Laman

Minggu, 29 Juli 2018

Memaknai kata "Sunnah"

Kebanyakan kita mengartikan sunnah dengan makna sesuatu yg tidak wajib, Tidak wajib berarti tidak harus dilakukan. Dan pada akhirnya adalah menyepelekan sunnah. Padahal di dalam sunnah terdapat anjuran, cara, kebiasaan, atau sesuatu yg dapat menunjukkan kita ke jalan yang positif dan menghindarkan kita dari hal yg negatif. Di dalam sunnah juga ada ajakan yang mempunyai makna wajib. Tapi kebanyakan kita menganggapnya semua sama.

Kita contohkan dengan hal yg umum di luar pembahasan sunnah misalkan adanya ajuran atau moto hidup seperti ini:

"Hidup sehat dengan cara makan makanan bergizi, olahrga teratur, dan tidur cukup"
Jelas bahwa bila kita ingin hidup sehat maka lakukan hal tersebut. Tapi pada kenyataannya kebanyakan orang tidak mengindahkan ajuran tersebut. Mengapa demikian? tanyakan pada diri masing-masing..

Kembali ke pembahasan sunnah, perlu kita garis bawahi bahwa sunnah itu semata-mata berasal dari Rasulullah SAW baik yang dicontohkan secara langsung maupun dari pengamatan orang-orang di sekitar Beliau. BUKAN buatan Ustad-ustad terdahulu apalagi kebiasaan para leluhur kita. Belum tentu apa yg diajarkan para Ustad / leluhur sesuai dengan apa yg ditutunkan oleh Rasulullah SAW. Kita WAJIB menuntut ilmu tidak hanya pada 1 Ustad tapi belajarlah dari Ustad-Ustad lain. Jangan sampai kita terjebak dengan kebiasaan yg diajarkan para Ustad / leluhur namun bertentangan dengan tuntunan Rosul.

Sunnah ada 3 yaitu:

  1. Sunnah Sirah: Penampilan Rasulullah, dari fisik sampai cara berpakaian.
  2. Sunnah Surah: Aktivitas Rasulullah, dari bangun sampai tidur lagi termasuk sholat, kehidupan sosial, dan tata cara yang telah dicontohkan.
  3. Sunnah Sarirah: Spiritual Rasulullah, perasaan sedih, risau terhadap kemerosotan moral ummat, benci terhadap kemungkaran dan kemaksiatan, dll.

Ada yg bertanya seperti ini:

"Terus kalau tidak susuai sunnah Rosul bagaimana? Bid'ah donk? kita naik motor Bid'ah donk kan di jaman Rosul tidak ada motor adanya onta? facebook-an juga bid'ah donk?"

Saya cuma senyum-senyum aja ditanyain seperti itu. Perlu kita ketahui bahwa Bid'ah itu penyimpangan yg berkaitan dengan ajaran agama atau kaitannya dengan ibadah kepada Allah. Tidak ada toleransi sedikit pun untuk menambah-nambahi atau mengurang-ngurangi ajaran agama yang dituntunkan oleh Rosul. Semua sudah jelas, semua sudah ada tuntunannya. Bacaan sholat sudah diajarkan Rosul dengan bahasa Arab, bukan berarti kita boleh mengubah "Sakarep e dewe" dengan bahasa Indonesia. Tidak hanya sholat, termasuk doa, dzikir, puasa, dan apa saja yg berhubungan dengan ibadah kepada Allah, semua sudah dituntunkan oleh Rosul.

“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’am: 153)

Silahkan gosok gigi dengan odol dan sikat gigi..
Silahkan berkendara dengan motor atau mobil..
Silahkan gunakan facebook dengan bermanfaat..
Apa yang kita lakukan yang tidak berhubungan dengan Ibadah kepada Allah itu BUKAN Bid'ah. Selama tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah silahkan lakukan hal sesuka hati Anda. Tapi perlu ditinjau kembali apa yg kita lakukan itu banyak manfaatnya bukan mudhorotnya bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga orang lain. Jangan sampai kita mendapat manfaat namun orang lain mendapat mudhorotnya. Waallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar