Laman

Rabu, 16 Oktober 2013

BAGAIMANA ANDA BERSHALAWAT



shalawat adalah ibadah yg agung...
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata bahawa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

«مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطيئاتٍ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ»

“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)-nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak).” (HR An-Nasa’i No. 1297 dan Ahmad, shahih.)

dalam Shahih Al Bukhari no. 2497 dari Ka’ab bin ‘Ujrah Radhiyallahu ‘Anhu. Shahabat yang mulia ini menceritakan bahawa para Shahabat pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang bagaimana cara bershalawat kepada beliau.

Baginda menjawab dengan mengatakan: “Katakanlah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

Inilah antara kaifiyat bershalawat yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum sebagai jawaban kepada pertanyaan mereka mengenai cara bershalawat untuk beliau. Maka adalah logis untuk dikatakan bahwa shalawat tersebut sebagai lafazh paling afdhal dalam bershalawat.
Al Imam Al Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan:

“Apa yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum tentang kaifiyah (dalam membaca shalawat) ini setelah mereka menanyakannya, menjadi petunjuk bahwa itu adalah nash shalawat yang paling utama karena beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidaklah memilih bagi dirinya kecuali yang paling mulia dan paling sempurna.” (Fathul Bari: 11/66).

Maka adalah lebih baik apabila lafaz shalawat ini yang diamalkan dalam membaca shalawat untuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam , bukan lafaz-lafaz shalawat susunan seseorang, meskipun bukan larangan untuk menyusun bentuk teks shalawat sendiri. Shalawat-shalawat selain yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kadang-kadang tidak terlepas dari kekeliruan, baik dalam pemilihan bahasa, maupun –dan ini yang paling parah– kesalahan dalam aqidah !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar