Laman

Senin, 27 April 2020

*3 (tiga) Tingkatan Puasa dalam Pandangan Imam Al Ghazali*

_Assalamualaikum wr.wb_
Sahabatku rahimakumullah,
Dengan membaca tulisan Al Ghazali dalam _Al Ihya (Ihya Ulumuddin)_ di bawah ini, kita akan dapat mengukur level tingkatan apa sih puasa yang kita lakukan? Apakah Puasa Para Nabi, Puasa orang2 saleh atau yang lain?
_Sahabatku,_
Dalam pandangan Ulama besar, Guru Sufi, Hujjattul Islam, Imam Al Ghazali (1058 M – 1111 M), sesungguhnya ada 3 (tiga) tingkatan puasa :
*1. Tingkatan Awam (biasa);*
Puasa dalam tingkatan biasa, maksudnya adalah menahan diri terhadap makan, minum dan hubungan biologis antara suami istri dalam jangka waktu tertentu. Puasa dalam tingkatan ini adalah puasa kebanyakan dari kita.
*2. Tingkatan khusus*
Puasa dalam tingkatan khusus, maksudnya adalah menjaga telinga, mata, lidah, tangan serta kaki dan juga anggota badan lainnya dari berbuat dosa. Puasa dalam tingkatan ini hanya bisa dicapai oleh orang2 yang saleh.
*3. Tingkatan sangat khusus*
Sedang puasa dalam tingkatan yang sangat khusus, maksudnya adalah puasa hati dengan mencegahnya dari memikirkan perkara perkara yang hina dan duniawi, yang ada hanyalah mengingat Allah swt. dan akhirat. Dalam Jenis puasa sangat khusus ini, maka akan dianggap batal puasa kita apabila sampai mengingat perkara perkara duniawi selain Allah dan tidak untuk akhirat.
Menurut Al Ghazali, Puasa yang dilakukan dengan mengingat perkara perkara duniawi adalah batal, kecuali mendorong ke arah pemahaman agama, karena ini merupakan tanda ingat pada akhirat, dan tidak termasuk pada yang bersifat duniawi. Mereka yang masuk ke dalam tingkatan puasa sangat khusus akan merasa berdosa bila hari-harinya hanya terisi dengan hal hal yang dapat membatalkan puasa. Rasa berdosa ini bermula dari rasa takyakin terhadap karunia serta janji Allah swt. untuk mencukupkan (dengan) rezeki Nya.
Untuk tingkatan ketiga ini adalah milik atau hanya dapat dicapai oleh para Nabi dan Rasul, para wali Allah dan mereka yang selalu berupaya mendekatkan diri kepada Nya. Tidaklah cukup dilukiskan dengan kata-kata, karena hal tersebut telah menjadi nyata dalam tindakan (aksi). Tujuan mereka hanyalah semata mata mengabdi (berdedikasi) kepada Allah swt, mengabaikan segala sesuatu selain Dia. Terkait dengan makna firman Allah swt, *"Katakanlah, Allah! Kemudian biarkanlah mereka bermain main dalam kesesatannya.”* (QS. 6: 91).
Pada tulisan yg akan datang insya Allah akan saya coba uraikan syarat2 lahir dan batin puasa khusus.
_Sahabatku,_
Sebagai muslim, setiap tahun kita pasti menjalankan ibadah puasa Ramadhan
_Pertanyaannya, sudah di level manakah puasa kita?_
Jangan pesimis. Upaya Imam Al-Ghazali mengklasifikasi orang berpuasa ke dalam tiga level tersebut, tak lain tujuannya adalah agar kita yang setiap tahun berpuasa Ramadhan bisa menapaki tangga yang lebih tinggi dalam kualitas ibadah puasanya. Semoga yah. Aamiin
Semangat pagi, semangat menjalanlan ibadah Ramadhan, tetap semangat 💪💪n tetap jaga stamina, jaga kebersihan dan jaga jarak.😍 serta mohonlah kepada Allah Ta'ala agar berkah Ramadhan ini badai Covid-19 ini segera berlalu dan kita segera bisa beraktivitas normal kembali.
_Allahumma shalii ala (Sayyidina) Muhammad wa ala ali (Sayyidina) Muhammad_
_Baraka Allah fikum. Aamiin YRA_
_Wassalam_, Sahabatmu🙏🙏

Tidak ada komentar:

Posting Komentar