Laman

Selasa, 15 Juli 2014

- BERMULA IA ITU MENGENAL -


Bermula awal beragama itu wajib mengenal Allah. Dan dengan apa Allah dikenal...?
Dengan tiga perkara dan apa yang tiga perkara itu...?
Tahu akan "TUBUH".
Tahu akan "HATI".
Tahu akan "NYAWA".

Ada berapa pembagian tubuh dan mana bahagiannya itu...?
Tubuh yang kasar.
Tubuh yang halus.
Tubuh yang bathin.
Maksud tubuh itu kepada hati.
Maksud hati itu kepada nyawa.
Maksud nyawa itu kepada Allah.

Kalau memang benar kita ini orang yang menyembah Allah. Berapa jalan menuju kehaderat Allah...?
Ada empat yaitu :
Jalan SYARIAT.
Jalan TARIKAT.
Jalan HAKIKAT.
Jalan MAKRIFAT.
SYARIAT itu pegang syariat tubuh yang kasar.
TARIKAT itu pegang tarikat tubuh yang halus.
HAKIKAT itu pegang hakikat tubuh yang batin.
MAKRIFAT itu pegang makrifat Tuhan Allah yang punya pegang.

SYARIAT itu jatuh kepada kita dan jadi apa dia bagi kita...?
"JADI TUBUH".
TARIKAT itu jatuh kepada kita dan jadi apa dia bagi kita...?
"JADI HATI".
HAKIKAT itu jatuh kepada kita dan jadi apa dia bagi kita...?
"JADI NYAWA".
MAKRIFAT itu jatuh kepada kita dan jadi apa dia bagi kita...?
"JADI RAHSIA".

SYARIAT itu pegang syariat tubuh yang kasar.
Apa bunyi zikirnya...?
"LAA ILAHA ILLALLAH"
TARIKAT itu pegang tarikat tubuh yang halus.
Apa bunyi zikirnya...?
"ALLAH...ALLAH...ALLAH"
HAKIKAT itu pegang hakikat tubuh yang batin.
Apa bunyi zikirnya...?
"HU… ALLAH".

MAKRIFAT itu pegang makrifat Tuhan Allah yang punya pegang.
Apa bunyi zikirnya...?
Tiada bunyi ia... tiada berhuruf... tiada bersuara... Lenyap selenyap-lenyapnya karam sekaram-karamnya…
SYARIAT itu adalah jalan tubuh, tahu keadaan tubuh lahir dan batin. Zahirnya tubuh batin anggota.
TARIKAT itu adalah jalan hati, tempat bergantung baik dan jahat, lahir dan batin. Zahirnya akal batin pengenal kepada Allah.
HAKIKAT itu adalah jalan nyawa, pencari jalan kepada Allah lahir dan batin. Zahirnya angin batinnya Muhammad.
MAKRIFAT itu adalah jalan rahsia, Allah yang punya pegang urusan zahir dan batin. Zahirnya Muhammad batinnya Allah.
SYARIAT itu kalau mati dimana kuburnya...?
"Dapat dibumi yang tak berpijak"
TARIKAT itu kalau mati dimana kuburnya...?
"Dapat dilangit tak berbintang"
HAKIKAT itu kalau mati dimana kuburnya...?
"Dapat diangin yang tak berhembus"
MAKRIFAT itu kalau mati dimana kuburnya...?
"Dapat dilaut yang tak berombak"
MATI SYARIAT itu mati TABI’I namanya.
MATI TARIKAT itu mati MAKNAWI namanya.
MATI HAKIKAT itu mati SURI namanya.
MATI MAKRIFAT itu mati HISI namanya.
Bila "IKHLAS" mengamalkan salah satu zikir dalam mata Tarikat maka Allah akan memberi "RASA" yang empat.

1- Dapat dia merasakan MATI TABI’I yaitu mati panca indra yang lima, seluruh anggota tubuhnya secara lahir dan batin telah menyatakan kalimat 'Allah..Allah..Allah' dan suara alam ini seolah berzikir-zikir dan terdengar sama mengucapkan kalimat 'Allah..Allah..Allah' berzikir dengan sendirinya hingga yang tinggal hanyalah rasa rindu terhadap Allah. Orang yang telah merasakan mati Tabi’i itulah orang yang telah sampai dengan Rahmat Allah pada maqam Tajalli Af’alullah nyata perbuatan Allah.

2- Dapat dia merasakan MATI MAKNAWI yaitu merasakan dirinya lahir dan batin telah hilang dan seluruh alam ini telah lenyap semuanya yang ada hanyalah kalimat Allah... Allah semata-mata dimanapun dia memandang kalimat Allah yang ditulis dengan Nur Muhammad. Orang yang telah merasakan mati maknawi itulah orang yang telah sampai dengan rahmat Allah pada Asma Allah atau biasa disebut Tajalli Asma nyata nama Allah dengan yang punya nama tidak terpisahkan sedikitpun. Dengan nama Allah yang tidak memberi mudarat, binasa dilangit dan dibumi dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
.
3- Dapat dia merasakan MATI SURI yaitu didalam perasaan orang itu telah lenyap segala warna-warni yang ada hanya Nur semata-mata yakni Nurullah, Nur Zatullah. Nur Sifatullah, Nur Asma Allah, Nur Af’alullah, Nur ‘Ala Nur.
Inilah orang yang telah diberi pelita oleh Allah untuk meluruskan jalannya. Orang yang telah merasakan mati suri itulah orang yang telah sampai dengan Rahmat Allah pada mendapat Tajalli Nurrul Haq.

4- Dapat dia merasakan MATI HISSI yaitu dalam perasaannya telah lenyap sirna kalimat Allah dan telah lenyap sirna pula seluruh sekelian alam ini secara lahir dan batin telah lenyap sirna pula Nur yang tadinya terang benderang yang ada dan dirasakannya adalah Zat Allah semata-mata bahkan dirinya sendiripun dirasakannya hilang musnah sirna, dia telah dibunuh oleh Allah dan Dialah sebagai galang gantinya (ini hanya ungkapan kpd membawa faham)

Sebagaimana Firman Allah didalam Hadis Qudsi:
"Bahwasanya hamba-Ku, apabila AKU telah kasih, AKU bunuh dia, lalu apabila telah AKU bunuh. Maka AKUlah sebagai gantinya."
Maka langkahnya seolah-olah langkah Allah. Pendengarannya, pendengaran Allah Penglihatannya, penglihatan Allah. Geraknya kehendak Allah. Perbuatannya, perbuatan Allah.
Orang yang telah mendapat mati Hisi dia akan melihat Allah dalam perasaannya.
"Dan kepunyaan Allah Timur dan Barat. Maka kemana juapun kamu menghadap, disana ada wajah Allah; Sesungguhnya Allah adalah Maha Luas, lagi Maha Mengetahui:"
Surah Al-Baqarah ayat ke 115.
"Dan demikianlah, telah Kami jadikan kamu suatu ummat yang ditengah, supaya kamu menjadi saksi-saksi atas manusia, dan adalah Rasul menjadi saksi (pula) atas kamu. Dan tidaklah Kami jadikan kiblat yang telah ada engkau atasnya, melainkan supaya Kami ketahui siapa yang mengikut Rasul dari siapa yang berpaling atas dua tumitnya. Dan memanglah berat itu kecuali atas orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan tidaklah Allah akan menyia-nyiakan iman kamu. Sesungguhnya Allah terhadap manusia adalah Penyantun lagi Penyayang."
Surah Al-Baqarah ayat ke 143.
"Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; dan Yang Zahir serta Yang Batin; dan Dialah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu."
Surah Al-Hadiid ayat ke 3.
Orang yang telah merasakan mati Hisi itulah orang yang telah sampai dengan Rahmat Allah pada Tajalli Zat.
Maka teramat penting dari sebelum bertarikat itu berilmu usuluddin terlebih dahulu kerana jika tiada tapak bagaimana mendirikan tegak tiang tauhidan yang benar lagi pertambatan dengan syariat.
Wallahualam bishshawab.
Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar