Laman

Selasa, 18 Januari 2022

ZIKIR MAKRIFAT

Bagaimana cara berdzikir kepada Allah SWT sehingga kita siap untuk bertemu denganNYA?


Dzikir adalah sebuah aktivitas yang kaya akan aspek esoteris. Ia adalah bagian laku yang harus ada dalam sebuah perjalanan suluk menempuh jalan ruhani untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Semesta Alam. 

Dalam praktiknya, berdzikir harus mengikuti aturan-aturan dan adab tertentu sesuai dengan cara yang dituntunkan oleh para guru spiritual sepanjang masa. 


Pada kesempatan kali ini, akan dipaparkan adab berzikir dan tata cara zikir dengan harapan agar kita mendapatkan pengetahuan bagaimana berdzikir yang khusyuk agar kita bisa bertemu Allah SWT.


1. Membaca lafaz LA ILAHA ILLA ALLAH. 

Artinya: Tiada Tuhan selain Allah. 

Zikir ini disebut zikir NAFI ISBAT. Paling tidak dibaca 100 kali setiap hari terutama dibaca setelah sholat fardhu. Khususnya setelah Maghrib, Isya dan setelah sholat subuh. 

Lafaz ILLA ALLAH ini disebut Isbat yang artinya pengecualian atas segala sesembahan kecuali hanya Allah SWT.


2. Membaca lafaz ALLAHU. Zikir ini disebut ISMU AL-ASMA, dibaca sebanyak 33 kali sehabis sholat fardhu, terutama setelah sholat Isya.


3. Membaca lafaz zikir HUWA ALLAH. Zikir inilah yang disebut sebagai zikir GHAIB AL ISMI. Zikir ini dibaca setiap hari sebanyak 33 kali, setelah sholat fardhu, terutama setelah sholat Isya.


4. Membaca zikir HUWA, HUWA. Zikir ini disebut sebagai zikir GHAIB AL GHAIB. Zikir ini dibaca sebanyak 34 kali setelah sholat fardhu, sehingga jumlahnya (total item 2,3,4) sebanyak 100 kali.


Adapun gerakan dalam melafazkan zikir NAFI ISBAT tersebut haruslah mengikuti aturan sebagai berikut:


1. Ketika membaca lafaz LA, maka dengan gerakan kepala, lafaz LA tersebut dimulai dari bahu kiri menuju ke bawah ke arah perut, kemudian diputarkan mengelilingi tali pusat lalu diteruskan ke arah atas menuju bahu kanan;


2. Pada waktu berada di bahu kanan itulah lafaz ILAHA diucapan sambil kepalanya dimiringkan ke arah belikat kanannya;


3. Sambil kepala ditekan ke arah hati sanubarinya, lafaz ILA ALLAH diucapkan dengan penekanan pada sudut kiri bawah dada.


TIGA TAHAP BERDZIKIR


Ada tiga tahap adab berdzikir. 


Pertama, ada lima perkara sebelum berdzikir. Kedua, dua belas perkara pada saat mengerjakan zikir dan ketiga, ada tiga perkara setelah berdzikir.


Lima perkara yang harus dilakukan sebelum berdzikir adalah sebagai berikut:


1. Bertaubat kepada Allah SWT


2. Mandi atau mengambil air wudhu


3. Diam sambil mengkonsentrasikan diri pada zikir dengan mengikhlaskan hati sebelum berdzikir


4. Hatinya meminta tolong kepada para wali-wali Allah


5. Hatinya meminta tolong kepada Nabi Muhammad SAW.


Sedangkan dua belas perkara saat berzikir adalah sebagaoi berikut:


1. Duduk bersila di tempat yang suci


2. Meletakkan kedua tangan di atas kedua paha


3. Membuat bau harum di tempat zikir


4. Memakai pakaian yang halal dan pakai wangi-wangian


5. Pilih tempat yang tenang dan sunyi


6. Pejamkan mata


7. Bayangkan wajah wali Allah di antara kedua mata agak maju ke depan


8. Tetap istiqomah baik dalam keadaan ada orang maupun sepi


9. Tulus ikhlas hatinya saat berdzikir


10. Dzikir utama adalah LA ILAHA ILLA ALLAH


11. Berusaha menghadirkan ALLAH SWT dalam setiap mengucapkan dzikir LA ILAHA ILLA ALLAH


12. Meniadakan wujud lain selain Allah.


Sedangkan tiga macam adab lainnya setelah selesai berdzikir adalah:


1. Diam sejenak sesaat setelah usai melakukan dzikir dan tetap diam di tempat


2. Mengatur dan mengembalikan nafas seperti semula


3. Menahan diri untuk minum air

Sangat dianjurkan untuk melakukan pemutihan diri dari semua amalan negatif sebelum menjalankan ritual dzikir. 

Caranya adalah menjalankan PUASA selama 7 hari. Usai menjalankan puasa baru kemudian menjalankan amalan zikir rutin. 


Bagi para pejalan spiritual yang ingin lebih mendalami laku suluknya, maka disarankan untuk melakukan dzikir dengan cara:


1. BERTAPA (Uzlah). 

Ini adalah syarat agar laku suluk kita semakin bagus. Uzlah adalah mengasingkan diri untuk sementara waktu dari keramaian dan dari pergaulan sehari-hari. Ini biasa dilakukan oleh murid-murid tarekat di masa silam. Bila anda berkesempatan untuk uzlah, silahkan pergi ke gunung atau hutan dan carilah sebuah gua. Siapkan bekal makan dan minum yang cukup untuk sekian lama Anda inginkan. Pedoman selesainya uzlah adalah KEMANTAPAN HATI setelah bertemu dengan apa yang dicari. Namun kini, uzlah dianggap terlalu berat sehingga sebagai penggantinya adalah menjauhkan diri dari segala bentuk perbuatan maksiyat dan terlarang syariat.


2. NGAWULO (Mengabdi). 

Mengabdi pada “sang guru” selama berbulan-bulan atau mungkin juga hingga bertahun-tahun. Dalam konteks sekarang, cukup kita mengabdi kepada instruksi-instruksi yang diyakini benar dan tawadhu’ (merendahkan diri) untuk tidak mengaku dirinya paling benar dibanding diri yang lain.


3. AMAL SHOLDAQOH. 

Mengadakan amal shodaqoh dan infaq sesuai dengan kemampuan. Ini sebuah bentuk pengorbanan dan kerelaan melepaskan apa yang dimiliki karena sesungguhnya kita hakekatnya tidak memiliki apa-apa. Hanya DIA yang Maha Memiliki.

Dalam keadaan bersih lahir batin dan untuk sementara mengosongkan diri dari pengaruh duniawi itulah kita menghadap Sang Khalik Yang Maha Suci. 

Saat bersuluk ini, kita diharapkan untuk selalu menjauhi pikiran kotor dan suci dari batin yang penuh prasangka negatif (suudzon) dan menggantinya dengan prasangka baik (husnudzan) kepada Allah dan kita yakin bahwa hanya DIA-lah sebaik-baiknya tempat bergantung. 


HASBUNA ALLAH WA NI’MAL WAKIL, NI’MAL MAULA WA NI’MA N-NASIR (Cukuplah Allah sebagai tempat bersandar bagi kami dan Dialah tempat memohon pertolongan manusia). 


Apa yang akan terjadi bila kita sudah melengkapi laku suluk mulai Dzikir dan Uzlah secara lengkap? 


Silahkan ditunggu kejadian-kejadian gaib luar biasa yang akan merubah hidup Anda selamanya.


Sekiranya tiada apa-apa tanda teruskanlah berzikir... ubudiah kerana Allah semata-mata.

Mati ada Empat.

 Bismillah, 

Mati Syariat = Mati Tabi'i. 

Mati Thariqot = MATI Ma'nawi. 

Mati Haqiqat = Mati Suri.

MATI Ma'rifat = Mati Hissi. 


Pertama. Mati Tabi'i adlh mati panca indra yg lima, seluruh anggota tubuhnya secara lahir dan bathin telah membaca Allah Allah dan suara alam ini seolah berdzikir dan terdengar membaca kalimat Allah Allah, berdzikir dgn sendirinya, hingga yg tinggal hanyalah rasa rindu terhadap Allah. Orang yg telah merasakan Mati Tabi'i itulah orang yg telah sampai dgn Rahmat Allah pd maqam tajali Af'alullah (nyata perbuatan Allah Swt) .


2.Mati Ma'nawi adlh merasakan dirinya lahir dan bathin telah hilang dan seluruh alam telah lenyap semuanya, yg ada hanyalah kalimat Allah, Allah se-mata2 dimanapun ia memandang, kalimat Allah yg ditulis dgn Nur Muhammad. Orang yg telah merasakan mati Ma'nawi itulah orang yg telah sampai dgn Rahmat Allah pd maqam Asma Allah Swt atau biasa disebut maqam Tajali Asma (nyata nama Allah), nama dgn yg punya nama tdk terpisahkan sedikitpun.

Dgn nama Allah Swt, yg tdk memberi mudhorot / binasa dilangit dan dibumi dan Dia Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.


3.Mati Suri adlh didlm perasaan orang itu telah lenyap segala warna-warni, yg ada hanya Nur se-mata2 yaitu Nurullah, Nur Dzatullah, Nur Sifatyllah, Nur Asma ALLAH, Nur Af'alullah, Nur Muhammad, Nur Baginda Rasulullah, Nur Samawi, Nur 'Ala Nur. Inilah orang yg telah diberi pelita oleh Allah untk meluruskan jalannya. Orang yg telah merasakan mati Suri itulah orang yg telah sampai dgn Rahmat Allah pd maqam Tajali Sifatullah (nyata Sifat Allah).


4.Mati Hissi adlh dlm perasaannya telah lenyap kalimat Allah dan telah lenyap pula seluruh alam ini secara lahir dan batin, dan telah lenyap pula Nur yg tadinya terang benderang yg ada dan dirasakannya adlh Dzat Allah Swt, bahkan dirinya sendiripun dirasakannya hilang musnah, ia telah dibunuh Allah Swt, dan Dialah sebagai gantinya.


Firman Allah Swt didlm hadits qudsy : Bahwasannya hambaKu apabila Aku  telah Kasihi, Aku bunuh ia, lalu apabila telah Aku bunuh mk Akulah sebagai gantinya.

Mk langkahnya se-olah2 langkah Allah, pendengarannya artinya pendengaran Allah, penglihatannya artinya penglihatan Allah, geraknya kehendak Allah, perbuatannya artinya perbuatan Allah. Orang yg telah mendapatkan mati Hissi, ia akan melihat Allah Swt dlm perasaannya.


Firman Allah (QS Al-Baqarah 115): Timur dan Barat kepunyaan Allah Swt, kemana kamu menghadap mk disanalah ada wajah Allah.

Wassalam

FANA BIL BAQO'

الســـــــلام عليــكم ورحمة الله وبركاتــــــــــــــه.

Assalaamu'alaykum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.


MANUSIA (M-A-N-U-S-I-A).

.

M = Man ( Barang siapa ),

A  = Arofa ( Mengenal ),

N  = Nafsahu ( Akan dirinya ),

U  = Ujudu ( Maka ujudnya ),

S  = Sirr ( Menjadi Rahasia ),

I   = I'tihaj ( Kenyataan ),

A  = An HU ( Akan diriKU ).


MAN AROFA NAFSAHU BIL FANA FAQOD AROFA ROBBAHU BIL BAQO'.


Barang siapa mengenal dirinya yang fana maka dikenalinyalah Alloh yang kekal dan abadi.


FANAFILLAH TABADAL BAQOBILLAH FAQOD MINALLOH.

“Fanafillah terganti Baqobillah sehingga Minalloh”.


– MANUSIA itu ialah DIRI yang menerima PERINTAH RAHASIA, Jadi PERINTAH RAHASIA itu yang dikatakan DIRI.


SIAPA DIRI ?


DIRI terbagi menjadi 3 (tiga), yakni ;

1. DIRI TERDIRI,

2. DIRI TERPERI, dan

3. DIRI SEBENAR DIRI.


1).  DIRI TERDIRI Adalah JASAD INI.

       Dikatakan "Diri Terdiri" karena pada jasad itu diliputi Diri yang lain Yaitu Hakikat Diri.


2).  DIRI TERPERI Adalah RUH.

       Dikatakan Diri Terperi karena didalam jasad itu adanya sesuatu yang Menyatu pada jasad Yaitu Ruh.


3).  DIRI SEBENAR DIRI / HAKIKAT DIRI Adalah YANG DIKATAKAN SIRR ( RAHASIA ALLOH ).

       Dikatakan Diri Sebenar Diri Karena Diri Terperi atau Ruh itu mengandungi Bayang-bayang Wujud Alloh, 


HAQIQAT DIRI ini atau DIRI SEBENAR DIRI ini adalah yang dikatakan SIFAT ASALNYA atau SIFAT WAHDAT yang tiada lain adalah NUR-NYA sendiri yang di beri nama MUHAMMAD atau KUNHI DZAT MUHAMMAD.


Oleh karena itulah yang berhak menaungi seluruh makhluk adalah Muhammad itu sendiri yang bersifat Rahasia atau Nur Muhammad.


Jadi siapa yang pengenalannya sesuai AF'AL-NYA (Perbuatannya), ASMA-NYA (namanya atau ucapannya), SIFAT-NYA (bayang-bayang dzat), DZAT-NYA (yang sebenarnya diri), maka sungguh ia dalam naungan Muhammad yang bersifat rahasia atau Nur Muhammad.


– Jadi RUH itu tiada lain adalah Nur Muhammad.

– Nur Muhammad itulah yang di katakan menaungi Dzahir dan Bhatin sekalian alam dan seluruh makhluk.

– Nur Muhammad itulah kesejatian Makhluk Alloh yang sebenarnya.

– Nur Muhammad itulah yang dikatakan sebenar-benarnya bhatin Hamba. Bhatin inilah yang dikatakan Dzahir Alloh, sebagaimana sabdanya ;

ILAAHI ROBBI DZAHIRU WAL BATHINU ABDI.


Jadi, Nur Muhammad ini adalah Pancaran Nur Alloh dari Wahdatul wujud yang Kamistlihi Syai'un.


Oleh karena itu Para Arifbillah terdahulu mengisyaratkan melalui 4 (empat) metode pembagian agar mudah untuk di fahami dan tidak Aku-akuan oleh ummat-Nya, Yang tiada lain adalah :

1. Dzat-NYA,

2. Sifat-NYA,

3. Asma'-NYA, dan

4. Af'aal-NYA.


Dzat, Sifat, Asma', Af'al yang ada pada sekalian makhluk, yang kenyataannya adalah Nur Muhammad daripada Dzat, Sifat, Asma dan Af'al dari Tajalli Alloh sendiri.


– Nur Muhammad itu tiada lain adalah Rahasia Sifat Wahdat.

– Nur Muhammad itulah Pendzahiran atau Kenyataan ( Tajalli ALLOH itu sendiri ).


Siapa yang mengenal Diri dengan ma'rifat, Maka tidak ada yang lain hanya Alloh dan Muhammad.


– Awal Muhammad itulah Nurani Yaitu RUH pada kita.

– Akhir Muhammad itulah Ruhani Yaitu Hati pada kita.

– Dzahir Muhammad itulah Insani Yaitu Jasad pada kita ( Bagaimana Rupa jasad begitulah Rupa ruh kita ).

– Bathin Muhammad itulah Robbani Yaitu Sirr atau Rahasia pada kita ( Tiada sekutu Tiada bercerai )


BERLAKU JUGA SEBAGAI SYAHADAT DIRI :

– Muhammad itu bayangan Wujud Alloh.

– Yang sebenar-benarnya bayangan itulah yang Punya bayangan pada jasad kita.

– Bayangan dan M'pu-nya bayang menyatu Tiada sekutu.


Jadi jelas bahwa ALLOH itu Maha Suci ( Layisa Kamistlihi Syai'un ),

Bayangan-NYA itulah NUR MUHAMMAD yang tiada lain Pendzahiran ALLOH.


Sungguh berdosa diri ini jika tidak mengetahui atau mengenal akan DIRI dan SEBENAR DIRI dengan sesuai, maka senantiasa hidupnya akan selalu dalam keadaan berdosa dan terjerat ke-AKU-an.


Walloohu A'lam......

SIAPAKAH RIJALUL GHAIB

 Rijalul Ghaib adalah makhluk ciptaan Allah yang tidak kasat mata yaitu tidak tampak oleh mata manusia. Tugasnya adalah untuk menjalankan perintah Allah dalam membantu manusia memenuhi segala hajat dan keperluannya.

Tentang Rijalul ghaib ini pernah di sebutkan oleh Imam Ahmad Al Buni dalam kitabnya Manba Ushulul Hikmah halaman 230 mengatakan:


“Ketahuilah, bahwa Allah Yang Maha Agung dan Maha Tinggi dengan kemurahan-Nya yang besar terhadap manusia, Dia ciptakan ruh-ruh dari bangsa malaikat yang berkeliling ke seluruh pelosok bumi, membantu orang-orang yang mempunyai hajat, supaya hajatnya itu terpenuhi dan keinginannya tercapai. Barang siapa yang bertepatan waktu hajatnya dengan arah tempat mereka berada, kemudian berdoa kepada Allah Ta’ala, mereka akan mengaminkan doanya itu, maka doa akan dikabulkan dan permintaannya akan diperolehnya.’’ Ada petunjuk atau cara untuk mengetahui posisi Rijalul Ghaib itu tiap-tiap dalam sebulan (menurut perhitungan bulan Hijriah). Posisi tempat keberadaan mereka itu selalu berpindah-pindah.


"LA TAHSABANNAL LADZI QUTILUU FI SABILILLAHI AMWATAN, BAL AHYAUN INDA ROBBIHIM YURZAQUNA" (ALI IMRON : 169)

”Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Alloh itu MATI bahkan mereka itu hidup di sisi tuhannya dengan mendapat rezqi “


Kehidupan mereka yang dimaksudkan adalah alam yang lain, bukanlah alam dunia ini, mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, Dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan kehidupan nya itu.

Dari kitab Jawahir Al-Khomsi Syeikh Khotiruddin Bayazid Al-Khowajah dan Kitab Jami’u Karomatil Aulia kepunyaan Syeikh Yusuf ibni Isma’il An-Nabhani R.A , bahwa Rizalul Ghaib merupakan salah satu pangkat kewalian dari 37 pangkat/Maqom para Wali.

Berikut ini Pangkat/Maqom nya para Aulia Allah :


1. Qutub Atau Ghauts (1 abad 1 Orang)


2. Aimmah (1 Abad 2 orang)


3. Autad (1 Abad 4 Orang di 4 penjuru Mata Angin)


4. Abdal (1 Abad 7 Orang tidak akan bertambah dan berkurang Apabila ada wali Abdal yang Wafat Alloh menggantikannya dengan mengangkat Wali abdal Yg Lain ( Abdal=Pengganti ) Wali Abdal juga ada yang Waliyahnya ( Wanita )


5. Nuqoba’/Naqib (1 Abad 12 orang Di Wakilkan Alloh Masing-masing pada tiap-tiap Bulan)


6. Nujaba’ (1 Abad 8 Orang)


7. Hawariyyun (1 Abad 1 Orang) Wali Hawariyyun di beri kelebihan Oleh Alloh dalam hal keberanian, Pedang (Zihad) di dalam menegakkan Agama Islam Di muka bumi.


8. Rojabiyyun (1 Abad 40 Orang Yg tidak akan bertambah & Berkurang Apabila ada salah satu Wali Rojabiyyun yg meninggal Alloh kembali mengangkat Wali rojabiyyun yg lainnya, Dan Alloh mengangkatnya menjadi wali Khusus di bulan Rajab dari Awal bulan sampai Akhir Bulan oleh karena itu Namanya Rojabiyyun.


9. Khotam (penutup Wali)(1 Alam dunia hanya 1 orang) Yaitu Nabi Isa A.S ketika diturunkan kembali ke dunia Alloh Angkat menjadi Wali Khotam (Penutup).


10. Qolbu Adam A.S (1 Abad 300 orang)


11. Qolbu Nuh A.S (1 Abad 40 Orang)


12. Qolbu Ibrohim A.S (1 Abad 7 Orang)


13. Qolbu Jibril A.S (1 Abad 5 Orang)


14. Qolbu Mikail A.S (1 Abad 3 Orang tidak kurang dan tidak lebih Alloh selau mengangkat wali lainnya Apabila ada salah satu Dari Wali qolbu Mikail Yg Wafat)


15. Qolbu Isrofil A.S (1 Abad 1 Orang)


16. Rijalul ‘Alamul Anfas (1 Abad 313 Orang)


17. Rijalul Ghoib (1 Abad 10 orang tidak bertambah dan berkurang tiap2 Wali Rizalul Ghoib ada yg Wafat seketika juga Alloh mengangkat Wali Rizalul Ghoib Yg lain, Wali Rizalul Ghoib merupakan Wali yang di sembunyikan oleh Alloh dari penglihatannya Makhluq2 Bumi dan Langit tiap2 wali Rizalul Ghoib tidak dapat mengetahui Wali Rizalul Ghoib yang lainnya, Dan ada juga Wali dengan pangkat Rijalul Ghoib dari golongan Jin Mu’min, Semua Wali Rizalul Ghoib tidak mengambil sesuatupun dari Rizqi Alam nyata ini tetapi mereka mengambil atau menggunakan Rizqi dari Alam Ghaib.


18. Adz-Dzohirun (1 Abad 18 orang)


19. Rijalul Quwwatul Ilahiyyah (1 Abad 8 Orang)


20. Khomsatur Rizal (1 Abad 5 orang)


21. Rijalul Hanan (1 Abad 15 Orang)


22. Rijalul Haybati Wal Jalal (1 Abad 4 Orang)


23. Rijalul Fath (1 Abad 24 Orang) Alloh mewakilkannya di tiap Sa’ah (Jam) Wali Rizalul Fath tersebar di seluruh Dunia 2 Orang di Yaman, 6 orang di Negara Barat, 4 orang di negara timur, dan sisanya di semua Jihat (Arah Mata Angin)


23. Rijalul Ma’arijil ‘Ula (1 Abad 7 Orang)


24. Rijalut Tahtil Asfal (1 Abad 21 orang)


25. Rijalul Imdad (1 Abad 3 Orang)


26. Ilahiyyun Ruhamaniyyun (1 Abad 3 Orang) Pangkat ini menyerupai Pangkatnya Wali Abdal


27. Rijalun Wahidun (1 Abad 1 Orang)


28. Rijalun Wahidun Markabun Mumtaz (1 Abad 1 Orang) Wali dengan Maqom Rijalun Wahidun Markab ini di lahirkan antara Manusia dan Golongan Ruhanny (Bukan Murni Manusia), Beliau tidak mengetahui Siapa Ayahnya dari golongan Manusia, Wali dengan Pangkat ini tubuhnya terdiri dari 2 jenis yang berbeda, Pangkat Wali ini ada juga yang menyebut ”Rijalun Barzakh ” Ibunya Dari Wali Pangkat ini dari Golongan Ruhanny Air INNALLOHA ‘ALA KULLI SAY IN QODIRUN ” Sesungguhnya Alloh S.W.T atas segala sesuatu Kuasa.


29. Syakhsun Ghorib (di dunia hanya ada 1 orang)


30. Saqit Arofrof Ibni Saqitil ‘Arsy (1 Abad 1 Orang)


31. Rijalun Ghina ( 1 Abad 2 Orang) sesuai Nama Maqomnya/Pangkatnya Rizalul Ghina ”Wali ini Sangat kaya baik kaya Ilmu Agama, Kaya Ma’rifatnya kepada Alloh maupun Kaya Harta yang di jalankan di jalan Alloh, Pangkat Wali ini juga ada Waliahnya (Wanita).


31. Syakhsun Wahidun (1 Abad 1 Orang)


32. Rijalun Ainit Tahkimi waz Zawaid (1 Abad 10 Orang)


33. Budala’ (1 Abad 12 orang) Budala’ Jama’ nya/Jama’ Sigoh Muntahal Jumu’ dari Abdal tapi bukan Pangkat Wali Abdal


34. Rijalun Istiyaq (1 Abad 5 Orang


35. Sittata Anfas (1 Abad 6 Orang) salah satu wali dari pangkat ini adalah Putranya Raja Harun Ar-Royid yaitu Syeikh Al-’Alim Al-’Allamah Ahmad As-Sibt


36. Rizalul Ma’ (1 Abad 124 Orang) Wali dengan Pangkat Ini beribadahnya di dalam Air di riwayatkan oleh Syeikh Abi Su’ud Ibni Syabil ” Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai tikrit di Bagdad dan aku termenung dan terbersit dalam hatiku “Apakah ada hamba2 Alloh yang beribadah di sungai2 atau di Lautan” Belum sampai perkataan hatiku tiba2 dari dalam sungai muncullah seseorang yang berkata “akulah salah satu hamba Alloh yang di tugaskan untuk beribadah di dalam Air”, Maka akupun mengucapkan salam padanya lalu Dia pun membalas salam aku tiba-tiba orang tersebut hilang dari pandanganku.


37. Dakhilul Hizab (1 Abad 4 Orang) Wali dengan Pangkat Dakhilul Hizab sesuai nama Pangkatnya , Wali ini tidak dapat di ketahui Kewaliannya oleh para wali yang lain sekalipun sekelas Qutbil Aqtob Seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani, Karena Wali ini ada di dalam Hizab nya Alloh, Namanya tidak tertera di Lauhil Mahfudz sebagai barisan para Aulia, Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh para Aulia Seperti di riwayatkan dalam kitab Nitajul Arwah bahwa suatu ketika Syeikh Abdul Qodir Jailani Melaksanakan Towaf di Baitulloh Mekkah Mukarromah tiba-tiba Syeikh melihat seorang Perempuan dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang benderang sehingga Syeikh Abdul qodir Al-Jailani Mukasyafah ke Lauhil Mahfudz dilihat di lauhil mahfudz nama perempuan ini tidak ada di barisan para Wali-wali Alloh, Lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani bermunajat kepada Alloh untuk mengetahui siapa Perempuan ini dan apa yang menjadi Amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat , Kemudian Allah memerintahkan Malaikat Jibril A.S untuk memberitahukan kepada Syeikh bahwa wanita tersebut adalah seorang Waliyyah dengan Maqom/ Pangkat Dakhilul Hizab “Berada di Dalam Hizabnya Alloh”, Kisah ini mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa BerHusnudzon ( Berbaik Sangka ) kepada semua Makhluq nya Alloh, Sebetulnya Masih ada lagi Maqom-maqom Para Aulia yang tidak diketahui oleh kita, Karna Alloh S.W.T menurunkan para Aulia di bumi ini dalam 1 Abad 124000 Orang, yang mempunyai tugasnya Masing-masing sesuai Pangkatnya atau Maqomnya.

Susunan Maqom/Pangkat Para Aulia ini bersumber dari terjemahan kitab Jami’u Karomatil Aulia (Kumpulan Karomah-karomah Para Wali), Perlu di ketahui bahwa Maqomnya para Aulia tidak tetap tapi naik walaupun mereka sudah Meninggal..

ROH TIDAK DAPAT PULANG

Assalamualaikum..

ROH  itu  NYAWA  dan  bilamana Nyawa itu berpisah dgn Jasad ,  maka mati lah Jasad ( pada namanya ).


 Apbla Roh dapat  KEMBALI  SEMULA  kpd  Jasad nya ,  maka Jasad akan  GHAIB. 


 Sebaliknya ,  Roh yg  TIDAK DAPAT PULANG  ke dalam Jasad akan  BERKELIARAN  di bumi ini. Roh ini menanti perintah hukuman Allah.

Oleh sbb kebijaksanaan Allah ,  maka Roh ini akan  DIBERI  LAGI  SIFAT  mengikut  KELAKUAN  semasa hidup nya sebagai manusia dahulu.


 Klu dahulu ia suka  MELAGA-LAGAKAN  ORANG  ,  maka Allah memasukkan nya ke dalam SARUNG  BINATANG.  Sebagai contoh kambing , jumpa sahaja kambing lain ia akan   BERLAWAN  HANTUK  KEPALA  sehingga Roh di dlm kambing itu  MERAUNG  KESAKITAN. 


 Ini adalah  JALAN  PENAMAT  bagi manusia yg  TIDAK  MENGETAHUI  cara mana hendak  MENGEMBALIKAN  NYAWA  SEMULA  ke tempat nya ,  iaitu ke dalam  DIRI  MANUSIA  itu sendiri.

Sebagaimana firman Allah Taala dlm Surah Al-A'raf  ayat :  25


 Allah berfirman lagi :  " Dibumi ini kamu hidup n di bumi ini juga kamu akan dikeluarkan ( dibangkitkan hidup semula pada hari kiamat ). "


 Ini lah dalilnya bahawa manusia yg  MATI  akan  DIHIDUPKAN  SEMULA di muka bumi ini.  Sebagaimana firman Allah Taala dlm Surah Al-Waqi'ah ayat :  87


" Kamu boleh mengembalikan Roh ( Nyawa ) itu ( kpd keadaan sebelumnya  / ke tempat asalnya ) jika kamu orang yg benar ? "


SYURGA hanya klu manusia  DAPAT  KEMBALI  ke dalam Jasad manusia ,  tetapi klu dapat KEMBALIKAN  DIRI  SENDIRI  kpd  ZAT ,  maka inilah  KEBESARAN ,  KEMULIAAN  n  KESEMPURNAAN  YANG  HAQ.


Oleh itu,  sayangi lah rumah ( Jasad )  anda itu,  jgn biarkan ia hancur dimakan oleh cacing n anai2 ... Hargailah ia selalu n berilah perhatian sepenuh kpdnya. Ini kerana anda memperolehnya dgn percuma tanpa apa2 bayaran. 


       Jgn jadi seperti KACANG LUPAKAN KULIT... Jgn sama sekali anda meninggalkan rumah anda itu. Jagalah ia baik2.. Jgn biarkan ia kotor..  Pastikan ia sentiasa bersih, sentiasa nyaman n seronok tinggal di dlmnya.. Apa akan jadi klu rumah anda itu kotor akibat selalu ditinggalkan?


Sudah tentu ia akan dimakan oleh anai2 n dimasuki oleh jin syaitan kerana menyibuk rumah org lain, rumah sendiri ditinggalkan..

Akibatnya,  rumah anda itu rosak n biasa.. Mahukah anda bila balik ke tempat asal anda tak ada rumah.. Nak tinggal kat mana?

 Sbb itu ,  jadikanlah diri anda itu penduduk tetap di rumah anda itu ( mustautin) itu, bkn org yg menumpang ( pendatang asing)  n dihalau selepas mati paspot sehingga terpaksa berkeliaran tanpa rumah...