Laman

Rabu, 23 November 2016

Ma’rifatullah [Mengenal Allah]


ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
Segala puji bagi Allah Subh anahu wa Ta’âla yang telah mengajarkan hamba-hamba-Nya apa-apa yang tidak dia ketahui,kemudian shalawat beserta salam tercurahkan kehadirat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya y dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman. Ma’rifatullah atau mengenal Allah ‘ Azza wa Jalla merupakan satu perkara wajib yang mesti diketahui oleh seorang muslim karena tanpa mengenal Allah Subh anahu wa Ta’âla tidak akan mungkin bisa diraih kebahagian hidup, surga Allah
Subh anahu wa Ta’âla . Seseorang yang tidak mengenal Allah Subh anahu wa Ta’âla dengan benar tidak akan mengerti hakekat hidup yang sesungguhnya, dalam artian siapakah dia, untuk apa ia diciptakan oleh Allah Subh anahu wa Ta’âla .
Mengenal Allah Subh anahu wa Ta’âla merupakan salah satu dari tiga pertanyaan yang akan ditanyakan oleh malaikat kepada manusia tatkala mereka masih berada di alam Barzakh (alam kubur). Adapun tiga pertanyaan itu adalah sebagai berikut:
1. Pertanyaan tentang siapa Robbmu
2. Apa agamamu
3. Siapa Nabimu
Ketiga pertanyaan di atas merupakan tiga landasan pokok yang wajib diketahui oleh setiap muslim. Ketidaktahuan seseorang kepada tiga hal tersebut akan menyebabkan ia mendapat azab dari Allah Subh anahu wa Ta’âla
Apa tujuan yang hendak dicapai ketika seseorang mengenal Allah I ?
Seseorang yang tidak mengerti tujuannya, maka ia akan berada dalam kebingungan dan terombang-ambing sehingga ia akhirnya terjatuh kedalam lembah kesesatan dan kebathilan. Oleh karena itu Syaikh utsaimin rah imahullah mengatakan bahwa; ketika seseorang telah mengenal Allah Subh anahu wa Ta’âla dengan benar, maka secara pasti mereka akan mempunyai beberapa sikap yang akan tampak pada dirinya, diantara sifat tersebut adalah:
1. Menerima syariat yang ditetapkan Allah ‘ Azza wa Jalla .
2. Tunduk dan patuh kepada Allah
Subh anahu wa Ta’âla
3. Menjadikan Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah r sebagai penentu hukum.
Tentunya semua ini akan menjadi pertanyaan bagi kita, kenapa banyak orang tidak mau menerima Syariat Islam yang Allah Subh anahu wa Ta’âla tetapkan, kenapa banyak kaum muslimin tidak mau patuh dan tunduk kepada Allah Subh anahu wa Ta’âla ? Bahkan mereka lebih mendahulukan hawa nafsunya ketimbang mentaati perintah Allah Subh anahu wa Ta’âla , bahkan mereka masih berhukum dengan hukum jahiliyah yang mereka buat sendiri.
Tentu semua jawabannya kembali kepada satu titik terang, yaitu mereka tidak mengenal Allah Subh anahu wa Ta’âla dengan benar. Mengenal Allah I dengan benar akan membuahkan ketaatan dan kecintaan kepada Allah ‘ Azza wa Jalla.
Siapakah Robb-mu (Tuhanmu)
Agar seorang muslim bisa mengenal Robbnya dan bisa patuh serta mencintai Allah ‘ Azza wa Jalla, maka mereka wajib mengenal Allah Subh anahu wa Ta’âla dengan benar dan menurut pandangan Syariat.
Robb kita adalah Allah Subh anahu wa Ta’âla, Dialah yang menciptakan kita, Yang memberi rezeki, Yang menghidupkan dan mematikan, Dia-lah Allah Subh anahu wa Ta’âla Robbul ‘alamin, Dialah Allah ‘ Azza wa Jalla Dzat yang wajib kita sembah. Hanya Dia yang kita sembah dan tidak boleh mempersekutukan-Nya dalam bentuk apapun. Dialah Allah Subh anahu wa Ta’âla yang telah menurunkan kepada makhluknya semua nikmat. Nikmat-nimat Allah ‘ Azza wa Jalla tidak terhitung banyaknya: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan bisa menghitung-Nya.” (QS. an-Nahl: 18)
Untuk lebih meyakinkan kita tentang siapakah Allah I, maka mari kita lihat ayat-ayat al-Qur’an:
1. Allah Subhanahu wa Ta’ala
menciptakan manusia dari tanah
:
Allah Subh anahu wa Ta’âla berfirman:
“Dia-lah (Allah) yang telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian menetapkan ajal, dan ajal yang telah ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang hanya Dia mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu (tentang hari berbangkit itu)” (QS. al-An’am :2)
2. Allah
Subhanahu wa Ta’ala
Maha pemberi rezki Sebagaimana firman-Nya : “Sesungguhnya Dia-Nya Allah Maha Pemberi rezeki dan Yang Maha Kuat lagi Kokoh” (QS. adz-Dzaariyat: 58)
“Katakanlah siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan ? Maka mereka akan menjawab: “Allah” (Q.S Yunus: 31)
3. Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan manusia untuk mentauhidkan-Nya dan beribadah kepada-Nya saja. Dalam hal ini Allah Subh anahu wa Ta’âla berfirman:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku” . (QS. adz-Dzaariyat: 59)
4. Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan Robb sekalian alam. Sebagaimana dalam firman-Nya : “Segala puji bagi Allah Robb sekalian alam”. (QS. al-Fatihah: 2)
Robb artinya: Dialah Allah Subh anahu wa Ta’âla yang membimbing, memberikan nikmat, pencipta manusia, penguasa dan Maha mengatur terhadap manusia, sebagaimana yang Dia kehendaki, sedangkan kata-kata -‘alam- adalah setiap apapun selain Allah Subh anahu wa Ta’âla .
Apa metode (manhaj) dalam mengenal Allah I ?
Hal ini sangat perlu dan wajib kita ketahui, karena tatkala seseorang tidak mengenal cara yang benar dalam mengenal Allah Subh anahu wa Ta’âla , maka ia akan mengenal Allah Subh anahu wa Ta’âla dengan cara-cara keliru. Contoh kekeliruan dalam mengenal Allah
Subh anahu wa Ta’âla adalah dengan anggapan bahwa mengenal Allah seperti mengenal diri sendiri, mereka berdalil: “Siapa yang mengenal dirinya maka mereka akan kenal dengan Tuhannya” ungkapan tersebut adalah hadist maudhu (palsu).
Adapun Manhaj (metode) dalam mengenal Allah Subh anahu wa Ta’âla adalah:
1. Mentadabburi dan tafakkur terhadap kebesaran ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan keagungan-Nya, karena dengan melakukan hal seperti itu akan mengantarkan seseorang kepada mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengenal kekuasaan-Nya, dan keagungan-Nya serta rahmat-Nya. Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah”. (QS. al-A’raf: 185) “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pada pertukaran malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.” (QS. Ali Imran: 190)
Tatkala seseorang mau mengkaji dan mentadabburi ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang agung ini, maka dengan sendirinya mereka akan semakin yakin dan kagum kepada Penciptanya, Dzat yang maha segala-galanya dan tidak bisa disaingi oleh siapapun. Lihatlah langit, bulan, matahari, siang, malam bahkan manusia sendiri yang diciptakan dalam sebaik-baik bentuk. Semua ini menunjukkan kehebatan Sang Pencipta.
2. Mengkaji ayat-ayat Syar’i (al-Qur’an)
Seseorang yang ingin kenal dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka wajib baginya untuk memandang ayat-ayat Syar’i, yaitu alqur’anul karim. Karena tidak cukup hanya dengan melihat keagungan ciptaan-Nya saja. Al-Qur’an akan memberikan keyakinan dan akan memperkenalkan kepada tentang Allah ‘Azza wa Jalla, ia merupakan wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala, di dalamnya terdapat kemaslahatan-kemaslahatan yang besar, karena tidak akan tegak kehidupan makhluk, baik di dunia maupun di akhirat kecuali dengan mengenalnya. Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Maka apakah mereka tidak mentadabburi al-Qur’an. Kalau sekiranya al-Qur’an itu bukan dari Allah, maka sungguh mereka akan mendapati perselisihan yang sangat banyak di dalamnya”. (QS. an-Nisaa’: 82)
Tentu semua ini harus dikaji dengan ilmu, sedangkan untuk mendapatkan ilmu seseorang tidak boleh berpangku tangan, atau menunggu datangnya ilmu tersebut. Hendaklah seseorang yang akan mengenal Allah I mau belajar, hadir di majelis-majelis ilmu, mempunyai perhatian tentang Aqidah yang Shohih.
Semakin tinggi ilmu seseorang tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ia akan semakin mengetahui nikmat dan manfaat yang dapat ia rasakan, bahkan ia akan semakin takut untuk melakukan perbuatan dosa dan maksiyat, dan juga ia akan merasakan semakin kuat dorongan di dalam beramal sholeh dan melaksanakan syari’at agama ini. Hal ini disebabkan karena perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lain adalah realisasi dari mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Untuk menambah bahan bacaan dalam hal ini kami anjurkan para pembaca untuk membaca buku-buku aqidah seperti:
Syarah Tsalatsatul Ushul oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin, kitab Tauhid oleh Syaikh Sholeh al-Fauzan dari jilid 1 – 3.
4 hal pokok yang wajib diperhatikan dalam mengenal Allah ‘Azza wa Jalla
dan beriman dengan-Nya.
1. Beriman dengan adanya Allah Subhanahu wa Ta’ala
Seorang yang mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala wajib baginya meyakini adanya Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik dengan dalil akal maupun dalil naqli (al-Quran dan Sunnah)
2. Beriman dengan Rububiyah Allah ‘Azza wa Jalla
Meyakini bahwa Dialah satu-satunya Robb, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah Allah yang menghidupkan, mematikan, memberi rezki, serta mengatur alam semesta ini.
3 Beriman dengan Uluhiyah-Nya Allah Subhanahu wa Ta’ala
Meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah satu-satunya zat yang harus disembah dan diibadati.
4. Beriman dengan asma’ dan sifat-Nya.
Meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai nama-nama yang baik dan sifat-sifat yang husna sesuai dengan kemuliaan-Nya, dan wajib menetapkan nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya yang telah Dia tetapkan bagi diri-Nya di dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Buah dari mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala (Ma’rifatullah)
Ketika seorang muslim telah kenal dengan Robbnya dengan benar, maka dengan sendirinya ia akan merasakan kenikmatan, ketenangan dan kebahagian hidup serta mampu menghadapi kehidupan dengan baik. Ibarat pepatah mengatakan tak kenal, maka tak sayang, dan tak sayang maka tak cinta.
Syaikh Utsaimin rah imahullah mengatakan dalam kitab beliau Syarah Tsalasatul Ushul, bahwa buah yang didapatkan bagi orang yang beriman dengan Allah Subhanahu wa ta’ala (ma’rifatullah) adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya tauhid yang sesungguhnya, karena ia tidak lagi mempunyai ketergantungan, pengharapan dan rasa takut kecuali hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja, dan ia tidak menyembah kecuali kepada-Nya.
2. Sempurnanya cintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengagungkan-Nya, disebabkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai nama-nama yang husna dan sifat-sifat yang tinggi yang tidak sama dengan makhluk. Dengan mengetahui hal tersebut, akan bertambah yakin dengan kesempurnaan Allah ‘Azza wa Jalla.
3. Dengan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala dan beriman kepada-Nya, maka seseorang bisa mewujudkan ibadah yang sesungguhnya kepada Allah
Ta’ala
dengan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Demikianlah pembahasan ini semoga ini menjadi pintu gerbang bagi kita untuk mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih dalam lagi, sehingga kita akan merasakan kelezatan beriman dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar