Laman

Senin, 30 April 2018

KISAH SEORANG KIYAI DAN PELACUR


KH. Ali Yahya Lasem terkenal tampan, berbadan tegap dan atletis. Bila sarung, sorban, dan kopiahnya dibuka beliau mirip bule Eropa, Amerika atau Australia. Tak heran kalau banyak wanita terpesona.
Suatu hari beliau ada undangan mengisi pengajian di Jepara, saat di perjalanan mobil yang beliau tumpangi berhenti di sebuah lampu merah. Saat itu beliau duduk di samping sopir dengan melepas sorban dan kopiah yang dipakainya. Tiba-tiba seorang wanita muda, menor, dan seksi menghampirinya.
Wanita penghibur itu mengira bila lelaki gagah dalam mobil adalah turis banyak duit yang sedang mencari kesenangan di Indonesia.
“Malam, Om.”
“Malam.”
“Ikut dong, Om. Boleh, ya?”
“Oh, boleh, boleh. Silakan masuk.”
Wanita muda itu bergegas masuk mobil. Pintu ditutup dan mobil mulai jalan.
“Mau ke mana, Om? Butuh aku, gak? Aku temenin sampai pagi ya, Om?”
Sambil pakai lagi kopiah dan sorban Kiyai Ali santai menjawab, “Oo, ini lho mau ngaji di Jepara. Ndak apa-apa, silakan ikut aja.”
Wanita itu kaget dan salah tingkah, “Oh, jadi Bapak ini Kiyai, ya?”
Tadi panggil om sekarang panggil pak kiyai.
Lucu, ya? Kiyai Ali tersenyum geli.
“Maaf, Kiyai, saya benar-benar tidak tahu. Sekali lagi maaf.”
Wanita itu kian tegang dan raut wajahnya pucat ketakutan.
Tapi Kiyai Ali santai saja berkata, “Oo, ndak apa-apa. Santai saja, Mbak. Sekali-kali ikut pengajian bagus itu.”
“Ndak usah Kiyai, saya turun di sini aja.”
“Enggak bisa, pokoknya harus ikut. Tadi kan sampean bilang mau ikut, ya harus ikut.”
“Tapi saya kan gak pakai jilbab, Kiyai?”
“Gampang, nanti tak pinjem jamaah.”
“Tapi saya malu Kiyai?”
“Lho, sampean jadi pel#cur ndak malu, kok pengajian malah malu. Piye to?”
“Bagaimana ini, Kiyai?” Wanita itu makin salah tingkah, “Saya takut, Kiyai?” Tadi bilang malu sekarang katanya takut. Hehe..
Dengan bijak Kiyai Ali menenangkan, “Sudahlah, santai aja.”
Mobil pun terus berjalan hingga akhirnya sampai ke tempat tujuan. Jepara. Suasana tempat diselenggarakannya acara pengajian sudah ramai. Para jamaah laki-laki dan perempuan memadati area tempat acara. Gegap gempita para panitia menanti kedatangan Kiyai Ali.
Begitu turun dari mobil Kiyai Ali langsung menghampiri jamaah ibu-ibu, “Maaf Bu, bisa pinjam jilbabnya. Ini lho, Bu Nyai lupa bawa jilbab.”
Bu Nyai adalah panggilan kehormatan yang biasanya disematkan pada istri kiyai. Masa iya istri kiyai lupa berjilbab. Hehe.
Dengan sedikit bingung ibu itu menjawab tergesa-gesa, “Oh, bisa Kiyai. Sebentar saya ambilkan.”
Ibu itu bergeas pergi dan tak lama sudah kembali. Jilbab yang dibawanya itu di sodorkan ke dalam mobil dan langsung dipakai oleh sang wanita. Setelah rapi wanita itu turun dari mobil dan masyaallah… Langsung diserbu rombongan ibu-ibu untuk mencium tangannya. “Ngalap berkah,” katanya.
Mendapati sambutan kehormatan seperti itu, wanita yang kini disulap jadi Bu Nyai langsung berwajah pucat. Ia dipersilakan masuk, dijamu, dan dilayani bagaikan seorang ratu. Ada haru campur malu menyelinap di hatinya.
Pengajian pun digelar dengan seksama, Kiyai Ali menjadi pembicara yang luar biasa, penyampaiannya ringan tapi dalam makna kandungannya.
Usai acara Bu Nyai Dadakan dipersilakan menikmati jamuan rupa-rupa makanan. Lalu makan berat.
Tapi sebelum makan rombongan jamaah ibu-ibu mohon didoakan keberkahan dari Bu Nyai Dadakan, sontak saja ia kaget setengah mati. Sudah lama tak berdoa, sudah lupa doa yang dulu dihafal waktu kecil ngaji di kampung. Untungnya masih ingat Rabbana Atina Fi Dunya Hasanah, Wa Fil Akhirati Hasanah..
Pun demikian sebelum pulang, jamaah ibu-ibu bergantian cium tangan dan diantar dengan hormat sampai masuk mobil.
Selama perjalanan di mobil wanita penghibur itu menangis sedu sedan, sesenggukan dengan air mata bercucuran. Kiyai Ali dan sopir membiarkannya hingga reda..
Setelah suasana agak tenang, Kiyai Ali menasihati, “Apakah sampean tidak melihat dan berpikir tentang bagaimana orang-orang tadi memperlakukanmu, menghormatimu, mengerumunimu, mengantarkanmu, dan rela juga mereka antri hanya untuk dapat mencium tanganmu satu demi satu, bahkan minta berkah doa darimu, padahal tahu sendiri kamu siapa?”
Kembali sang wanita menangis, merasa hina, miris, dan sedih mengingat perbuatan dosa yang selama ini dilakukannya. Tapi Allah menutup aibnya, Allah sangat menyayanginya.
“Hari ini,” lanjut Kiyai Ali, “Sampean dapat nasihat yang mungkin nasihat berharga selama hidupmu, maka segeralah taubat dan mohon ampun sama Allah. Jangan sampai nyawa merenggut sebelum taubat.”
Tangisnya kian deras. Kiyai Ali membiarkannya.
Sambil terisak wanita itu berkata,
“Terimakasih Kiyai atas nasihatnya, dan berkah dari kejadian ini. Mulai hari ini saya bertaubat dan berhenti dari pekerjaan bejat ini. Sekali lagi terimakasih Kiyai.”
Menyeksamai kisah ini berarti kita belajar bijaksana. Para ulama, pendahulu, dan guru kita para mubaligh berdakwah dengan baik dan bijak, mengajak tanpa menginjak, menasihati tanpa menyakiti, dan menunjukkan kebenaran tanpa merendahkan derajat kemanusiaan.
Inilah salah satu telaga yang indah dan menyejukkan, yang menjadikan banyak orang tertarik dengan Islam. Semoga jadi pelajaran bagi kita untuk menyampaikan kebenaran dengan baik.

Adab Menjenguk Orang Sakit

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
Para pembaca rahimakumullah, Islam sebagai agama yang sempurna senantiasa memperhatikan segala hal yang mendatangkan kebaikan bagi manusia.
Satu hal yang telah diatur dan dibimbingkan oleh agama kita adalah menjenguk saudara kita ketika jatuh sakit.
Begitu pentingnya permasalahan ini hingga dibakukan dalam Islam sebagai salah satu hak muslim atas muslim yang lain, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Salah satunya adalah hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللهِ؟، قَالَ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
“Hak seorang muslim atas muslim yang lainnya ada enam.” Kemudian ditanyakan, “Apa saja itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Jika bertemu ucapkanlah salam, jika diundang maka penuhilah, jika dimintai nasehat maka berilah nasehat, jika bersin lalu memuji Allah maka doakanlah, jika sakit maka jenguklah dan jika meninggal maka ikutilah penguburannya.” HR. Muslim no 2162
Merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi orang yang sakit jika ada saudara atau kerabat yang menjenguknya. Dengan itu akan akan semakin erat dan kuatlah tali persaudaraan antar mereka.
Hukum Menjenguk Orang Sakit
Para pembaca rahimakumullah, para ulama berbeda pendapat tentang hukum menjenguk orang sakit. Namun Allahu a’lam yang lebih kami pilih adalah fardhu kifayah. Artinya jika ada yang melaksanakannya maka gugur kewajiban bagi yang lain, namun jika tidak ada seorang pun yang melaksanakannya dalam kondisi mengetahui ada yang sakit maka semuanya berdosa.
Namun hal ini bisa menjadi fardhu ‘ain jika yang sakit adalah seorang kerabat atau keluarga dekat karena menjenguknya termasuk bagian dari silaturahmi, sedangkan silaturahmi itu hukumnya wajib.
Hal penting yang perlu diperhatikan pula bahwa yang berhak dijenguk itu hanyalah orang sakit yang terbaring di rumahnya dan tidak bisa beraktivitas
. Adapun orang-orang yang sakitnya ringan sehingga bisa keluar rumah dan beraktivitas maka tidak termasuk yang berhak dijenguk, namun tidak mengapa bagi kita untuk menanyakan keadaannya. (Lihat Syarah Riyadhus Shalihin dan Fathu Dzil Jalali wal Ikram karya asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah)

Keutamaan Menjenguk Orang Sakit
Para pembaca rahimakumullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyebutkan beberapa keutamaan menjenguk orang sakit. Di antaranya adalah:
1. Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ عَادَ مَرِيْضًا لَمْ يَزَلْ فِيْ خُرْفَةِ الْجَنَّةِ، قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا خُرْفَةُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ: جَنَاهَا
“Barang siapa menjenguk saudaranya yang sakit maka dia senantiasa berada di Khurfatul jannah sampai dia pulang.” Lalu ditanyakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apa khurfatul jannah itu? Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Memetik buah-buahan di surga.” HR. Muslim no. 2568 dari sahabat Tsauban radhiyallahu ‘anhu.
2. Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ، وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِي الجَنَّةِ
“Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lain pada pagi hari melainkan 70.000 malaikat akan bershalawat (mendoakan ampunan) baginya sampai sore hari. Jika menjenguk pada sore hari maka 70.000 malaikat akan bershalawat baginya sampai pagi hari. Dia pun berhak untuk memiliki buah-buahan yang dipetik di surga.” HR. at-Tirmidzi dari sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.

Adab Menjenguk Orang Sakit
Ada beberapa adab dan bimbingan bagi seseorang yang menjenguk saudaranya yang sedang sakit. Di antaranya adalah:
1. Hendaknya meniatkan amalan tersebut karena Allah subhanahu wa ta’ala dan meneladani baginda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan untuk tujuan dunia.
2. Berharap agar amalan yang dilakukannya itu bisa memberikan kebaikan dan kebahagiaan bagi saudaranya yang sedang sakit.
3. Alangkah baiknya jika kesempatan menjenguk dimanfaatkan untuk menghibur si sakit dengan hal-hal yang bermanfaat, seperti mengingatkan untuk bersabar, bertaubat, beristighfar, dan yang semisal dengan itu. Jangan menyampaikan hal-hal yang dapat menambah beban si sakit.
4. Jangan lupa mendoakannya, di antara doa yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai berikut:
لاَ بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ
“Tidak mengapa, insya Allah (sakit ini) sebagai pembersih.” HR. al-Bukhari dari sahabat Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menjenguk orang sakit yang belum datang ajalnya lalu dia mengucapkan doa,
أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
“Aku meminta kepada Allah yang Maha Kuasa, Rabb al-’Arsy yang agung, agar memberikan kesembuhan kepadamu.”
Sebanyak 7 kali, niscaya Allah akan memberikan kesembuhan kepadanya.” HR. at-Tirmidzi dan Abu Dawud dari sahabat Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
5. Tidak mengapa membawa sesuatu untuk dihadiahkan kepada si sakit, karena dengan hadiah akan semakin erat tali persaudaraan dan kasih sayang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَهَادُوْا تَحَابُّوْا
“Saling memberikan hadiahlah di antara kalian niscaya kalian akan saling mencintai.” HR. al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
6. Hendaknya tidak berkunjung atau menjenguk di waktu-waktu yang memberatkan si sakit, seperti waktu-waktu tidur atau istirahat.
7. Meruqyah si sakit dengan membacakan kepadanya bacaan-bacaan yang disyariatkan yaitu ayat-ayat Al-Qur`an atau doa-doa yang tidak mengandung kesyirikan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra`: 82)
Al-Qur`an itu mengandung obat dan rahmat. Namun kandungan tersebut tidak bermanfaat bagi setiap orang dan hanya bermanfaat bagi orang yang beriman dengannya, yang membenarkan ayat-ayat-Nya, dan mengilmuinya. Adapun orang-orang yang zalim, yang tidak membenarkannya atau tidak beramal dengannya, maka Al-Qur`an tidak akan menambahkan kepada mereka kecuali kerugian. (Lihat Tafsir as-Sa’di)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjenguk sebagian keluarganya yang sakit lalu beliau mengusap si sakit dengan tangan kanannya sambil membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ، أَنْتَ الشَّافِيْ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاءُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah, Rabb seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau adalah Dzat yang Maha Menyembuhkan. (Maka) tidak ada obat (yang menyembuhkan) kecuali obatmu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” Muttafaqun ‘alaih
8. Jika yang menjenguk itu dari kalangan orang yang berilmu hendaknya mengajarkan hal-hal penting yang belum diketahui si sakit, seperti tata cara bersuci dan shalat bagi orang sakit dan yang lainnya.
9. Lihatlah bagaimana keadaan si sakit. Jika si sakit merasa senang dengan berlama-lama di rumahnya maka hendaknya tidak segera pulang demi memberikan kebahagiaan kepada si sakit. Namun jika si sakit merasa gelisah dan kurang nyaman berlama-lama dengannya maka hendaknya tidak berlama-lama di rumahnya dan bersegera meminta izin pulang.
10. Jika memang memungkinkan, boleh bagi si penjenguk meminta kepada si sakit agar mendoakannya dengan kebaikan karena keadaan sakit merupakan salah satu momen dikabulkannya doa.
11. Jika ternyata si sakit berada di tempat pengobatan umum, seperti rumah sakit dan semisalnya maka hendaknya memperhatikan kerapian diri serta memperhatikan tata tertib dan aturan di tempat tersebut. Seperti berpakaian yang rapi dan sopan, melihat jadwal waktu-waktu berkunjung, tidak membuat gangguan bagi si sakit dan pasien yang lain semisal merokok, berkata kotor, gaduh, tidak sopan, dan yang lainnya.
12. Jangan lupa, ketika sedang menjenguk si sakit untuk banyak bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang senantiasa memberikan nikmat kesehatan kepadanya. Karena seseorang itu seringkali menyadari kadar nikmat Allah subhanahu wa ta’ala ketika melihat orang lain yang kehilangan nikmat tersebut, baik karena dicabut oleh Allah subhanahu wa ta’ala atau belum dikaruniai nikmat tersebut atau ketika dirinya sendiri telah kehilangan nikmat tersebut.

Nasehat untuk Keluarga si Sakit
Perlu saya nasehatkan kepada keluarga dan kerabat si sakit untuk senantiasa bersabar atas ujian yang menimpanya. Hendaknya senantiasa menjadikan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bimbingan ketika melayani si sakit. Termasuk ketika mengobati si sakit hendaklah menempuh cara-cara yang syar’i dan meninggalkan cara-cara yang tidak syar’i seperti membawanya ke dukun atau paranormal.
Begitu juga ketika diketahui ada tanda-tanda ajal akan menjemputnya maka hendaknya menalqinkan atau memerintahkannya untuk mengucapkan Laa ilaaha illallah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Talqinkanlah kepada orang yang menjelang kematiannya kalimat Laa ilaaha illallah. Barang siapa yang akhir ucapannya Laa ilaaha illallah maka dia akan masuk surga…” HR. Muslim
Wallahu a’lam bish shawab.
Penulis: Ustadz Abdullah Imam hafizhahullahu ta’ala
MOGA ADA FAEDAHNYA.
MOGA SDR/I KU YG KU SAYANGI , LILLAAH...
DI BERI KESEHATAN YG PRIMA.
AAMIIN.

"TIGA ISTANA PADA DIRI MANUSIA"


Istana Allah Dalam Setiap Tubuh Manusia
Dalam tubuh setiap manusia itu terdapat istana-istana Allah. Kita harus memahami keberadaan istana-istana tersebut agar kita menjadi (manusia yang sejati). Dimana sajakah istana-istana dari Allah yang terdapat dalam tubuh kita?

Istana dari Allah itu ada di tiga lokasi dalam tubuh kita. Ketiga lokasi tersebut adalah:
1. Lokasi Pertama di Baitul Makmur
Penjelasannya adalah sebagai berikut : AKU mengatur singgasana dalam Baitul Makmur. Itulah tempat kesenangan-KU. Tempatnya ada di kepala anak Adam. Dalam kepala anak Adam terdapat dimak yaitu otak. Diantara dimak/otak itu terdapat manik. Di dalam manik itu terdapat premana atau pranawa. Di dalam pranawa terdapat sukma. Dalam sukma ada rahsa. Dalam rahsa ada AKU. Tidak ada ALLAH, selain AKU.
2. Lokasi Kedua di Baitul Muharram
Penjelasannya adalah sebagai berikut : AKU menata singgasana dalam Baitul Muharram. Itulah tempat Kesukaan-KU. Tempatnya ada di dada anak Adam. Dalam dada itu ada hati, yang berada diantara hati itu ada jantung. Dalam jantung ada budi. Dalam Budi ada jinem. Dalam Jinem ada sukma. Dalam sukma ada Rahsa. Dalam Rahsa ada AKU. Tidak ada ALLAH, selain AKU.
3. Nah Di Lokasi Ketiga di Baitul Mukadas
Penjelasannya adalah sebagai berikut : AKU mengatur singgasana dalam Baitul Mukadas. Itulah tempat yang AKU sucikan dan berada pada kemaluan Anak Adam&hawa. Dalam kemaluan laki-laki itu ada pelir. Dalam pelir ada nutfah yakni mani, dalam mani ada madi. Dalam madi ada manikem. Dalam manikem terdapat rahsa. Dalam rahsa itu ada AKU. Tidak ada ALLAH, selain AKU...PAHAHMKAN ANDA
Dengan memahami keberadaan istana-istana itu, setidaknya kita bisa lebih meningkatkan tafakkur dan lelaku guna bisa lebih mendekatkan diri pada Allah.....Coba pejemkan matamu 1detik,rasakan kehadiranya,HU......Allaaaaaahh.

ALLAH MENJAWAB AL-FATIHAH KITA

Pada saat kita membaca surat Al-Fatihah sewaktu kita. Shalat, banyak sekali orang yg cara membacanya tergesa-gesa tanpa spasi, dan seakan-akan ingin cepat menyelesaikan shalatnya..
Padahal disaat kita selesai membaca satu ayat dari surat Al-Fatihah tersebut, Allah menjawab setiap ucapan kita..
Dalam Sebuah Hadits Qudsi ALLAH SWT ber-firman :
"Aku membagi Shalat menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk Hamba-Ku."
Artinya, tiga ayat diatas Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah Hak Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan Hamba-Nya..
Ketika kita mengucapkan
" Alhamdulillahi Rabbil 'alamin." ALLAH menjawab : "Hamba-Ku telah memuji-Ku."..
Ketika kita mengucapkan
" Ar-Rahmanir-Ra him," Allah menjawab : "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku,"
Ketika kita mengucapkan
"Maliki yaumiddin," Allah menjawab : "Hamba-Ku memuja-Ku."
Ketika kita mengucapkan
" Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in," Allah menjawab : " Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku."
Ketika kita mengucapkan
"Ihdinash shiratal mustaqihm, Shiratalladzinaa'amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhooliin."
Allah menjawab : "Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku, Akan Ku penuhi yang ia minta"
(HR. Muslim dan At-Turmudzi)
Berhentilah sejenak setelah membaca setiap ayat. Rasakanlah jawab indah dari Allah karena Allah sedang menjawab ucapan kita..
Selanjutnya kita ucapkan
" Aamiin-nya" dgn ucapan yg lembut, sebab Malaikat pun sedang mengucapkan hal yg sama dgn kita..
Barangsiapa yg ucapkan "Aamiin-nya" bersama dgn para Malaikat, Maka Allah akan memberikan Ampunan kepada-Nya."
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan An-Nas)
SUBHANALLAH..
Semoga kita tidak lagi membaca surat Al-Fatihah dgn tergesa-gesa.
Ammin...

Kisah Tassawuf dan tareqat digeruni dajjal, orang kafir dan pengikutnya


Kenapa dajjal, eropah, freemason,illuminati sangat benci kepada ilmu tasawwuf dan tareqat..???
Sebabnya, tasawwuf mengajarkan kita penyucian hati dan taqarrub (dekat) dengan Allah dan apabila hati suci dan dekat dengan Allah, maka nusrah (pertolongan Allah) akan terzahir seperti yang berlaku kepada para Sahabat Nabi SAW yang hanya dengan 313 tentera dalam keadaan kelengkapan yang kurang, dapat hancurkan 1000 tentera kafir yang lengkap bersenjata pada perang badar, begitu juga yang berlaku kepada Sayyidina Khalid Al-Walid r.a, hanya dengan membawa 59 orang tentera dari para Sahabat, mereka dapat menghancurkan tentera Rom seramai 60 000 orang yang lengkap berbaju besi dan bersenjata canggih.
Sejarah telah membuktikan peperangan demi peperangan Islam dengan kafir adalah asbab amalan-amalan mendekatkan diri kepada Allah SWT yang para Ulama' namakan dengan ilmu "Tasawwuf" dan aqidah yang shohih iaitu aqidah Ahli Sunnah Wal Jamaah yang disusun melalui mazhab oleh Asya'irah dan Maturidiyyah. Cuba baca sejarah Sultan Salahuddin al-Ayubi yang merupakan seorang sufi (ahli tasawwuf) dan berakidah Asy'ari dan bermazhab Syafi'e, baca sejarah sultan Muhammad al-Fatih yang juga seorang sufi dan bermazhab Hanafi dan berakidah maturidi dan ramai lagi para Mujahid lain.
Begitu juga peperangan moden seperti perang Afghan dengan Russia yang lengkap bersenjata dapat dikalahkan oleh orang Afghan yang pakai senjata murah tapi mereka bermazhab hanafi, beraqidah maturidi dan ahli tareqat (sufi) chisty dan lain-lain tareqat maka tentera lengkap bersenjata itu hancur lebur. Begitu juga dengan para mujahid chechen yang menentang Russia juga dalam keadaan kelengkapan perang yang sedikit tetapi mereka bermazhab Syafi'e, beraqidah Asy'ari dan mengikut tareqat naqshabandi, dan mereka hancurkan musuh dengan zikir.
Di tanah Melayu juga, para pejuang Melayu yang menentang orang kafir penjajah semuanya bermazhab Syafi'e, beraqidah Asy'ari dan Ahli Sufi. Kepada yang biasa dengan sejarah Islam, tentu tahu kisah Nabi Sulaiman a.s. yang mahukan istana Balqis dibawa ke depannya lalu jin ifrit memnawarkan diri untuk bawa, tapi masa yang dia perlukan agak lama, kemudian seorang ahli ibadat yang merupakan seorang sufi mempelawa untuk bawa istana tersebut hanya dengan sekelip mata.
Sejak dari hari itu syaitan, jin,dajjal, iblis sangat ANTI kepada Ahli Sufi kerana "teknologi" mereka lebih hebat. Ahli sufi yang memang terkenal sebagai jemaah zikir yang sangat digeruni dajjal dan pengikutnya kerana nusrah Allah sentiasa bersama mereka kerana Allah berfirman mafhumnya ingatlah aku maka pasti aku akan mengingatiMu.
Dajjal dan illuminati berusaha keras untuk hapuskan fahaman sufi dan tareqat dari umat Islam tapi selama ratusan tahun mereka tidak berjaya. Akhirnya mereka sedar yang jemaah sufi tidak boleh dihapuskan dengan kekerasan tentera sepertimana mereka tidak boleh hapuskan para Sahabat dengan kekerasan.
Selepas itu apa yang dajjal cuba lakukan..???
1) Mereka jauhkan Ahli Sufi dengan amalan-amalan sufi mereka dengan memperkenalkan pelbagai hiburan, politik, wang dan sebagainya sehingga umat Islam pun leka dan sibuk hendak berpolitik juga. Sedangkan sejak dahulu kaum Sufi sangat terkenal dengan prinsip zuhud yang tidak ada kebesaran dunia dalam hati seperti hiburan, politik, wang dan lain-lain lagi. Bila Ahli Sufi dijauhkan dari amalan sufi, maka Allah tidak akan membantu mereka lagi lalu mereka dihancurkan oleh tentera kafir.
2) Dajjal dan illuminati tahu mereka tidak dapat fitnah kaum sufi kerana mereka orang kafir, tidak ada orang Islam yang akan percaya mereka, maka mereka wujudkan 3 jemaah seperti yang diceritakan oleh Syeikh Ramadhan al-Butti iaitu jemaah wahabi untuk menyesatkan benua arab,
jemaah qadiani untuk menyesatkan benua india dan jemaah baha'iyyah untuk sesatkan benua asia.
ketiga-tiga jemaah ini wujud secara serentak dalam satu masa dan mereka berjaya menyesatkan umat Islam secara besar-besaran.
Tapi di Nusantara, jemaah bahaiyyah tidak berjaya sesatkan bangsa Melayu yang beragama Islam kerana bangsa Melayu yang beragama Islam sangat terkenal berpegang teguh pada mazhab Syafi'e, aqidah Asya'ari dan amalan-amalan Sufi. Zikir-zikir mereka sentiasa bertalu sehingga ke hari ini.
Tapi di benua Arab, dajjal berjaya menapak di sana dengan membawa fahaman wahabi. Jadi jangan hairan lah kenapa budak-budak wahabi sangat elergi dan anti dengan tareqat, sufi, zikir dan tasawwuf. Kini di Nusantara jemaah bahaiyyah yang gagal telah diganti dengan jemaah wahabi dan budak-budak wahabi berusaha keras untuk hapuskan amalan-amalan sholeh di Nusantara dengan alasan bid'ah, kufur, syirik, tahayul, dan bla bla bla... Zikir selepas solat pun dituduh bid'ah dan masuk neraka.
Kini jemaah sufi semakin pudar kerana fahaman wahabi telah menyusup, dan bila ahli sufi mula terpedaya dengan tipu helah wahabi, mereka akan tinggalkan zikir. Maka sekali lagi pada zaman milenium ini, dajjal menghantar tenteranya di negara-negara umat Islam untuk menyerang mereka dan terbukti jelas umat Islam telah dizalimi dengan teruk. Kerana mereka dulu yang berpegang teguh pada amalan-amalan sholeh, kini mereka tinggalkan kerana tipu helah wahabi yang mengatakan ia adalah perbuatan "bid'ah". Maka nusrah Allah pun hilang, dan tentera-temtera sufi seperti ikhwan muslimin yang diasaskan oleh imam Hasan Albanna yang bermazhab Hanafi, beraqidah asyari dan ahli tareqat tijani (tak silap saya) kini sudah mula tidak mahu bermazhab, menolak zikir, bida'ahkan orang lain sana sini dan mula pukul canang dengan slogan "islam itu mudah" dan mereka hanya mengikuti "al-qur'an dan as-Sunnah". Mereka sudah lupakan perjuangan asal imam Hassan Albanna yang pegang teguh pada manhaj Ahli Sunnah Wal Jamaah.
Namun percayalah satu hari nanti Jemaah Ahli Sufi akan kembali diberi nafas baru, yang zuhud dan tiada kebesaran dunia dalam hatinya, dan hatinya penuh kebesaran hanya kepada Allah SWT dan mereka akan muncul seperti yang dikhabarkan dalam sebuah Hadith contohnya sebuah Hadith yang menceritakan bahawa umat Islam akan ditimpa bencana kemarau dan tiada makanan selama bertahun-tahun ketika dajjal datang, dan hanya pengikut dajjal sahaja yang dapat makanan kerana mereka mengikuti dajjal. Para sahabat bertanya apa makanan umat Islam yang tidak mengikuti dajjal ketika itu wahai Rasulullah..??? Nabi SAW menjawab ZIKIR.
Begitu juga dalam Hadith yang lain Rasulullah SAW khabarkan tentera-tentera Islam dari kalangan Ahli Sufi akan hancurkan musuhnya hanya dengan TAKBIR dan ZIKIR.
Tidak mungkin tentera-tentera Islam yang kuat bezikir ini akan datang dari kalangan wahabi kerana mereka mengkafirkan jemaah zikir dan mereka sendiri tidak berzikir kecuali zikir "bid'ah bid'ah bid'ah bid'ah bid'ah apa dalil apa dalil apa dalil apa sanad apa sanad tahyul tahyul tahyul khurafat khurafat syirik syirik syirik kafir kafir kafir" yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, atau para Sahabat mahupun mana-mana Salafus Sholeh.
Maka Jemaah Zikir yang manakah Rasulullah SAW maksudkan yang akan menghancurkan dajjal serta sekutunya..???
Semoga Allah tetapkan hati kita dan seluruh keluarga kita serta keturunan kita dengan "Zikirrullah" yang sangat digeruni oleh dajjal dan sekutunya.