Laman

Rabu, 12 Maret 2014

KETELADANAN ALI BIN ABI THALIB


Ada kisah menarik tentang keteladanan seorang Ali bin Abi Thalib. Suatu ketika Ali kehilangan baju besinya dalam sebuah peperangan. Dan ketika itu Ali melihat pakaiannya itu berada ditangan seorang Yahudi. Ali sangat mengenal ciri2 fisik dari baju yang sering dipakainya untuk berperang itu sehingga ia pun mengatakan pada si Yahudi tersebut, "ini bajuku, kembalikanlah." Namun sayang, orang Yahudi ini menolak, "bukan, baju ini milikku, ia berada dalam kekuasaanku."
Karena tak mencapai kata sepakat, maka masalah antara Ali dan orang Yahudi tadi dibawa ke meja hijau. Meskipun Ali pada saat itu ia adalah seorang Khalifah atau setara dengan kedudukan seorang Presiden pada masa sekarang, namun hal tersebut tidak membuat Ali menjadi semena-mena. Ia tetap hadir dalam persidangan.
Tiba di persidangan, hakim pun bertanya pada Ali, "apa yang hendak engkau sampaikan wahai, Amirul mukminin?".
Ali menjawab, " aku ingin menyampaikan tentang sebuah barang yang berpindah tangan."
Hakim kemudian bertanya kepada orang Yahudi, "apa yang hendak engkau sampaikan?"
"Baju besi ini milikku." jawab orang Yahudi.
Setelah itu Hakim meminta Ali untuk menghadirkan saksi. Ali pun mengutus Hasan bin Ali, anak beliau, dan seorang Khadimatnya. Namun ternyata, diantara dua kesaksian itu, hakim hanya menerima kesaksian dari pembantunya saja, sedangkan kesaksian dari anaknya Hasan di tolak.
Ali pun bertanya pada Hakim, tetapi tetap dengan sebuah kebijaksanaan bukan ego kemarahan, "kenapa engkau menolak kesaksian anakku Hasan? Tidakkah kau percaya pada Hasan? Bukankah Rasulullah mengatakan bahwa Hasan dan Husain kelak akan menjadi Pemimpin di Surga?."
"Bukan begitu ya Amirul Mukminin, Hasan itu adalah anakmu, dan setiap anak pasti akan membenarkan ucapan ayahnya. Meskipun tidak ada keraguan dari ucapan Hasan tapi tetap kesaksiannya tidak bisa diterima."
Karena Ali yakin betul bahwa Hakim dalam persidangan tersebut, adalah seorang yang Jujur dan terbukti dengan Keadilannya, maka Ali pun menerima hasil putusan tersebut. Ali merelakan dan bersabar saat hakim memenangkan orang Yahudi tadi atas dirinya.
Melihat kejadian yang sangat mengharukan tersebut, orang Yahudi pun tersentuh. Ia kemudian berkata " Baju perang ini memang milik Ali, aku mengambilnya saat terjatuh dalam peperangan." Mendengar ucapan orang Yahudi, Ali pun terkejut, dan lebih terkejut lagi saat orang Yahudi tadi berkata, "Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasul Allah." Dia pun menyatakan keislamannya.
Ali sangat bersuka cita dengan ke Islaman orang Yahudi tersebut. Akhirnya Ali menghadiakan baju besinya tadi dan memberikan uang yang cukup banyak sebagai hadiah dari ke Isalaman orang Yahudi itu.
Subhanallah, sungguh ending yang sangat indah. Saya sempat bergetar saat membaca kisah ini bahkan saat menuliskannya kembali getaran itu masih tetap terasa. Betapa indah Islam itu, lebih indah lagi ketika pemeluknya benar-benar mengamalkan keislamannya. Betapa kita mungkin saat ini sangat rindu akan pribadi-pribadi hebat seperti Rasulullah dan para sahabat yang lainnya. Karena Keisalaman mereka terasa benar-benar menjadi rahamatan lil a'lamin.
Wallahualam bi showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar