Laman

Selasa, 27 Maret 2018

" Abu Ubaidah Bin Jarrah R.A, Sebagai Orang Boleh Kepercayaan Umat Islam ini "


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahirrah Manirrahim..
Abu Ubaidah Bin Jarrah r.a memiliki sifatnya yang lemah lembut, dia sangat tawadhu dan pemalu, wajahnya selalu berseri, matanya bersinar, ramah kepada semua orang, sehingga banyak orang simpati kepadanya. Bila menghadapi suatu urusan penting, ia sangat cekatan bagai singa jantan.
Siapakah kiranya orang yang dipegang oleh Rasulullah SAW dengan tangan kanannya sambil Bersabda, "Sesungguhnya setiap Umat mempunyai orang Boleh kepercayaan, dan sesungguhnya kepercayaan Umat ini adalah Abu Ubaidah Bin Jarrah r.a."
Abdullah Bin Umar r.a pernah berkata tentang orang-orang yang mulia. "Ada tiga orang Quraiys yang sangat cemerlang wajahnya, tinggi akhlaknya dan sangat pemalu. Bila berbicara mereka tidak pernah dusta. Dan apabila orang berbicara, mereka tidak cepat-cepat mendustakan. Mereka itu adalah Abu Bakar Bin Ash-Shiddiq r.a, Utsman Bin Affan r.a , dan Abu Ubaidah bin Jarrah r.a."
Abu Ubaidah bin Jarrah r.a adalah orang yang dikirim oleh Rasulullah SAW ke medan tempur Dzatus Salasil sebagai bantuan untuk Amr Bin 'Ash r.a, dan diangkatnya sebagai panglima dari suatu pasukan yang di dalamnya terdapat Abu Bakar Bin Ash Shiddiq r.a dan Umar Bin Khattab r.a ,
Abu Ubaidah bin Jarrah r.a sahabat yang awalnya disebut sebagai amirul umara atau panglima besar. Ciri-ciri fisik Abu Ubaidah bin Jarrah r.a orang yang tinggi perawakannya tetapi kurus tubuhnya,
Umar bin Khattab r.a ketika hendak menghembuskan nafasnya yang terakhir pernah berkata mengenai pribadinya, "Seandainya Abu 'Ubadah ibnul Jarrah masih hidup, tentulah ia di antara orang-orang yang akan saya angkat sebagai penggantiku. Dan jika Tuhanku menanyakan hal itu tentulah, "Saya angkat kepercayaan Allah dan kepercayaan Rasul-Nya."
Dia lah yang membunuh ayahnya yang berada di pasukan musyrikin dalam perang Badar, sehingga ayat Al-Qur'an turun mengenai hal ini,
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Lā tajidu qawman yuʾminūna bi-llāhi wa-l-yawmi l-ʾākhiri yuwāddūna man ḥādda llāha wa-rasūlahū wa-law kānū ʾābāʾahum ʾaw ʾabnāʾahum ʾaw ʾikhwānahum ʾaw ʿashīratahum ʾulāʾika kataba fī qulūbihimu l-ʾīmāna wa-ʾayyadahum bi-rūḥin minhu wa-yudkhiluhum jannātin tajrī min taḥtihā l-ʾanhāru khālidīna fīhā raḍiya llāhu ʿanhum wa-raḍū ʿanhu ʾulāʾika ḥizbu llāhi ʾa-lā ʾinna ḥizba llāhi humu l-mufliḥūna.
Artinya : "Engkau tidak menemukan kaum yang beriman kepada Allah dan hari kiamat yang mengasihi orang-orang yang menentang Allah SWT. dan Rasulullah SAW, walaupun orang tersebut ayah kandung, anak, saudara atau keluarganya sendiri. Allah SWT telah mematri keimanan di dalam hati mereka dan Dia bekali pula dengan semangat. Allah SWT akan memasukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, mereka akan kekal di dalamnya. Akan menyenangi mereka, di pihak lain mereka pun senang dengan Allah SWT, Mereka itulah prajurit Allah SWT, ketahuilah bahwa prajurit Allah SWT pasti akan sukses". (Al-Mujaadilah, 58:22)
Rasulullah SAW. menjulukinya dengan seorang yang "Gagah dan Jujur". Ia adalah Abu Ubaidah Bin Jarrah r.a, Amir bin Abdillah ibnul Jarrah r.a, lahir di Mekah, di sebuah rumah keluarga suku Quraisy terhormat..,

" Ahli Perang (Pedang Allah) Khalid Bin Walid R.A "


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahirrah Manirrahim..
Khalid Bin Walid r.a adalah seorang sahabat ahli peperangan, dan dikenal dengan nama Saifullah, " Pedang Allah " Mungkin ia tidak bisa ‘sepenuhnya’ disebut sebagai sahabat Muhajirin, namun demikian ia telah memeluk Islam sebelum terjadinya Fathul Mekkah. Tidak ada suatu pertempuran yang dipimpinnya kecuali ia memperoleh kemenangan, termasuk ketika ia masih musyrik. Khalid-lah yang menjadi ‘kunci kemenangan’ pasukan kafir Quraisy pada perang Uhud, padahal sebelumnya mereka telah kocar-kacir dan berada di ambang kekalahan.
Ketika Rasulullah SAW berniat umrah ke kota Mekah, yang berakhir dengan Perjanjian Hudaibiyah, Khalid bin Walid r.a memimpin pasukan berkuda kaum Quraisy untuk menghalangi kedatangan beliau tersebut. Kedua golongan bertemu di Usfan, Rasulullah SAW dan sahabatnya berhenti untuk melakukan shalat Dhuhur di hadapan pasukan berkuda Khalid Bin Walid r.a pada jarak tertentu, kemudian beliau melanjutkan dengan shalat Ashar dengan cara shalat Khauf.
Sebenarnya Khalid Bin Walid r.a sudah berniat untuk menyerang pasukan muslim, tetapi niat itu tidak menguat untuk direalisasikan. Khalid sadar, selama beberapa kali pertempuran melawan pasukan muslim ia tidak pernah menang, walau sempat menggoyahkan seperti yang terjadi di perang Uhud. Setelah selesai shalat, ternyata Rasulullah SAW memutuskan untuk memilih jalan sebelah kanan sehingga terhindar pertemuan dengan pasukan berkuda Khalid. Melihat hal itu, Khalid berkata dalam hati, "Lelaki itu (Nabi Muhammad SAW) sedang dihalangi…"
Khalid bin Walid r.a adalah seorang ahli strategi, karenanya ia sadar bahwa perjanjian Hudaibiyah lebih merupakan kekalahan bagi kaum kafir Quraisy daripada kemenangan. Memang sekilas tampak golongan musyrik Quraisy Mekah lebih diuntungkan daripada kaum Muslimin Madinah, seperti juga persepsi sebagian besar kaum muslimin, termasuk Umar Bin Khattab ra. Tetapi tidak di mata Khalid Bin Walid r.a ,
Khalid r.a bergulat dengan pemikirannya sendiri, "Apa lagi yang masih tersisa? Kepada Najasyi? Sesungguhnya ia telah mengikuti Rasulullah SAW, dan para sahabat beliau berada di sisinya dalam keadaan aman. Haruskah aku menyertai Hiraqla dan mengikuti agama Nasrani? Atau memeluk Yahudi lalu hidup di kalangan orang-orang 'ajam?"
Ia tidak bisa segera memutuskan, dan tetap tinggal bersama kaumnya. Setahun kemudian, ketika Rasulullah SAW melakukan umrah Qadhiyyah, umrah pengganti yang dihalangi oleh kaum Quraiys sebelumnya, Khalid r.a menyembunyikan diri karena tidak ingin menyaksikan kedatangan Rasulullah SAW dan para sahabatnya, yang sebagian dari mereka masih kerabatnya juga.
Walid bin Walid r.a , saudaranya yang telah memeluk Islam berusaha menemukannya, tetapi tidak berhasil. Ia meninggalkan suratuntuk Khalid r.a . Dalam suratnya itu, Walid menceritakan kalau Rasulullah SAW menanyakan keberadaannya, beliau juga menyatakan keheranannya karena orang cerdas seperti Khalid r.a belum bisa melihat nilai kebenaran Islam. Walid menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang dirinya, "Orang seperti dia masih tidak tahu tentang Islam? Jika ia berusaha dengan gigih dan menggunakan kemampuan perangnya untuk membantu orang Islam, tentu itu lebih baik baginya. Dan kami akan mendahulukannya sebelum yang lainnya."
Surat dari Walid ini seolah menjadi jalan keluar dari kebimbangannya selama ini, ada kegairahan untuk segera memeluk Islam. Ia pun bermimpi, seolah-olah berada di suatu negeri yang sangat sempit dan gersang, kemudian ia keluar menuju suatu negeri yang subur menghijau dan sangat luas. Ia membenarkan mimpinya ini dan menganggapnya sebagai perintah untuk pergi ke Madinah menemui Rasulullah SAW dan memeluk Islam.
Perjalanan ke Madinah tidaklah mudah untuk ditempuh sendirian, karena itu ia memerlukan seorang teman perjalanan yang sepemahaman, yang sekaligus bersedia untuk memeluk Islam. Khalid memilih di antara teman dekatnya, pertama ia mengajak Shafwan bin Umayyah r.a, tetapi Shafwan menolak dengan penolakan yang kuat, bahkan ia berkata, "Jika tiada siapapun lagi yang tersisa kecuali aku, pasti aku tidak akan mengikutinya selama-lamanya."
Khalid bisa memaklumi karena bapak dan saudaranya terbunuh di perang Badar, sehingga ia begitu dendam kepada Rasulullah SAW. Begitu dendamnya hingga ia pernah "membiayai" Umair bin Wahb r.a untuk membunuh Rasulullah SAW setelah perang Badar selesai, tetapi makarnya ini justru membawa Umair bin Wahb r.a masuk Islam.
Kemudian Khalid menghubungi Ikrimah bin Abu Jahal, tetapi iapun memberikan jawaban yang kurang lebih sama dengan Shafwan. Khalid minta pada Ikrimah untuk merahasiakan niatnya ini dari orang-orang Quraisy, dan Ikrimah menyetujuinya. Akhirnya ia memutuskan untuk berangkat sendiri.
Ketika sedang mempersiapkan perbekalan dan tunggangannya, ia melihat salah seorang sahabatnya yang lain, Utsman bin Thalhah r.a. Ia ingin memberitahukan niatnya, tetapi sempat ragu-ragu karena seperti halnya Shafwan dan Ikramah, banyak saudaranya yang terbunuh ketika berperang melawan Rasulullah SAW. Bagaimanapun juga ia sudah dalam proses keberangkatan, karena itu tidak ada salahnya ia memberitahukannya pada Utsman. Maka Khalid menceritakan apa yang dirasakannya dan juga keputusannya untuk memeluk Islam, sebagaimana yang disampaikan pada Shafwandan Ikramah, dan ia mengajak Utsman memeluk Islam dan menemaninya menjumpai Rasulullah SAW di Madinah. Di luar dugaan, ternyata Utsman menyambut ajakan Khalid ini. Mereka membuat janji untuk bertemu besok paginya di Ya'juj, sekitar 8 mil di luar kotaMekkah.
Khalid meninggalkan rumah ketika waktu sahur dan telah sampai di Ya'juj sebelum fajar, Utsman pun telah menunggunya. Mereka meneruskan perjalanan, dan beristirahat sesampainya di Haddah. Tak lama berselang datang seorang penunggang unta mendekat, yang ternyata 'Amr bin 'Ash r.a. Ketiga orang ini ternyata mempunyai tujuan yang sama, bahkan 'Amr bin 'Ash telah menyatakan Islam di hadapan Najasyi r.a, Raja Habasyah. Merekapun bersama -sama menuju Madinah menemui Rasulullah SAW.
Sesampainya di Harrah, di luar kotaMadinah, mereka menambatkan ontanya dan Khalid berganti pakaian dengan pakaian yang terbaik dan berangkat menemui Rasulullah SAW. Walid bin Walid r.a, adik Khalid yang telah menunggunya, berkata, "Bersegeralah, sesungguhnya Rasulullah telah diberitahu tentang kedatangan kalian dan beliau sangat gembira. Beliau telah menunggu kedatangan kalian."
Mereka bertiga mempercepat langkah menuju masjid dimana Rasulullah SAW telah menunggu. Khalid r.a mengucap salam pada beliau, setelah dijawab, ia langsung mengucap syahadat sebagai ba'iat keislamannya. Rasulullah SAW bersabda, "Marilah !! Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayah kepadamu, sungguh aku telah melihat engkau sebagai orang yang berakal cerdik, dan aku berharap akalmu tidak akan mengantarkanmu kecuali kepada kebaikan semata!"
Khalid berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah terlibat dengan beberapa pertempuran melawan engkau dengan penuh penentangan, hendaknya engkau memohonkan ampun kepada Allah SWT atas semua itu!"
Rasulullah SAW mendoakan ampunan untuk Khalid seperti yang dimintanya. Setelah itu menyusul 'Amr r.a dan Utsman r.a menghadap Rasulullah SAW menyatakan ba'iat keislamannya.
Khalid r.a begitu inginnya memperoleh syahid, tetapi kehendak Allah SWT berbicara lain. Begitu banyak pertempuran dan medanjuang yang diterjuninya, bahkan terkadang terkesan "nekad" demi untuk gugur sebagai syahid, tetapi tidak pernah menjadi kenyataan. Karena setiap pertempuran yang diikuti atau dipimpinnya, atas pertolongan Allah SWT selalu berakhir kemenangan. Mungkin ini tidak lepas dari gelar yang diberikan Rasulullah SAW kepadanya, Saifullah,Pedang Allah, yang dengannya Allah SWT meninggikan panji-panji Islam di seantero jazirah Arabia.
Ia terbaring sakit di tempat tidurnya. Ketika tanda-tanda ajalnya telah dekat, ia berkata, "Sungguh aku telah mencari kesyahidan di tempat-tempat yang mungkin ada, tetapi Allah SWT tidak menakdirkan demikian kecuali kematian di atas tempat tidurku ini. Tidak ada satu amalan yang lebih kuharapkan, kecuali satu malam yang aku lalui bersiap memakai tameng dan senjata, sedang saat itu hujan sampai pagi, sampai akhirnya kami menyerang musuh."
Memang, kesibukannya berjuang di jalan Allah membuatnya ia tidak sempat membaca dan mempelajari Al Qur'an dengan intensif, sebagaimana kebanyakan sahabat lainnya. Ia juga juga berpesan, setelah kematiannya, kuda dan senjata-senjatanya hendaknya disedekahkan di jalan Allah SWT, Ia meninggal di masa khalifah Umar bin Khattab ra, sebagian riwayat menyatakan ia meninggal di Madinah, sebagian yang lain di kota Homs..
Wallahu'alam

" 7 Panglima Perang Terhebat Dalam Sejarah Islam "


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahirrah Manirrahim..
1 - Khalid Bin Walid Radhiyallahu'Anhu ( Ahli Perang Pedang Allah )
Panglima Hebat yang Tercatat dalam sejarah islam Pertama adalah Khalid Bin Walid R.A , Beliau Merupakan Seorang Panglima Perang pada masa Khalifah Abu Bakar Bin Ash Shiddiq R.A Jabatan Khalid R.A Akhirnya di sampai pada masa Khalifah Umar Bin Khattab R.A ,
Panglima gagah Berani satu ini memang Awalnya Memusuhi kepada Rasulullah SAW Dan para Sahabat-sahabatnya..
Tapi atas Hidayah dari Allah SWT Beliau bisa Bergabung dengan pasukan Muslim dan Menjadi Kekuatan untuk islam, Khalid Bin Walid R.A dikenal Sebagai sosok yang tidak pernah kalah Menyeran di dalam medan Pertempuran, Khalid Bin Walid R.A adalah Seorang Sahabat Ahli Peperangan. Dan dikenal dengan Nama " Saifullah Al-Maslul " (Pedang Allah yang Terhunus)..,
2 - Sa'ad Bin Abi Waqqash Radhiyallahu'Anhu
Panglima Perang Hebat Berikutnya adalah Sa'ad Bin Abi Waqqash R.A, Beliau Menjadi Orang yang pertama Ahli Pemanah terhebat dalam Sejarah islam,
Setelah di doakan oleh Rasulullah SAW kepada Allah SWT , Sa'ad R.A merupakan Seorang yang pemberani dalam Memimpin pasukannya Berperang melawan Tentera Persia atas pasukan yang di Pimpinnya, Alhamdulillah.. Sa'ad Bin Abi Waqqash R.A Bisa menaklukkan kerajaan Persia dalam Peperangan di Qadissiyah,
Sa'ad Bin Abi Waqqash R.A menjadi panglima perang sampai pada masa Khalifah Umar Bin Khattab R.A ..,
3 - Amr Bin Ash Radhiyallahu'Anhu
Nama Pajangnya Amr Bin Ash Bin Wail Bin Hisyam Bin Said Bin Sahm Al-Qurasyi As-Sahmi, Beliau Merupakan Menpedulikan para Sahabat-sahabatnya dari kaum Quraisy seperti Halnya sahabat yang lain,
Amr Bin Ash R.A Awalnya juga memusuhi islam, Tapi Hidayah datang padanya sehingga menjadi Bagian dari kekuatan islam sebelum Penaklukkan Kota Mekah, Amr Bin Ash R.A Memeluk islam Bersama dua Sahabatnya Khalid Bin Walid R.A dan Utsman Bin Thalhah R.A, Beliau dan Sahabatnya Berhijrah menuju ke Kota madinah Untuk Menemui Rasulullah SAW,
Rasulullah SAW menyambut gembira datangnya Orang-orang Hebat tersebut dengan Mengatakan Bahwa Kota Mekah telah Memberikan putra terbaiknya untuk Umat islam,
Prestasi terbesar Amr Bin Ash R.A adalah mampu menaklukkan Kota Mesir, Subhanallah.. Untuk itu Umar Bin Khattab R.A yang Saat itu sebagai Khalifah Menujuk Amr Bin Ash R.A sebagai gubernur Mesir..,
4 - Abu Ubaidah Bin Jarrah Radhiyallahu'Anhu
Abu Ubaidah Bin Jarrah R.A termasuk dalam Golongan Orang yang Pertama kali masuk islam, Beliau juga Sebagai Pemimpinnya para pemimpin,
Rasulullah SAW Pernah Bersabda; Bahwa Abu Ubaidah Bin Jarrah R.A Sebagai Orang Boleh kepercayaan Umat ini, Abu Ubaidah R.A juga Menjadi salah satu Kandidat Khalifah Sepeninggal Rasulullah SAW,
Pada masa Khalifah Abu Bakar Bin Ash Shiddiq R.A, Beliau diangkat menjadi panglima Perang Pasukan kaum Muslimin melawan kerajaan Romawi, Jabatan Abu Ubaidah R.A Akhirnya di Sampai pada Khalifah Umar Bin Khattab R.A, Umar R.A pernah Berkata ; Sebelum meninggal Bahwa Seandainya Abu Ubaidah Bin Jarrah R.A masih Hidup maka Akan menggantikan Khalifah aku ( Umar Bin Khattab R.A )..,
5 - Syurahbil Bin Hasanah Radhiyallahu'Anhu
Pada masa khalifah Abu Bakar Bin Ash Shiddiq R.A, sebuah pasukan Besar dikirm oleh Abu Bakar R.A kepada Syurahbil Bin Hasanah R.A ke Syiria atau Syam untuk memerangi pasukan Romawi,
Setelah pasukan siap diberangkatkan, ternyata ada usulan agar Khalid Bin Sa’id R.A diganti, dan Abu Bakar R.A datang sendiri menemui Khalid Bin Sa'id R.A untuk meminta maaf, dan memintanya bergabung sebagai prajurit biasa pada kelompok pasukan yang disukainya. Maka dengan lapang dada Khalid bin Sa'id bin al Ash R.A Berkata; "Demi Allah, tidaklah saya gembira dengan Pengangkatan anda, dan tidak juga bersedih dengan Pemberhentian Anda. Anak pamanku (yakni Amr bin Ash R.A) aku Sukai karena ia masih kerabatku, tetapi Syurahbil R.A lebih kucintai karena agamanya!"
Akhirnya Khalid Bin Sa'id R.A Bergabung dengan Pasukan yang dipimpin oleh Syurahbil Bin Hasanah R.A.,
6 - Shalahuddin AL-Ayyubi
Shalahuddin Al-Ayyubi Nama yang Masyhur di kalangan kaum Muslimin Saat pembebasan Palestina dari Kaum Nasrani,
Shalahudin Al-Ayyubi termasuk pejuang muslim kurdi dari Turki,
Beliau juga terkenal Akan keberaniannya melawan Tentera Salib, Beliau juga dikenal kerana jasa ia Membebaskan Palestina dari kaum Nasrani,
Shalahuddin Al-Ayyubi adalah Seorang Pejuang Muslim kurdi dari Turki dalam Peperangan Salib, Selain Sebagai Panglima Perang yang Hebat dalam Sejarah islam, Beliau juga dikenal Sebagai Seorang Ulama yang Mengerti Akan islam, Dan Beliau juga Pernah diangkat Sebagai Menteri Mesir..,
7 - Muhammad AL-Fatih Mehmed
Muhammad Al-Fatih ( Sang Penakluk ) Merupakan julukan yang Selalu melekat padanya kerana telah Menaklukkan Konstantinopel ibu kota Kekaisaran Romawi timur yang selama 11 Tahun Berkuasa..
Muhammad Al-Fatih juga dikenal dengan Nama Sultan Mehmed, pada Penaklukan Kota Konstantinopel tersebut merupakan salah satu Pertempuran Terbesar dalam Sejarah islam, Saat itu Sultan Mehmed Mengerahkan lebih dari 4 juta pasukan Untuk Menyerang Benteng Bizantium dengan Pertahanan kuatnya, Peperangan Besar itu Mengakibatkan 265,000 Pasukan Umat islam gugur, pada Tanggal 20 Jumadil Awal 867 H, Bertepatan dengan 29 Mel 1453 M,
Sultan Mehmed Berhasil Memasuki Kota Konstantinopel, Sejak Saat itulah ia dikenal dengan Nama Sultan Muhammad Al-Fatih..,
Wallahu'alam

" Amr Bin Ash R.A, Sang Penakluk Kota Mesir "


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaruh..
Bismillahirrah Manirrahim..
Amr Bin Ash R.A Pada masa JahiliahNya, ia adalah salah satu tokoh Quraisy yang paling gencar menghalangi dakwah Rasulullah SAW dan menyiksa orang-orang lemah yang masuk Islam. Karena itu Rasulullah SAW sempat Berdoa kepada Allah SWT agar menurunkanazab kepada tiga orang, yang salah satunya adalah Amr Bin Ash, Tetapi kemudian turun ayat yang melarang Beliau melakukan hal itu, yakni mendoakan keburukan bagi manusia (Surah Ali Imran 128).
Amr Bin Ash Memiliki kemampuan yang tinggi di bidang politik dan strategi, karena itu ia menyadari Bahwa dengan dikukuhkannya perjanjian Hudaibiyah, agama
Islam yang dibawa Rasulullah SAW akan mencapai ketinggian yang tidak mungkin bisa dibendung lagi oleh Orang-orang Quraisy, Tetapi pengamatan dan prediksi yang tajam ini belum cukup untuk membawanya kepada Islam,
Ketika Amr Bin Ash Tahu kaum Muslim Berhijrah ke Kota Habasyah,
Ia justru Berkata kepada teman-teman dekatnya, "Marilah kita bergabung dengan Raja Najasyi di Habasyah dan menjadi anak buahnya. Jika Muhammad menang atas kaum Quraisy, kita sudah ada di sisi Raja Najasyi. Tetapi jika kaum kita yang menang, maka kita adalah orang yang telah mereka kenal, tidak ada sikap yang muncul dari mereka kecuali kebaikan saja."
Teman-temannya itu menyetujuinya, Amr Bin Ash Memang telah cukup dikenal oleh Najasyi, Raja Habasyah, karena ia pernah menjadi duta kaum Quraisy ketika kaum muslim hijrah ke Habasyah.
Ia memanfaatkan hubungan baiknya ini agar bisa terselamatkan, ketika pertentangan dua kubu, Kaum Quraisy dan orang-orang Islam, makin memuncak. Amr Bin Ash membawa Emas-emas Permata yang disamak, salah satu Barang yang sangat disukai oleh Raja Najasyi, sebagai hadiah dalam jumlah yang cukup besar.
Setibanya di Habasyah dan Bersiap menghadap Raja Najasyi,
Amr Bin Ash memasuki ruangan, ia bersujud seperti yang selama ini dilakukannya, dan Raja Najasyi menyapanya, "Selamat datang Sahabat karibku, apakah Engkau membawa Hadiah dari Negerimu untukku?"
Ketika Amr Bin Ash menyerahkan Hadiah Emas-emas dan Permata tersebut, tampak sekali kegembiraan dan ketakjuban Raja Najasyi, apalagi jumlahnya cukup banyak,
Maka Amr Bin Ash Berkata kepada Raja Najasyi, "Wahaituanku,
Aku melihat Orang-orang yang datang ke kotamu ini, ia adalah utusan dari lelaki yang menjadi musuh kami. Serahkanlah ia padaku Akanku bawa kembali ke kota Mekah, karena lelaki itu (Muhammad) dan PengikutNya telah banyak menghina dan melecehkan pemuka-pemukaan Agama kami."
( Niat Amr Bin Ash R.a untuk membunuh Sahabat-sahabat Rasulullah SAW )
Mendengar permintaan Amr Bin Ash ini, Raja Najasyi sangat marah,
Raja Najasyi Berkata; tidak.! Aku tidak akan Mengembalikan mereka sebelum aku Berbicara dengan mereka.! Dan akan ku Pertimbangkan dengan matang Urusan ini, Sungguh mereka telah datang ke Negeriku dan Memilih Perlindunganku daripada Perlindungan orang lain Termasuk kalian.!
Begitulah Raja Najasyi panjang lebar berbicara kepada Amr Bin Ash, Setelah itu Raja Najasyi memerintahkan para pengawalnya untuk mendatangkan utusan kaum muslimin.
Ketika Ja'far bin Abi Thalib dan Beberapa sahabat didatangkan menghadap Raja Najasyi, ia menjawab dan menjelaskan panjang lebar tentang Islam.Raja Najasyi meminta agar dibacakan beberapa wahyu yang diturunkan, Ja'far R.A pun membacakan permulaan Surah Maryam. Raja Najasyi dan beberapa uskup di sebelahnya menangis hingga air mata membasahi janggutnya, kemudian ia berkata, "Demi Allah, ini dan apa yang dibawa Isa muncul dari misykah yang sama, Pergilah kalian Amr Bin Ash.!! Aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian..!"
Misykah adalah lubang tempat diletakkannya lampu penerangan, sehingga dari tempat itu cahaya memancar menerangi tempat sekitarnya. Dengan perkataannya tersebut, sedikit banyak Raja Najasyi telah memberikan pengakuan bahwa Islam adalah agama wahyu, sama seperti halnya agama Nasrani yang dipeluknya..
Dengan terpaksa Raja Najasyi mengembalikan Hadiah-hadiah tersebut kepada Amr Bin Ash, dan keduanya keluar dari majelis Raja Najasyi dengan perasaan terhina.,
Ternyata Amr Bin Ash itu tidak mau menyerah Begitu saja.
Esokkan harinya, Amr Bin Ash menghadap Raja Najasyi, meminta agar mempertanyakan tentang Isa Bin Maryam. Raja Najasyi memenuhi permintaannya, sekali lagi para sahabat itu didatangkan lagi dan diminta menjelaskan pandangan mereka tentang Isa Bin Maryam.
Ja'far R.A menjawab; "Kami berkata tentang dirinya, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW, yakni Isa a.s adalah seorang hamba Allah, RasulNya dan RuhNya, sekaligus kalimahNya yang diletakkanNya pada Maryam, seorang perawan suci yang tidak mempunyai syahwat kepada lelaki.
Mendengar jawaban tersebut, Raja Najasyi Berkata; “Kecelakaan bagimu, hai Amr, taatilah aku dan ikutilah dia (Muhammad SAW), karena Sesungguhnya dia berada di atas kebenaran. Dan dia akan memperoleh kemenangan dari siapapun yang menentangnya, sebagaimana Musa bin Imran memperoleh kemenangan atas Fir'aun dan bala tentaranya."
Mendengar ucapan Raja Najasyi ini, seperti ada kilat yang menyambar hatinya, tetapi sekaligus membuka mata hatinya Hingga Hidayah Allah SWT meneranginya. Amr Bin Ash Berkata kepada Raja Najasyi, "Maukah engkau memba'iat aku atas islam untuknya?"
“Baiklah!!” Kata Raja Najasyi, dan ia memba'iat 'Amr Bin Ash untuk memeluk Islam.
Amr Bin Ash keluar dari majelis Raja Najasyi dengan pandangan tentang (Muhammad SAW), yang jauh berbeda dengan ketika ia memasukinya. Tetapi ia masih menyembunyikan keislamannya dari sahabat- sahabatnya yang menunggu di luar, dan mengajak mereka kembali ke Kota Mekkah dengan dalih misinya gagal Diam-diam ia berencana menemui Rasulullah SAW di Kota Madinah untuk menyatakan dan mengukuhkan keislamannya.
Beberapa kemudian, di suatu pagi yang masih cukup gelap, 'Amr Bin Ash meninggalkan Kota Mekkah menuju ke Kota Madinah hingga tidak ada orang yang mengetahuinya. Tetapi ketika sampai di Haddah, suatu tempat antara Mekkah dan Thaif, Amr Bin Ash melihat dua orang telah berjalan mendahuluinya meninggalkan kota Mekkah. Ketika keduanya beristirahat, salah satunya dari mereka menambatkan tunggangannya,dan satunya lagi masuk ke kemah. Setelah makin dekat, ternyata orang itu Khalid Bin Walid R.A,
Amr Bin Ash pun Bertanya; "Hendak kemanakah Engkau, Hai Abu Sulaiman?"
Khalid Bin Walid R.A menjawab;
Aku akan ke Kota Madinah menemui ( Muhammad SAW ) untuk masuk Islam, tak lama kemudian orang yang di dalam kemah keluar, ternyata Utsman Bin Thalhah R.A. Amr Bin Ash gembira sekali karena bertemu dengan teman seperjuangan di dalam kekafiran, yang bermaksud sama untuk memeluk Islam,
Mereka-pun sepakat untuk Bersama-sama menyampaikan ba’iat keislaman di hadapan Rasulullah SAW.
Mereka Bertiga sampai di Kota Madinah di awal bulan Safar tahun 8 H selepas ashar, mereka mendekati masjid Nabawi.
Tampak kegembiraan Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya melihat kedatangannya, Mereka,
Rasulullah SAW Mengatakan; Bahwa Kota Mekah telah memberi putra TerbaikNya Untuk Umat Islam..,
Amr Bin Ash R.A berkata, "Ya Rasulullah, Sesungguhnya aku Berba'iat kepadamu agar diampuni dosa-dosaku yang terdahulu."
Rasulullah SAW Bersabda, "Wahai Amr Bin Ash R.A. Berba'iatlah karena sesungguhnya Islam menghapus Dosa-dosa yang terdahulu, dan hijrah juga menghapus dosa-dosa yang telah lalu."
Sejak keislamannya Amr Bin Ash R.A, ia terjun dalam Beberapa pertempuran Bersama Rasulullah SAW.,
Di masa Khalifah Umar Bin Khattab R.A..
Amr Bin Ash R.A Sebagai Pemimpin pasukan Muslim yang Mengepung Benteng Pasukan Romawi Mesir.,
Amr Bin Ash R.A mengerahkan PasukanNya Menyerbu Benteng Mesir dengan Semangat Membara,
Sementara itu pasukan Romawi yang justru tidak siap dengan serangan tersebut. Mereka beranggapan kalau para pimpinan pasukan muslim, seperti yang dikatakan Amr Bin Ash R.A, masih akan datang untuk mematangkan perundingan. Akibatnya mereka dengan mudah dikalahkan dan Benteng tersebut jatuh ke tangan kaum muslimin, berkat kepiawaian Amr Bin Ash R.A,
Demikianlah Amr Bin Ash R.A Telah Menjadi Panglima Perang Terbesar di Kota Mesir, Amr Bin Ash R.A Adalah mampu Menaklukkan Kota Mesir.. Subhanallah.. Untuk itu Umar Bin Khattab R.A yang Saat itu Sebagai Khalifah Menujuk Amr Bin Ash R.A sebagai Gebernur Mesir..
Dan AkhirNya Kota Mesir menjadi salah satu Negara yang Menjadi Ikon Islam sampai Sekarang..
Amr Bin Ash R.A adalah tipikal seorang negarawan ulung dan mempunyai ambisi dalam kekuasaan, namun demikian ia termasuk orang yang amanah. Karena itu, Umar Bin Khattab R.A tetap mempercayainya Memegang jabatan gubernur Mesir walaupun ia hidup bergelimang harta, tetapi tentu saja ia dalam pengawasan yang ketat dari Umar Bin Khattab R.A. Pernah ia hidup terlalu berlebihan dari kekayaan yang dimilikinya, segera saja Umar Bin Khattab R.A mengirim utusan, yakni Muhammad Bin Maslamah R.A, dan memerintahkan Harta Amr Bin Ash R.A dibagi dua, separoh untuk Amr Bin Ash R.A dan separuhnya lagi diserahkan ke baitul mal, untuk kemaslahatan kaum muslimin secara umum. Amr Bin Ash R.A pun dengan senang Hati Menerima keputusan Umar Bin Khattab R.A tersebut...,
Wallahu'alam