Laman

Kamis, 13 Maret 2014

PUISI KHALWAT

PUISI KHALWAT

Kalau sudah minum air telaga
Malampun terjaga
Diterangi lentera yang terus menyala
Mencari diri yang ditelan dunia

Mata terpejam hati memandang
Beroleh cahaya yang gilang gemilang
Tenggelam di kedalaman samudera nan terang
Dada yang sesak pun menjadi lapang

Terisak-isak, menangis menanggung duka
Menyesali sayap-sayap yang lenyap terbakar dosa
Tinggalah suara kerinduan tanpa daya
Terus berdzikir sampai ‘aku’ lupa

Terombang-ambing ditelan waktu
Seperti orang tolol ditengah-tengah orang bisu
Sesekali kutinggalkan waktu, di belakang atau didepan mataku
Agar hati mampu selalu menghadap, Kepada Dzat yang tak tersentuh waktu

Khalwat adalah obat rasa duka
Diliputi oleh rahasia dalam rahasia-Nya
Perjalanan ini membuatku takjub akan ke Agungan-Nya
Yang terbuka satu persatu karena belas kasih-Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar