Laman

Kamis, 27 Februari 2014

Allah berfimran : “Aku bersama orang-orang yang patah hati demi Aku.”

Hilangnya kemauanmu dengan kehendak-Nya,
ditandai dengan ketak-pernahan menentukan diri,
ketak-bertujuan,
ketak-butuhan,
karena tak satu
tujuan pun termiliki,
kecuali satu, yaitu Allah.

Maka, kehendak Allah mewujud dalam dirimu,
sehingga kala kehendak-Nya beraksi, maka
pasiflah organ-organ tubuh, hati pun tenang,
pikiran pun cerah, berserilah wajah dan
ruhanimu, dan kau atasi kebutuhan-kebutuhan
bendawi berkat berhubungan dengan Pencipta
segalanya.

Tangan Kekuasaan senantiasa
menggerakkanmu, lidah Keabadian selalu
menyeru namamu, Tuhan Semesta alam
mengajarmu, dan membusananimu dengan nur-
Nya dan busana ruhani, dan menempatkanmu
sejajar dengan para ahli hikmah yang telah
mendahuluimu.

Sesudah ini. Kau selalu berhasil menaklukan diri,
hingga tiada lagi pada dirimu kedirian, bagai
sebuah bejana yang hancur lebur, yang bersih
dari air, atau larutan.

Dan kau terjauhkan dari
segala gerak manusiawi, hingga ruhanimu
menolak segala sesuatu, kecuali kehendak Allah.

Pada maqam ini, keajaiban dan dialami
ternisbahkan kepadamu.

Hal-hal ini tampak
seolah-olah darimu, padahal, sebenarnya, dari
Allah.

Maka, kau diakui sebagai orang yang hatinya
telah tertundukkan, dan kediriannya telah
musnah, maka kau diilhami oleh kehendak Ilahi
dan dambaan-dambaan baru dalam kemaujuda
sehari-hari.

Mengenai mawam ini, Nabi Suci
saw. bersabda : “Tiga hal yang kusenangi dari
dunia – wewangian, wanita, dan shalat – yang
pada mereka tersejukkan mataku.”

Sungguh, hal-
hal dinisbahkan kepadanya, setelah hal-hal itu
sirna darinya, sebagaimana telah kami
isyaratkan.

Allah berfimran : “Aku bersama
orang-orang yang patah hati demi Aku.”

Allah Yang Mahatinggi takkan besertamu, sampai
kedirianmu sirna.

Dan bila kedirianmu telah
sirna, dan kau abaikan segala sesuatu, kecuali
Dia, maka Allah menyegar-bugarkanmu, dan
memberimu kekuatan baru, yang dengan itu, kau
berkehendak. Bila di dalam dirimu masih juga
terdapat noda terkecil pun, maka Allah
meremukkanmu lagi, hingga kau senantiasa patah
hati.

Dengan cara begini Ia terus menciptakan
kemauan baru di dalam dirimu, dan bila kedirian
masih maujud, maka Dia hancurkan lagi, sampai
akhir hayat dan bertemu (liqa) dengan Tuhan.

Inilah makna firman Allah : “Aku bersama orang-
orang yang putus asa demi aku.”

Dan makna
kata : “Kedirian masih maujud” ialah kemasih-
kukuhan dan kemasih-puasan dengan keinginan-
keinginan barumu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar