Laman

Jumat, 17 Januari 2014

Puasa Nabi Daud - Faedah Dan Ke Istimewaan Nya


Puasa Daud adalah melakukan puasa sehari, dan keesokan harinya tidak berpuasa. Semoga bermanfaat.
Puasa Nabi Daud - Faedah Dan Ke Istimewaan Nya

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا

“Puasa yang paling disukai di sisi Allah adalah puasa Daud, dan shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam malam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan buka sehari.

Faedah hadits:

1. Hadits ini menerangkan keutamaan puasa Daud yaitu berpuasa sehari dan berbuka (tidak berpuasa) keesokan harinya. Inilah puasa yang paling dicintai di sisi Allah dan tidak ada lagi puasa yang lebih baik dari itu.

2. Di antara faedah puasa Daud adalah menunaikan hak Allah dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan menunaikan hak badan yaitu dengan mengistirahatkannya (dari makan).

3. Ibadah begitu banyak ragamnya, begitu pula dengan kewajiban yang mesti ditunaikan seorang hamba begitu banyak. Jika seseorang berpuasa setiap hari tanpa henti, maka pasti ia akan meninggalkan beberapa kewajiban. Sehingga dengan menunaikan puasa Daud (sehari berpuasa, sehari tidak), seseorang akan lebih memperhatikan kewajiban-kewajibannya dan ia dapat meletakkan sesuatu sesuai dengan porsi yang benar.

4. Abdullah bin 'Amr sangat semangat melakukan ketaatan. Ia ingin melaksanakan puasa setiap hari tanpa henti, begitu pula ia ingin shalat malam semalam suntuk. Karena ini, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarangnya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi solusi padanya dengan yang lebih baik. Untuk puasa beliau sarankan padanya untuk berpuasa tiga hari setiap bulannya. Namun Abdullah bin 'Amr ngotot ingin mengerjakan lebih dari itu. Lalu beliau beri solusi agar berpuasa sehari dan tidak berpuasa keesokan harinya. Lalu tidak ada lagi yang lebih afdhol dari itu. Begitu pula dengan shalat malam, Nabi shallallallahu 'alaihi wa sallam memberi petunjuk seperti shalat Nabi Daud. Nabi Daud ‘alaihis salam biasa tidur di pertengahan malam pertama hingga sepertiga malam terakhir. Lalu beliau bangun dan mengerjakan shalat hingga seperenam malam terkahir. Setelah itu beliau tidur kembali untuk mengistirahatkan badannya supaya semangat melaksanakan shalat Fajr, berdzikir dan beristigfar di waktu sahur.

5. Berlebih-lebihan hingga melampaui batas dari keadilan dan pertengahan dalam beramal ketika beribadah termasuk bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) yang tercela. Hal ini dikarenakan menyelisihi petunjuk Nabawi dan juga dapat melalaikan dari berbagai kewajiban lainnya. Hal ini dapat menyebabkan seseorang malas, kurang semangat dan lemas ketika melaksanakan ibadah lainnya. Ingatlah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

6. Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Puasa Daud sebaiknya hanya dilakukan oleh orang yang mampu dan tidak merasa sulit ketika melakukannya. Jangan sampai ia melakukan puasa ini sampai membuatnya meninggalkan amalan yang disyari’atkan lainnya. Begitu pula jangan sampai puasa ini membuatnya terhalangi untuk belajar ilmu agama. Karena ingat di samping puasa ini masih ada ibadah lainnya yang mesti dilakukan. Jika banyak melakukan puasa malah membuat jadi lemas, maka sudah sepantasnya tidak memperbanyak puasa. ... Wallahul Muwaffiq.”

7. Tidak mengapa jika puasa Daud bertepatan pada hari Jumat atau hari Sabtu karena ketika yang diniatkan adalah melakukan puasa Daud dan bukan melakukan puasa hari Jumat atau hari Sabtu secara khusus.

Masih banyak lagi manfaat dan faedah puasa nabi daud ini Yang belum kami Publikasikan.. insyaallah berapa khasiat lain nya akan di publiskan pada blog ini, jadi buat pengunjung harab bersabar !...

Dan Terima kasih atas kunjungan saudara semua, Semoga bermanfaat !.. amieen ya rabbal alamieen.

Dimana Pun Ada Wajah Mu -

Hakikat Sufi
Pandangan ini bukan pandangan Fisik, akal dan berangan-angan,
Mmimpi+bertemu+dengan+orang+yang+sudah+meninggal.
tetapi adalah pandangan jiwa dalam jangka waktu yang lama, dengan bimbingan guru , Mursid sufi yang pakar dalam bidang Kerohanian dan Ketuhanan.
Menghadap Kemana Dan Dimana Saja maka Zahir wajah dari Sifat Allah
Bukan Se Olah-Olah tapi Nyata Bagi Yang Jatuh Cinta Pada Nya..
Yaitu Pada Allhah Semata..

Berkatalah Lah Mereka yang memandang Pada Cinta Nya allah :
Maha hampir tidak terkira
Bersatu bersama sehati sejiwa
Maha jauh namun hampir jua

Gerakku gerak Dia
Diamku diam Dia
Tindak-tandukku
tindak-tanduk Dia

Berkata mereka lagi:
Hidupku pancaran hidup Nya
Diriku bayangan diri Nya
Sifatku gambaran sifat Nya

Semua kata-kata mereka itu hanya ibarat, perumpamaan
untuk menjelaskan perasaan dan pandangan Ruh mereka:

Kalau Dia matahari akulah cahaya Nya
Kalau Dia lautan akulah ombak Nya
Kalau Dia masin akulah garam Nya
Kalau dia manis akulah gula Nya Aku

seorang berdua dengan Nya
Tapi aku berpadu dengan Nya
Maha dekat disamping maha jauh Nya
Alangkah hebat wujud Nya
Wujudku tenggelam dalam wujud Nya
Fana dan Baqa dalam ada Nya.

Demikian pandangan orang-orang Kesufian yang telah
mencapai peringkat rasa seolah-olah berserta dengan Wujud Yang Maha Esa itu.

Mereka mencapai tahap demikian kerana mereka menumpukan
seluruh pandangannya terhadap Yang Maha Wujud itu dan penuh cinta denganNya.
Orang yang tidak pernah menjalani latihan rohaniah dan tidak tahu hal-hal kerohanian
yang mendalam dan tidak pernah menempuh jalan kerohanian...
Tidak akan Penah pula ia Berpandangan dengan Sifat Ujudullah..

Renungan Ini Bebas Untuk di Baca..
Tapi tidak Bebas Untuk di Amalkan.
Jika Ingin Memandang Jati diri,,

Hendaklah Kita Belajar Pada Guru Atau Mursyid Yang Mengetahui Nya, Semoga allah Melimpahkan Rahmat Nya Kepada Kita Semua.. Amieen Ya Rabbal alamieen

Nasib Manusia Telah Ditetapkan



Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan :

Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.

Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.
(Riwayat Bukhori dan Muslim).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits :

1.Allah ta'ala mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.

2.Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk surga atau neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki keduanya.

3.Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah).

4.Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.

5.Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya.

6.Kehidupan ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya.

7.Sebagian ulama dan orang bijak berkata bahwa dijadikannya pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus.

Ada shalawat yang jika di bca 1 x mka nilainya sama dengan kita membaca 100.000x

Dan malaikat kewalahan menulis amal si pembaca

Sholawat Sulthon

Dulu Ada seorang Sulthon (Raja) yang bernama
Sulthon Mahmud Al Ghaznawi.

Sepanjang
hidupnya Raja ini selalu menyibukkan dirinya
dengan membaca shalawat kepada nabi
Muhammad SAW. Setiap selesai shalat subuh,
sang raja membaca shalawat sebanyak 300.000
kali.

Begitu asyiknya raja membaca shalawat
sebanyak itu, seolah-olah beliau lupa akan
tugasnya sebagai seorang raja, yang di
pundaknya tertumpu berbagai tugas negara dan
berbagai macam harapan rakyatnya yang
bergantung padanya.

Sehingga kalau pagi tiba,
sudah banyak rakyatnya yang berkumpul di
istana menunggu sang raja, untuk mengadukan
persoalannya.
Namun sang raja yang ditunggu-tunggu tidak
kunjung hadir. Sebab sang raja tidak akan
keluar
dari kamarnya, walau hari telah siang, jika
belum
menyelesaikan wirid shalawatnya. Setelah
kejadian ini berlangsung agak lama, pada suatu
malam beliau bermimpi bertemu dengan
Rasulullah SAW.

Di dalam mimpinya, Rasulullah SAW bertanya,
“Mengapa kamu berlama-lama di dalam kamar?
Sedangkan rakyatmu selalu menunggu
kehadiranmu untuk mengadukan berbagai
persoalan mereka.” Raja menjawab, “Saya
duduk berlama-lama begitu, tak lain karena
saya
membaca shalawat kepadamu sebanyak
300.000
kali, dan saya berjanji tidak akan keluar kamar
sebelum bacaan shalawat saya selesai.”

Rasulullah SAW lalu berkata, “Kalau begitu
kasihan orang-orang yang punya keperluan dan
orang-orang lemah yang memerlukan
perhatianmu.
Sekarang aku akan ajarkan
kepadamu shalawat yang apabila kamu baca
sekali saja, maka nilai pahalanya sama dengan
bacaan 100.000 kali shalawat. Jadi kalau kamu
baca tiga kali, pahalanya sama dengan 300.000
kali shalawat yang kamu baca.”

Rasulullah SAW
lalu membacakan lafadz shalawat yang
kemudian
dikenal dengan nama shalawat sulthon.
Akhirnya, raja Mahmud lalu mengikuti anjuran
Rasulullah SAW tersebut, yaitu membaca
shalawat tadi sebanyak tiga kali.

Dengan cara
demikian, shalawat dapat beliau baca dan
urusan negara dapat dijalankan dengan
sempurna.

Setelah beberapa waktu mengamalkan shalawat
itu, raja kembali bermimpi bertemu Rasulullah
SAW. Kemudian Rasulullah SAW bertanya
kepadanya, “Apa yang kamu lakukan, sehingga
malaikat kewalahan menuliskan pahala
amalmu?”

Raja menjawab, “Saya tidak mengamalkan
sesuatu, kecuali mengamalkan shalawat yang
anda ajarkan kepada saya itu.”

Sumber Kitab Al-Qirtos fi Manaqib Al
Attas


Bagikanlah .
Dengan mengharap berkah dari shalawat ini..

SURAT IMAM AL-GHAZALI UNTUK MURIDNYA



Wahai anakku! Janganlah engkau hidup dengan kemiskinan amal dan kehilangan kemauan kerja. Yakinlah bahwa ilmu tanpa amal semata-mata tidak akan menyelamatkan orang. Jika di suatu medan pertempuran ada seorang yang gagah berani dengan persenjataan lengkap di hadapkan dengan seekor singa yang galak, dapatkah senjatanya melindungi dari bahaya, jika tidak diangkat, dipukulkan dan ditikamkan? Tentu saja tidak akan menolong, kecuali diangkat, dipukulkan dan ditikamkan. Demikian pula jika seseorang membaca dan mempelajari seratus ribu masalah ilmiah, jika tidak diamalkan maka tidaklah akan mendatangkan faidah apa pun.

Wahai anakku! Berapa malam engkau beterjaga untuk mengulang-ulang ilmu, membaca buku, dan engkau haramkan tidur atas dirimu? Aku tak tahu, apa yang menjadi pendorongmu. Jika yang menjadi pendorongmu adalah kehendak mencari materi dan kesenangan dunia atau mengejar kedudukan atau mencari kelebihan atas kawan semata, maka malanglah engkau! Namun jika yang mendorongmu adalah keinginan untuk menghidupkan syariat Rasulallah SAW dan menyucikan budi pekertimu, serta menundukkan nafsu yang tiada henti mengajak kepada kejahatan, maka beruntunglah engkau.Maka benar apa kata seorang penyair, “Biarpun kantuk menyiksa mata.

Akan percuma saja jika tak karena Allah semata”.
Wahai anakku! Hiduplah seperti apa maumu, namun ingat!

Sesungguhnya engkau akan mati. Dan cintailah siapa yang engkau sukai, namun ingat! Engkau akan berpisah dengannya.

Dan, berbuatlah seperti yang engkau kehendaki, namun ingat! Engkau pasti akan menerima balasannya nanti.

--Majmu’ah Rasa’il Al-Imam Al-Ghazali