Laman

Rabu, 09 Mei 2018

HAKIKAT DZIKIR


Guru Mursyid :
Keinginanmu, Cita-citamu, Kehendakmu dan Do’a Pengharapanmu
Jika kau letakkan dalam sebuah mizan
tak cukup emas sebesar Uhud sebagai penyeimbang
bahkan seandainya satu Uhud lagi kau tambahkan

Dengan apa kau akan mengirimkannya
melewati langit tujuh lapisan
Kudamu akan lelah, habis tenaga di tengah
tak bergerak walau selangkah
Murid :
Jadi dengan apa kami harus membawa?
bagaimana kami mesti mengirim?
Guru Mursyid :
dirimu adalah pengembara
beban di mizanmu seluas samudra
maka, siapkan tali busurmu
ikatkan bebanmu di panahmu
hanya itulah jalanmu
merentang busur dan melepaskan panahnya
Murid :
Panah kami tak bisa lari sejauh kuda
Bagaimana bisa sampai yang dituju?
Guru Mursyid :
dzikirmu adalah pemikul bebanmu
dzikirmu adalah sayap panahmu
dua sayap membawa burung dari barat ke utara
ribuan sayap akan menghantar panahmu keliling dunia
Panahmu adalah dzikirmu
menembus air, api, tanah dan udara
menembus jarak dan waktu
menembus bumi dan langit ketujuh
seperti Sulaiman yang memahami
singgasana Balqis hanya berada di balik tirai
dengan dzikir tirai terbuka
dan singgasana terlihat sekejap mata
Dzikirmu adalah sayap buraq-mu
lebih cepat dari cahaya bintang
lebih kuat dari ribuan kuda
lebih tajam dari pandangan mata
dzikirmu terbuat dari ikhlas dan azzam
terekat dan tersusun oleh zuhud dan diam
dzikirmu tak bisa dikekang tembok batu
dzikirmu tak binasa oleh waktu
Berjalannya waktu akan kau temukan bahwa
Sebagaimana keadaan dzikirmu maka seperti itu pula keadaan hidupmu .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar