Laman

Sabtu, 21 Juni 2014

FAFIRRU ILALLAH ( KEMBALI PADA ALLAH )

Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,

Sebelumnya aku berterima kasih kepada sahabat-sahabat dan orang-orang terdekatku yang sering menenangkan dan menghibur dengan senyuman yang tulus. salam sayang dan do'aku selalu menyertai kalian, semoga Tuhan senantiasa memberkahi langkah kita di dalam apa pun itu.

“Yang disebut Tarekat adalah meneliti gerak hati. Supaya hatimu lega, lebih-lebih melahirkan rasa bahagia dan tentram, sehingga  membuatmu senantiasa merasa cukup. Karena ketentraman sangat berbeda dengan kelegaan hati. Lega hanya terjadi sesaat, yaitu ketika tercapai apa yang engkau inginkan saja. Adapun ketentraman sifatnya sama dengan tanaman, selama terus-menerus disirami, ia akan tumbuh subur. Namun jika dibiarkan saja, daun-daunnya menjadi layu dan kurus.” (Tembang Pangkur bait 1 dan 2)

Terkadang kita merasakan sesuatu  kekosongan dan keresahan  yang tak dapat dimengerti, mencari-cari apa yang kurang dan apa yang salah, belum lagi kita memikirkan ketakutan akan hal-hal yang belum terjadi, seperti contohnya ketidakpastian akan masa depan dan hal-hal lainnya. Apa, mengapa dan bagaimana ??? pertanyaan itulah yang selalu memusingkan kepala.
“Istirahatkan dirimu/fikiranmu daripada kerisauan mengatur kebutuhan duniamu, sebab apa yang sudah dijamin/diselesaikan oleh lainmu (Allah), tidak usah kau sibuk memikirkannya.” (Al-Hikam : 4)

Ingatlah  kewajiban kita sebagai manusia hanya berusaha dan berdo’a, tidak usah kau memusingkan masalah hasil akhirnya, tetap istiqomah (teguh pendirian) dan yakinlah man jadda wa jada (jika kau bersungguh-sungguh maka akan tercapailah citamu).
“Hambaku, ta’atilah semua perintah-Ku, dan jangan memberitahu kepada-Ku apa yang baik bagimu, (jangan mengajari pada-Ku apa yang menjadi hajad kebutuhanmu).” (Al-Hikam : 4)

Sebaiknya seorang hamba yang tidak mengetahui apa yang akan terjadi mengakui kebodohan dirinya, sehingga tidak memilih sesuatu yang tampak baginya sepintas lalu baik, padahal ia tidak mengetahui bagaimana akibatnya, karena itu bila Tuhan yang Maha mengetahui lagi bijaksana memilihkan untuknya sesuatu, hendaknya rela dan menerima pilihan Tuhan yang Maha belas kasih lagi mengetahui dan bijaksana itu, walaupun pada lahirnya pahit dan pedih rasanya, namun itu yang terbaik baginya, karena itu bila ber’doa kemudian belum juga tercapai keinginannya janganlah patah harapan.
“. . . Allah telah menjamin menerima semua do’a dalam apa yang Ia kehendaki untukmu, bukan menurut kehendakmu dan pada waktu yang ditentukan-Nya, bukan pada waktu yang engkau tentukan.” (Al-Hikam : 6)

Segala sesuatu adalah ketidakpastian yang selalu menimbulkan kemungkinan-kemungkinan, oleh karena itu jangan pernah lelah untuk melakukan kebaikan apa pun, dan serahkanlah semua hasil kepada Tuhan yang Maha Mengetahui dan Bijaksana. Bersihkan hati, renungkan sejenak dan mulailah tersenyum dengan cinta-Nya.

“Iman adalah mutiara di dalam hati manusia, yang meyakini Allah Maha esa, Maha kuasa . . .
Tanpamu iman bagaimanalah merasa diri hamba pada-Nya . . .
Tanpamu iman bagaimanalah menjadi hamba Allah yang bertaqwa . . .
Iman tak dapat diwarisi, dari seorang ayah yang bertaqwa . . .
Ia tak dapat dijual beli, ia tiada ditepian pantai . . .
Walau apapun caranya jua, engkau mendaki gunung yang tinggi . . .
engkau berentas lautan api, namun tak dapat jua dimiliki . . .
Jika tidak kembali pada Allah . . .
Jika tidak kembali pada Allah . . .”  (Raihan – Iman Mutiara)

 “Ya Allah, hanya kasih sayang-Mu yang aku harapkan, maka janganlah Engkau serahkan urusanku pada diriku sendiri meskipun hanya sekejap mata, dan perbaikilah semua urusanku. Tidak ada Tuhan selain.” Engkau.” (H.R. Abu Dawud dan Ahmad).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar