Laman

Sabtu, 15 Agustus 2015

Pentingnya seorang Guru

“Barang siapa yang menuntut ilmu tanpa bimbingan Syekh (Guru Mursyid) maka wajib setan Gurunya” (Abu Yazid al-Bisthami).
Ucapan tokoh besar sufi diatas di khususkan untuk yang berhubungan dengan kerohanian, mistik dimana jika kita belajar tanpa ilmu maka setan akan mudah menyusup dalam setiap ilmu yang kita pelajari. Tidak ada Guru menyebabkan tidak ada yang menegur, membimbing dan mengarahkan agar kita agar tetap berada di jalan yang benar.
Betapa banyak orang menerima ilmu gaib dari sumber-sumber yang tidak jelas, baik Guru maupun asal ilmu. Ada orang menerima ilmu sakti dari mimpi, didatangi sosok yang mengaku sebagai wali Allah kemudian diajarkan ilmu tertentu dan biasanya berupa ayat-ayat yang harus diamalkan, kemudian dia menjadi sakti.
Kesaktian yang diperolehnya tersebut kemudian dibungkus dengan ibadah-ibadah, penampilan yang shaleh, untuk memikat banyak orang agar mau mengikuti jalannya yang keliru. Lebih parah lagi, dia tidak menyadari kalau yang diamalkan itu berasal dari setan.
Ada juga orang yang pengetahuan agamanya luas, karena ingin Nampak ‘keramat”, hebat dan disegani orang, kemudian dia mencari ilmu gaib dari sumber-sumber yang dilarang oleh agama. Bertapa di gunung atau menyendiri di pinggir laut sehingga kemudian dia menjadi orang sakti mandraguna.
Setan sangat mudah memperdaya manusia dengan menawarkan kehebatan-kehebatan karena sifat dasar manusia ingin selalu hebat dan lebih dari yang lain. Setan membuat jebakan-jebakan gaib yang diawalnya Nampak benar tapi akhirnya membawa kita kepada kesesatan.
Manusia suka cepat, instan, tidak perlu bersusah payah langsung ingin dapat hasil. Karena itu setan menawarkan bukan yang instan juga, tidak perlu bersusah payah zikir di tarekat tapi langsung menawarkan kepada makrifat. Makrifat yang instan itu perlu dipertanyakan kebenarannya. Jangan anda silap, Iblis sebagai mantab malaikat bukan hanya bisa keluar masuk surga tapi bahkan dia bisa mengcopy paste bentuk surga dan kemudian menawarkan kepada manusia.
Ada yang memperoleh kesaktian dari amalan-amalan ayat-ayat Al-Qur’an, seperti mengamalkan Ayat Kursi dan lain-lain. Apakah kehebatan yang dia peroleh tersebut murni? Atau kekuatan yang diperolehnya melalui setan?
Disinilah pentingnya kita mempunyai Guru Pembimbing, yang sudah mencapai tahap Makrifatullah, seorang Guru yang Arifbillah, sudah sangat berpengalaman melewati jalan kepada Tuhan sehingga bisa memberikan kepada kita pentunjuk agar bisa selamat sampai ke tujuan. Tidak cukup hanya dengan mambaca AL-Qur’an dan menghapal hadist serta memiliki kecerdasan untuk bisa berkenalan dengan Allah SWT. Untuk membuktikan bahwa Allah ada diperlukan dalil Aqli (Akal) dan Dalil Naqli (Ayat-ayat) akan tetapi untuk bisa sampai kehadirat-Nya tidak cukup hanya dengan dalil, anda memerlukan pembimbing rohani yang akan membimbing anda agar sampai kehadirat-Nya.
Itulah sebabnya kenapa orang yang hanya belajar dari bacaan akan memperoleh hasil berupa bacaan pula. Sementara orang yang belajar dari seorang Guru yang Ahli akan memperoleh hasil yang berwujud, sesuai dengan apa yang telah dijanjikan Allah di dalam Al-Qur’an.
Jangankan ilmu berkomunikasi dengan Allah, ilmu makrifatullah yang sangat halus dan tak terhingga hebatnya, ilmu biasapun anda harus mempunyai Guru yang ahli. Anda bisa mempelajari ilmu ekonomi dari bacaan akan tetapi anda tidak akan bisa menjadi seorang sarjana ekonomi hanya dengan membaca. Anda memerlukan Guru (Dosen) yang akan membimbing, menguji, sehingga anda diakui sebagai seorang Sarjana. Begitu juga dengan ilmu kedokteran, anda bisa memperoleh ilmu-ilmu tentang kedokteran dengan cara membaca buku-buku yang diajarkan di fakultas kedokteran, akan tetapi anda tidak akan pernah bisa menjadi dokter atau diakui sebagai dokter jika anda tidak mempunyai Guru (dosen) yang akan membimbing dan menguji anda. Kalau anda memaksakan diri menjadi dokter (tanpa menuntut ilmu dari yang ahli) maka anda akan menjadi dokter gadungan yang akan menyusahkan banyak orang.
Orang yang mengatakan bisa makrifatullah (mengenal Allah) hanya dengan membaca saja dan kemudian mengingkari posisi penting Guru Mursyid tidak lain karena kesombongannya semata. Memang anda akan mengetahui banyak ilmu tentang ayat-ayat, dalil-dalil, teori-teori akan tetapi anda tidak akan bisa memperoleh “rasa” bertuhan hanya dengan sekedar membaca.
Guru Mursyid yang akan membimbing anda adalah orang yang telah memperoleh pengakuan dari Guru sebelumnya, dan Guru sebelumnya telah memperoleh juga pengakuan dari Guru sebelumnya, secara sambung menyambung sampai kepada Rasulullah SAW. Hakikatnya, Rasulullah SAW lah atas izin Allah yang memberikan ijazah kepada Guru Mursyid untuk mengajar para murid-muridnya diseluruh dunia agar bisa mengenal Allah dengan sebenar kenal sebagaimana Rasulullah membimbing ummat di zaman ketika Beliau masih hidup.
Terakhir, anda bisa mengetahui tentang riwayat hidup Rasulullah SAW dengan membaca hadist-hadist dan sejarah hidup Beliau yang banyak ditulis oleh para ahli, akan tetapi untuk bisa berhampiran, akrab dan mesra dengan Rasulullah, rohani anda harus ada yang menuntun berhampiran dengan rohani Rasulullah yang hidup disisi Allah, sehingga setiap saat Rasul begitu dekat dengan anda, mengisi hidup anda dan selalu dihati anda walaupun jarak antara kita dengan Rasulullah dipisah berabad-abad.
Demikian!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar