Laman

Senin, 22 Februari 2016

Syeikh Sidi Muhammad Said al-Jamal ar-Rifa’i


Mursyid Tarekat Syadiziliyah Sang Pemandu Perdamaian
Syaikh Sidi Muhammad Said al-Jamal ar-Rifa’i, sang pemandu Perdamaian, rahmat dan Cinta kepada Allah melalui Jalan Jalan sufi, seorang Mursyid Thariqah syadziliyah. Syaikh adalah keturunan Nabi Muhammad Saw, semoga Allah melimpahkan kedamaian dan berkahNya, melalui leluhurnya, Syaikh Ahmad ar-Rifa’i.
Dia lahir di Tulkum dalam Tanah Suci pada tahun 1935. Dia adalah pewaris ruhani melalui garis Syadzili dari Syekh Abdur-Rahman Abu-r-Risah dari Halab Suriah, dan merupakan salah satu yang menghidupkan Sufisme, dalam sebuah institusi dan sekolah pemikiran serta pengetahuan spiritual. Pada tahun 1997 ia ditugaskan memimpin Dewan Sufi yang sudah berusia 1000 tahun di Baitul Maqdis. Dia adalah Kepala Council di Yerusalem dan Tanah Suci dan telah menjadi Syeikh dan tokoh pusat di Mesjid Al-Aqsa selama bertahun-tahun.

Syaikh tinggal di Bukit Zaitun di Kota Suci Yerusalem sejak tahun 1959. Ajaran dari jiwanya sangat dalam, bagi semua orang yang punya hati dan yang mendengarkan dengan hati. Ajarannya menjadi khazanah cahaya terang yang memberi nuansa baru pada tasawuf pada era ini.
Selama bertahun-tahun Syaikh telah menjadi guru di tempat suci Al-Aqsha di Yerusalem, yang selama ini dikaitkan untuk semua Muslim ke Masjidil Haram Mekkah dalam tradisi dari Perjalanan Malam (al-Mi’raj) Nabi Muhammad Saw, dari Ka’bah di Mekkah ke Masjid al-Aqsa dan dari sana ke langit. Ia dikenal banyak orang baik di Palestina dan di negara-negara lain di dunia. Tidak hanya seorang guru dan konselor bagi semua orang yang datang di al-Aqsha, tetapi ia juga sekaligus penjaganya, karena melalui tangannya dan kepemimpinan di Al-Aqsha dilanggengkan, dalam menghadapi berbagai upaya musuh untuk menghancurkannya. Al-Aqsha sebagai tempat doa bagi orang-orang Muslim yang datang dari seluruh dunia untuk mengunjungi Kota Suci Yerusalem dan mengambil berkat dari berdoa di Masjid ini.
Syaikh mempunyai pengikut para mahasiswa di Tanah Suci, serta di Amerika dan Eropa, tetapi sejak 1993 ada panggilan hati untuk melakukan perjalanan mengunjungi negara-negara lain. Pada saat yang sama ada tugas Ilahi untuk memberikan ajaran, untuk semua orang di setiap bagian dunia yang tulus mencari kebenaran, arti hidup, dan untuk menyembuhkan luka mereka. Sampai kemudian ia mengajar hanya di Zawayyahnya di Yerusalem.
Selama empat puluh tahun ia telah tinggal di Kota Suci Yerusalem, istiqomah dengan kesabaran untuk menjaga perdamaian di sana.
Dia memulai karirnya di usia yang sangat muda sebagai seorang pria tanpa takut kecuali hanya kepada Allah Ta’ala, dan karena itu mengambil sikap tegas menghadapi pemerintah yang mencoba untuk mengabaikan Tuhan dalam tindakan mereka, atau menghabaikan hak masyarakat untuk beribadah Tuhan. Pernah menjadi hakim di pengadilan, pegawai pemerintah, pada saat yang sama bahwa ia memberi khotbah mingguan di al-Aqsa Yerusalem. Dia telah menjadi konselor spiritual untuk orang-orang di Tanah Suci dan semua mereka yang telah mengunjungi lebih dari empat puluh tahun terakhir.
Beliau juga sering melakukan perjalanan bulanan di wilayah Tanah Suci untuk membantu kaum miskin dan untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki makanan dan pakaian. Selalu ada orang-orang miskin di rumahnya dan di kantor, karena mereka tahu bahwa mereka dapat menemukan bantuan nyata dari dia.
Syaikh membuka Sufi Center di sebuah bangunan tua, di jalan menuju Jerico dekat makam Nabi Musa‘. Sufi Center ini menjadi pusat operasi bantuan, bagi pengembangan sufi dan rehabilitasi pengguna narkoba.
Rumah-Nya di Bukit Zaitun adalah surga untuk semua yang ingin mencari jalan ruhani sekaligus merupakan perlindungan bagi mereka yang melakukan ziarah ke tanah suci.
Pada tahun 1994 ia melakukan kunjungan pertamanya ke Amerika dan setiap tahun diundang ke Amerika untuk memberikan seminar dan ajaran pada sekolah-sekolah dan pusat studi di seluruh Amerika Serikat. Shaykh itu bukan sekadar guru pengikuti jalan spiritual, tetapi membuka hatinya untuk membantu setiap orang dari negara atau kebangsaan mana pun dan bahkan dia telah membantu orang dari seluruh dunia, orang yang menderita dan yang membutuhkan makanan dan pakaian di seluruh dunia ini. Dia adalah pemimpin yang membantu menjaga perdamaian tidak peduli berapa biaya untuk melayani kemanusiaan tanpa prasangka.
Puisi-puisi Syaikh Muhammad Sa‘id al-Jamal ar-Rifa‘i ash-Shadhuli
Aku bagaikan samudra;
banyak kapal berlayar mengarunginya,
namun siapakah yang tahu dalam nya samudra?
Saat aku bergerak melintasi banyak jalan, Ku saksikan putra-putra dari kebenaran melewati ku;
Aku tak mengatakan apapun, selain membuka hatiku, dan mereka memasukinya.
Yang tercinta, ketahuilah siapa yang hadir saat engkau duduk; kenali siapa yang membisikkan kata-kata kedalam telingamu menuju hatimu. Jika engkau mendengarku, kenali aku; jika kau ingin mengenalku, masuklah. Semua kata-kata itu hanya metafora. Dengan suara apa aku seharusnya memanggilmu selain suara pencarianmu sendiri? Kau akan melihatku dengan mata dari kerinduan yang dalam. Dan jika kau mencariku, itu karena aku mencarimu. Jika kau mengerti apa maksudku, maka biarlah kita bertemu bertatap muka, bergandengan tangan, dan dari hati ke hati.
Jika kau ingin pergi ke Damaskus, kau harus menemukan seseorang yang telah menempuh jalan itu dan tahu segala seluk-beluk, kesulitan, dan putaran pada jalan; yang telah mencapai tujuan dan tahu setiap penginapan di sepanjang jalan. Akulah jalan ke Damaskus. Aku adalah jalan itu. Kemana kau ingin pergi? Jika aku mengatakan bahwa aku adalah jalan itu, pahamilah dengan baik siapa itu dan siapa yang berbicara pada mu. Jalan ini adalah jalan lama nan abadi. Semua yang ada pada jalan ini telah dimiliki oleh jalan ini dan dibawa oleh jalan ini, bahkan ketika mereka membawa jalan itu sendiri.
Ketika aku menawarkan tanganku, lihatlah kedalam tangan ini untuk melihat siapa yang menyentuh mu, yang memegang mu, dan yang menggerakkan mu. Ketahuilah bahwa Aku dan Tuhanku telah menyatu, dan semua yang datang sebelum ku dan berbicara dengan cara ini, dalam semangat dan dalam kebenaran, berbicara kepada mu saat ini dan mengulurkan tangan dari serikat yang suci. Ini adalah sumpah pernikahan terdalam dan sebelum kau bisa berkomitmen terhadap diri sendiri, kau harus tahu siapa yang kau hadapi.
Bagaimana engkau tahu panduan untuk dia yang kau cari jika dia berdiri di hadapan kamu dan berbicara denganmu? Lihatlah kedalam dan tanpa untuk sumber suara ini. Dari mana datangnya? Perhatikan cara bagaimana ia bergerak dan dengan apa yang ia bergerak? Dengan cahaya apa ia membimbing? Karya apa yang ia selesaikan? Jika dia datang, atas nama pohon suci, rasakan buahnya untuk mengetahui, pohon apa itu. Dengarkan inti dari pesan dalam setiap tindakan panduan kehidupan. Jika al-Warith al-Muhammadi, al-Insan al-Kamil, yang sempurna, yang Anda lihat, ia menghabiskan seluruh waktunya bekerja di jalan ini karena ia tak lagi memiliki waktu; waktu adalah milik Allah. Dalam agama, tidak ada pemisahan antara orang-orang, laki-laki atau perempuan, putih atau hitam, setiap bangsa atau ras apapun. Dalam semua ini, dalam setiap bentuk ada realitas, tetapi realitas Allah. Dalam menghadapi semua orang, ia melihat wajah-nya Allah yang terkasih. Dia mengasihi orang miskin dan ia adalah seorang pangeran kaum miskin (al-fuqara). Dia sendiri adalah yang termiskin dari yang miskin, dan pada saat yang sama ia duduk di tahta kekayaan tak terbatas. Tidak ada eksistensi dalam dirinya untuk menutupi keberadaan Tuhan. Cangkir-Nya selalu kosong, tapi penuh dengan cahaya Allah dan penuh dengan rahmat-Nya. Dia tergerak oleh perintah Allah untuk pergi kemanapun rahmat-Nya diperlukan, untuk orang sakit, para tahanan, anak yatim, janda, dan untuk semua yang mencarian setelah air kebenaran.
Semua gerakan dari hamba Allah hanyalah tanda dari Tuhan dari kedalaman akan kasih-Nya bagi ciptaan-Nya. Setiap surah, setiap gambaran atau bab dalam Al-Qur’an dimulai dengan bismi’llah-ir-Rahman ir-Rahim-, dalam nama Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Panduan ini adalah kandungan Al-Qur’an. Bacalah teks suci dalam penyingkapan hidup nya dan kau dapat melihat bahwa setiap gambarannya, setiap tindakannya, dan sikapnya dimulai atas nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tidak ada arti lain untuk tindakan dari hidupnya melainkan Sang Pencipta ingin mewujudkan rahmat-Nya secara langsung di muka bumi, dan untuk tujuan ini Dia menggerakkan hamba-Nya.
Ketahuilah bahwa hamba yang sempurna adalah yang menyatu dengan Tuhan, dan ia seakan tenggelam dalam lautan luas dan tidak berenang mengarungi lautan dengan usaha sendiri ataupun keinginan, namun menyerahkan kepada laut dan menyatu dengan nya. Banyak arus yang tak terukur dan mutiara yang tersembunyi yang terkandung dalam kedalaman laut, begitu luas dan tak terbatas, inilah inti dari panduan ini, karena seketika dia berada di laut dan laut di dalam dirinya. Ketika engkau melihat ke dalam wajah panduan ini, apa yang kau lihat? Engkau melihat diri mu. Bila engkau datang ke laut dengan cangkir, engkau minum dengan cangkir yang terisi penuh. Jika Anda datang dengan sendok teh, sendok mu akan terisi penuh. Jika kau masuk dan larut dalam kehadiran (al-fana`-fi-shaykh), kemudian engkau benar-benar melihat, tanpa batasan, melampaui bentuk, yang kau hadapi dan siapa engkau yang dia hadapi.
Dengan menggunakan metafora, mimpi tentang kebangkitan, melihat dengan mata murid (al-murid) yang melihat melalui tabir. Aku bepergian melalui sebuah desa terpencil, pada suatu perjalanan panjang, ketika saya kebetulan mendengar bahwa Syaikh ku berada di kota dan menerima pengunjung. Aku pergi ke daerah khusus di kota di mana dia seharusnya duduk dan terlihat di sana, di tikar dimana ia biasa duduk. Aku duduk di tempat ku pada salah satu sisi menghadap dia, dan, meskipun tak seorangpun terlihat, aku yakin aku merasakan kehadiran spiritualnya menghadap ku. Lalu aku melihat dengan jelas bahwa ia menatapku. Matanya yang gelap dan indah, penuh dengan belas kasih dan ringan, seperti mata tubuhnya; tetapi ini adalah mata jiwanya, dan tidak ada wajah tetapi luasnya ruang. Dua kali mata terbuka dan terpejam. Yang pertama, mereka melemparkan sebuah bayangan besar di atas tikar dan diriku sendiri, dan tanah di belakang ku. Kemudian aku dapat melihat belakangku, melalui bagian belakang kepala ku, kubah-kubah batu kuno Yerusalem. Yang kedua, mata hati dari panduan membuka dan terpejam, melalui mereka menuangkan laut yang luas, yang masuk ke dalam hati dan jiwa ku, membanjiri ku seluruhnya dengan cinta. Lalu ia memegang ku dengan tangan jiwa-Nya dan memberi ku pengajaran dengan lidah jiwanya.
Yang tercinta, ketahuilah bahwa panduan ini adalah mempelai wanita suci yang ingin kamu menikahi nya, tetapi hanya Kekasihnya yang berada dalam diri mu yang benar-benar dapat memeluknya. Pengantin adalah kebenaran asli mu sendiri, yang masih perawan dan tak bercela di bawah selubung setiap kehadiran. Engkau tidak dapat mengetahui pemandu yang duduk di depan mu, jika engkau tidak tahu pemandu yang ada di dalam dirimu dan siapa dirimu. Kenali dirimu; panggil lah kesucian ini kedalam eksistensi jika engkau ingin tahu siapa yang duduk di hadapan mu dan menuntun mu kedalam bentuk alasan dari panduan.
Bagaimana engkau bisa dan menyadari betapa suci engkau, untuk siapa panduan tersebut termanifestasi supaya dapat tercermin? Carilah dirimu, kekasihku, dan kenali dengan baik. Apa yang sesungguhnya dari mu selama ini, yang engkau minta, sehingga kau dapat menerimanya. Panggil aku dari dalam dirimu yang terdalam, agar aku dapat bertemu denganmu dalam kedalaman dirimu yang engkau panggil. Sekali lagi aku katakan, minumlah dan menyerahlah; Engkau mengambil dari laut ini apa yang engkau beri kepada laut ini. Yang tercinta, aku menunggu mu. Aku letakkan hatiku, kebenaran, dibawah setiap kaki. Ketahuilah dengan apa engkau didukung, dengan apa engkau dibawa, dimana engkau berdiri, dan di jalan apa engkau bepergian. Kekasih dalam haji, ingatlah, engkau berjalan di hati ku. Maka berhati-hatilah dalam setiap langkahmu.
Cinta dari Ekstase
Di kediaman keintiman, di taman kepuasan, Yang terindah berputar-putar di cangkir yang mempesona Keindahan menyimpan janji nya dengan pencurahan kemurnian yang berulang, Para pendamping sejati harapan bersama Isa setiap waktu
Mereka membuat anggur dari kedermawanan panduan dipermanis dengan esensi kenabian, Bentuk mereka telah diambil pada pakaian-pakaian pada malam kenaikan, mengizinkan bintang-bintang turun dari orbitnya untuk menyentuh tanah hati dari para sahabat Tuhan.
Wahyu dan inspirasi menyeru dalam lagu, menyita perhatian kelompok yang terinspirasi akan cinta, diantar dari harta karun hati Dia Yang Tak Terjelma.
Jibril datang mendekat, asyik dalam lagunya, tangannya terentang, membawa cahaya yang berbeda.
Di dalam gua, di ruang yang terdalam percikan cahaya duduk dalam pengejewantahan keagungan, Dimana Ka’bah menyeru dalam rindu dengan kekuatan yang menembus tirai dunia yang tersembunyi.
Saya memuji Pujian yang menjelma, dan itu adalah pemulihan untuk tiap jiwa.Transedensi yang tekandung didalamnya, menyelubungi persatuan dihadapan Keindahan.
Kemuliaan bersujud dalam kekuatan, Wahai sahabat, disini cinta mencair
mengizinkan pandangan akan Keindahan yang begitu dermawan dengan Diri-Nya.
Dia memperkenalkan, Wajah Kesucian yang selamanya menuang cahaya kedalam setiap piala.
Dia memberi,dan dalam pemberianNya Dia menjelma dengan Kedermawanan.
Dia yang mencintai Ku, mengenal Ku, dan dia yang mengenal Ku, menemukan Ku.
Dia yang mencintai Ku, terbakar oleh gairah Ku, Aku telah membunuh nya, sehingga Aku dapat kembali menghidupkan nya.
Dan dia yang aku bunuh, Aku berhutang budi padanya; Dan bagi yang berhutang, Aku menjadi apa yang dihutangkan.
Tiada perbedaan antara Aku dan dia karena Aku adalah dia dan dia adalah Aku.
Api telah dinyalakan dalam jantung dan hatiku, Kerinduan akan cahaya Ilahi, Satu-satunya;
Kemudian dengan cara yang unik Dia diberikan kepada ku Cahaya Diriku,
Sampai saya menjadi absen dari kesatuan penciptaan dan menjadi Satu;
Saya mulai menyaksikan-Nya dalam setiap urutan, Dan kepedulian-Nya dalam kedekatan dan bahkan saat berjauhan!
Jika engkau hanya melihat pada cahaya terbit Nya,sadarilah bahwa manifestasi dari KeesaanNya tersembunyi;
Jika engkau melihat manifestasi dari Keesaan rahasiamu akan menjadi teguh, Bahkan jika orang yang paling berpengalaman dengan suara logika akan menjadi bingung;
Untuk dia dengan pengalaman sejati adalah dia yang menerima dengan cinta-Nya, dan dengan demikian tidak terpengaruh oleh banyaknya penciptaan;
Berkurangnya dari keragaman yang berkilau dari penciptaan adalah meningkatnya Hukum Persatuan, bukan bubarnya: Untuk Dia (yaitu Esensi Kesatuan) adalah Eksistensi dan tidak selain Dia;
Sehingga menjadi murni.

Mutiara Dua Kata


Rasul saw. bersabda:
Ada dua perilaku yang paling mulia Iman kepada Allah Dan berbuat baik kepada manusia orang yang tak punya niat tercela Oleh Allah telah diampuni dosanya Orang yang berniat menolong Pada orang-orang yang dianiaya Dan membantu ummat Islam memenuhi kebutuhannya Pahala haji mabrurlah balasannya Bagi Allah, Hamba yang paling
dicinta Adalah orang yang paling berguna bagi sesama Sedang perbuatan yang paling utama Adalah membuat hati ummat Islam berbahagia
Ada dua perilaku yang paling hina :
Menyekutukan Tuhan Dan mencipta petaka bagi manusia Bergaullah bersama ulama Dan dengarkanlah fatwa hukama Sebab Allah hidupkan hati yang mati Dengan cahaya ilmu yang berguna Sebagaimana Allah suburkan bumi Dengan curahan hujan yang menerpa
Abu Bakar r.a. berkata:
Orang yang masuk alam barzah Tanpa berbekal amal saleh Ia bagaikan mengarungi samudera
Tanpa bahtera
Kemuliaan dunia dengan harta Kemuliaan akhirat dengan amal bakti
Utsman r.a. mengatakan:
Obsesi duniawi padamkan hati Obsesi ukhrawi sinari hati
Ali r.a. berkata:
Hakikat orang mencari ilmu, menelusuri jalan ke surga
Hakikat orang durhaka, menggali lorong menuju neraka
Yahya bin Mu’adz berkata:
Tiada mungkin orang mulia, Melakukan dosa dan durhaka Dan tiada mungkin orang bijaksana,
Mengedepankan urusan dunia
Al-A’masy berkata:
Orang yang bermodalkan takwa, Lidahnya akan kelu, untuk membilang laba agamanya
Dan orang yang bermodalkan harta, Lidahnya akan kaku, untuk menghitung rugi agamanya.
Sufyan ats-Tsauri berkata:
Maksiat yang bermula dari syahwat Masih terampuni dengan bertobat
Sedang maksiat karena keras kepala Asa tobatnya akan sia-sia
Seorang zuhud mengatakan:
Orang yang berdosa sembari tertawa Allah akan melemparkannya ke dalam neraka
Sementara ia menangis penuh duka Sedang orang yang taat sambil menghiba
Allah akan menempatkannya di surga Sementara ia tertawa bahagia
Seorang filosuf berkata:
Jangan pernah engkau remehkan Sekecil apa pun kekeliruan Sungguh ia menambah beban
Pada kesalahan besar tak terbilangkan
Rasul saw. bersabda:
Tak ada istilah dosa kecil bila dikekali Dan tak ada dosa besar bila disesali
Maqalah mengatakan:
Orang yang arif akan berobsesi Lantunkan puji kepada Ilahi
Untuk menggapai manunggal dengan Ilahi
Orang yang zuhud punya cita
Haturkan doa kepada Sang Esa
Agar dirinya tentram sentosa
Seorang filosuf berkata:
Orang yang menyangka punya penguasa
Lebih mulia dari Allah
Betapa sempit pengetahuannya
tentang keagungan Yang Mahakuasa
Dan orang yang mengira punya seteru
Lebih perkasa dart dirinya
Sungguh sedikit yang la tahu,
Tentang ihwal pribadinya
Abu Bakar r.a. berkata:
Daratan adalah lisan
Sedang lautan adalah hati
Jika lisan telah binasa
Jiwa manusia akan terluka
Dan jika hati tak lagi suci
Malaikat pun menangis berduka hati
Maqalah mengatakan:
Sifat serakah telah memperbudak para raja
Dan sikap tabah telah merajakan para hamba sahaya
Adalah terpuji
Betapa beruntung
Orang yang akalnya membimbing,
Sedang nafsunya terbimbing
Dan betapa celaka
Orang yang nafsunya membina,
Sedang akalnya terbina
Orang yang meninggalkan dosa-dosa
Niscaya merdeka hatinya
Dan orang yang ditinggalkan harta haram
Tentu beninglah pikirnya
Para Nabi menerima wahyu
Taatilah perintah-perintah-Ku
Dan jangan kau durhakai nasihat-Ku
Maqalah mengatakan:
Kesempurnaan akal akan tercapai
Dengan menapak ridha Ilahi
Dan menjauhi murka I1ahi
Tak ada kata terlantar bagi orang pintar
Dan tak ada sejengkal tanah bagi orang bodoh
Seseorang dikatakan taat
Apabila dengan Allah ia makin dekat
Dan dengan manusia ia selalu erat
Perilaku amal bakti, pertanda ma’rifat kepada Ilahi
Sebagaimana gerak badan
Menjadi pertanda adanya kehidupan
Rasul saw. bersabda:
Awal mula segala dosa,
Adalah terlampau cinta harta
Dan awal mula segala sesat,
Ialah enggan tunaikan zakat
Maqalah mengatakan:
Adalah terpuji
Orang yang mengaku tak kuasa mengabdi
Sedangkan nyata penuhi amri
Sebab pengakuan tak berdaya
Adalah pertarzda diterima amalnya
Tak mau syukuri nikmat Ilahi
Ialah pertanda berjiwa keji
Sedang tahu perbuatan keji dan tetap menjalani
Adalah mencelakakan diri sendiri
Seorang penyair mengatakan:
Wahai para manusia yang disibukkan harta
Terlelap dalam kubangan asa
Serta senantiasa terlena
Ketika kemudian ajalnya menyapa
Dan kematian datang dengan tiba-tiba
Alam kubur memasang segala daya
Dan nikmatilah hiruk-pikuknya
Lewat ajal, kematian kan nyata
Dalam munajatnya Abu Bakar asy-Syibli mengatakan:
Tuhanku, sungguh aku suka
Memberikan semua kebaikanku kepada-Mu
Padahal aku membutuhkannya
Karenanya,
Bagaimana Engkau tak suka
Menjatuhkan semua keburukanku padaku
Sedangkan Engkau tak membutuhkannya
Bila dirimu ingin sentosa,
Tentram bersama Yang Kuasa
Maka tinggalkanlah dengan rela,
Apa-apa yang kau suka
Andai saja dapat kau nikmati
Betapa indah dekat dengan Ilahi
Pastilah engkau akan merasa
Betapa sering berpisah dari-Nya

Renungan Awal


Lewat sebuah Hadits Qudsi Allah mengajak hamba-Nya berdialog
Hamba-Ku,
Aku haramkan aniaya atas Diri-Ku
Dan Kujadikan ia larangan bagimu

Maka, janganlah saling menganiaya
Hamba-Ku,
Setiap dari kalian akan tersesat
Kecuali mereka yang Kuberi petunjuk
Maka mintalah bimbingan kepada-Ku Pasti Ku bimbing
Hamba-Ku,
Setiap dari kalian tetap akan lapar
Kecuali mereka yang Kuberi rezeki
Maka mintalah nafkah kepada-Ku Pasti Kupenuhi
Hamba-Ku,Setiap dari kalian adalah telanjang
Kecuali orang yang Ku sandangi
Maka mintalah pakaian kepada-Ku Pasti Ku cukupi
Hamba-Ku,
Tak ada artinya bagi-Ku
Perilaku baik dan burukmu
Maka berbuatlah sesukamu
Hamba-Ku,
Jika saja seluruh dari sesamamu
Semenjak makhluk pertama hingga generasi paling purna
Baik jin maupun manusia
Semuanya bertakwa dengan sepenuh jiwa
Laksana jiwa orang yang paling suci di antaramu
Sungguh sedikit pun tidak menambahi
Kemegah-agungan istana-Ku
Dan kalaupun semuanya durhaka
Laksana jiwa orang yang paling durjana di antaramu
Sungguh sedikit pun takkan mempengaruhi
Kemegahan istana-Ku
Dan seandainya semuanya berdiri menyatu
Di atas sebongkah batu
Kemudian berdoa dan meminta
Pasti akan Kupenuhi satu persatu pintanya
Dan sungguh semua itu
Takkan mengurangi sedikit pun apa yang ada pada-Ku
Melainkan hanya bagai air yang menempel pada peniti
Yang dientas dari samudera
Hamba-Ku,
Adanya dirimu hanya bagi dirimu
Dan semua bergantung atas perbuatanmu
Aku berikan kesempatan
Dan nantinya Ku anugerahi balasan
Siapa pun nantinya yang memperoleh kebaikan
Hendaklah ia berterima kasih dan memuji Tuhan
Dan yang menemukan keburukan
Janganlah mengeluh dan menyalahkan
Kecuali pada dirinya sendiri
Rasulullah saw. bersabda:
Orang-orang yang selalu menyayangi
Akan disayang Maha Penyayang
Maka, sayangilah penghuni bumi
Niscaya engkau akan disayang penduduk langit

Taman Safari MA’RIFAT

M. RAHIM BAWA MUHAIYADDEEN
SALAM sayangku padamu, cucu-cucuku, putra-putriku, saudara-saudaraku. Dapatkah kita pergi keluar sejenak? Datanglah, mari kita naik mobil ke taman safari di mana kita dapat menjumpai binatang-binatang hidup di lingkungan alaminya. Singa, harimau, macan tutul, dan binatang lain pemakan daging mengembara bebas, tapi mereka terpisah dari sekawanan rusa, gajah, dan binatang lain pemakan tumbuh-tumbuhan. Penjaga membangun pagar untuk memisahkan dua kelompok ini.
Marilah kita pergi mendekat. Inilah tempat di mana rusa dan kambing hidup. Jangan khawatir, mereka tidak berbahaya. Mereka tidak akan membahayakan atau membunuh kita. Tapi kita harus tetap berhati-hati dan menjaga jarak dengan mereka, sebab gajah juga masuk ke wilayah ini. Akan lebih aman jika kita berdiri di luar pagar dan melihat.
Apakah engkau melihat anak gajah? Bagaimana cantiknya ia. Rusa dan anak rusa cantik juga, bukankah begitu? Anak-anak kuda, keledai, dan kambing juga cantik. Apakah engkau memperhatikan bagaimana bulu-bulu mereka berubah warna ketika mereka menjadi besar? Lihatlah ibunya! Mereka tidak lagi memiliki kecantikan masa muda itu. Anak-anak berlari dan berlompatan serta bermain dengan bahagianya semasa muda, tapi ibunya tidak bahagia lagi. Mereka telah berubah. Mereka hanya menggelengkan kepala dan makan rumput.
Oh lihatlah, kambing muda itu jatuh ke dalam kubangan! Anak-anak kambing lainnya mampu melompati kubangan itu, tapi yang satu itu jatuh. “Mbek! Mbek!” ia menangis, dan ibunya datang berlari untuk menolong anaknya. Awalnya ia mencoba menarik keluar dengan mulutnya, tapi tidak berhasil. Berikutnya ia meletakkan dua kakinya di dalam kubangan dan mencoba mendorongnya keluar dengan kepalanya. Nah, tuntas sudah, dan anak kambing itu pun terus berlari bermain. Ibunya selalu sibuk dengan pekerjaannya. Mereka tidak bebas untuk bermain seperti anak-anak kambing itu.
Apakah engkau melihat anak rusa di sana? Lihatlah, mereka meletakkan hidung mereka pada pagar. Mari kita mencoba bicara dengan mereka. Mereka tidak takut kepada orang sekarang, tapi ketika mereka tumbuh dewasa, mereka akan lari dari kita.
Sekarang mari kita berjalan berkeliling ke sisi yang lain, di wilayah berpagar di mana macan tutul dan singa berada. Anak-anak mereka juga sangat bahagia. Lihatlah bagaimana mereka berlari dan berlompatan serta berkejaran dan menggigit satu dengan yang lainnya! Mereka berguling-guling bersama di atas tanah seperti kancil dan anak anjing! Mereka hanya bermain, tanpa saling melukai satu sama lain atau melukai makhluk-makhluk lain mana pun. Anak-anak yang masih muda begitu menyenangkan, tapi lihatlah ibunya. Sifat-sifatnya sungguh berbeda; mereka meraung dan mengancam akan membunuh yang lainnya. Anak-anak singa menjadi kejam seperti ibunya ketika sudah tumbuh dewasa. Mereka akan menjadi kejam seperti ibunya. Hari ini mereka bahagia, tapi nantinya setelah dewasa akan mengajari anak-anak mereka dengan sifat-sifat dan perilaku-perilaku mereka sendiri. Mereka akan menunjukkan pada anak singa bagaimana menangkap dan membunuh hewan lainnya serta menghisap darah mereka untuk menghilangkan rasa haus dan lapar.
Tapi untuk sekarang semua anak bermain bersama dengan senang. Anak-anak singa, harimau, dan macan tutul mendatangi kita, membuat suara yang lembut, dan mengendus kita. Apakah engkau melihat bagaimana ibu mereka mengawasi untuk meyakinkan bahwa kita tidak menyakiti mereka? Ibunya mempunyai kekuatan yang dapat menghancurkan kita, tapi engkau tidak perlu merasa takut. Sepanjang kita berada di luar penghalang ini, kita akan baik-baik saja.
Cucu-cucuku, apakah engkau memahami apa yang telah kita lihat? Pikirkanlah tentang hal ini! Ini adalah taman safari, tempat di mana engkau akan menemukan binatang-binatang yang damai dan berbahaya. Dunia juga sama seperti tempat ini. Di sana engkau akan menemukan kehidupan manusia dan kehidupan binatang. Dapatkah engkau mengatakan perbedaan antara keduanya setelah melihat mereka? Tidak. Sungguh mudah untuk melihat perbedaan antara harimau dengan rusa, tetapi engkau tidak dapat melihat perbedaan antara manusia-binatang dan manusia sejati. Mereka semua tampaknya serupa.
Kita tahu bahwa ketakutan akan menghinggapi kita ketika melihat singa dewasa, karena kita tahu bahwa singa itu berbahaya.
Tapi ketika kita melihat manusia, kita tidak bisa mengatakan apakah mereka baik atau jahat, apakah mereka akan menyakiti atau tidak. Mereka semua kelihatan seperti manusia, tapi ketika sifat jahat dan tindakan merasuki mereka, mereka berubah menjadi binatang-binatang yang berbahaya. Ini sangat penting untuk kita pelajari dan mengetahui perbedaannya. Kita harus mengetahui itu untuk menyelamatkan diri.
Bagaimana engkau mengatakan apakah seseorang itu adalah manusia atau binatang? Manusia-binatang akan mempunyai banyak hubungan dengan dunia. Mereka akan mempunyai sifat egois, amarah, iri, dan cemburu. Manusia semacam itu tidak mempunyai kedamaian dalam hidupnya. Mereka hanya akan mempunyai keraguan dan kecurigaan, ketergesa-gesaan dan ketidaksabaran, kebencian, dan kesombongan. Mereka akan mencari pujian, gelar, dan penghargaan serta selalu berkata, “Aku, Aku, Aku!” Mereka selalu berprasangka terhadap kepercayaan, ras dan warna [kulit], dan bahkan menentang setiap jenis doa. Mereka akan mempunyai empat ratus triliun plus sepuluh ribu perbedaan spiritual dan dipenuhi dengan kesombongan, karma, ilusi, nafsu, dan sikap egois.
Segala sesuatu yang dilakukan manusia-binatang didorong oleh keakuan, kebanggaan, dan kesombongan. Mereka membahayakan makhluk lain, mereka menciptakan masalah dan menyebabkan perselisihan, mereka menyiksa, menyakiti, dan membunuh yang lain. Mereka membuat perbedaanperbedaan politis yang mengarah pada peperangan. Mereka berperang melawan ras, perang agama, perang wilayah, dan perang untuk kebebasan. Mereka perang antara aku dan dirimu.
Mereka menghancurkan satu sama lain, dan menghancurkan kesatuan dan cinta. Mereka menghancurkan kedamaian dan menentang kasih sayang sepanjang waktu. Kesabaran nurani, kepuasan diri, kepasrahan, dan memberikan semua tanggung jawab serta pujian kepada Tuhan tidak ada dalam kehidupan binatang-binatang manusia ini.
Buah hatiku, anak-anakku. Bukankah engkau melihat orang seperti ini? Orang seperti itu menghancurkan orang lain sama seperti singa dewasa menelan mangsanya. Mereka mencoba menghancurkan segalanya. Lihatlah bagaimana mereka menghancurkan kesatuanmu, kedamaian, dan kebahagiaan. Prasangka mereka membuatmu bersedih. Dalam waktu singkat, mereka dapat membuatmu sangat tertekan. Mereka berkata, “Aku berbeda dengan dirimu. Engkau mempunyai Tuhan dan aku mempunyai Tuhan yang lain. Aku menyembah Tuhanku dan engkau menyembah Tuhanmu.” Mereka tidak akan membiarkanmu mendapatkan kedamaian, meskipun hanya untuk sedetik saja.
Kasihku, anak-anakku, cahaya mataku yang berkilauan. Inilah jalan hidup manusia. Hanya orang tertentu mendapatkan kedamaian.
Kebanyakan manusia adalah binatang. Penyakit karma yang buruk ini, penyakit kesombongan dan khayalan, telah membelenggunya.
Cucu-cucuku, sebagai anak kecil, engkau sekarang menjalin hubungan dengan Tuhan, dan engkau akan mempunyai kedamaian.
Tuhan bermain denganmu dan engkau bermain dengan-Nya. Engkau bermain dengan benar, dan merasa tenang.
Hatimu begitu bersih, tubuhmu bersih, cintamu suci, dan kedamaianmu bersih. Begitulah anak-anak sekarang adanya. Apakah mereka putih, hitam, coklat, merah, atau kuning. Semua anak muda menggunakan satu bahasa dan dapat berkomunikasi dengan yang lainnya secara sempurna. Sebagian dari kalian masih begitu muda untuk mengerti satu bahasa itu, dan ketika engkau bicara, Tuhan mengerti. Engkau bahagia dan tenang dan memeluk setiap orang tanpa melihat warna mereka atau perbedaan yang lainnya. Tapi orang-orang yang mempunyai banyak penyakit tidak akan mengerti bahasamu. Orangtua tidak akan mengerti jenis komunikasi itu. Mereka tidak akan mengerti jenis kebahagiaan, ketenangan, ketenteraman, dan kedamaian itu.
Cucu-cucu kecilku, tetaplah untuk menjaga keelokan yang engkau miliki sejak engkau dilahirkan. Hargailah kesatuan dan sifat-sifat baik dan jagalah mereka sampai segalanya berakhir!
Jika engkau menjaga sifat-sifat ini, dirimu akan selalu ada dalam lindungan Tuhan. Engkau harus menetapkan ini dalam hidupmu!
Anak-anakku, saudara-saudaraku, barangsiapa yang lebih tua harus menganalisa keadaan kita dan berubah kembali menjadi manusia yang sesungguhnya. Kita harus menemukan kedamaian melalui sifat-sifat dan tindakan-tindakan Tuhan. Kita harus menghindari musuh-musuh hewaniah dalam diri kita agar menjadi manusia sejati. Sepanjang sifat binatang ada dalam diri kita, maka kita tidak akan pernah menemukan ketenangan. Kita tidak akan pernah tahu kecantikan dan ketenangan Tuhan. Kita tidak akan mempunyai cahaya dan kecantikan serta kedamaian jiwa. Kita kehilangan semuanya itu ketika penyakit sombong, karma, dan ilusi menghinggapi kita.
Engkau dan aku harus berpikir tentang hal ini dan berusaha untuk mengusir hal-hal tersebut. Maka Tuhan kita Yang menciptakan kita dapat hidup damai bersama kita, dan kita dapat hidup damai bersama-Nya. Kita dapat memelihara kecantikan kita, cahaya, kesucian, dan kesempurnaan kita. Dan kita dapat berbagi kedamaian dalam hati dan hidup dengan orang lain. Orang yang melakukan ini adalah manusia sejati.
Buah hatiku, cucu-cucuku. Marilah kita renungkan tentang hal ini. Semoga Tuhan melindungi kita. Dia akan memberi kita kesatuan dan kebajikan. Dia akan memberi kita jalan untuk mendapatkan kedamaian dengan keagungan-Nya. Amin.

Dialog Antara Akal Nafsu Dengan Tuhan


Dalam dialog ini sangat besar manfaat nya jika kita menyimak dan mengambil
kesimpulan dari Dialog Antara Akal Nafsu Dengan Tuhan ini, jika kita bisa menempatkan Antara Akal Dan Nafsu Tersebut, maka yang jadi kendali dalam diri kita bukan nafsu lagi.
Allah menciptakan akal dan nafsu dalam diri manusia, Nafsu dan akal mengaku bahwa mereka hanyalah sebuah makhluk yang tidak berdaya.
AKAL
Allah SWT berfirman,"Wahai akal, menghadaplah engkau."
Maka akal pun menghadap Allah SWT, kemudian Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, berbaliklah engkau."Lalu akal pun berbalik.
PENGAKUAN AKAL.
Kemudian Allah SWT berfirman,"Wahai akal, siapakah aku?".
Lalu akal pun menjawab,
"Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang dhaif dan lemah."
Lalu Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, tidak Aku ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau.
PENGAKUAN NAFSU.
Setelah itu Allah SWT menciptakan nafsu.
Allah SWT berfirman,
"Wahai nafsu, menghadaplah kamu.".
Nafsu tidak menjawab sepatah kata pun, malah sebaliknya, mendiamkan diri.
Kemudian Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah aku?" Lalu nafsu berkata,
"Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."Setelah itu Allah SWT menyiksanya di neraka Jahannam selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya.
Allah SWT berfirman lagi, "Siapakah engkau dan siapakah aku?".
Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."
Lalu Allah SWT menyiksa nafsu itu dalam neraka lagi selama 100 tahun.
Setelah itu nafsu dikeluarkan dan Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah Aku?" Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata,
"Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah Tuhanku."
PUASA BISA MELAWAN NAFSU.
Untuk itulah Allah SWT mewajibkan kita berpuasa, karena nafsu itu sangat jahat.
Hendaknya kitalah yang mengawal nafsu itu dan jangan biarkan nafsu yang mengawal kita, karena kalau dia yang mengawal, maka kita akan menjadi musnah.Setelah itu Allah SWT memasukkan akal dan nafsu ke dalam diri Adam a.s.
Pada saat Nabi Adam a.s datang ke bumi, keturunan manusia bertambah banyak, maka peranan nafsu dan akal tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Kemungkaran yang terjadi di atas bumi ini adalah dari nafsu, bukan dari akal.
Karena akal dan nafsu ada dalam diri manusia, maka terjadilah pertentangan antara nafsu dan akal, bertentangan antara satu dengan yang lain.
Peperangan nafsu dan akal tidak pernah ada henti-hentinya, terkadang nafsu yang menang, terkadang akal yang menang.
Misal saja kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang baik, maka nafsu akan menolaknya dan mengajak kepada kejahatan, sedangkan akal mengajak kepada kebaikan. Kalau kita mengikuti nafsu, artinya kita kalah, dan sebaliknya, jika kita mengikuti akal maka kita akan menang.
Namun bagaiman pun juga, nafsu ini tetap diperlukan oleh manusia, bila nafsu musnah, manusia juga akan musnah.Sebagai contoh saja nafsu makan, kalau nafsu makan kita tidak ada, maka manusia akan mati, dan nafsu makan ini merupakan fitrah alami jadi tidak akan hilang.
Begitu juga dengan nafsu terhadap lawan jenis, jika nafsu ini tidak ada, maka manusia tidak akan berketurunan dan akhirnya musnahlah manusia.

PEDAGANG YANG DIJAMIN SURGA...


Imam Bukhari meriwayatkan dari Hudzaifah, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda : ‘Ada seorang laki-laki dari umat sebelum kalian yang didatangi oleh Malaikat maut untuk mencabut nyawanya. Dia ditanya, ‘Adakah kebaikan yang kamu lakukan?’. Dia menjawab, ‘Aku tidak tahu’. Dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah’. Dia menjawab, ‘Aku tidak mengetahui apa pun. Hanya saja, di dunia aku berjual-beli dengan orang-orang dan saling tukar menukar barang. Lalu aku memberi kesempatan kepada orang yang mampu dan memaafkan kepada orang yang kesulitan’. Maka Allah memasukkannya ke dalam surga”.
Dalam riwayat Hudzaifah juga, “Para Malaikat menerima ruh seorang laki-laki dari kalangan umat sebelum kalian. Mereka bertanya, ‘Apakah kamu melakukan suatu kebaikan?’. Dia menjawab, ‘Aku memerintahkan pegawaiku agar memberi kesempatan kepada orang yang mampu dan memaafkan kepada orang yang tidak mampu’. Maka mereka memaafkannya”.
Dalam riwayat Abu Hurairah disebutkan, “Ada seorang saudagar yang memberi hutang kepada orang-orang. Jika dia melihat seseorang dalam kesulitan, dia berkata kepada para pegawainya, ‘Maafkanlah dia, mudah-mudahan Allah memaafkan kita’. Maka Allah benar-benar memaafkannya”.

KISAH JASAD WAJAH NABI YUSUF YANG BERCAHAYA


Imam Hakim meriwayatkan dalam kitab Mustadrak, dari Abu Musa, bahwa Rasulullah saw. singgah di rumah seorang Badui. Beliau dimuliakan, maka beliau bersabda kepadanya, “Wahai Badui, katakan keperluanmu?”. Badui menjawab, “Ya Rasulullah, seekor unta betina dengan pelananya dan domba betina yang diperah oleh keluargaku”. Ini diucapkannya sampai dua kali.
Rasulullah bersabda, “Mengapa engkau tidak seperti nenek tua Bani Israil?”. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah nenek tua Bani Israil itu?”.
Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya Nabi Musa hendak berjalan membawa Bani Israil, tetapi dia tersesat di jalan. Maka para ulama Bani Israil berkata kepadanya, ‘Kami katakan kepadamu bahwa Nabi Yusuf mengambil janji-janji Allah atas kami, agar kami tidak pergi dari Mesir sehingga kami memindahkan jasadnya bersama kami’. Nabi Musa bertanya, ‘Siapa diantara kalian yang mengetahui makam Nabi Yusuf?’.
Mereka menjawab, ‘Yang tahu dimana kuburan Nabi Yusuf hanyalah seorang nenek tua Bani Israil’. Nabi Musa memintanya agar dihadirkan. Kemudian Nabi Musa berkata kepadanya, ‘Tunjukkan kepadaku dimana makam Nabi Yusuf’. Nenek itu menjawab, ‘Aku tidak mau memberitahu hingga aku menemanimu di surga’. Sebenarnya Nabi Musa tidak menyukai permintaannya, namun para ulama Bani Israil menyerukan, 'Kabulkan permintaannya’. Nabi Musa pun mengabulkan permintaan nenek tua itu. Lalu nenek tua itu mendatangi sebuah danau bersama Nabi Musa dan kaumnya dan berkata, ‘Kuraslah airnya’. Setelah air telah surut, nenek tua itu berkata, ‘Galilah disini’. Begitu mereka menggali, mereka menemukan jasad Nabi Yusuf. Saat jasad Nabi Yusuf diangkat dari tanah, jalanan langsung terlihat nyala seperti cahaya pada siang hari

Kisah Wanita Yang Menasihati Ulama Besar


Di dalam kitab Al-Muwattha’ dijelaskan, bahwa Imam Malik meriwayatkan dari Al-Qasim bin Muhammad bahwa dia berkata, “Istriku wafat, maka Muhammad bin Kaab Al-Qurazhi mendatangiku untuk bertakziah”. Muhammad bin Kaab berkata, “Di kalangan Bani Israil terdapat seorang faqih, ‘alim, ahli ibadah dan ahli berijtihad. Dia sangat mengagumi dan mencintai istrinya. Ketika istrinya wafat, dia sangat bersedih dan sangat menyesalinya, hingga dia menyendiri di rumah, menutup diri dan menghindari orang-orang. Tidak ada seorang pun yang berani menemuinya karena menghormati sang ‘alim.
Ada seorang wanita yang mendengar berita tersebut. Lalu dia memberanikan diri untuk mendatangi rumah sang ‘alim. Setelah sampai di rumah sang ‘alim, wanita itu ditemui oleh murid sang ‘alim, lalu wanita itu berkata, “Aku ada perlu dengan sang ‘alim, aku ingin meminta fatwa dan tidak bisa diwakilkan”. Orang-orang yang saat itu berada di rumah sang ‘alim sudah pulang, namun wanita itu masih menunggu di pintu. Wanita itu berkata kepada murid sang ‘alim, “Aku harus bertemu dengannya.”
Akhirnya, si murid menyampaikan kepada sang ‘alim, “Ada seorang wanita di depan pintu yang ingin meminta fatwamu. Wanita itu berkata bahwa ia hanya ingin bertemu denganmu”. Orang-orang sudah bubar sementara dia tetap menunggu di depan pintu. Sang ‘alim itu pun berkata, “Suruh dia masuk”. Wanita itu pun masuk dan berkata, “Aku datang untuk meminta fatwamu dalam suatu perkara”. Sang ‘alim bertanya, “Apa itu?”.
Wanita itu berkata, “Aku meminjam perhiasan dari tetanggaku. Aku memakainya dan meminjamkannya beberapa waktu, kemudian mereka memintaku untuk mengembalikannya. Apakah aku harus mengembalikannya?”. Sang ‘alim menjawab, “Ya, demi Allah”. Wanita itu berkata, “Perhiasan itu telah berada padaku selama beberapa waktu”. Sang ‘alim menjawab, “Hal itu lebih wajib atasmu untuk mengembalikannya kepada mereka ketika mereka meminjamkannya beberapa waktu”. Wanita itu pun berkata, “Semoga Allah merahmatimu. Apakah kamu menyesali apa yang Allah pinjamkan kepadamu (maksudnya; istrinya) kemudian Dia mengambilnya darimu sementara Dia lebih berhak daripada dirimu?”. Sang ‘alim pun tersadar dari kekeliruannya selama ini dengan mengurung diri di rumah dan menyesali kepergian istrinya. Ternyata, kedatangan dan pertanyaan-pertanyaan wanita itu mengandung nasihat berharga bagi dirinya sehingga menggugah hatinya yang tadinya susah dan sedih.

RAHASIA - RAHASIA ALLAH SWT


Di dalam Kitab al-Isti'dad lil Mauti Wasualil Qabri juz 1 hlm. 20 dijelaskan, bahwa Allah swt. menyembunyikan 3 perkara di dalam tiga perkara. Yang pertama, Allah menyembunyikan Ridha-Nya di dalam perbuatan taat (takwa) seseorang kepada Allah, maka jangan sekali-kali meremehkan atau menghina perbuatan taat seseorang, karena banyak sekali ketaatan seseorang yang diremehken justru itu yang diridhai Allah, (sesungguhnya kita semua tidak tahu taat siapa/perbuatan taat kita yang bagaimana / yang seperti apa yang di terima Allah).
Yang kedua, Allah menyembunyikan murka-Nya di dalam kemaksiatan menusia kepada Allah, maka jangan sekali-kali meremehkan kemaksiatan sekecil apapun, karena seringkali kemaksiatan yang diremehkan justru yang di murkai Allah.
Yang ketiga, Allah menyembunyikan kekasih-Nya di antara makhluk-makhluk-Nya, maka jangan pernah menghina seseorang dari makhluk-Nya walaupun menurut kita remeh/hina, karena banyak manusia yang tidak di perdulikan manusia lain ternyata justru yang dikasihi Allah swt.
Ikhlas, Rahasia Allah dengan Hamba-Nya
Seorang sahabat dengan mimik serius mengajukan sebuah pertanyaan kepada Rasulullah swt. ,“Duhai kekasih Allah, bantulah aku mengetahui perihal kebodohanku ini. Kiranya engkau dapat menjelaskan kepadaku, apa yang dimaksud ikhlas itu?“
Rasulullah, kekasih Allah yang paling mulia bersabda, “Berkaitan dengan ikhlas, aku bertanya kepada Jibril as. apakah ikhlas itu? Lalu Jibril berkata,“Aku bertanya kepada Tuhan yang Maha Suci tentang ikhlas, apakah ikhlas itu sebenarnya? “
Allah swt. yang Mahaluas Pengetahuan-Nya menjawab, “Ikhlas adalah suatu rahasia dari rahasia-Ku yang Aku tempatkan di hati hamba-hamba-Ku yang Kucintai.“(HR. al-Qazwini).
Dari hadits diatas nampaklah bahwa rahasia ikhlas itu diketahui oleh hamba-hamba Allah yang dicintai-Nya. Untuk mengetahui rahasia ikhlas, kita harus menggali hikmah dari kaum arif, salafus shalih dan para ulama kekasih Allah. Antara lain Imam Qusyairy dalam kitabnya Risalatul Qusyairiyah menyebutkan bahwa ikhlas berarti bermaksud menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan/pengabdian. Keikhlasan berarti menyucikan amal-amal perbuatan dari campur tangan sesama makhluk. Dikatakan juga, keikhlasan berarti melindungi diri sendiri dari urusan individu manusia.
Hamba Allah yang ikhlas mampu beribadah secara istiqamah dan terus menerus/kontinu. Orang-orang yang ikhlas adalah orang yang kualitas amalnya dalam kondisi ada atau tidak adanya orang yang memperhatikan adalah sama. Berbeda dengan orang yang kurang ikhlas, ibadahnya justru lebih bagus ketika ada orang lain memperhatikannya.
Seorang pembicara yang tulus tidak harus merekayasa aneka kata-kata agar penuh pesona, tetapi dia usahakan agar setiap kata-kata yang diucapkan benar-benar menjadi kata-kata yang disukai Allah. Bisa dipertanggungjawabkan kebenaran dan maknanya, selebihnya terserah Allah, kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata kita, Allah-lah yang Maha Kuasa menghunjamkannya ke dalam setiap kalbu/hati.
Oleh karena itu, tidak perlu terjebak oleh rekayasa-rekayasa, Allah sama sekali tidak membutuhkan rekayasa, karena Dia Maha Tahu segala lintasan hati, Maha Tahu segalanya. Semakin jernih, semakin bening, dan semakin bersih segala apa yang kita lakukan atau semakin seluruh aktifitas ditujukan semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah-lah yang akan menolong segalanya.
Tanda-Tanda Ikhlas Seorang Hamba
1. Tidak mencari populartias dan tidak menonjolkan diri
2. Tidak rindu pujian dan tidak terkecoh pujian. Pujian hanyalah sangkaan orang kepada kita, padahal kita sendiri yang tahu keadaan kita yang sebenarnya. Pujian adalah ujian Allah, hampir tidak pernah ada pujian yang sama persis dengan kondisi dan keadaan diri kita yang sebenarnya. 3. Tidak silau dan cinta jabatan
4. Tidak diperbudak imbalan dan balas budi
5. Tidak mudah kecewa.
Seorang hamba Allah yang ikhlas yakin benar bahwa apa yang diniatkan dengan baik lalu terjadi atau tidak yang dia niatkan semuanya pasti telah dilihat dan dinilai oleh Allah swt. Misalnya, ketika kita hendak menjenguk teman sakit di luar kota, ternyata ketika kita sampai yang bersangkutan telah sembuh dan pulang. Tentu saja kita tidak harus kecewa karena niat dan perjalanan kita termasuk ongkos dan keletihannya sudah mutlak tercatat dan tidak akan disia-siakan Allah swt.
Seorang hamba yang ikhlas sadar bahwa manusia hanya memiliki kewajiban menyempurnakan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Perkara yang terbaik terjadi itu adalah urusan Allah.
6. Tidak membedakan amal yang besar dan amal yang kecil
7. Tidak fanatik golongan
8. Ridha dan marahnya bukan karena perasaan pribadi
9. Ringan, lahap dan nikmat dalam beramal
10. Tidak egois karena selalu mementingkan kepentingan bersama.
11. Tidak membeda-bedakan pergaulan.
Tingkatan Ikhlas
Dalam kitab al-Hikam, karya Syeikh Ibnu Atho’ilah tentang kedudukan seorang hamba dalam amal perbuatannya, terdapat dua tingkatan kemuliaan seorang hamba ahli ikhlas, yakni hamba Allah yang abrar dan yang muqarrabin.
Keikhlasan seorang abrar adalah apabila amal perbuatannya telah bersih dari riya baik yang jelas maupun samar/tersembunyi. Sedangkan tujuan amal perbuatannya selalu hanya pahala yang dijanjikan Allah swt.
Adapun keikhlasan seorang hamba yang muqarrabin adalah ia merasa bahwa semua amal kebaikannya semata-mata karunia Allah kepadanya, sebab Allah yang memberi hidayah dan taufik.
Dengan kata lain, amalan seorang hamba yang abrar dinamakan amalan lillah, yaitu beramal karena Allah. Sedangkan amalan seorang hamba yang muqarrabin dinamakan amalan billah, yaitu beramal dengan bantuan karunia Allah. Amal lillah menghasilkan sekedar memperhatikan hukum zahir/yang jelas, sedang amal billah menembus ke dalam perasaan kalbu/hati.
Pantaslah seorang ulama ahli hikmah menasihatkan, “Perbaikilah amal perbuatanmu dengan ikhlas, dan perbaikilah keikhlasanmu itu dengan perasaan bahwa tidak ada kekuatan sendiri, bahwa semua kejadian itu hanya semata-mata karena bantuan dan pertolongan Allah saja.“