Laman

Minggu, 06 Oktober 2013

Mereka Sepasang, Jiwa dan Ruh: Jiwa yang Melakukan Perjanjian dan Disaksikan oleh Ruh

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allâh mengambil kesaksian terhadap "jiwa mereka” (anfusihim) (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (ke-Esa-an Tuhan)”. (QS. Al A’râf [7]:172).

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan (nafakha) ke dalam (tubuh) nya (manusia) ruh (ciptaan)-Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan fu’ad/hati (af’idah); (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS. As-Sajdah [32]:9).

Rasulullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dari ubay bin Ka’ab ra, ia mengatakan, “Mereka (jiwa dan ruh tersebut) dikumpulkan, lalu dijadikan berpasang-pasangan, baru kemudian mereka dibentuk. Setelah itu mereka pun diajak berbicara, lalu diambil dari mereka janji dan kesaksian, “Bukankah Aku Tuhan mu?”, mereka menjawab “Benar”. Sesungguhnya Aku akan mempersaksikan langit tujuh tingkat dan bumi tujuh tingkat untuk menjadi saksi terhadap kalian, serta menjadikan nenek moyang kalian Adam sebagai saksi, agar kalian tidak mengatakan pada hari kiamat kelak, “Kami tidak pernah berjanji mengenai hal itu”.


Dengan demikian mereka telah mengakui hal tersebut. Kemudian Adam diangkat dihadapan mereka dan ia (Adam) pun melihat kepada mereka, lalu ia melihat orang yang kaya dan orang yang miskin, ada yang bagus dan ada juga yang sebaliknya. Lalu Adam berkata, “Ya Tuhanku, seandainya Engkau menyamakan di antara hamba-hamba-Mu itu”. Allâh menjawab, “Sesungguhnya Aku sangat suka untuk Aku disyukuri”. Dan Adam melihat para nabi di antara mereka seperti pelita yang memancarkan cahaya pada mereka”. (HR. Ahmad)

yaa Salam @msa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar