Laman

Rabu, 03 Januari 2018

๐Ÿšฟ *TATA CARA MANDI WAJIB SESUAI SUNNAH* ๐Ÿšฟ


Berikut ringkasan tata cara mandi wajib yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
๐ŸŒˆ Dimulai dengan berniat di dalam hati untuk menghilangkan hadats besar. Niat tidak perlu diucapkan dengan lisan karena inilah yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Kemudian membaca bismillah, selanjutnya :
๐Ÿ”นPertama: Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali
๐Ÿ”นKedua: Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri.
๐Ÿ”นKetiga: Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah atau dengan menggunakan sabun.
๐Ÿ”นKeempat: Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat.
๐Ÿ”ฐ Untuk kaki ketika berwudhu, kapankah dicuci?
1⃣ Kita bisa saja mandi dengan berwudhu secara sempurna terlebih dahulu, setelah itu kita mengguyur air ke seluruh tubuh.
2⃣ Atau boleh jadi kita gunakan cara mandi dengan mulai berkumur-kumur, memasukkan air dalam hidup, mencuci wajah, mencuci kedua tangan, mencuci kepala, lalu mengguyur air ke seluruh tubuh, kemudian kaki dicuci terakhir.
๐Ÿ”นKelima: Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut. Dimulai dengan mengguyur belahan kanan kepala kemudian belahan kiri, kemudian mengguyur pertengahan kepala
๐Ÿ”นKeenam: Memulai mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri.
๐Ÿ”นKetujuh: Menyela-nyela rambut.
๐Ÿ”นKedelapan: Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri.
๐Ÿ”ฐTata cara mandi Jum'at sama dengan tata cara mandi yang diterangkan di atas.
๐Ÿ”ฐTata cara mandi junub pada wanita sama dengan tata cara mandi yang diterangkan di atas.
๐Ÿ”ฐUntuk mandi karena haidh dan nifas, tata caranya sama dengan mandi junub namun ditambahkan dengan beberapa hal berikut ini:
๐Ÿ“‹(Berdasarkan (HR. Bukhari no. 314 dan Muslim no. 332)
๐ŸŒบ๐ŸŒท Pertama: Menggunakan sabun dan pembersih lainnya beserta air.
๐ŸŒบ๐ŸŒท Kedua: Melepas kepangan sehingga air sampai ke pangkal rambut.
๐ŸŒบ๐ŸŒท Ketiga: Ketika mandi sesuai masa haidh, seorang wanita disunnahkan membawa kapas atau potongan kain untuk mengusap tempat keluarnya darah guna menghilangkan sisa-sisanya. Selain itu, disunnahkan mengusap bekas darah pada kemaluan setelah mandi dengan minyak misk atau parfum lainnya. Hal ini dengan tujuan untuk menghilangkan bau yang tidak enak karena bekas darah haidh.
๐Ÿ”ฐ *Perlukah Berwudhu Seusai Mandi*
Cukup kami bawakan dua riwayat tentang hal ini,
ุนَู†ْ ุนَุงุฆِุดَุฉَ ุฃَู†َّ ุงู„ู†َّุจِู‰َّ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ูƒَุงู†َ ู„ุงَ ูŠَุชَูˆَุถَّุฃُ ุจَุนْุฏَ ุงู„ْุบُุณْู„ِ
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berwudhu setelah selesai mandi.” (HR. Tirmidzi no. 107, An Nasai no. 252, Ibnu Majah no. 579, Ahmad 6/68. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Sebuah riwayat dari Ibnu ‘Umar,
ุณُุฆِู„َ ุนَู†ِ ุงู„ْูˆُุถُูˆุกِ ุจَุนْุฏَ ุงู„ْุบُุณْู„ِ؟ ูَู‚َุงู„َ:ูˆَุฃَูŠُّ ูˆُุถُูˆุกٍ ุฃَุนَู…ُّ ู…ِู†َ ุงู„ْุบُุณْู„ِ؟
Beliau ditanya mengenai wudhu setelah mandi. Lalu beliau menjawab, “Lantas wudhu yang mana lagi yang lebih besar dari mandi?” (HR. Ibnu Abi Syaibah secaramarfu’ dan mauquf.)
๐Ÿ“ Catatan :
Sunnahnya adalah tidak berwudhu lagi setelah mandi wajib, sebab hadatsnya sudah hilang maka tak ada lagi alasan untuk berwudhu.Berwudhu menjadi wajib kalau berhadats kecil. Ketika seseorang mandi maka hadats kecil dan besarnya terhilangkan sekaligus. Namun pada saat mandi atau setelah mandi berhadats kecil seperti keluar cairan dari kemaluan atau kentut atau memegang kemaluan maka wajiblah wudhu lagi jika hendak shalat, adapun mandinya tetap sah.
Mandi yang tidak disyariatkan (mandi biasa, bukan mandi yang wajib atau mandi sunnah, tidak bisa mencukupi wudhu karena mandi tersebut bukan ibadah.
๐Ÿ”ฐ Yang menjadi dalil dari bahasan Tata Cara Mandi ini adalah dua dalil yaitu hadits dari ‘Aisyah dan hadits dari Maimunah.
๐Ÿ“‹ Hadits pertama:
ุนَู†ْ ุนَุงุฆِุดَุฉَ ุฒَูˆْุฌِ ุงู„ู†َّุจِู‰ِّ – ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… – ุฃَู†َّ ุงู„ู†َّุจِู‰َّ – ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… – ูƒَุงู†َ ุฅِุฐَุง ุงุบْุชَุณَู„َ ู…ِู†َ ุงู„ْุฌَู†َุงุจَุฉِ ุจَุฏَุฃَ ูَุบَุณَู„َ ูŠَุฏَูŠْู‡ِ ، ุซُู…َّ ูŠَุชَูˆَุถَّุฃُ ูƒَู…َุง ูŠَุชَูˆَุถَّุฃُ ู„ِู„ุตَّู„ุงَุฉِ ، ุซُู…َّ ูŠُุฏْุฎِู„ُ ุฃَุตَุงุจِุนَู‡ُ ูِู‰ ุงู„ْู…َุงุกِ ، ูَูŠُุฎَู„ِّู„ُ ุจِู‡َุง ุฃُุตُูˆู„َ ุดَุนَุฑِู‡ِ ุซُู…َّ ูŠَุตُุจُّ ุนَู„َู‰ ุฑَุฃْุณِู‡ِ ุซَู„ุงَุซَ ุบُุฑَูٍ ุจِูŠَุฏَูŠْู‡ِ ، ุซُู…َّ ูŠُูِูŠุถُ ุงู„ْู…َุงุกَ ุนَู„َู‰ ุฌِู„ْุฏِู‡ِ ูƒُู„ِّู‡ِ
Dari ‘Aisyah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR. Bukhari no. 248 dan Muslim no. 316)
๐Ÿ“‹ Hadits kedua:
ุนَู†ِ ุงุจْู†ِ ุนَุจَّุงุณٍ ู‚َุงู„َ ู‚َุงู„َุชْ ู…َูŠْู…ُูˆู†َุฉُ ูˆَุถَุนْุชُ ู„ِุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ – ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… – ู…َุงุกً ูŠَุบْุชَุณِู„ُ ุจِู‡ِ ، ูَุฃَูْุฑَุบَ ุนَู„َู‰ ูŠَุฏَูŠْู‡ِ ، ูَุบَุณَู„َู‡ُู…َุง ู…َุฑَّุชَูŠْู†ِ ู…َุฑَّุชَูŠْู†ِ ุฃَูˆْ ุซَู„ุงَุซًุง ، ุซُู…َّ ุฃَูْุฑَุบَ ุจِูŠَู…ِูŠู†ِู‡ِ ุนَู„َู‰ ุดِู…َุงู„ِู‡ِ ، ูَุบَุณَู„َ ู…َุฐَุงูƒِูŠุฑَู‡ُ ، ุซُู…َّ ุฏَู„َูƒَ ูŠَุฏَู‡ُ ุจِุงู„ุฃَุฑْุถِ ، ุซُู…َّ ู…َุถْู…َุถَ ูˆَุงุณْุชَู†ْุดَู‚َ ، ุซُู…َّ ุบَุณَู„َ ูˆَุฌْู‡َู‡ُ ูˆَูŠَุฏَูŠْู‡ِ ุซُู…َّ ุบَุณَู„َ ุฑَุฃْุณَู‡ُ ุซَู„ุงَุซًุง ، ุซُู…َّ ุฃَูْุฑَุบَ ุนَู„َู‰ ุฌَุณَุฏِู‡ِ ، ุซُู…َّ ุชَู†َุญَّู‰ ู…ِู†ْ ู…َู‚َุงู…ِู‡ِ ูَุบَุณَู„َ ู‚َุฏَู…َูŠْู‡ِ
Dari Ibnu ‘Abbas berkata bahwaMaimunah mengatakan, “Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda).” (HR. Bukhari no. 265 dan Muslim no. 317)
Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar