Laman

Senin, 29 Mei 2017

Pagar yang Berwibawa


Ada seorang wahabi dari kota Riyadh, pembenci nomor wahid terhadap alMaghfur lahu abuya sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani, diperintahkan oleh tokoh-tokoh wahabi lainnya untuk membunuh abuya. Dengan pikirannya yang licik, ia berpura-pura mengikuti pelajaran alMaghfur lahu Abuya di kediamaan beliau di Rushaifah.
Demi melaksanakan tugas jahatnya itu, dengan tanpa ragu si wahabi langsung mengabulkan permintaan tokoh-tokoh seniornya itu. Terlebih setelah ia di iming-imingi dengan harta yang amat banyak dan tidak ada batasnya, asal ia dapat menunaikan tugasnya itu dengan sempurna.
Subhanallah, kisah ini hamper sama dengan cerita Baginda Rosulullah Shollahu ‘alaihi wasallam dengan orang-orang quraisy saat beliau hijrah ke Madinah.
Akhirnya, pada hari yang ditentukan, ia mendatangi kota Mekkah. Dan diwaktu alMaghfur lahu membuka pintu rumahnya untuk taklim, ia takut masuk ke rumah beliau seperti jama’ah yang lain meski niatnya tidak sama. Dan, subhanallah. Begitu si wahabi memasuki kediaman abuya dan melihat pagar rumah beliau, tiba-tiba berubahlah niatnya itu. Yang tadinya ia dating dengan amarah dan wajah penuh kebencian, tentu ia sudah menyelipkan senjata tajam di dalam pakaiannya, tiba-tiba hatinya berbalik dua ratus derajat. Rasa marah dan benci yang membuncah pada dirinya tiba-tiba luntur entah kemana. Padahal, itu masih belum bertemu dengan alMaghfur lau.
Dan setelah bertemu dengan beliau, si wahabi itu berubah delapan ratus derajat. Tiba-tiba, ia menangis tersedu-sedu sambil memeluk abuya. Ia berkata dengan sangat heran. “bagaimana orang-orang bias membenci dan memusuhi orang seperti ini? Seorang tokoh yang dihiasi dengan ilmu dan kesholehah dan ketaqwaan?” Akhirnya, si wahabai mengungkapkan penyesalan-nya yang mendalam seraya meminta maaf kepada beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar