Laman

Rabu, 22 Maret 2023

Thariqah Penjelasan Muraqabah 20 dalam Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah


 

Syekh Ahmad Khatib Syambas ibnu Abdul Ghaffar Ra. pendiri  Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah dalam kitab Fathul Arifin mengatakan bahwa muraqabah itu ada 20, yaitu

1. Muraqabah Ahadiyah

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat, merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi dalam Zat, Sifat dan Af’al-Nya, serta mengingat Sifat 20 yang wajib bagi Allah beserta sifat Muhal bagi-Nya. Adapun kegunaan dari muraqabah ini adalah berharap akan memperoleh anugerah keutamaan Allah dari arah yang enam (atas, bawah, depan, belakang, kanan dan kiri) dari sifat Jaiz Allah Swt. Dalil dari Muraqabah Ahadiyah adalah,

قُلْ هُوَاللهُ اَحَدٌ

“Katakanlah sesungguhnya Allah itu adalah Zat yang Maha Esa”. (Qs. Al Ikhlas [112]: 1)

2. Muraqabah Ma’iyyah

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat, merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi akan besertanya Allah Swt. di dalam setiap bagian-bagian dalam diri kita yang bersifat maknawi (tidak bias dilihat adanya beserta Allah Swt. dalam diri kita). Kegunaan dari Muraqabah Ma’iyyah adalah berharap akan memperoleh anugerah keutamaan Allah dari arah yang enam (atas, bawah, depan, belakang, kanan dan kiri) dari sifat Jaiz Allah Swt. Adapun dalilnya adalah,

وَهُوَمَعَكُمْ اَيْنَماَ كُنْتُمْ

“Allah secara maknawi itu bersama, dimanapun kalian berada.” (Qs. Al-Hadid [57]: 4)

3. Muraqabah Aqrabiyyah

Yaitu, mengawasi sesungguhnya Allah Swt. itu lebih dekat kepada kita dibandingkan pendengaran kuping kita, penglihatan mata kita, penciuman hidung kita, perasa lidah kita, dan pikiran hati kita. Dalam arti Allah itu lebih dekat dibandingkan dengan seluruh anggota tubuh kita yang bersifat maknawi. Kita memikirkan semua makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt, seperti manusia dan hewan yang berada di atas bumi, yang terbang di awang-awang, semua makhluk yang berada didalam laut. Mengingat alam yang berada di atas, seperti langit lapis tujuh beserta isi-isinya (bulan, matahari, bintang, mega, dan lain-lain), alam yang berada di bawah, seperti bumi yang lapis tujuh beserta isi-isinya (lautan, gunung, pepohonan, daun-daunan, tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam, dan lain-lain). Dalilnya adalah,

وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

“Aku (Allah) itu lebih dekat terhadap hamba-hamba-Ku dibandingkan dengan urat leher manusia.” (Qs. Qaaf [50]:16)

Kegunaan dari Muraqabah Aqrabiyyah adalah mengharapkan anugerah Allah kepada halus-halusnya otak yang berhubungan dengan lathaif yang lima yang berada di dalam dada yang dinamakan ‘Alam al-Amri. ‘Alam al-Amri adalah lokasi ijazahnya guru kepada murid. Adapun lafazijazahnya adalah:

اَلْبَسْتُكَ خِـرْقَةَ الْفَقِـيْرِيَّةِ الصُّوْفِـيَّةِ وَاَجَزْتُكَ

اِجاَزَةً مُطْلَـقَةً لِلْاِرْشَادِ والْاِجَازَةِ وَجَعَلْتُكَ خَلِيْفَةً

“Aku pakaikan pakaian yang hina yang murni, dan aku ijazahkan kepadamu secara mutlak untuk dijadikan petunjuk dan ijazah dan kau kujadikan khalifah (pengganti).”

Kemudian si murid menjawab:

قَبِلْتُ وَرَضِيْتُ عَلَى ذلِكَ

“Saya menerima, ridla atas ijazahnya guru kepadaku.”

Maka murid sudah menjadi khalifah kecil. Inilah akhir dari wilayah shughra (wilayah kecil) dan permulaan wilayah kubra (wilayah besar).

4. Muraqabah al-Mahabbah fi al-Daerah al-Ula

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat, merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi akan kecintaan Allah Swt. kepada kita makhluk-Nya yang beriman dengan menganugerahkan ridla dan pahala kepadanya, dan kecintaan kita sebagai makhluk-Nya yang beriman kepada Allah dengan bersungguh-sungguh dalam beribadah mendekatkan diri kepada-Nya di dalam maqam yang pertama, serta mengingat asmaul husna yang berjumlah 99, mengingat kepada keabadian Allah yang tidak berujung.

Kegunaan Muraqabah al-Mahabbah fi al-Daerah al-Ula adalah mengharapkan anugerah Allah kepada lathaif nafs (halusnya otak yang terletak di tengah-tengahnya kedua belah mata dan kedua belah alis).

5. Muraqabah al-Mahabbah fi al-Daerah al-Tsaniyyah

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat, merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi akan kecintaan Allah Swt. kepada kita makhluk-Nya yang beriman dengan menganugerahkan ridla dan pahala kepadanya, dan kecintaan kita sebagai makhluk-Nya yang beriman kepada Allah dengan bersungguh-sungguh dalam beribadah mendekatkan diri kepada-Nya di dalam maqam yang kedua, serta mengingat-ingat Sifat Allah yang ma’ani dan ma’nawiyyah.

Manfaat Muraqabah al-Mahabbah fi al-Daerah al-Tsaniyyah adalah berharap akan anugerah Allah kepada lathaif nafs.

6. Muraqabah al-Mahabbah fi al-Daerah al-Qausi

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat, merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi akan kecintaan Allah Swt. kepada kita makhluk-Nya yang beriman dengan menganugerahkan ridla dan pahala kepadanya, dan kecintaan kita makhluk-Nya yang beriman kepada Allah dengan bersungguh-sungguh dalam beribadah mendekatkan diri kepada-Nya di dalam maqam yang lebih dekat yang dipribahasakan dengan kadar se-bendera (isyarat kepada hal yang dekat sekali).

Kegunaan Muraqabah al-Mahabbah fi al-Daerah al-Tsaniyyah adalah berharap akan anugerah Allah kepada lathaif nafs. Dalilnya ketiga muraqabah diatas adalah,

يُحِبُّنَهُمْ وَيُحِبُّوْ نَهُ

“Allah mencintai orang-orang yang beriman kepada-Nya, dan mereka juga mencinta Allah Swt.” (Qs. Al Maidah [5]:54)

7. Muraqabah Wilayah al-‘Ulya

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang menjadikan wilayah Malaikat as. Dalilnya,

هُوَالْأَوَّلُ وَالْأَخِـرُوَالظَّـاهِرُوَالْبَاطِنُ

“Allah itu Zat Yang terdahulu tanpa awal, Zat Yang Akhir tanpa ada ujungnya, Zat yang zahir pekerjaannya, dan Zat yang bersifat maknawi.” (Qs. Al Hadid [52]: 3)

Firman Allah SWT,

اِنَّ الَّذِيْنَ عِنْدَ رَبِّكَ لاَيَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُوْنَهُ وَلَهُ يَسْجُدُوْنَ

“Sesungguhnya Semua Malaikat yang ada disamping Tuhanmu itu tidak mau menyombongkan diri dari beribadah kepada Tuhanmu. Mereka membaca tasbih dan sujud kepada Allah.” (Qs. Al A’raf [7]:206 )

Oleh sebab itu hendaklah kalian meniru sifat-sifat Malaikat di dalam memakai pakaian taqwa atau sifat Malakatnya, sifat mahmudah munjiyat, dan meninggalkan sifat syaithaniyah, nafsiyyah, bahimah-hayawaniyyah dan sifat mazmumat muhlikat.

Manfaat Muraqabah Wilayah al-Ulya adalah unsur tiga yang ada pada manusia yaitu air, api dan angin.

8. Muraqabah Kamalat al-Nubbuwwah

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang menjadikan kesempurnaan sifat kenabian. Dalilnya,

وَلَقَدْفَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّيْنَ عَلَى بَعْضٍ

“Sungguh Aku (Allah) lebih mengutamakan para Nabi mengalahkan kepada sebagian yang lainnya.” (Qs. Al Isra’ [17]: 55)

Manfaat Muraqabah Kamalat al-Nubbuwwah adalah unsur tanah pada manusia.

9. Muraqabah Kamalat al-Risalah

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang menjadikan kesempurnaan sifat para Rasul. Dalilnya,

وَمَااَرْسَلْناكَ اِلاَّرَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ

“Aku (Allah) tidak mengutus kepada Mu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta.” (Qs. Al Anbiya’ [12]: 107)

Dan firman Allah SWT,

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَابَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ

“Aku (Allah) mengutamakan Para Rasul mengalahkan keutamaan yang lainnya.” (Qs. Al Baqarah [2]: 253)

Manfaat Muraqabah Kamalat al-Risalah adalah sifat Wahdaniyyah (lathaif 10 buah)

10. Muraqabah Uli al-‘Azmi

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang menjadikan Rasul dengan title ulil azmi, yaitu Nabi Muhammad saw, Nabi Ibrahim as., Nabi Musa as, Nabi isa as, Nabi Nuh as. Dalilnya,

وَاصْبِرْ كَمـَاصَبَرَاُوْلُوْالْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ

“Sabarlah kalian semua seperti para Rasul yang mempunyai pangkat ulil azmi.” (Qs. Al Ahqaaf [46]: 35)

Manfaat dari Muraqabah Uli al-‘Azmi adalah sifat Wahdaniyyah (lathaif 10 buah)

11. Muraqabah al-Mahabbah fi-Daerah al-Khullah wahiya Haqiqat Ibrahim ‘alaihi al-Salam

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang menjadikan Nabi Ibrahim yang mempunyai pangkat khalilullah (kekasih Allah). Dalilnya,

وَاتَّخَذَاللهُ اِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلاً

“Allah telah menjadikan hakikatnya Nabi Ibrahim as sebagai kekasih.” (Qs. An Nisa’ [4]: 125)

Kegunaan dari Muraqabah al-Mahabbah fi-Daerah al-Khullah wahiya Haqiqat Ibrahim ‘alaihi al-Salam adalah sifat Wahdaniyyah ¬(lathaif 10 buah)

12. Muraqabah Daerah al-Mahabbah al-Shirfah wahiya haqiqat Musa ‘Alaihi al-Salam

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang memberikan kasih sayang kepada Nabi Musa as yang mempunyai gelar Kalimullah. Dalilnya,

وَاَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي

“Aku Telah melimpahkan kepadamu (Musa) kasih sayang yang datang dari- Ku.” (Qs. Thaaha [20]:39)

Kegunaan dari Muraqabah Daerah al-Mahabbah al-Shirfah wahiya haqiqat Musa ‘Alaihi al-Salam adalah Wahdaniyyah ¬(lathaif 10 buah)

13. Muraqabah al-Dzatiyyah al-Mumtazijah bi al-Mahabbah wahiya haqiqat al-Muhammadiyyah

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang menjadikan hakikatnya Nabi Muhammad saw. menjadi kekasih yang utama serta sifat belas asih. Dalilnya,

وَمَا مُحَمَّدٌ اِلاَّ رَسُوْلٌ

“Tidaklah nabi Muhammad itu kecuali sebagai Utusan Allah.” (Qs. Ali Imran [3]: 144)

Kegunaan Muraqabah al-Dzatiyyah bi al-Murabbah wahiya haqiqat al-Muhammadiyyah adalah Wahdaniyyah (lathaif 10 buah).

14. Muraqabah al-Mahbubiyyah al-Shirfah wahiya haqiqat al-Ahmadiyyah

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang menjadikan hakikatnya Nabi Ahmad yang mempunyai sifat yang belas asih dan lembut. Dalilnya,

وَمُبَشِّرًا بِرَسُوْلٍ يَأْتِى مِنْ بَعْدِىْ اِسْمُهُ  اَحْمَدُ

“Bergemberilah wahai Nabi Isa as dengan Rasul yang akan diutus di dalam akhir zaman yang bernama Nabi Ahmad saw.” (QS. Ashshaaf [61]: 6)

Kegunaan Muraqabah al-Mahbubiyyah al-Shirfah wahiya haqiqat al-Ahmadiyyah adalah Wahdaniyyah (lathaif 10 buah).

15. Muraqabah al-Hubbi al-Shirfi

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang mengasihi orang-orang mukmin yang mencintai Allah, para Malaikat, para Rasul, Nabi, Ulama, dan semua saudara-saudara yang beragama satu (Islam). Dalilnya,

وَالَّذِيْن أمَنُوْااَشَدَّ حُبًّا لِلَّهِ

“Sesungguhnya orang yang beriman itu lebih besar kecintaan kepada Allah Swt.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 165)

Kegunaan Muraqabah al-Hubbi al-Shirfi adalah Sifat Wahdaniyyah (lathaif 10 buah).

16. Muraqabah Laa Ta’yin

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang tidak bisa dinyatakan dengan Zat-Nya dan tidak ada makhluk baik itu Malaikat muqarrabin, Para Nabi dan Rasul yang dapat menemukan Zat-Nya. Dalilnya,

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْئٌ وَهُوَالسَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

“Tidak ada sesuatu yang menyamai Allah. Dia adalah Zat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. Asy-Syuraa [42]: 11)

Kegunaan Muraqabah Laa ta’yin adalah Wahdaniyyah (lathaif 10 buah).

17. Muraqabah Haqiqat al-Ka’bah

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang telah menjadikan Ka’bah menjadi tempat sujud para mukmin kepada Allah Swt. Dalilnya,

فَوَلِّ وَجْـهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

“Hadapakanlah dadamu kea rah Ka’bah yang berada di Masjidil Haram.”(Qs. Al Baqarah [2]: 144)

Kegunaan Muraqabah Haqiqat al-Ka’bah adalah Wahdaniyyah (lathaif 10 buah).

18. Muraqabah Haqiqat al-Qur’an

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang menjadikan hakikatnya Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dinilai ibadah membacanya, menjadi dakwah dengan ayat yang paling pendek sekalipun. Dalilinya,

وَاِنْ كُنْتُمْ فِى رَيْبٍ مِمَّانَزَّلْنَا عَلَى عبْدِنَافَأتُوْابِصُوْرَةٍمِنْ مِثْلِهِ

“Jika kalian semua ragu terhadap Al-Qur’an yang telah kami turunkan kepada hambaKu Nabi Muhammad SAW, maka jika kalian mampu buatlah satu surat yang menyamai seperti surat ini.” (Qs. Al Baqarah [2]: 23)

Kegunaan dari muraqabah Haqiqat al-Qur’an adalah Wahdaniyyah (lathaif 10 buah).

19. Muraqabah Haqiqat al-Shalat

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang telah mewajibkan kepada hamba-hambaNya untuk mengerjakan shalat wajib lima waktu, yang mengandung beberapa ucapan dan gerakan, dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan beberapa syarat, rukun, tata caranya, menjauhi beberapa hal yang bias membatalkan shalat, menjaga waktunya, disertai dengan khudu’ dan khusu’. Dalilnya,

اِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتاَباً مَوْقُوْتًا

“Sesungguhnya shalat itu wajib dilaksanakan oleh setiap orang mukmin pada waktu yang telah ditentukan.” (Qs. An Nisa’ [4]: 103)

Kegunaan muraqabah Haqiqat al-Shalat adalah Wahdaniyyah (lathaif 10 buah).

20. Muraqabah Daerah al-Ma’budiyyah al-Shirfah

Yaitu, mengingat Allah Swt. dengan i’tikad yang kuat merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengawasi yang berhak untuk disembah oleh makhluk-Nya dengan tulus ikhlas karena Zat-Nya. Dalilnya,

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ والْاِنْسَانَ اِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ

“Tidak Aku (Allah) jadikan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah tulus ikhlas kepada Allah SWT”. (Qs. At-Thuur [52]: 56)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar