belajar atau berguru kepada Allah masalah hidup, masalah khusyu' masalah penyelesaian rumah tangga, atau menanyakan informasi hal-hal yang akan kita lakukan nanti.
Kita telah melupakan bahwa ayat-ayat Al Qur'an banyak menyiratkan makna yang belum bisa kita lakukan. Ayat-ayat perintah atau amar seperti shalat, zakat, haji, sedkah, berjilbab, dan lain-lain, kita bisa lakukan dengan segera. Namun banyak ayat-ayat berupa penjelasan atau menceritakan keadaan (hal) orang-orang yang beriman. Dimana kita tidak akan mampu melakukannya kalau bukan karena hidayah atau tuntunan, yaitu berupa kekusyu'an, menangis dalam shalat atau bergetar ketika dibacakan ayat-ayat Allah, merasa tenang dan tidak ada rasa khawatir. Sikap ruhiyah inilah yang kita tidak miliki !
Dan tidak mungkin kita bisa lakukan semudah mengangkat takbir atau membaca ayat Al Qur'an. Hidayah, bukan hak kita untuk memberikan kepada murid atau anak kita. Hidayah adalah hak Allah kepada hamba- hambaNya yang terpilih. Hidayah adalah pengalaman pribadi dan merupakan tuntunan dan tarikan ruhani. Kepada jiwa itulah cahaya Allah memberikan karunia kekusyu'an dan keimanan yang dalam. Pengalaman-pengalaman itu ditulis dalam Al Qur'an berupa keadaan yang mesti didapat secara rasa, bukan ditafsirkan. Pengalaman-pengalaman tersebut akan menjadi pemicu bagi yang merasakan sebagai penguat keimanan kepada Allah swt.
Rasulullah sendiri pernah mengalami kesulitan dalam memberikan wejangan kepada pamannya saat menjelang kematiannya. Dan pamannya tetap dalam keadaa kafir, sekaligus teguran kepada Rasulullah bahwa beliau ditugaskan hanya sebagai pembawa berita baik dan ancaman dari Tuhannya, bukan memberikan hidayah atau memberikan iman kepada manusia. Dengan demikian seharusnyalah kita mengharapkan dan memfokuskan diri dalam melatih jiwa kita untuk selalu hadir berguru kepada Allah, memohon hidayah dan tuntunan. Dengan hanya berserah diri kepada Allah-lah kita akan mendapatkan hidayah dan bimbingan, seperti para nabi, para wali, lebah, semut bumi dan langit. Semuanya mendapatkan bimbingan dan petunjuk karena mereka adalah orang-orang dan makhluk yang berserah diri secara total kepada Allah swt. Mari kita hilangkan rasa takut tersesat. Rasa takut yang tidak beralasan inilah yang justru menjebak kita untuk berhenti mendekati Allah. Syetan telah berhasil memanfaatkan alasan "tersesat" sehingga kita lupa bahwa kita telah dan sedang tersesat, tidak berdzikir kepada Allah.
Untuk lebih jelasnya kita harus mengetahui bagaimana Allah menurunkan wahyu dan ilham kepada manusia. Dan apakah sebenarnya ilham atau wahyu itu?. Penjelasan ini penting untuk bekal bagi para pejalan keruhanian. Karena belakangan ini banyak orang menawarkan bentuk kerohanian yang bukan datang dari Islam. Kesan ruhiah Islam telah hilang, karena informasi kerohanian Islam tidak mudah didapat disembarang tempat, apalagi didepan khalayak ramai. Kondisi inilah yang menyebabkan khasanah ilmu kerohanian didominasi oleh kerohanian yang tidak berasal dari ketauhidan murni. Untuk itu wajar sekali kalau banyak kalangan yang takut belajar kerohanian, sebab yang mereka dengar dari setiap pelaku kerohanian cenderung berbicara soal 'klenik', perdukunan, ramalan, serta fenomena keadaan alam-alam ghaib yang menyeramkan.

Minggu, 30 Maret 2014

Menangislah..

Karena tangisan awan, taman pun tersenyum
Karena tangisan bayi, air susu pun mengalir
Pada suatu hari ketika bayi tahu cara, ia berkata
“Aku akan menangis agar perawat penyayang tiba”

Tidakkah kamu tahu bahwa Sang Perawat Agung
Tidak akan berikan susu jika kamu tidak meraung
Tuhan berfirman, “Menangislah sebanyak-banyaknya”
Dengarkan, anugerah Tuhan kan curahkan air susunya
Tangisan awan dan panas mentari
Adalah tiang dunia, rajutlah keduanya
Jika tak ada panas mentari dan tangisan awan
Mana mungkin bakal kembang semua badan
Mana mungkin musim silih berganti
Jika kemilau dan tangis ini berhenti
Mentari yang membakar dan awan yang menangis
Itulah yamg membuat dunia segar dan manis
Biarkan matahari kecerdasanmu terus-menerus terbakar
Biarkan matamu, seperti awan, kemilau karena airmata yang keluar
Menangislah seperti rengekan anak kecil, jangan makan rotimu
karena roti jasmanimu akan mengeringkan air ruhanimu
Ketika tubuhmu rimbun dengan dedaunan yang subur
Siang malam batang rohmu melepaskannya seperti musim gugur
Kerimbunan tubuhmu adalah kerontangan rohmu
Segeralah, jatuhkan tubuhmu, tumbuhkan rohmu!
Pinjami Tuhan, pinjamkan kerimbunan tubuhmu
Tukarkan dengan taman yang merkah dalam jiwamu
Berikan pinjaman, kurangi makanan badanmu
Biar tampaklah muka yang dulu tak terlihat matamu
Ketika badan mengeluarkan semua kotoran keji
Tuhan mengisinya dengan mutiara dan kesturi
Orang itu telah menukar kotoran dengan kesucian
Dari “Dia sucikan kamu” ia peroleh kenikmatan

MAKNA HIDUP DALAM PADANGAN ISLAM


Assalamu'alaikum.wr.wb.
Saudara dan sahabatku yang budiman, mari sejenak kita merenungi makna hidup dan kehidupan kita dunia ini.
HIDUP ini sebuah misteri dan penuh rahasia! Manusia memiliki keterbatasan dalam memahami makna hidup. Pada umumnya, manusia tidak mengetahui banyak hal tentang sesuatu, yang mereka ketahui hanyalah realitas yang nampak saja (Q.S 30: 6-7). Tidak ada seorang pun yang tahu berapa lama ia akan hidup, di mana ia akan mati, (Q.S 31: 34) dalam keadaan apa ia akan mati, dan dengan cara apa ia akan mati, sebagian manusia menyangka bahwa hidup ini hanya satu kali dan setelah itu mati ditelan bumi. Mereka meragukan dan tidak percaya bahwa mereka akan dibangkitkan kembali setelah mati (Q.S An-Naml: 67). Adapun mengenai kepercayaan adanya kehidupan setelah mati pandangannya sangat beragam tergantung pada agama dan kepercayaan yang dipeluk dan diyakini.
Islam menjelaskan makna hidup yang hakiki melalui perbandingan dua ayat yang sangat kontras, seperti dicontohkan di dalam Alquran. Seorang yang telah mati menurut mata lahir kita, bahkan telah terkubur ribuan tahun, jasadnya telah habis dimakan cacing dan belatung lalu kembali menjadi tanah, namanya sudah hampir dilupakan orang. Tetapi yang mengherankan, Allah SWT memandangnya masih hidup dan mendapat rezeki di sisi-Nya serta melarang kepada kita menyebut mati kepada orang tersebut. Hal ini dapat kita lihat dalam (Q.S 3: 169). "Janganlah kalian menyangka orang-orang yang gugur di jalan Allah itu telah mati, bahkan mereka itu hidup dan mendapat rezeki di sisi Allah." Sebaliknya ada orang yang masih hidup menurut mata lahir kita, masih segar-bugar, masih bernapas, jantungnya masih berdetak, darahnya masih mengalir, matanya masih berkedip, tetapi justru Allah menganggapnya tidak ada dan telah mati, seperti disebutkan dalam firmannya "Tidak sama orang yang hidup dengan orang yang sudah mati. Sesungguhnya Allah SWT mendengar orang yang dikehendaki-Nya, sedangkan kamu tidak bisa menjadikan orang-orang yang di dalam kubur bisa mendengar," (QS Al-Fathir 22). Maksud ayat ini menjelaskan Nabi Muhammad tidak bisa memberi petunjuk kepada orang-orang musyrikin yang telah mati hatinya.
Dua ayat ini memberikan perbandingan yang terbalik, di satu sisi orang yang telah mati dianggap masih hidup, dan di sisi lain orang yang masih hidup dianggap telah mati. Lalu apa hakikat makna hidup menurut Islam?
Seorang filusuf Yunani Descartes pernah mendefinisikan, manusia ada dan dinyatakan hidup di dunia bila ia melakukan aktivitas berpikir. Kemudian Karl Marx menyatakan, manusia ada dan dinyatakan hidup jika manusia mampu berusaha untuk mengendalikan alam dalam rangka mempertahankan hidupnya. Sedangkan Islam menjelaskan manusia ada dan dianggap hidup jika ia telah melakukan aktivitas "jihad" seperti yang telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Q.S. Ali Imron: 169 di atas. Tentu saja jihad dalam pengertian yang sangat luas. Jihad dalam pengertian bukan hanya sebatas mengangkat senjata dalam peperangan saja, tetapi jihad dalam konteks berusaha mengisi hidup dengan karya dan kerja nyata. Jihad dalam arti berusaha memaksimalkan potensi diri agar hidup ini berarti dan bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Misalnya, seseorang yang berusaha mencari dan menemukan energi alternatif ketika orang sedang kesulitan BBM itu juga sudah dipandang jihad karena ia telah mampu memberikan manfaat kepada orang lain. Seseorang yang keluar dari sifat malas, kemudian bekerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, itu juga termasuk jihad karena ia telah mampu mengalahkan hawa nafsunya sendiri, dan bukankah ini jihad yang paling besar karena Rasulullah sendiri menyatakan bahwa jihad yang paling akbar adalah melawan hawa nafsu sendiri.
Hidup dalam pandangan Islam adalah kebermaknaan dalam kualitas secara berkesinambungan dari kehidupan dunia sampai akhirat, hidup yang penuh arti dan manfaat bagi lingkungan. Hidup seseorang dalam Islam diukur dengan seberapa besar ia melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai manusia hidup yang telah diatur oleh Dienull Islam. Ada dan tiadanya seseorang dalam Islam ditakar dengan seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh umat dengan kehadiran dirinya. Sebab Rasul pernah bersabda "Sebaik-baiknya manusia di antara kalian adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain. (Alhadis). Oleh karena itu, tiada dipandang berarti (dipandang hidup) ketika seseorang melupakan dan meninggalkan kewajiban-kewajiban yang telah diatur Islam.
Dengan demikian, seorang muslim dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidup sehingga eksistensinya bermakna dan bermanfaat di hadapan Allah SWT, yang pada akhirnya mencapai derajat Al-hayat Al-thoyyibah (hidup yang diliputi kebaikan). Untuk mencapai derajat tersebut maka setiap muslim diwajibkan beribadah, bekerja, berkarya berinovasi atau dengan kata lain beramal saleh. Sebab esensi hidup itu sendiri adalah bergerak (Al-Hayat) kehendak untuk mencipta (Al-Khoolik), dorongan untuk memberi yang terbaik (Al-Wahhaab) serta semangat untuk menjawab tantangan zaman (Al-Waajid).
Makna hidup yang dijabarkan Islam jauh lebih luas dan mendalam dari pada pengertian hidup yang dibeberkan Descartes dan Marx. Makna hidup dalam Islam bukan sekadar berpikir tentang realita, bukan sekadar berjuang untuk mempertahankan hidup, tetapi lebih dari itu memberikan pencerahan dan keyakinan bahwa. Hidup ini bukan sekali, tetapi hidup yang berkelanjutan, hidup yang melampaui batas usia manusia di bumi, hidup yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan sang Kholik. Setiap orang beriman harus meyakini bahwa setelah hidup di dunia ini ada kehidupan lain yang lebih baik, abadi dan lebih indah yaitu alam akhirat (Q.S. Adl-dluha: 4).
Setiap muslim yang aktif melakukan kerja nyata (amal saleh), Allah menjanjikan kualitas hidup yang lebih baik seperti dalam firmannya "Barang siapa yang melakukan amal saleh baik laki-laki maupun wanita dalam keadaan ia beriman, maka pasti akan kami hidupkan ia dengan al-hayat al-thoyibah (hidup yang berkualitas tinggi)." (Q.S. 16: 97). Ayat tersebut dengan jelas sekali menyatakan hubungan amal saleh dengan kualitas hidup seseorang.
Aktualisasi diri!
Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah pengakuan dari komunitas manusia yang disebut masyarakat. Betapa menderitanya seseorang, sekalipun umpamanya ia seorang kaya raya, berkedudukan, mempunyai jabatan, namun masyarakat di sekitarnya tidak mengakui keberadaannya bahkan menganggapnya tidak ada, antara ada dan tiada dirinya tidak berpengaruh bagi masyarakat. Dan hal ini adalah sebuah fenomena yang terjadi pada masyarakat muslim. Terlebih rugi lagi jika keberadaan kita tidak diakui oleh Allah SWT, berarti alamat sebuah kemalangan yang akan menimpa. Ketika usia kita tidak menambah kebaikan terhadap amal-amal, ketika setiap amal perbuatan tidak menambah dekatnya diri dengan Sang Pencipta, berarti hidup kita sia-sia belaka. Allah menganggap kita sudah mati sekalipun kita masih hidup.
Oleh karena itu, seorang muslim "diwajibkan" untuk mengaktualisasikan dirinya dalam segenap karya nyata (amal saleh) dalam kehidupan. "Sekali berarti, kemudian mati" begitulah sebaris puisi yang diungkapkan penyair terkenal Chairil Anwar. Walaupun ia meninggal dalam keadaan masih muda dan telah lama dikubur di pemakaman Karet Jakarta, tetapi nama dan karya-karyanya masih hidup sampai sekarang. Kalau Chairil Anwar telah "berjihad" selama hidupnya di bidang sastra. Bagaimana dengan kita? Mari berjihad dengan amal saleh di bidang-bidang
yang lain. Agar kita dipandang hidup oleh Allah SWT. Amin.

"MAKNA YG TERSIRAT DIBALIK HURUF HIJAIYAH"


Dari Husein bin Ali bin Abi Thalib as. :Seorang Yahudi mendatangi Nabi Muhammad SAW..Pada saat itu Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as bersama Nabi Muhammad SAW..
Yahudi itu berkata kepada Nabi Muhammad SAW : “apa faedah yg sebenar nya dari huruf hijaiyah ?.”
Rasulullah SAW lalu berkata kepada Ali bin Abi Thalib as,.. Jawablah Ali?".
Lalu Rasulullah SAW mendoakan Ali,kepada Allah..supaya Yahudi itu bungkam.....
Lalu Ali berkata : “Tidak ada satu huruf-pun kecuali semua bersumber pada nama-nama Allah swt”...
Kemudian Ali berkata :...

Adapun (ALIF)rtinya:tidak ada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan Kokoh.
(BA) artinya: tetap ADA, setelah musnah seluruh makhluk-Nya.
(TA)artinya:yang maha menerima taubat,
dari semua hamba-Nya.
(TSA)artinya: adalah yang mengokohkan semua makhluk “Dialah yang mengokohkan orang-orang beriman dengan perkataan yang kokoh dalam kehidupan dunia”.
(JIM)artinya: adalah
keluhuran sebutan & pujian-Nya serta suci seluruh nama-nama-Nya.
(HA) artinya:adalah Al Haq, Maha hidup &penyayang.
(KHA)artinya: adalah maha
mengetahui akan seluruh perbuatan hamba-hamba-Nya.
(DAl)artinya: pemberi balasan pada hari kiamat.
(DZAL)artinya:pemilik segala keagungan dan kemuliaan.
(RA)rtinya:lemah lembut terhadap hamba-hamba-Nya.
(ZAI)artinya:hiasan penghambaan.
(SIN)artinya: Maha mendengar dan melihat.
(SYIN)artinya:yang disyukuri oleh hamba-Nya.
(SHAD)artinya: adalah Maha benar dalam setiap janji-Nya.
(DHAT)artinya:adalah yang memberikan madharat dan manfaat.
(THA)artinya Yang suci dan
mensucikan.
(DZHA)artinya:Yang maha nampak dan menampakan seluruh tanda-anda.
('AIN)artinya:Maha mengetahui hamba-hamba-Nya.
(GHAIN) artinya:tempat mengharap para
pengharap dari semua ciptaan-Nya.
(FA) artinya:yang menumbuhkan biji-bijian dan tumbuhan.
(QAF)artinya adalah Maha kuasa atas segala makhluk-Nya.
(KAF)artinya yang Maha mencukupkan yang tidak ada satupun yang setara dengan-Nya, Dia tidak beranak dan tidak diperanakan.
(LAM)artinya: adalah maha
lembut terhadap hamba nya.
(MIM)artinya:pemilik semua kerajaan.
(NUN)artinya:adalah cahaya bagi langit yang bersumber pada cahaya arasynya.
(WAW)artinya: adalah Satu,Esa, tempat bergantung semua makhluk dan tidak beranak serta diperanakan.
(HA) artinya Memberi petunjuk bagi makhluk-Nya.
(LAM ALIF)artinya:tidak ada tuhan selain Allah, satu-satunya serta tidak ada
sekutu bagi-Nya.
(HAMZAH) artinya:Dia lah Maha Hidup &menghidup kan.
(YA) artinya: tangan Allah yang terbuka bagi seluruh makhluk-Nya”.
Rasulullah lalu berkata “Inilah perkataan dari orang yang telah diridhai Allah dari semua makhluk-Nya”.Mendengar penjelasan itu maka yahudi pun mendapat hidayah Allah&segera ia memeluk agama islam...
....wassalam....

KEMANA ROH SAAT KITA MATI?


Ketika roh dicabut, ia berada dalam satu dari dua kemungkinan.
Roh orang yang beriman akan berbahagia. Para malaikat akan mengangkat dan membawanya menemui Tuhannya, bersama roh kaum beriman lainnya. Kemudian, Allah menanyai roh itu satu per satu, kemudian bertitah kepada para malaikat, “Bawalah roh-roh ini dan perlihatkan tempat tinggalnya di surga.” Lalu, para malaikat itu menerbangkan mereka ke surga selama mayatnya dimandikan. Setelah dimandikan dan dikafani, roh itu dikembalikan dan dimasukkan di antara kain kafan dan jasadnya. Ketika jenazahnya dibawa di atas keranda mayat, ia dapat mendengar pembicaraan manusia, baik yang membicarakan kebaikan maupun keburukan.
Rasulullah Saw bersabda, “Ketika jenazah dibawa di atas keranda, rohnya akan menggeliat. Lalu ia berkata, “Wahai keluargaku, wahai anakku. Janganlah diperdaya dunia seperti aku telah diperdayanya.
Aku telah mengumpulkan harta dari sumber yang halal dan yang tidak halal. Kemudian aku meninggalkan semua harta itu, sementara dosanya tetap mengikutiku. Karena itu, waspadalah terhadap apa yang menimpaku.”
(HR Ibn Abi Dunya dalam kitab Al-Qubur dan Ad-Dailami dalam Zuhrah Al-Firdaus )
--Manazil Al-Arwah karya Ibn Sulaiman al-Hanafi

IMAM SYAFI’I DAN IMAM AHMAD BIN HANBAL CINTA KEPADA KAUM SUFI


Imam Syafi’I, rahimahullah, dengan kebesaran dan keagungannya duduk bersahabat dengan kaum sufi, lalu beliau ditanya: “Apa yang engkau dapatkan ketika duduk bersahabat dengan mereka?” Maka beliau menjawab: Saya mendapatkan dua hal dari mereka, yaitu: Ungkapan mereka, ‘Waktu bagaikan pedang, bila engkau tidak sanggup memotongnya, maka ia akan memotong engkau,’ dan ungkapan mereka: ‘Bila engkau tidak menyibukkan diri engkau dengan kebaikan , maka ia akan menyibukkan engkau dengan keburukan’.”
Demikian pula yang dilakukan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, rahimahullah, yang juga duduk bersahabat dengan Abu Hamzah al-Baghdadi, seorang sufi yang hidup sezaman dengannya, di mana ketika ia mendapatkan masalah yang tidak sanggup memecahkannya, maka ia akan bertanya kepada sang sufi Baghdad, “Bagaimana pendapat engkau, wahai sang sufi?” Ini sudah cukup menjadi catatan sejarah kaum sufi. Seandainya mereka tidak memiliki kelebihan tersendiri, tentu saja orang seperti Imam Ahmad tidak akan membutuhkannya.
Sementara itu, Ibnu Aiman dalam kitab “Risalah” Imam Ahmad mengisahkan bahwa: Pada mulanya Imam Ahmad melarang orang-orang untuk berkumpul dengan kaum sufi, di mana ia pernah mengatakan, “Apakah pada salah seorang dari mereka (kaum sufi) ada suatu kelebihan dari apa yang ada pada kita?” Sampai pada suatu malam ada sebuah jama’ah yang datang memenuhi ruangannya, lalu mereka bertanya tentang masalah-masalah Syari’at (Hukum Fiqih Islam) yang membuatnya tidak mampu menjawab. Akhirnya jama’ah itu terbang di angkasa sambil berkata kepada Imam Ahmad, “Terbanglah bersama kami !” Tapi, Imam Ahmad tidak mampu terbang. Maka sejak itu ia menganjurkan kepada semua orang untuk berkumpul bersama kaum sufi dan mengatakan, “Sesungguhnya mereka melebihi kita dalam mengamalkan apa yang mereka ketahui.”

Nasehat Solihin mengenai Hati


"Hati dan jasad adalah seperti seorang tuna netra ( orang buta ) dan seorang lumpuh memasuki sebuah kebun. Si lumpuh berkata kepada sang tuna netra, "Aku bisa melihat buah-buahan yang ada di kebun ini tetapi tidak dapat memetiknya, karena aku lumpuh. Kau tidak dapat melihatnya, tetapi kau tidak lumpuh. Gendonglah aku." Sang tuna netra menggendong si lumpuh, dan memetik buah-buahan tersebut, kemudian mereka memakannya.
Ruh dan jasad bekerja sama untuk berbuat maksiat kepada Allah swt, maka keduanya layak mendapat siksa."
( Sayyidina Salman Al-Farisi )
“Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemuliaan dan orang yang suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan adalah merupakan martabat yang tinggi.” ( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )
“Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka lidah akan berperan sebagai pemberi kabar cabangnya.”
( Imam Syafi’i )
"Doa' kalian tidak terkabul karena hati kalian telah mati, dan penyebab matinya hati kalian adalah sepuluh Hal : 1. Kalian mengenal Allah swt, tetapi tidak memenuhi hak-haknya.
2. Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah saw, tetapi tidak mengikuti sunah-sunahnya.
3. Kalian membaca Al-Qur'an , tetapi tidak mengamalkan isinya.
4. Kalian menikmati berbagai karunia Allah swt, tetapi tidak bersyukur kepadanya.
5. Kalian nyatakan setan sebagai musuh, tetapi tidak menentangnya.
6. Kalian nyatakan surga itu benar-benar ada, tetapi tidak beramal untuk memperolehnya.
7. Kalian nyatakan neraka itu ada, tetapi tidak berusaha untuk menghindarinya.
8. Kalian nyatakan kematian itu pasti datang, tetapi tidak bersiap-siap untuk menyambutnya.
9. Sejak bangun tidur kalian sibuk meneliti dan memperbincangkan aib ( keburukan ) orang lain dan melupakan aib ( keburukan ) kalian sendiri.
10. Kalian kuburkan mereka yang meninggal di antara kalian, tetapi tidak pernah memetik pelajaran darinya.
( Syekh Ibrahim bin Adham )
“Sedikit amal dari hati menyamai amal seluruh manusia dan jin.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )
“Hendaknya kalian senantiasa menghadirkan hati kalian kepada Allah SWT dan hendaknya kalian bertawakal kepadanya sepenuh hati, sebab Allah SWT mengetahui di manapun kalian berada.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )
"Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Kamu gunakan masa sehatmu untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka nilaimu adalah seperti burung pemakan bangkai yang terbang berkeliling mencari bangkai, dimana pun ia dapatkan, maka ia segera mendarat.
Jadilah seperti tawon, kecil tetapi memiliki cita-cita yang mulia. Ia hisap wewangian dan ia produksi madu yang enak.
Engkau sudah terlalu lama bergelimang kemaksiatan, kini terjunlah ke dalam hal-hal yang dicintai Allah 'Azza wa Jalla.
Telah kujelaskan hakikat permasahan ini kepadamu, tetapi orang yang lalai tidak akan sadar meskipun memperoleh berbagai rencana. Sebab wanita yang kurang waras akalnya ketika putranya mati, ia justru tertawa. Begitu pula dirimu, engkau tinggalkan shalat malam, puasa sunah dan berbagai amal shaleh lain yang dapat kau kerjakan dengan seluruh anggota tubuhmu, tetapi tidak sedikitpun engkau merasa sakit. Kelalaian telah membunuh hatimu. Orang hidup akan merasa sakit ketika tertusuk jarum, akan tetapi, sesosok mayat tidak akan merasa sakit meskipun tubuhnya di potong-potong dengan sebilah pedang. Saat ini hatimu sedang mati, karena itu duduklah di majelis yang penuh hikmah,sebab, di dalamnya terdapat hembusan karunia dari surga. Hembusan karunia itu dapat kamu temukan di rumahmu, di perjalananmu. Jangan tinggalkan majelis hikmah ( majelis ilmu ), andaikata dirimu masih melakukan banyak maksiat, jangan berkata : Apa manfaatnya aku datang ke majelis ilmu, sedangkan aku senantiasa bermaksiat dan tidak mampu meninggalkannya.
Akan tetapi, lepaskan busur panahmu selalu, jika hari ini tidak tepat sasaran, bisa jadi besok tepat sasaran."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )
"Jika ingin membersihkan air maka akan kau singkirkan segala hal yang dapat mengotorinya. Anggota tubuhmu ini seperti selokan-selokan yang bermuara ke hati. Karena itu jangan kau alirkan kotoran ke dalam hatimu, seperti pergunjingan, pengadu dombaan, ucapan yang buruk, pandangan yang haram dan lain sebagainya. Hati akan bercahaya dengan memakan makanan halal, berdzikir, membaca Al-Qur'an dan menjaga mata dari pandangan yang tidak mendatangkan pahala, pandangan yang kurang disukai agama dan pandangan yang haram. Jangan biarkan matamu memandang sesuatu, kecuali jika pandangan itu menambah ilmu dan hikmahmu."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )
“Jika seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, niscaya mereka akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi, sedikit sekali yang membahas masalah ini, karena mereka telah dikuasai nafsu dan akal.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )
“Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt. Sedang hati yang kotor tidak dapat menampung karunia Allah swt.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Hati manusia seperti Baitul Ma’mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang thawaf mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan setiap bisikan dipegang oleh seorang malaikat.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
"Ketahuilah bahwa Allah swt akan memberikan kepada hambanya segala apa yang dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya Allah swt niscaya akan mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-bagikan kepada hamba-Nya yang lain. Amal seorang hamba tidak akan naik dan diterima Allah swt kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku, seorang hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah swt yang sejati jika belum membersihkan hatinya!“
( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )
"Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini ( sambil menunjuk ke dada beliau ) seperti rumah, jika dihuni oleh orang yang pandai merawatnya dengan baik, maka akan nampak nyaman dan hidup; namun jika tidak dihuni atau dihuni oleh orang yang tidak dapat merawatnya, maka rumah itu akan rusak dan tak terawat. Dzikir dan ketaatan kepada Allah swt merupakan penghuni hati, sedangkan kelalaian dan maksiat adalah perusak hati.“
( Imam Qutb Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )

Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy


MuhammadDikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang dihadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”
Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:
“Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab baduwi? Kalaulah bukan karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang baduwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab baduwi itu pula.
Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi dihadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:
“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.
Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:
“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab baduwi itu.
“Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya.
“Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,“ jawab orang itu. “Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!“
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:
“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!”
Betapa sukanya orang Arab baduwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

"SIAPAKAH AKU"


AKU adalah titik (noktah).
Awal perjalananku menuju ke titik yang akhir yaitu AKU jua…
Titik awal itu nyata dengan SifatNya dan titik akhir ghaib
dengan DzatNya.
Namun itu semua adalah AKU jua….
Ibarat berjalan dari Timur terus ke Barat mengelilingi Dunia ini, maka akhirnya akan kembali ke Timur jua..
Tetapi dari perjalanan ini marilah kita cari Ilmunya..Oleh karena itu kita harus cari tahu apa perbedaannya.
Mengapa yang awalnya tidak ada kemudian menjadi ada,setelah ada lalu menjadi tidak ada lagi?
Titik itu maksudnya adalah AKU yaitu KetuhananKu dan KetuhananKu adalah Rahasia Hidup yang AKU anugerahkan kepadamu.Bahwa segala sesuatu itu pertama kalinya berawal dari
titik.Titik ini adalah suatu Kuasa atau daya hidup yang mengalir didalam tubuhmu.Titik ini menerima dan memberi Kehidupan serta menjaga
kestabilan dalam tubuhmu.
Tampa titik ini tubuh tidak akan hidup.
Bertitik dari Dzatullah dan bergerak dengan Qudaratullah.
Di dalamnya mengandung ion, elektron dan proton serta atom-atom Ilahiah.
Dari titik inilah kemudian berkembang menjadi DIRI didalam tubuh.
Setelah itu.. titik yang awal itu lenyap, maka yang nyata hanyalah Diriku, namun AKU (titik) tetap ada tetapi aku
berada ditempat yang tiada tempat, menjadi sumber dan tenaga serta AKU kini menjadi Aliran Qudratullah pada tubuhmu.Setelah berkembang titik ini kemudian menjadi suatu NUR
yang memancar membentuk Diri didalam tubuh dan Diri inilah tenaga atau Power bagi tubuh.
Apakah tidak kamu pikirkan darimanakah datangnya atau
asal dari tenaga itu….???

Bukankah dari Induk awalnya yaitu titik (AKU)… ?
....SALAM 'ALAIKA SAUDARA KU....

Jumat, 28 Maret 2014

INNA FATAHNA

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.

“SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MEMBENTANGKAN BAGIMU (Wahai Muhammad saw) KEMENANGAN YANG GEMILANG. AGAR DIA ALLAH MENGAMPUNI DOSA-DOSAMU YANG TERDAHULU DAN YANG AKAN DATANG. DAN MENYEMPURNAKAN NI’MAT NYA ATASMU (Wahai Muhammad saw), DAN DIA (Allah) MEMBERIMU PETUNJUK KE JALAN YANG LURUS, DAN ALLAH AKAN MEMBERIKAN PERTOLONGAN PADAMU DENGAN PERTOLONGAN YANG MULIA”,

“SESUNGGUHNYA TELAH DATANG KEPADAMU UTUSAN DARI GOLONGANMU, DAN SANGAT BERAT BAGINYA (Muhammad saw) APA-APA YANG MENIMPA KALIAN, DAN SANGAT MENJAGA KALIAN (Dari Kemurkaan Allah dan Neraka), DAN IA SANGAT BERLEMAH LEMBUT DAN BERKASIH SAYANG ATAS ORANG-ORANG MU’MIN, MAKA JIKA MEREKA INGKAR MAKA KATAKANLAH : CUKUPLAH PERTOLONGAN ALLAH BAGIKU, TIADA TUHAN SELAIN DIA, DAN KEPADA NYA AKU BERSERAH DIRI DAN DIA ADALAH PEMILIK ARSY YANG AGUNG”,

“SESUNGGUHNYA ALLAH DAN PARA MALAIKAT NYA BERSHALAWAT ATAS NABI (saw), WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN BERSHALAWATLAH PADANYA, DAN BERILAH SALAM KEPADANYA DENGAN SEBAIK-BAIK SALAM SEJAHTERA”,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya.

SHALLU 'ALAA NABI MUHAMMAD..

K E C E M B U R U A N

Rasulullah S.A.W bersabda : ”INNII LAGHAAYUURUN WAMAA MINIMRI-IN LAA YAGHAARUILLAA MANKUUSUL QALBI”

Sesungguhnya aku ini pecemburu. setiap orang yang tidak mempunyai rasa pecemburu, maka tidak lain kecuali orang itu berhati terbalik” (Al hadits)

Rasulullah S.A.W bersabda:”Sesungguhnya Allah S.W.T itu pecemburu, dan orang mukmin itu hendaknya pecemburu.

Kecemburuan Allah adalah jika ada orang mukmin yang melakukan prbuatan yang diharamkan oleh Allah. (Diriwayatkan oleh Ahmad, bukhari, muslim dan turmudzi dari abu hurairah)

Imam Ali Ra mengatakan, ”Apakah kalian tidak malu. Apa kalian tidak cemburu membiarkan perempuan-perempuan(istri-istri)mu keluar ketengah tengah kaum lelaki.
Ia melihatnya dan mereka memperhatikan dirinya”.

Sebaliknya cemburu yang berlebihan juga tidak baik. Imam Ali Ra mengatakan hal itu, ”Janganlah kamu berlebihan mencemburu.
Sebab dengan kecemburuan yang berlebihan itu sama artinya menuduh istrimu berbuat buruk”.

Rasulullah S.A.W bersabda : ”Sesungguhnya di antara kecemburuan ada yang di cintai Allah dan ada pula kecemburuan yang di benci Allah.
Di antara sikap berbangga diri ada yang di sukai Allah dan ada pula sikap berbangga diri yang di murkai Allah.

Adapun kecemburuan yang di sukai Allah adalah kecemburuan (Dalam hal keragu-raguan). Kecemburuan yang di benci Allah adalah kecemburuan di luar hal itu.
Adapun sikap berbangga diri yang di sukai Allah adalah keberbanggaan seseorang ketika maju kemedan pertempuran di saat terjadinya bencana.
Sikap keberbanggaan yang dibenci Allah adalah dalam hal kebatilan”.

dewasa ini, kalau ada perempuan keluar rumah maka hampir di pastikan menjadi sasaran godaan kaum lelaki.
Mungkin dengan cara mengedipkan matanya atau disentuh.
Ada pula yang sekedar di pegang dan ada pula yang disindir dengan kata kata yang jorok yang tidak mengenakan telinganya.

Yang terakhir itu tentu saja khusus bagi orang baik-baik dan orang sholehah serta selalu menjaga kehormatannya.

Ibnu Hajar mengatakan, jika seorang perempuan (istri)bermaksud hendak keluar untuk menjenguk orang tua, misalnya, sebenarnya tidak dilarang.

Tetapi terlebih dulu harus memperoleh izin dari suaminya. yang perlu diperhatikan pula, hendaknyaketika keluar jangan memamerkan perhiasan dan dandanannya. Sebaiknya bahkan dirinya dianjurkan agar berdandan sebagaimana seorang pelayan yang kotor tubuhnya.

Pakaian yang dikenakannya tidak perlu bagus, melainkan pakaian yang sederhana.

Pandangan hendaknya dijaga, di tundukkan sepanjang jalan.
Tidak perlu tengok kanan dan kiri. Kalau tidak begitu justru akan membuka kesempatan untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah, Rasul-NYA dan kemaksiatan kepada suaminya

Wallahu a'lam.

SAKA (bahasa alquran jin , setan , iblis)

RENUNGANKU

SAKA

Saka ada berbagai jenis..
Saka ini istilah bahasa melayu...
Kalau bahasa alquran jin , setan , iblis..
Tetapi senang diistilahkan saka...

Macam mana saka datang...
Dan mempengaruhi atau menipu kita...
Saka boleh datang dlam mimpi..
Dgn berupa orang alim, kyai, syeh, ulama..
harimau , buaya, beby, dan mimpi hantu.
Dan banyak lagi..

Yang datang berupa alim ulama..
Dia akan membagi amalan , jikir ,ayat...
dan batu , keris ,cincin, pedang dan mcm² lgi...
dgn berbagai kegunaan dan hajad...
disitulah kite membuat perjanjian itu..
Tanpa sadar dan tau karna tidak ada ilmu...
Tentang tipu daya mereka...

Apa bila seseorang tue mengamalkan..
atau mengambil benda yg mereka bgi...
Maka saka tersebut sudah duduk dan masuk...

Saka great tinggi... akan menyuruh..
Seseorang tue, lakukan ibadah , sholat , puasa..zikir..
tpi mereka akan selitkan sesuatu yg kita tidak perasan
Dan sangat halus...tanpa kita sadar..
yaitu dgn mengubah niat kita..
niat ibadah , zikir, puasa ,sholat..
untuk mendapatkan sesuatu..
kehandalan, kehebatan, kekuatan..
orang sayang, perlindungan, murah rejeki..
dan masih bnyk lagi...helahnya..

kubercerita...
karna aku pernah mengalaminya...
tipu dayanya sangat halus..
tetapi tanpa sadar
kita jadi kuda tunggangan mereka..
jadi hamba mereka...
jadi bola mereka...
mereka datangkan bayang bayang
angan angan...tetapi semu kosong..
tak ade makna dan arti...

kupaham dan mengerti tipu daya mereka...
Pabila kubelajar agama...
Mengenal arti tuhan / allah sebenarnya..
bukan tuhan yg ada pada nama...
kumendalami...kumerasai dan coba mengerti...
dan berusaha tuk dekat dan menghampirinya..

jangan kata takda pasal saka...
die boleh dtang bila bila masa..
tak kira kyai, syeh atau ulama..
kecuali orang yg iklas ..dgnnya..
dgn tuhan ...tuhan sekalian alam..

yaalah ya rosululah..
jauhkanlah dan lindungilah aq dri sifat sifat burukmu
dan ampunkanlah dosaku
tunjukanlah jala ihdina sirotulmustakimmu..
amin amin ya robbal alamin
ya rahman ya rohim ya zalzalali wal ikram..
.
Foto Pusat Rawatan Syahadah.Foto Pusat Rawatan Syahadah.

Kamis, 27 Maret 2014

Engkau hanya boleh memperingatkan...

.....RENUNGANKU.....

Bicara pasal hukum...
Pasti akan ramai jdinya...
Karna ku hidup dikalangan ahli hukum...
Yg pandai berkata, tanpa tau hukum hakamnya...
Walau belajarnya sampai mesir katanya....

kata...
Salah....
tidak betul...
syirik / kurafat
sesat dan kafir....
Biase terdengar ditelinga....
tetapi bila ditanya balik...

ADAKAH....
Manusia boleh menghukum manusia lain...
Boleh sebutkan dan terangkan...
Dalam firman, hadis atau dalil...hal tersebut...

Diam Seribu bahasa...
Itulah jawabnya...

bahkan rosululoh sendiri ponm...
tak berani mengata dgn kata kata seperti itu...
jdi siapalah kita...berani berkata seperti itu...
Dgn hukum sana dan hukum sini...

Dalam alquran...rosululoh sendiri...
banyak diingatkan / ditegur oleh allah sendiri...
karne menyampaikan berlebihan..
kepada abu thoyib...atoknya...
karna nk disuruh masuk islam...

" Wahai mohamad....
engkau hanya boleh memperingatkan...
Selebihnya urusanku...."

tuan / puan
adik abang..
dan saudara²ku
yg aku kasihi dan sayangi...

Kalau mengingatkan...
Kenalah caranya..adapnya...dan dgn ilmunya...
jangnlah cepat cakap itu salah..
ini tidak benar,..syirik..kurafat..
terlebih lagi jatuhkan hukum..
sesat dan kafir....

yg buat hukum Allah...
yg tau hukum allah...
hukum sebenar benar hukum...

jdi jangan ambil kerja allah...
nanti die binci...
dan tak sayang kita....
rugilah...segala amalanya....???

astafirloh halazim...
dan kumemohon ampun
atas segala kesalahku
percakapanku
gerak gerik langkahku..
zahir dan batinku...

amin...yarobbal alamin
ya rahman...
ya rohim...
ya zalzaliliwalikrom...

Anakku…, Inilah Cinta, inilah Ikhlas.


Rasulullah saw. bersabda, “Ingatlah bahwa dalam tubuh ada segumpal daging,

jika baik maka seluruh tubuhnya baik; dan jika buruk maka seluruhnya buruk.

Ingatlah bahwa segumpul daging itu adalah hati.” (Muttafaqun ‘alaihi).

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh

kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka

selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan

nafasnya. dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar

jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi

seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang

tampak aneh dan kurang menarik. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang

ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu, yang tak mampu

menahan tangisnya. Sang ibu tahu hidup anak lelakinya itu kurang

meggembirakan Anak lelakinya itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-

laki besar mengejekku. Katanya, "aku ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun

disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang

musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan,

"Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam

hati ibu merasa kasihan dengannya. Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu

dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuk anaknya. "Saya

yakin saya mampu memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada

seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter.

Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan

telinga dan mendonorkan untuk anaknya. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan

tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak

ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus

segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini

sangatlah rahasia." kata sang ayah. Operasi berjalan dengan sukses. Seorang

lelaki baru pun lahir dengan cukup sempurna. Bakat musiknya yang hebat itu

berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari

sekolahnya.

Beberapa tahun kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat.

Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia

mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku

sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau

takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu."

Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum

saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia.

Suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah

dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja

meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah

istrinya yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga

tampaklah.........bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. "Ibumu pernah

berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang

ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit

kecantikannya, bukan? "

Sahabat……Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun

di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa

terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat . Cinta yang sejati tidak

terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang

telah dikerjakan namun tidak diketahui. Subhaanallah, Betapa dahsyatnya

karya dan pekerjaan orang-orang yang ikhlas.

Ciri-Ciri Orang Yang Ikhlas
Orang-orang yang ikhlas memiliki ciri yang bisa dilihat, diantaranya:

1. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam

keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan.

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang riya (lawan dari ikhlas)

memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan

banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin

berkurang jika dicela.”

2. Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama

manusia atau jauh dari mereka. Disebutkan dalam hadits, “Aku beritahukan

bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan

seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-

debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama

dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum

yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)

Tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah, bukan ridha

manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal,

baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak, mendapat

pujian atau celaan. Karena mereka yakin Allah Maha melihat setiap amal baik

dan buruk sekecil apapun.

3. Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang dai yang ikhlas akan merasa

senang jika kebaikan terealisasi di tangan saudaranya sesama dai,

sebagaimana dia juga merasa senang jika terlaksana oleh tangannya. Para dai

yang ikhlas akan menyadari kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu

mereka senantiasa membangun amal jama’i (kebersamaa) dalam dakwahnya.

Senantiasa menghidupkan syuro dan mengokohkan perangkat dan sistem dakwah.

Berdakwah untuk kemuliaan Islam dan umat Islam, bukan untuk meraih

popularitas dan membesarkan diri atau lembaganya semata.

Mari Kita Abadikan Yang Tersisa dengan Keikhlasan bersama Rumah Yatim

Indonesia dan Lihatlah Karya Besar Yang Akan Kita Lihat Bersama Di Suatu

Saat Nanti, Insya Allah. Kita memang belum pernah tatap muka tapi yakinlah

bahwa hati-hati kita telah dipersatukan oleh Allah di Lembaga Yang Sederhana

ini, Sabar dan terus memproses diri untuk sebuah Misi yang Wajib kita emban

bersama yaitu “ Rahmatan Lil ‘Alamin

NERAKA WIIL...


Foto Pusat Rawatan Syahadah.
Foto Pusat Rawatan Syahadah......RENUNGANKU....








NERAKA WIIL...

Apa bila kita meninggal...
Yg tuhan tanya mula mula itu sholatnya...
bukan main main cerita...
tentu ada sebabnya...
Tuhan tanya tetang hal itu...,

kenapa Tuhan tanya tetang sholat...
karna sholatlah yg paling susah...
amal ibadahnya...
karna tak tau tujuan sholatnya..

belum tentu selama seumur hidup..
sholat di trima oleh Tuhannya...
walau sekali pun..

tak payah banyak...cukup..
1 kali saja ditrima ...syukur alhamdulilah...
selamatlah...dia...akan jawabannya...

dalam sholat ada neraka dia...
Neraka wiil namanya...
Tuhan hanya cipta sahaja..
yg ambil tiket masuk...
kitalah...

neraka ini dibuat...
untuk orang orang..
Yg memperjudikan sholatnya...
karna setiap sholat nilai 27.../ pahala
setiap salah...brapa pula...kiraanya... / dosa...
yg sholat mau kan surga..
dan takutkan neraka...
yg mencuri dalam sholatnya...
ingat ini dan ingat itu...dlm sholatnya..
yg meminta minta dalam sholat..

huuuuuuuuuuuu
sholat / sholah...itu artinya perhubungan...
Tuhan maukan perhubungan yg iklas...
bukan perhubungan yg maukan sesuatu ( surga )
dan takutkan sesuatu ( neraka )
bukan perhubungan yg hanya
dikirakan pahala dan dosa..
bukan perhubungan yg ingat sani & sini , selain dia..
bukan perhubungan yg maukan sesuatu...

Tuhan mau perhubungan..
antara hamba dgn Tuhannya...
perhubungan yg tulus iklas..
perhungan kasih sayang..
saling mengerti dan memahami..
seperti seorang yg bercinta..
berkasih sayang...antara hamba dan Tuhan..
bukan perhubungan yg kotor...
yg dibuat oleh hambanya...niatnya

jika perhubungan kasih dgn maha pengasih
ini rapat dan tidak dinodai kekotoran..
atau niat busuk..dri hamba kepada Tuhannya..

tak payah meminta minta...
Tuhan akan bgi semuanya..
karna Tuhan yg punya...
punya segala galanya...

knp mau barang yg dijadikan...
tidak mencari yg menjadikan...
yg menjadikan..itu Allah...
Allah yg maha menjadikan...

ingat...
neraka dibuat oleh Allah...
yg ambik tiket masuk..
kitalah...karna kita tak tau...
yg dimau...

tiket ini..untuk sekalian umat..
dri adam...sampai Muhammad...
tak kira bangsa...agama..budaya
janji perhubungan dgn Tuhannya
masing masing rapat..dan berkasih sayang
maka selamatlah dia..

DARI NERAKA WIIL...

WAHAI HAMBAKU..
DISETIAP TAKBIRMU..
ALLAH AKBAR...
PINTU NERAKA KU...WIILKU..
ENKAU SUDAH BUKA..

SILAP LANGKAHMU..
DALAM SHOLATMU..
MALEKAT MAUT MENANTI..
DI PINTU PENUTUB...SHOLATMU..

ASALAMUALAIKUM WAROHMATULOHI WABAROKATUH..
TENGOK KEKANAN..
ASALAMUALAIKUM WAROHMATULOHI WABAROKATUH..
TENGOK KEKIRI..

AMIN....

Wahai diriku jasmani dan rohani..
kuingatkan pada dirimu sendiri..
ingatkan jika salah..sadarkan kalau terlupa..
dan jagalah perhubungan dgn Tuhanmu...
perhubungan kasih sayang...amin....